a. Awal kehamilan adalah waktu proliferasi sel yang cepat. Trauma pada waktu ini
mengakibatkan organ-organ yang berisi sel-sel ukuran normal , tetapi sedikit
jumlahnya. Bayi simetris (kepala dan badannya tumbuh secara proporsional),
tetapi organ-organnya lebih kecil. Biasanya bayi-bayi ini memiliki prognosis yang
buruk dan tidak pernah dapat mengejar.
5. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50
mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
6. Pemantauan elektrolit ( Na, K, CI) : biasanya dalam batas normal pada awalnya.
7. Pemeriksaan Analisa gas darah.
Penatalaksanaan
Beberapa penatalaksanaan yang dilakukan pada dismaturitas antara
lain :
Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterina
serta menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan
pemeriksaan ultra sonografi.
Memeriksa kadar gula darah (true glukose) dengan dextrostix atau
laboratorium kalau hipoglikemia perlu diatasi.
Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi
SMK.
Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita
aspirasi mekonium.
Sebaiknya setiap jam dihitung frekwensi pernafasan dan bila
frekwensi lebih dari 60 x/ menit dibuat foto thorax.
lanjt..
Pastikan bayi terjaga tetap hangat. Bungkus bayi dengan kain lunak,
kering, selimuti dan gunakan topi untuk menghindari adanya kehilangan
panas.
Awasi frekuensi pernafasan, terutama dalam 24 jam pertama guna
mengetahui sindrom aspirasi mekonium/ sindrom gangguan pernapasan
idiopatik.
Pantau suhu di sekitar tubuh bayi, jangan sampai bayi kedinginan. Hal ini
karena bayi BBLR mudah hipertermia akibat luas dari permukaan tubuh
bayi relatif lebih besar dari lemak subkutan.
Motivasi ibu untuk menyusui dalam 1 jam pertama.
Jika bayi haus, beri makanan dini (early feeding), yang berguna untuk
mencegah hipoglikemia.
Jika bayi sianosis atau sulit bernafas ( frekuensi kurang dari 30 atau lebih
dari 60 kali per menit, dinding dada tertarik ke dalam dan merintih, beri
oksigen lewat kateter hidung atau nasal prong).
Cegah infeksi rentan akibat pemindahan imunoglobulin G (IgG) dari ibu ke
janin tergangggu.
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat dismaturitas antara lain, yaitu :
1. Sindroma aspirasi mekonium (kesulitan bernafas)
2. Hipoglikemi simtomatik
3. Asfiksia neonatorum
4. Penyakit membran hialin
5. Hiperbilirubinemia
Pencegahan
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali
selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda.
Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor resiko yang
mengarah melahirkan bayi BBLR harus segera cepat dilaporkan,
dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih
mampu.
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim, tanda- tanda bahaya selama kehamilan dan
perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga
kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun
umur reproduksi sehat (20-34 tahun)
4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam
meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar
mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan
pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
Asuhan Keperawatan Dismaturitas (SGA)
Pengkajian
Riwayat kesehatan terdahulu
Apakah ibu pernah mengalami sakit kronis.
Apakah ibu pernah mengalami gangguan pada kehamilan sebelumnya,
seperti infeksi/perdarahan antepartum, imaturitas dan sebagainya.
Apakah ibu seorang perokok.
Jarak kehamilan atau kelahiran terlalu dekat.
Riwayat kesehatan sekarang
Bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram.
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pernah mengalami sakit keturunan seperti
kelainan kardiovaskuler.
Pengkajian fisik
Sirkulasi
Nadi apical mungkin cepat dan tidak teratur dalam batas normal (120-160 detik per
menit).
Murmur jantung yang dapat didengar, dapat menandakan duktus arteriosus (PDA).
Pernapasan
Dangkal, tidak teratur, dan pernapasan diafragmatik intermiten atau periodic (40-
60 kali/menit)
Pernapsan cuping hidung, retraksi suprasternal atau substernal, juga derajat
sianosis yang mungkin ada.
Adanya bunyi ampela pada auskultasi, menandakan sindrom distress pernapasan
(RDS).
Neurosensori
Suara tengkorak dan fontanel tampak melebar, penonjolan karena
ketidakadekuatan pertumbuhan tulang mungkin terlihat.
Kepala kecil dengan dahi menonjol, batang hidung cekung, hidung pendek
mencuat, bibir atas tipis, dan dagu maju.
Tonus otot dapat tampak kencang dengan fleksi ekstremitas bawah dan atas serta
keterbatasan gerak.
Pelebaran tampilan mata.
Makanan/cairan
Disproporsi berat badan dibandingkan dengan panjang dan lingkar kepala.
Kulit kering pecah-pecah dan terkelupas dan tidak adanya jaringan subkutan.
Penurunan massa otot, khususnya pada pipi, bokong, dan paha.
Ketidakstabilan metabolic dan hipoglikemi/hipokalsemia.
Keamanan
Suhu berfluktuasi dengan mudah.
Tidak terdapat garis alur pada telapak tangan.
Warna mekonium mungkin jelas pada jari tangan dan dasar tali pusat dengan
warna kehijauan.
Menangis mungkin lemah.
Seksualitas
Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora dengan klitoris
menonjol.
Testis pria mungkin tidak turun, ruge mungkin banyak atau tidak pada skrotum.
Pemeriksaan diagnostik
1. Jumlah darah lengkap: penurunan pada Hb (normal 15-20 gr/dl) mungkin dihubungkan dengan anemia
ataukehilangan darah/ hemolisis berlebihan. Dan Hematokrit (Ht) : 43% - 61% (peningkatan sampai 65
% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal
/ perinatal).
2. Dektrosik: menyatakan hipoglikemi. Dektrosik : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah
kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
3. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama
setelah lahir (menurun bila ada sepsis ).
4. Analisa Gas Darah (AGD): menentukan derajat keparahan distress pernapasan bila ada.
6. Bilirubin: mungkin meningkat pada polisitemia. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8
mg/dl 1-2 hari, dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
8. Pemantauan elektrolit ( Na, K, CI) : biasanya dalam batas normal pada awalnya.