Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

An. A DENGAN KASUS KOLIK ABDOMEN DI RUANG ANAK (BONA 1)

RSUD Dr SOETOMO

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Depertemen Anak

Oleh :

NINDA MAKALISWANTI
NIM. 202006026

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

An. A DENGAN KASUS KOLIK ABDOMEN DI RUANG ANAK (BONA 1)

RSUD Dr. SOETOMO

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Depertemen Kritis

Nama : Ninda Makaliswanti

NIM : 202006026

Judul : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada An. A

Dengan Kasus Kolik Abdomen Di Ruang Anak (Bona 1)

RSUD Dr Sutomo

Mengetahui,

Mahasiswa Dosen Pembimbing

(Ninda Makaliswanti) (Ns. Eko Arik Susmiatin, M.Kep.,Sp.Kep.J)


LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK PRAKTEK PROFESI NERS

Nama Mahasiswa : Ninda Makaliswanti

NIM : 202006026

Periode Praktik : Keperawatan kriitis

Tanggal : 24 mei 2021

Judul Askep : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada An.

A Dengan Kasus Kolik Abdomen Di Ruang Anak Rsud Dr

Sutomo

Nilai Supervisi Askep

TOTAL NILAI
NILAI
NO ELEMEN 1+2+3 TT Preceptor
(0-100)
3
1. Laporan Pendahuluan (LP)

2. Asuhan Keperawatan

3. Responsi (Ns. Eko Arik Susmiatin,


M.Kep.,Sp.Kep.J)

Nilai Supervisi Skill/SOP


TOTAL
NILAI NILAI
NO ELEMEN TT Preceptor
(0-100) 1+2
2
1. Penguasaan Konsep Perasat/
Skill

2. Responsi Prosedur/ SOP Perasat


(Ns. Eko Arik Susmiatin,
M.Kep.,Sp.Kep.J
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP KOLIK ABDOMEN


1. Definisi
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus
intestinal, obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan
terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltik normal (Reeves, 2011).
Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dan dirasakan
seperti perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah karena
sumbatan baik parsial ataupun total dari organ tubuh berongga atau organ
yang terlibat tersebut dipengaruhi peristaltik. Beberapa yang menjadi
penyebab kolik abdomenadalah kolik bilier, kolik renal dan kolik karena
sumbatan usus halus (Gilroy,2009). Collic abdomen adalah nyeri perut yang
kadang timbul secara tiba-tiba dan kadang hilang dan merupakan variasi
kondisi dari yang sangat ringan sampai yang bersifat fatal (Ilmu Penyait
Dalam, 2013).
2. Etiologi
Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :
a) Alergi
b) Intoleransi laktosa
c) Gangguan pencernaan yang dihubungkan dengan kondisi bayi prematur
d) Produksi gas dalam saluran cerna yang berlebihan
e) Usus yang sensitif terhadap jenis protein tertentu
f) Bayi mengalami kesulitan buang angin dan konstipasi
g) Bayi yang lahir prematur dengan kondisi sistem saraf yang berkembang
dengan baik
3. Klasifikasi
a. Kolik abdomen visceral
Berasal dari organ dalam, visceral di mana intervasi berasal dari saraf
memiliki respon terutama terhadap distensi dan kontraksi otot, bukan
karena iritasi lokal, robekan atau luka karakteristik nyeri visceral
diantaranya sulit terlokalisir, tumpul, samar, dan cenderung beralih ke area
dengan struktur embrional yang sama.
b. Kolik abdomen alih
Nyeri yang dirasakan jauh dari sumber nyeri akibat penjalaran serabut
saraf (Reeves, 2011).
4. Manifestasi Klinis
a. Nafsu makan berkurang
b. Keram (abdomen tengah sampai bawah)
c. Kemudian terjadi muntah (fekulen)
d. Peningkatan bising usus
e. Nyeri tekan difusi minimal
f. Bayi menanis intens tanpa alasan yang jelas
5. Patofisiologi
Peristiwa patofisiologi yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa
memandang apakah obstruksi usus tersebut diakibatkan oleh penyebab
mekanik atau fungsional. Perbedaan utamanya adalah obstruksi paralitik,
paralitik dihambat dari permulaan, sedangkan pada obstruksi mekanik
peristaltic mula-mula diperkuat kemudian intermiten akhirnya hilang.
Limen usus yang tersumbat profesif akan terenggang oleh cairan dan gas.
Akumulasi gas dan Ciaran didalam lumen usus sebelah proksimal dari letak
obstruksi mengakibatkan distensi dan kehilangan H2O dan elektrolit dengan
peningkatan distensi maka tekanan intramulen meningkat, menyebabkan
penurunan tekanan vena dan kapiler arteri sehingga terjadi iskemia dinding
usus dan kehilangan cairan menuju ruang peritoneum akibatnya terjadi
pelepasan bakteri dan toksin dari usus, bakteri yang berlangsung cepat
menimbulkan peritonitis septik ketika terjadi kehilangan cairan yang akut
maka kemungkinan terjadi syok hipovolemik. Keterlambatan dalam
melakukan pembedahan atau jika terjadi stranggulasi akan menyebabkan
kematian.
Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi
karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus
sehingga menyebabkan penyempitan/ penyumbatan lumen usus.Hal tersebut
menyebabkan pasase lumen usus terganggu.Akan terjadi pengumpulan isi
lumen usus yang berupa gas dan cairan, pada bagian proximal tempat
penyumbatan, yang menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi).
Sumbatan usus dan distensi usus menyebabkan rangsangan terjadinya
hipersekresi kelenjar pencernaan.Dengan demikian akumulasi cairan dan gas
makin bertambah yang menyebabkan distensi usus tidak hanya pada tempat
sumbatan tetapi juga dapat mengenai seluruh panjang usus sebelah proximal
sumbatan.Sumbatan ini menyebabkan gerakan usus yang meningkat
(hiperperistaltik) sebagai usaha alamiah.Sebaliknya juga terjadi gerakan anti
peristaltic.Hal ini menyebabkan terjadi serangan kolik abdomen.
6. WOC

7. Pemeriksaan Penunjang
a. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.
b. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau
lipatan sigmoid yang tertutup.
c. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah,
peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan
peningkatan kadar serum amilase karena iritasi pannkreas oleh lipatan
khusus.
d. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolic.
e. Nilai hemoglobin dan hematokrit, untuk melihat kemungkinan adanya
perdarahan atau dehidrasi
f. Hitung leukosit dapat menunjukanadanya proses peradangan
g. Hitung trombosit dan faktor koagulasi, disamping diperlukan untuk
persiapan bedah, juga dapat membantu menegakkan diagnosa yang lainya.

8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan kolik abdomen secara Non farmakologi yaitu :
1) Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
2) Terapi Na+, K+, komponen darah
3) Ringer laknat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial
4) Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
5) Implementasikan pengobatan untuk syok dan teritonitis
6) Hyperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena Obstruksi
kronik, ileusparalitik atau infeksi
7) Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung
8) Ostomibarrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu
beresiko
9) Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan
mendekompresi usua dengan reseksi usus yang dilakukan sebagai
prosedur ke dua
b. Sedangkan penatalaksanaan secara farmakologi yaitu :
1) Obat probiotik, untuk membantu menjaga keseimbangan alami bakteri
baik pada saluran pencernaan
2) Obat anti sekretorik, untuk menurunkan keasaman dan menurunkan
jumlah sekresi lambung. Pada umumnya tergolong antagonis reseptor
H2 (ARH2)
3) Ex. Simetidine, ranitidine, dan famatidin
4) Antasida
5) Obat pelindung mukosa
6) Ex. Sukralfat

1) Komplikasi
a. Kolik ureter ( tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus )
b. Kolik biliaris
c. Kolik intestinal ( obstruksi usus, lewatnya isi usus yang terhalang )
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien sebelum MRS dan saat MRS. Biasanya klien
mengeluh nyeri perut, defans muscular, muntah, dan lain-lain.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang: Bagaimana serangan itu timbul, lokasi,
kualitas, dan faktor yang mempengaruhi dan memperberat keluhan
sehingga dibawa ke RS.
2) Riwayat kesehatan dahulu: Mengkaji apakah klien pernah sakit seperti
yang dirasakan sekarang dan apakah pernah menderita HT atau penyakit
keturunan lainya yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan klien.
3) Riwayat kesehatan keluarga. Gambaran mengenai kesehatan keluarga
dan adakah penyakit keturunan atau menular.
d. Pola-pola fungsi kesehatan
1) Pola pesepsi dan tata laksana hidup sehat. Perubahan penatalaksanaan
dan pemeliharaan kesehatan sehingga dapat menimbulkan perawatan
diri.
2) Pola nutrisi dan metabolisme. Terjadi gangguan nutrisi karena klien
merasakan nyeri sehingga tidak toleran terhadap makanan dan klien
selalu ingin muntah.
3) Pola eliminasi. Terjadi gangguan karena klien tidak toleran terhadap
makanan sehingga terjadi konstipasi.
4) Pola aktivitas dan latihan. Akan terjadi kelemahan dan kelelahan.
5) Pola persepsi dan konsep diri. Tidak terjadi gangguan/ perubahan dalam
diri klien.
6) Pola sensori dan kognitif. Kurangnya pengetahuanakan menyebabkan
kolik abdomen yang berulang.
7) Pola reproduksi dan seksual. Tidak terjadi dalam gangguan dalam pola
reprodusi dan seksual.
8) Pola hubungan peran. Kemungkinan akan terjadi perubahan peran
selama klien sakit sehubungan dengan proses penyakit.
9) Pola penanggulangan stress. Bagaimana cara klien mengatasi
masalahnya.
10) Pola tata nilai dan kepercayaan. Tidak terjadi gangguan pada pola tata
nilai dan kepercayaan.
e. Pemeriksaan fisik
1) Status kesehatan umum. Akan terjadi ntyeri perut yang hebat, akibat
proses penyakitnya.
2) System respirasi. Sesuai dengan derajat nyerinya, jika nyerinya ringan
kemungkinan tidak terjadi sesak, tapi jika derajat nyerinya hebat/
meninggi akan terjadi sesak.
3) System kardiovaskuler. Bisa terjadi takikardi, brodikardi, dan distritmia
atau penyakit jatung lainya.
4) System pernafasan. Nyeri abdomen, pusing/ sakit kepala karena sinar.
5) System gastrointestinal. Pada system gastrointestinal didapatkan
intoleran terhadap makanan/ nafsu makan berkurang, muntah.
6) System ganitourinaria/ elliminasi. Terjadi konstipasi akibat terhadap
makanan.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
b. Risiko defisit nutrisi b.dketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
c. Hipertermia b.d proses penyakit infeksi
d. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi

3. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa SLKI SIKI

1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Manjemen nyeri


agen pencedera asuhan keperawatan
Observasi:
fisiologis diharapkan:

1. Keluhan nyeri 1. Identifikasi lokasi,


karakteristik, durasi,
menurun
frekuensi, kualitas,
2. Meringis menurun
intensitas nyeri.
3. Sikap protektif
2. Identifikasi skala nyeri
menurun
4. Kesulitan tidur 3. Identifikasi respons nyeri
menurun non verbal
5. Frekuensi nadi 4. Identifikasi faktor yang
membaik memperberat dan
memperingan nyeri
5. Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
6. Monitor efek samping
penggunaan analgesic.
Terapeuti:

7. Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
(terapi bermain, kompres
hangat/dingin)
8. Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
9. Fasilitasi istirahat dan
tidur
10. Pertimbangakan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi:

11. Jelaskan penyebab,


periode, dan pemicu
nyeri
12. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Kolaborasi:

13. Kolaborasi pemberian


analgesic

2. Risiko defisit Setelah dilakukan Manajemen nutrisi


nutrisi b.d asuhan keperawatan
Observasi:
ketidakmampuan diharapkan:
mengabsorbsi 1. Identifikasi status nutrisi
1. Porsi makan yang
nutrien 2. Identifikasi alergi dan
dihabiskan
intoleransi makanan
meningkat
3. Identifikasi makanan yang
2. Berat badan
disukai
membaik
4. Identifikasi kebutuhan
3. Frekuensi makan
membaik kalori dan jenis nutrisi
4. Nafsu makan 5. Monitor asupan makanan
membaik 6. Monitor berat badan
7. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik:

8. Sajikan makanan secara


menarik dan suhu yang
sesuai
9. Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
Edukasi:

10. Ajarkan diet yang


diprogramkan
Kolaborasi:

11. Kolaborasi dengan ahli


gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan
3. Hipertermia b.d Setelah dilakukan Manajemen hipertermia
proses penyakit asuhan keperawatan
infeksi diharapkan: Observasi:

1. Menggigil 1. Identifikasi penyebab


menurun hipertermia (mis.
2. Suhu tubuh Dehidrasi, terpapar
membaik lingkungan panas)
2. Monitor suhu tubuh
3. Suhu kulit
3. Monitor kadar elektrolit
membaik
4. Monitor haluaran urin
Terapeutik:

5. Sediakan lingkungan yang


dingin
6. Longgarkan atau lepaskan
pakaian
7. Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
8. Berikan cairan oral
9. Ganti linen setiap hari
atau lebih sering jika
mengalami hyperhidrosis
(keringat berlebih)
10. Lakukan pendinginan
eksternal (mis. kompres
dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila)
Edukasi:

11. Anjurkan tirah baring


Kolaborasi:

12. Kolaborasi pemberian


cairan dan elektrolit
intravena
4. Defisit Setelah dilakukan Edukasi kesehatan
pengetahuan asuhan keperawatan
Observasi:
diharapkan:

1. Perilaku sesuai 1. Identifikasi kesiapan dan


kemampuan ibu menerima
anjuran meningkat
informasi
2. Kemampuan
2. Identifikasi faktor-faktor
menjeaskan
pengetahuan yang dapat meningkatkan
tentang suatu topik dan menurunkan motivasi
3. Pertanyaan tentang hidup bersih dan sehat
masalah yang Terapeutik:
dihadapi 3. Sediakan materi dan
meningkat media pendidikan
kesehatan
4. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
5. Berikan kesempatan
kepada ibu untuk bertanya
Edukasi:
6. Jelaskan faktor risiko
yang mempengaruhi
kesehatan
7. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
8. Ajarkan cara mengatur
frekuensi makan sesuai
usia bayi
9. Anjurkan tetap
memberikan ASI saat bayi
sakit

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien secara optimal. Pada tahap ini perawat menerapkan
pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antarmanusia (komunikasi)
dan kemampuan teknis keperawatan, penemuan perubahan pada pertahanan
daya tahan tubuh, pencegahan komplikasi, penemuan perubahan sistem tubuh,
pemantapan hubungan klien dengan lingkungan, implementasi pesan tim
medis serta mengupayakan rasa aman, nyaman dan keselamatan klien.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana mengenai
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan secara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Penilaian dalam keperawatan bertujuan untuk mengatasi pemenuhan
kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Black, J. M., And Hawkes, J. H. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Menejemen


Klinis untuk hasil yang diharapkan. Singapura: Elsevier.
Setyohadi B, Arsana P, Suryanto A. 2011. Syok dalam EIMED PAPDI,
Kegawatdaruratan Penyakit Dalam [Emergency in Internal Medicine].
Buku 1, Edisi I. Jakarta. Penerbit InternalPublising. Hal 336-349
SDKI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik. Jakarta: PPNI.
SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan
Tindakan Keperawatan, (Edisi 1), Jakarta. PPNI.
SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan
Tindakan Keperawatan, (Edisi 1), Jakarta. PPNI.
TRIGEER CASE

An. A usia 11 bulan di bawa orang tuanya ke RS, karena tiga hari menangis terus
disertai demam. Saat dilakukan pemerikasaan didapatkan nyeri tekan (+) pada perut
bawah kanan dan kiri, abdomen teraba keras. Klien tampak menangis kencang saat
posisi tidurnya dirubah. Semenjak sakit BB klien menurun, makan hanya habis
sekitar 5 sendok tiap porsi yang disediakan. S: 390C, N: 120, RR: 30x/menit. Ibu
pasien mengatakan belum mengetahui kenapa An. A terus menerus. Ibu pasien
mengatakan belum mengetahui penyebab anaknya seperti ini.
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

1. Deskripsi
Kolik abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba dan
kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat ringan sampai
yang bersifat fatal
2. Tujuan
a. Setelah diadakawn penyeluhan ibu memahami pengetian nyeri atau sakit perut
pada anak
b. Setelah diadakan penyuluhan ibu memahami faktor-faktor dan gejala kolik
abdomen
c. Setelah diadakan penyuluhan ibu memahami pencegahan dan penanganan
kolik abdomen
3. Setting tempat
Ruang Bona 1
4. Waktu
Jam 10.00-10.30 wib
5. Sasaran
Individu (ibu pasien)
6. Garis besar materi
a. Definisi kolik abdomen
b. Faktor-faktor penyebab kolik abdomen
c. Gejala kolik abdomen
d. Strategi penanganan kolik abdomen
7. Pelaksanaan

No Tahap Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta Waktu


kegiatan
1 Pembukaan Mengucapkan salam Menjawab salam 5 menit
Memperkenalkan diri mendengarkan dan
Menyampaikan memperhatikan
maksud dan tujuan
penyuluhan
2 Isi Penyampaian materi Menyimak, 10 menit
penyuluhan: mendengar,
1. Definisi kolik memperhatikan
abdomen
2. Faktor-faktor
penyebab kolik
abdomen
3. Gejala kolik
abdomen
4. Strategi
penanganan kolik
abdomen
3 Penutup 1. Penyaji 1. Individu 10 menit
memberikan mengajukan
kesempatan untuk pertanyaan
bertanya 2. Menyimakn
2. Menjawab dan
pertanyaan memperhatikan
jawaban
4 Evaluasi 1. Mengevaluasi 1. Menjawab 10 menit
dengan pertanyaan
memberikan 2. Menjawab
pertanyaan kepada salam
individu mengenai
materi penyuluhan
2. Menutup sesi acara
dan mengucapkan
salam

Anda mungkin juga menyukai