Ruangan : Sawo
Tanggal Dirawat : 20 Juli 2020
A. Identitas Klien
Nama : Tn. J
Umur : 38 Tahun /01 Maret 1982
Jenis Elamin : Laki-Laki
Suku/Bangsa : Lauje
Pekerjaan : Tani
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Desa Lombok, Kec. Tinombo Parimo
No.Rm : 077927
Tanggal Pengkajian : 21 Juli 2020
KLASIFIKASI DATA
Data subjektif :
1. Klien mengatakan dia berbicara dengan temannya
2. Klien mengatakan dia dikejar orang-orang
3. Klien mengatakan dia memukul wajahnya dengan batu
4. Klien mengatakan malas mandi
Data objektif
1. Klien Nampak berbicara sendiri
2. Klien terlihat gelisah
3. Bicara mengacau dan tidak jelas
4. Wajah klien Nampak banyak luka
5. Klien tampak kotor
6. Baju tidak diganti
7. Kuku tangan dan kaki panjang dan kotor
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1 Ds : Perubahan persepsi sensori
- Klien mengatakan dia berbicara “ halusinasi penglihatan “
dengan temannya
- Klien mengatakan dia dikejar orang-
orang
DO :
- Klien Nampak berbicara
sendiri
- Klien terlihat gelisah
- Bicara mengacau dan tidak
jelas
2. DS :
- Klien mengatakan dia Resiko Bunuh Diri
memukul wajahnya dengan
batu
DO :
- Wajah klien Nampak banyak
luka
3. DS :
- Klien mengatakan malas Defisit Perawatan Diri
mandi
DO :
- Klien tampak kotor
- Baju tidak diganti
- Kuku tangan dan kaki panjang
dan kotor
INTERVENSI KEPERAWATAN
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri, marah –marah
tanpa sebab, mendekatkan telinga kearah tertentu, dan menutup
telinga. Klien mengatakan mendengar suara –suara atau
kegaduhan, mendengar suara yang mengajaknya bercakap –cakap,
dan mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang
berbahaya.
2. Diagnose Keperawatan
Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi
3. Tujuan khusus/SP 1
Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan
kriteria sebagai berikut.
a) Ekspresi wajah bersahabat.
b) Menunjukkan rasa senang.
c) Klien bersedia diajak berjabat tangan.
d) Klien bersedia menyebutkan nama.
e) Ada kontak nama.
f) Klien bersedia dudk berdampingan dengan perawat.
g) Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya.
h) Membantu klien mengenali halusinasinya.
i) Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik
halusinasinya.
4. Rencana tindakan keperawatan
Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik.
a) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal.
b) Perkenalkan diri dengan sopan.
c) Tanyakan nama lengkap klien dan nama yang disukai klien.
d) Jelaskan tujuan pertemuan.
e) Jujur dan menepati janji.
f) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
g) Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar
klien.
h) Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu
terjadi halusinasi, frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat
terjadi halusinasi. Hal –hal berikut.
i) Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik. Tahapan tindakan yang dapat dilakukan meliputi hal
–hal sebagai berikut.
a) Jelaskan cara menghardik halusinasi.
b) Peragakan cara menghardik halusinasi.
c) Minta klien untuk memperagakan ulang.
d) Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada perilaku klien
yang sesuai.
e) Masukan dalam jadwal kegiatan klien.
Evaluasi/Validasi
’’Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam?
Ada keluhan tidak?’’
’’Apakah ibu tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya? Menurut ibu
sebaiknya kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalau kita ngobrol tentang
suara atau sesuatu yang selama ini ibu dengar dan lihat tetapi tidak
tampak wujudnya?’
’’ Berapa lama kira -kira kita bias ngobrol ? Ibu maunya berapa menit?
Bagaiman kalau 10 menit? Bisa!’’
’’ Dimana kita duduk? Di teras? Di kursi panjang itu, atau mau
dimana?’’
Fase Kerja
’’Apakah Bapak mendengar suara tanpa adanya wujudnya?’’
’’Apakah yang dikatakan suara itu?’’
’’Apakah bapak melihat sesuatu/ orang/bayangan/ makhluk?’’
’’Seperti apa yang kelihatan?’’
’’Apakah terus –menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sawaktu –
waktu saja?’’
’’Kapan paling sering bapak melihat sesuatu atau mendengar suara
tersebut?’’
’’Berapa kali sehari bapak mengalaminya?’’
’’Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri?’’
’’Apa yang Bapak rasakan pada saat mendengar suara itu?’’
’’Apa yang Bapak rasakan pada saat melihat sesuatu?’’
’’Apa yang Bapak lakukan saat melihat sesuatu?’’
’’Apa yang Bapak lakukan saat mendengar sesuatu?’’
’’Apakah dengan cara itu suara dengan banyangan tersebut hilang?’’
’’Bagaiman kalau kita belajar cara untuk mencegah suara –suara atau
byangan agar idak muncul?’’
’’Bapak ada empat cara untuk mencegah suara –suara itu muncul.’’
’’Pertama, dengan menghardik suara tersebut.’’
’’Kedua, dengan cara bercakap –cakap dengan orang orang lain.’’
’’Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.’’
’’Keempat, minum obat dengan teratur.’’
’’Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.’’
’’Caranya seperti ini.’’
1) Saat suara –suara itu muncul, langsung Ibu bilang, pergi saya tidak
mau dengar… saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu di
ulang –ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba Bapak
gerakan! Nah begitu… bagus! Coba lagi! Ya bagus Bapak sudah
bisa.’’
2) Saat melihat banyangan itu muncul, langsung Bapak bilang, pergi
saya tidak mau lihat…saya tidak mau lihat. Kamu palsu. Begitu di
ulang –ulang sampai banyangan itu tak terlihat lagi. Coba Bapak
peragakan! Nah begitu… bagus! Coba lagi! Ya bagus Bapak sudah
bisa.’’
Terminasi
KERJA
“Bagaimana perasaan Bapak J setelah bencana ini terjadi? Apakah
dengan bencana ini Bapak merasa paling menderita di dunia ini? Apakah Bapak
kehilangan kepercayaan diri? Apakah Bapak merasa tak berharga atau bahkan
lebih rendah daripada orang lain? Apakah Bapak merasa bersalah atau
mempersalahkan diri sendiri? Apakah Bapak sering mengalami kesulitan
berkonsentrasi? Apakah Bapa berniat untuk menyakiti diri sendiri, ingin bunuh
diri atau berharap bahwa Bapak mati? Apakah A pernah mencoba untuk bunuh
diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang Bapak rasakan?” Jika
pasien telah menyampaikan ide bunuh dirinya, segera dilanjutkan dengan
tindakan keperawatan untuk melindungi pasien, misalnya dengan mengatakan:
“Baiklah, tampaknya Bapak membutuhkan pertolongan segera karena ada
keinginan untuk mengakhiri hidup”. ”Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar
Bapak ini untuk memastikan tidak ada benda-benda yang membahayakan Bapak
”Nah Bapak, Karena Bapak tampaknya masih memiliki keinginan yang
kuat untuk mengakhiri hidup Bapak J, maka saya tidak akan membiarkan Bapak
sendiri.”
”Apa yang Bapak lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? Kalau
keinginan itu muncul, maka untuk mengatasinya Bapak harus langsung minta
bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang
sedang besuk. Jadi Bapak jangan sendirian ya, katakan pada perawat, keluarga
atau teman jika ada dorongan untuk mengakhiri kehidupan”.
”Saya percaya Bapak dapat mengatasi masalah, OK Bapak?”
TERMINASI
”Bagaimana perasaan Bapak sekarang setelah mengetahui cara
mengatasi perasaan ingin bunuh diri?”
”Coba Bapak sebutkan lagi cara tersebut”
”Saya akan menemani Bapak terus sampai keinginan bunuh diri hilang”
( jangan meninggalkan pasien )
Orientasi
“ Assalamualaikum, Selamat Siang perkenalkan nama saya Melisha”
“Saya senang di panggil Mell. Saya mahasiswi ners poltekkes kemenkes
palu yang akan merawat Bapak, saya praktek disini selama 3 hari ,mulai
tanggal 20 juli sampai 22 juli .Nama Bapak siapa? Senangnya dipanggil
siapa?
“Bisa Kita berbincang-bincang tentang apa yang bapak rasakan”?
“Berapa lama bapa M kita berbincang bincang? Bagaimana Kalau 15
Menit ?”
“Dari tadi, suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”
“Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri?”
Kerja
“Berapa kali Bapak mandi dalam sehari?”
“Apakah Bapak sudah mandi hari ini?”
“Menurut Bapak apa kegunaannya mandi?”
“Apa alasan Bapak sehingga tidak bisa merawat diri?”
“Menurut Bapak apa manfaatnya kalau kita menjaga kesehatan diri?”
“Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik
seperti apa? Badan gatal, mulut bau, apa lagi...? kalau kita tidak teratur
menjaga kebersihan diri masalah apa menurut Bapak yang bisa muncul?
Betul ada kudis, kutu dll.”
“Apa yang Bapak lakukan untuk merawat rambut dan muka?”
“Kapan saja Bapak menyisir rambut? Bagaimana dengan merias muka?
Apa maksud atau tujuan menyisir dan berhias?”
(Contoh untuk klien laki-laki)
“Berapa kali Bapak bercukur dalam seminggu? Kapan Bapa terakhir
bercukur? Apa gunanya bercukur? Apa alat-alat yang diperlukan? Iya,
sebaiknya bercukur 2 kali seminggu. Alat cukurnya nanti minta ke
perawat ya!!.”
“Berapa kali Bapak makan sehari? Apa pula yang dilakukan setelah
makan? Betul, kita harus sikat gigi setelah makan.”
“Di mana biasanya Bapak buang air besar/buang air kecil? Bagaimana
membersihkannya? Iya...kita buang air kecil dan buang air besar harus
di WC.”
“Nah! Itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan pakai air
dan sabun.”
“Menurut Bapak kalau mandi itu kita harus bagaimana? Sebelum mandi
apa yang perlu kita persiapkan? Benar sekali, Bapak perlu menyiapkan
pakaian ganti, handuk, sikat gigi, sampo, sabun, dan sisir.”
“Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan
membimbing T Bapak melakukannya. Sekarang, buka pakaian, dan siram
seluruh tubuh Bapak termasuk rambut lalu ambil shampo gosokkan pada
kepala Bapak sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali!
Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu
siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol,
giginya disikat mulai dari atas kebawah. Gosok seluruh gigi Bapak mulai
dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih.
Terakhir siram lagi seluruh tubuh Bapak sampai bersih lalu keringkan
dengan handuk. Bapak bagus sekali melakukannya. Selanjutnya, Bapak
pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik.”
Terminasi
“Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian? Coba T
sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T lakukan
tadi?”
“Bagaimana perasaan T setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya
kebersihan diri tadi? Sekarang coba T ulangi lagi tanda-tanda bersih dan
rapi.”
“Bagus sekali! Mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...? Dua kali pagi
dan sore, Mari...kita masukkan dalam jadwal aktivitas harian!”
“Nah...lakukan ya Bapak ..., dan beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan
tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diinginkan baru dilakukan, dan Bapak
(tidak) tidak melakukan. Baik, besok kita latihan berdandan.”
“Jam 10 pagi ya?”