S
KELOMPOK 1
PENGERTIAN
METODE UNTUK MENDAPATKAN CAIRAN AMNION DENGAN
MEMASUKKAN TROCAR HALUS DAN KANULA YANG STERIL
DALAM CANVAS AMNI MELEWATI DINDING ABDOMEN DAN
DINDING UTERUS UNTUK DILAKUKAN PEMERIKSAAN
KESEJAHTERAAN JANIN DALAM RAHIM.
TUJUAN AMNIONSINTESIS
TINGKAT PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN JANIN
KEMATANGAN PARU JANIN
MENGETAHUI KELAINAN BAWAAN PADA
JANIN
TINGKAT KEJERNIHAN DAN KEKERUHAN
AIR KETUBAN
INDIKASI
PRE NEX
V T
Amnionsintesis Dini
Pemeriksaan ini dilakukan pada usia kehamilan
11- 14 minggu. Biasanya cairan yang diambil lebih
sedikit yaitu 1 mL.
Jarum-jarum spinal ukuran 18, 20, 22 dengan panjang 17 inci (dalam buku
lain disebutkan panjang jarum 3-6 inchi, 8cm, 9 cm)
Spuit 20 cc
Spuit 3 cc
Lidocain
USG
PRINSIP PELAKSANAAN AMNIONSINTESIS
Persiapan
Masukan jarum menembus dinding perut ibu, lalu ke dinding uterus ibu,
kemudian diteruskan hingga masuk ke rongga amnion sambil dilakukan
pemantauan dengan USG, Lakukan aspirasi cairan amniom kedalam
spuit 10-20 cc
PRE NEX
V T
ANALISA CAIRAN
AMNION Bila cairan amnion bewarna coklat
terang, merah gelap, atau cairan
bewarna anggur merupakan petunjuk
adanya pendarahan intraamnion.
Cairan amnion bewarna jernih hingga ke
kuningan berarti cairan amnion normal. Bila terdapat kadar alfa-fetoprotein,
Pada kehamilan lanjut cairan amnion hal itu menandakan adanya kelainan
pada janin.
mengandung bintik-bintik vernik dan
lanugo.CCAN Bila terdapat tingginya jumlah bilirubin
Bila cairan mengandung mekonium telah menunjukkan adanya bayi yang menderita
terjadi stres pada janin. anemia berat.
Cairan amnion berwarna coklat tembakau
biasanya berkaitan dengan kematian janin Adanya rasio lesitin dan spingomielin (L/S)
serta tes fosfatildilgliserol (PG) dapat
mengevaluasi kematangan paru janin.
PRE NEX
V T
KESIMPULAN
Amniosentesis pada umumnya aman dan dapat dipercaya, tetapi tetap
tidak bebas sama sekali dari faktor risiko. Penting sekali untuk
digunakan dengan selektif dan tetap dijelaskan kepada pasangan pasien
yang menginginkannya.
Resiko dan keuntungan tes harus dijelaskan kepada klien, dan harus
mendapat persetujuan tindakan. Jika ibu telah dites, diberi tahu bahaya
janinnya normal, kemudian melahirkan bayi yang cacat, profesional
perawat kesehatan dan laboraturium yang melakukan tes harus
bertanggung jawab.
TERIMA
KASIH