Aditya Kuntawirawan
1701001
PROGRAM SI KEPERAWATAN
2019
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya,kesehatan dan kesejateraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien
dinyatakan terganggu keperatawan dirinya jika tidak dapat melakukan keperawatan
diri (Depkes, 2014)
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diripada pasien dengan
gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan
untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri terlihat
dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri antaranya mandi, makan minum secara
mandiri, berhias secara mandiri, toileting (BAK/BAB) (Damaiyanti, 2015)
Keadaan ketika individu mengalami hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas sehari-hari (Towsend, 2017). Kurang perawatan diri
merupakan keadaan ketika individu mengalami suatu kerusakan fungsi motorik atau
funhsi kognitif, yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk melakukan masing-
masing dari kelima aktivitas perawatan diri antara lain:
a. Makan
b. Mandi/Higiene
c. Berpakaian dan berhias
d. Toileting
e. Instrumental (menggunakan telepon, menggunakan transporttasi, menyetrika,
mencuci pakaian, menyiapkan makanan, berbelanja, mengelola keuangan,
mengkomsumsi obat)
B. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk
berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien
masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor kadang –
kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stresor. (Dermawan,2014)
C. Faktor Predisposisi
1. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu
2. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri
3. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri
4. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
(Damaiyanti, 2015)
D. Faktor Presipitasi
Menurut DepKes tahun 2014, faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :
a. Body image : gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik sosial : pada anak –anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi peruabahan personal hygiene.
c. Status sosial ekonomi : personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan : pengetahuan personal hygiene sangat penting akrena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misanya, pada pasien penderita diabetes
mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya : disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan orang : ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentudalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain –lain.
g. Kondisi fisik atau psikis : pada keadaan tertentu/ sakit kemampuan untuk merawat
diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
G. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan di bagi menjadi 2 yaitu:
1. Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi pertumbuhan belajar dan
mencapai tujuan. Kategori ini adalah klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri
secara mandiri.
2. Mekanisme koping maladaptif
Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan,
menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah tidak
mau merawat diri (Damaiyanti, 2012)
Sedangkan Menurut Sigmond Freud, bentuk-bentuk mekanisme pertahanan ego
untuk klien dengan defisit perawatan diri antara lain sebagai berikut :
1) Regresi yaitu suatu mekanisme dimana individu untuk menghindarkan diri dari
kenyataan yang mengancam, kembali ke taraf perkembangan yang lebih rendah
itu
2) Penyangkalan / denial yaitu menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan
mengingkari realitas tersebut, mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana
dan primitif.
3) Isolasi diri, menarik diri yaitu Reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik
atau psikologis. Reaksi fisik seperti: menjauhi polusi, sumber infeksi, gas, beracun
sedangkan reaksi psikologis : perilaku apatis, mengisolasi diri, tidak berminat,
rasa takut dan bermusuhan
4) Intelektualisasi yaitu Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk
menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya
H. Sumber Koping
1. Aset ekonomi
2. Kemampuan dan ketrampilan
3. Teknik defensif
4. Dukungan sosial
5. Motivasi
6. Kesehatan dan energi
7. Dukungan spiritual
8. Keyakinan positif
9. Ketrampilan menyelesaikan masalah dan sosial
10. Sumber daya sosial dan material
11. Kesejahteraan fisik
I. Penatalaksanaan Umum
Penatalaksanaan dengan defisit perawatan diri menurut (Herdman Ade, 20114)adalah
sebagai berikut :
a. Meningkatan kesadaran dan kepercayaan diri
b. Membimbing dan menolong klien perawatan diri
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung
d. BHSP (bina hubungan saling percaya)
J. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
K. Fokus Intervensi
BAB II
STRATEGI PELAKSANAAN
A. Proses Keperwatan
1) Intervensi pada Klien
1. Kondisi Klien
Ny. H terlihat duduk di salah satu sudut ruangan sambil menggaruk-garuk
kepala yang terlihat kotor, rambut sebahu dan tidak tertata rapi. Pakaian yang
digunakan Ny. H tidak terpasang dengan benar dan terlihat banyak robekan.
Kuku jari tangan terlihat hitam dan panjang. Gigi Ny.H terlihat kotor dan
mulut Ny. H mengeluarkan bau.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Klien mampu melakukan berhias secara baik
c. Klien mampu melakukan makan dengan baik
d. Klien mampu melakukan eliminasi secara mandiri
4. Tindakan Keperawatan
1. Melatih klien cara perawatan kebersihan diri dengan cara:
a. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri.
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d. Melatih klien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri
2. Membantu klien latihan berhias:
Latihan berhias bagi pria harus dibedakan dengan wanita. Pada klien laki-
laki, latihan meliputi latihan berpakaian, menyisir rambut, dan bercukur,
sedangkan pada klien perempuan larihan meliputi latihan berpakaian.
Menyisir rambut dan berhias/berdandan
3. Melatih klien makan secara mandiri dengan cara
a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b. Menjealsakan cara makan yang tertib
c. Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
d. Mempraktikkan cara makan yang baik
4. Mengajarkan klien melakukan BAB/BAK secara mandiri dengan cara:
a. Menjelaskan tempat BAK/BAB yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAK dan BAB
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAK dan BAB
2) Intervensi pada Keluarga
1. Tujuan
Keluarga mampu merawat klien yang mengalami masalah defisit perawatan
diri
2. Tindakan Keperawatan
Untuk memantau kemampuan klien dalam melakjukan cara perawatan diri
yang baik, perawat harus melakukan tindakan agar keluarga dapat meneruskan
melatih dan mendukung klien sehingga kemampuan klien dalam perawatan
diri meningkat. Tindakan yang dapat perawat lakukan adalah sebagai berikut:
a. Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi keluarga
dalam merawat klien
b. Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma
c. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang
dibutuhkan oleh klien untuk menjaga perawatan diri klien
d. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri klien dan membantu
mengingatkan klien dalam merawat diri sesuai jadwal yang disepakati
e. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan klien dalam
perawatan diri
f. Bantu keluarga melatih cara merawat klien dengan defisit perawatan diri
B. Strategi Komunikasi
SP 1 untuk pasien: pengkajian dan melatih cara menjaga kebersihan diri: mandi
(gosok gigi, keramas, mandi pakai sabun, pakai handuk, ganti baju, potong
kuku)
Orientasi
“Selamat pagi, perkenalkan nama saya suster X, senang dipanggil X, nama Mbak
siapa? Senang dipanggil apa?”
“Baik A, apa yang terjadi di rumah sehingga A dibawa kesini?”
“Apa yang sudah dilakukan A di rumah?”
“Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang penyebab A kesini?”
“Saya disini akan membantu A untuk mengatasi apa yang A keluhkan tadi yaitu tidak
mau merawat diri supaya A dapat merawat diri secara mandiri”
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 30 menit?”
“Dimana? Disini saja?”
Kerja
Baiklah, coba kita telaah masalah yang terjadi pada A.
“Coba A ceritakan apa alasan A tidak mau merawat diri? Apa manfaat merawat diri?
Apa kerugian tidak mau merawat diri?”