Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

DIAGNOSA MEDIS KOLIK ABDOMEN DI RUANGAN NUSA INDAH


RSUD PARE

Oleh :

NITA SEPTIANI

NIM. 202006027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini dibuat untuk memenuhi tugas
Profesi Ners Departemen Anak pada tanggal 29 Maret – 17 April 2021 oleh
mahasiswa STIKES KARYA HUSADA KEDIRI.

Nama : Nita Septiani

NIM : 202006027

Judul : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Dengan Diagnosa


Medis Kolik Abdomen Di Ruangan Nusa Indah Rsud Pare

Mahasiswa Pembimbing Akademik

(Nita Septiani) (Ns. Eko Arik Susmiatin, M.Kep.,Sp.Kep.J.)


LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP KOLIK ABDOMEN


1. Definisi
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus
sepanjang traktus intestinal, obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang
menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltik
normal (Reeves, 2011).
Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dan
dirasakanseperti perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah
karena sumbatan baik parsial ataupun total dari organ tubuh berongga
atau organ yang terlibattersebut dipengaruhi peristaltik. Beberapa yang
menjadi penyebab kolik abdomenadalah kolik bilier, kolik renal dan
kolik karena sumbatan usus halus (Gilroy,2009).
Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus
sepanjang traktus intestinal (Nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika ada
gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan
tetapi peristaltiknya normal (Reeves, 2001).
Collic abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-
tiba dan kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat
ringan sampai yang bersifat fatal (Ilmu Penyait Dalam, 2013).

2. Etiologi
Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :
a. Alergi
b. Intoleransi laktosa
c. Gangguan pencernaan yang dihubungkan dengan kondisi bayi
prematur
d. Produksi gas dalam saluran cerna yang berlebihan
e. Usus yang sensitif terhadap jenis protein tertentu
f. Bayi mengalami kesulitan buang angin dan konstipasi
g. Bayi yang lahir prematur dengan kondisi sistem saraf yang
berkembang dengan baik
3. Klasifikasi
a. Kolik abdomen visceral
Berasal dari organ dalam, visceral di mana intervasi berasal dari saraf
memiliki respon terutama terhadap distensi dan kontraksi otot, bukan
karena iritasi lokal, robekan atau luka karakteristik nyeri visceral
diantaranya sulit terlokalisir, tumpul, samar, dan cenderung beralih ke
area dengan struktur embrional yang sama.
b. Kolik abdomen alih
Nyeri yang dirasakan jauh dari sumber nyeri akibat penjalaran serabut
saraf (Reeves, 2011).

4. Manifestasi Klinis
a. Napsu makan berkurang
b. Keram (abdomen tengah sampai bawah)
c. Kemudian terjadi muntah (fekulen)
d. Peningkatan bising usus
e. Nyeri tekan difusi minimal
f. Bayi menanis intens tanpa alasan yang jelas

5. Patofisiologi
Peristiwa patofisiologi yang terjadi setelah obstruksi usus adalah
sama, tanpa memandang apakah obstruksi usus tersebut diakibatkan oleh
penyebab mekanik atau fungsional. Perbedaan utamanya adalah
obstruksi paralitik, paralitik dihambat dari permulaan, sedangkan pada
obstruksi mekanik peristaltic mula-mula diperkuat kemudian intermiten
akhirnya hilang.
Limen usus yang tersumbat profesif akan terenggang oleh cairan dan
gas. Akumulasi gas dan Ciaran didalam lumen usus sebelah proksimal
dari letak obstruksi mengakibatkan distensi dan kehilangan H2O dan
elektrolit dengan peningkatan distensi maka tekanan intramulen
meningkat, menyebabkan penurunan tekanan vena dan kapiler arteri
sehingga terjadi iskemia dinding usus dan kehilangan cairan menuju
ruang peritoneum akibatnya terjadi pelepasan bakteri dan toksin dari
usus, bakteri yang berlangsung cepat menimbulkan peritonitis septik
ketika terjadi kehilangan cairan yang akut maka kemungkinan terjadi
syok hipovolemik. Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau
jika terjadi stranggulasi akan menyebabkan kematian.
Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang
terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi
dinding usus sehingga menyebabkan penyempitan/ penyumbatan lumen
usus.Hal tersebut menyebabkan pasase lumen usus terganggu.Akan
terjadi pengumpulan isi lumen usus yang berupa gas dan cairan, pada
bagian proximal tempat penyumbatan, yang menyebabkan pelebaran
dinding usus (distensi).
Sumbatan usus dan distensi usus menyebabkan rangsangan
terjadinya hipersekresi kelenjar pencernaan.Dengan demikian akumulasi
cairan dan gas makin bertambah yang menyebabkan distensi usus tidak
hanya pada tempat sumbatan tetapi juga dapat mengenai seluruh panjang
usus sebelah proximal sumbatan.Sumbatan ini menyebabkan gerakan
usus yang meningkat (hiperperistaltik) sebagai usaha alamiah.Sebaliknya
juga terjadi gerakan anti peristaltic.Hal ini menyebabkan terjadi serangan
kolik abdomen.

6. WOC
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.
b. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau
lipatan sigmoid yang tertutup.
c. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah,
peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis
dan peningkatan kadar serum amilase karena iritasi pannkreas oleh
lipatan khusus.
d. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis
metabolic.
e. Nilai hemoglobin dan hematokrit, untuk melihat kemungkinan
adanya perdarahan atau dehidrasi
f. Hitung leukosit dapat menunjukanadanya proses peradangan
g. Hitung trombosit dan faktor koagulasi, disamping diperlukan untuk
persiapan bedah, juga dapat membantu menegakkan diagnosa yang
lainya.

8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan kolik abdomen secara Non farmakologi yaitu :
1) Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
2) Terapi Na+, K+, komponen darah
3) Ringer laknat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial
4) Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan
intraseluler
5) Implementasikan pengobatan untuk syok dan teritonitis
6) Hyperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena
Obstruksi kronik, ileusparalitik atau infeksi
7) Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung
8) Ostomibarrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu
beresiko
9) Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan
mendekompresi usua dengan reseksi usus yang dilakukan
sebagai prosedur ke dua

b. Sedangkan penatalaksanaan secara farmakologi yaitu :


1) Obat probiotik, untuk membantu menjaga keseimbangan alami
bakteri baik pada saluran pencernaan
2) Obat anti sekretorik, untuk menurunkan keasaman dan
menurunkan jumlah sekresi lambung. Pada umumnya tergolong
antagonis reseptor H2 (ARH2)
3) Ex. Simetidine, ranitidine, dan famatidin
4) Antasida
5) Obat pelindung mukosa
6) Ex. Sukralfat

1) Komplikasi
a. Kolik ureter ( tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus )
b. Kolik biliaris
c. Kolik intestinal ( obstruksi usus, lewatnya isi usus yang terhalang )
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien sebelum MRS dan saat MRS. Biasanya
klien mengeluh nyeri perut, defans muscular, muntah, dan lain-lain.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang: Bagaimana serangan itu timbul,
lokasi, kualitas, dan faktor yang mempengaruhi dan memperberat
keluhan sehingga dibawa ke RS.
2) Riwayat kesehatan dahulu: Mengkaji apakah klien pernah sakit
seperti yang dirasakan sekarang dan apakah pernah menderita HT
atau penyakit keturunan lainya yang dapat mempengaruhi proses
penyembuhan klien.
3) Riwayat kesehatan keluarga. Gambaran mengenai kesehatan
keluarga dan adakah penyakit keturunan atau menular.
d. Pola-pola fungsi kesehatan
1) Pola pesepsi dan tata laksana hidup sehat. Perubahan
penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan sehingga dapat
menimbulkan perawatan diri.
2) Pola nutrisi dan metabolisme. Terjadi gangguan nutrisi karena
klien merasakan nyeri sehingga tidak toleran terhadap makanan
dan klien selalu ingin muntah.
3) Pola eliminasi. Terjadi gangguan karena klien tidak toleran
terhadap makanan sehingga terjadi konstipasi.
4) Pola aktivitas dan latihan. Akan terjadi kelemahan dan kelelahan.
5) Pola persepsi dan konsep diri. Tidak terjadi gangguan/ perubahan
dalam diri klien.
6) Pola sensori dan kognitif. Kurangnya pengetahuanakan
menyebabkan kolik abdomen yang berulang.
7) Pola reproduksi dan seksual. Tidak terjadi dalam gangguan dalam
pola reprodusi dan seksual.
8) Pola hubungan peran. Kemungkinan akan terjadi perubahan peran
selama klien sakit sehubungan dengan proses penyakit.
9) Pola penanggulangan stress. Bagaimana cara klien mengatasi
masalahnya.
10) Pola tata nilai dan kepercayaan. Tidak terjadi gangguan pada pola
tata nilai dan kepercayaan.
e. Pemeriksaan fisik
1) Status kesehatan umum. Akan terjadi ntyeri perut yang hebat,
akibat proses penyakitnya.
2) System respirasi. Sesuai dengan derajat nyerinya, jika nyerinya
ringan kemungkinan tidak terjadi sesak, tapi jika derajat nyerinya
hebat/ meninggi akan terjadi sesak.
3) System kardiovaskuler. Bisa terjadi takikardi, brodikardi, dan
distritmia atau penyakit jatung lainya.
4) System pernafasan. Nyeri abdomen, pusing/ sakit kepala karena
sinar.
5) System gastrointestinal. Pada system gastrointestinal didapatkan
intoleran terhadap makanan/ nafsu makan berkurang, muntah.
6) System ganitourinaria/ elliminasi. Terjadi konstipasi akibat
terhadap makanan.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
b. Risiko defisit nutrisi b.dketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
c. Hipertermia b.d proses penyakit infeksi

3. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa SLKI SIKI
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Manjemen nyeri
agen pencedera asuhan keperawatan Observasi:
fisiologis diharapkan: 1. Identifikasi lokasi,
1. Keluhan nyeri karakteristik, durasi,
menurun frekuensi, kualitas,
2. Meringis menurun intensitas nyeri.
3. Sikap protektif 2. Identifikasi skala nyeri
menurun 3. Identifikasi respons nyeri
4. Kesulitan tidur non verbal
menurun 4. Identifikasi faktor yang
5. Frekuensi nadi memperberat dan
membaik memperingan nyeri
5. Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
6. Monitor efek samping
penggunaan analgesic.
Terapeuti:
7. Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
(terapi bermain, kompres
hangat/dingin)
8. Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
9. Fasilitasi istirahat dan
tidur
10. Pertimbangakan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi:
11. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
12. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Kolaborasi:
13. Kolaborasi pemberian
analgesic

2. Risiko defisit Setelah dilakukan Manajemen nutrisi


nutrisi b.d asuhan keperawatan Observasi:
ketidakmampuan diharapkan: 1. Identifikasi status nutrisi
mengabsorbsi 1. Porsi makan yang 2. Identifikasi alergi dan
nutrien dihabiskan intoleransi makanan
meningkat 3. Identifikasi makanan yang
2. Berat badan disukai
membaik 4. Identifikasi kebutuhan
3. Frekuensi makan kalori dan jenis nutrisi
membaik 5. Monitor asupan makanan
4. Nafsu makan 6. Monitor berat badan
membaik 7. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik:
8. Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
9. Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
Edukasi:
10. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi:
11. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan

3. Hipertermia b.d Setelah dilakukan Manajemen hipertermia


proses penyakit asuhan keperawatan Observasi:
infeksi diharapkan: 1. Identifikasi penyebab
1. Menggigil hipertermia (mis.
menurun Dehidrasi, terpapar
2. Suhu tubuh lingkungan panas)
membaik 2. Monitor suhu tubuh
3. Suhu kulit 3. Monitor kadar elektrolit
membaik 4. Monitor haluaran urin
Terapeutik:
5. Sediakan lingkungan yang
dingin
6. Longgarkan atau lepaskan
pakaian
7. Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
8. Berikan cairan oral
9. Ganti linen setiap hari
atau lebih sering jika
mengalami hyperhidrosis
(keringat berlebih)
10. Lakukan pendinginan
eksternal (mis. kompres
dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila)
Edukasi:
11. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi:
12. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena

4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan.Sebelum melaksanakan tindakan keperawatan yang telah
direncanakan, perawat perlu memvalidasi apakah rencana tindakan
keperawatan masih dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi klien saat ini
(Damaiyanti, 2012).

5. Evaluasi Keperawatan
Menurut Trimelia (2011) evaluasi dilakukan dengan berfokus pada
perubahan perilaku Klien setelah diberikan tindakan
keperawatan.Keluarga juga perlu dievaluasi karena merupakan sistem
pendukung yang penting.
C. TRIGEER CASE/ NARASI KASUS
An. B usia 11 bulan di bawa orang tuanya ke RS, karena tiga hari menangis
terus disertai demam. Saat dilakukan pemerikasaan didapatkan nyeri tekan
(+) pada perut bawah kanan dan kiri, abdomen teraba keras.Klien tampak
menangis kencang saat posisi tidurnya dirubah.Semenjak sakit BB klien
menurun, makan hanya habis 3 sendok tiap porsi yang disediakan. S: 390C,
N: 120, RR: 30x/menit
ANALISA DATA
Data Diagnosa Paraf
DS:
- Menurut keluarga Nyeri akut
anakya sudah tiga
hari ini menangis
terus menerus disertai
demam.

DO:
- Nyeri tekan (+) pada
bagian perut bawah
kanan dan kiri
- Abdomen teraba
keras
- Klien tampak
kesakitan
- Klien tampak
menangis kencang
saat posisi tidurnya
dirubah
- Gelisah
- Sulit tidur
- S: 390C
- N: 120
- RR: 30x/menit

DS: Risiko defisit nutrisi


- Menurut keluarga
anaknya makan hanya
tiga sendok tiap porsi
yang disediakan
DO:
- Nafsu makan
berkurang
- kembung (-)
- mual (-)
- muntah (-)
- BB awal: 10, 2kg
- BB sekarang: 8, 5 kg

DS: Hipertermia
- Menurut keluarga
anakya sudah tiga
hari ini menangis
terus menerus disertai
demam.

DO:
- Akral teraba hangat
- Kulit merah
- S: 390C
- N: 120
- RR: 30x/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut (D.0077)


2. Hipertermia (D.0130)
3. Risiko Defisit Nutrisi (D.0032)
RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI TTD


1. Nyeri Akut (D.0077) Setelah dilakukan asuhan Manjemen nyeri
keperawatan selama 3x Observasi:
diharapkan: 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
1. Keluhan nyeri menurun durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
2. Meringis menurun nyeri.
3. Sikap protektif menurun 2. Identifikasi skala nyeri
4. Kesulitan tidur menurun 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
5. Frekuensi nadi membaik 4. Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
5. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
6. Monitor efek samping penggunaan
analgesic.
Terapeuti:
7. Berikan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri (terapi
bermain, kompres hangat/dingin)
8. Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
9. Fasilitasi istirahat dan tidur
10. Pertimbangakan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi:
11. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
12. Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi:
13. Kolaborasi pemberian analgesic
2. Hipertermia (D.0130) Setelah dilakukan asuhan Manajemen hipertermia
keperawatan selama 3x Observasi:
diharapkan: 1. Identifikasi penyebab hipertermia
Kriteria hasil: (mis. Dehidrasi, terpapar lingkungan
1. Menggigil menurun panas)
2. Suhu tubuh membaik 2. Monitor suhu tubuh
3. Suhu kulit membaik 3. Monitor kadar elektrolit
4. Monitor haluaran urin
Terapeutik:
5. Sediakan lingkungan yang dingin
6. Longgarkan atau lepaskan pakaian
7. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
8. Berikan cairan oral
9. Ganti linen setiap hari atau lebih
sering jika mengalami hyperhidrosis
(keringat berlebih)
10. Lakukan pendinginan eksternal (mis.
kompres dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila)
Edukasi:
11. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi:
12. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena

3. Setelah dilakukan asuhan Manajemen nutrisi


Risiko Defisit Nutrisi
keperawatan selama 3x Observasi:
(D.0032)
diharapkan: 1. Identifikasi status nutrisi
Kriteria hasil: 2. Identifikasi alergi dan intoleransi
1. Porsi makan yang dihabiskan makanan
meningkat 3. Identifikasi makanan yang disukai
2. Berat badan membaik 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan
3. Frekuensi makan membaik jenis nutrisi
4. Nafsu makan membaik 5. Monitor asupan makanan
6. Monitor berat badan
7. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik:
8. Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
9. Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Edukasi:
10. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi:
11. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Klien : An.B No Rekam Medis : …………….. Hari Rawat ke : 1

DIAGNOSA TGL. JAM IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI ( SOAP )

Nyeri Akut 29/ 3/ Manjemen nyeri S:


(D.0077) 2021 Observasi:
- Menurut keluarga anakya sudah tiga hari
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
ini menangis terus menerus disertai
08.00 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
demam.
2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. Mengidentifikasi respons nyeri non verbal O:
4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan
- Nyeri tekan (+) pada bagian perut bawah
memperingan nyeri
08.15 kanan dan kiri
5. Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang
- Abdomen teraba keras
sudah diberikan
- Klien tampak kesakitan
6. Memonitor efek samping penggunaan analgesic.
Terapeuti: - Klien tampak menangis kencang saat
7. Memberikan teknik nonfarmakologi untuk posisi tidurnya dirubah
mengurangi rasa nyeri (terapi bermain, kompres - S: 390C
hangat/dingin) - N: 120
8. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa - RR: 30x/menit
08.45
nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
A:
kebisingan)
9. Mefasilitasi istirahat dan tidur Masalah nyeri akut belum teratasi
09.00
10. Mempertimbangakan jenis dan sumber nyeri
P:
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi: Intervensi dilanjutkan
09.15
11. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri (1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13)
12. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi:
13. Berkolaborasi pemberian analgesic

09.30
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Klien : An.BNo Rekam Medis : …………….. Hari Rawat ke : 1

DIAGNOSA TGL. JAM IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI ( SOAP )

Hipertermia 29/ 3/ Manajemen hipertermia S:


(D.0130) 2021 Observasi:
- Menurut keluarga anakya sudah tiga hari
1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia (mis.
ini menangis terus menerus disertai
08.00 Dehidrasi, terpapar lingkungan panas)
demam.
2. Memonitor suhu tubuh
3. Memonitor kadar elektrolit O:
4. Memonitor haluaran urin
- Akral teraba hangat
Terapeutik:
- S: 390C
5. Menyediakan lingkungan yang dingin
- N: 120
08.15 6. Melonggarkan atau lepaskan pakaian
- RR: 30x/menit
7. Mebasahi dan kipasi permukaan tubuh
8. Memberikan cairan oral A:
9. Mengganti linen setiap hari atau lebih sering jika
Masalah hipertermi belum teratasi
mengalami hyperhidrosis (keringat berlebih)
10. Melakukan pendinginan eksternal (mis. kompres P:
dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
08.45 Intervensi dilanjutkan
Edukasi:
(1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12)
11. Menganjurkan tirah baring
Kolaborasi:
12. Berkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
09.00 intravena
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Klien : An.B No Rekam Medis : …………….. Hari Rawat ke : 1

DIAGNOSA TGL. JAM IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI ( SOAP )

29/ 3/ Manajemen nutrisi S:


Risiko Defisit
2021 Observasi:
Nutrisi - Menurut keluarga anaknya makan hanya
1. Mengidentifikasi status nutrisi
(D.0032) tiga sendok tiap porsi yang disediakan
08.00 2. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Mengidentifikasi makanan yang disukai O:
4. Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
- Nafsu makan berkurang
5. Memonitor asupan makanan
- kembung (-)
6. Memonitor berat badan
08.15 - mual (-)
7. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
- muntah (-)
Terapeutik:
- BB awal: 10, 2kg
8. Menyajikan makanan secara menarik dan suhu - BB sekarang: 9, 5 kg
yang sesuai
A:
9. Memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah
08.45 konstipasi Masalah risiko defisit nutrisi teratasi
Edukasi: sebagian
10. Mengajarkan diet yang diprogramkan
P:
Kolaborasi:
11. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan Intervensi dilanjutkan
09.00
jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan (1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11)
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Klien : An.B No Rekam Medis : …………….. Hari Rawat ke : 2

DIAGNOSA TGL. JAM IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI ( SOAP )

Nyeri Akut 30/ 3/ Manjemen nyeri S:


(D.0077) 2021 Observasi:
- An.Bmasih menangis terus menerus
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
disertai demam.
08.00 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
2. Mengidentifikasi skala nyeri O:
3. Mengidentifikasi respons nyeri non verbal
- Nyeri tekan (+) pada bagian perut bawah
4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan
kanan dan kiri
memperingan nyeri
08.15 - Abdomen teraba keras
5. Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang
- Klien tampak kesakitan
sudah diberikan
- Klien tampak menangis kencang saat
6. Memonitor efek samping penggunaan analgesic.
posisi tidurnya dirubah
Terapeuti: - S: 390C
7. Memberikan teknik nonfarmakologi untuk - N: 120
mengurangi rasa nyeri (terapi bermain, kompres - RR: 30x/menit
hangat/dingin)
A:
8. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa
08.45
nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, Masalah nyeri akut belum teratasi
kebisingan)
P:
9. Mefasilitasi istirahat dan tidur
09.00
10. Mempertimbangakan jenis dan sumber nyeri Intervensi dilanjutkan (4,5,6,7,8,9,13)
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi:
09.15
11. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
12. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi:
13. Berkolaborasi pemberian analgesic

09.30
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Klien : An.B No Rekam Medis : …………….. Hari Rawat ke : 2

DIAGNOSA TGL. JAM IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI ( SOAP )

Hipertermia 30/ 3/ Manajemen hipertermia S:


(D.0130) 2021 Observasi:
- Menurut keluarga anakya masih demam
1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia (mis.
08.00 Dehidrasi, terpapar lingkungan panas) O:
2. Memonitor suhu tubuh
- Akral teraba hangat
3. Memonitor kadar elektrolit
- S: 390C
4. Memonitor haluaran urin
- N: 120
Terapeutik:
- RR: 30x/menit
5. Menyediakan lingkungan yang dingin
08.15 6. Melonggarkan atau lepaskan pakaian A:
7. Mebasahi dan kipasi permukaan tubuh
8. Memberikan cairan oral Masalah hipertermia belum teratasi
9. Mengganti linen setiap hari atau lebih sering jika
P:
mengalami hyperhidrosis (keringat berlebih)
10. Melakukan pendinginan eksternal (mis. kompres Intervensi dilanjutkan (2,3,4,5,6,7,10,11,12)
dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
08.45
Edukasi:
11. Menganjurkan tirah baring
Kolaborasi:
12. Berkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
09.00 intravena
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Klien : An.B No Rekam Medis : …………….. Hari Rawat ke : 2

DIAGNOSA TGL. JAM IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI ( SOAP )

30/ 3/ Manajemen nutrisi S:


Risiko Defisit
2021 Observasi:
Nutrisi - Menurut keluarga anaknya makan hanya
1. Mengidentifikasi status nutrisi
(D.0032) tiga sendok tiap porsi yang disediakan
08.00 2. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Mengidentifikasi makanan yang disukai O:
4. Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
- Nafsu makan berkurang
5. Memonitor asupan makanan
- kembung (-)
6. Memonitor berat badan
08.15 - mual (-)
7. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
- muntah (-)
Terapeutik:
- BB awal: 10, 2kg
8. Menyajikan makanan secara menarik dan suhu - BB sekarang: 9, 5 kg
yang sesuai
A:
9. Memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah
08.45 konstipasi Masalah risiko defisit nutrisi teratasi
Edukasi: sebagian
10. Mengajarkan diet yang diprogramkan
P:
Kolaborasi:
11. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan Intervensi dilanjutkan
09.00
jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan (1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11)
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Klien : An.B No Rekam Medis : …………….. Hari Rawat ke : 3

DIAGNOSA TGL. JAM IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI ( SOAP )

Nyeri Akut 31/ 3/ Manjemen nyeri S:


(D.0077) 2021 Observasi:
- An.B sudah tidak menangis terus
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
menerus.
08.00 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
2. Mengidentifikasi skala nyeri O:
3. Mengidentifikasi respons nyeri non verbal
- Nyeri tekan (+) pada bagian perut bawah
4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan
kanan dan kiri
memperingan nyeri
08.15 - Abdomen teraba keras
5. Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang
- Klien sudah tak tampak kesakitan
sudah diberikan
- Klien tidak menangis saat posisi tidurnya
6. Memonitor efek samping penggunaan analgesic.
dirubah
Terapeuti: - S: 380C
7. Memberikan teknik nonfarmakologi untuk - N: 120
mengurangi rasa nyeri (terapi bermain, kompres - RR: 30x/menit
hangat/dingin)
A:
8. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa
08.45
nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, Masalah nyeri akut teratasi sebagian
kebisingan)
P:
9. Mefasilitasi istirahat dan tidur
09.00
10. Mempertimbangakan jenis dan sumber nyeri Intervensi dilanjutkan (5,6,7,8, 13)
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi:
09.15
11. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
12. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi:
13. Berkolaborasi pemberian analgesic

09.30
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Klien : An.B No Rekam Medis : …………….. Hari Rawat ke : 3

DIAGNOSA TGL. JAM IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI ( SOAP )

Hipertermia 31/ 3/ Manajemen hipertermia S:


(D.0130) 2021 Observasi:
- Menurut keluarganya demam anaknya
1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia (mis.
menurun
08.00 Dehidrasi, terpapar lingkungan panas)
2. Memonitor suhu tubuh O:
3. Memonitor kadar elektrolit
- Akral teraba hangat
4. Memonitor haluaran urin
- S: 380C
Terapeutik:
- N: 120
5. Menyediakan lingkungan yang dingin
- RR: 30x/menit
08.15 6. Melonggarkan atau lepaskan pakaian
7. Mebasahi dan kipasi permukaan tubuh A:
8. Memberikan cairan oral Masalah hipertermia teratasi sebagian
9. Mengganti linen setiap hari atau lebih sering jika
P:
mengalami hyperhidrosis (keringat berlebih)
10. Melakukan pendinginan eksternal (mis. kompres Intervensi dilanjutkan (2,3,5,6,7,10,11,12)
dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
08.45
Edukasi:
11. Menganjurkan tirah baring
Kolaborasi:
12. Berkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
09.00 intravena
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Klien : An.B No Rekam Medis : …………….. Hari Rawat ke : 3

DIAGNOSA TGL. JAM IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI ( SOAP )

31/ 3/ Manajemen nutrisi S:


Risiko Defisit
2021 Observasi:
Nutrisi - Menurut keluarga anaknya sudah mampu
1. Mengidentifikasi status nutrisi
(D.0032) menghabiskan setengah porsi yang
08.00 2. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
disediakan
3. Mengidentifikasi makanan yang disukai
4. Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi O:
5. Memonitor asupan makanan
- Nafsu makan meningkat
6. Memonitor berat badan
08.15 - BB awal: 10, 2kg
7. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
- BB sekarang: 9, 5 kg
Terapeutik:
A:
8. Menyajikan makanan secara menarik dan suhu Masalah risiko defisit nutrisi teratasi
yang sesuai sebagian
9. Memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah
P:
08.45 konstipasi
Edukasi: Intervensi dilanjutkan
10. Mengajarkan diet yang diprogramkan (1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11)
Kolaborasi:
11. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
09.00
jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan
DAFTAR PUSTAKA

Black, J. M., And Hawkes, J. H. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Menejemen


Klinis untuk hasil yang diharapkan. Singapura: Elsevier.

Setyohadi B, Arsana P, Suryanto A. 2011. Syok dalam EIMED PAPDI,


Kegawatdaruratan Penyakit Dalam [Emergency in Internal Medicine].
Buku 1, Edisi I. Jakarta. Penerbit InternalPublising. Hal 336-349

Surya, Andik. 2017.-www.alodokter.com


Tim Pokja SDKI PPNI. 2018. Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia.Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus Pusat.

Tim Pokja SIKI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia, Jakarta


Selatan: Dewan PengurusPusat.

Tim Pokja SLKI. 2018. Standart Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta


Selatan: Dewan PengurusPusat.

Anda mungkin juga menyukai