Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA BAYI NY.

A
DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERBILIRUBIN DI RUANG MAWAR RSUD DR ISKAK
TULUNGAGUNG

OLEH :
DINI YULIANITA ARINI
(1912B1045)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

INSTITUT ILMU KESEHATAN SURYA MITRA HUSADA INDONESIA


KEDIRI
2020

Pediatric Nursing Departement, 2018


www.ners.stikesstrada.ac.id
I. Konsep Dasar Hiperbilirubin
A. Pengertian
Hiperbilirubin adalah peningkatan kadar bilirubin serum (hiperbilirubinemia) yang
disebabkan oleh kelainan bawaan, juga dapat menimbulkan ikterus. (Suzanne C. Smeltzer,
2007)
Hiperbilirubin adalah meningkatnya kadar bilirubin dalam darah yang kadar nilainya
lebih dari normal (Suriadi, 20016). Nilai normal bilirubin indirek 0,3 – 1,1 mg/dl, bilirubin
direk 0,1 – 0,4 mg/dl.
Jadi, Hiperbilirubun adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah melebihi
batas atas nilai normal bilirubin serum.
Sesungguhnya hiperbilirubinemia merupakan keadaan normal pada bayi baru lahir
selama minggu pertama, karena belum sempurnanya metabolisme bilirubin bayi. Ditemukan
sekitar 25-50% bayi normal dengan kedaan hiperbilirubinemia. Kuning/jaundice pada bayi
baru lahir atau disebut dengan ikterus neonatorum merupakan warna kuning pada kulit dan
bagian putih dari mata (sklera) pada beberapa hari setelah lahir yang disebabkan oleh
penumpukan bilirubin.
Gejala ini dapat terjadi antara 25%-50% pada seluruh bayi cukup bulan dan lebih tinggi
lagi pada bayi prematur. Walaupun kuning pada bayi baru lahir merupakan keadaan yang
relatif tidak berbahaya, tetapi pad usia inilah kadar bilirubin yang tinggi dapat menjadi toksik
dan berbahaya terhadap sistim saraf pusat bayi.
a) KLASIFIKASI

Ada 2 macam icterus menurut (Vian Nanny Lia Dewi, 2015) yaitu :

1. Ikterus fisiologi (direks)

a.  Timbul pada hari ke-2 atau ke 3

b.  kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan tidak lebih dari 10 mg/dl dan 12 mg/dl
pada bayi kurang bulan

c.  Peningkatan kecepatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg/dl per hari

d. Ikterus hilang 10-14 hari

e. Tidak ada mempunyai hubungan dengan patologis

2.  Ikterus patologis

a. Ikterus timbul dalam 24 jam pertama kehidupan

b. Peningkatan kadar bilirubin 5 mg/dl atau lebih dalam 24 jam

Pediatric Nursing Departement, 2018


www.ners.stikesstrada.ac.id
c. Apabila kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan tidak lebih dari 10 mg/dl dan
10 mg/dl pada bayi kurang bulan

d. Ikterus menetap setelah 2 minggu

e. Mempunyai hubungan dengan hemolitik

b) UJI KRAMER
Menurut Kramer, ikterus dimulai dari kepala, leher dan seterusnya. Untuk
penilaian ikterus, Kremer membagi tubuh bayi baru lahir dalam lima bagian yang di
mulai dari kepala dan leher, dada sampai pusat, pusat bagian bawah sampai tumit,
tumit pergelangan kaki dan bahu pergelangan tangan dan kaki serta tangan termasuk
telapak kaki dan telapak tangan.
Cara pemeriksaannya ialah dengan menekan jari telunjuk di tempat yang
tulangnya menonjol seperti tulang hidung, tulang dada, lutut, dan lain lain. Kemudian
penilaian kadar bilirubin dari tiap tiap nomor di sesuaikan dengan angka rata-rata
dalam gambar. Cara ini juga tidak menunjukkan intensitas ikterus yang tepat di dalam
plasma bayi baru lahir. Nomor urut menunjukkan arah meluasnya ikterus.

Tabel. Derajat ikterus pada neonatus menurut Kramer

Derajat Perkiraan
ikterus Daerah ikterus kadar
bilirubin
I Kepala dan leher 5,0 mg%
II Sampai badan atas (di atas umbilikus) 9,0 mg%
III Sampai badan bawah (di bawah umbilikus) hingga 11,4 mg/dl
tungkai atas (di atas lutut)
Pediatric Nursing Departement, 2018
www.ners.stikesstrada.ac.id
IV Sampai lengan, tungkai bawah lutut 12,4 mg/dl
V Sampai telapak tangan dan kaki 16,0 mg/dl

B. Etiologi
1. Pembentukan bilirubin yang berlebihan.
2. Gangguan pengambilan (uptake) dan transportasi bilirubin dalam hati.
3. Gangguan konjugasi bilirubin.
4. Penyakit Hemolitik, yaitu meningkatnya kecepatan pemecahan sel darah merah. Disebut
juga ikterus hemolitik. Hemolisis dapat pula timbul karena adanya perdarahan tertutup.
5. Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan, misalnya
Hipoalbuminemia atau karena pengaruh obat-obatan tertentu.
6. Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau toksin yang
dapat langsung merusak sel hati dan sel darah merah seperti : infeksi toxoplasma. Siphilis.

C. Tanda & Gejala / Manifestasi Klinis


1. Kulit berwarna kuning sampe jingga
2. Pasien tampak lemah
3. Nafsu makan berkurang
4. Reflek hisap kurang
5. Urine pekat
6. Perut buncit
7. Pembesaran lien dan hati
8. Gangguan neurologic
9. Feses seperti dempul
10. Kadar bilirubin total mencapai 29 mg/dl.
11. Terdapat ikterus pada sklera, kuku/kulit dan membran mukosa.
12. Jaundice yang tampak 24 jam pertama disebabkan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir,
sepsis atau ibu dengan diabetk atau infeksi.
13. Jaundice yang tampak pada hari ke 2 atau 3 dan mencapai puncak pada hari ke 3-4 dan
menurun hari ke 5-7 yang biasanya merupakan jaundice fisiologi.

KOMPLIKASI

1. Bilirubin enchepalopathy (komplikasi serius)
2. Kernikterus; kerusakan neurologis, cerebral palsy, retardasi mental, hiperaktif, bicara
lambat, tidak ada koordinasi otot dan tangisan yang melengking.

Pediatric Nursing Departement, 2018


www.ners.stikesstrada.ac.id
D. Patofisiologi
Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan. Kejadian yang
sering ditemukan adalah apabila terdapat beban bilirubin pada sel hepar yang berlebihan. Hal
ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia.
Gangguan pemecahan bilirubin plasma juga dapat menimbulkan peningkatan kadar
bilirubin tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila kadar protein berkurang, atau pada bayi hipoksia,
asidosis. Keadaan lain yang memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila
ditemukan gangguan konjugasi hepar atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi
misalnya sumbatan saluran empedu.
Pada derajat tertentu bilirubin akan bersifat toksik dan merusak jaringan tubuh.
Toksisitas terutama ditemukan pada bilirubin indirek yang bersifat sukar larut dalam air tapi
mudah larut dalam lemak. Sifat ini memungkinkan terjadinya efek patologis pada sel otak
apabila bilirubin tadi dapat menembus sawar darah otak. Kelainan yang terjadi di otak disebut
kernikterus. Pada umumnya dianggap bahwa kadar bilirubin indirek lebih dari 20mg/dl.
E. Pathways

Pediatric Nursing Departement, 2018


www.ners.stikesstrada.ac.id
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium (Pemeriksan Darah)
1. Pemeriksaan billirubin serum. Pada bayi prematur kadar billirubin lebih dari 14 mg/dl
dan bayi cukup bulan kadar billirubin 10 mg/dl merupakan keadaan yang tidak
fisiologis.
2. Hb, HCT, Hitung Darah Lengkap.
3. Protein serum total.
2. USG, untuk mengevaluasi anatomi cabang kantong empedu.
3. Radioisotop Scan, dapat digunakan untuk membantu membedakan hapatitis dan atresia
billiari.
G. Penatalaksanaan Medis

Penanganan hiperbilirubin pada bayi baru lahir menurut Varney (2007), antara lain :

1. Memenuhi kebutuhan atau nutrisi

a. Beri minum sesuai kebutuhan, karena bayi malas minum, berikan berulang-ulang, jika
tidak mau menghisap dot berikan pakai sendok. Jika tidak dapat habis berikan melalui
sonde.

b.  Perhatikan frekuensi buang air besar, mungkin susu tidak cocok (jika bukan ASI)
mungkin perlu ganti susu.

2. Mengenal gejala dini mencegah meningkatnya ikterus

a. Jika bayi terlihat mulai kuning, jemur pada matahari pagi (sekitar pukul 1- 8 selama 30
menit)

b. Periksa darah untuk bilirubin, jika hasilnya masih dibawah7 mg% ulang esok harinya.

c. Berikan banyak minum

d. Perhatikan  hasil darah bilirubin, jika hasilnya 7 mg% lebih segara hubungi dokter, bayi
perlu terapi

3. Gangguan rasa aman dan nyaman akibat pengobatan

a. Mengusahakan agar bayi tidak kepanasan atau kedinginan

b. Memelihara kebersihan tempat tidur bayi dan lngkungannya

c. Mencegah terjadinya infeksi ( memperhatikan cara bekerja aseptik)

Pediatric Nursing Departement, 2018


www.ners.stikesstrada.ac.id
II. Konsep Dasar Keperawatan

A. Pengkajian
a. Keadaan umum lemah, TTV tidak stabil terutama suhu tubuh (hipertermi). Reflek
hisap pada bayi menurun, BB turun, pemeriksaan tonus otot (kejang/tremor). Hidrasi
bayi mengalami penurunan. Kulit tampak kuning dan mengelupas (skin resh), sclera
mata kuning (kadang-kadang terjadi kerusakan pada retina) perubahan warna urine
dan feses. Pemeriksaan fisik.
b. Nutrisi

Pada umumnya bayi malas minum ( reflek menghisap dan menelan lemah )

sehingga BB bayi mengalami penurunan.

c. Eliminasi

Biasanya bayi mengalami diare, urin mengalami perubahan warna gelap dan

tinja berwarna pucat

d. Istirahat

Bayi tampak cengeng dan mudah terbangun

e. Aktifitas

Bayi biasanya mengalami penurunan aktivitas, letargi, hipototonus dan mudah terusik.

f. Personal hygiene

Kebutuhan personal hygiene bayi oleh keluarga terutama ibu

g. Hasil Laboratorium :
1. Kadar bilirubin 12mg/dl pada cukup bulan.
2. Pada bayi premature, kadar bilirubin mencapai 15mg/dl.

B. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan integritas kulit b.d. efek dari phototerapi.
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d. phototerapi.
c. Resiko tinggi cedera b.d. meningkatnya kadar bilirubin toksik dan komplikasi
berkenaan phototerapi.
d. Gangguan temperature tubuh (Hipertermia) berhubungan dengan terpapar
lingkungan panas.

Pediatric Nursing Departement, 2018


www.ners.stikesstrada.ac.id
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
1 Kerusakan Setelah dilakukan Pressure Management
integritas kulit b.d. tindakan keperawatan 1. Anjurkan pasien untuk
selama 2x24 jam menggunakan pakaian
efek dari
diharapkan integritas yang longgar
phototerapi. kulit kembali baik / 2. Hindari kerutan pada
normal. tempat tidur
Tissue Integrity : Skin 3. Jaga kebersihan kulit
and Mucous Membranes agar tetap bersih dan
Kriteria Hasil : kering
 Integritas kulit yang 4. Mobilisasi pasien
baik bisa setiap 2 jam sekali
dipertahankan 5. Monitor kulit akan
 Tidak ada luka / lesi adanya kemerahan.
pada kulit 6. Oleskan lotion /
 Perfusi jaringan baik minyak / baby oil pada
 Menunjukkan daerah yang tertekan
pemahaman dalam 7. Mandikan pasien
proses perbaikan dengan sabun dan air
kulit dan mencegah hangat
terjadinya cedera
berulang
 Mampu melindungi
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit
dan perawatan alami
Indicator Skala :
1. Tidak pernah
menunjukkan.
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang
menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
2 Resiko tinggi Setelah dilakukan MONITOR CAIRAN
1. Tentukan riwayat
kekurangan volume tindakan keperawatan
selama 3x24 jam jumlah dan tipe intake
cairan b.d. cairan dan eliminasi
diharapkan tidak ada
phototerapi. resiko kekurangan cairan 2. Tentukan kemungkinan
pada klien. faktor resiko daari
Kriteria Hasil : ketidakseimbangan
1. TD dalam rentang yang cairan (hipertermia,
diharapkan terapi diuretik, kelainan
2. Tekanan arteri rata- renal, gagal jantung,
Pediatric Nursing Departement, 2018
www.ners.stikesstrada.ac.id
rata dalam rentang diaporesis, disfungsi
yang diharapkan hati)
3. Nadi perifer teraba 3. Monitor berat badan
4. Keseimbangan intake 4. Monitor serum dan
dan output dalam 24 elektrolit urine
jam 5. Monitor serum dan
5. Suara nafas tambahan osmolaritas urine
tidak ada 6. Monitor BP, HR, RR
6. Berat badan stabil
Indicator Skala :
1. Tidak pernah
menunjukkan.
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang
menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
3 Resiko tinggi Setelah dilakukan Pencegahan jatuh
cedera b.d. tindakan keperawtan 1. Kaji status neurologis
selama 2x 24 jam 2. Jelaskan pada pasien
meningkatnya
diharapkan tidak ada dan keluarga tentang
kadar bilirubin resiko cidera. tujuan dari metode
toksik dan  Risk control pengamanan
Kriteria hasil : 3. Jaga keamanan
komplikasi
1. Klien terbebas dari lingkungan keamanan
berkenaan cidera pasien
phototerapi. 2. Klien mampu 4. Libatkan keluiarga
menjelaskan metode untuk mencegah
untuk mencegah bahaya jatuh
injuri/ cidera 5. Observasi tingkat
3. Klien mampu kesadaran dan TTV
memodifikasi gaya 6. Dampingi pasien
hidup untuk
mencegah injuri.
Indicator Skala :
1. Tidak pernah
menunjukkan.
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang
menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
Gangguan Setelah dilakukan Fever treatment
temperature tubuh tindakan keperawtan 1. Monitor suhu
selama 3x 24 jam sesering mingkin
(Hipertermia)
diharapkan suhu dalam 2. Monitor warna dan
Pediatric Nursing Departement, 2018
www.ners.stikesstrada.ac.id
berhubungan rentang normal. suhu kulit
4 dengan terpapar  Termoregulation 3. Monitor tekanan
Kriteria hasil : darah, nadi, dan
lingkungan panas.
 Suhu tubuh dalam respirasi
rentang normal 4. Monitor intake dan
 Nadi dan respirasi output
dalam batas normal
 Tidak ada perubahan
warna kulit
Indicator Skala :
1. Tidak pernah
menunjukkan.
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang
menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan

Pediatric Nursing Departement, 2018


www.ners.stikesstrada.ac.id
INSTITUT ILMU KESEHATAN SURYA MITRA HUSADA
(IIK STRADA)
PRODI : 1. ILMU KEPERAWATAN 4. DIII KEBIDANAN
2. KESEHATAN MASYARAKAT 5. DIV KEBIDANAN
3. S2 KESEHATAN MASYARAKAT

JL. Manila PLN Sumberece Telp. (0354) 7009713 Fax : (0354) 695130, WEB: www.ners.stikesstrada.ac.id

PENGKAJIAN NEONATUS SAKIT / RISIKO TINGGI

A. IDENTITAS NEONATUS
Nama Bayi : By. Ny. A
Tanggal Lahir : 1– 6 – 2020 Jam : 08.00
Jenis : Laki – Laki
Umur : 4 hari
Ruang : Nicu – Mawar
Kelahiran : tunggal, hidup
Tanggal MRS : 31 – 5 – 2020 Jam : 15.30
Tanggal Pengkajian : 1– 6 – 2020 Jam: 13.00
Diagnosa medis : Hiperbilirubin

B. IDENTITAS ORANG TUA


Nama Ibu : Ny. A Nama Ayah : Tn. D
Umur Ibu : 22 Tahun Umur Ayah : 22 Tahun
Pekerjaan Ibu : IRT Pekerjaan Ayah : Buruh pabrik
Pendidikan Ibu : SMA Pendidikan Ayah : SMA
Agama : Islam
Alamat : Kedung tumpang, Tulungagung

C. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN :


1. Riwayat Kehamilan
Ibu (G) 1 P1 A0
BB……62 kg , Umur Kehamilan …37– 38 …..minggu
TB……157 cm
Pemeriksaan antenatal ……± 6 kali …di …. Bidan Anita
Teratur/tidak teratur, sejak kehamilan……8….minggu
Penyakit/komplikasi kehamilan……Tidak Ada
Kebiasaan makanan IBU ……Baik, suka pedas dan asin
Merokok…….. ya/tidak
Jamu…………………….ya/tidak
Kebiasaan minum obat………… ya/tidak
Periksa terakhir :
Hb - gr% Golongan Darah……-
Gula Darah ……-…….mg% Lain – Lain……-
Pernah mendapat terapi……Tidak Alergi obat .........Tidak

2. Riwayat Persalinan

Pediatric Nursing Departement, 2018


www.ners.stikesstrada.ac.id
Persalinan normal dengan usia kehamilan yaitu 37 – 38 minggu. Ketuban Jernih. Tidak ada
penyulit kehamilan . Apgar Score 6 – 8.

RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Keperawatan Sekarang :
a. Keluhan utama : Badan bayi berwarna kuning
b. Riwayat penyakit Sekarang : (awal sakit hingga saat ini)
Bayi lahir dengan persalinan normal di RSUD. Iskak Tulungagung pada tanggal 1 Juni
2020 pada pukul 08.00 dengan A – S 6 – 8, ketuban jernih usia kehamilan 37 – 38
minggu. Kemudian sekitar pukul 10.00 bayi dipindahkan di Ruang Nicu Mawar dengan
kondisi RR 60 x/menit. Pada saat dilakukan pengkajian , tanggal 10 Juni 2020 pukul 13.00,
didapatkan data bahwa K/U bayi lemah, bayi nampak kuning seluruh permukaan tubuh
terutama pada bagian wajah dan sclera ikterik, terpasang OGT, RR 60 x/menit, HR 121
x/menit.

2. Riwayat Keperawatan Sebelumnya :


a. Riwayat Kesehatan yang lalu : -

b. Imunisasi yang telah didapatkan : -

3. Riwayat Keluarga
Genogram : Keterangan :

Laki – laki
Perempuan
Tinggal serumah
Pasien

4. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan


Tahap Pertumbuhan
a. Berat badan lahir : 2300 gr Berat badan sekarang : 2150 gr
b. Lingkar Kepala : 34 cm Lingkar Dada : 29 cm
Lingkar Abdomen : 27 cm Lingkar Lengan Atas : 8 cm
c. Panjang Badan : 49 cm

Tahap Perkembangan
a. Psikososial : -

b. Psikoseksual : -

c. Kognitif :-

Kebutuhan dasar
a Nutrisi : Bayi dipuasakan, terpasang OGT

Pediatric Nursing Departement, 2018


www.ners.stikesstrada.ac.id
b Eliminasi : BAB + / BAK +, Bayi memakai pampers. Setiap 3 jam sekali diganti
dan diobservasi
c Istirahat tidur : Sudah terpenuhi
d Personal Hygiene : Sudah terpenuhi

5. Pengkajian fisik
a. Tanda – Tanda Vital :
Nadi : 121 x/menit Suhu : 36.7 °C
Pernafasan : 60 x/menit, Tekanan Darah : - mmHg
CRT : < 3 detik Lainnya :
b. Pemeriksaan Fisik
 Kulit : Turgor kulit baik, permukaan kulit tampak kuning (ikterik), tidak ada lebam2 , tidak
ada iritasi.

 Kepala : Bentuk kepala normal, warna rambut hitam, tidak ada benjolan, tidak ada luka.

 Mata : Bentuk mata simetris, sclera ikterik, konjungtiva tidak anemis, isokor

 Hidung : Bentuk hidung normal, pernafasan normal

 Telinga: Bentuk telinga simetris antara kiri dan kanan, tidak ada cairan yg keluar dari telinga,
tidak ada luka disekitar telinga,

 Mulut/Lidah : Bentuk mulut normal, terpasang OGT, Residu lender berwarna kuning, reflek
hisap dan menelan lemah, bayi puasa.

 Leher : Tidak ada benjolan dileher

 Dada :
- Jantung (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
Inspeksi : dada simetris, nampak kuning
Palpasi : nadi teraba keras 121 x/menit, CRT < 3detik, akral hangat
Perkusi : suara sonor
Auskultasi : irama jantung regular, bunyi jantung S1 S2 tunggal
- Paru – Paru (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi):
Inpeksi : dada simetris, ada retraksi dinding dada, SPO2 87-90%
Palpasi : Gerakan dada anatara kanan dan kiri sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : terdapat ronkhi di lapang paru kanan atas

 Abdomen (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)1:


Inspeksi : abdomen datar, tidak ada kembung, tampak kuning
Palpasi : tidak teraba massa
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus +

 Anus : Terdapat satu lubang anus ( tidak ada atresia ani )

Pediatric Nursing Departement, 2018


www.ners.stikesstrada.ac.id
 Genital : Jenis kelamin laki laki, diujung penis terdapat lubang, tidak ada kelainan

 Ektremitas : jari jari kaki dan tangan lengkap, pergerakan masih lemah, Tidak ada lesi, nampak
kuning pada ekstremitas

 Refleks ;
a. Sucking (menghisap) : Reflek menghisap masih lemah

b. Palmar Grasping (menggenggam) : Reflek menggemgam masih lemah

c. Tonic Neck (leher) : Reflek leher ada, ketika leher menengok kearah kiri, bayi
memanjangkan lengan kirinya dan menekuk lengan kanannya. Begitupun sebaliknya

d. Rooting (mencari) : Reflek mencari belum ada

e. Moro (kejut) : Reflek kejut ada

f. Babinsky :

g. Gallant (punggung) : -

h. Swallowing (menelan) : Reflek menelan asih lemah

i. Plantar Grasping (telapak kaki) :

c. Riwayat Nilai APGAR


1 menit 5 menit 2 jam
Activity (Muscle Tone) 2 2
Pulse (Heart Rate) 1 1
Grimace (Reflex Irritability) 1 1
Appearance (Color) 1 2
Respiration Rate 1 2
Interpretasi = 6 8

d. Down Score
Skor 0 1 2 Hasil
Frekuensi < 60 60-80 >80 1
Sianosis - Menghilang dengan oksigen Perlu oksigen 0
40% 80%
Retraksi - Sedang Berat 1
Merintih - Minimal Jelas 2
Aliran udara Baik Menurun Sangat Jelek 0
Down score = 4
Interpretasi : Distress nafas ringan

e. Kramer Test = Tidak ada ikterus

f. Risiko Jatuh = Risiko rendah Risiko Tinggi

g. Pengkajian nyeri (NIPS), Oucher = -

Pediatric Nursing Departement, 2018


www.ners.stikesstrada.ac.id
h. Ballard Score : ..........= ......minggu

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Tgl 10 Juni 2020
Hematologi
HB 15 g/dl
Kimia
Darah Bil. Total 8.87 mg/dl
Inderek 8.28mg/dl
Direk 0,59 mg/dl

E. TERAPI:
Tgl : 10 Juni 2020
Cairan intravena :
- KA-EN 1B 12 tts/mnt
- D10 1/5 NS+ KCL 3 ml
Injeksi :
- Cefotaxim : 2x 5 mg
Spuling dengan NACL

ANALISA DATA
Pediatric Nursing Departement, 2018
www.ners.stikesstrada.ac.id
No Data Fokus Etiologi Problem/Masalah
1. DS : - Penyerta/ masalah Resiko
DO : selama persalinan hiperbilirubinemia
- K/U lemah neonatal
- Seluruh permukaan badan tampak Bilirubin indirek
ikterik meningkat
- Terdapat sclera ikterik
- RR = 60 x/menit, HR = 121 x/menit Hiperbilirubin
- Darah Bil. Total 8.87 mg/dl
- Inderek 8.28mg/dl Masuknya bilirubin ke
- Direk 0,59 mg/dl dalam jar. Otak

Resiko
hiperbilirubinemia
neonatal

Seluruh permukaan
tubuh ikterik

2. DS : -
DO :
- K/U lemah Penyerta/ masalah
- Seluruh permukaan badan tampak selama persalinan
ikterik Gangguan integritas
- Terdapat sclera ikterik Bilirubin indirek kulit
- RR = 60 x/menit, HR = 121 x/menit meningkat
- Darah Bil. Total 8.87 mg/dl
- Inderek 8.28mg/dl Hiperbilirubin
- Direk 0,59 mg/dl
Masuknya dlm jaringan
ekstravaskuler

Gangguan integritas
kulit

Seluruh permukaan
tubuh ikterik

3. DS : - Ketidakseimbangan
DO : Penyerta/ masalah nutrisi kurang dari
Pediatric Nursing Departement, 2018
www.ners.stikesstrada.ac.id
- Terpasang OGT selama persalinan kebutuhan tubuh
- Terdapat Residu berupa lendir kuning
- Reflek menghisap dan menelan lemah Bilirubin indirek
- Bayi puasa meningkat

Hiperbilirubin

Masuknya dlm jaringan


ekstravaskuler

G3 Pemenuhan nutrisi

Reflek hisap dan


menelan belum
sempurna

PRIORITAS MASALAH
1. Resiko hiperbilirubinemia neonatal b/d gangguan fungsi hati
.....................................................................................................................................................
2. Gangguan integritas kulit b/d gangguan pigmentasi
.....................................................................................................................................................
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Fungsi pencernaan belum sempurna
.....................................................................................................................................................
4. ..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
5. ..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
6. ..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................

Pediatric Nursing Departement, 2018


www.ners.stikesstrada.ac.id
Pediatric Nursing Departement, 2018
www.ners.stikesstrada.ac.id
RENCANA KEPERAWATAN
N Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
O
1. Resiko hiperbilirubinemia Setelah dilakukan tidakan keperawatan , diharapkan 1. Anjurkan kepada Ibu agar memberi ASI sesering mungkin
neonatal b/d gangguan hiperbilirubinemia dapat kembali normal dengan 2. Kolaborasi dengan tim medis untuk mendapatkan terapi sinar
fungsi hati
Kriteria Hasil : 3. Kolaborasi dengan tim medis tentang pemeriksaan kadar
1. Ikterus menghilang pada hari ke-10 bilirubin secara periodik
2. Bilirubin direct tidak lebih dari 1 mg/dl
3. Tidak terjadi peningkatan kadar bilirubin
sampai 5 mg/dl dalam 24 jam

2. Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan tidakan keperawatan , diharapkan 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
b/d gangguan pigmentasi hiperbilirubinemia dapat kembali normal dengan 2. Hindari kerutan pada tempat tidur
Kriteria Hasil : 3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan 4. Mobilisasi pasien setiap 2 jam sekali
2. Tidak ada luka / lesi pada kulit 5. Monitor kulit akan adanya kemerahan.
3. Perfusi jaringan baik 6. Oleskan lotion / minyak / baby oil pada daerah yang
4. Menunjukkan pemahaman dalam proses tertekan
perbaikan kulit dan mencegah terjadinya 7. Mandikan bayi dengan sabun dan air hangat
cedera berulang
5. Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban kulit dan
perawatan alami
3. Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tidakan keperawatan , diharapkan 1. Kaji kemampuan menghisap dan menelan

Pediatric Nursing Departement, 2018


www.ners.stikesstrada.ac.id
kurang dari kebutuhan ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh 2. Kaji kebutuhan nutrisi dan tentukan nutrisi yang
tubuh b/d fungsi pencernaan dapat teratasi dengan Kriteria Hasil : dibutuhkan
belum sempurna 1. Intake nutrisi masuk sesuai kebutuhan 3. Observasi BB tiap hari
2. Berat badan tidak turun >10% 4. Pantau residu tiap hari
3. Reflek hisap dan menelan kuat 5. Apabila residu bersih dan tidak ada muntah, beri minum
4. Tidak ada muntah secara betahap
5. Ada peningkatan berat badan 6. Observasi BAB dan BAK setiap 3 jam sekali , timbang dan
catat hasilnya
7. Selama bayi dipuasakan, berikan terapi total parental

Pediatric Nursing Departement, 2018


www.ners.stikesstrada.ac.id
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
HARI - I
Hari/Tgl/ No Jam Implementasi Jam Evaluasi (SOAP)
Shift DX
Senin 1 09.00 1. Menganjurkan kepada Ibu agar memberi ASI sesering 14.00 S:-
1/6/2020 mungkin (H : Ibu by. A setiap waktu dating di ruang nicu O : seluruh permukaan tubuh tampak kuning (ikterik),
pagi 10.00 mawar untuk memberikan asi) sclera ikterik, bayi mengikuti terapi sinar, inj Cefotaxim
2. Berkolaborasi dengan tim medis untuk mendapatkan terapi 2x 5 mg, Terpasang Inf. KA-EN 1B 12 tts/mnt
10.05 sinar (H : Bayi setiap saat slalu diberikan terapi sinar atau A : Masalah resiko hiperbilirubin neonatal belum
fototherapy) teratasi
11.00 3. Berkolaborasi dengan tim medis tentang pemeriksaan P : Lanjutkan intervensi 2 -5
kadar bilirubin secara period
- Darah Bil. Total 8.87 mg/dl
- Inderek 8.28mg/dl
- Direk 0,59 mg/dl
11.20
4. Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
dan tindakan lanjutan ( H : pemberian terapi sinar, inj
Cefotaxim : 2x 5 mg, Terpasang Inf. KA-EN 1B 12
tts/mnt)

Senin 2 11.25 1. Menganjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang 14.00 S:-
1/6/2020 longgar (H: By hanya di gedong dengan cara longgar) O : K/u lemah, tidak ada ruam merah, tampak seluruh
pagi 11.30 2. Menghindari kerutan pada tempat tidur ( H: Box bayi di badan kuning
buat aman agar terhindar dari kerutan) A : Masalah ganguan integritas kulit belum teratasi
11.40 3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering P : Lanjutkan intervensi 2-4
Pediatric Nursing Departement, 2018
www.ners.stikesstrada.ac.id
11.45 4. Monitor kulit akan adanya kemerahan. (H: Tidak adanya
ruam kemerahan, yang ada hanya tampak kuning)
11.50 5. Oleskan lotion / minyak / baby oil pada daerah yang
tertekan
6. Mandikan bayi dengan sabun dan air hangat
12.00 7. Mengkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
dan tindakan lanjutan ( H : pemberian foto theraphy)
Senin 3. 12.05 1. Mengkaji kemampuan menghisap dan menelan (H: reflek 14.00 S:-
1/6/2020 menelan dan menghisap masih lemah, bayi puasa) O : K/u sangat lemah, bayi masih puasa, Terpasang
pagi 2. Mengkaji kebutuhan nutrisi dan tentukan nutrisi yang OGT , residu (+) berwarna kuning, reflek hisap dan telan
12.10 dibutuhkan (H : kebutuhan nutrisi bayi …., masih lemah, BAB +/BAK 30 gram, Terpasang Inf D10
3. Mengobservasi BB tiap hari ( H : BB bayi 2150 gram) 1/5 NS+ KCL 3 ml
12.15 4. Memantau residu tiap hari ( H : residu (+) berwarna A : Maslah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
12.20 kuning) kebutuhan tubuh belum teratasi
5. Apabila residu bersih dan tidak ada muntah, memberi P : Lanjutkan intervensi 1,2, 3,4 dan 6
minum secara betahap ( Bayi masih dipuasakan)
6. Mengobservasi BAB dan BAK, timbang dan catat hasilnya
12.25 ( H : BAB +/ BAK 10 gram)
7. Selama bayi dipuasakan, memberikan terapi total parental
(H : Inf D10 1/5 NS+ KCL 3 m)
12.30 8. Mengobservasi BAB dan BAK, timbang dan catat hasilnya
( H : BAB -/ BAK 20 gram)
12.35 9. Mengobservasi BAB dan BAK, timbang dan catat hasilnya
Pediatric Nursing Departement, 2018
www.ners.stikesstrada.ac.id
( H : BAB +/ BAK -)

HARI - II
Hari/Tgl/ No Jam Implementasi Jam Evaluasi (SOAP)
Shift DX
Selasa 1 07.00 1. Menganjurkan kepada Ibu agar memberi ASI sesering 14.00 S:-
2/6/2020 mungkin (H : Ibu by. A setiap waktu dating di ruang nicu O : Seluruh permukaan tubuh tampak kuning (ikterik),
pagi 09.00 mawar untuk memberikan asi) sclera ikterik, bayi masih melakukan terapi sinar, inj
2. Berkolaborasi dengan tim medis untuk mendapatkan terapi Cefotaxim : 2x 5 mg, terpasang Inf. KA-EN 1B 12
09.05 sinar (H : Bayi setiap saat slalu diberikan terapi sinar atau tts/mnt
fototherapy) A : Masalah resiko hiperbilirubin neonatal belum
10.00 3. Berkolaborasi dengan tim medis tentang pemeriksaan teratasi
kadar bilirubin secara period P : Lanjutkan intervensi 2 -5
- Darah Bil. Total 7.65 mg/dl
- Inderek 7.15 mg/dl
- Direk 0,50 mg/dl
4. Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
dan tindakan lanjutan ( H : pemberian terapi sinar, inj
Cefotaxim : 2x 5 mg dan terpasang Inf. KA-EN 1B 12
tts/mnt)

Selasa 2 07.50 1. Menganjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang 14.00 S:-
2/6/2020 longgar (H: By hanya di gedong dengan cara longgar) O : K/u lemah, tidak ada ruam merah, tampak seluruh
Pediatric Nursing Departement, 2018
www.ners.stikesstrada.ac.id
pagi 07.55 2. Menghindari kerutan pada tempat tidur ( H: Box bayi di badan kuning
buat aman agar terhindar dari kerutan) A : Masalah ganguan integritas kulit belum teratasi
3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering P : Lanjutkan intervensi 2-4
4. Monitor kulit akan adanya kemerahan. (H: Tidak adanya
ruam kemerahan, yang ada hanya tampak kuning)
8.05 5. Oleskan lotion / minyak / baby oil pada daerah yang
tertekan
6. Mandikan bayi dengan sabun dan air hangat
10.00 7. Mengkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
dan tindakan lanjutan ( H : pemberian foto theraphy)
Selasa 3. 07.00 1. Mengkaji kemampuan menghisap dan menelan (H: reflek 14.00 S:-
2/6/2020 menelan dan menghisap masih lemah, bayi puasa) O : K/u sangat lemah, bayi masih puasa, Terpasang
pagi 2. Mengkaji kebutuhan nutrisi dan tentukan nutrisi yang OGT , residu (+) berwarna kuning, reflek hisap dan telan
07.00 dibutuhkan (H : kebutuhan nutrisi bayi …., masih lemah, BAB +/BAK 40 gram, Terpasang Inf D10
3. Mengobservasi BB tiap hari ( H : BB bayi 2220 gram) 1/5 NS+ KCL 3 ml
07.00 4. Memantau residu tiap hari ( H : residu (+) berwarna A : Maslah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
07.05 kuning) kebutuhan tbuh belum teratasi
5. Mengobservasi BAB dan BAK, timbang dan catat hasilnya P : Lanjutkan intervensi 1,3,4 dan 6
( H : BAB +/ BAK 10 gram)
6. Selama bayi dipuasakan, memberikan terapi total parental
09.30 (H : Inf D10 1/5 NS+ KCL 3 ml)
7. Mengobservasi BAB dan BAK, timbang dan catat hasilnya
( H : BAB +/ BAK 10 gram)
Pediatric Nursing Departement, 2018
www.ners.stikesstrada.ac.id
8. Mengobservasi BAB dan BAK, timbang dan catat hasilnya
10.00 ( H : BAB -/ BAK 20 gram)

14.00

HARI – III

Hari/Tgl/ No Jam Implementasi Jam Evaluasi (SOAP)


Shift DX
Rabu, 1 07.00 1. Menganjurkan kepada Ibu agar memberi ASI sesering 14.00 S:-
3/6/2020 mungkin (H : Ibu by. A setiap waktu dating di ruang nicu O : sebagian permukaan tubuh tampak kuning (ikterik),
pagi 09.00 mawar untuk memberikan asi) sclera ikterik, bayi masih melakukan terapi sinar, inj
2. Berkolaborasi dengan tim medis untuk mendapatkan terapi Cefotaxim : 2x 5 mg, terpasang Inf. KA-EN 1B 12
09.05 sinar (H : Bayi setiap saat slalu diberikan terapi sinar atau tts/mnt.
fototherapy) A : Masalah resiko hiperbilirubin neonatal teratasi
10.00 3. Berkolaborasi dengan tim medis tentang pemeriksaan sebagian
kadar bilirubin secara period P : Lanjutkan intervensi 2 -5
- Darah Bil. Total 6.56 mg/dl
- Inderek 6.11 mg/dl
- Direk 0,45 mg/dl
4. Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
dan tindakan lanjutan ( H : pemberian terapi sinar, inj
Cefotaxim : 2x 5 mg dan terpasang Inf. KA-EN 1B 12
tts/mnt))
Pediatric Nursing Departement, 2018
www.ners.stikesstrada.ac.id
Rabu, 2 07.50 1. Menganjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang 14.00 S:-
3/6/2020 longgar (H: By hanya di gedong dengan cara longgar) O : K/u lemah, tidak ada ruam merah, tampak seluruh
pagi 07.55 2. Menghindari kerutan pada tempat tidur ( H: Box bayi di badan kuning
buat aman agar terhindar dari kerutan) A : Masalah ganguan integritas kulit belum teratasi
3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering P : Lanjutkan intervensi 2-4
4. Monitor kulit akan adanya kemerahan. (H: Tidak adanya
ruam kemerahan, yang ada hanya tampak kuning)
8.05 5. Oleskan lotion / minyak / baby oil pada daerah yang
tertekan (H : Bayi slalu menggunakan baby oil serta
minyak telon seusai mandi)
10.00 6. Mandikan bayi dengan sabun dan air hangat
7. Mengkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
dan tindakan lanjutan ( H : pemberian foto theraphy)
Rabu, 3. 07.00 1. Mengkaji kemampuan menghisap dan menelan (H: reflek 14.00 S:-
3/6/2020 menelan dan menghisap masih lemah, bayi puasa) O : K/u sangat lemah, bayi masih puasa, Terpasang
pagi 2. Mengkaji kebutuhan nutrisi dan tentukan nutrisi yang OGT , residu (-) berwarna hijau, reflek hisap dan telan
07.00 dibutuhkan (H : kebutuhan nutrisi bayi …., masih lemah, BAB +/BAK 20 gram, Terpasang Inf D10
3. Mengobservasi BB tiap hari ( H : BB bayi 2400 gram) 1/5 NS+ KCL 3 ml
07.00 4. Memantau residu tiap hari ( H : residu (-) berwarna A : Maslah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
07.05 kuning) kebutuhan tbuh teratasi sebagian
5. Mengobservasi BAB dan BAK, timbang dan catat hasilnya P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4 dan 6
Pediatric Nursing Departement, 2018
www.ners.stikesstrada.ac.id
( H : BAB +/ BAK 10 gram) (+) Kolaborasi dalam pemberian minum dan terapi
6. Selama bayi dipuasakan, memberikan terapi total parental
09.30 (H : Inf D10 1/5 NS+ KCL 3 ml)
7. Mengobservasi BAB dan BAK, timbang dan catat hasilnya
( H : BAB -/ BAK - )
8. Mengobservasi BAB dan BAK, timbang dan catat hasilnya
10.00 ( H : BAB -/ BAK 10 gram)

14.00

Pediatric Nursing Departement, 2018


www.ners.stikesstrada.ac.id
Pediatric Nursing Departement, 2018
www.ners.stikesstrada.ac.id
Pediatric Nursing Departement, 2018
www.ners.stikesstrada.ac.id

Anda mungkin juga menyukai