Anda di halaman 1dari 28

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN IV

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“EDUKASI DIABETES MELLITUS DAN PERAN BERSAMA DALAM


PEMELIHARAAN KESEHATAN”

Disusun Oleh:

Pratama Willi Bella Saputra 132011133178


Devfi Dian Permatasari 132011133028
Nur Rofiqoh Chasanah 132011133069
Kafita Lu`lu`ul Jannah 132011133196
Ella Noviana 132011133080
Salsabila Mayra Windyanindra 132011133091
Sintia Ardiana 132011133092
Aqso Al Falistin 132011133085
Sindy Meisa Putri 132011133067

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2023
LEMBAR PENGESAHAN
1. Koordinator PKRS
Nama : Sintia Ardiana
NIM : 132011133092
2. Nama Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan Mengenai Penyakit Diabetes Mellitus
3. Waktu Pelaksanaan : Kamis, 07 Desember 2023
4. Tempat Pelaksanaan : Rumah Keluarga Ny. A atau Nginden VI D No. 17

Surabaya, 06 Desember 2023


Koordinator

Sintia Ardiana
NIM. 132011133092

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Rista Fauziningtyas, S.Kep., Ns., M.Kep., PhD


NIP. 198707172015042002
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Judul : Edukasi Diabetes Mellitus dan Peran Bersama Dalam Pemeliharaan

Kesehatan

Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien di Puskesmas Menur

Hari/ Tanggal : Kamis, 7 Desember 2023

Tempat : Rumah Keluarga Ny. A atau Nginden VI D No. 17

Pelaksana : Kelompok A5 Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan IV Fakultas


Keperawatan Universitas Airlangga Angkatan 2020

Waktu : Pukul 14.00 – 15.15 WIB

A. Tujuan Umum

Diharapkan setelah diberikan penyuluhan kesehatan terkait hipertensi dengan


media poster dan leaflet, peserta mampu mengerti dan memahami tentang diabetes
melitus yang meliputi definisi, penyebab, tanda dan gejala, cara mencegah, dan
penatalaksanaannya.

B. Tujuan Khusus

Setelah diberi penyuluhan, diharapkan klien dapat :

1. Menyebutkan definisi dari penyakit diabetes melitus.


2. Menyebutkan penyebab terjadinya penyakit diabetes melitus.
3. Menyebutkan tanda dan gejala seseorang terkena diabetes melitus.
4. Menyebutkan pencegahan dan dukungan keluarga terhadap pasien dengan
diabetes melitus.

C. Materi (Terlampir)
1. Definisi diabetes melitus
2. Penyebab diabetes melitus
3. Tanda dan Gejala diabetes melitus
4. Pencegahan hipertensi dan dukungan keluarga terhadap pasien dengan diabetes
melitus.

D. Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab/diskusi

E. Sasaran
Pasien yang berada di ruang tamu keluarga binaan.

F. Setting tempat
Peserta duduk

G. Pengorganisasian

● Pembimbing akademik : Rista Fauziningtyas, S.Kep., Ns., M.Kep., PhD


● Presentator : Sindy Meisa Putri dan Devfi Dian Permatasari
● Moderator & time keeper : Salsabila Mayra Widyanindra
● Fasilitator : Aqso Al Falistin dan Pratama Willi Bella Saputra
● Observator : Nur Rofiqoh Chasanah dan Kafita Lu`lu`ul Jannah
● Dokumentator : Sintia Ardiana dan Ella Noviana
H. Uraian Tugas

1. Moderator
a. Menyampaikan salam pembuka
b. Memperkenalkan anggota kelompok
c. Menyampaikan kontrak waktu
d. Menyampaikan tujuan dari penyuluhan
e. Menyampaikan mekanisme penyuluhan
f. Membuka sesi tanya jawab
g. Mengevaluasi pemahaman peserta dengan bertanya kembali
h. Memberikan reward pada peserta yang bisa menjawab pertanyaan
i. Menyimpulkan materi penyuluhan
2. Time keeper
a. Memantau jalannya acara sesuai kontrak waktu menggunakan stopwatch
b. Mengingatkan presentator apabila waktu akan habis.
3. Presentator
a. Menggali pengetahuan dan pengalaman dari peserta tentang materi
penyuluhan
b. Menyampaikan materi penyuluhan
c. Melakukan umpan balik terhadap materi yang telah disampaikan.
4. Fasilitator
a. Mengundang atau mengajak peserta untuk mengikuti penyuluhan
b. Memotivasi peserta untuk fokus pada penyampaian penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk mengajukan pertanyaan
d. Membantu penyaji dalam menjawab pertanyaan
5. Observator
a. Mengobservasi jalannya penyuluhan
b. Mengevaluasi tugas dari masing-masing peran
6. Dokumentator
a. Mendokumentasikan acara penyuluhan sampai selesai
I. Media
Media yang digunakan berupa media cetak, yaitu poster dan leaflet.

J. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Peserta

1 Pembukaan (5 menit) 1. Mengucapkan salam 1.Menjawab salam


2. Memperkenalkan diri 2.Mendengarkan dan
3. Kontrak waktu memperhatikan
4. .Menjelaskan tujuan 3.Menyetujui
penyuluhan 4.Mendengarkan dan
5. Menjelaskan topik yang memperhatikan
akan diberikan 5.Mendengarkan dan
memperhatikan

2 Kegiatan Inti (15 menit) 1. Menjelaskan definisi 1. Mendengarkan dan


diabetes melitus pada memperhatikan
masyarakat 2. Mendengarkan dan
2. Menjelaskan penyebab memperhatikan
diabetes melitus 3. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tanda dan memperhatikan
gejala diabetes melitus 4. Mendengarkan dan
4. Menjelaskan cara memperhatikan
mencegah diabetes 5. Mendengarkan dan
melitus memperhatikan
5. Menjelaskan 6. Mendengarkan dan
penatalaksanaan dan memperhatikan
pemeriksaan penunjang
pada pasien diabetes
melitus
6. Pencegahan hipertensi
dan dukungan keluarga
terhadap pasien dengan
diabetes melitus.

3 Penutup (10 menit) 1. Memberikan kesempatan 1. Mengajukan


untuk peserta yang kurang pertanyaan
paham untuk bertanya 2. Menjawab pertanyaan
2. Mengevaluasi kemampuan 3. Memahami jawaban
peserta tentang dari pertanyaan
pemahaman definisi, 4. Mendengarkan dan
penyebab, tanda dan menjawab salam
gejala, cara pencegahan,
penatalaksanaan, serta
pemeriksaan penunjang
3. Kesimpulan dari
penyuluhan kesehatan
4. Salam penutup

K. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Kerja Kelompok

a. Seluruh anggota kelompok A5 melakukan diskusi dan koordinasi terkait


penyusunan SAP, leaflet, dan poster dengan baik

b. Seluruh anggota kelompok A5 melakukan penyuluhan di depan keluarga dan


pasien

2. Evaluasi Proses Diskusi Kelompok

Seluruh anggota kelompok A5 aktif memberikan pendapat dalam diskusi kelompok


terkait konten dan penyusunan poster dan leaflet edukasi.
3. Evaluasi hasil poster dan leaflet

a. Seluruh anggota kelompok A5 melakukan penyuluhan menggunakan poster dan


leaflet di depan keluarga dan pasien

b. Tersampaikan dengan baik edukasi mengenai penyakit diabetes melitus.

c. Terdapat feedback yang baik dari pasien mengenai edukasi yang telah
sosialisasikan, baik berupa pertanyaan, saran, maupun kritis

4. Evaluasi Pembimbing Akademik

a. Seluruh anggota kelompok A5 sudah melakukan penyuluhan dengan baik dan


mau belajar terkait materi penyuluhan yang diberikan
b. Presenter menyampaikan materi dengan jelas sehingga peserta dapat memahami
materi yang telah disampaikan
c. Moderator memandu jalannya diskusi dengan baik, sehingga diskusi berjalan
lancar.
Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN

A. Definisi Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus adalah kondisi kronis yang terjadi karena peningkatan kadar
gula darah dalam tubuh disebabkan karena tubuh tidak dapat menghasilkan insulin atau
tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Diabetes mellitus merupakan penyakit
multifaktorial dengan komponen genetik dan lingkungan yang sama kuat dalam proses
timbulnya penyakit tersebut. (Kemenkes, 2022)

Diabetes merupakan penyakit yang disebabkan oleh gangguan metabolisme yang


terjadi pada organ pankreas yang ditandai dengan peningkatan gula darah atau sering
disebut dengan kondisi hiperglikemia yang disebabkan karena menurunnya jumlah
insulin dari pankreas (Lestari, 2021).

Diabetes adalah penyakit menahun (kronis) berupa gangguan metabolik yang


ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal. Diabetes melitus
diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yakni :
1. Diabetes melitus tipe 1, yaitu diabetes yang disebabkan kenaikan kadar gula
darah karena kerusakan sel beta pankreas sehingga produksi insulin tidak ada
sama sekali. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas untuk
mencerna gula dalam darah. Penderita diabetes tipe ini membutuhkan asupan
insulin dari luar tubuhnya.
2. Diabetes melitus tipe 2, yaitu diabetes yang disebabkan kenaikan gula darah
karena penurunan sekresi insulin yang rendah oleh kelenjar pankreas

B. Faktor Risiko Diabetes Melitus

Faktor risiko diabetes terdiri dari faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang
tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah ras, etnik,
umur, jenis kelamin, riwayat keluarga dengan diabetes mellitus, riwayat melahirkan
bayi>4.000 gram, riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR atau < 2.500
gram). Adapun faktor risiko yang dapat dimodifikasi yaitu berat badan lebih, obesitas
abdominal/sentral, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia, diet tidak sehat
dan tidak seimbang (tinggi kalori), kondisi prediabetes yang ditandai dengan toleransi
glukosa terganggu (TGT 140-199 mg/dl) atau gula darah puasa terganggu (GDPT <140
mg/dl), dan merokok (Kemenkes, 2020)

C. Penyebab Diabetes Melitus

1. Diabetes Melitus Tipe 1. Penyebab DM tipe-1 adalah interaksi dari banyak


faktor antara lain, kecenderungan genetik, faktor lingkungan, sistem imun, dan
sel β pankreas yang perannya masing-masing terhadap proses DM tipe-1 belum
diketahui. (Kemenkes, 2018)
2. Diabetes Melitus Tipe 2. Menurut (Kemenkes, 2022) beberapa faktor yang
berkontribusi terhadap perkembangan diabetes melitus tipe 2, termasuk:
a. Faktor genetik dan riwayat keluarga: Riwayat keluarga dengan diabetes
melitus tipe 2 meningkatkan risiko seseorang mengembangkan kondisi
ini.
b. Obesitas: Kelebihan berat badan atau obesitas adalah faktor risiko utama
dalam pengembangan diabetes melitus tipe 2. Lemak tubuh yang
berlebih dapat mengganggu kerja insulin dalam tubuh.
c. Gaya hidup tidak sehat: Pola makan yang tidak sehat, konsumsi
makanan tinggi gula dan lemak, kurangnya aktivitas fisik, dan kebiasaan
merokok dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan
diabetes melitus tipe 2.
d. Usia dan faktor hormonal: Risiko diabetes melitus tipe 2 meningkat
seiring bertambahnya usia. Wanita dengan riwayat sindrom ovarium
polikistik juga memiliki risiko yang lebih tinggi.

D. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus

Menurut (Kemenkes, 2021) berdasarkan gejalanya Diabetes Melitus dibagi menjadi 2,


yaitu gejala utama dan gejala tambahan. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Gejala umum :
a. Poliuria (peningkatan pengeluaran urin)

Buang air kecil lebih sering dari biasanya terutama pada malam hari
(poliuria). Hal ini dikarenakan kadar gula darah melebihi ambang
ginjal (>180mg/dl) sehingga gula akan dikeluarkan melalui urine.
Guna menurunkan konsentrasi urine yang dikeluarkan, tubuh akan
menyerap air sebanyak mungkin ke dalam urine sehingga urine dalam
jumlah besar dapat dikeluarkan dan sering buang air kecil. Dalam
keadaan normal, keluaran urine harian sekitar 1,5 liter, tetapi pada
pasien DM yang tidak terkontrol, keluaran urine lima kali lipat dari
jumlah ini.

b. Polidipsia (peningkatan rasa haus).

Dengan adanya ekskresi urine, tubuh akan mengalami dehidrasi atau


dehidrasi. Untuk mengatasi masalah tersebut maka tubuh akan
menghasilkan rasa haus sehingga penderita selalu ingin minum air
terutama air dingin, manis, segar dan air dalam jumlah banyak.

c. Polifagia (peningkatan rasa lapar)

Nafsu makan meningkat (polifagi) dan merasa kurang tenaga. Insulin


menjadi bermasalah pada penderita DM sehingga pemasukan gula ke
dalam selsel tubuh kurang dan energi yang dibentuk pun menjadi
kurang. Ini adalah penyebab mengapa penderita merasa kurang tenaga.
Selain itu, sel juga menjadi miskin gula sehingga otak juga berfikir
bahwa kurang energi itu karena kurang makan, maka tubuh kemudian
berusaha meningkatkan asupan makanan dengan menimbulkan alarm
rasa lapar.

2. Gejala tambahan :
a. Berat badan menurun cepat tanpa ada penyebab yang jelas
b. Kesemutan
c. Gatal di daerah kemaluan pada wanita
d. Keputihan pada wanita
e. Luka yang sulit sembuh
f. Impotensi pada pria
g. Bisul yang hilang timbul
h. Penglihatan yang kabur
i. Cepat lelah
j. Mudah mengantuk
E. Pencegahan Diabetes Melitus
1. Menjaga berat badan ideal

Obesitas (kelebihan berat badan) menjadi salah satu faktor penyebab


utama dari diabetes. Obesitas mengganggu kerja metabolisme yang akhirnya
membuat sel-sel dalam tubuh tidak dapat merespons insulin dengan baik. Tubuh
jadi kurang atau sama sekali tidak sensitif terhadap insulin. Akibatnya,
resistensi insulin yang berujung pada diabetes.

Hasil uji klinis yang dilakukan oleh National Institutes of Health (NIH)
pun menyarankan hal ini sebagai tindakan pencegahan diabetes. Pada
laporannya, NIH mengatakan dengan menurunkan berat badan, mencegah
diabetes hingga 58 persen

2. Menerapkan pola makan sehat

Selama ini kebanyakan orang cenderung terbiasa makan makanan cepat


saji, berlemak, dan bergula tinggi. Nah, untuk mencegah diabetes, perlu
mengatur kembali pilihan makanan ini. Pastikan selalu mengandung nutrisi
lengkap dan seimbang, yaitu karbohidrat, protein, serat, lemak baik, serta
vitamin dan mineral.Perlu menghindari beberapa jenis makanan sekaligus
meningkatkan asupan makanan tertentu.

Makanan yang harus dihindari antara lain :

- Makanan tinggi lemak jenuh, seperti susu sapi berlemak, keju, es krim,
sosis, nugget, kue, dan gorengan.
- Makanan dan minuman kemasan.
- Makanan tinggi natrium, seperti garam, bumbu masak instan, dan mi
instan.
- Makanan dan minuman tinggi karbohidrat sederhana, seperti permen,
kue kering, minuman ringan, jajanan manis (martabak).

Makanan yang baik bagi kesehatan :

- Karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, buah, sayur, dan biji-bijian.


- Makanan tinggi serat, seperti kacang merah, kacang polong, buah, dan
sayur.
- Sumber lemak baik, seperti daging ikan (tanpa kulit dan tidak digoreng),
alpukat.
3. Menjaga porsi makan

Makan dengan porsi berlebih membuat tubuh mengonsumsi lebih


banyak kalori akibatnya dapat meningkatkan berat badan dan risiko diabetes.
Menggunakan piring yang lebih kecil bisa menjadi salah satu cara menjaga porsi
makan dalam rangka mencegah diabetes. Makan dengan piring kecil secara
tidak sadar harus mengurangi porsi makan lebih sedikit dari biasanya. Idealnya
memang lebih baik makan sedikit-sedikit tapi sering ketimbang harus makan
dalam jumlah banyak sekaligus

4. Rutin olahraga

Olahraga dapat membantu membakar kalori untuk menghasilkan energi


dan menyimpan glukosa ke otot sebagai cadangan energi. Dengan begitu, gula
tidak menumpuk di dalam darah.

Olahraga juga membantu tubuh menjadi lebih sensitif terhadap insulin


sehingga menghindarkan risiko resistensi insulin. Sebagai langkah pencegahan
diabetes, luangkanlah waktu minimal 30 menit setiap harinya untuk berolahraga

5. Berhenti merokok

Faktanya, diabetes tipe 2 adalah jenis diabetes yang paling banyak


dialami oleh perokok. Hal ini karena kandungan nikotin pada rokok dapat
merusak sel pankreas yang berfungsi memproduksi insulin, sehingga akhirnya
meningkatkan risiko diabetes

6. Banyak minum air putih

Mengonsumsi air putih secara rutin dapat membantu mengontrol gula


darah dan kadar insulin dalam tubuh. Efeknya, risiko terkena diabetes akan
semakin menurun. Oleh karena itu, mulailah mengurangi konsumsi minuman
manis seperti soda, sirup, dan minuman tinggi gula lainnya. Sebuah studi
observasional yang dilakukan pada 2800 orang. Mereka yang lebih sering
mengonsumsi minuman manis tinggi gula per hari memiliki risiko sebesar 20%
menderita diabetes. Sebaliknya, mengonsumsi air putih dapat memberikan
banyak manfaat.

7. Kelola stres

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, stres yang tinggi dapat


memicu tubuh menghasilkan hormon stres yang berkaitan dengan resistensi
insulin. Jadi, sangat penting bagi kita yang masih muda untuk mengelola stres
dengan baik. Istirahat yang cukup, melakukan hal-hal yang disenangi, serta
sering bersosialisasi dengan teman dan keluarga merupakan cara-cara yang bisa
membantu menghilangkan stress.

8. Melakukan pengecekan gula darah secara rutin

Untuk menilai kadar gula darah, perlu melakukan pemeriksaan gula


darah secara berkala. Tes gula darah penting dilakukan untuk memonitor kadar
gula darah dan mendeteksi dini penyakit diabetes.

Bagi yang sehat dan tidak berisiko tinggi terkena diabetes, maka
pemeriksaan gula darah dapat dilakukan setahun sekali. Namun, jika tergolong
yang berisiko tinggi terkena diabetes, seperti berusia 40 tahun ke atas, memiliki
riwayat penyakit jantung atau stroke, obesitas, atau memiliki riwayat keluarga
menderita diabetes, maka dokter mungkin akan menyarankan tes gula darah
dilakukan lebih sering.

F. Pemeriksaan Penunjang Diabetes Melitus


1. Gula Darah Puasa (GDP)

Pemeriksaan dilakukan dengan sampel darah vena setelah puasa selama


sekurang-kurangnya 8 jam. Pasien terdiagnosis DM apabila hasil gula darah
puasa lebih dari atau sama dengan 126 mg/dL.

2. Oral Glucose Tolerance Test (OGTT)


Pemeriksaan dilakukan dengan sampel darah vena 2 jam setelah
pemberian beban glukosa oral 75 gram. Pasien terdiagnosis DM apabila hsail
gula darah 2 jam pasca beban lebih dari atau sama dengan 200 mg/dL.

3. Gula Darah Sewaktu (GDS)

Pemeriksaan dilakukan dengan sampel darah vena dan dapat dilakukan


sewaktu-waktu, tanpa persiapan. Pasien terdiagnosis DM apabila hasil gula
darah sewaktu lebih dari atau sama dengan 200 mg/dL.

4. Hemoglobin Terglikasi (HbA1c)

Pemeriksaan dilakukan dengan sampel darah vena dengan metode yang


terstandarisasi oleh National Glycohemoglobin Standardization Program
(NGSP). Pasien terdiagnosis DM apabila kadar HbA1c lebih dari atau sama
dengan 6,5%.

G. Diet Penderita Diabetes Melitus

Prinsip pengaturan makan pada penderita diabetes antara lain : Anjuran makan gizi
seimbang, makanan tidak dilarang tapi hanya dibatasi sesuai kebutuhan harian, menu
yang diberikan sama dengan menu keluarga dan perlu diingat bahwa penggunaan gula
sebagai bumbu di dalam masakan tidak dilarang namun penggunaan garam perlu
dikurangi. Istilah yang digunakan untuk pengaturan makan penderita Diabetes adalah
3J, yaitu :

1. Jadwal, artinya mengikuti jadwal makan yang tepat atau teratur untuk menjaga
waktu makan sesuai jam yang ditentukan (sarapan pkl. 07.00 wib, snack pagi
pkl. 10.00 wib, makan siang pkl. 12.00 wib, snack sore pkl. 15.00 wib dan
makan makan pkl 19.00 wib serta snack malam pkl. 21.00 wib jika diperlukan).
Tujuan mematuhi waktu makan secara teratur adalah untuk mengurangi beban
kerja tubuh agar tidak terlalu berat dalam mencerna atau menyerap zat-zat gizi.
Pengaturan waktu makan pada jam-jam tertentu bermanfaat untuk melatih perut
atau lambung penderita Diabetes akan “lapar” pada waktu makan yang telah
ditentukan.
2. Jumlah, artinya mengkonsumsi jumlah makanan atau mengatur porsi makanan
yang dikonsumsi setiap waktu makan. Jumlah atau porsi yang dimakan
penderita Diabetes harus dihitung dari jumlah kalori dan kebutuhan protein,
lemak, karbohidrat serta zat-zat gizi lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh.
Semakin aktif penderita Diabetes maka akan semakin banyak kalori yang
dibutuhkan sehingga membutuhkan porsi makanan yang lebih banyak.
Penderita Diabetes juga harus memperhatikan porsi dari setiap jenis makanan
yang dikonsumsi karena kadar gula darah akan meningkat dratis setelah
mengkonsumsi makanan tertentu karena kecenderungan makanan yang
dikonsumsi memiliki kandungan gula darah yang tidak terkontrol.
3. Jenis, artinya memilih jenis bahan makanan yang tepat agar dapat membiasakan
penderita Diabetes mengkonsumsi makanan beraneka ragam dan memiliki
kebiasaan pola konsumsi makan yang baik. Semakin banyak ragam makanan
yang dikonsumsi penderita Diabetes maka akan semakin baik, karena tidak ada
satu jenis bahan makanan yang mengandung semua zat-zat gizi sehingga
kekurangan zat gizi tersebut akan ditutupi oleh jenis makanan lain. Penderita
Diabetes dikatakan telah memiliki pola konsumsi yang baik apabila telah
membatasi asupan karbohidrat, mengurangi makanan tinggi lemak
jenuh/kolesterol, membatasi konsumsi gula dan garam serta mengkonsumsi
tinggi serat.

Pemilihan jenis bahan makanan penderita Diabetes menggunakan alat bantu


berupa BMP (Bahan Makanan Penukar), yaitu daftar bahan makanan berdasarkan
kelompok sumber-sumber bahan makanan yang memuat jumlah zat-zat gizi yang
terkandung di setiap bahan makanan tersebut. Jenis bahan makanan yang tercantum di
dalam BMP dibedakan menjadi 7 kelompok dan bahan makanan dalam setiap
kelompok dinyatakan dengan jumlah yang sama sehingga satu sama lain dapat saling
menukar (satuan penukar).

Kelompok I adalah golongan bahan makanan sumber karbohidrat, seperti :


beras, jagung, roti, singkong, mie, bihun, havermut dan tepung-tepungan. Kelompok II
adalah golongan bahan makanan sumber protein hewani, seperti : telur, ayam, ikan,
udang, keju, bakso dan daging. Kelompok III adalah golongan bahan makanan sumber
protein nabati, seperti : tahu, tempe, oncom dan kacang-kacangan. Kelompok IV adalah
sayuran, golongan sayuran untuk penderita Diabetes dibagi 2 jenis, yaitu : sayuran
golongan A yang boleh dikonsumsi sekehendak karena nol kalori tinggi serat (daun
bawang, jamur segar, oyong, kangkung, ketimun, tomat) dan sayuran golongan B yang
tetap harus ditakar konsumsinya karena mengandung 50 kalori (bayam, buncis, daun
melinjo, daun singkong, daun pepaya). Kelompok V adalah golongan buah-buahan,
seperti : alpukat, apel, anggur, belimbing dan jambu biji. Kelompok VI adalah golongan
susu dan hasil olah susu (susu kental manis, yogurt, susu bubuk). Kelompok VII adalah
golongan minyak, seperti : minyak goreng, mentega, kelapa parut, santan dan lemak
sapi.

H. Tatalaksana Diabetes Melitus

Penatalaksanaan diabetes melitus dimulai dengan menerapkan pola hidup sehat


(terapi nutrisi medis dan aktivitas fisik) bersamaan dengan intervensi farmakologis
dengan obat antihiperglikemia secara oral dan/atau suntikan.

A. Edukasi

Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan


sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian sangat penting
pengelolaan diabetes melitus secara holistik. Materi edukasi dapat terdiri dari
materi tentang perjalanan penyakit diabetes melitus, pengendalian diabetes melitus,
faktor risiko diabetes melitus, cara pemantauan glukosa darah, pentingnya
perawatan kaki pada diabetes melitus dan pentingnya latihan jasmani yang teratur
bagi penderita diabetes melitus (PERKENI, 2021).
Prinsip yang perlu diperhatikan pada proses edukasi DM yaitu memberi
dukungan dan nasehat yang positif serta menghindari terjadinya kecemasan pada
pasien. Pemberian informasi juga harus dilakukan secara bertahap. Dalam
mendiskusikan program pengobatan harus dilakukan secara terbuka dan
memperhatikan keinginan dan kondisi pasien serta keluarganya (PERKENI, 2021).

B. Terapi Nutrisi Medis

Terapi nutrisi medis merupakan bagian penting dari penatalaksanaan DM


secara komprehensif. Kunci keberhasilannya adalah keterlibatan menyeluruh dari
anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta pasien dan
keluarganya).
1. Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi.
Pembatasan karbohidrat total <130g/hari tidak dianjurkan.
2. Lemak dengan asupan dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori, dan
tidak diperkenankan melebihi 30% total asupan energi. Bahan makanan
yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung lemak jenuh dan
lemak trans seperti daging berlemak dan susu full cream.
3. Protein yang baik adalah ikan, udang, cumi, daging tanpa lemak, ayam
tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu dan
tempe.
4. Natrium dengan asupan untuk pasien DM sama dengan orang sehat yaitu
< 1500 mg/hari. Pasien DM yang juga menderita hipertensi perlu
dilakukan pengurangan natrium.
5. Serat pasien DM dianjurkan mengonsumsi serat dari kacang-kacangan,
buah dan sayuran serta sumber karbohidrat yang tinggi serat. Jumlah
konsumsi serat yang disarankan adalah 20-35 gram per hari.
C. Latihan Fisik

Latihan fisik pada pasien DM dilakukan secara teratur 3-5 hari seminggu selama
30-45 menit, dengan total 150 menit per minggu. Latihan fisik yang dianjurkan berupa
latihan fisik yang bersifat aerobik dengan intensitas sedang seperti jalan cepat,
bersepeda santai, jogging dan berenang.
D. Terapi Farmakologis

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan


jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan.
1. Obat Antihiperglikemia Oral
Berdasarkan cara kerjanya, obat anti-hiperglikemia oral dibagi menjadi 6
golongan:
a) Pemacu sekresi insulin (Insulin Secretagogue), contoh: Sulfonilurea,
Glinid
b) Peningkat Sensitivitas terhadap Insulin (Insulin Sensitizers), contoh:
metformin, tiazolidinedion (TZD)
c) Penghambat Alfa glukosidase, contoh: acarbose
d) Penghambat enzim Dipeptidil Peptidase-4, contoh: vildagliptin,
linagliptin, sitagliptin, saxagliptin dan alogliptin
e) Penghambat enzim Sodium Glucose co-Transporter 2
2. Obat Antihiperglikemia
Suntikan Obat yang termasuk anti-hiperglikemia suntik yaitu insulin, GLP-1
RA dan kombinasi insulin dan GLP-1 RA.

I. Pencegahan Luka dan Perawatan Kaki pada Penderita Diabetes Melitus


- Bersihkan kaki setiap hari dengan air hangat
- Keringkan kaki dengan benar dan menyeluruh, terutama di antara jari kaki
- Oleskan pelembab pada kaki, namun jangan dioleskan di sela-sela jari
- Periksa kaki apakah terdapat lepuhan luka, kemerahan, dll. Bila ada, segera
periksa ke dokter
- Potong kuku jari kaki dengan arah lurus agar tidak ada pertumbuhan kuku ke
arah kulit
- Ganti kaos kaki setiap hari, hindari kaos kaki yang ketat dan kotor
- Jangan berjalan tanpa alas kaki baik di dalam ruangan dan di luar ruangan
- Periksa sepatu sebelum digunakan jangan sampai ada robekan, batu, atau
potongan kuku karena dapat menyebabkan luka.

J. Pemenuhan Peran Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga dengan Diabetes


Melitus
- Pengetahuan Keluarga tentang Diabetes Melitus
Pengetahuan keluarga tentang diabetes melitus meliputi informasi dan edukasi
mengenai diabetes melitus supaya mereka memahami upaya-upaya yang harus
dilakukan ketika salah seorang anggota keluarga menderita diabetes, mengerti
lebih banyak mengenai penatalaksanaan diabetes melitus, serta melakukan
pengawasan dengan cermat agar mengetahui masalah-masalah anggota keluarga
yang mengalami diabetes (Yusnita, 2019).
- Peran Keluarga dalam Merawat Pasien Diabetes Melitus
Keluarga penderita diabetes memiliki peran dalam pengelolaan faktor risiko
diabetes pada anggota keluarga, pengaturan pola makan dan aktivitas sebagai
bentuk pencegahan faktor risiko serta perawatan pada anggota keluarga untuk
menjaga tingkat keparahan (Yusnayanti et al., 2022) . Keluarga berperan penuh
dalam pengaturan diet, pemantauan terapi obat, pemantauan kontrol
dokter/kesehatan, berperan sebagian dalam pengaturan aktivitas fisik.
- Peran Keluarga dalam Membantu Pasien Melakukan Penanggulangan Pasien
Keluarga berperan sebagai kontributor pemberi asuhan keperawatan informal agar
klien diabetes dapat mandiri mengendalikan kadar dan memeriksakan kadar gula
darahnya. Keluarga bisa menjadi koordinator untuk mengatur, merencanakan,
menyiapkan, mengingatkan dan mengawasi pola makan anggota keluarganya yang
sakit diabetes, dengan cara mengatur, mengingatkan jadwal makan, merencanakan
dan menyiapkan menu makanan serta mengawasi jumlah porsi dan jenis makanan
yang boleh dimakan (Eltrikanawati, 2022). Keluarga juga sebagai motivator untuk
mendorong, mempengaruhi, mengajak, dan mengingatkan anggota keluarganya
yang sakit diabetes agar mau mengkonsumsi diet diabetes terutama dalam hal jenis
makanan yang boleh dimakan, banyaknya porsi makan dibatasi, dan jadwal makan
yang teratur (Harahap, 2019).
- Pemeriksaan Penunjang Pasien Diabetes Melitus
Keluarga bertugas untuk mendorong, memotivasi, menyemangati, mempengaruhi,
dan mengajak anggota keluarga yang sakit diabetes agar mau memeriksakan kadar
gula darahnya secara rutin baik secara mandiri, di faskes atau laboratorium
kesehatan. Pemantauan kadar gula darah secara mandiri sangat membantu untuk
mendeteksi adanya kondisi hipoglikemi atau hiperglikemi, sehingga lebih
ekonomis dan lebih praktis untuk mengurangi risiko komplikasi yang berat,dan
dapat meningkatkan kualitas hidup klien diabetes (Pramita et al., 2021).

K. Dukungan Keluarga pada Anggota Keluarga dengan Diabetes Melitus

Jenis-jenis dukungan keluarga menurut Friedman, (1998):

1. Dukungan instrumental : Keluarga berfungsi sebagai sumber pertolongan praktis


dan konkrit. Contoh, mengantar berobat, membelikan obat, merawat pasien
2. Dukungan informasional : Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan
disseminator (penyebar informasi). Contoh, memberikan informasi terkait cara
minum obat yang benar
3. Dukungan penilaian : Keluarga bertindak sebagai umpan balik membimbing, dan
menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber validator identitas keluarga.
Contoh, mengingatkan untuk minum obat, beristirahat.
4. Dukungan emosional : Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai
untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.
Contoh, menjaga perasaan, menghibur saat pasien merasa sedih.
5. Dukungan finansial : Stres dan finansial biasanya mempengaruhi sistem keluarga
dan hancurnya keluarga. Contoh, biaya pengobatan terpenuhi, biaya hidup
terpenuhi.
6. Dukungan spritual : Sesungguhnya kepercayaan kepada tuhan dan berdoa
didefinisikan oleh keluarga sebagai cam paling penting bagi keluarga untuk
mengatasi suatu stressor yang berkaitan dengan kesehatan. Contoh, mengingatkan
untuk beribadah dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

L. Senam kaki Diabetik

Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi penderita DM atau bukan
penderita untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah
bagian kaki (Soebagio, 2011). Gerakan-gerakan senam kaki ini dapat memperlancar
peredaran darah di kaki, memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot kaki dan
mempermudah gerakan sendi kaki. Dengan demikian, diharapkan kaki penderita
diabetes dapat terawat baik dan dapat meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes
(Anneahira, 2011).

Adapun tujuan dilakukannya senam kaki diabetes mellitus, yaitu:

- Memperbaiki sirkulasi darah


- Memperkuat otot-otot kecil
- Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
- Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
- Mengatasi keterbatasan gerak
Langkah-langkah pelaksanaan senam kaki diabetes mellitus yaitu sebagai berikut:

1. Pasien duduk tegak di atas bangku dengan kaki menyentuh lantai


2. Pasien duduk diatas kursi dengan tumit yang diletakkan di lantai, jari-jari kedua
belah kaki diluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar
ayam sebanyak 10 kali.
3. Tumit kaki di lantai dan jari-jari kaki diluruskan ke atas dengan meletakkan tumit
salah satu kaki di lantai, angkat telapak kaki ke atas. Kemudian sebaliknya pada
kaki yang lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dan tumit kaki diangkatkan ke
atas. Gerakan ini dilakukan secara bersamaan pada kaki kanan dan kiri bergantian
dan diulangi sebanyak 10 kali.
4. Tumit kaki di lantai sedangkan telapak kaki diangkat. Tumit kaki diletakkan di
lantai. Kemudian bagian ujung jari kaki diangkat ke atas dan buat gerakan
memutar pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
5. Jari-jari kaki diletakkan di lantai. Kemudian tumit diangkat dan buat gerakan
memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
6. Kemudian angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Lalu gerakan jari-jari kaki
kedepan kemudian turunkan kembali secara bergantian ke kiri dan ke kanan.
Ulangi gerakan ini sebanyak 10 kali.
7. Selanjutnya luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut
dan gerakkan ujung jari-jari kaki ke arah wajah lalu turunkan kembali ke lantai.
8. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi sama seperti pada langkah ke-8, namun
gunakan kedua kaki kanan dan kiri secara bersamaan. Ulangi gerakan tersebut
sebanyak 10 kali.
9. Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut. Kemudian gerakan
pergelangan kaki ke depan dan ke belakang.
10. Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat, lalu putar kaki pada pergelangan
kaki, lakukan gerakan seperti menulis di udara dengan kaki dari angka 0 hingga
10 lakukan secara bergantung.
11. Letakkan selembar koran di lantai. Kemudian bentuk kertas koran tersebut
menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Lalu buka kembali bola tersebut
menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Gerakan ini
dilakukan hanya sekali saja.
12. Kemudian robek koran menjadi 2 bagian, lalu pisahkan kedua bagian koran
tersebut.
13. Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki.
14. Kemudian pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki,
lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh tadi.
15. Lalu bungkus semua sobekan-sobekan tadi dengan kedua kaki kanan dan kiri
menjadi bentuk bola.
Lampiran 2
LAPORAN PELAKSANAAN

Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) di Puskesmas Menur mengambil topik


“Hepatitis B”. Penyuluhan dilakukan pada:
Hari : Kamis, 7 Desember 2023
Waktu : 14.00-15.00 WIB
Media : Berupa leaflet dan poster dengan dilakukan penyuluhan secara langsung
kepada pasien dan keluarganya

A. Evaluasi Hasil Penyuluhan


B. Poster Penyuluhan
C. Leaflet Penyuluhan
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Anak Juga Bisa Diabetes. Diakses 6
Desember 2023 dalam https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/anak-juga-bisa-
diabetes#:~:text=Penyebab%20DM%20tipe%2D1%20adalah,DM%20tipe%2D1%20
belum%20diketahui.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2021. Mengenal Gejala Diabetes Melitus.


Diakses 6 Desember 2023 dalam https://upk.kemkes.go.id/new/mengenal-gejala-
diabetes-melitus

Adiyatma, Yunita. (2023). 9 Cara Mencegah Diabetes yang Bisa Dilakukan Mulai Hari Ini.
Artikel Yankes Kemenkes RI. Diakses 6 Desember dalam
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2227/9-cara-mencegah-diabetes-yang-bisa-
dilakukan-mulai-hari-ini

Kementerian Kesehatan RI. 2020. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI. Jakarta Selatan.

Lestari, Zulkarnain, & Sijid, A. (2021). Diabetes Melitus: Review Etiologi, Patofisiologi,
Gejala, Penyebab, Cara Pemeriksaan, Cara Pengobatan, dan Cara Pencegahan.
Prosiding Seminar Nasional Biologi, 7(1), 237–241.

Diabetes Melitus: Review Etiologi, Patofisiologi, Gejala, Penyebab, Cara Pemeriksaan, Cara
Pengobatan, dan Cara Pencegahan. Prosiding Seminar Nasional Biologi, 7(1), 237–
241.

Kemenkes RI. (2019). Tata Cara Diet Sehat Bagi Penderita Diabetes. Diakses 6 Desember
2023 dalam https://promkes.kemkes.go.id/tata-cara-diet-sehat-bagi-penderita-diabetes

PERKENI. 2021. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di


Indonesia. PB PERKENI

Dewi, I. K., Dedi, B., Safarina, L., Inayah, I., & Murtiningsih, M. (2022). Rancangan Model
Pemberdayaan Keluarga Pasien terhadap Perawatan Diri (Self Care) Pasien DM Tipe
2. Jurnal Keperawatan Silampari, 6(1), 488–496.
https://doi.org/10.31539/jks.v6i1.4325

Anda mungkin juga menyukai