N dengan
Comunican Hidrocepalus di Kamar Bedah (OK)
RSUD Abdul Aziz Singkawang
1. Pengkajian
Nama Klien : An. N
Umur : 1 tahun 2 bulan
Tanggal Pengkajian : 21 Januari 2016
Diagnosa Penyakit : Comunican Hidrocepalus
a. Riwayat Penyakit :
An.K beralamat di mempawah hulu, di bawa orangtua ke rumah sakit pada tanggal 18
desember 2015 sebelumnya klien sudah pernah menjalani operasi vp shunt, keadaan klien membaik
setelah itu namun akhir-akhir ini keadaan nya semakin memburuk, klien sering demam dan
kesadarannya menurun
b. Riwayat Sekarang :
Klien masuk ke ruang OK pada tanggal 22 januari 2016, pukul 10.00 untuk melakukan
operasi pemasangan VP shunt. Berdasarkan pengkaijan yang dilakukan, klien kelihatan gelisah,
kesadaran sammnolen. N = 110x/m, S = 36,8 oC, R = 22x/m, SpO2= 99.
Pada saat operasi klien dalam keadaan tidak sadar karena efek anatesi, operasi berjalan
selama 1,5 jam (pukul 10.00-11.30). pada saat tindakan di lakukan klien mengalami
hipotermi/kedinginan, badan terasa dingin, warna kulit pucat, turgor kulit tidak elastis, dan
badam kurus, suhu klien 35,6oC, dan suhu ruangan 22 oC. Adapun tahapan operasi dan teknik
anatesi adalah sebagai berikut :
Klien di anastesi ( General Anastesi )
Pasien di baringkan di meja operasi
Setelah itu dilakukan desinfeksi dengan antiseptic, betadine dan alcohol pada daerah yang
akan dilakukan insisi dan daerah sekitarnya, sebelumnya pastikan di daerah kepala bersih
(rambut sudah di cukur).
Setelah itu dilakukan penutupan dengan kain streil pada daerah sekitar tubuh, dari ujung
kaki sampai ujung kepala kecuali daerah yang akan di insisi.
Siapkan selang untuk Vpshunt.
Setalah diukur panjangnya barulah dilakukan insisi.
Pertama dilakukan insisi pada bagian kepala, setalah itu dilakukan pengeboran/Bour hide.
Kedua dilakukan insisi pada bagian perut kiri. (selang dimasukan pada bagian perut
sampai bagian dada).
Ketiga insisi pada bagian dekat clavikula/dada bagian kiri (kemudian selang di lanjutkan
sampai k dekat/belakang telinga)
Setalah selang sampai di kepala, selang kedua yang kecil dimasukan kedalam kepala pada
bagian yang di bour untuk mengeluarkan cairan, setalah itu selang disambungkan dan di
clem.
Setalah pemsangan selang selesai dan aliran pun lancar dilakukan hecting dimulai pada
bagian kepala, dekat telinga, leher, dan perut.
Di dalam perut selang di lebihkan sepanjang kurang lebih 20 cm.
Setalah hecting selesai, luka di tutup dengan perban, klien dibersihkan dan di pindahkan
ke ruang pemulihan.
Di ruang pemulihan pada awalnya klien belum sadar, N= 111 x/m, R = 20 x/m, SpO2 =
100, S = 36oC. setalah siektar 10 menit klien sadar namun kedaan masih lemah dan seperti
mengantuk sesekali klien hanya meringis dan sesekali menangis.
Adapun hasil laboratirium klien :
No Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
1 Natrium 125,75 mmol/L 132-145
2 kalium 4,02 mmol/L 3,1-5,1
3 klorida 91,77 mmol/L 95-105
4 Epitel 1-3 Sel/lpb 5-15
5 leukosit 2-5 Sel/lpb 1-4
6 Eritrosit 1-3 Sel/lpb 0-1
Adapun alat yanhg digunakan selama operasi (intsrumen dan alah habis pakai) adalah
sebagai berikut :
a. Instrumen
Skapel =1
Kloter =1
Pinset anatomis =2
Pinset serugis =2
Guntingan jaringan =2
Gunting benang =1
Nefrudel =3
Arteri klem =2
Klem =3
Koher =3
Duk klem =5
Duck besar =4
Jas operasi =4
Gaun operasi =4
Reftraktor =1
Bour =1
b. Barang habis pakai
Handsoon stril =4
Kasaa = 50
Benang ukuran 1 = 20 cm
Benang ukuran 2 = 30 cm
Betadine
Nacl = 2 botol
Selang VP Shunt =1
Hypavix
2. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Pre Operatif Kurang Ansietas
Do : pengetahuan
- Klien tampak takut, cemas, dengan
pucat, gelisah dan menangis. rencana/tindakan
- N= 109 x/m, pembedahan, krisis
- S= 36,2oC, situasi (takut
- R = 20 x/m, dengan
- SpO2 = 100 prosedur/tindakan
operasi)
1 Intra Operatif Proses anastesi dan Hipotermi
Do : suhu ruangan.
- Suhu tubuh klien terasa dingin,
35,4 oC
- N = 109x/m
- R = 18 x/m
- SpO2 = 100
- turgor kulit tidak elastis, warna
pucat dan badan tampak kurus.
- Suhu ruangan 22 oC
3. Masalah Keperawatan
a. Pre Operatif
1. Ansietas berhubungan dengan Kurang pengetahuan dengan rencana/tindakan pembedahan,
krisis situasi (takut dengan proses tindakan operasi)
b. Intra Operatif
1. Hipotermi berhubungan dengan Proses anastesi dan suhu ruangan.
c. Post Operatif
1. Resiko cedera berhubungan dengan kelemahan fisik efek anastesi
4. Rencana Keperawatan
Dx. Intervensi keperawatan
No
Keperawatan NOC NIC
1 Pre Operatif
1. Ansietas Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat kecemasan klien
berhubungan kearawatan diharapkan 2. Kaji Tanda – tanda vital
dengan takut, cemas klien 3. Berikan dukungan emosional
Kurang berkurang bahkan hilang 4. Beri pengetahuan tentang
pengetahuan dengan kriteria hasil : jalannya operasi.
dengan - Klien mampu
rencana/tinda mengeidentifikasi dan
kan mengungkapkan gejala
pembedahan, cemas
krisis situasi - Mengidentifikasi,
(takut mengungkapkan dan
dengan menunjukkan teknik
proses mengontrol cemas.
tindakan - Tanda- tanda vital
operasi) dalam batas normal.
- Ekpspresi wajah,
bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukan
berkurangnya
kecemasan.
R/ suhu ruangan 27 oC A:
- Suhu tubuh masih
terasa dingin.
P : pertahankan intervensi
pantau suhu dan tanda vital
lainnya, pertahankan
kehangatan ruangan dan
selimuti klien.
Post operatif
Memasang penghalang tempat tidur S :
klien. O:
R/klien sadar kemudian menangis - Klien menangis dan
dan gelisah dan tidur kembali gelisah kesadaran
kesadaran, GCS samnolen = 11 samnolen.
(samnolen) - Tempat tidur kiri
E : berdasarkan suara = 3 kanan sudah
V : menangis tidak dapat terpasang pagar.
ditenangkan = 3 A:
M : melokalisisr rangsangan nyeri = - Masalah teratasi
5 sebagian, klien
sudah sadar walapun
belum dapat untuk
mobilisasi.
P:
- Pertahankan
intervensi mobiliasai
kemampuan klien
setalah klien sadar
penuh/sudah tidak
ada efak anastesi