Anda di halaman 1dari 25

Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik yang
berjudul “CAMPAK”.

Kami mengharapkan kiranya makalah ini dapat dipergunakan sebagai


salah satu acuan, petunjuk dan pedoman bagi pembaca untuk menambah
pengetahuan.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Manado, 03 februari 2019


Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………………………..
Daftar isi…………………………………………………………………………….
BAB I Pendahuluan…………………………………………………………………
A.Latar Belakang…………………………………………………………………...
B.Tujuan…………………………………………………………………………….
BAB II Pembahasan………………………………………………………………...
A.Konsep Dasar kanker Serviks……………………………………………………
1. Pengertian kanker serviks…………………………………………………..
2. Etiologi kanker serviks……………………………………………………..
3. Klasifikasi pertumbuhan sel kanker serviks………………………………..
4. Klasifikasi kanker serviks………………………………………………….
5. Patofisiologi kanker serviks………………………………………………..
6. Manifestasi klinik kanker serviks…………………………………………..
7. Pathway…………………………………………………………………….
8. Pemeriksaan penunjang…………………………………………………….
9. Penatalaksanaan kanker serviks……………………………………………
B.Konsep Asuhan Keperawatan ……………………………………………………
1. Pengkajian keperawatan…………………………………………………….
2. Diagnose Keperawatan……………………………………………………...
3. Rencana keperawatan……………………………………………………….
BAB III Penutup……………………………………………………………………
Kesimpulan…………………………………………………………………………
Daftar pustaka………………………………………………………………………
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang


tumbuh di dalam leher rahim atau serviks (bagian terendah dari rahim
yang menempel pada puncak vagina). Kanker serviks biasanya menyerang
wanita berusia 35 - 55 tahun. 90% dari kanker serviks berasal dari sel
skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar
penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim.
Karsinoma serviks biasanya timbul pada zona transisional yang terletak
antara epitel sel skuamosa dan epitel sel kolumnar. Hingga saat ini kanker
serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit kanker di
negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila
program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki.
Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di
seluruh dunia dan umumnya terjadi di negara berkembang. Penyakit ini
berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel epitel
serviks (Geovani, 2011).
Kanker leher rahim (Ca Cervix) merupakan penyakit kanker kedua
terbanyak yang dialami oleh wanita di seluruh dunia. Menurut
International Agency for Research on Cancer (IARC), 85% dari kasus
kanker di dunia, yang berjumlah sekitar 493.000 dengan 273.000
kematian, terjadi di Negara-negara berkembang, dan Indonesia merupakan
mempunyai jumlah pengidap kanker serviks kedua terbesar setelah Cina.
Di seluruh dunia, di perkirakan terjadi sekitar 500.000 kanker
serviks baru dan 250.000 kematian setiap tahunnya yang kurang lebih 80%
terjadi di negara sedang berkembang. Di Indonesia, insidens kanker
serviks di perkirakan kurang lebih 40.000 kasus pertahun dan masih
merupakan kanker wanita yang tersering. Dari jumlah itu, 50% kematian
terjadi di negara - negara berkembang. Hal itu terjadi karena pasien datang
dalam stadium lanjut. Menurut data Departemen Kesehatan RI, penyakit
kanker leher rahim saat ini menempati urutan pertama daftar kanker yang
di derita kaum wanita. Saat ini di Indonesia ada sekitar 100 kasus per 100
ribu penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya. Kanker serviks yang
sudah masuk ke stadium lanjut sering menyebabkan kematian dalam
jangka waktu relatif cepat. Selain itu, lebih dari 70% kasus yang datang ke
rumah sakit di temukan dalam keadaan stadium lanjut. Selama kurun
waktu 5 tahun, usia penderita antara 30 - 60 tahun, terbanyak antara 45 -
50 tahun. Periode laten dari fase prainvasif untuk menjadi invasif
memakan waktu sekitar 10 tahun. Hanya 9% dari wanita berusia <35 tahun
menunjukkan kanker serviks yang invasif pada saat di diagnosis,
sedangkan 53% dari kanker insitu terdapat pada wanita di bawah usia 35
tahun.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui secara umum tentang kanker serviks
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian kanker serviks
b. Mengetahui etiologi kanker serviks
c. Klasifikasi Pertumbuhan sel kanker serviks
d. Klasifikasi kanker serviks
e. Mengetahui patofisiologi kanker serviks
f. Mengetahui manifestasi kanker serviks
g. Mengetahui pathway systemic lupus erythematosus
h. Mengetahui pemeriksaan penunjang kanker serviks
i. Mengetahui penatalaksanaan kanker serviks
j. Mengetahui konsep asuhan keperawatan kanker serviks
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Kanker Serviks


1. Pengertian Kanker Serviks
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher
rahim atauserviks yang terdapat pada bagian terendah rahim yang
menempel padapuncak vagina (Diananda, 2008). Kanker ini biasanya
paling sering terjadipada wanita yang berumur 35 tahun, tetapi bukti
statistik menunjukkanbahwa kanker serviks dapat juga menyerang
wanita yang berumur antara20 sampai 30 tahun (Ariani, 2015 ),
sedangkan menurut Mitayani (2011)Kanker Serviks adalah perubahan
sel-sel serviks dengan karakteristikhistologi. Proses perubahan pertama
menjadi tumor ini mulai terjadi padasel-sel squamocolummar
junction.Kanker serviks ini terjadi paling seringpada usia 30 tahun
sampai 45 tahun,tetapi dapat terjadi pada usia dini yaitu18 tahun.
2. Etiologi kanker serviks
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui, namun ada
beberapafaktor resiko tertentu yang lebih besar kemungkinannya untuk
menderitakanker serviks menurut Ariani (2015) dan Diananda (2008)
sebagaiberikut :
a. Usia
Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka
yangberusia 35-50 tahun, terutama yang telah aktif secara seksual
sebelumusia 16 tahun. Hubungan seksual pada usia terlalu dini
bisameningkatkan resiko terserang kanker serviks sebesar dua
kalidibanding perempuan yang melakukan hubungan seksual
setelah usia20 tahun.
b. Sering berganti pasangan
Semakin banyak berganti-ganti pasangan maka tertularnya
infeksiHPV juga semakin tinggi. Hal ini disebabkan terpaparnya
sel-sel mulutrahim yang mempuanyai pH tertentu dengan sperma-
sperma yangmempunyai pH yang berbeda-beda pada multi-patner
sehingga dapatmerangsang terjadinya perubahan ke arah displasia.
c. Merokok
Pada wanita perokok konsentrasi nikotin pada getah serviks 56
kalilebih tinggi dibandingkan didalam serum, efek langsung
bahantersebut pada serviks adalah menurunkan status imun lokal
sehinggadapat menjadi kokarsinogen infeksi virus.
d. Hygiene dan Sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kanker serviks pada
wanitayang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada
pria nonsirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak
kumpulan-kumpulansmegma.
e. Status sosial ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial
ekonomirendah dan kemungkinan faktor sosial ekonomi erat
kaitannya dengangizi, imunitas dan kebersihan perorangan. Pada
golongan social ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas
makanan kurang halini yang mempengaruhi imunitas tubuh.
f. Terpapar virus
Human immunodeficiency virus (HIV) atau penyebab AIDS
merusaksistem kekebalan tubuh pada perempuan. Hal ini dapat
menjelaskanpeningkatan risiko kanker serviks bagi perempuan
dengan AIDS. Parailmuwan percaya bahwa sistem kekebalan
tubuh adalah penting dalammenghancurkan sel-sel kanker dan
memperlambat pertumbuhan sertapenyebaran. Pada perempuan
HIV, kanker pra serviks bisaberkembang menjadi kanker yang
invasif lebih cepat dari biasanya.
g. Faktor genetic
Terjadinya mutasi sel pada sel epitel skuamosa serviks
yangmenyebabkan terjadinya kanker serviks pada wanita dan
dapatditurunkan melalui kombinasi genetik dari orang tua ke
anaknya.
3. Klasifikasi pertumbuhan sel kanker serviks
Menurut padila (2015) Klasifikasi pertumbuhan sel kanker serviks
sebagai berikut :
a. Mikroskopis
1) Displasia
Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis.
Displasia berat terjadi pada dua pertiga epidermis hampir tidak
dapat dibedakan dengan karsinoma insitu.
2) Stadium karsinoma insitu
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh
lapisan epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma
insitu yang tumbuh didaerah ektoserviks, peralihan sel
skuamosa kolumnar dan sel cadangan endoserviks.
3) Stadium karsionoma mikroinvasif.
Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat
pertumbuhan sel meningkat juga sel tumor menembus
membrane basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5
mm darimembrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik dan
hanyaditemukan pada skrining kanker.
4) Stadium karsinoma invasive
Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel
menonjol besar dan bentuk sel bervariasi. Petumbuhan invasif
muncul diarea bibir posterior atau anterior serviks dan meluas
ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau anterior,
jurusanparametrium dan korpus uteri.
5) Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks
a) Pertumbuhan eksofilik: berbentuk bunga kol, tumbuh ke
arahvagina dan dapat mengisi setengah dari vagina tanpa
infiltrasi kedalam vagina, bentuk pertumbuhan ini mudah
nekrosis danperdarahan.
b) Pertumbuhan endofilik: biasanya lesi berbentuk ulkus dan
tumbuh progesif meluas ke forniks, posterior dan anterior
kekorpus uteri dan parametrium.
c) Pertumbuhan nodul: biasanya dijumpai pada endoserviks
yanglambat laun lesi berubah bentuk menjadi ulkus.
b. Markroskopis
1) Stadium preklinis
Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa
2) Stadium permulaan
Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum
3) Stadium setengah lanjut
Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio.
4) Stadium lanjut
Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya
seperti ulkus dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.
4. Klasifikasi Kanker Serviks
Menurut ( Novel S Sinta,dkk,2010), klasifikasi kanker dapat di bagi
menjadi tiga, yaitu
a. Klasifikasi berdasarkan histopatologi
1) CIN 1 (Cervical Intraepithelial Neoplasia), perubahan sel-sel
abnormal lebih kurang setengahnya.
2) CIN 2, perubahan sel-sel abnormal lebih kurang tiga
perempatnya.
3) CIN 3, perubahan sel-sel abnormal hampir seluruh sel.
b. Klasifikasi berdasarkan terminologi dari sitologi serviks
1) ASCUS (Atypical Squamous Cell Changes of Undetermined
Significance)
2) LSIL (Low-grade Squamous Intraepithelial Lesion)
3) HSIL (High Grade Squamous Intraepithelial Lesion)
c. Klasifikasi berdasarkan stadium stadium klinis menurut FIGO
(The International Federation of Gynekology and Obstetrics) :
1) Stadium 0, karsinoma in situ atau infeksi awal HPV.
2) Stadium I, proses infeksi mendalam pada serviks
a) Stadium IA, kedalaman invasi lebih dari 5 mm dan
perluasan tidak lebih dari 7 mm,
b) Stadium IB, secara klinis luka berukuran lebih kurang 4
cm.
3) Stadium II, tumor menyebar keluar serviks, tetapi tidak sampai
dinding panggul atau sepertiga bawah vagina,
a) Stadium IIA, tidak ada invasi pada jaringan kearah samping
serviks,
b) Stadium IIB, invasi pada jaringan kearah samping serviks
4) Stadium III, tumor menyebar kedinding panggul dan atau
sepertiga bawah vagina yang menyebabkan hidronefrosis,
a) Stadium IIIA, sudah menyebar sepertiga dibawah vagina,
tetapi tidak sampai kedinding panggul
b) Stadium IIIB, sudah menyebar kedinding panggul sehingga
menyebabkan hidronefrosis.
5) Stadium IV, tumor sudah menyeber lebih luas,
a) Stadium IVA, tumor menginvasi mukosa rektumdan keluar
panggul
b) Stadium IVB, metastase sudah jauh.
5. Patofisiologi Kanker Serviks
Karsinoma serviks timbul di batas antara epitel yang melapisi
ektoserviks (porsio) dan endoserviks kanalis serviks yang disebut
sebagai squamo-columnar junction (SCJ). Histologi antara epitel
gepeng berlapis (squamous complex) dari portio dengan epitel
kuboid/silindris pendek selapis bersilia dari endoserviks kanalis
serviks. Pada wanita SCJ ini berada di luar ostius uteri eksternum,
sedangkan pada wanita umur > 35 tahun, SCJ berada di dalam kanalis
serviks. Tumor dapat tumbuh :
a. Eksofilik mulai dari SCJ ke arah lumen vagina sebagai masa yang
mengalami infeksi sekunder dan nekrosis.
b. Endofilik mulai dari SCJ tumbuh ke dalam stomaserviks dan
cenderung untuk mengadakan infiltrasi menjadi ulkus.
c. Ulseratif mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan
serviks dengan melibatkan awal fornises vagina untuk menjadi
ulkus yang luas.
Serviks normal secara alami mengalami proses metaplasi/erosio akibat
saling desak-mendesak kedua jenis epitel yang melapisi. Dengan
masuknya mutagen, porsio yang erosif (metaplasia skuamosa) yang
semula fisiologik dapat berubah menjadi patologik melalui tingkatan
NIS I, II, III dan KIS untuk akhirnya menjadi karsinoma invasif. Sekali
menjadi mikroinvasif atau invasif, proses keganasan akan berjalan
terus.
Periode laten dari NIS – I s/d KIS 0 tergantung dari daya tahan
tubuh penderita. Umumnya fase pra invasif berkisar antara 3 – 20
tahun (rata-rata 5 – 10 tahun). Perubahan epitel displastik serviks
secara kontinyu yang masih memungkinkan terjadinya regresi spontan
dengan pengobatan / tanpa diobati itu dikenal dengan Unitarian
Concept dari Richard. Hispatologik sebagian besar 95-97% berupa
epidermoid atau squamos cell carsinoma sisanya adenokarsinoma,
clearcell carcinoma/mesonephroid carcinoma dan yang paling jarang
adalah sarcoma.

6. Manifestasi klinik kanker serviks


Menurut Ariani (2015) dan Padila (2015) pada tahap awal , kanker
serviksstadium dini biasanya tanpa gejala-gejala. Gejala fisik serangan
penyakitini pada umumnya dirasakan oleh penderita kanker stadium
lanjut. Gejala-gejalaumumyang terjadi pada penderita kanker ini
adalah :
a. Ada bercak atau pendarahan setelah berhubungan seksual,
b. Ada bercak atau pendarahan di luar masa haid,
c. Ada bercak atau pendarahan pada masa menopause,
d. Mengalami masa haid yang lebih berat dan lebih panjang
daribiasanya, atau
e. Keluarnya bau menyengat yang tidak bisa dihilangkan
walaupunsudah diobati.
Jika kanker servik sudah tingkat stdium lanjut maka gejalanya adalah :
a. Munculnya rasa sakit dan pendarahan saat berhubungan
intim(contact bleeding)
b. Keputihan yang berlebihan dan tidak normal
c. Pendarahan diluar siklus menstruasi
d. Penurunan berat badan yang drastic
e. Apabila kanker sudah menyebar kepanggul, maka pasien
akanmenderita keluhan nyeri punggung
f. Hambatan dalam berkemih
7. PATHWAY

Hubungan Sering meroko Higiene Status Terpapar Faktor


seks usia berganti k & sosial virus genetik
muda pasangan sirkumsis ekonomi
i

Serviks

Ke-2 jenis epitel mendesak (ekto & endo servik)

Metoplasia (erosif)

Parsio yang erosive (metolasma squmosa)

Metoplasia squamosa Displastik

collumner juction ( SLJ)

Karsinoma invasive serviks


Eksofilik Endofilik ulceratif

Perub.epitel dispalsik serviks


SJC ke infiltrasi Dari scj

lumen vagina

Menusuk jaringan serviks Regresi spontan


ulkus
KeputihanB
au busuk
Ulkus perdarahan
Gangguan
HDR integritas
kulit Resiko
Anemia
infeksi

Ketidakefeketifan perfusi
jaringan perifer
8. Pemeriksaan Penunjang
Menurut diananda (2008) dan Ariani (2015) pemeriksaan diagnostic
untuk menentukan kanker serviks sebagai berikut :
a. Pemeriksaan Sitologi Pap Smear
Salah satu pemeriksaan sitologi yang bisa dilakukan adalah
pap smear. Pap smear merupakan salah satu cara deteksi dini
kanker leher rahim. Test ini mendeteksi adanya perubahan-
perubahan sel leher rahim yang abnormal, yaitu suatu pemeriksaan
dengan mengambil cairan pada laher rahim dengan spatula
kemudian dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop. Saat ini telah
ada teknik thin prep (liquid base cytology) adalah metoda pap
smear yang dimodifikasi yaitu sel usapan serviks dikumpulkan
dalam cairan dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran, darah,
lendir serta memperbanyak sel serviks yang dikumpulkan sehingga
akan meningkatkan sensitivitas. Pengambilan sampel dilakukan
dengan mengunakan semacam sikat (brush) kemudian sikat
dimasukkan ke dalam cairan dan disentrifuge, sel yang terkumpul
diperiksa dengan mikroskop.
Pap smear hanyalah sebatas skrining, bukan diagnosis
adanya kanker serviks. Jika ditemukan hasil pap smear yang
abnormal, maka dilakukan pemeriksaan standar berupa kolposkopi.
Penanganan kanker serviks dilakukan sesuai stadium penyakit dan
gambaran histopatologimnya. Sensitifitas pap smear yang
dilakukan setiap tahun mencapai 90%.
b. Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena
tidakmengikat yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel
karsinomayang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang
terkena karsinomatidak berwarna.
c. Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks
denganlampu dan dibesarkan 10-40 kali.
Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan
sehinggamudah untuk melakukan biopsy.
Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja
yaituporsio, sedang kelianan pada skuamosa columnar junction dan
intraservikal tidak terlihat.
d. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai
200kali
e. Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis
karsinomanya
f. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir
serviksdan epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila
hasilsitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-
kelainanyang jelas.
g. pemeriksaan lainnya.
1) Pemeriksaan hematology (Hb, Ht, lekosit, trombosit,
LED,golongan darah, masa peredaran dan masa pembekuan)
2) Pemeriksaan biokimia darah meliputi SGOt dan SGPT.
3) Pemeriksaan system respiratorius dan urologi serta tes
alergiterhadap obat.
9. Penatalaksanaan kanker serviks
Menurut Ariani (2015) dan Diananda (2008) pilihan pengobatan
yangbisa dilakukan adalah pembedahan, terapi radiasi
(radioterapi),kemoterapi, atau kombinasi metode-metode tersebut.
a. Operasi atau pembedahan
Pembedahan merupakan pilihan untuk perempuan dengan
kankerserviks stadium I dan II.
1) Trakelektomi radikal (Radical Trachelectomy)
Mengambil leher rahim, bagian dari vagina, dan kelenjar
getahbening di panggul. Pilihan ini dilakukan untuk
perempuandengan tumor kecil yang ingin mencoba untuk
hamil dikemudian hari.
2) Histerektomi total
Mengangakat leher rahim dan rahim.
3) Histerektomi radikal
Mengangkat leher rahim, beberapa jaringan di sekitar
leherrahim, rahim, dan bagian dari vagina.
4) Saluran telur dan ovarium
Mengangkat kedua saluran tuba dan ovarium. Pembedahan ini
disebut salpingo-ooforektomi.
5) Kelenjar getah bening
Mengambil kelenjar getah bening dekat tumor untuk
melihatapakah mengandung leher rahim. Jika sel kanker
telahhisterektomy total dan radikal mencapai kelenjar getah
bening,itu berarti penyakit ini mungkin telah menyebar ke
bagian laindari tubuh.
b. Radioterapi
Radioterapi adalah salah satu pilihan bagi perempuan
yangmenderita kanker serviks dengan stadium berapa pun.
Perempuandengan kanker serviks tahap awal dapat memilih terapi
sebagaipengganti operasi. Hal ini juga dapat digunakan setelah
operasiuntuk menghancurkan sel-sel kanker apa pun yang masih di
daerahtersebut. Perempuan dengan kanker yang menyerang
bagianbagianselain kenker serviks mungkin perlu diterapi radiasi
dankemoterapi.Terapi radiasi menggunakan sinar berenergi
tinggiuntuk membunuh sel-sel kanker. Terapi ini mempengaruhi
sel-seldi daerah yang diobati. Ada dua jenis terapi ini :
1) Terapi radiasi eksternal
Sebuah mesin besar akan mengarahkan radiasi pada
panggulatau jaringan lain di mana kanker telah menyebar.
Pengobatanbiasanya di berikan di rumah sakit. Penderita
mungkinmenerima radiasi eksternal 5 hari seminggu selama
beberapaminggu. Setiap pengobatan hanya memakan waktu
beberapamenit.
2) Terapi radiasi internal
Sebuah tabung tipis yang ditempatkan di dalam vagina.
Suatuzat radioaktif di masukkan ke dalam tagung tersebut.
Penderitamungkin harus tinggal di rumah sakit sementara
sumberradioaktif masih beradadi tempatnya (samapai 3
hari).Efek samping tergantung terutama pada seberapa banyak
radiasidiberikan dan tubuh bagian mana yang di terapi.radiasi
pada perutdan panggul dapat menyebabkan mual, muntah,
diare, ataumasalah eliminasi. Penderita mungkin kehilangan
rambut di daerahgenital. Selain itu, kulit penderita di daerah
yang dirawat menjadimerah, kering, dan tender.
c. Kemoterapi
Kemoterapi telah digunakan untuk pengobatan kanker sejak
tahun1950-an dan diberikan sebelum operasi untuk memperkecil
ukurankanker yang akan di operasi atau sesudah operasi
untukmembersihkan sisa-sisa sel kanker, kadang dikombinasikan
denganterapi radiasi tapi kadang juga tidak. Kemoterapi ini
biasanyadiberikan dalam tablet/pil, suntikan, atau infus. Jadwal
pemberianada yang setiap hari, sekali seminggu atau bahkan sekali
sebulan.Efek samping yang terjadi terutama tergantung pada jenis
obatobatanyang diberikan dan seberapa banyak.kemoterapi
membunuhsel-sel kanker yang tumbuh cepat, terapi juga
dapatmembahayakan sel-sel normal yang membelah dengan cepat,
yaitu:
1) Sel darah
Bila kemoterapi menurunkan kadar sel darah merah yang
sehat,penderita akan lebih mudah terkena infeksi, mudah
memar atauberdarah, dan merasa sangat lemah dan lelah.
2) Sel-sel pada akar rambut
Kemoterapi dapat menyebabkan rambut rontok. Rambut
penderita yang hilang akan tumbuh lagi, tetapi
kemungkinanmengalami perubahan warna dan tekstur.
3) Sel yang melapisi saluran pencernaan
Kemoterapi menurunkan nafsu makan, mual-mual dan
muntah,diare, atau infeksi pada mulut dan bibir.
Efek samping lainnya termasuk ruam kulit, kesemutan atau mati
rasadi tangan dan kaki, masalah pendengaran, kehilangan
keseimbangan,nyeri sendi, atau kaki bengkak.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian Keperawatan
a. Anamnesis
1) Data dasar
Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan
cara anamnesa, pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan
penunjang (hasil laboratorium).
2) Identitas pasien
Meliputi nama lengkap, tempat/tanggal lahir, umur, jenis
kelamin, agama, alamat, pendidikan, pekerjaan, asal suku
bangsa, tanggal masuk rumah sakit, no medical record (MR),
nama orang tua, dan pekerjaan orang tua.
3) Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, pekerjaan dan hubungan dengan pasien
4) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
Biasaya pasien datang kerumah sakit dengan keluhan seperti
pendarahan intra servikal dan disertai keputihan yang
menyerupai air dan berbau (Padila, 2015).
b) Riwayat kesehatan sekarang
Menurut Diananda (2008) biasanya pasien pada stadium awal
tidak merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada
stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti
keputihan yang berbau busuk, perdarahan setelah melakukan
hubungan seksual, rasa nyeri disekitar vagina, nyeri pada
panggul.
c) Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pada pasien kanker serviks memiliki riwayat
kesehatan dahulu seperti riwayat penyakit keputihan, riwayat
penyakit HIV/AIDS (Ariani, 2015).
d) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya riwayat keluarga adalah salah satu faktor yang
paling mempengaruhi karena kanker bisa dipengaruhi oleh
kelainan genetika. Keluraga yang memiliki riwayat kanker
didalam keluarganya lebih berisiko tinggi terkena kanker dari
pada keluraga yang tidak ada riwayat didalam keluarganya
(Diananda, 2008).
5) Riwayat Obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien dengan kanker
serviks yang perlu diketahui adalah:
a) Keluhan haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab
kanker serviks tidak pernah ditemukan sebelumnya menarche
dan mengalami atropi pada masa menopose. Siklus
menstruasi yang tidak teratur atau terjadi pendarahan diantara
siklus haid adalah salah tanda gejala kanker serviks.
b) Riwayat kehamilan dan persalinan
Jumlah kehamilan dan anak yang hidup karna kanker serviks
terbanyak pada wanita yang sering partus, semakin sering
partus semakin besar kemungkinan resiko mendapatkan
karsinoma serviks (Aspiani, 2017).
6) Riwayat psikososial
Biasanya tentang penerimaan pasien terhadap penyakitnya serta
harapan terhadap pengobatan yang akan dijalani, hubungan
dengan suami/keluarga terhadap pasien dari sumber keuangan.
Konsep diri pasien meliputi gambaran diri peran dan identitas.
Kaji juga ekspresi wajah pasien yang murung atau sedih serta
keluhan pasien yang merasa tidak berguna atau menyusahkan
orang lain (Reeder,dkk, 2013).
7) Riwayat kebiasaan sehari-hari
Biasanya meliputi pemenuhan kebutuhan nutrisi, elimenasi,
aktivitas pasien sehari-hari, pemenuhan kebutuhan istirahat dan
tidur (Padila, 2015).
8) Pemeriksaan fisik
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan
aliran arteri atau vena
b. Resiko Infeksi berhubungan gangguan integritas kulit
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengangangguan sirkulasi
d. Harga diri rendah kronik berhubungan dengan penguatan negative
berulang
3. Rencana keperawatan
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
gangguan aliran arteri atau vena
1) Tujuan : perfusi jaringan perifer efektif
2) KH : Waktu pengisian kapiler < 3 detik, Tekanan sistol dan
diastol dalam rentang yang diharapkan, Tingkat kesadaran
membaik
3) Intervensi
Intervensi Rasional
Kaji secara komprehensif Sirkulasi perifer dapat
sirkulasi perifer menunjukkan tingkat
keparahan penyakit
Monitor laboratorium ( Milai laboratorium dapat
Hb, hmt ) menunjukkan komposisi
darah
evaluasi nadi perifer dan Pulsasi yang lemah
edema menimbulkan penurunan
kardiak output
Ubah posisi pasien setiap 2 Mencegah komplikasi
jam dekubitus
Dorong latihan ROM Menggerakkan otot dan sendi
sebelum bedrest agar tidak kaku
Kolaborasi pemberian anti Meminimalkan adanya
platelet atau anti bekuan dalam darah
perdarahan
b. Resiko infeksi berhubungan dengan integritas kulit
1) Tujuan : pasien dapat terhindar dari resiko infeksi
2) KH : integritas kulit klien normal, temperature kulit
klien normal, tidak ada lesi pada kulit
3) Intervensi
Intervensi Rasional
Monitor karakteristik, Untuk mengetahui keadaan
warna, ukuran, cairan, dan luka dan perkembangannya
bau luka
Bersihkan luka dengan Normal salin merupakan
normal salin cairan isotonis yang sesuai
dengan cairan dalam tubuh
Ajarkan klien dan keluarga Memandirikan keluarga dan
untuk melakukan pasien
perawatan luka
Rawat luka dengan Agar tidak terjadi infeksi dan
konssep steril terpapar oleh kuman atau
bakteri
Gunakan sabun anti Mengurangi mikroba bakteri
mikroba untuk cuci tangan yang dapat menyebabkan
infeksi
Berikan penjelasan kepada Agar keluarga pasien
klien dan keluarga mengetahui tanda dan gejala
mengenai tanda dan gejala dari infeksi
dari infeksi
Kolaborasi pemberian Pemberian antibiotic untuk
antibiotic mencegah timbulnya infeksi
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi
1) Tujuan : Mencegah terjadinya kerusakan pada kulit dan jaringan
didalamnya
2) KH : Tidak terdapat tekanan, tidak menunjukkan adanya
kelainan pada persendian
3) Intervensi
Intervensi rasional
Monitor kulit yang memerah Dengan memonitoring area kulit
dan terjadi kerusakan yang merah dan terjadi kerusakan
untuk mengurangi resiko dekubitus
Mobilisasi klien setiap 2 jam Dengan memobilisasi klien dapat
mengurangi penekanan
Lakukan perawatan kulit Untuk meningkatkan proses
secara aseptic 2 kali sehari penyembuhan lesi kulit serta
mencegah terjadinys infeksi
sekunder
Berikan pendidikan Meningkatkan pengetahuan pasien
kesehatan kepada klien dan dan keluarganya mengenai
keluarganya tentang pentingnya menjaga kebersihan
pentingnya menjaga kulit serta supaya pasien lebih
kebersihan kulit sekitar luka kooperatif
guna mempercepat
penyembuhan dan ajarkan
teknik perawatannya
Kolaborasi pemberian Mempercepat penyembuhan
NSAID dan kortikosteroid.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kanker serviks uterus adalah keganasan yang paling sering
ditemukan dikalangan wanita. Penyakit ini merupakan proses
perubahan dari suatu epithelium yang normal sampai menjadi Ca
invasive yang memberikan gejala dan merupakan proses yang
perlahan-lahan dan mengambil waktu bertahun-tahun. Ada beberapa
klasifikasi tapi yang paling banyak penganutnya adalah yang dibuat
oleh IFGO (International Federation of Ginekoloi and Obstetrics),
yaitu Stage 0, 1, 1 a , 1 b, 2, 3 , dan 4.
Gejala klinis kanker serviks pada stadium lanjut baru terlihat tanda-
tanda yang lebih khas, baik berupa perdarahan yang hebat (terutama
dalam bentuk eksofitik), fluor albus yang berbau dan rasa sakit yang
sangat hebat. Karsinoma serviks timbul dibatasi antara epitel yang
melapisi ektoserviks (portio) dan endoserviks kanalis serviks yang
disebut skuamo kolumnar junction (SCJ). Pada wanita muda SCJ
terletak diluar OUE, sedang pada wanita diatas 35 tahun, di dalam
kanalis serviks. Penyebaran kanker serviks pada umumnya secara
limfogen melalui pembuluh getah bening menuju 3 arah : a) ke arah
fornices dan dinding vagina, b) ke arah korpus uterus, dan c) ke arah
parametrium dan dalam tingkatan yang lanjut menginfiltrasi septum
rektovaginal dan kandung kemih. Diagnosis kanker serviks tidaklah
sulit apalagi tingkatannya sudah lanjut. Yang menjadi masalah adalah
bagaimana melakukan skrining untuk mencegah kanker serviks,
dilakukan dengan deteksi, eradikasi, dan pengamatan terhadap lesi
prakanker serviks.
Pengobatan kanker serviks yang dapat dilakukan, yiatu :
Pembedahan, Terapi penyinaran, Kemoterapi, dan Terapi biologis.
Sedangkan beberapa cara praktis yang dapat dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari untuk mencegah kanker serviks, yaitu : miliki
pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk
merangsang sistem kekebalan tubuh, hindari merokok, hindari seks
sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun,
pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi
HPV, melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah
vagina toilet, hindari berhubungan seks dengan banyak partner, secara
rutin menjalani tes Pap smear secara teratur, dan sebagainya.
Daftar pustaka
https://www.academia.edu/37685408/LAPORAN_PENDAHULUAN_IBU_HAM
IL_DENGAN_CA_SERVIKS

Anda mungkin juga menyukai