Anda di halaman 1dari 11

kelompok 6

Apa itu fetal distress?

Fetal distress atau gawat janin adalah kondisi di mana janin


kekurangan oksigen pada masa kehamilan atau persalinan. Kondisi ini
biasanya ditandai dengan menurunnya gerakan janin, perubahan detak
jantung (melemah atau tidak beraturan), dan hanya bisa dideteksi
melalui pemeriksaan USG kehamilan. Fetal distress adalah kondisi yang
harus segera ditangani.
Pengertian Gawat Janin (Fetal Distress)
Selama berada di dalam kandungan, janin mendapatkan asupan nutrisi dan
oksigen melalui plasenta. Apabila asupan nutrisi dan oksigen tersebut tidak
tercukupi, maka hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya gawat janin atau
dalam dunia medis disebut juga dengan fetal distress. Gawat janin akibat
kurangnya pasokan oksigen dapat menyebabkan penurunan atau ketidakberaturan
pada detak jantung janin, masalah pada gerakan otot, hingga rendahnya kadar
cairan ketuban. Gawat janin adalah kondisi darurat yang membutuhkan
penanganan sesegera mungkin karena dapat membahayakan nyawa janin.
Factor resiko gawat janin
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko kurangnya pasokan oksigen pada janin. Kondisi ini
dapat terjadi secara kronik (dalam jangka waktu lama) atau akut. Adapun janin yang berisiko tinggi untuk
mengalami kegawatan (hipoksia), meliputi:

1.janin yang pertumbuhannya terhambat.

2. Ibu mengidap diabetes.

3. Ibu mengidap anemia.

4. Kelainan letak janin.

Janin kelainan bawaan atau infeksi.


Selain faktor di atas, merokok, minum alkohol, atau penggunaan obat terlarang: selama kehamilan dapat
menyebabkan masalah pada plasenta dan mempengaruhi perkembangan janin.
Penyebab Gawat Janin

Gawat janin dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Sejumlah kondisi


yang dapat menyebabkan fetal distress atau gawat janin adalah:
1. Kontraksi yang terlalu kuat dan terjadi sebelum waktunya.
2. pada plasenta yang menyebabkan pasokan oksigen dan nutrisi menuju
bayi berkurang.
3. Kehamilan kembar.
4.mengalami komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia.
5. Usia kehamilan lebih dari 42 minggu. Hamil di atas usia 35 tahun.
6. Ibu menderita hipertensi, diabetes, anemia, asma, atau hipotiroidisme.
7. Pendarahan antepartum, seperti terlepasnya plasenta dari rahim
karena trauma/cedera.
Gejala Gawat Janin

Gerakan Janin Menurun


Umumnya, pergerakan janin memang akan berkurang menjelang kehamilan karena
ruang geraknya mulai terbatas. Meski begitu, normalnya pergerakan janin tetap terasa
dengan pola yang sama. Apabila gerakan janin berubah secara drastis, maka ada
kemungkinan terjadi gawat janin.

Ukuran Kandungan Terlalu Kecil


Pengukuran ini dilakukan dengan mengukur tinggi puncak rahim (fundus uteri), yaitu
mulai dari tulang kemaluan ke atas. Normalnya, tinggi fundus hampir sama dengan
usia kehamilan. Ukuran fundus yang terlalu kecil dan tidak sesuai usia kehamilan
dapat dicurigai sebagai gawat janin.Add
Diagnosis Gawat Janin

Gawat janin dapat didiagnosis melalui pemeriksaan kehamilan oleh dokter


kandungan, baik sebelum atau setelah bayi dilahirkan. Beberapa pemeriksaan
yang biasanya dilakukan oleh dokter untuk menegakkan diagnosis gawat janin,
di antaranya:

a.USG kehamilan, untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janin.


b.USG Doppler, untuk mendeteksi ada atau tidaknya gangguan pada jantung
atau aliran darah janin.
c. CTG (cardiotocography), untuk memantau respon jantung janin terhadap
gerakan janin dan kontraksi rahim.
d. Pemeriksaan air ketuban, untuk memastikan volume ketuban dan mendeteksi
mekonium (feses pertama bayi) janin di dalamnya.
e.pemeriksaan sampel darah bayi, untuk memeriksa pH darah bayi. Apabila
Penanganan Gawat Janin
Beberapa penanganan yang dilakukan pada ibu hamil dengan gawat janin adalah dengan resusitasi
rahim, persalinan, dan pemantauan kondisi janin.
1. Resusitasi dalam Rahim
Resusitasi adalah penanganan awal gawat janin. Di mana dalam prosedur ini dokter akan melakukan
berbagai upaya untuk menyelamatkan janin seperti:
a) Memastikan ibu mendapatkan pasokan oksigen yang cukup.
b) Memastikan tubuh ibu tidak kekurangan cairan dengan memberikan suntikan infus.
c) Meminta ibu berbaring dengan posisi miring ke kiri untuk mengurangi tekanan rahim pada pembuluh
vena, sehingga aliran darah ke plasenta dan janin kembali lancar.
d) Menghentikan penggunaan obat-obatan sementara waktu.
e) Melakukan terapi tokolisis untuk menghentikan kontraksi rahim.
2.Mempersiapkan Persalinan

Apabila resusitasi dalam rahim tidak cukup efektif untuk menangani gawat janin,
dokter akan menyarankan ibu melakukan persalinan. Proses kelahiran ini dapat
dilakukan melalui persalinan normal dengan bantuan alat vakum khusus pada
kepala bayi atau melalui operasi caesar.

3. Memantau Kondisi Bayi


Setelah bayi dilahirkan, dokter akan melakukan pemantauan selama 1–2 jam,
kemudian dilanjutkan hingga 12 jam. Pemantauan ini bertujuan untuk melihat
gerak dada bayi, warna kulit, suhu tubuh, kondisi tulang dan otot, dan detak
jantung bayi.
Komplikasi Gawat Janin

Berkurangnya aliran oksigen pada janin dapat memengaruhi


pertumbuhan janin, sehingga menyebabkan kelahiran dengan
kondisi berat badan lahir rendah (BBLR). Dalam kasus lebih parah,
berkurangnya asupan oksigen dapat menyebabkan bayi meninggal
dalam kandungan.
Thank you
THE PROFESSIONAL PRESENTATION TEMPLATE

Reporter
Time

Anda mungkin juga menyukai