Bentuk non-
megaloblastik
Anemia pada penyakit hati
kronik
Tabel 1.2 Klasifikasi anemia berdasarkan morfologi dan etiologi[1] (Miringkan gadget
anda untuk melihat tabel ini)
2. Gangguan pematangan
Pada keadaan anemia jenis ini biasanya ditemukan kadar retikulosit yang “rendah”,
gangguan morfologi sel (makrositik atau mikrositik), dan indeks eritrosit yang
abnormal. Gangguan pematangan dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu:
a. Gangguan pematangan inti
Pada keadaan ini biasanya ditmukan kelainan morfologi berupa makrositik.
Penyebab dari gangguan pematangan inti adalah defisiensi asam folat, defisiensi
vitamin B12, obat-obatan yang mempengaruhi metabolisme DNA (seperti
metotreksat, alkylating agent), dan myelodisplasia. Alkohol juga dapat
menyebabkan gangguan pematangan inti, namun keadaan ini lebih disebabkan oleh
defisiensi asam folat.
b. Gangguan pematangan sitoplasma
Pada keadaan ini biasanya ditmukan kelainan morfologi berupa mikrositik dan
hipokromik. Penyebab dari gangguan pematangan sitoplasma adalah defisiensi besi
yang berat, gangguan sintesa globin (misalnya pada thalasemia), dan gangguan
sintesa heme (misalnya pada anemia sideroblastik)
Manifestasi Klinis
Nilai rujukan :
Dewasa : 80 - 100 fL (baca femtoliter)
Bayi baru lahir : 98 - 122 fL
Anak usia 1-3 tahun : 73 - 101 fL
Anak usia 4-5 tahun : 72 - 88 fL
Anak usia 6-10 tahun : 69 - 93 fL
Masalah klinis :
Penurunan nilai : anemia mikrositik, anemia defisiensi besi (ADB), malignansi, artritis
reumatoid, hemoglobinopati (talasemia, anemia sel sabit, hemoglobin C), keracunan
timbal, radiasi.
Peningkatan nilai : anemia makrositik, aplastik, hemolitik, pernisiosa; penyakit hati
kronis; hipotiroidisme (miksedema); pengaruh obat (defisiensi vit B12, antikonvulsan,
antimetabolik)
Nilai rujukan :
Dewasa : 26 - 34 pg (baca pikogram)
Bayi baru lahir : 33 - 41 pg
Anak usia 1-5 tahun : 23 - 31 pg
Anak usia 6-10 tahun : 22 - 34 pg
MCH dijumpai meningkat pada anemia makrositik-normokromik atau sferositosis, dan
menurun pada anemia mikrositik-normokromik atau anemia mikrositik-hipokromik.
Ht 35% : 1,5
Ht 25% : 2,0
Ht 15% : 2,5
Keterangan:
RI < 2-2,5% : produksi atau pematangan eritrosit yang tidak adekuat
RI > 2,5% : penghancuran eritrosit yang berlebihan
Penatalaksanaan
Tujuan
a. Mengurangi gejala yang dialami pasien dan meningkatkan produktivitas serta
kualitas hidup
b. Memperbaiki etiologi yang menjadi dasar terjadinya anemia (mengembalikan
substrat yang dibutuhkan dalam produksi eritrosit)
c. Mencegah kekambuhan anemia
d. Mencegah kematian (pada perdarahan hebat)
Terapi Non-Medikamentosa
Mencukupkan asupan nutrisi Fe, asam folat, dan vitamin B12. Misalnya dari
sayur-sayuran hijau, ikan laut, dan unggas.
Pembahasan penatalaksanaan anemia akan lebih lanjut berdasarkan jenis
anemia karena terapi seringkali berbeda dan spesifik.
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo, Aru W., Bambang Setiohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, Siti
Setiati. “Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Jilid II, Edisi IV.” Hal: 622-658. Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta: Juni 2006.