A. Latar Belakang
Hal ini sejalan dengan penelitian Surwit terkait stres dan diabetes, yaitu
stres dapat meningkatkan kadar glukosa darah pada responden penelitian. Stress
merupakan faktor penting yang mempengaruhi kadar glukosa darah. Saat individu
mengalami stress, tubuh melepaskan “stress hormone”, yaitu adrenaline dan
kortisol. Hormon stress ini 4 mempunyai efek yang sama, yaitu mobilisasi
penyimpanan energi, termasuk glukosa dan asam lemak. Pelepasan hormon
adrenalin, menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia)
pada orang yang menderita diabetes. Hiperglikemia dapat menyebabkan iskemia.
Sedangkan pelepasan hormon kortisol berlebih dapat menekan sistem imunitas
(imunosupresi), meningkatkan tekanan darah dan gula darah. Immunosupresi dan
iskemia pada area ulkus diabetikum akibat hiperglikemia dapat menimbulkan luka
kronis yang memperlambat penyembuhan luka dan meningkatkan resiko infeksi.
Manajemen stress sangat diperlukan pada pasien DM dengan ulkus kaki
diabetikum supaya gula darah dapat terkontrol dan tidak memperparah kondisi
ulkus. Manajemen stress dapat di definisikan sebagai intervensi yang dirancang
untuk mengurangi efek dari stres. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ayusmi,
manajemen stress yang baik dapat meningkatkan manajemen diri pada penderita
DM.
A. Tujuan Instuksional Umum
1. Mengetahui pengertian DM
2. Mengetahui penyebab DM
3. Mengetahui tanda dan gejala DM
4. Mengetahui komplikasi DM
5. Mengetahui tentang penatalaksanaan pada pasien Diabetes Melitus (DM)
C. Materi
1. Pengertian Diabetes Melitus
2. Faktor Penyebab Diabetes Melitus
3. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus
4. Perawatan Diabetes Melitus
5. Pengobatan Diabetes Melitus
D. Metode
1. Ceramah
2. Metode Diskusi
3. Tanya Jawab
E. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien
1 5 Menit Pembukaan :
1. Memberi salam Menjawab salam,
2. Menjelaskan tujuan pendidikan mendengarkan dan
kesehatan memperhatikan
3. Menyebutkan materi / pokok
bahasan yang akan disampaikan
4. Menggali pengetahuan / apresepsi
pasien dan keluarga tentang
Diabetes Melitus
2 20 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan materi pendidikan Memperhatikan dan
kesehatan secara berurutan dan merespon
teratur.
Materi :
1. Pengertian Diabetes Melitus Memperhatikan dan
2. Faktor Penyebab Diabetes menyimak materi
Melitus
3. Tanda dan Gejala Diabetes
Melitus
4. Perawatan Diabetes Melitus
5. Pengobatan / penatalaksanaan
Diabetes Melitus Menanyakan hal
Memberi kesempatan kepada klien yang belum jelas
untuk bertanya Mendengar dan
Menjawab pertanyaan klien dengan memperhatikan
tepat dan mudah dimengerti
3 10 menit Penutup :
1. Menyimpulkan materi yang Mendengar dan
telah disampaikan memperhatikan
2. Mengajukan pertanyaan pada Merespon
klien tentang materi yang pertanyaan
sedang disampaikan Memperhatikan dan
3. Menutup Pertemuan dan menjawab salam
mengucapkan salam penutup
F. Media
Leaflet
Infokus
Penyuluh
Fasilitator Moderator
Observer Dokumentasi
Klien dan Keluarga
Keterangan :
Moderator dan Fasilitator : Nanda Novradayanti
Penyuluh : Mulya Ulfa
Observer dan Dokumentasi : Nadya Dwi Safitri
Pembagian tugas :
1. Peran moderator
Membuka dan menutup acara
Memperkenalkan diri
Menetapkan tata tertib acara penyuluhan
Menjaga kelancaran acara
Memimpin diskusi
2. Peran penyuluh
Menyajikan materi penyuluhan
Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan
3. Peran observer
Mengamati jalannya kegiatan
Mengevaluasi kegiatan
Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan
4. Peran fasilitator
Bersama moderator menjalin kerjasama dalam menyajikan materi
penyuluhan
Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya
Menjadi contoh dalam kegiatan
5. Peran Dokumentasi
Mendokumentasikan suasana selama penyuluhan dengan
menggunakan media
Mencari dan mengumpulkan bahan – bahan
Mencatat dokumen
Menyajikan dan menyebarluaskan dokumen
Menyimpan dan memelihara dokumen
2. Waktu
Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Oktober 2019
Waktu : 09.00 – 10.00 WIB
Lokasi : Ambun Suri Lantai 4
H. Evaluasi
Metode Evaluasi : Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan : Lisan (Langsung)
Jumlah Soal : 6 soal
A. Definisi
Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kinerja insulin atau kedua-duanya (ADA, 2010).
Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu
penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang
ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi
fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan produksi
insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan oleh
kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (Depkes, 2008).
B. Etiologi
Faktor penyebab diabetes mellitus:
1. Faktor keturunan
2. Gaya hidup
3. Obesitas/ kegemukan
4. Penuaan
5. Infeksi
C. Manifestasi Klinis
1. Adanya tanda - tanda klasik hiperglukemi polidipsi (banyak minum)
poliuri (banyak kencing) polipagi (banyak makan)
2. Kelemahan tubuh
3. Kesemutan/ rasa gatal
4. Gatal-gatal pada kulit
5. Luka yang tidak sembuh-sembuh
D. Perawatan Diabetes Melitus
Pengobatan secara alami dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pengaturan Pola Makan
Pengaturan pola makan merupakan kunci sukses pengobatan diabates.
Konsumsi makanan dengan komposisi seimbang yaitu karbohidrat sekitar
60 – 70 %, lemak sekitar 20 – 25 % dan protein sekitar 10 – 15 %.
Pengaturan pola makan yang efektif menjadikan keberhasilan penurunan
berat badan yang dapat mengurangi resistensi insulin. Perhatikan jumlah
kalori yang masuk ke dalam tubuh berdasarkan umur, stres akut dan
kegiatan fisik. Selain itu pilihan sumber makanan seperti lemak dapat
diperoleh dari nabati yang kaya asam lemak tak jenuh, sumber protein
serta asupan makanan berserat seperti sayur dan buah yang mampu
mengatasi rasa lapar.
2. Olahraga
Olahraga ringan yang teratur efektif menurunkan dan menjaga kadar
gula darah agar tetap stabil. Beberapa olahraga yang dapat dilakukan
untuk pengobatan penyakit diabetes adalah lari atau jalan pagi, berenang,
bersepeda dengan durasi selama 30 – 40 menit dimulai dari pemanasan
selama 5 – 10 menit kemudian dikahiri dengan pendinginan selama 5 – 10
menit.
Pengobatan dengan obat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pemberian Insulin
Suntik insulin mampu meningkatkan transpor glukosa dari darah ke
dalam sel. Pemberian suntik insulin dapat diberikan kepada penderita DM
1 maupun DM 2, sebaiknya suntik dilakukan oleh dokter.
2. Pemberian Obat Hipoglikemik Oral
Pemberian obat minum juga merupakan salah satu upaya yang dapat
mengobati penyakit diabetes. Sebaiknya pemberian obat beserta dosisnya
sesuai saran dan anjuran tenaga kesehatan. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan dengan memanggi dokter ke rumah untuk memberikan obat oral
sesuai kondisi pasien serta keparahan penyakit.
E. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Smelzer dan Bare (2008), adapun pemeriksaan penunjang untuk
penderita diabetes melitus antara lain :
1. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi : melihat pada daerah kaki bagaimana produksi keringatnya
(menurun atau tidak), kemudian bulu pada jempol kaki berkurang (-).
b. Palpasi : akral teraba dingin, kulit pecah - -pecah , pucat, kering yang
tidak normal, pada ulkus terbentuk kalus yang tebal atau bisa jugaterapa
lembek.
c. Pemeriksaan pada neuropatik sangat penting untuk mencegah terjadinya
ulkus
2. Pemeriksaan Vaskuler
a. Pemeriksaan Radiologi yang meliputi : gas subkutan, adanya benda
asing, osteomelietus.
b. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah yang meliputi : GDS (Gula Darah Sewaktu),
GDP (Gula Darah Puasa),
2) Pemeriksaan urine , dimana urine diperiksa ada atau tidaknya
kandungan glukosa pada urine tersebut. Biasanya pemeriksaan
dilakukan menggunakan cara Benedict (reduksi). Setelah
pemeriksaan selesai hasil dapat dilihat dari perubahan warna yang
ada : hijau (+), kuning (++), merah (+++), dan merah bata (++++).
3) Pemeriksaan kultur pus Bertujuan untuk mengetahui jenis kuman
yang terdapat pada luka dan untuk observasi dilakukan rencana
tindakan selanjutnya.
4) Pemeriksaan Jantung meliputi EKG sebelum dilakukan tindakan
pembedahan.
F. Penatalaksaan Medis
1. Medis
Menurut Sugondo (2009 )penatalaksaan secara medis sebagai berikut :
a. Obat hiperglikemik Oral
b. Insulin
1) Ada penurunan BB dengan drastis
2) Hiperglikemi berat
3) Munculnya ketoadosis diabetikum
4) Gangguan pada organ ginjal atau hati.
c. Pembedahan
Pada penderita ulkus DM dapat juga dilakukan pembedahan yang
bertujuan untuk mencegah penyebaran ulkus ke jaringan yang masih
sehat, tindakannya antara lain :
1) Debridement : pengangkatan jaringan mati pada luka ulkus
diabetikum.
2) Neucrotomi
3) Amputasi
2. Keperawatan
Menurut Sugondo (2009), dalam penatalaksaan medis secara
keperawatan yaitu :
a. Diit
Diit harus diperhatikan guna mengontrol peningkatan glukosa.
b. Latihan
Latihan pada penderita dapat dilakukan seperti olahraga kecil, jalan
– jalan sore, senam diabetik untuk mencegah adanya ulkus.
c. Pemantauan
Penderita ulkus mampu mengontrol kadar gula darahnya secara
mandiri dan optimal.
d. Terapi insulin
Terapi insulin dapat diberikan setiap hari sebanyak 2 kali sesudah
makan dan pada malamhari.
e. Penyuluhan kesehatan
Penyuluhan kesehatan dilakukan bertujuan sebagai edukasi bagi
penderita ulkus dm supaya penderita mampu mengetahui tanda gejala
komplikasi pada dirinya dan mampu menghindarinya.
f. Nutrisi
Nutrisi disini berperan penting untuk penyembuhan luka
debridement, karena asupan nutrisi yang cukup mampu mengontrol
energy yang dikeluarkan.
g. Stress Mekanik
Untuk meminimalkan BB pada ulkus. Modifikasinya adalah seperti
bedrest, dimana semua pasin beraktifitas di tempat tidur jika diperlukan.
Dan setiap hari tumit kaki harus selalu dilakukan pemeriksaan dan
perawatan (medikasi) untuk mengetahui perkembangan luka dan
mencegah infeksi luka setelah dilakukan operasi debridement tersebut.
(Smelzer & Bare, 2005).
Dampak psikologis dari penyakit diabetes mulai dirasakan oleh
penderita sejak ia didiagnosis dokter dan penyakit tersebut telah
berlangsung selama beberapa bulan atau lebih dari satu tahun. Penderita
mulai mengalami gangguan psikis diantaranya adalah stres pada dirinya
sendiri yang berkaitan dengan traetmen yang harus dijalani
(Tjokroprawiro, 1989).
Menurut Fisher dkk (1982) diabetes dan stres merupakan dua hal
yang saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kontrol yang kurang pada glukosa darah akan menimbulkan
perasaan stres dan begitu pula sebaliknya. Hal senada juga diungkapkan
oleh Surwit (2002) dan Discovery Health (2007) bahwa stres telah lama
menjadi salah satu faktor yang muncul pada penderita diabetes.
Menurutnya, stres sangat berpengaruh terhadap penyakit diabetes
karena hal itu akan berpengaruh terhadap pengendalian dan tingkat
kadar glukosa darah. Bila seseorang menghadapi situasi yang
menimbulkan stres maka respon stres dapat berupa peningkatan hormon
adrenalin yang akhirnya dapat mengubah cadangan glikogen dalam hati
menjadi glukosa. Kadar glukosa darah yang tinggi secara terus menerus
dapat menyebabkan komplikasi diabetes.
h. Tindakan pembedahan
Fase pembedahan menurut Wagner ada dua klasifikasi antara lain :
Derajat 0 : perawatan local secara khusus tidak dilakukan atau tidak
ada. Derajad I – IV : dilakukan bedah minor serta pengelolaan medis,
dan dilakukan perawatan dalam jangka panjang sampai dengan luka
terkontrol dengan baik. (Smelzer & Bare, 2005).
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TEKNIK RELAKSASI
TERAPI MUSIK
Arisman, (2011). Diabetes Mellitus. Dalam: Arisman, ed. Buku Ajar Ilmu Gizi
Obesitas, Diabetes Mellitus dan Dislipidemia. Jakarta: EGC, 44-54.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Carpenito & suddarth.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 vol
3. Jakarta: EGC
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Diagnosis, dan Strategi Pengelolaan. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi IV. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1886-1888.