Anda di halaman 1dari 37

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA TN. H DENGAN


DIAGNOSA MEDIS CLOSE FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA
YANG DILAKUKAN TINDAKAN ORIF PLATE SCREW
DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL
RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH

A. Asuhan Keperawatan Perioperatif


1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. H
Umur : 52 Tahun
TTL : 20 September 1966
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Alamat : Griya Taman Sari
Status : Nikah
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Indonesia
Pendidikan Terakhir : SD
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 24 Maret 2019
Tanggal Pengkajian : 25 Maret 2019
Ruang : IBS RSNH
Waktu Pengkajian : 06.10 WIB
Diagnosa Medis : Close Fraktur Clavicula Dextra
No. RM : 161XXX

13
14

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. S
Umur : 36 Tahun
Alamat : Griya Taman Sari
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan Dengan Klien : Anak Kandung

2. Status kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri dibagaian bahu kanan meliputi PQRST :
P : Klien mengatakan nyeri pada saat bergerak.
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : Bahu kanan
S : Dengan skala nyeri 6
T : Nyeri hilang timbul kurang lebih 10 menit
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan post kecelakaan lalu lintas 1 hari yang lalu.
Klien mengatakan terdapat nyeri pada bagian bahu sebelah kanan
dan tangan kanan tidak bisa diangkat. Kemudian keluarga klien
membawa klien ke IGD RS. Nur Hidayah pada tanggal 24 maret
2019. Setelah diperiksa oleh dokter, klien dianjurkan untuk
dilakukan tindakan operasi. Klien direncanakan dilakukan tindakan
operasi pada tanggal 25 maret 2019 pukul 06:00 WIB.
c. Riwayat Kesehatan masa lalu
Klien mengatakan belum pernah dilakukan tindakan operasi, dan
ini pertama kalinya klien di rawat di rumah sakit. Keluarga klien
mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan seperti asma,
jantung atau DM, klien juga tidak pernah melakukan kebiasaan
merugikan seperti minum alkohol dan obat-obatan terlarang.
15

d. Pola Kesehatan sehari-hari


1) Manajemen dan persepsi terhadap kesehatan
Klien mengatakan bahwa kesehatan itu merupakan hal yang
sangat penting. Oleh karena itu klien dan keluarganya selalu
menjaga kesehatan dan apabila ada anggota keluarga yang
sakit langsung dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat. Klien
mengatakan tentang prosedur operasi yang akan dijalankannya
dan proses penyembuhan setelah operasi
2) Nutrisi dan metabolisme
Sebelum dirawat klien mengatakan biasa makan 3x sehari
dengan menu nasi sayur dan lauk pauk. Dan kebiasaan minum
air putih 5-6 gelas perhari. Klien menyukai semua makanan
dan minuman dan tidak mempunyai alergi ataupun pantangan
makanan. Dan selama dirawat klien dianjurkan puasa dari jam
23:00 WIB sampai setelah operasi.
3) Eliminasi urine dan feses
Sebelum dirawat klien mengatakan kebiasaan BAB di rumah
1-2x sehari dengan konsistensi lembek warna kecoklatan, tidak
ada darah dan kebiasaan BAK 4-6 kali perhari, selama di rawat
klien mengatakan belum pernah BAB dan BAK 3 kali.
4) Istirahat dan tidur
Selama dirawat klien mengatakan susah tidur dan merasa
cemas karena merasa nyeri dan tindakan operasi yang akan di
jalankan nanti.
5) Aktivitas dan latihan
Sebelum sakit : klien bisa beraktifitas dengan baik tanpa
dibantu orang lain.
16

Tabel Kemampuan perawatan diri

Kemampuan
0 1 2 3 4 Keterangan
perawatan diri
Makan dan

minum
0 = mandiri
Mandi 
1 = dengan alat bantu
Toeliting 
2 = dibantu orang lain
Berpakaian 
3 = dibantu alat dan
Mobilitas
 orang lain
ditempat tidur
4 = dibantu total
Berpindah 
Ambulasi 

6) Persepsi kognitif
Klien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat, maupun orang.
7) Peran dan hubungan
Klien adalah seorang suami dan ayah. Klien berkomunikasi dengan
baik. klien mengatakan orang yang paling dekat dengan dirinya
adalah istrinya, dan selama klien dirawat selalu didampingi oleh
istri dan anaknya. Hubungan dengan petugas rumah sakit baik.
8) Produksi dan seksualitas
Klien berjenis kelamin laki-laki dan sudah menikah dan
mempunyai anak.
17

9) Toleransi stress dan koping


Saat pengkajian wajah klien terlihat tegang dan cemas karena akan
menjalani operasi, klien mengatakan dalam mengatasi masalah
sering berunding dengan istri dan keluarga.
10) Nilai dan kepercayaan
Klien beragama islam, sebelum sakit klien rajin sholat 5 waktu.

3. Pemeriksaan Fisik
a) Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum = Sedang
2) Kesadaran = Compos mentis GCS = 15 ( E = 4 M =6
V=5 )
3) Tanda-tanda Vital
- Tekanan Darah = 140/90 mmHg
- Denyut Nadi = 88 x/menit
- Suhu Tubuh = 36,5 0C
- Pernafasan = 22 x/menit
4) Berat Badan = 65 kg

4. Pemeriksaan Head To Toe


1) Kepala
a) Wajah dan kulit kepala
Bentuk wajah oval, ekspresi wajah terlihat tegang dan cemas,
warna rambut putih beruban, tidak ada benjolan dan tidak ada
nyeri tekan.
b) Mata
Palpebra tidak oedema atau bengkak, tidak ada radang, sklera
ikterik, konjungtiva anemis, tidak ada nyeri tekan dan tidak
ada benjolan pada mata, penglihatan normal.
18

c) Telinga
Keadaan kanalis bersih, tidak ada gangguan pendengaran
normal, tidak memakai alat bantu pendengaran, tidak ada
nyeri tekan.
d) Hidung
Tidak ada polip, tidak ada sekret, keadaan septum bersih,
tidak ada radang dan tidak ada benjolan.
e) Mulut
Keadaan gigi tidak lengkap, ada karies gigi, tidak ada
pemakaian gigi palsu, mukosa bibir tidak pucat.

2) Leher
Tidak ada benjolan pada leher, tidak ada kelainan kelenjar getah
bening, dan tidak ada kelainan vena jugularis

3) Thorax dan paru


Inspeksi : Pergerakan dada simetris, frekuensi pernafasan
25 x/menit
Palpasi : tidak ada krepitasi kanan dan kiri sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler, tidak terdapat bunyi tambahan seperti
whezing, ronkhi,stridor.

4) Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak nampak
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Redup
Auskultasi : Terdengar BJ 1 & BJ 2 “lupdup”

5) Abdomen
Inspeksi : Simetris
19

Auskultasi : Peristaltik usus 18 x/menit


Palpasi : Tidak ada nyeri tekan di abdomen
Perkusi : Timpani

6) Ginjal
Tidak ada nyeri tekan

7) Genetalia
Klien berjenis kelamin laki-laki

8) Muskuloskeletal
Terdapat nyeri pada bagian bahu kanan klien, dan tangan kanan
sulit untuk diangkat. hasil rontgen menunjukan adanya fraktur
pada bagian tulang clavicula dextra klien.

9) Integumen
Warna kulit sawo matang, turgor kulit bagus, tidak ada oedema,
dan tidak ada nyeri tekan.

5. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium tanggal 24 maret 2019
Tabel Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
WBC 8.6 /mm3 4-11
RBC 5.00 Juta/ul 4.5-5.5
Hemoglobin 14.5 g/dl 14-24
HCT 41.4 vol% 40 – 52
MCV 82.8 Fl 80-100
MCH 29.0 Fl 27/34
MCHC 35.0 Pg 32-36
PLT 275 sel/mm3 150-450
20

Limfosit% 27.6 % 20-35


MXD% 8.1 % 0-11
Neutrofil% 64.3 % 51-67
Golongan darah A
Masa pembekuan 13 Menit 6-14
Masa pendarahan 3 Menit 1-6
HBs Ag Negatif Negatif
Kimia
SGOT 10.9 U/L < 37
SGPT 10.7 U/L < 41
Ureum 46.3 mg/dl H 17-43
Creatinin 1.17 mg/dl 0.9-1.3
GDS 101 mg/dl H 70-110
6. Persiapan operasi
1) Fisik
a) Kesadaran Umum :
- Keadaan = sedang
- Kesadaran = Compos mentis
GCS = 15 ( E = 4 M =6 V =5 )
b) Tanda-tanda Vital
- Tekanan Darah = 140/90 mmHg
- Denyut Nadi = 88 x/menit
- Suhu Tubuh = 36,5 0C
- Pernafasan = 22 x/menit
- Skala Nyeri = 6 ( 0-10 )

2) Psikis
Klien bertanya bagaimana proses jalannnya operasi nanti, klien
sadar bahwa sekarang sudah berada di kamar operasi.
21

Tabel HAR-S (Skala kecemasan)


Score
No Karakteristik
0 1 2 3 4
1
Perasaan cemas 
Ketegangan
2 
3
Ketakutan 
4
Gangguan pola tidur 
5
Gangguan kecerdasan 
Perasaan depresi
6 
Gejala somatik
7 
Gejala sensorik
8 
Gejala kardiovaskuler
9 
Gejala pernafasan
10 
Gejala gastrointestinal
11 
Gejala urogenital
12 
Gejala otonom
13 
Perilaku sewaktu 
14
wawancara
Jumlah 15

Keterangan skor :
0 : Tidak Ada Gejala
1 : Satu dari gejala yang ada
2 : Sedang atau separuh dari gejala yang ada
3 : Berat atau lebih dari setengah gejala yang ada
4 : Sangat berat

Derajat Cemas
<6 : Tidak ada kecemasan
7-14 : Kecemasan ringan
15-27 : Kecemasan Sedang
>27 : Kecemasan Berat
Kesimpulan : Pasien mengalami kecemasan sedang
22

3) Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 24 maret 2019

4) Administrasi
Persetujuan tindakan operasi telah ditanda tangani oleh keluarga,
saksi dan dokter (informed concent bedah dan anestesi) saat serah
terima perawat bangsal ke perawat IBS

5) SIGN IN ( sebelum induksi Anestesi )


Tabel 3.4 Sign in
Sebelum induksi anestesi ( SIGN IN)
Diisi pukul : 06:10 WIB
1 Pasien telah dikonfirmasi Nama : Tn. H
identitasnya RM : 16.12.XX
Gelang Identitas :
Biru muda
Diagnosa : CF
Clavicula dextra
Prosedur Memastikan pada
pasien terhadap
prosedur operasi
Informed consent operasi Ya
Informed consent anestesi Ya
Persetujuan Ya
2 Lokasi operasi sudah diberi tanda Tidak
3 Mesin dan obat anestesi sudah YA
dicek lengkap
4 Pulse oximetri sudah terpasang dan Ya
berfungsi
5 Apakah pasien mempunyai riwayat Tidak
alergi ?
23

7 Kesulitan bernafas / resiko aspirasi Tidak


? dan menggunakan alat bantuan
8 Resiko kehilangan darah lebih dari Minimal
500ml (7ml/kgBB pada anak)
9 Dua akses intravena / akses sentral Ya
dan rencana terapi cairan
10. Pemberian antibiotik Profilaksis Ya (ceftriaxon 1gr
pukul 05:00)

7. Analisa Data
Tabel Analisa Data
No Tanggal Symtom Etiologi Problem
1 25 Maret DS : Agen Nyeri
2019 - Pasien mengatakan injury,
nyeri pada bahu. kerusakan
DO : jaringan
- Skala nyeri 6
- Terfokus pada diri
sendiri
- Posisi menahan
nyeri
2 25 Maret DS : Rencana Ansietas
2019 - Pasien mengatakan tindakan
cemas karena akan operasi
dilakukan tindakan
operasi

DO :
- Wajah pasien terlihat
tegang dan cemas
24

karena akan menjalani


operasi
- Pasien banyak
bertanya tentang
operasi
- TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 88 x/m
RR : 22 x/m
S : 36,50C
Hasil HAR-S
disimpulkan bahwa
pasien mengalami
kecemasan sedang

8. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury, kerusakan jaringan
b. Ansietas berhubungan dengan rencana tindakan operasi

9. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Nursing Outcomes Nursing Interventions


No
Keperawatan Classification (NOC) Classification (NIC)
1. Nyeri Setelah dilakukan 1. 1. Lakukan pengkajian nyeri
tindakan secara komprehensif
keperawatan selama termasuk lokasi,
1x20menit karakteristik, durasi,
Pasien tidak mengalami frekuensi, kualitas dan
nyeri, dengan kriteria faktor presipitasi
hasil:
25

1. Mampu mengontrol 2. Observasi reaksi non verbal


nyeri (tahu dari ketidak nyamanan
penyebab nyeri,
3. Ajarkan tentang teknik non
mampu
farmakologi: napas dala,
menggunakan
relaksasi, distraksi,
tehnik
kompres hangat/ dingin
nonfarmakologi
untuk
4. kolaborasi analgetik untuk
mengurangi nyeri,
mengurangi nyeri
mencari bantuan)
.2. 2. Melaporkan bahwa 5. Berikan informasi tentang
nyeri berkurang nyeri seperti penyebab
dengan nyeri, berapa lama nyeri
menggunakan akan berkurang dan
manajemen nyeri antisipasi ketidaknyamanan
3. 3. Mampu mengenali dari prosedur
nyeri (skala,
intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
Tanda vital dalam
rentang normal
5. Tidak mengalami
gangguan tidur
2. Ansietas Setelah dilakukan 1. Identifikasi tingkat
tindakan keperawatan kecemasan pasien
selama 1x20 menit
2. Observasi TTV
diharapkan kecemasan
pasien dapat teratasi
26

dengan kreteria hasil : 3. Gunakan komunikasi


1. Klien mampu terapeutik
mengidentifikasi dan
4. Bantu pasien mengenali
mengungkapkan
situasi yang menimbulkan
gejala cemas
kecemasan
2. Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan
5. Intruksikan pasien untuk
menunjukan teknik
menggunakan teknik
mengontrol cemas
relaksasi
3. Vital sign dalam
batas normal 6. Ciptakan lingkungan yang
4. Postur tubuh, nyaman
ekspresi wajah,
7. Jalin hubungan saling
bahasa tubuh dan
percaya
tingkat aktifitas
menunjukan
berkurangnya
kecemasan

10. Implementasi Keperawatan

No DX Implementasi Paraf
1 Nyeri 06 : 10
1. Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi

2. Mengobservasi reaksi non verbal


27

dari ketidak nyamanan

3. Mengajarkan tentang teknik non


farmakologi: napas dala,
relaksasi, distraksi, kompres
hangat/ dingin

4. Berkolaborasi analgetik untuk


mengurangi nyeri

5. Memberikan informasi tentang


nyeri seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari prosedur
2 Ansietas 06 : 20 WIB
1. Mengobservasi TTV sebelum
pasien masuk ke ruang operasi

2. Menggunakan komunikasi
terapeutik
3. Membantu pasien mengenali
situasi yang menimbulkan
kecemasan

4. Mengintruksikan pasien untuk


menggunakan tekhnik relaksasi
(nafas dalam)

5. Menciptakan lingkungan yang


nyaman

6. Mengidentifikasi tingkat
28

kecemasan pasien

7. Menjalin hubungan saling


percaya

11. Evaluasi

Diagnosa
No Evaluasi Paraf
Keperawatan
1 S : klien mengatakan nyeri berkurang
Nyeri dengan sekala 5.
O :
- Skala nyeri 5
- Klien masih terfokus pada diri
sendiri
- TD : 140/90 mmHg
A : masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi
Berikan analgetik
Lanjut persiapan operasi
2 Ansietas S : Klien mengatakan rasa cemasnya
berkurang

O:
- Pasien tampak lebih tenang
- Ekspresi wajah tidak tegang
- Pasien terlihat sudah siap dan
yakin untuk menjalani operasi
- Pasien tampak kooperatif
29

- Hasil HAR-S yaitu 12 (kecemasan


ringan)

A : Masalah teratasi sebagian


- Pasien tampak lebih tenang

P: Pertahankan intervensi
Lanjutkan intervensi persiapan
operasi

B. Asuhan Keperawatan Intra Operatif


1. Pengkajian
Operasi dilakukan pada hari senin tanggal 25 Maret 2019 jam 06 : 55
WIB, pasien dimasukan keruang operasi 2 dan pasien dipindahkan
kemeja operasi dengan posisi supine.
Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 84x/menit
c. Pernafasan : 22 x/menit
d. Suhu : 36.5 0C

Tim Kamar Bedah


Tim Bedah
Peran Nama
Operator dr. Tri Gunawan, Sp.B
Dokter Anastesi dr. Basuki Rahmat, Sp.An
Perawat Anastesi Slamet Ansori, AMK
Asisten 1 Hariyanto, AMK
Scrub Nurse Mohammad Alfian Amd. Kep
Circulating Nurse Fauzan Ismi Muhazir, Amd.Kep
30

a. Persiapan ruangan
1) Mengatur meja operasi
2) Mengecek nyala dan mengatur lampu operasi
3) Menyiapkan perlak diatas meja operasi
4) Mengatur suhu ruangan 19-210C, kelembapan 45-60%, dan tekanan
udara positif
5) Menyiapkan mesin ESU ( Elektro Surgical Unit )
6) Menyiapkan mesin suction
7) Menyiapkan trolley meja instrumen dan linen
8) Menyiapkan meja alat dan bahan habis pakai
9) Memastikan sambungan aliran listrik siap pakai
10) Menyiaapkan dan memastikan instrumen dan linen dalam keadaan
steril (ada indikator bahwa instrumen dan linen masih belum
digunakan)
11) Menyiapkan tempat sampah medis, non medis, benda tajam dan
sampah flabot infus
12) Menyiapkan tempat linen kotor (infeksius/non infeksius)
13) Menyiapkan standing infus
14) Jam dinding
15) Mesin anestesi

b. Persiapan linen
1) Jas operasi : 4 Buah
2) Duk sedang : 2 Buah
3) Duk kecil : 2 Buah
4) Handuk kecil : 4 Buah
5) Perlak alas meja mayo : 1 Buah
6) Sarung meja mayo : 1 Buah
7) Perlak bersih : 1 Buah
31

c. Persiapan instrumen
1) Sponge Holding Forcep / Babcock : 1 Buah
2) Kidney tray ( bengkok ) : 1 Buah
3) Bowl ( kom kecil ) : 2 Buah
4) Scalpel handle no 4 : 1 Buah
5) Dressing Forceps ( duk klem ) : 5 Buah
6) Disecting Forceps ( pinset anatomis ) : 2 Buah
7) Tissue Forceps ( pinset chirurgis ) : 2 Buah
8) Ligature Scissors ( gunting benang ) : 1 Buah
9) Metzenbaum Scissors ( gunting jaringan ) : 1 Buah
10) Hemoestatik Forceps (pean) : 8 Buah
11) Homostatik Forceps ( kocher ) : 6 Buah
12) Needle Holder / Nadvolder : 1 Buah
13) Distributor Pencil Couter : 1 Buah
14) Langen Back/Midledorf : 2 Buah
15) Kanul suction : 1 Buah
16) Selang suction : 1 Buah
17) Bone reductions : 2 buah
18) Bone klem : 2 buah
19) Screw driver : 1 buah
20) Depth gauge : 1 buah
21) Bor : 1 buah
22) Dril no. 2.5 (mata bor) : 1 buah
23) Lowmen : 1 buah
24) Raspa : 1 buah

d. Pesiapan bahan medis habis pakai


1) Handscoone steril 7,5 : 3 Buah
2) Bisturi no.20 : 1 Buah
3) Povidone iodine 10 % : 50 cc
4) Alkohol 70% : 50 cc
32

5) Benang ethilon 3-0 cutting atraumatic : 1 Buah


6) Benang chromic no. 2-0 tapper traumatic : 1 Buah
7) Kassa steril : 20 Lembar
8) Lomatulle : 1 Buah
9) Dressing fixcation (plester) : 10 cm
10) Corticle screw 3.5 no. 16 : 4 buah
11) One third 4 hole : 1 buah
12) Chlorampenicol : 1 vial

e. Persiapan pasien
1) Perawat sirkuler melakukan serah terima (hand over) pasien dengan
perawat bangsal (konfirmasi idntitas klien, prosedur operasi, inform
consent, tindakan bedah dan anastesi, alergi dan riwayat penyakitnya)
2) Perawat melakukan sign in yang meliputi : konfirmasi ulang identitas
klien ( nama, umur, RM, tanggal lahir yang dicocokan dengan gelang
identitas pasien). Perawat memastikan pasien mengatehahui tindakan
operasi pada pasien. Perawat menanyakan pada pasien apakah
memiliki riwayat alergi. kemudian perawat menanyakan kepada dokter
anastesi apakah alat anastesi dan mesin anastesi sudah siap untuk
digunakan.
3) Memindahkan pasien keruang operasi 2
4) Selanjutnya memasang monitor saturasi, tensi dan nadi pada lengan
kiri pasien
5) Mengatur posisi pasien (supine)
6) Selanjutnya dilakukan general anastesi
7) Pasang negative plate yang sudah diberikan jelly pada kaki kiri pasien
dipermukaan yang cembung

f. Persiapan perawat
1) Memastikan kebenaran pasien dan rencana tindakan yang akan
dilakukan
33

2) Perawat menyiapkan instrumen steril,linen steril (jas operasi dan duk)


dan bahan habis pakai
3) Perawat instrumen memakai APD lengkap (baju operasi, masker,
topi,apron, goggles, sandal atau sepatu) dan melakukan cuci tangan
dengan air mengalir dengan antiseptik clorhecxydine 4% selama 5
menit diikuti asisten operator dan operator
4) Setelah mencuci tangan lalu menggunakan gowning steril yang sudah
disiapkan oleh perawat sirkuler
5) Memakai gloving (sarung tangan) dengan teknik tertutup yang sudah
disiapkan perawat sirkuler. Perawat sirkuler membuka pembungkus
instrumen dengan tidak menyentuh bagian yang steril
6) Scrube nurse memasang sarung meja mayo, perlak meja mayo dan
linen alas menja mayo
7) Scrub nurse menata instrumen sesuai kebutuhan diatas meja mayo
8) Scrub nurse menghitung instrumen dan kassa yang akan digunakan

g. Prosedur atau jalannya operasi


1) Scrub nurse menyiapkan alkohol 70% dan povidone iodine 10%
didalam kom dibantu circulating nurse
2) Scrube nurse melakukan skin preparation.
3) Desinfektan yang pertama menggunakan kassa yang sudah dilumuri
alkohol 70% dengan cara melingkar sesuai arah jarum jam dari dalam
keluar dilakukan sebanyak 2 kali.
4) Desinfektan yang kedua menggunakan kassa yang sudah dilumuri
povidone iodine 10% dengan cara melingkar sesuai arah jarum jam
dari dalam keluar dilakukan sebanyak 2 kali.
5) Perawat instrumen dengan dibantu oleh asisten operator melakukan
drapping area operasi.
6) Memasang couter dengan mesin ESU (Elektro Surgical Unit) dan
suction kemudian kabel dilapisi kassa lalu difiksasi dengan duk klem
34

7) Sebelum dilakukan insisi pada area oprasi, perawat sirkuler


membacakan time out.
Tabel 3.10 Time Out
No TIME OUT Jam 06 : 55
. Tindakan Ya Tidak
1. Seluruh anggota tim memperkenalkan nama dan
perannya
- Operator : dr. Tri Gunawan. Sp.B
- Dokter anastesi : dr. Basuki. Sp.An

- Perawat anastesi : Slamet Ansori. Amk
- Asisten 1 : Hariyanto. Amk
- Scrube Nurse : Mohammad Alfian Amd. Kep
- Circulating Nurse : Fauzan Ismi .M. Amd.Kep
2. Dokter bedah, dokter anastesi dan perawat
melakukan konfirmasi secara verbal
- Nama pasien 
- Prosedur
- Lokasi dimana insisi akan dilakukan
4 Antisipasi kejadian kritis : 
a. Review dokter bedah 
- Langkah apa yang akan dilakukan
bilakondisi kritis atau kejadian yang tidak
diharapkan ?
- Lama operasi ?
- Antisipasi kehilangan darah ?
b. Review tim anestesi : 
- Apakah ada hal khusus yang perlu
diperhatikan pada pasien
- Langkah apa yang dilakukan bila ada
kondisi kritis atau kejadian tidak diharapkan
35

Lanjutan tabel Time Out


TIME OUT Jam 06 : 55
No
Tindakan Ya Tidak
c. Review tim anestesi : 
- Apakah ada hal khusus yang perlu
diperhatikan pada pasien
- Langkah apa yang dilakukan bila ada
kondisi kritis atau kejadian tidak diharapkan
?
d. Review tim perawat 
- Apakah peralatan sudah steril?
- Adakah alat-alat yang perlu diperhatikan?
Jumlah instrumen?
Jumlah kassa?
Jumlah benang/jarum?

8) Mempersilahkan operator memimpin doa sebelum operasi di mulai


9) Berikan tissue forceps (pinset chirugis) terlebih dahulu kepada
operator untuk dilakukan pengecekan efek anastesi dibagian kulit.
10) Berikan scalpel handle no 4 yang sudah diberi bisturi no 20 kepada
operator untuk dilakukan insisi pada area clavicula dextra
11) Selanjutnya operator melakukan insisi mulai dari kutis, sub kutis,
fascia dengan menggunakan mess dan pencil couter dan melakukan
split bagian otot dengan menggunakan pean.
12) Untuk memperluas medan operasi berikan hak langen beck pada
asisten untuk membuka medan operasi lebih luas.
13) Berikan kassa kering pada asisten operator untuk melakukan control
perdarahan
14) Berikan raspa pada operator untuk membebaskan jaringan yang
menempel pada tulang clavicula.
36

15) Berikan bone reductions pada operator untuk mensimetriskan clavicula


yang fraktur.
16) Berikan one third 4 hole yang telah diberi povidone iodine pada
operator untuk dilakukan pemasangan plate pada clavicula dextra klien
dan berikan bone klem untuk menjepit one third dengan tulang
clavicula
17) Berikan bor yang telah terpasang dril no 2.5 yang telah diberi povidone
iodine, selanjutnya operator akan melakukan pembuatan hole pertama
pada one third yang telah terpasang di clavicula klien.
18) Setelah pembuatan hole pertama selesai selanjutnya berikan depth
gauge untuk mengukur kedalaman hole yang dibuat.
19) Berikan corticle screw 3.5 no 16 yang sudah terpasang pada screw
driver yang telah diberi iodine pada operator untuk dilakukan
pemasangan screw pada hole pertama.
20) Setelah screw pertama terpasang berikan kembali bor yang sudah
terpasang dril untuk pembuatan hole kedua pada one third 4 hole.
21) Berikan depth gauge pada operator untuk melakukan pengukuran
kedalaman hole.
22) Berikan pada operator corticle screw 3.5 no 16 yang sudah terpasang
pada screw driver yang telah diberi iodine untuk dilakukan
pemasangan screw pada hole ke dua.
23) Setelah screw kedua terpasang berikan kembali pada operator bor yang
terpasang dril 2.5 untuk dilakukan pembuatan hole yang ke tiga pada
one third yang terpasang.
24) Berikan depth gauge pada operator untuk dilakukan pengukuran
kembali kedalaman hole ke tiga.
25) Selanjutnya berikan corticle screw 3.5 no 16 pada operator yang sudah
terpasang pada screw driver yang telah diberi iodine., kemudian
operator melakukan pemasangan screw pada hole ke tiga.
26) Setelah screw ketiga terpasang berikan kembali bor yang terpasang dril
2.5 pada operator untuk dilakukan pembuatan hole yang ke empat.
37

27) Berikan depth gauge pada operator untuk dilakukan pengukuran hole
ke empat.
28) Selanjutnya berikan corticle screw 3.5 no 16 pada operator yang sudah
terpasang pada screw driver yang telah diberi iodine., kemudian
operator melakukan pemasangan screw pada hole ke empat.
29) Kemudian operator melepas bone klem yang terpasang pada clavicula.
30) Sign out (07:25), meliputi :
 Instrumen sebelum operasi 46 buah
 Intrumen sesudah operasi 46 buah
 Kassa sebelum operasi 20 lembar
 Sisa kassa sesudah operasi 4 lembar, meliputi
- 4 lembar untuk skin preparation
- 1 lembar untuk alas handle scalple di dalam kidney tray
- 1 lembar untuk fiksasi couter dengan dressing forceps
- 5 lembar kassa digunakan untuk melakukan perawatan
perdarahan saat operasi.
- 1 lembar kassa digunakan untuk mengeringkan area operasi
yang telah di bersihkan.
- 2 lembar untuk mencuci alat
- 2 lembar kassa digunakan untuk menutup area operasi yg
telah dijahit (kulit)
 2 jarum/benang sebelum operasi
 2 jarum/benang sesudah operasi
31) Cuci dengan kassa yang diberi povidone iodine 10%
32) Kemudian berikan serbuk antibiotic chloramphenicol 1 vial pada area
yang terpasang plate di clavicula dextra klien.
33) Berikan benang cromic 2-0 tapper pada operator untuk dilakukan
penutupan area otot, fascia dengan teknik jaitan continues unlocking
dan sub kutis dengan jaitan simpul dalam.
34) Berikan gunting benang pada asisten operator untuk menggunting
benang cromic.
38

35) Berikan benang ethilon 3-0 pada operator untuk melakukan penutupan
area kutis dengan teknik jaitan continues locking
36) Bersihkan luka sekitar dengan Nacl 0,9 %, lalu beri povidone iodine
10 % lalu beri lomatule
37) Kemudian tutup menggunakan kassa kering dan fiksasi menggunakan
dressing fixcation
38) Operasi selesai
39) Rapikan alat dan pasien
40) Ambil brankar dan pindahkan pasien ke recovery room
41) Penilaian aldrete score

1. Analisa data
Tabel Analisa Data
Symtom Etiologi Problem
Ds : - Prosedur invasi Resiko infeksi
Do :
- Terpasang infus RL
disebelah tangan kiri
pasien
- Terdapat luka
sayatan pada area
clavicula dextra
sepanjang 10 cm

2. Diagnosa keperawatan
a. Resiko infeksi berhubungan dengan Prosedur invasi
39

3. Intervensi NOC dan NIC


Tabel Intervensi NOC dan NIC
Diagnosa Nursing Outcomes Nursing Interventions
Keperawatan Classification (NOC) Classification (NIC)
Resiko Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor suhu dan
infeksi keperawatan 1 x 40 menit kelembapan ruang
diharapkan Resiko infeksi operasi
dapat teratasi dengan 2. Batasi dan kontrol
kriteria hasil : jumlah orang yang
1. Klien bebas dari tanda berada diruang
dan gejala infeksi operasi
2. Mendeskripsikan proses 3. Pastikan tim operasi
penularan penyakit, menggunakan alat
faktor yang pelindung diri (APD)
mempengaruhi yang lengkap
penularan serta 4. Cuci tangan secara
penatalaksanaannya steril
3. Menunjukkan 5. Lakukan drapping
kemampuan untuk dengan tehnik steril
mencegah timbulnya 6. Desinfeksi kulit
infeksi dengan alkohol 70%
4. Jumlah leukosit dalam dan povidone iodine
betas normal 10%
5. Menunjukkan perilaku 7. Verifikasi keutuhan
hidup sehat kemasan steril dan
indikator sterilisasi
8. Buka peralatan steril
dengan tehnik aseptik
9. Pisahkan peralatan
steril dan non steril
10. Jaga ruangan tetap
40

rapi dan teratur untuk


membatasi
kontaminasi
11. Bersihkan instrumen
setelah digunakan
dengan melakukan
dekontaminasi dan
sterilkan instrumen
dengan baik
12. Tutup luka operasi
dengan kassa steril

6. Implementasi
Tabel 3.13 Implementasi
Diagnosa
Implementasi Paraf
Keperawatan
Resiko infeksi 1. Mengatur suhu ruangan 19-210C,
kelembapan 45-60%, dan tekanan
udara positif
2. Membatasi jumlah orang di dalam
ruang operasi
Memastikan tim operasi menggunakan
alat pelindung diri (APD) yang
Alfian
lengkap

3. Mencuci tangan secara steril


Melakukan drapping dengan tehnik
steril
4. Desinfeksi kulit dengan alkohol 70%
dan povidone iodine 10%
41

5. Membuka peralatan steril dengan


tehnik aseptik
6. Memverifikasi keutuhan kemasan steril
dan indikator sterilisasi
7. Membersihkan instrumen setelah
digunakan dengan melakukan
dekontaminasi dan sterilkan instrumen
dengan baik
8. Menutup luka operasi dengan kassa
steril
9. Mempertahankan sterilitas selama
pembedahan

7. Evaluasi
Tabel 3.14 Evaluasi
Diagnosa
Evaluasi Paraf
Keperawatan
S:-
O:
- Terpasang infus RL di tangan kiri
pasien
Tim kamar operasi menggunakan alat
pelindung diri (APD) lengkap
- Tim kamar operasi melakukan cuci Alfian
tangan bedah sesuai prosedur
- Perawat menggunakan tehnik aseptik
untuk mengontrol infeksi
- Scrub nurse menerapkan prinsip steril
pada instrumen
- Penjahitan pada area luka terjahit rapi
42

- Perawat melakukan penutupan luka


operasi dan menfiksasinya dengan
benar.
- TTV
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
SpO2 : 99%

A:
Masalah teratasi sebagian
- Perawat mempertahankan tehnik steril
sesuai dengan standar
- Perawat melakukan tehnik aseptik

dan desinfektan sesuai dengan standar


P:
- Lanjutkan intervensi di ruangan
- Perawatan luka post operasi
43

C. Asuhan Keperawatn Post Operatif


1. Pengkajian Post Operatif
Nama : Tn. H
Umur : 52 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan terakhir : SD
Alamat : Griya Taman Sari
Tanggal masuk : 24 Maret 2019
Nomer registrasi : 16.12.XX
Diagnosa Medis : Close Fraktur Clavicula Dextra
Tindakan Operatif : ORIF Plate Screw
Ruangan : Marwah

2. Keadaan Umum
 Pasien tiba di recovery room (RR) pukul 07.35 WIB
 Pasien tampak lemah karena pengaruh anastesi .
 Tingkat kesadaran Composmentis
 Terpasang oksigen 3 l/pm dengan kanul nasal
 Infus Ringer Laktat 20 tpm di tangan kiri
 Penutupan luka tampak bersih, kering dan tidak merembes

3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Pernafasan : 24 x/menit
SpO2 : 98%
44

4. Sistem Pernafasan
 Nafas spontan, Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler,
tidak tampak retraksi dinding dada, tidak ada perubahan
nafas suara
 Terpasang oksigen 3 lpm dengan nasal kanul
 Saturasi oksigen 99%

5. Sirkulasi
 Capillary refill <3 detik
 Akral ekstermitas bawah dan atas hangat

6. Penilaian aldrete score (General Anastetic)


15’
Kriteria Score
I II III IV
Kesadaran Sadar penuh 2 V V
Bangun saat di 1 V V
panggil/mengantuk
Tidak merespon 0
Saturasi SpO2.>92 tanpa O2 / 2 V V V
atau Merah muda
warna SpO2.>90 dengan 1 V
kulit bantuan O2. / pucat
SpO2.<90 dengan 0
bantuan O2 / sianosis
45

Lanjutan Tabel 3.18 Penilaian Aldert Score ( General Anastesi )


15’
Kriteria Skore
I II III IV
Respirasi Nafas dalam, batuk 2 v V V
v
Nafas dangkal, 1 V V
dispnea
Apnea 0
Sirkulasi + 20 mmHg TD 2 V
preoperasi
+ 20-50 mmHg TD 1 V V V
preoperasi
+ 50 mmHg TD 0
preoperasi
Aktivitasi Menggerakkan 4 2 V V V
ekstermitas
Menggerakkan 2 1 V
ekstermitas
Tidak dapat 0
bergerak
Jumlah 5 7 9 10

7. Skala Morse ( Pengkajian Skala jatuh )


Tabel Skala Morse ( Pengkajian Skala jatuh )
Item Skala Skore
Resiko jatuh dalam bulan-bulan Ya 15
0
ini atau 3 bulan terakhir Tidak 0
Ya 15
Diagnosa sekunder 15
Tidak 0
Alat bantu pergerakkan Bed rest/di bantu 0 0
46

perawat
Berpegangan
pada benda-benda 30
di sekitar
Kruk / tongkat 15
Ya 20
Terapi intravena 20
Tidak 0
Normal 0
Gaya berjalan atau gaya
Bed rest 10 10
berpindah
Lemah 20
Orientasi baik 0
Status mental Orientasi tidak 0
15
realistik
Total 45

Keterangan :
0-24 = Tidak Beresiko
25-50 = Resiko Rendah
>50 = Resiko Tinggi

8. Analisa data

Symtom Etiologi Problem


Ds : Faktor periode Resiko Jatuh
- pemulihan post
DO : operasi
- Pasien tampak lemah
- Pasien masih berbaring di
atas brankar
47

- Pasien belum bisa


mobilisasi
- Hasil skala morse pasien
masuk kriteria resiko
rendah dengan hasil
perhitungan 45

9. Diagnosa keperawatan
a. Resiko jatuh berhubungan dengan Faktor periode pemulihan post
operasi

10. Intervensi NOC dan NIC


Tabel Intervensi NOC dan NIC
Diagnosa Nursing Outcomes Nursing Interventions
Keperawatan Classification (NOC) Classification (NIC)
Resiko Jatuh Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan oksigen
keperawatan 1 x 45 menit dengan tepat
diharapkan resiko jatuh 2. Monitor oksigen
dapat teratasi dengan 3. Monitor TTV
kriteria hasil : 4. Atur tempat tidur
1. Penggunaan alat dengan tepat (Pasang
bantu side rail tempat tidur)
2. Gerakkan sendi
3. Bergerak dengan
mudah
48

11. Implementasi
Tabel 3.19 Implementasi
Diagnosa
Implementasi Paraf
Keperawatan
Resiko Jatuh Jam 07:50 WIB
1. Memberikan oksigen dengan tekanan
3 lpm dengan nasal kanul
2. Memonitor oksigen Alfian
3. Memonitor TTV
4. Mengatur tempat tidur dengan tepat
(memasang side rail tempat tidur)

12. Evaluasi
Tabel 3.20 Evaluasi
Diagnosa
Evaluasi Paraf
Keperawatan
Resiko Jatuh S:
- Pasien mengatakan kakinya sudah
sedikit bisa digerakkan
- Pasien masih terlihat lemah
O:
- Pasien sudah tidak terpasang oksigen
lagi
Alfian
- Nafas pasien spontan
- Bromage score
- Brancard sudah terpasang penghalang
/ side rail kanan dan
- TTV
TD : 110/70 mmhg
N : 82 x/m
49

RR : 20x/m
SpO2 : 99%
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
- Pertahankan intervensi sampai pasien
dipindahkan ke bangsal / ruangan
- Pindahkan pasien ke bangsal / ruangan

Anda mungkin juga menyukai