Kelompok 5
1. Definisi Anemia
Anemia adalah kondisi berkurangnya sel darah merah atau yang biasa disebut
dengan eritrosit dalam sirkulasi darah atau hemoglobin sehingga tidak mampu
memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen ke seluruh jaringan (Astuti &
Ertiana, 2018).
Anemia didefinisikan suatu keadaan kadar hemoglobin di dalam darah lebih
rendah dari rentang normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin. (Adriani &
Wijatmadi, 2016).
Anemia merupakan istilah yang menunjukkan rendahnya sel darah merah dan
kadar hematocrit di bawah nilai normal. Anemia bukan merupakan penyakit
tetapi merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi
tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah
hemoglobin sebagai mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Wijaya
&
Putri, 2013).
Menurut wikipwdia, anemia adalah suatu keadaan saat jumlah sel darah merah
atau jumlah hempglobin (protein pembawqa oksigen) dalam sel darah merah
bedada di bawah normal. sel darah merah mengandung hemoglobin yang
mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh.
2. Klasifikasi Anemia
Berdasarkan faktor morfologik SDM dan indeksnya, antara lain (Wijaya &
Putri, 2013).
1) . Anemia Makroskopik atau Normositik Makrositik Memiliki SDM
lebih besar dari normal (MCV>100) tetapi normokromik konsentrasi
hemoglobin normal (MCHC normal). Keadaan ini disebabkan
terganggunya atau terhentinya sitesis asam deoksibonukleat (DNA)
yang ditemukan pada defisiensi B12, asam folat, dan pada pasien yang
mengalami kemoterapi kanker disebabkan agen-agen menggangu
sintesis DNA. 5 a. Anemia yang Megaloblastic berkaitan dengan
kekurangan dari vitamin B12 dan asam folic tidak cukup atau
penyerapan yang tidak mencukupi, kekurangan folate secara normal
tidak menghasilkan gejala jika B12 cukup. Anemia megaloblastic
merupakan penyebab paling umum anemia macroytic.
b. Anemia pernisiosa merupakan suatu kondisi autoimmune yang
melawan sel parietal dari perut. Sel parietal menghasilkan faktor
intrinsic, diperlukan dalam menyerap vitamin B12 dari makanan.
Penghancuran dari sel parietal menyebabkan kematian faktor intrinsic
dan tidak dapat menyerap vitamin B12.).
2). Gejala khas masing-masing anemia Gejala khas menjadi ciri dari
masingmasing jenis anemia adalah: a. Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi
papil lidah, stomatitis angularis b. Anemia defisiensi asam folat: lidah merah
c.
Anemia hemolitik: icterus dan hepatosplenomegaly d. Anemia aplastic:
pendarahan kulit atau mukosa dan tanda infeksi.
4. Etiologi Anemia
Jenis anemia berdasarkan penyebabnya yaitu (Wijaya & Putri, 2013) 1.
Anemia pasca pendarahan Terjadi akibat pendarahan massif seperti
kecelakaan, operasi dan persalinan dengan pendarahan 7 2. Anemia defisiensi
Terjadi karena kekurangan bahan baku pembuat sel darah Hasil Penelitian di
bagian Ilmu Kesehatan Anak penyebab anemia defisiensi besi menurut umur
adalah:
1). Bayi di bawah umur 1 tahun
Persediaan besi kurang karena berat badan lahir rendah atau lahir kembar
2) Anak berumur 1-2 tahun,
Masukan besi yang kurang karena tidak mendapat makanan tambahan,
Kebutuhan meningkat akibat infeksi berulang,
Malabsorbsi,
Kehilangan darah berlebihan akibat pendarahan karena infeksi parasite dan
diverticulum meckeli
3) Anak berumur 2-5 tahun,
Masukan besi kurang karena jenis makanan,
Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang,
Kehilangan darah berlebihan akibat pendarahan karena infeksi parasite dan
diverticulum meckeli
5. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau
kehilangan sel darah merah secara berlebihan. Kegagalan sumsum tulang
dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, invasi tumor atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
pendarahan destruksi, dapat mengakibatkan defek sel merah yang tidak sesuai
dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah
merah. Pecah atau rusaknya sel darah merah terjadi terutama dalam hati dan
limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran
darah. Setiap kenaikan destruksi sel merah atau hemolisis segera direfleksikan
dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal kurang lebih 1
mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sklera). Apabila sel
darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma hemoglobinemia.
Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma
(Protein pengikat hemoglobin yang terlepas dari sel darah merah yang telah
rusak) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam
glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria). Anemia pada pasien
disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah
yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar menghitung
retikulosit dalam sirkulasi darah, derajat proliferasi sel darah merah muda
dalam sumsum tulang dan cara pematanganya, seperti yang terlihat dalam
biopsy dan ada tidaknya hyperbilirubinemia dan hemoglobinemia. 10 Anemia
defisiensi zat besi adalah anemia yang paling sering menyerang anak-anak,
bayi cukup bulan yang lahir dari ibu nonanemik dan bergizi baik, memiliki
cukup persediaa zat besi sampai berat badan lahirnya menjadi dua kali lipat
pada umumnya saat berusia 46 bulan. Sesudah itu zat besi harus tersedia
dalam makanan untuk memenuhi kebutuhan anak. Jika asupan zat besi dari
makanan tidak mencukupi maka terjadi anemia defisiensi zat besi. Hal ini
paling sering terjadi karena pengenalan makanan padat yang terlalu dini
(sebelum usia 4-6 bulan) dihentikannya susu formula bayi yang mengandung
zat besi atau ASI sebelum usia 1 tahun dan minum susu sapi berlebihan tanpa
tambahan makanan pada kaya besi. Bayi yang tidak cukup bulan, bayi dengan
perdarahan perinatal berlebihan atau bayi dari ibu yang kurang gizi dan
kurang zat besi juga tidak memiliki cadangan zat besi yang adekuat. Bayi ini
berisiko lebih tinggi menderita anemia defisiensi besi sebelum berusia 6
bulan. Anemia defisiensi zat besi dapat juga terjadi karena kehilangan darah
yang kronik. Pada Bayi terjadi karena perdarahan usus kronik yang
disebabkan oleh protein dalam susu sapi yang tidak tahan panas. Pada anak
sembarang umur kehilangan darah sebanyak 1-7 ml dari saluran cerna setiap
hari menyebabkan anemia defisiensi zat besi. Pada remaja putri anemia
defisiensi zat besi juga dapat terjadi karena menstruasi yang berlebihan.
Anemia aplastik diakibatkan karena rusaknya sumsum tulang. Gangguannya
berupa berkurangnya sel darah dalam darah tepi sebagai akibat terhentinya
pembentukan sel hemopoetik (sel-sel sumsum tulang yang memproduksi sel
darah merah, sel darah putih, dan kepingan darah) dalam sumsum tulang.
Aplasia dapat terjadi hanya pada satu, dua atau ketiga sistem hemopoetik
(eritropoetik, granulopoetik dan trombopoetik). Aplasia hanya mengenai
sistem eritropoetik disebut eritroblastopenia (anemia hipoplastik). Aplasia
mengenai sistem granulopoetik disebut agranulosistosis (Penyakit Schultz),
dan aplasia mengenai sistem 11 trombopoetik disebut amegakariositik
trombositopenik (ATP). Bila mengenai ketiga-tiga sistem disebut
panmieloptisis atau lazimnya disebut anemia aplastik. Kekurangan asam folat
akan mengakibatkan anemia megaloblastik. Asam folat merupakan bahan
esensial untuk sintesis DNA (Desoxyri bonucleic acid) dan RNA (Ribonucleid
acid), yang penting sekali untuk metabolisme inti sel dan pematangan sel.
4). Anemia Aplastik Anemia aplastic biasanya khas dan bertahap ditandai oleh
kelemahan, pucat, sesak nafas pada saat latihan. Hasil laboratorium biasanya
ditemukan pansitopenia, sel darah merah normositik dan normokromik artinya
ukuran dan warnanya normal, pendarahan abnormal akibat trombositopenia.
7. Data Penunjang
Pemeriksaan laboratorium adalah penunjang diagnostic dalam menentukan
diagnosa anemia. Pemeriksaan ini terdiri dari beberapa pemeriksaan yaitu:
1) Pemeriksaan penyaring (sceening test)
2) Pemeriksaan darah seri anemia
3) Pemeriksaan sumsum tulang
4) Pemeriksaan khusus a. Pemeriksaan Penyaring Pemeriksaan penyaring
pada anemia terdiri dari pengukuran kadar hemoglobin, hapusan darah tepi,
indeks eritrosit. Dari pemeriksaan ini dapat dipastikan adanya anemia serta
jenis morfologik anemia, dan sangat berguna untuk menentukan diagnosis
lebih lanjut. b. Pemeriksaan darah seri anemia Pemeriksaan darah seri
anemia terdiri dari hitungan trombosit, leukosit, laju endap darah dan
hitungan retikulosit. Automatic hematology analyzer yang dapat
memberikan presisi hasil lebih baik. 15 c. Pemeriksaan sumsum tulang
Pemeriksaan sumsung tulang memberikan informasi mengenai keadaan
sistem hematopoiesis. Pemeriksaan ini dibutuhkan untuk menentukan
diagnosis definitif pada beberapa jenis anemia. Pemeriksaan sumsung
tulang diperlukan untuk diagnosis anemia aplastic, anemia megaloblastic
serta kelainan hematologic. d. Pemeriksaan khusus Pemeriksaan ini hanya
dikerjakan atas indikasi khusus, seperti pada: a) Anemia defisiensi besi:
serum, TIBC (total iron binding capacity), reseptor transferrin,
protoporfirin eritrosit, saturasi transferrin dan pengecatan besi pada
sumsum tulang b) Anemia megalobastik: Folat serum, tes supresi
deoksiuridin, vitamin B12 serum dan test schilling c) Anemia hemolitik:
test comb, elektroforesis hemoglobin, bilirubin serum d) Anemia Aplastik:
biopsy sumsum tulang Jika diperlukan pemeriksaan non-hematologik
tertentu seperti
pemeriksaan faal hati, faal ginjal, atau faal tiroid (Bakta , 2017)
Siapa pun pasti tidak ingin mengalami penyakit kurang darah atau anemia.
Selain merusak produktivitas dan kreativitas kerja, penderita anemia rentan
terhadap komplikasi penyakit lainnya. Hal tersebut terjadi karena memiliki
daya tahan tubuh yang rendah. Wanita lebih rentan terkena penyakit anemia.
Namun, jangan berkecil hati dulu, semuannya bisa dihindari dengan
melakukan diet sehat dan tepat bagi tubuh. Sebenarnya, banyak hal bisa
dilakukan oleh wanita agar terhindar dari anemia, seperti menjaga asupan zat
besi, misalnya mengonsumsi jus jeruk setelah makan dan mengindari
konsumsi teh usai makan. Sebab, teh dapat membuat zat besi yang dikonsumsi
bersama makanan larut dan terbuang percuma. Kepintaran menyiasati
makanan yang dikonsumsi bisa membuat tubuh terhindar dari anemia.
Penderita anemia bisa meningkatakan konsumsi daging, makanan laut, buah
dan sayur. Sementara itu, agar terhindar dari anemia, disarankan agar
membatasi konsumsi makanan yang bisa menghambat penyerapan zat besi,
dengan menghindari makanan yang mengandung phytat, seperti yang terdapat
pada kacang-kacangan, bijibijian, dan tepung. Selain itu, hindari pula konumsi
the, kopi, dan coklat. 16 Sejatinya, semua makanan yang dihindari tersebut
baik bagi tubuh. Namun, hindari mengonsumsi sebelum makan besar.
Misalnya, minumlah teh dua jam sebelum atau sesudah makan. Jangan ketika
makan besar minumnya teh. Kebiasaan ini dapat membuat zat besi yang sudah
dikonsumsi larut. Strategi terbaik guna mengubah pola makan adalah dengan
mengombinasikan zat besi dalam menu makanan. Dari berbagai sumber,
berikut adalah beberapa makanan yang kaya akan zat besi:
a. Apricot. Buah ini mengandung zat besi yang sempurna guna memastikan
tubuh mendapatkan asupan zat besi.
b. Bit hijau. Bit hijau merupakan sumber vitamin A dan B12. Bit hijau juga
dapat memperkaya darah dengan besi dan mangan.
c. Jagung. Jagung kaya akan zat besi dan tembaga. Jagung juga sumber
vitaminA dan C yang baik.
d. Telur. Telur kaya akan semua mineral, termasuk besi dan vitamin B. teluyr
idea dikonsumsi saat sarapan karena mengandung jumlah energy yang
memadai.
e. Kangkung. Kangkung adalah sumber vitamin A, B, dan C yang baik.
Kangkung juga mengandung zat besi, kalsium, dan kalium yang tinggi.
f. Molase. Molase menyediakan sumber zat besi yang sangat baik guna
mengatasi anemia.
g. Kismis. Kismis mengandung zat besi yang sangat tinggi. Kismis
merupakan makanan yang bersifat basa dan dapat membantu mengatasi
kondisi asam tubuh.
h. Bayam. Selain zat besi, bayam juga mengandung vitamin A. bayam harus
menjadi bagian diet rutin semua orang.
i. Daging. Daging dapat meningkatkan jumlah hemoglobin dan kaya zat besi.
Selain itu, daging mudah diserap oleh usus, sehingga tidak mengakibatkan
pencernaan tersumbat. Namun, jangan berlebihan mengonsumsi daging
karena dapat membuat resiko serangan jantung bertambah.
j. Sayuran. Sayuran merupakan salah satu makanan penambah darah. Akan
tetapi, tidak semua sayuran dapat mengurangi anemia. Sayuran penambah
darah yang baik adalah bayam, ubi, kacang polong hijau, kacang merah,
kol, lobak, kentang, brokoli dan sawi.
k. Buah-buahan. Selain memperlancar aliran darah , buah-buahan seperti
kismis, plum, apel, anggur, dan melon juga menambah jumlah sel darah
merah.
l. Kacang almond. Beberapa jenis kacang dapat mengatasi kekurangan darah,
terutama kacang almond.
m. Roti dan serealia. Makanan ini bisa memberikan
n. persen zat besi jika anda mengonsumsi setiap hari.
B. Nutrisi Folat
https://eprints.umm.ac.id/63432/3/BAB%20II.pdf
https://www.scribd.com/document/474959186/Makalah-Diet-Anemia-1 Maret
2022 https://www.academia.edu/5564846/RESUME_ANEMIA 2013
https://www.studocu.com/id/n/39096699?sid=01686233203
https://www.scribd.com/document/428010499/Makalah-Gizi-Diet-Ibu-
Hamil-