Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MELITUS PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA SEHAT

MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG IV SIPIN

OLEH

MUTHMAINNAH

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MELITUS PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA SEHAT

MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG IV SIPIN

A. LATAR BELAKANG
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah.

Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu

hormon yang diproduksi oleh pankreas, mengendalikan kadar glukosa dalam

darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya.


Pada diabetes, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin

dapat menurun, atau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi

insulin, keadaan ini menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan

komplikasi metabolik akut seperti diabetes ketoasidosis dan sindrom

hiperglikemik hiperosmoler nonketotik (HHNK). Hiperglikemia jangka

panjang dapat ikut menyebabkan komplikasi mikrovaskuler yang kronis

(penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi neuropati (penyakit pada saraf).

Diabetes juga disertai dengan peningkatan insidens penyakit makrovaskuler

yang mencakup infark miokard, stroke, dan penyakit vaskuler perifer.


Diabetes terutama prevalens di antara kaum lansia. Di antara individu

yang berusia lebih dari 65 tahun, 8,6 % menderita diabetes tipe II. Angka ini

mencakup 15% populasi pada panti lansia. Di Amerika Serikat, diabetes

merupakan penyebab utama kebutaan yang baru di antara penduduk berusia


25 hingga 74 tahun dan juga menjadi penyebab utama amputasi di luar trauma

kecelakaan. 30% pasien yang mulai mendapat terapi dialisis setiap tahun

menderita penyakit diabetes. Diabetes berada di urutan ke-3 penyebab utama

kematian akibat penyakit dan hal ini sebagian besar disebabkan oleh angka

penyakit arteri koroner yang tinggi pada para penderita diabetes melitus.

(Brunner and Suddarth, 2006)

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan di harapkan peserta penyuluhanm


mengetahui dan mengenal tentang penyakit Diabetes Millitus

2. Tujuan Khusus
a. Lansia dapat mengetahui Definisi Diabetes Millitus
b. Lansia dapat mengetahui etiologi Diabetes Millitus.
c. Lansia dapat mengetahui tanda dan gejala Diabetes mellitus
d. Lansia dapat mengetahui komplikasi Diabetes Melitus
e. Lansia dapat mengetahui cara perawatan Diabetes Melitus
f. Lansia dapat mengetahui diit Diabetes Melitus
g. Lansia dapat mengetahui obat tradisional Diabetes Melitus

B. PENATALAKSANAAN KEGIATAN
1. Judul Kegiatan

“Penyuluhan Penyakit Diabetes Millitus”.

2. Peserta
Lansia di posyandu lansia sehat mandiri diwilayah kerja puskesmas

simpang IV sipin sebanyak 25 orang


3. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
4. Media dan Alat
a. Leaflet
b. Microfon
c. Tape
5. Waktu dan Tempat
a. Hari/Tanggal : Rabu. 04-11-2015
b. Waktu : 16:00 WIB s/d selesai
c. Tempat : Posyandu Sehat Mandiri
d. Acara : Penyuluhan Penyakit Diabetes Millitus
6. Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab : - Ranida Arsi
b. Moderator : - Martini
c. Presenter : - Muthmainnah
d. Fasilitator : - Bambang Aprianto
-Depa Rakhmahayati
- Delvi Yuli Ariani
e. Dokumentasi : - Robby Awaluddin
f. Observer : - Kartika Setiawati
g. Konsumsi : - Rahayu
7. Uraian Tugas
a. Penanggung jawab :
Mengkoordinir kegiatan dan bertanggung jawab terhadap

kelangsungan acara sejak perencanaan, persiapan, pelaksanaan,

evaluasi dan pelaporan.


b. Moderator:
Memimpin jalannya penyuluhan
c. Presenter :
Menyajikan materi tentang Penyakit Diabetes Millitus
d. Fasilitator :
Memotivasi peserta penyuluhan untuk bertanya dan menyebarkan

kuesioner.
e. Dokumentasi :
Mendokumentasikan hasil penyuluhan, bertanggung jawab dalam

mendokumentasikan kegiatan yang dilaksanakan dari sejak

perencanaan, persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan.


f. Observer :
Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir

dan membuat hasil pela


g. Konsumsi : Mempersiapkan konsumsi untuk penyelenggaraan

penyuluhan
8. Setting Acara

No ACARA METODE WAKTU

1 Pembukaan

a. Salam dan pembukaan Ceramah 10 Menit


b. Menjelaskan tujuan pertemuan
c. Kata sambutan dari dosen
pembimbing
2 Pelaksanaan Ceramah,
Tanya jawab
a. Kegiatan penyuluhan tentang (diskusi) 20 Menit
Diabetes Mellitus
b. Tanya jawab
3 Penutup
a. Menyimpulkan hasil Ceramah 10 menit
penyuluhan
b. Salam penutup

9. Strategi Pelaksanaan

No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta

1. 10 Pembukaan :
Menit
a. Mengucapkan salam Menjawab salam
b. Memperkenalkan mahasiswa
Porfesi Ners Universitas Jambi Memperhatikan
c. Memperkenalkan dosen
pembimbing
Memperhatikan
d. Menjelaskan tujuan
Memperhatikassn
e. Menjelaskan kontrak waktu
Memperhatikan

2. 20 Kegiatan Inti :
menit
a. Memberikan penyuluhan tentang Memperhatikan
Diabetes Militus

b. Menggali persepsi peserta/ Mengemukakan


masyarakat pendapat
c. Membuka pertanyaan/ diskusi Mengemukakan
dengan masyarakat pendapat

d. Memberikan reinforcement
kepada peserta yang bertanya Mendengarkan

e. Menjawab pertanyaan peserta/


Mendengarkan
masyarakat
3. 10 Penutup
menit
a. Menyimpulkan hasil penyuluhan Mendengarkan
b. Mengucapkan Salam penutup Menjawab salam

10. Setting Tempat



Keterangan :
: Penanggung Jawab
: Moderator
: Presenter
: Pembimbing
: Fasilitator
: Observer
: Masyarakat

11. Rencana Evaluasi Kegiatan


1. Evaluasi struktur
a. 50% dari undangan dapat menghadiri pertemuan
b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai waktu yang direncanakan
b. 40% dari undangan hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai

akhir
b. Peserta berperan aktif dalam mengajukan pertanyaan dan

mengemukakan pendapat selama jalannya diskusi.


c. Tidak ada peserta yang keluar masuk selama jalannya kegiatan
3. Evaluasi hasil
a. Lansia dapat menjawab dan mengulang kembali tentang

Definisi Diabetes Millitus


b. Lansia dapat menjawab dan mengulang kembali tentang

etiologi Diabetes Millitus


c. Lansia dapat menjawab dan mengulang kembali tentang tanda

dan gejala Diabetes Millitus


d. Lansia dapat menjawab dan mengulang kembali komplikasi

Diabetes Melitus
e. Lansia dapat menjawab dan mengulang kembali cara perawatan

Diabetes Melitus
f. Lansia dapat menjawab dan mengulang kembali diit Diabetes

Melitus
g. Lansia dapat menjawab dan mengulang kembali obat

tradisional Diabetes Melitus.

MATERI DIABETES MELITUS (DM)

A. Pengertian
Penyakit Kencing Manis atau dalam istilah medisnya disebut Diabetes

Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang

disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) dalam darah

sebagai akibat dari kekurangan insulin, yang ditandai dengan berlebihnya gula

dalam darah (hiperglikemia) dan terdapat gula dalam air kencing (glukosuria).
(Misnadiarly, 2006)
B. Penyebab
1. Faktor keturunan
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes itu sendiri tetapi mewarisi

suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes.

Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe

antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan

kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses

imun lainnya.
2. Gaya hidup yang tidak sehat
Makanan adalah penyebab diabetes pada umumnya dan makanan adalah

sumber dari penyakit tersebut. Bagi anda yang gemar dalam mengkomsumsi

makanan yang berlemak tinggi anda harus berhati-hati karena makanan yang

mengandung lemak tinggi selain bisa membuat tubuh seseorang menjadi

gemuk makanan tersebut juga bisa membuat kadar gula darah didalam tubuh

menjadi meningkat dan melebihi batas normalnya sehingga anda bisa

terkena penyakit diabetes atau kencing manis.

3. Obesitas/ kegemukan
Hal ini terjadi karena pada individu yang obesitas dapat mengakibatkan

organ pancreas bekerja lebih keras untuk menghasilkan insulin, akibatnya sel

beta pancreas mengalami kerusakan dan menghasilkan insulin semakin lama

semakin sedikit untuk tubuh.


4. Penuaan (usia)
Dengan meningkatnya umur, intoleransi terhadap glukosa juga meningkat.

Sehingga untuk usia lanjut diperlukan batas glukosa darah yang lebih tinggi .

Pada usia lanjut terjadi penurunuan sekresi insulin dan resistensi insulin.
5. Kerusakan kelenjar pancreas
Rusaknya sebagian kecil atau sebagian besar dari sel-sel betha dari pulau-

pulau Langerhans pada pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin,

akibatnya terjadi kekurangan insulin.


(Misnadiarly, 2006)
C. Tanda dan Gejala
1. Polidipsi (banyak minum)
Akibat volume urin yang sangat besar dan keluarnya air yang

menyebabkan dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi intrasel mengikuti dehidrasi

ekstrasel. Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran ADH dan menimbulkan

rasa haus.
2. Poliuri (banyak kencing)
Pada orang nondiabetes, semua glukosa yang difiltrasi ke dalam urin akan

diserap secara aktif kembali ke dalam darah. Pengangkut-pengangkut glukosa

di ginjal yang membawa glukosa keluar urin untuk masuk kembali ke darah

akan mengalami kejenuhan dan tidak dapat mengangkut glukosa lebih banyak.

Karena glukosa di dalam urin memiliki aktivitas osmotik, maka air akan

tertahan di dalam filtrat dan diekskresikan bersama glukosa dalam urin

sehingga terjadi poliuria


3. Polipagi (banyak makan)
Akibat keadaan pasca absorptif yang kronik, katabolik protein dan lemak,

dan kelaparan relatif sel-sel. Sering terjadi penurunan berat badan.


4. Kelemahan tubuh, mudah merasa lelah
Akibat katabolisme protein di dalam otot dan ketidakmampuan sebagian

besar sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi.


5. Seringnya terjadi luka (infeksi), gatal-gatal, dan luka yang tidak sembuh-

sembuh
Ini Kadar gula yang tinggi dan berlangsung terus menerus dapat

menyebabkan pembuluh darah menyempit ( vasokonstriksi ) dan menjadi

kaku ( elastisitasnya menurun ), akibatnya sirkulasi darah menjadi terganggu.

Transportasi nutrisi, oksigen pada luka menjadi terganggu sehingga sangat

wajar bila penyembuhan luka berjalan sangat lambat. Disamping itu kadar

gula yang tinggi juga akan menghambat dan mengurangi fungsi sel-sel darah

merah ( eritrosit ) untuk membawa nutrisi ke seluruh jaringan tubuh, dan juga

mengurangi fungsi dari sel-sel darah putih yang mempunyai peranan melawan

infeksi.
6. Kesemutan, rasa baal pada bagian tubuh terutama pada tangan atau

kaki
Penyakit kencing manis dengan kadar gula yang tinggi dan tidak

terkontrol lama kelamaan akan membuat saraf mengalami kerusakan pada

saraf perifer hal ini terjadi karena darah yang mengalir pada ujung saraf yang

menurun
(Misnadiarly, 2006)

D. Komplikasi
1. Penyakit jantung
Makroangiopati diabetik mempunyai gambaran histopatologis berupa

aterosklerosis. Gangguan-gangguan biokimia yang ditimbulkan akibat

insufisiensi insulin berupa : (1) penimbunan sorbitol dalam intima vaskuler,

(2) hiperlipoproteinemia dan, (3) kelainan pembekuan darah. Pada akhirnya

makroangiopati diabetik ini akan mengakibatkan penyumbatan vaskuler


2. Gagal ginjal
Terjadi akibat hipoksia yang berkaitan dengan diabetes jangka panjang,

glomerulus, seperti sebagian besar kapiler lainnya, menebal. Terjadi hipertropi

ginjal akibat peningkatan kerja yang harus dilakukan oleh ginjal pengidap DM

kronik untuk menyerap ulang glukosa.


3. Retinopati
Ancaman paling serius terhadap penglihatan adalah retinopati. Retina

adalah jaringan yang sangat aktif bermetabolisme dan pada hipoksia kronik

akan mengalami kerusakan secara progresif .


4. Stroke
DM dapat menyebabkan stroke iskemik karena terbentuknya plak

aterosklerotik pada dinding pembuluh darah yang disebabkan oleh gangguan

metabolisme glukosa sistemik. DM mempercepat kejadian aterosklerosis baik

pada pembuluh darah kecil maupun pembuluh darah besar di seluruh

pembuluh darah, termasuk pembuluh darah otak.


5. Impotensi
Impotensi disebabkan pembuluh darah mengalami kebocoran sehingga

penis tidak bisa ereksi. Impotensi pada penderita diabetes juga bisa

disebabkan oleh faktor psikologis atau gabungan organis dan psikologis.


6. Luka gangren (luka yang lama sembuh dan cenderung membusuk) yang

harus di amputasi,
Infeksi kaki mudah timbul pada penderita diabetes kronis dan dikenal

sebagai penyulit gangren atau ulkus. Jika dibiarkan, infeksi akan

mengakibatkan pembusukan pada bagian luka karena tidak mendapat aliran

darah. Pasalnya, pembuluh darah penderita diabetes banyak tersumbat atau

menyempit. Jika luka membusuk, mau tidak mau bagian yang terinfeksi harus

diamputasi. Penderita diabetes yang terkena gangren perlu dikontrol ketat gula

darahnya serta diberi antibiotika. Penanganan gangren perlu kerja sama

dengan dokter bedah.


(Mistral. 2008)
E. Prinsip Perawatan DM
1. Kontrol kadar gula teratur
2. Terapkan pola hidup sehat (merokok dan minum alkohol)
Jika Anda memiliki kebiasaan merokok maka sebaiknya berhenti mulai

sekarang. Rokok meninggalkan nikotin dalam saluran pernafasan kemudian

akan diambil oleh darah. Darah yang mengandung nikotin akan merusak

sistem insulin pada pankreas sehingga resiko diabetes menjadi semakin

tinggi. Bahaya merokok selain menjadi penyebab diabetes juga dapat

menimbulkan ratusan penyakit paling mematikan di dunia lainnya. Alkohol

adalah salah satu pemicu beberapa jenis penyakit dalam tubuh seperti

jantung, stroke, kanker hati dan beberapa jenis penyakit lain. Jantung menjadi
salah satu potensi besar untuk merusak kemampuan tubuh dalam

menghasilkan insulin. Karena itulah bahaya alkohol bisa meningkatkan

potensi diabetes.
3. Olah raga
Berbagai macam gerakan dan latihan fisik bisa menghindari tubuh dari

penumpulan lemak, resiko obesitas dan membuat jantung menjadi lebih sehat.

Dengan gaya hidup seperti ini maka tubuh akan meningkatkan produksi

insulin dan digunakan untuk membantu menormalkan kadar gula dalam darah.

Anda bisa memilih beberapa aktifitas fisik seperti berenang, senam dan lari.

Latihan fisik 20 menit setiap hari sudah bisa menurunkan resiko terkena

diabetes.
4. Minum obat secara teratur
5. Menghindari stress
Pasien yang mengalami stres akan terjadi peningkatan sekresi kortisol

yang menyebabkan peningkatan gula darah.


6. Makan sesuai diet (menghindari makanan yang manis-manis, yang

mengandung gula, dan makanan yang banyak tepungnya)


Minuman manis yang mengandung gula dan bahan pemanis lain telah

meningkatkan resiko diabetes. Minuman manis memang dibutuhkan oleh

tubuh sebagai sumber tenaga tapi dalam jumlah yang kecil. Selain minuman

manis maka minuman yang mengandung soda dan berbagai bahan pengawet

juga harus dihindari. Minuman manis akan meningkatkan kadar glikemik

dalam tubuh sehingga bisa meningkatkan resiko obesitas dan diabetes.


(Mistral. 2008)
F. Diet Pada DM
Tinggi karbohidrat, tinggi serat, rendah lemak, rendah protein.
1. Makanan yang dihindari
Manisan buah, gula pasir, gula jawa, susu kental manis, madu, abon,

kecap, sirup, es krim, selai, makanan yang digoreng dan berlemak, pudding,

permen, cokelat, buah klengkeng, durian, srikaya, kesemek, dan sawo.


2. Makanan yang dianjurkan

Sayur-sayuran (Kol, tomat, kangkung, bayam, kacang panjang, sawi),

buah-buahan (apel, pepaya, jeruk, pisang, labu siam), roti yang terbuat dari

gandum, susu kedelai, singkong, ubi jalar.

(Lanny lingga. 2010)

G. Pengobatan Tradisional Diabetes Melitus

1. Lidah Buaya

Jenis lidah buaya ini adalah salah satu lidah buaya yang baik untuk

menurunkan kadar gula darah sebab mengandung kromium yang saat

dikonsumsi oleh penderita diabetes mellitus akan menuju ke jaringan adipose

dan otot lurik yang akan mengaktifkan fosforilasi Akt yang ada di jaringan

adipose dan otot lurik. Fosforilasi Akt akan merangsang sekresi insulin secara

paten sehingga glukosa dapat masuk kedalam sel β pancreas secara difusi

pasif yang diperantarai protein membrane yang spesifik (glukosa transporter

2) sedangkan glukosa masuk ke membran plasma melalui glukosa transporter

4 yang juga dapat merangsang sekresi insulin. Karena adanya sekresi insulin

maka produksi insulin meningkat secara otomatis produksi glukosa oleh hati

menurun dan glukosa darah juga menurun. (Wuliyani, 2009)


Cara Pengolahan:

 Sediakan 2 batang lidah buaya

 Lidah buaya dicuci, dibuang durinya, dipotong-potong.

 Rebus dengan 3 gelas air, lalu saring.

 Minum 3 kali sehari sesudah makan, masing-masing setengah gelas.

(Arisyi S.P, 2011)

2. Jambu Biji

Buah jambu biji telah digunakan oleh sebagian masyarakat untuk menurunkan

kadar gula darah pada penderita kencing manis (Muhlisah, 2001). Selain itu buah

jambu biji dapat dijadikan sebagai obat alternatif karena mengandung berbagai

zat yang berfungsi sebagai penghambat berbagai jenis penyakit (Dweck, 2001).

Berdasarkan penelitian sebelumnya, pemberian perasan air buah jambu biji 0,517
g/hari dapat menurunkan kadar glukosa darah mulai minggu ketiga pada tikus

yang diinduksi aloksan (Yusof dan Said, 2004), berdasarkan studi literature dari

tanaman obat disebutkan bahwa infusa dan dekokta dari buah jambu biji dapat

menurunkan kadar glukosa darah pada kelinci (Galicia, et al, 2002), serta

pemberian ekstrak air buah jambu biji mempunyai efek menurunkan kadar

glukosa darah pada kelinci yang sebanding dengan glibenklamid dosis 0,23

mg/kgbb (Sutrisna, 2005). Senyawa polifenol dalam buah jambu biji yang

berpotensi sebagai antioksidan dapat menurunkan kadar glukosa darah

(Sunagawa, 2004).

CaraPengolahan: :

 Sediakan 1 buah jambu biji setengah masak


 Buah jambu biji dibelah menjadi empat bagian dan direbus dengan 1 liter

air sampai mendidih


 Setelah mendidih, air tersebut disaring.
 Air rebusan buah jambu biji tersebut diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
(Arryska Ayu P. 2008)
3. Daun Sukun Kering

Daun sukun merupakan salah satu bahan herbal alami yang dapat digunakan

sebagai obat anti hiperglikemik. Daun sukun memiliki beberapa kandungan kimia

yang dapat digunakan sebagai obat seperti saponin, polifenol, asam hidrosianat, asetil

kolin, tanin, riboflavin, dan senyawa fenol. Salah satu kandungan senyawa yang

terdapat dalam daun sukun yang dapat digunakan sebagai obat anti hiperglikemik
adalah quercetin yang merupakan kelompok senyawa dari flavonoid (Intanowa,

2012).

Cara Pengolahan:
 Sediakan 2 hingga 3 daun sukun kering, kemudian remas
 Rebus remasan daun sukun kering dengan 3 gelas air
 Rebus hingga tersisa 1 gelas, lalu saring
 Air rebusan daun sukun kering di minum2 kali sehari, pagi dan sore
(Jelantik Darma Putra. 2014)

DAFTAR PUSTAKA

Arisyi S.P. 2011. pengaruh pemberian decota daun lidah buaya(Aloe vera L) terhadap

penurunan kadar glukosa darah tikus wistar yang diberi beban glukosa..

Arryska Ayu P. 2008. Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak Etanol 70 %

Buah Jambu Biji (Psidium Guajava L.) Pada Kelinci Jantan Lokal. Fakultas

Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Surakarta.

Jelantik Darma Putra. 2014.Pengaruh pemberian ekstrak kering daun sukun

(artocarpus) terhadap kadar glukosa darah pada tikus putih diabetes mellitus.

Program studi ilmu keperawatan fakultas kedokteran universitas udayana.


Lanny lingga. 2010. Bebas diabetes tipe II tanpa obat. Jakarta. Pt agromedika

pustaka.
Misnadiarly. 2006.Diabetes mellitus. Jakarta. Pustaka popular obor.
Mistral. 2008. 3 jenis melawan diabetes melitus. Jakarta. Puspa swara anggota

IKAPI.

Anda mungkin juga menyukai