Anda di halaman 1dari 4

V.

FETAL DISTRESS/ GAWAT JANIN


A. Pengertian
Di dalam kandungan, janin mendapatkan asupan nutrisi dan oksigen dari ibu melalui
plasenta. Gawat janin merupakan kondisi kekurangan oksigen atau kekurangan asupan
nutrisi di dalam kandungan. Dalam dunia medis, kondisi ini juga dikenal dengan sebutan
fetal distress.
Kondisi ini bisa terjadi sebelum persalinan (antepartum period) maupun selama
proses persalinan (intrapartum period). Gawat janin merupakan kondisi gawat darurat
yang dapat membahayakan nyawa janin sehingga membutuhkan penanganan segera.

B. Penyebab
Kondisi gawat janin ini didasari oleh adanya gangguan pada plasenta. Padahal,
plasenta bertugas mengantarkan oksigen dan nutrisi untuk janin. Namun pada kondisi
tersebut plasenta tidak bertugas sebagaimana mestinya, atau secara medis disebut
insufisiensi plasenta. Ada beberapa penyebab insufisiensi plasenta, di antaranya adalah
gangguan pembuluh darah ibu, infeksi di dalam rahim, lilitan tali pusat, dan sebagainya.
Kondisi ibu berikut ini juga lebih rentan mengalami keadaan gawat janin:
1. Memiliki riwayat janin mati di dalam kandungan
2. Memiliki riwayat mengandung dengan janin yang mengalami hambatan
pertumbuhan
3. Kekurangan air ketuban (oligohidramnion) atau kelebihan air ketuban
(polihidramnion)
4. Hamil kembar
5. Hipertensi dan preeclampsia
6. Obesitas
7. Sering terpapar asap rokok
8. Diabetes mellitus
9. Hamil lewat waktu
10. Ibu hamil dengan usia 40 tahun ke atas
11. Persalinan lama
12. Obat perangsang kontraksi rahim
13. Perdarahan
14. Infeksi
15. Tali pusat menumbung
16. Ketuban pecah lama

C. Diagnosis
Gawat janin dapat diketahui oleh dokter melalui pemeriksaan berikut ini:
1. Pemeriksaan USG Doppler. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendeteksi
denyut jantung janin (DJJ). DJJ normal berkisar antara 120–160. Pada kondisi gawat
janin, DJJ kurang dari 120 kali/ menit atau 160 kali/menit.
2. Pemeriksaan cardiotocography (CTG). Pemeriksaan ini menunjukkan respons DJJ
terhadap pergerakan janin dan kontraksi rahim ibu. Pemeriksaan ini dapat
mendeteksi kondisi gawat janin lebih dini dibandingkan dengan USG Doppler. 
3. Biometri janin. Pemeriksaan biometri janin diukur melalui USG. Bila hasil
pemeriksaan biometri menunjukkan ukuran janin lebih kecil dari yang seharusnya,
hal itu bisa menandakan adanya gangguan plasenta yang mendasari terjadinya gawat
janin.

D. Tanda Dan Gejala


Gejala gawat janin tidak selalu dapat dikenali oleh ibu hamil. Tanda yang dapat
dikenali adalah berkurangnya gerakan janin. Bila janin yang tadinya bergerak aktif di
dalam kandungan tiba-tiba menurun drastis gerakannya, hal itu menandakan adanya
perubahan gerakan janin.
Selain tanda tersebut di atas, dalam pemeriksaan frekuensi denyut jantung janin
kurang dari 120 x/m atau lebih dari 160 x/m, serta adanya air ketuban berwarna
kehijauan atau berbau.

E. Pengobatan
Setelah janin di diagnosis mengalami gawat janin, dokter perlu melakukan
penanganan secepatnya. Penanganan tersebut meliputi resusitasi dalam rahim dan
pengupayaan kelahiran.
1. Resusitasi dalam rahim
Penanganan awal ini bertujuan mengatasi kondisi gawat janin. Beberapa cara
yang dilakukan dalam resusitasi dalam rahim meliputi:
a. Memastikan ibu mendapat pasokan oksigen yang cukup. Pasokan ini diberikan
dengan memakaian masker oksigen pada sang ibu.
b. Memastikan asupan cairan ibu memadai dengan pemberian cairan lewat infus.
c. Mengubah posisi ibu dengan memintanya berbaring di sisi kiri. Hal ini bertujuan
mengurangi tekanan rahim pada vena besar dalam tubuh (vena cava) yang dapat
mengurangi aliran darah pada plasenta dan janin.
d. Pemberian larutan dekstrosa hipertonik intravena (intravenous hypertonic
dextrose).
e. Tokolisis, yaitu terapi untuk menghambat persalinan dini dengan menghentikan
kontraksi rahim sementara.
f. Amnioinfusion, yaitu penambahan cairan pada rongga amniotik untuk mengurangi
tekanan tali pusat.
2. Mengupayakan Kelahiran
Tindakan ini dapat dilakukan jika cara resusitasi dalam rahim tidak dapat
mengatasi kondisi gawat janin. Kelahiran perlu diupayakan paling lama 30 menit jika
diketahui adanya kondisi gawat janin.
Kelahiran bisa diupayakan melalui vagina dengan bantuan vakum pada kepala
bayi. Jika cara ini tidak bisa dilakukan, maka janin harus dilahirkan melalui operasi
Caesar .
Kondisi bayi akan dimonitor secara seksama selama satu atau dua jam setelah
kelahiran, dan setiap 2 jam selama 12 jam pertama pasca kelahiran. Pemeriksaan
bayi meliputi keadaan umum, gerakan dada, warna kulit, tulang dan otot, suhu tubuh,
serta detak jantung bayi.
Jika terlihat bayi mengalami sindrom aspirasi mekonium, maka dokter perlu
membersihkan jalan napas bayi agar pernapasannya tidak terganggu. Pengamatan
tetap perlu dilakukan walaupun tidak terjadi aspirasi mekonium, terutama yang terkait
dengan gangguan pernapasan bayi.
F. Pencegahan
Sebagian kasus gawat janin dapat dideteksi dini. Oleh karena itu, untuk
mencegahnya, sebaiknya ibu hamil melakukan kontrol rutin ke dokter/ bidan dengan
membawa buku kontrol agar kehamilan dapat terpantau dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai