Anda di halaman 1dari 13

Amniosentesis

dr. Juen Vardona, Sp.OG (K)


Definisi
 Amniosentesis adalah pengambilan sampel air
ketuban pada ibu hamil untuk mengetahui kelainan
pada janin. 
 Kelainan genetik pada janin dapat diketahui sejak
bayi masih dalam kandungan. Misalnya, sindrom
Down, sindrom Edward, dan sindrom Patau
 Prosedur menentukan apakah paru-paru janin sudah
berkembang dengan sempurna.
 Biasanya dilakukan setelah kehamilan trimester
kedua atau ketiga
 Hasil amniosentesis membantu pasien membuat keputusan
terkait kehamilan dan calon buah hatinya.
 Prosedur ini memiliki beberapa risiko bagi janin, sehingga tidak
direkomendasikan untuk semua wanita hamil.
 Air ketuban atau cairan amnion merupakan cairan yang
mengelilingi janin dan berfungsi untuk melindunginya selama
berada dalam kandungan. Cairan ini mengandung sel janin dan
berbagai protein lainnya. Sehingga apabila ada gangguan yang
terjadi pada janin, susunan sel maupun kandungan lain dalam
cairan ketuban juga akan berubah.
 Air ketuban atau cairan amnion merupakan
cairan yang mengelilingi janin dan berfungsi
untuk melindunginya selama berada dalam
kandungan.
 Cairan ini mengandung sel janin dan
berbagai protein lainnya. Sehingga apabila
ada gangguan yang terjadi pada janin,
susunan sel maupun kandungan lain dalam
cairan ketuban juga akan berubah.
Prosedur amniosentesis umumnya dilakukan untuk

 Mengetahui kondisi genetik janin


 Memeriksa kondisi paru-paru janin
 Mendiagnosis infeksi pada janin
 Tes DNA
Siapa yang membutuhkan amniosentesis

 Prosedur amniosentesis yang dilakukan


untuk memeriksa kondisi genetik janin
biasanya dilakukan saat usia kehamilan
memasuki 15-20 minggu
Disarankan bagi pasien dengan kondisi-kondisi berikut

 Hasil skrining genetik menunjukkan hasil


positif
 Pernah memiliki anak dengan kelainan
genetik atau cacat tabung saraf
 Berusia 35 tahun atau lebih
 Pada ibu hamil yang perlu melahirkan
lebih cepat dari waktu seharusnya
 Persiapan untuk menjalani amniosentesis

 Usia kehamilan di bawah 20 minggu perlu


menjaga agar kandung kemihnya penuh
selama prosedur.
 Pasien akan disarankan untuk banyak minum
air putih sebelum amniosentesis.
 Usia kehamilan di atas 20 minggu perlu
mengosongkan kandung kemih. Langkah ini
dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan
tertusuknya kandung kemih selama prosedur.
Prosedur amniosentesis

Prosedur amniosentesis biasanya dilakukan di rumah sakit atau klinik. Prosedur ini
hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit
Prosedur USG kehamilan akan dilakukan. Melalui USG, dokter dapat mengetahui
lokasi janin.
Dokter akan memberikan obat anestesi yang dioleskan atau disuntikkan pada kulit
di area perut pasien.
Dokter akan membersihkan area perut yang menjadi lokasi pengambilan cairan
dengan cairan desinfektan guna mencegah infeksi.
Dokter lalu memasukkan jarum tipis dan panjang melalui perut hingga mencapai
rahim pasien. Jarum ini digunakan untuk mengambil air ketuban sebanyak kira-kira
20 mililiter atau setara dengan 4 sendok teh.
Cairan ketuban akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.

Pada sebagian besar kasus, kondisi janin tetap dipantau dengan USG selama
prosedur ini berlangsung.
Setelah amniosentesis, rawat inap lanjutan tidak diperlukan dan pasien bisa pulang
ke rumah di hari yang sama
Yang perlu diperhatikan setelah amniosentesis

 Memantau denyut jantung janin dengan


ultrasonografi.
 Pasien mungkin akan merasa nyeri atau
kram pada perut pascaprosedur.
 Pasien dapat kembali melakukan aktivitas
normal segera setelah prosedur.
 Olahraga berat dan aktivitas seksual perlu
dihindari selama 1-2 hari setelah
amniosentesis.
Komplikasi 
 Demam
 Ada perdarahan dari vagina atau air
ketuban merembes dari vagina
 Nyeri dan kram perut yang tak kunjung
hilang setelah beberapa jam
 Gerakan janin berubah menjadi tidak
seperti biasanya atau lebih diam dari
biasanya
Risiko amniosentesis

 Bocornya cairan ketuban dari vagina setelah


prosedur dilakukan.
 Meningkatnya risiko keguguran apabila dilakukan
saat usia kandungan di bawah 15 minggu.
 Menimbulkan luka atau cedera pada janin akibat
jarum yang tidak sengaja menusuk saat proses
amniosentesis dilakukan
 Infeksi kandung kemih
 Ada risiko penularan infeksi dari ibu ke janin apabila
ibu mengidap infeksi seperti hepaitits C,
toksoplasmosis, ataupun HIV/AIDS. 

Anda mungkin juga menyukai