PENDAHULUAN
1
pasien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti
kegiatan pasien di rumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
(Menurut Yosep Damaiyanti & Iskandar, 2012). Harga diri rendah
adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal
karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri.
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat terjadi
secara :
a. Situasional, yaitu terjadi terutama yang tiba-tiba, misalnya harus operasi,
kecelakaa, dicerai suami / istri, putus sekolah, putus hubungan kerja,
perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara
tiba-tiba).
b. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit / dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap
dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon mal yang adaptif. Kondisi ini
dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronik atau pada klien
gangguan jiwa (Damaiyanti & Iskandar, 2012).
2.2 Etiologi
(Menurut Yosep Damaiyanti & Iskandar, 2012). Berbagai faktor
menunjang terjadinya perubahan dalam konsep-diri seseorang. Dalam
tinjauan life span history klien, penyebab terjadinya harga diri rendah adalah
pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya.
Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak
diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering sering
gagal di sekolah, pekerjaan dan pergaulan. Harga diri rendah muncul saat
lingkungan cendrung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya.
3
(Menurut Stuart Dalam Damaiyanti & Iskandar, 2012). faktor-
faktor yang mengakibatkan harga diri rendah meliputi faktor
predisposisi dan faktor presipitasi sebagai berikut :
a). Faktor Predisposisi
1 Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang
tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang
berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak
realistis.
2 Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe
peran gender, tuntunan peran kerja, dan harapan peran budaya.
3 Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur sosial.
b). Faktor presipitasi
(Menurut Yosep Dalam Damaiyanti & Iskandar, 2012). faktor
presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya dalah kehilangan
bagian tubuh, perubahan penampilan / bentuk tubuh, kegagalan
atau produktivitas yang menurun. Secara umum, ganggun konsep
diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional atau
kronik. Secara situasional karena trauma yang muncul secara tiba-
tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakaan, perkosaan atau
dipenjara, termasu di rawat dirumah sakit bisa menyebabkan harga
diri rendah disebabkan karena penyakit fisik atau pemasangan alat
bantu yang membuat klien tidak nyaman. Harga diri rendah kronik,
biasanya dirasakan klien sebelum sakit atau sebelumnya dirawat
klien sudah memiliki pikiran negatif dan meningkat saat dirawat.
c). Perilaku
Pengumpulan data yang dilakukan oleh perawat meliputi perilaku
yang objektif dan dapat diamati serta perasaan subjektif dan dunia dalam
diri klien sendiri. Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah
salah satunya mengkritik diri sendiri, sedangkan keracunan identitas
4
seperti sifat kepribadian yang bertentangan serta depersonalisasi
(Damaiyanti & Iskandar, 2012).
5
Pohon Masalah
Menarik Diri
Effect
Causa / penyebab
6
kanak, terbentuknya masa remaja melalui proses identifikasi terhadap
orang tua, guru, dan teman.
c. Identitas Diri (Self Idenfity)
Identitas Pribadi adalah prinsip pengorganisasian kepribadian yang
bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinabungan, konsitensi, dan
keunikan individu. Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan
terus berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama
pada masa remaja.
d. Peran Diri (Self Role)
(Menurut Stuart Dalam Damaiyanti & Iskandar, 2012). peran diri
merupakan serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan
sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok
sosial. Peran yang diterapkan adalah peran yang dijalani dan seseorang
tidak mempunyai pilihan. Peran yang diambil adalah peran terpilih atau
dipilih oleh individu.
Peran yang diterapkan adalah peran dimana seseorang tidak punya
pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih dan dipilih oleh
individu. Setiap orang mempunyai peran lebih dari satu. Untuk dapat
berfungsi efektif sesuai dengan perannya, seseorang harus tahu perilaku
dan nilai-nilai yang diharapkan, harus berkeinginan untuk
menyesuaikan diri dan harus mampu mencukupi peran yang di
khendaki (Potter dan perry Dalam Damaiyanti & Iskandar, 2012).
e. Harga Diri (Self Esteem)
Harga diri merupakan penilaian individu dengan tentang nilai
personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku
dirinya dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang
berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan
kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa sebagai seorang
yang penting dan berharga (Stuart Dalam Damaiyanti & Iskandar,
2012).
Harga diri adalah perasaan tentang nilai, harga atau manfaat dari
diri sendiri yang berasal dari kepercayaan positif atau negatif seorang
7
individu tentang kemampuannya dan menjadi berharga (Fortinash et al,
1999).
Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama
adalah dicinta dan menerima penghargaan dari orang lain. Harga diri
akan rendah jika kehilangan cinta dan seseorang kehilangan
penghargaan dari orang lain (Stuart dan laraia,2005). Keluarga dan
sistem pendukung sosial dapat membantu meningkatkan harga diri
seseorang dengan cara :
a. Memberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.
b. Menegaskan pentingnya klien
c. Menolong membuka perasaan negatif
d. Memberi umpan balik perilaku
e. Memberi rasa percaya dan keyakinan
f. Memberi informasi yang dibutuhkan
g. Berperan sebagai pembela
h. Memberi dukungan yang bervariasi : uang, bantuan fisik, material
dan tanggung jawab
i. Menghargai penilaian personal yang cocok terhadap pekerjaan
(Dermawan & Rusdi, 2013).
Aktualisasi Diri Konsep Diri Positif Harga Diri Rendah Kerancuan Identitas Depersonalisasi
8
Keterangan :
a. Aktualisasi diri : pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan
latar belakang pengalamam sukses.
b. Konsep diri posituf : apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam perwujudan dirinya.
c. Harga diri rendah : perasaan negatif terhadap diri sendiri, termasuk
kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berdaya, pesimis.
d. Kerancuan identitas : kegagalan individu untuk mengintegrasikan
berbagai indentifikasi masa kanak-kanak kedalam kepribadian
psikososisal dewasa yang harmonis
e. Dipersonaalisasi : perasaan tidak realitik dalam kegiatan dari diri
sendiri, kesulitan membedakan diri sendiri, merasa tidak nyata dan
asing baginya.
9
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. I DENGAN GANGGUAN HARGA
DIRI RENDAH DI RUANG PERKASA RUMAH SAKIT JIWA
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
3.1 Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama : Tn.I
Umur : 31 Tahun
Alamat : Ngabang
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/bangsa : Melayu/Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan disuruh ibu dan istrinya untuk melanjutkan
berobat,sering menyendiri dikamar, bicara sedikit, sulit komunikasi.
3. Alasan Masuk
2 bulan sebelum masuk RSJ klien sering menyendiri, membanting barang,
bicara sedikit, sulit komunikasi, bicara sendiri dan sulit tidur.
4. Faktor Predisposisi
a. Klien pernah mengalami gangguan jiwa kurang lebih 3 tahun yang lalu,
pernah rawat jalan RSJ. SUNGAI BANGKOK PONTIANAK
b. Kontrol tidak rutin, pengobatan kurang berhasil
c. Klien mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak ada anggota
keluarga yang mengalamai gangguan jiwa
d. Klien mempunyai pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
yaitu ia jatuh dari sepeda
5. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda – tanda vital :
10
Tekanan darah : 130/80 mmhg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5 C
Pernafasan : 26x/menit
b. Ukuran
Tinggi badan : 169 cm
Berat Badan : 62 Kg
c. Kondisi Fisik
Klien tidak mengeluh sakit apa-apa, tidak ada kelainan fisik.
6. Psikososial
a. Konsep Diri
a. Harga diri : klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan
orang lain selain ibu dan adik2nya, klien merasa tidak pantas jika
berada diantara orang lain, kurang interaksi sosial.
Masalah keperawatan : harga diri rendah
b. Hubungan sosial
a. Orang yang dekat dengan klien adalah ibu, istri, dan kedua anak
nya.
b. Peran serta kelompok/ masyarakat : sebelum klien sakit sering
mengikuti gotong royong di desanya
c. Hambatan dalam hubungan : selama klien di rawat jalan/ berobat
jalan temannya berkurang karena klien malu berkomunikasi
Masalah keperawatan : menarik diri
c. Spiritual
Klien mengatakan jarang sholat dalam 5 x sehari, jika sholat klien
sehabis sholat klien berdoa agar cepat sembuh.
7. Status mental
a. Penampilan : penampilan klien kurang rapi, klien menggunakan baju
yang disediakan di RSJ
b. Pembicaraan : klien berbicara lambat tetapi menundu, aktivitas klien
menyesuaikan
11
c. Aktivitas motorik : klien lebih banyak menunduk, aktivitas klien
menyesuaikan
d. Alam perasaan : klien mengatakan bosan di RSj ingin cepat sembuh
dan pulang, klien sebelum bisa bertemu ibu, istri, dan kedua anaknya
e. Interaksi selama wawncara : kontak mata kurang karena menunduk,
sesekali klien menengadah, selalu menjawab jika ditanya
f. Persepsi ; halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan
g. Pola pikir : tidak ada waham
h. Tingkat kesadaran : klien sadar hari, tanggal, dan waktu saat pengajian
hari jumat 28 november 2017 jam 10.30 WIB, hari berikutnya jua
klien sadar hati sabtu tanggal 28 november 2017.
i. Memori : daya ingat jangka panjang klien masih ingat masa lalunya.
j. Tingkat konsentrasi dan berhitung : klien berhitung lancar, contoh 20-
15=5
k. Kemampuan penilaaiaan : klien mampu menilai antara masuk kamar
setelah makan atau membiarkan kursi tidak rapi, klien memilih
membereskan kursi.
8. Mekanisme Koping
a. Klien mampu berbicara dengan orang lain, terlihat malu
b. Klien mampu menjaga keberhasilan diri sendiri
c. Klien mampu jika ada masalah tidak menceritakan kepada orang lain,
lebih suka diam
9. Masalah psikososisal dan lingkungan
a. Masalah berhubungan dengan lingkungan : klien menarik diri dari
lingkungan
b. Masalah dengan kesehatan (-)
c. Masalah dengan perumahan : klien tinggal dengan kedua orang tua dan
2 saudaranya
d. Masalah dengan ekonomi : kebutuhan klien dipenuhi oleh ibunya
12
3.2 Diagnosa Keperawatan
a. Harga Diri Rendah
b. Menarik Diri
c. Koping Individu Tidak Efektif
Pohon Masalah
Menarik Diri
Effect
Causa / penyebab
13
3.3 Intervensi Keperawatan Harga Diri rendah
14
g. beri perhatian kepada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
h. Diskusikan kemampuan
dan aspek yang dimiliki
klien
2. Klien dapat 2.1. Klien 2.1.1 Diskusikan kemampuan dan Diskusikan tingkat
mengidentifikasi mengidentifikasi aspek positif yang dimilki kemampuan klien
kemampuan dan kemampuan dan klien. seperti menilai
aspek positif yang aspek positif 2.1.2 setiap pertemuan klien realitas, kontrol diri
dimilki. yang dimilki: hindarkan dari memberi nilai atau integrotas ego
- kemampuan negatif sebagai dasar
yang dimilki 2.1.3 utamakan memberi pujian asuhan
klien yang realistik keperawatan.
- aspek positif
keluarga Reinforcement
- aspek positif positif akan
lingkungan meningkatkan
yang dimilki harga diri
klien
Pujiaan yang
realistik tidak
menyebabkan
melakukan
kegiatan hanya
karena ingin
15
mendapat pujian.
3. klien dapat menilai 3.1 klien menilai 3.1.1 diskusikan dengan klien Keterbukaan dan
kemampuan yang kemampuan yang kemampuan yang masih pengertian tentang
digunakan dapat digunakan dapat digunakan selama kemampuan yang
sakit. dimilkik adalah
3.1.2 diskusikan kemampuan prasarat untuk
yang dapat dilanjutkan berubah.
penggunaan
Pengertian tentang
kemampuan yang
dimilki diri
motivasi untuk
tetap
mempertahankan
penggunaannya.
4. Klien dapat 4.1 klien membuat 4.1.1 rencanakan bersana klien Klien adalah
(menetapkan)kegiata rencana kegiatan aktifitas yang dapat individu yang
n sesuai dengan harian dilakukan setiap hari sesuai bertanggung jawab
kemampuan yang kemampuan : terhadap dirinya
dimilki - kegiatan mandiri sendiri.
- kegiatan dengan bantuan
sebagian Klien perlu
- kegiatan yang bertindak secara
membutuhkan bantuan realistis dalam
total kehidupannya
4.1.2 tingkatkan kegiatan yang
sesuai dengan toleransi Contoh peran yang
16
kondisi klien dilihat klien akan
4.1.3 beri contoh cara pelaksanaan memotivasi klien
kegiatan yang boleh klien untuk
lakukan melaksanakan
kegiatan
5. klien dapat 5.1 klien melakukan 5.1.1 beri kesempatan kepada klien Memberikan
melakukan kegiatan kegiatan sesuai untuk mencoba kegiatan kesempatan kepada
sesuai kondisi sakit kondisi sakit dan yang telah direncanakan klien mandiri
kemampuannya 5.1.2 beri pujian atas keberhasilan rumah
klien
5.1.3 diskusikan kemungkinan Reinforcement
pelaksanaan dirumah positif akan
meningkatkan
harga diri.
Meberikan
kesempatan kepada
klien untuk tetap
melakukan
kegiatan yang bisa
dilakukan
17
dukungan selama klien
dirawat Support system
6.1.3 bantu klien menyiapkan keluarga akan
lingkungan di rumah sangat berpengaruh
dalam
mempercepat
proses
penyembuhan
Meningkatkan
peran serta
keluarga dalam
merawat klien
dirumah
18
3.4 Rencana Keperawatan Harga Diri Rendah Dalam Bentuk Strategi
Pelaksanaan
NO PASIEN KELUARGA
SP1P SPIK
1 Mengidentifikasi kemampuan dan Mendiskusikan masalah yang
aspek positif yang dimilki klien. dirasakan keluarga dalam
merawata klien di rumah
19
Menjelaskan follow up klie
setelah pulang
3.5 Evaluasi
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri,
merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri
(Yosep,2009).
Menurut Stuart (2006), faktor-faktor yang mengakibatkan harga diri
rendah meliputi faktor predisposisi dan faktor presipitasi yaitu Faktor yang
mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua
yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak
realistis. Menurut Yosep (2009), faktor presipitasi terjadinya harga diri
rendah biasanya dalah kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan /
bentuk tubuh, kegagalan atau produktivitas yang menurun.
4.2 Saran
Bagi seorang perawat sebaiknya harus memahami dan mengerti baik
secara teoritis maupun praktek tentang Harga Diri rendah agar dapat
memberikan nasehat, motivasi, dorongan pada klien yang mengalami Harga
Diri Rendah agar dapat Berinteraksi baik dengan masyarakat dan dapat
memberikan asuhan keperawatan Harga Diri Rendah.
21
DAFTAR PUSTAKA
22