Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIABETES MELITUS (DM)

Disusun untuk memenuhi tugas keperawatan medikal bedah II yang diampu oleh
Ns.Masroni,MSN

Disusun Oleh:

1. Anis Sri Wahyuni (2017.02.052)


2. Annisa Ayu Namita (2017.02.053)
3. Luvia Masna Wulidatul Khasanah (2017.02.069)
4. Nila Ni’matul Mu’minah (2017.02.073)
5. Nur Vika Indah Sari (2017.02.075)
6. Rike Nur Safitri (2017.02.080)
7. Shelvan Dandy M (2017.02.082)
8. Silvia Lailatus Safitri (2017.02084)
9. Siti Nurhalisa (2017.02.085)
10. Siti Nurkholisa (2017.02.086)
11. Anggi Wahyu Sudarsono (2017.02.092)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

PRODI S1 KEPERAWATAN

BANYUWANGI
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Topik :Endokrin

Subtopik :Diabetes Melitus

Hari/Tanggal :Selasa, 23 April 2019

Waktu :09.00-09.40 (40 Menit)

Tempat :Kelas SMA

Sasaran :Siswa-Siswi SMA

Penyuluh :Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat 2 STIKES Banyuwangi

A. Latar Belakang
Penyakit Kencing Manis / Diabetes Melitus adalah ketidakmampuan tubuh
untuk mengubah makanan menjadi energi karena gangguan metabolisme yang terjadi
dalam tubuh.
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan
sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang penyakit Diabetes Melitus ini,
diharapkan siswa-siswi SMA mampu mengetahui tentang penyakit Diabetes Melitus.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan siswa-siswi SMA dapat:
1. Menjelaskan tentang definisi dari Diabetes Melitus.
2. Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus.
3. Menjelaskan tanda dan gejala Diabetes Melitus.
4. Menjelaskan tentang tipe Diabetes Melitus
5. Menjelaskan bagaimana pengelolaan Diabetes Melitus
6. Menjelaskan tentang pemeriksaan Diabetes Melitus
7. Menjelaskan tentang penatalaksanaan Diabetes Melitus
8. Menjelaskan makanan yang dipantang dan diperbolehkan Diabetes Melitus
9. Menjelaskan tentang komplikasi Diabetes Melitus
10. Menjelaskan bagaimana cara mencegah komplikasi Diabetes Melitus
C. Pokok Bahasan

D. Media
1. Slide/Power of Point
2. Leaflet
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi/Tanya jawab
F. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Aktivitas Aktivitas Alat /
Waktu Metode
Kegiatan Mahasiswa Pendengar Media
Pendahuluan 5 menit Kegiatan a.Menjawab salam
membuka - Ceramah
penyuluhan b.Mengenal petugas
penyuluhan
a.Mengucap salam
c.Mengemukakan
b.Memperkenalkan pendapat sesuai
diri dengan apa yang
diketahui
c.Menggali
pengetahuan d.Menyimak dengan
tentang diabetes seksama
melitus

d.Menjelaskan
tujuan yang akan
dicapai berkaitan
dengan materi
penyuluhan yang
akan disampaikan
Penyajian 20 menit 1. Menjelaskan a.Mendengar dengan Leaflet Ceramah
tentang definisi seksama dan Diskusi
dari Diabetes b. Menyimak Slide
Melitus. dengan seksama ppt
2. Menjelaskan c. Peserta
penyebab mendengarkan
penjelasan
Diabetes
Melitus. d.Peserta menyimak
penjelasan
3. Menjelaskan
tanda dan e.Peserta menyimak
penjelasan
gejala Diabetes
Melitus. f.Peserta menyimak
penjelasan.
4. Menjelaskan
tentang tipe g.Menerima
reinforcemen
Tahap Aktivitas Aktivitas Alat /
Waktu Metode
Kegiatan Mahasiswa Pendengar Media
Diabetes diberikan.
Melitus
5. Menjelaskan
cara
pengelolaan
Diabetes
Melitus
6. Menjelaskan
tentang
pemeriksaan
Diabetes
Melitus
7. Menjelaskan
tentang
penatalaksanaa
n Diabetes
Melitus
8. Menjelaskan
makanan yang
dipantang dan
diperbolehkan
Diabetes
Melitus
9. Menjelaskan
komplikasi
dari Diabetes
Militus
10. Menjelaskan
bagaimana
cara mencegah
komplikasi
Tahap Aktivitas Aktivitas Alat /
Waktu Metode
Kegiatan Mahasiswa Pendengar Media
Diabetes
Melitus

Penutup 15 menit 1. Memberikan a) Mendengarkan Lembar Ceramah,


kesempatan b) Memperhatikan balik Tanya
bertanya c) Bertanya Jawab
kepada peserta d) Menjawab
tentang meteri pertanyaan
yang kurang
jelas.
2. Memberikan
jawaban
terhadap
pertanyaan
peserta.
3. Menyampaikan
ringkasan
materi.
4. Memberikan
post test lisan.
Total waktu 40 menit
G. Setting Tempat

: LCD/Proyektor

: Moderator

:Penyuluh

: Fasilitator

:Observer

: Peserta
H. Pengorganisasian dan Uraian Tugas
1. Moderator = Anis Sri Wahyuni
- Moderator bertugas menjalankan jalanya acara penyuluhan dari awal hingga akhir
penutupan acara.
2. Penyuluh = Rike Nur Safitri, Nur Vika Indah Sari, Silvia Lailatus Safitri, Luvia
Masna Wulidatul K
- Penyuluh bertugas menyampaikan materi penyuluhan yang telah disiapkan.
3. Fasilitator = Anggi Wahyu Sudarsono, Annisa Ayu Namita, Nila Ni’matul M
- Fasilitator bertugas menciptakan suasana penyuluhan yang nyaman dan
memotifasi peserta untuk bertanya.
4. Observer = Siti Nurhalisa, Shelvan Dandy M, Siti Nurkholisa
- Observer bertugas mengamati jalanya acara penyuluhan.

I. Evaluasi
1. Struktur= Kehadiran peserta penyuluhan, Tempat Penyuluhan, Kesesuaian
Pengorganisasian
2. Proses= Antusias peserta saat penyuluhan, Kondisi peserta saat penyuluhan
peserta mengikuti dari awal atau tidak, Adakah pertanyaan dari peserta
3. Hasil= Penyuluh menyampaikan sesuai dengan materi atau tidak
J. Daftar Pustaka
Soeparman dkk, 1987, Ilmu Penyakit dalam, Jilid 1, edisi 2. UI Press, Jakarta.
http://us.geocities.com/mauzurahm., Penyakit Kencing Manis,
Oleh : Mohamed Yosri Mohamed Yong
http://www.interna.fk.ui.ac.id/referensi/pedoman/001PD.htm# , 1998, Konsensus
Pengelolaan Diabete Melitus Di Indonesia. Universitas Indonesia, Jakarta.
LAMPIRAN 1

DIABETES MELITUS

A. PENGERTIAN
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah
tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara
efektif.
Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pancreas, yang bertanggungjawab
dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula
kedalam sel sehingga bias menghasilkan energy atau disimpan sebagai cadangan
energi.
B. PENYEBAB
1. Keturunan
2. Usia
3. Kegemukan
4. Kurang gerak
5. Kehilangan insulin
6. Alkoholisme
7. Obat-obatan
C. TANDA DAN GEJALA
1. Sering merasa haus (polidipsi)
2. Sering kencing terutama malam hari (poliuri)
3. Sering merasa lapar (polipagi)
4. Pandangan menjadi kabur
5. Sering merasa lelah tanpa sebab yang jelas dan mengantuk
6. Penurunan berat badan
7. Kulit terasa kering
8. Sering menderita sariawan atau infeksi (misalnya bisul) yang sulit sembuh
9. Mati rasa atau kesemutan di kaki dan tangan
10. Mual dan muntah
D. Tipe Diabetes Melitus

DM TIPE 1 DM TIPE 2
Penderita menghasilkan sedikit insulin Pankreas tetap menghasilkan insulin,
atau sama sekali tidak menghasilkan kadang kadarnya lebih tinggi dari batas
insulin. normal. Tetapi tubuh membentuk
kekebalan terhadap efeknya, sehingga
terjadi kekurangan insulin relatif.
Umumnya terjadi sebelum usia 30 Bisa terjadi pada anak-anak dan
tahun, yaitu anak-anak dan remaja. dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah
usia 30 tahun.
faktor lingkungan (infeksi virus atau Faktor resiko untuk diabetes tipe 2
faktor gizi pada masa kanak-kanak atau adalah obesitas dimana sekitar 80-90%
dewasa awal) menyebabkan sistem penderita mengalami obesitas.
kekebalan menghancurkan sel penghasil
insulin di pankreas.
90 % penghasil insulin (sel beta) Diabetes melitus tipe 2 juga cenderung
mengalami kerusakan permanen. di turunkan secara genetik dalam
Terjadi kekurangan insulin yang berat keluarga.
dan penderita harus mendapatkan
suntikan insulin secara teratur.

E. PENGELOLAAN Diabetes Melitus


Perawatan DM dirumah saat ini sangat dianjurkan karena pengobatan dan
perawatan DM membutuhkan waktu yang lama.
Cara Perawatan Pasien DM di Rumah adalah dengan jalan :
1. Minum obat secara teratur sesuai program
2. Diet yang tepat
3. Olahraga yang teratur
4. Kontrol GD teratur
5. Pencegahan komplikasi
F. Pemeriksaan Diabetes Melitus
1. Tes kadar glukosa darah
Macam – macam Tes gula darah (Fransiska, K. 2012) :
a. Tes gula darah puasa.
Puasa yang dimaksud adalah tidak mengomsumsi makanan selama 10 jam dan dalam
keadaan istirahat atau tidur malam. Minum air putih diperbolehkan. Jadi, lakukan tes
darah 10 jam setelah makan malam terakhir.
b. Tes gula darah 2 jam setelah makan. Tes gula darah yang dilakukan 2 jam setelah
m akan. Ingat, selain makan, diabetisi juga harus minum obat ataupun suntik insulin
seperti biasa. Hal ini dilakukan agar dokter bisa melihat gambaran gula darah dengan
dosis obat atau pun insulin.
c. Tes gula darah sewaktu. Gula darah sewaktu adalah gula darah kapan saja,bukan
saat puasa ataupun 2 jam setelah makan.tes gula darah sewaktu dipakai sebagai
patokan oleh diabetisi untuk mengetahui apakah dirinya mengalami hipoglikemia
ataupun hiperglikemia
d. Tes hemoglobin A1c(HbA1c). HbA1c Menggambarkan kondisi gula darah rata-rata
selama 3 bulan kebelakang.
Gula darah yang baik :
1) Puasa : 80 sampai < 100 mg/dL
2) 2 jam setelah makan : 80 sampai < 145 mg/dL
3) HbA1c : < 6,5%
Bukan Belum pasti DM DM
DM
Kadar glukosa darah tidak puasa
Plasma vena
Darah kapiler < 110 110- 200 ≥ 200
< 80 80 - 200 ≥ 200
Kadar glukosa darah puasa
Plasma vena
Darah kapiler < 110 110- 126 ≥ 200
< 90 90- 110
≥ 110
2. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urine dapat memberi dugaan kuat adanya diabetes melitus, tetapi
pemeriksaan urine tidak dapat digunakan sebagai dasar diagnosis adanya diabetes
melitus. Pada pemeriksaan urine, urine akan dianalisis, mengandung glukosa atau
tidak. Jika dalam urine di temukan adanya glukosa, hal itu dapat memperkuat dugaan
adanya diabetes melitus.
3. Tes keton
Keton ditemukan dalam urine jika kadar glukosa darah sangat tinggi atau sangat
rendah. Jika hasil tes positif dan kadar glukosa darah juga tinggi, dapat memperkuat
dugaan adanya diabetes melitus.
4. Pemeriksaan mata
Dari hasil pemeriksaan, pada mata yang menampakkan adanya retina yang abnormal,
hal ini terjadi pada penderita diabetesmelitus kronis akibat komplikasi penyakit
tersebut.
G. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa
dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik.
Ada lima komponen dalam penatalaksanaan diabetes, yaitu : diet, latihan, pemantauan, terapi,
pendidikan.
1. Penatalaksanaan Diet
Tujuan utama dari penatalaksanaan diabetes mellitus ini yaitu untuk mengendalikan
konsentrasi glukosa darah dalam batas normal. Kadar gula darah yang normal sulit untuk di
pertahankan, tetapi semakin mendekati kisaran yang normal, maka kemungkinan terjadi
komplikasi sementara maupun jangka panjang adalah semakin berkurang (Mirza
Maulana,2015).
Diet dan pengendalian BB merupakan dasar dari penatalaksanaan diabetes. Tujuannya:
a) memberikan semua unsur makanan yang esensial (vitamin dan mineral)
b) mencapai dan mempertahankan BB yang sesuai
c) memenuhi kebutuhan energi
d) mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan
kadar glukosa darah mendekati normal
e) menurunkan kadar lemak darah jika meningkat
f) Karbohidrat sekitar 60 – 70 % dari jumlah kalori
g) Protein minimal 1 gram/Kg BB per hari (untuk dewasa) dan 2-3 gram/Kg BB
perhari (untuk anak-anak)
Lemak sebaiknya dikurangi terutama yang mengandung kolesterol, lemak yang baik
adalah lemak tak jenuh contohnya minyak jagung.
Syarat diet DM hendaknya dapat:
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda
4) Mempertahankan kadar KGD normal
5) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
6) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
7) Menarik dan mudah diberikan
Prinsip diet DM, adalah:
1) Jumlah sesuai kebutuhan
2) Jadwal diet ketat
3) Jenis: boleh dimakan/tidak

2. Penderita DM harus hidup dengan teratur


a. Menepati jam makan
b. Melakukan olahraga ringan tiap hari ( 3 x 10 menit )
c. Mengikuti jam kerja yang tidak berlebihan
d. Tidur yang cukup
3. Melakukan kumur mulut setiap habis makan untuk mengurangi sumber infeksi
4. Menjaga kaki agar tetap sehat, temui dokter jika luka tidak sembuh
Relaksasi Herbert Benson untuk mengatasi gangguan tidur
1. Tidur dengan posisi yang nyaman.
2. Anjurkan klien menutup mata.
3. Anjurkan klien relaksasi semua otot secara dalam, mulai dari kaki sampai wajah.
4. Bernapas melalui hidung, hembuskan napas, sambil mengucap “satu”, tenangkan
pikiran. Napas dalam lalu hembuskan “satu”, napas dalam lalu hembuskan “satu”.
Bernapaslah dengan mudah dan alami lalu hembuskan sampai tercipta
ketenangan dan rileks pada diri anda.
5. Ulangi 10-20 menit sampai anda tertidur.
Kompres hangat untuk mengatasi nyeri
Kantung air diisi dengan air hangat atau lap direndam dengan air hangat, kemudian
diperas airnya. Lap air hangat tersebut ditempelkan pada kulit di bagian tubuh yang terasa
nyeri sambil dipijet/ditekan secara perlahan. Bila lap tidak hangat lagi, dapat direndam
dengan air hangat lagi dan memerasnya kembali, kemudian ditempelkan lagi ke bagian
tubuh yang terasa nyeri. Teknik ini dilakukan selama 20 menit

3. Secara Medis
a. Obat Hiperglikemi Oral (OHO).
Golongan sulfonilurea sering kali dapat menurunkan kadar gula darah secara
mencukupi pada penderita diabetes tipe 2, tetapi tidak efektif pada diabetes tipe 1. Contohnya
adalah glipizid, gliburid, tolbutamid,dan klorpropamid. Obat ini menurunkan kadar gula
darah dengan cara merangsang pelepasan insulin oleh pankreas dan meningkatkan
efektivitasnya. OHO biasanya diberikan pada pederita diabetes tipe 2 jika diet dan olahraga
gagal menurunkan kadar gula darah dengan cukup. Obat ini kadang bisa diberikan hanya satu
kali (pagi hari), meskipun beberapa penderita memerlukan 2-3 kali pemberian. Jika OHO
tidak dapat mengontrol kadar gula dalam darah dengan baik, mungkin perlu diberikan dengan
suntik insulin.
b. Insulin
Insulin diperlukan pada keadaan :
1) Penurunan berat badan yang cepat.
2) Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis.
3) Ketoasidosis diabetik.
4) Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
Insulin disuntikkan dibawah kulit kedalam lapisan lemak, biasanya di lengan, paha atau
dinding perut. Digunakan jarum yang sangan kecil agar tidak terasa terlalu nyeri. Insulin
terdapat dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memliki kecepatan dan lama kerja yang
berbeda :

a) insulin kerja cepat


contonya adalah insulin reguler, yang bekerja paling cepat dan paling sebentar. Insulin ini
sering kali mulai menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit, mencapai puncaknya dalam
waktu 2-4 jam dan bekerja selama 6-8 jam. Insulin ini sering kali digunakan untuk penderita
yang menjalani beberapa kali suntikan setiap harinya dan disuntikkan dalam 15-20 menit
sebelum makan.
b) Insulin kerja sedang
contohnya adalah insulin suspensi seng atau isofan. Mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam,
mencapai puncak maksimum dalam waktu 6-10 jam, dan bekerja selama 18-26 jam. Insulin
ini bisa disuntikkan pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan selama sehari dan dapat
disuntikkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan sepanjang malam.
c) Insulin kerja lambat
contohnya adalah insulin suspensi seng yang telah dikembangkan. Efeknya baru timbul
setelah 6 jam dan bekerja selama 23-6 jam.
c. Debridement
Debridement yaitu menghilangkan jaringan mati atau nekrotik pada luka. Jaringan yang
perlu dihilangkan adalah jaringan nekrotik dan slough. Debridement memberikan banyak
manfaat diantaranya menghilangkan jaringan yang sudah tidak tervaskularisasi,bakteri,dan
juga eksudat sehingga akan menciptakan kondisi luka yang dapat menstimulasi munculnya
jaringan sehat.
H. MAKANAN YANG DIPANTANG DAN DIPERBOLEHKAN
Proporsi diet/ makanan harian yang benar bagi penderita DM :
Berdasarkan anjuran dari PERKENI ( perkumpulan Endokrinologi Indonesia ) diet
harian penderita DM disusun sebagai berikut:
a. Karbohidrat : 60-70 %
b. Protein : 10-15%
c. Lemak : 20-25%

Jenis Makanan yang Harus diKonsumsi yang dikonsumsi oleh penderita DM


diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Jenis Makanan yang TIDAK BOLEH dikonsumsi :
1. Manisan Buah
2. Gula pasir
3. Susu Kental Manis
4. Madu
5. Abon
6. Kecap
7. Sirup
8. Es Krim
b. Jenis makanan Yang BOLEH DIMAKAN TETAPI HARUS DIBATASI ;
1. Nasi
2. Singkong
3. Roti
4. Telur
5. Tempe
6. Tahu
7. Kacang Hijau
8. Kacang Tanah
9. Ikan

c. Jenis Makanan YANG DIANJURKAN UNTUK DIMAKAN :


1. Kol
2. Tomat
3. Kangkung
4. Oyong
5. Bayam
6. Kacang Panjang
7. Pepaya
8. Jeruk
9. Pisang
10. Labu Siam
I. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi bila penderita DM tidak dirawat dengan baik sehingga
gula darah selalu tinggi adalah :
1. Ginjal : Gagal Ginjal, Infeksi
2. Jantung : Hipertensi, Gagal Jantung
3. Mata : Glaukoma, Katarak, Retinopati
4. Syaraf : Neuropati, mati rasa
5. Kulit : Luka lama, gangren
6. Hipoglikemi
7. Ketoasidosis
Untuk mencegah komplikasi sebaiknya yang dilakukan adalah :
1. Diet dengan benar
2. Minum obat teratur
3. Kontrol gula darah teratur
4. Olahraga ( jalan kaki, senam, sepeda santai, dsb)
5. Bila saat aktifitas kemudian PUSING,KERINGAT DINGIN maka cepat MINUM
TEH MANIS
6. Mencegah kulit terluka : pakai alas kaki, lingkungan rumah tidak licin, tangga (
undak-undakan tidak tinggi)
7. Cegah Kegemukan

Cara mencegah atau menghindari agar tidak terjadi luka pada kaki pada
penderita DM :
1. Hindari terlalu sering merendam kaki
2. Hindari penggunaan botol panas/penghangat kaki dari listrik
3. Hindari penggunaan pisau/silet untuk memotong kuku atau menghilangkan kalus
4. hindari kaos kaki / sepatu yang terlalu sempit
5. Hindari Rokok

Mengapa pengidap DM beresiko terhadap Ulkus Diabetik


1. Sirkulasi darah kaki kurang baik
2. Indera rasa kedua kaki berkurang sehingga kaki mudah terluka
3. Daya Tahan tubuh terhadap infeksi menurun

Tindakan yang bisa dilakukan bila kaki terluka:


1. Bila luka kecil : bersihkan dengan antiseptik, tutup luka dengan kasa steril dan
bila dalam waktu dua hari tidak sembuh segera periksa ke dokter
2. Bila luka cukup besar / kaki mengalami kelainan segera pergi ke dokter.

Perawatan kaki Diabetik :


1. Saat mandi bersihkan dengan sabun, bila perlu gunakan batu apung / sikat halus
2. Keringkan dengan handuk terutama sela-sela jari
3. Periksa kaki kemungkinan adanya perubahan warna ( pucat,kemerahan ),bentuk
(pecah-pecah,lepuh,kalus,luka),Suhu (dingin,lebih panas)
4. Bila kaki kering,olesi dengan lotion
5. Potong kuku / kikir tiap 2 hari,jangan terlalu pendek. Bila kuku terlalu keras kaki
direndam dahulu dalam air hangat ( 37,5’C ) selama 5 menit.
6. Gunakan kaos kaki yang terbuat dari katun / wol
7. Pakailah alas kaki, periksa alas kaki sebelum dipakai, mungkin ada sesuatu
didalamnya. Lepas alas kaki setiap 4-6 jam dan gerakkan pergelangan kaki dan
jari-jari kaki agar sirkulasi darah lancar
8. Lakukan senam kaki
9. Jangan biarkan luka sekcil apapun

Cara Memilih Sepatu yang baik bagi penderita DM :


1. Ukuran : Jangan terlalu sempit/ longgar kurang lebih ½ inchi lebih panjang dari
kaki
2. Bentuk : Ujung sepatu jangan runcing,tinggi tumit < 2 inchi
3. Bahan sepatu terbuat dari bahan yang lembut
4. Insole terbuat dari bahan yang tidak licin

Anda mungkin juga menyukai