Disusun Oleh:
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
LEMBAR PENGESAHAN
1. Koordinator PKRS
Nama : Sintia Ardiana
NIM : 132011133092
2. Nama Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan Mengenai Penyakit Diabetes Mellitus
3. Waktu Pelaksanaan : Kamis, 07 Desember 2023
4. Tempat Pelaksanaan : Rumah Keluarga Ny. A atau Nginden VI D No. 17
Sintia Ardiana
NIM. 132011133092
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Kesehatan
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
C. Materi (Terlampir)
1. Definisi diabetes melitus
2. Penyebab diabetes melitus
3. Tanda dan Gejala diabetes melitus
4. Pencegahan hipertensi dan dukungan keluarga terhadap pasien dengan diabetes
melitus.
D. Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab/diskusi
E. Sasaran
Pasien yang berada di ruang tamu keluarga binaan.
F. Setting tempat
Peserta duduk
G. Pengorganisasian
1. Moderator
a. Menyampaikan salam pembuka
b. Memperkenalkan anggota kelompok
c. Menyampaikan kontrak waktu
d. Menyampaikan tujuan dari penyuluhan
e. Menyampaikan mekanisme penyuluhan
f. Membuka sesi tanya jawab
g. Mengevaluasi pemahaman peserta dengan bertanya kembali
h. Memberikan reward pada peserta yang bisa menjawab pertanyaan
i. Menyimpulkan materi penyuluhan
2. Time keeper
a. Memantau jalannya acara sesuai kontrak waktu menggunakan stopwatch
b. Mengingatkan presentator apabila waktu akan habis.
3. Presentator
a. Menggali pengetahuan dan pengalaman dari peserta tentang materi
penyuluhan
b. Menyampaikan materi penyuluhan
c. Melakukan umpan balik terhadap materi yang telah disampaikan.
4. Fasilitator
a. Mengundang atau mengajak peserta untuk mengikuti penyuluhan
b. Memotivasi peserta untuk fokus pada penyampaian penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk mengajukan pertanyaan
d. Membantu penyaji dalam menjawab pertanyaan
5. Observator
a. Mengobservasi jalannya penyuluhan
b. Mengevaluasi tugas dari masing-masing peran
6. Dokumentator
a. Mendokumentasikan acara penyuluhan sampai selesai
I. Media
Media yang digunakan berupa media cetak, yaitu poster dan leaflet.
J. Kegiatan Penyuluhan
K. Kriteria Evaluasi
c. Terdapat feedback yang baik dari pasien mengenai edukasi yang telah
sosialisasikan, baik berupa pertanyaan, saran, maupun kritis
MATERI PENYULUHAN
Diabetes mellitus adalah kondisi kronis yang terjadi karena peningkatan kadar
gula darah dalam tubuh disebabkan karena tubuh tidak dapat menghasilkan insulin atau
tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Diabetes mellitus merupakan penyakit
multifaktorial dengan komponen genetik dan lingkungan yang sama kuat dalam proses
timbulnya penyakit tersebut. (Kemenkes, 2022)
Faktor risiko diabetes terdiri dari faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang
tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah ras, etnik,
umur, jenis kelamin, riwayat keluarga dengan diabetes mellitus, riwayat melahirkan
bayi>4.000 gram, riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR atau < 2.500
gram). Adapun faktor risiko yang dapat dimodifikasi yaitu berat badan lebih, obesitas
abdominal/sentral, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia, diet tidak sehat
dan tidak seimbang (tinggi kalori), kondisi prediabetes yang ditandai dengan toleransi
glukosa terganggu (TGT 140-199 mg/dl) atau gula darah puasa terganggu (GDPT <140
mg/dl), dan merokok (Kemenkes, 2020)
1. Gejala umum :
a. Poliuria (peningkatan pengeluaran urin)
Buang air kecil lebih sering dari biasanya terutama pada malam hari
(poliuria). Hal ini dikarenakan kadar gula darah melebihi ambang
ginjal (>180mg/dl) sehingga gula akan dikeluarkan melalui urine.
Guna menurunkan konsentrasi urine yang dikeluarkan, tubuh akan
menyerap air sebanyak mungkin ke dalam urine sehingga urine dalam
jumlah besar dapat dikeluarkan dan sering buang air kecil. Dalam
keadaan normal, keluaran urine harian sekitar 1,5 liter, tetapi pada
pasien DM yang tidak terkontrol, keluaran urine lima kali lipat dari
jumlah ini.
2. Gejala tambahan :
a. Berat badan menurun cepat tanpa ada penyebab yang jelas
b. Kesemutan
c. Gatal di daerah kemaluan pada wanita
d. Keputihan pada wanita
e. Luka yang sulit sembuh
f. Impotensi pada pria
g. Bisul yang hilang timbul
h. Penglihatan yang kabur
i. Cepat lelah
j. Mudah mengantuk
E. Pencegahan Diabetes Melitus
1. Menjaga berat badan ideal
Hasil uji klinis yang dilakukan oleh National Institutes of Health (NIH)
pun menyarankan hal ini sebagai tindakan pencegahan diabetes. Pada
laporannya, NIH mengatakan dengan menurunkan berat badan, mencegah
diabetes hingga 58 persen
- Makanan tinggi lemak jenuh, seperti susu sapi berlemak, keju, es krim,
sosis, nugget, kue, dan gorengan.
- Makanan dan minuman kemasan.
- Makanan tinggi natrium, seperti garam, bumbu masak instan, dan mi
instan.
- Makanan dan minuman tinggi karbohidrat sederhana, seperti permen,
kue kering, minuman ringan, jajanan manis (martabak).
4. Rutin olahraga
5. Berhenti merokok
7. Kelola stres
Bagi yang sehat dan tidak berisiko tinggi terkena diabetes, maka
pemeriksaan gula darah dapat dilakukan setahun sekali. Namun, jika tergolong
yang berisiko tinggi terkena diabetes, seperti berusia 40 tahun ke atas, memiliki
riwayat penyakit jantung atau stroke, obesitas, atau memiliki riwayat keluarga
menderita diabetes, maka dokter mungkin akan menyarankan tes gula darah
dilakukan lebih sering.
Prinsip pengaturan makan pada penderita diabetes antara lain : Anjuran makan gizi
seimbang, makanan tidak dilarang tapi hanya dibatasi sesuai kebutuhan harian, menu
yang diberikan sama dengan menu keluarga dan perlu diingat bahwa penggunaan gula
sebagai bumbu di dalam masakan tidak dilarang namun penggunaan garam perlu
dikurangi. Istilah yang digunakan untuk pengaturan makan penderita Diabetes adalah
3J, yaitu :
1. Jadwal, artinya mengikuti jadwal makan yang tepat atau teratur untuk menjaga
waktu makan sesuai jam yang ditentukan (sarapan pkl. 07.00 wib, snack pagi
pkl. 10.00 wib, makan siang pkl. 12.00 wib, snack sore pkl. 15.00 wib dan
makan makan pkl 19.00 wib serta snack malam pkl. 21.00 wib jika diperlukan).
Tujuan mematuhi waktu makan secara teratur adalah untuk mengurangi beban
kerja tubuh agar tidak terlalu berat dalam mencerna atau menyerap zat-zat gizi.
Pengaturan waktu makan pada jam-jam tertentu bermanfaat untuk melatih perut
atau lambung penderita Diabetes akan “lapar” pada waktu makan yang telah
ditentukan.
2. Jumlah, artinya mengkonsumsi jumlah makanan atau mengatur porsi makanan
yang dikonsumsi setiap waktu makan. Jumlah atau porsi yang dimakan
penderita Diabetes harus dihitung dari jumlah kalori dan kebutuhan protein,
lemak, karbohidrat serta zat-zat gizi lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh.
Semakin aktif penderita Diabetes maka akan semakin banyak kalori yang
dibutuhkan sehingga membutuhkan porsi makanan yang lebih banyak.
Penderita Diabetes juga harus memperhatikan porsi dari setiap jenis makanan
yang dikonsumsi karena kadar gula darah akan meningkat dratis setelah
mengkonsumsi makanan tertentu karena kecenderungan makanan yang
dikonsumsi memiliki kandungan gula darah yang tidak terkontrol.
3. Jenis, artinya memilih jenis bahan makanan yang tepat agar dapat membiasakan
penderita Diabetes mengkonsumsi makanan beraneka ragam dan memiliki
kebiasaan pola konsumsi makan yang baik. Semakin banyak ragam makanan
yang dikonsumsi penderita Diabetes maka akan semakin baik, karena tidak ada
satu jenis bahan makanan yang mengandung semua zat-zat gizi sehingga
kekurangan zat gizi tersebut akan ditutupi oleh jenis makanan lain. Penderita
Diabetes dikatakan telah memiliki pola konsumsi yang baik apabila telah
membatasi asupan karbohidrat, mengurangi makanan tinggi lemak
jenuh/kolesterol, membatasi konsumsi gula dan garam serta mengkonsumsi
tinggi serat.
A. Edukasi
Latihan fisik pada pasien DM dilakukan secara teratur 3-5 hari seminggu selama
30-45 menit, dengan total 150 menit per minggu. Latihan fisik yang dianjurkan berupa
latihan fisik yang bersifat aerobik dengan intensitas sedang seperti jalan cepat,
bersepeda santai, jogging dan berenang.
D. Terapi Farmakologis
Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi penderita DM atau bukan
penderita untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah
bagian kaki (Soebagio, 2011). Gerakan-gerakan senam kaki ini dapat memperlancar
peredaran darah di kaki, memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot kaki dan
mempermudah gerakan sendi kaki. Dengan demikian, diharapkan kaki penderita
diabetes dapat terawat baik dan dapat meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes
(Anneahira, 2011).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Anak Juga Bisa Diabetes. Diakses 6
Desember 2023 dalam https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/anak-juga-bisa-
diabetes#:~:text=Penyebab%20DM%20tipe%2D1%20adalah,DM%20tipe%2D1%20
belum%20diketahui.
Adiyatma, Yunita. (2023). 9 Cara Mencegah Diabetes yang Bisa Dilakukan Mulai Hari Ini.
Artikel Yankes Kemenkes RI. Diakses 6 Desember dalam
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2227/9-cara-mencegah-diabetes-yang-bisa-
dilakukan-mulai-hari-ini
Kementerian Kesehatan RI. 2020. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI. Jakarta Selatan.
Lestari, Zulkarnain, & Sijid, A. (2021). Diabetes Melitus: Review Etiologi, Patofisiologi,
Gejala, Penyebab, Cara Pemeriksaan, Cara Pengobatan, dan Cara Pencegahan.
Prosiding Seminar Nasional Biologi, 7(1), 237–241.
Diabetes Melitus: Review Etiologi, Patofisiologi, Gejala, Penyebab, Cara Pemeriksaan, Cara
Pengobatan, dan Cara Pencegahan. Prosiding Seminar Nasional Biologi, 7(1), 237–
241.
Kemenkes RI. (2019). Tata Cara Diet Sehat Bagi Penderita Diabetes. Diakses 6 Desember
2023 dalam https://promkes.kemkes.go.id/tata-cara-diet-sehat-bagi-penderita-diabetes
Dewi, I. K., Dedi, B., Safarina, L., Inayah, I., & Murtiningsih, M. (2022). Rancangan Model
Pemberdayaan Keluarga Pasien terhadap Perawatan Diri (Self Care) Pasien DM Tipe
2. Jurnal Keperawatan Silampari, 6(1), 488–496.
https://doi.org/10.31539/jks.v6i1.4325