Anda di halaman 1dari 55

MAKALAH

DEPARTEMEN MATERNITAS

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


MATERNITAS PADA Ny.F DENGAN DIAGNOSA MEDIS ABORTUS
IMMINNENTS DI RUANG VK RSUD PARE KEDIRI

OLEH :

ASROFA DWISUKMA KURNIA BHAKTI

NIM. 202006003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES KARYA HUSADA PARE KEDIRI
2020/2021

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan dan laporan kasus departemen keperawatan dasar profesi ini

dibuat untuk memenuhi tugas praktik Profesi Ners di RSUD Karya Husada Kediri,

pada tanggal 29 Maret 2021-03 April 2021 oleh Mahasiswi Keperawatan STIKES

Karya Husada Kediri :

Nama : ASROFA DWISUKMA KURNIA BHAKTI

NIM : 202006003

JUDUL : LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

MATERNITAS PADA Ny.F DENGAN DIAGNOSA MEDIS

ABORTUS IMMINENTS DI RUANG VK RSUD PARE KEDIRI

Mengetahui,

Pembimbing Mahasiswa

Widyasih Sunaringtyas, S.Kep., Ns. M.Kep Asrofa Dwisukma Kurnia Bhakti


NIDN. 07-1108-7204 NIM. 202006003
LEMBAR PERSETUJUAN

MAKALAH
DEPARTEMEN MATERNITAS

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


MATERNITAS PADA Ny.F DENGAN DIAGNOSA MEDIS ABORTUS
IMMINENTS DI RUANG VK RSUD PARE KEDIRI

OLEH :

ASROFA DWISUKMA KURNIA BHAKTI


NIM. 202006003

Telah Diuji :

Hari :
Tanggal :
dan dinyatakan lulus oleh :

Mengetahui,

Pembimbing Mahasiswa

Widyasih Sunaringtyas, S.Kep., Ns. M.Kep Asrofa Dwisukma Kurnia Bhakti


NIDN. 07-1108-7204 NIM. 202006003
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK PRAKTEK PROFESI NERS

Nama : ASROFA DWISUKMA KURNIA BHAKTI

NIM : 202006003

JUDUL :LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny.F DENGAN

DIAGNOSA MEDIS ABORTUS IMMINENTS DI RUANG VK

RSUD PARE KEDIRI

Nilai Supervisi Askep

TOTAL NILAI 1 + 2
NILAI
NO ELEMEN +3 TT Preceptor
(0-100)
3
1. Laporan Pendahuluan (LP)

2. Asuhan Keperawatan
(………………………) Nama
3. Responsi Terang

Nilai Supervisi Skill/SOP


TOTAL NILAI 1 + 2
NILAI
NO ELEMEN 2 TT Preceptor
(0-100)
1. Penguasaan Konsep Perasat/Skill

2. Responsi Prosedur/ SOP Perasat (………………………) Nama


Terang
BAB 1

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Konsep Dasar Abortus Imminents

1.1.1. Definisi Abortus

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu)

atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan

belum mampu untuk hidup di luar kandungan. (Sarwono. 2006).

Abortus (keguguran) merupakan salah satu penyebab pedarahan yang

terjadi pada kehamilan trimester pertama dan kedua. Perdarahan ini dapa

menyebabkan berakhirnya kehamilan atau kehamilan terus berlanjut

secara klinis, 10-15% kehamilan yang terdiagnosis berakhir dengan

abortus. (Wiknjosastro. 2010).

Abortus imminens yaitu terjadi perdarahan bercak yang menunjukan

ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan (Yeyeh, 2010).

Abortus imminens adalah perdarahan pervagina yang terjadi pada awal

kehamilan diikuti nyeri perut seperti kram beberapa jam hingga beberapa

hari (Leveno, 2015).

Abortus imminens adalah perdarahan bercak yang menunjukan ancaman

terhadap kelangsungan suatu kehamilan, dalam kondisi seperti ini

kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan (Padila, 2015).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa abortus imminens

adalah bercak perdarahan yang berlangsung pada awal kehamilan diikuti

keluhan nyeri perut seperti kram beberapa jam hingga beberapa hari,
dalam kondisi seperti ini kehamilan masih dapat dilanjutkan atau

dipertahankan.

1.1.2. Etiologi Abortus Imminents

Menurut Sucipto Nur Ilhaini (2013), penyebab abortus iminens adalah

sebaga berikut:

1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, menyebabkan kematian

janin atau cacat, penyebabnya antara lain:

a. Kelainan kromosom, misalnya trisomy, poliploidi dan

kelainan kromosom seks

b. Endometrium kurang sempurna, biasanya terjadi pada ibu hamil

saat usia tua, dimana kondisi abnormal uterus dan endokrin atau

sindroma ovarium polikistik

c. Pengaruh eksternal, misalnya radiasi, virus, obat-obatan, dan

sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun

lingkungan hidupnya dalam uterus, disebut teratogen

2. Kelainan plasenta, misalnya endarteritis terjadi dalam vili koreales

dan menyebabkan oksigenasi plaseta terganggu, sehingga

mengganggu pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini dapat

terjadi sejak kehamilan muda, misalnya karena hipertensi menahun.

3. Penyakit ibu, baik yang akut seperti pneumonia, tifus abdominalis,

pielonefritis, malaria dan lain-lain, maupun kronik seperti, anemia

berat, keracunan, laparatomi, prioritis umum, dan penyakit menahun

seperti brusellsis, mononucleosis infeksiosa, toksoplasmosis.

4. Kelainan traktus genitalis, misalnya retroversion uteri, mioma uteri,


atau kelainan bawaan uterus. Tertama retroversion uteri gravidi

inkerserata atau mioma submukosa yang memegang peranan penting.

Sebab lain keguguran dalam trimester dua ialah serviks inkompeten

yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi

serviks berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan serviks yang luas

yang tidak dijahit.

Sedangkan menurut (Padila, 2015), pada umumnya abortus imminens

disebabkan oleh kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya

menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu.

a. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :

1. Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma x

2. Lingkungan sekitar tempat implatasi kurang sempurna

3. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan tembakau

dan alkohol

4. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena

hipertensi menahun

b. Faktor maternal

1. Pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis

2. Kelainan traktus genetalia, seperti serviks inkompetensi,

retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus

1.1.3. Klasifikasi Abortus

1. Abortus provokatus : disengaja, digugurkan

a. Abortus provokatus artifisial atau aborts therapeutic: pengguguran

kehamilan biasanya menggunakan alat-alat dengan alasan


bahwa kehamilan membahayakan bagi ibunya sebelm usia

kandungan 28 minggu.

b. Abortus provocatus criminalis: pengguguran kehamilan tanpa

adanya alas an medis yang sah dan dilarang oleh hukum.

2. Abortus spontan: terjadi dengan sendirinya, keguguran. Biasanya

abortus spontan dikarenakan kurang baiknya kualitas sel telur dan

sel sperma.

Jenis abortus berdasarkan gejalanya dapat dibagi menjadi 8, yaitu:

a. Abortus imminens

Ditandai dengan perdarahan pada usia kehamilan kurang dari 20

minggu, ibu mngkin mengalami mulas atau tidak sama sekali. Pada

abortus jenis ini, hasil konsepsi ata janin berada di dalam dan

tidak disertai pembukaan (dilatasi serviks).

b. Abortus insipiens

Terjadi perdarahan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan

disertai mulas yang sering dan kuat. Pada abortus jenis ini terjadi

pembukaan atau dilatasi serviks tetapi hasil konsepsi masih di dalam

rahim.

c. Abortus inkomplet

Terjadi pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada usia kehamilan

kurang dari 20 minggu, sementara sebagian masih berada di dalam

rahim. Terjadi dilatasi serviks atau pembukaan, jaringan janin dapat

diraba dalam rongga uterus atau sudah menonjol dari os uteri


eksternum. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil

konsepsi dikeluarkan, sehingga harus dikuret.

d. Abortus komplet

Pada abortus jenis ini, semua hasil konsepsi dikeluarkan sehingga

rahim kosong. Biasanya terjadi pada awal kehamilan saat plasenta

belum terbentuk. Perdarahan mungkin sedikit dan os uteri menutup

dan rahim mengecil. Pada wanita yang mengalami ini, umumnya tidak

dilakukan apa-apa, kecuali datang ke rumah sakit masih mengalami

perdarahan dan masih ada sisa jaringan yang tertinggal, harus

dikeluarkan dengan kuret.

e. Abortus servikalis

Pengeluaran hasil konsepsi terhalang ileh os uteri eksternum yang

tidak membuka, sehingga mengumpul di dalam kanalis servikalis

(rongga serviks) dan uterus membesar, berbentuk bundar, dan

dindingnya menipis.

f. Missed abortus

Keguguran tertunda merupakan keadaan dimana janin telah mati

sebelum minggu 22, tetapi bertahan di dalam rahim selama 2 bulan

atau lebih setelah janin mati.

g. Abortus habitualis

Keguguran berulang-ulang yang terjadi berturut-urut, sekurang-

kurangnya 3x.

h. Abortus mengancam

Gejalanya adalah perdarahan ringan yang terjadi beberapa hari hingga


beberapa minggu diawal kehamilan, namun mulut rahim masih

tertutup. Jika perdarahan berhenti biasanya kehamilan akan dapat

terus berlanjut, walaupuna ada resiko terjadi kelahiran premature, atau

berat lahir bayi rendah. Namun perdarahan seperti ini tidak

menyebabkan kecacatan pada janin.

1.1.4. Patofisiologi Abortus Imminents

Proses abortus imminens biasanya berlangsung secara spontan maupun

sebagai komplikasi dari abortus provokatus kriminalis ataupun

medisinalis. Proses terjadinya berawal dari perdrahan pada desidua

basialis yang menyebabkan nekrosis jaringan diatasnya. Pada abortus

immienes nekrosis yang terjadi tidak cukup dalam untuk menimbulkan

pelepasan hasil konsepsi dari dinding uterus. Namun jika tidak segera

ditangani, nekrosis dapat meluas hasil konseptus sehingga dapat

berlanjut kepada abortus inkomplet atau komplet. Pada kehamilan antara

8 minggu sampai 14 minggu villi koriales menembus desidua lebih

dalam sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang

dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14

minggu umumnya yang mula-mula dikeluarkan setelah ketuban pecah

adalah janin, disusul kemudian oleh plasenta yang telah lengkap

terbentuk. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan

lengkap (Darma, 2015).


1.1.5. WOC Abortus Imminents
1.1.6. Manifestasi Klinis Abortus Imminents

Menurut Nugroho Taufan (2011) tanda dan gejala abortus iminen yaitu:

1) Mules sedikit atau sama sekali tidak

2) Uterus membesar sebesar tuanya kehamilan

3) Serviks belum membuka

4) Tes kehamilan positif

5) Perdarahan pervagina

Menurut Sucipto Nur Ilhaini (2013), tanda dan gejala abortus iminen

adalah sebagai berikut:

1. Adanya perdarahan pada awal kehamilan melalui ostium uteri

eksternum, disertai nyeri perut ringan atau tidak sama sekali

2. Adanya gejala nyeri perut dan punggung belakang yang semakin hari

bertambah buruk dengan atau tanpa kelemahan dan uterus membesar

sesuai usia kehamilan

Menurut (Padila, 2015) keluhan umum pasien abortus imminens yaitu

1. Terlambat haid atau aminore kurang dari 20 minggu

2. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak lemah atau kesadaran

menurun. tekanan darah menurun, denyut nadi normal atau cepat dan

kecil. suhu tubuh normal atau meningkat

3. Pendarahan pervagina, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil

konsepsi

4. Rasa mulas atau kram perut didaerah atas simpisis sering disertai

nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.


1.1.7. Komplikasi Abortus Imminents

Komplikasi yang serius kebanyakan terjadi pada fase abortus yang tidak

aman (unsafe abortion) walaupun kadang-kadang dijumpai juga pada

abortus spontan. Komplikasi dapat berupa perdarahan, kegagalan ginjal,

infeksi, syok akibat perdarahan dan infeksi sepsis. (D. Nita Norma &

Mustika Dewi S. 2013).

1. Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan pengsongan uterus dari sisa-sisa

hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfuse darah. Kematian

karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan

pada waktunya.

2. Perforasi

Perforasi uterus pada keroka dapat terjadi terutama pada uterus

dalam posisi hiperetrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini penderita perlu

diamati dengan teliti jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan

laparatomi, dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan

luka perforasi atau perlu histerektomi. Perforasi uterus pada abortus

yang dikerjakan oleh seorang awam menimbulkan persoalan gawat

kerena perlukaan uterus biasanya luas, mungkin pula terjadi pada

kandung kemih atau usus. Dengan adanya dugaan atau kepastian

terjadinya perforasi, laparatomi harus segera dilakukan untuk

menentukan luasnya cedera, untuk selanjutnya mengambil tindakan-

tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi.


3. Infeksi

Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus

tetapi biasanya didapatkan pada abortus inkomplet yang berkaitan

erat dengan suatu abortus yang tidak aman (unsafe abortion).

4. Syok

Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik)

dan karena infeksi berat (syok endoseptik).

1.1.8. Pemeriksaan penunjang

1. Ostium uteri internum (OUE) tertutup

2. Gestasional sac (GS) masih utuh sehinnga tidak ada cairan

amnion ataupun jaringan yang keluar

3. Biasanya fetus masih hidup

1.1.9. Penatalaksanaan Medis Abortus Imminents

Menurut Rukiyah Ai Yeyeh & Lia Yulianti (2014), penatalaksaan

abortus imminents adalah sebagai berikut :

1. Pada ibu dengan kasus abortus iminen, biasanya tidak perlu

pengobatan khusus/medic, hanya dapat diberi sedative, misalnya

dengan luminal, cidein dan morfin (sesuai protap dan instruksi

dokter).

2. Keluarnya fetus dapat masih dicegah dengan memberi obat-obatan

hormonal dan antisapmodika, misalnya progesterone 10 mg setiap

hari untuk terapi substansi dan untuk mengurangi kerentanan otot-

otot uterus (missal: gestanon)

3. Istirahat-baring: tidur berbaring merupakan unsur penting dalam


pengobatan, karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran

darah ke uterus dan berkurangnya rangsangan mekanik. Istirahat

baring tidak perlu melebihi 48 jam kalau ovum masih baik,

perdarahan pada waktu itu akan berhenti. Kalau perdarahan tidak

berhenti dalm 48 jam maka kemungkinan besar terjadinya abortus

dan istirahat rebah hanya menunda abortus tersebut. Jangan

melakukan aktivitas fisik berlebihan/berhubungan seksual.

4. Jika perdarahan berhenti, lakukan asuhan antenatal seperti biasa,

lakukan penilaian jika perdarahan terjadi lagi. Sementara jika

perdarahan terus berlangsung, nilai kondisi janin (uji kehamilan).

Menurut Padila (2015) tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi

pada klien abortus imminens yaitu

a. Istirahat tirah baring

b. Menganjurkan ibu hamil untuk tidak berhubungan seks dahulu

selama 2 minggu

c. Bersihkan vulva minimal 2 kali sehari dengan cairan antiseptic

untuk mencegah infeksi

d. Pemberian terapi preabor, asam mefenamat dan asam folat, advis

dokter yaitu dengan pemberian progestron.

1.2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Abortus Imminents

1.2.1. Pengkajian

a. Anamnesa:

Usia kehamilan ibu (kurang dari 20 minggu) , adanya kram perut


atau mules daerah atas simpisis, nyeri pinggang akibat kontraksi

uterus, perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya

jaringan hasil konsepsi, lama kehamilan, kapan terjadi perdarahan,

berapa lama, banyaknya, dan aktivitas yang mempengaruhi,

karakteristik darah: merah terang, kecokelatan, adanya gumpalan

darah, dan lender, sifat dan lokasi ketidaknyamanan seperti kejang,

nyeri tumpul atau tajam, mulas, serta pusing, gejala – gejala

hipovolemia seperti sinkop.

b. Keluhan utama:

Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan

pervaginam berulang, rasa nyeri atau kram pada perut. pasien juga

mungkin mengeluhkan terasa ada tekanan pada punggung, merasa

lelah dan lemas.

c. Riwayat kesehatan , yang terdiri atas:

1. Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien

pergi ke Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti

perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus

lebih besar dari usia kehamilan.

2. Riwayat kesehatan masa lalu. Kaji riwayat pembedahan dan

riwayat penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya: DM,

jantung, hipertensi, masalah ginekologi/urinary, penyakit

endokrin, dan penyakit-penyakit lainnya.

3. Riwayat kesehatan keluarga Yang dapat dikaji melalui

genogram dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi


mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat

dalam keluarga.

d. Riwayat Obstetri

1. Keadaan haid. Yang perlu diketahui pada keadaan haid adalah

tentang Menarche, siklus haid, hari pertama haid terakhir,

jumlah dan warna darah keluar, lamanya haid, nyeri atau tidak,

bau.

2. Perkawinan. Yang perlu ditanyakan berapa kali kawin dan

sudah berapa lama.

3. Riwayat kehamilan

Riwayat kehamilan yang perlu diketahui adalah berapa kali

melakukan ANC (Ante Natal Care) selama kehamilan

4. Riwayat seksual kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis

kontrasepsi yang digunakan serta keluahn yang menyertainya.

5. Riwayat pemakaian obat. Kaji riwayat pemakaian obat-

obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya.

e. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum klien dengan abortus biasanya keadaan

umumnya lemah

2. Tanda – tanda vital.

a. Kepala

Inspeksi: bersih atau tidaknya, ada atau lesi.

Palpasi : ada atau tidaknya nyeri tekan, krepitasi, masa.


b. Wajah

Inspeksi : Tampak pucat, ada atau tidak oedem

c. Mata

Inspeksi : Konjungtiva tampak pucat (karena adanya

perdarahan), sklera ikterik.

d. Hidung

Inspeksi : Simetris atau tidak, ada tidaknya polip.

e. Telinga

Inspeksi : Ada tidaknya peradangan dan lesi.

f. Mulut

Inspeksi : Periksa apakah bibir pucat atau kering,

kelengkapan gigi, ada tidaknya karies gigi.

g. Leher

Inspeksi : Ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid dan

limfe

Palpasi : Ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid dan

limfe.

h. Payudara

Inspeksi : Ukuran payudara, simetris dan penampilan kulit,

inspeksi puting teradap ukuran, bentuk, ada tidaknya ulkus

dan kemerahan.

Palpasi : Payudara untuk mengetahui konsistensi dan nyeri

tekan.
i. Thorax

Inspeksi : Pergerakan dinding dada, frekuensi, irama,

kedalaman dan penggunaan otot bantu pernapasan, ada

tidaknya retaksi dinding dada.

Palpasi : Ada tidaknya nyeri tekan dan krepitasi vocal

premitus.

Perkusi : Kenormalan organ thorax.

Auskultasi :Ada tidaknya suara nafas tambahan.

j. Abdomen

Inspeksi : Pembesaran perut sesuai usia kehamilan,

perdarahan pervaginam, terlihat jaringan parut pada perut,

ada tidaknya jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk

dari vulva.

Auskultasi : Bising usus normal.

Palpasi : TFU 2 jari diatas simpisis pubis, terdapat

kontraksi uterus, tonus baik, lembek dan tidak terdapat

nyeri tekan.

Perkusi : Suara normal timfani, untuk mengetahui suara

normalnya bila masih ada sisa hasil konsepsi yang belum

dkeluarkan maka suara akan berubah menjadi lebih pekak.

k. Genetalia

Inspeksi : Kebersihan, perdarahan pervaginam, terdapat

bekuan darah, serviks tampak mendatar dan dilatasi


l. Ekstremitas atas

Inspeksi : Ada tidaknya infus yang terpasang. Palpasi CRT

(Capilary Refile Time)

Ekstremitas bawah

Inspeksi : Ada tidaknya deformitas.

Palpasi : Akral (perdarahan biasanya disertai dnegan akral

dingin
1.2.2. SDKI, SLKI, SIKI

No SDKI SLKI SIKI


1. Nyeri Melahirkan Dengan diberikan asuhan Managemen Nyeri (I.08238)
(D.0079) keperawatan 1x24 jam diharapkan Observasi :
tingkat nyeri (L.08066) menurun, 1. Identifikasi lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi,
dengan kriteria hasil : kualitas, intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
2. Meringis menurun 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
3. Gelisah menurun memperingan nyeri
4. Perineum terasa tertekan 4. Monitor efek samping penggunaan analgesik
menurun Terapeutik :
5. Uterus teraba membulat 1. Berikan teknik no farmakologi untuk mengurangi
menurun rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi
6. Ketegangan otot menurun musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
7. Muntah menurun imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
8. Mual menurun bermain)
9. Frekuensi nadi membaik 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
10.Pola napas membaik (mis. Suhu, pencahayaan, ruangan, kebisingan)
11.Tekanan darah membaik 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
5. Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi
nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu
2. Nyeri Akut Dengan diberikan asuhan Managemen Nyeri (I.08238)
(D.0077) keperawatan 3x24 jam diharapkan Observasi :
tingkat nyeri (L.08066) menurun, 1. Identifikasi lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi,
dengan kriteria hasil : kualitas, intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
2. Meringis menurun 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
3. Gelisah menurun memperingan nyeri
4. Perineum terasa tertekan 4. Monitor efek samping penggunaan analgesik
menurun Terapeutik :
5. Uterus teraba membulat 1. Berikan teknik no farmakologi untuk mengurangi
menurun rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi
6. Ketegangan otot menurun musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
7. Muntah menurun imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
8. Mual menurun bermain)
9. Frekuensi nadi membaik 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
10.Pola napas membaik (mis. Suhu, pencahayaan, ruangan, kebisingan)
11.Tekanan darah membaik 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
5. Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi
nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu
3. Hipovolemia Dengan diberikan asuhan Managemen Hipovolemia (I.03116)
(D.0023) keperawatan 3x24 jam diharapkan Observasi :
tingkat perdarahan (L.02017) 1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis.
menurun, dengan kriteria hasil : Frekuensi nadi, nadi teraba lemah, tekanan darah
1. Kelembapan membran mukosa menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit
meningkat menurun, membran mukosa kering, volume urin
2. Kelembapan kulit meningkat menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah).
3. Distensi abdomen menurun 2. Monitor intake dan output.
4. Perdarahan vagina menurun Terapeutik :
5. Hemoglobin membaik 1. Hitung kebutuhan cairan
6. Hematokrit membaik 2. Berikan posisi modifiet trendelenburg.
7. Tekanan darah membaik 3. Berikan asupan cairan.
8. Denyut nadi apikal membaik Edukasi :
9. Suhu tubuh membaik 1. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral.
2. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak.
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis.NaCl,
RL).
2. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis.
Glukosa 2,5%, NaCl 0,4%).
3. Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. Albumin,
plasmanate).
4. Kolaborasi pemberian produk darah.
4. Ansietas Dengan diberikan asuhan Reduksi Ansietas (I.09314)
(D.0080) keperawatan 3x24 jam diharapkan Observasi :
tingkat ansietas (L.09093) 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
menurun, dengan kriteria hasil : (mis.kondisi, waktu, stressor)
1. Verbalisasi khawatir akibat 2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
kondisi yang dihadapi menurun 3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non-
2. Perilaku gelisa menurun verbal)
3. Perilaku tegang menurun Terapeutik :
4. Frekuensi pernafasan menurun 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
5. Frekuensi nadi menurun kepercayaan
6. Tekanan darah menurun 2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
7. Pucat menurun memungkin
3. Pahami situasi yang membuat ansietas
4. Dengarkan dengan penuh perhatian
5. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
6. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
Edukasi :
1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami
2. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika
perlu
4. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
5. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
5. Berduka Dengan diberikan asuhan Dukungan Proses Berduka : Kematian Perinatal
(D.0081) keperawatan 3x24 jam diharapkan (I.09275)
tingkat berduka (L.09094), dengan Observasi :
kriteria hasil : 1. Identifikasi reaksi awal terhadap kematian bayi
1. Verbalisasi menerima Terapeutik :
kehilangan meningkat 1. Lakukan kebiasaan kelahiran anak sesuai agama dan
2. Verbalisasi perasaan berguna budaya (mis. mengadzankan)
meningkat 2. Berikan peralatan bayi termasuk catatan kelahiran
3. Verbalisasi perasaan sedih bayi (mis. stempel kaki dan tangan, foto,
menurun perlengkapan bayi)
4. Menangis menurun 3. Libatkan orang tua dalam penyelenggaraan jenazah
bayi
4. Pindahkan bayi ke kamar jenazah
5. Persiapkan jenazah untuk dibawa oleh keluarga ke
rumah duka
6. Diskusikan karakteristik berduka normal dan
abnormal, termasuk presipitasi perasaan
Edukasi :
1. Informasikan bentuk bayi berdasarkan usia gestasi
dan lamanya kematian
2. Informasikan kelompok pendukung yang ada, jika
perlu
3. Anjurkan orang tua menggendong bayinya saat akan
meninggal, jika perlu
4. Anjurkan keluarga melihat, menggendong dan
bersama bayi selama yang diinginkan
Kolaborasi :
1. Rujuk kepada tokoh agama (mis. ustadz, pendeta),
pelayanan sosial dan konselor, jika perlu
1.3. Implementasi Keperawatan

Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan

keperawatan. Pada situasi nyata implementasi seringkali jauh berbeda

dengan rencana (Direja, 2011).

1.4. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan

keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon

klien terhadap tindakan yang telah dilakukan. Evaluasi dapat dilakukan

menggunakan pendekatan S.O.A.P yaitu subjektif, objektif, analisis,

perencanaan pada klien dan perencanaan pada perawat.


DAFTAR PUSTAKA

Abortus Spontan. HIGEIA (Journal Of Public Health Research And


Development) Vol. 1 No. 3.

Asrinah, Sinta Siswoyo Putri, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan: Masa


Kehamilan.
D Darmawati.2011. Mengenali Abortus Dan Factor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Abortus. Idea Nursing Journal Vol. II No. 1.
D. Nita Norma & Mustika Dewi S. 2013. Asuhan Kebidanan: Patologi Teori Dan
Tinjauan Kasus. Yogyakarta: Nuha Medika.
Devi Anakardian Kris Buana. 2017. Anatomi Fisiologi Dan Biokimia
Keperawatan.
Dharma A.A Gde Kiki Sanjaya. 2015.Laporan Kasus Abortus Iminens Juni 2015
Faktor Resiko, Pathogenesis, Dan Penatalaksanaan. Intisari Sains Medis,
Vol. 3 No. 1 Hal 44-50.
H. K. Joseph & M. Nugroho S. 2010. Ginekologi Dan Obsetri (Obsgyn).
Yogyakarta: Nuha Medika.
Hutapea Martha. 2017. Factor Yang Mempengaruhi Kejadian Abortus Di Rumah
Sakit Bangkatan PTPN II Binjai Tahun 2016. Jurnal Ilmu Kohesi Vol. 1
No. 1.
Mitayani. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Nurarif Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis Dan NANDA NIC-NOC Jilid I. Jogjakarta:
Mediaction.
Padila. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Purwaningrum Elisa Diyah, Arulita Ika Fibriana. 2017. Factor Resiko Kejadian
Ramauli Suryati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan I: Konsp Dasar Asuhan
Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rukiyah Ai Yeyeh & Lia Yulianti. 2014. Asuhan Kebidanan 4 (Patologi). Jakarta:
TIM.
Sriwahyuni Andi, Hasifah, Dkk. 2013. Karakteristi Kejadian Abortus Inkomplet
Di Ruang Bersali Rsud Pangkep. Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 2 No. 1.
Sucipto Nur Ilhaini. 2013. Abortus Iminen: Upaya Pencegahan, Pemeriksaan,
Dan Penatalaksanaan. Jurnal Cdk-206/Vol. 40 No. 7.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
Tresnawati Frisca. 2013. Asuhan Kebidanan Jilid 2. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya.
W Sry, Ngadiyono, Sri Sumarni. 2017. Factor Resiko Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Abortus Di Rsud Ungaran Jawa Tengah. Jurnal Kebidanan Vol.
6 No. 13.
Walyani Elisabeth Siwi. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta:
Pustakabarupress. Yogyakarta: Graha Ilmu.
ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1. DS : Klien mengatakan nyeri Dilatasi servik Nyeri melahirkan
dibagian abdomen sampai (abortus) (D.0079)
punggung belakang, terasa
mulas seperti ingin
melahirkan
DO :
1. Nyeri pada bagian
abdomen sampai punggung
belakang
2. Skala nyeri 6
3. Wajah meringis
4. Klien merintih kesakitan
5. Klien tampak lemah
6. Dilatasi servik ±1cm
7. Perdarahan ±200 cc
8. TTV :
TD : 90/70 mmHg
N : 78x/menit
RR : 18x/menit
S : 36,2̊C
2. DS : Klien mengatakan takut Kekhawatiran Ansietas (D.0080)
dengan tindakan curetase mengalami
DO : kegagalan
1. Verbalisasi khawatir akibat
tindakan curetase
2. Klien gelisa
3. Klien tegang
4. Pucat
5. Susah tidur
6. TTV :
TD : 90/70 mmHg
N : 78x/menit
RR : 18x/menit
S : 36,2̊C
3. DS : Klien mengatakan sangat Kehilangan : Berduka (D.0081)
sedih dan menyalahkan kematian bayi
dirinya karena tidak bisa
menjaga bayinya sampai
harus kehilangan anak
pertamanya
DO :
1. Klien terlihat menangis
2. Klien terlihat melamun
3. Klien terlihat menyalahkan
dirinya
4. Klien tidak nafsu makan
5. Klien tidak bisa tidur
6. Klien tidak mau dijenguk
orang lain
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. F No Rekam Medis : 11445 Diagnosa Medis : Abortus Imminents

No SDKI SLKI SIKI


1. Nyeri Melahirkan Dengan diberikan asuhan keperawatan Managemen Nyeri (I.08238)
(D.0079) 3x24 jam diharapkan tingkat nyeri Observasi :
(L.08066) menurun, dengan kriteria 1. Identifikasi lokasi,karakteristik, durasi,
hasil : frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
2. Meringis menurun 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
3. Gelisah menurun memperingan nyeri
4. Perineum terasa tertekan menurun 4. Monitor efek samping penggunaan
5. Uterus teraba membulat menurun analgesik
6. Ketegangan otot menurun Terapeutik :
7. Muntah menurun 1. Berikan teknik non farmakologi untuk
8. Mual menurun mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
9. Frekuensi nadi membaik hipnosis, akupresur, terapi musik,
10.Pola napas membaik biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
11.Tekanan darah membaik teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu, pencahayaan,
ruangan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgesik secara
tepat
5. Ajarkan teknik non-farmakologi untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgesik, jika
perlu
2. Ansietas (D.0080) Dengan diberikan asuhan keperawatan Reduksi Ansietas (I.09314)
3x24 jam diharapkan tingkat ansietas Observasi :
(L.09093) menurun, dengan kriteria 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
hasil : (mis.kondisi, waktu, stressor)
7. Verbalisasi khawatir akibat kondisi 2. Identifikasi kemampuan mengambil
yang dihadapi menurun keputusan
8. Perilaku gelisa menurun 3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
9. Perilaku tegang menurun non-verbal)
10. Frekuensi pernafasan menurun Terapeutik :
11. Frekuensi nadi menurun 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk
12. Tekanan darah menurun menumbuhkan kepercayaan
13. Pucat menurun 2. Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan, jika memungkin
3. Pahami situasi yang membuat ansietas
4. Dengarkan dengan penuh perhatian
5. Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
6. Motivasi mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
Edukasi :
1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
mungkin dialami
2. Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
4. Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
5. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat antiansietas,
jika perlu
3. Berduka (D.0081) Dengan diberikan asuhan keperawatan Dukungan Proses Berduka : Kematian
3x24 jam diharapkan tingkat berduka Perinatal (I.09275)
(L.09094), dengan kriteria hasil : Observasi :
1. Verbalisasi menerima kehilangan 1. Identifikasi reaksi awal terhadap kematian
meningkat bayi
2. Verbalisasi perasaan berguna Terapeutik :
meningkat 1. Lakukan kebiasaan kelahiran anak sesuai
3. Verbalisasi perasaan sedih agama dan budaya (mis. mengadzankan)
menurun 2. Libatkan orang tua dalam
4. Menangis menurun penyelenggaraan jenazah bayi
3. Persiapkan jenazah untuk dibawa oleh
keluarga ke rumah duka
4. Diskusikan karakteristik berduka normal
dan abnormal, termasuk presipitasi
perasaan
Edukasi :
1. Informasikan bentuk bayi berdasarkan
usia gestasi dan lamanya kematian
2. Informasikan kelompok pendukung yang
ada, jika perlu
3. Anjurkan orang tua menggendong
bayinya saat akan meninggal, jika perlu
4. Anjurkan keluarga melihat,
menggendong dan bersama bayi selama
yang diinginkan
Kolaborasi :
1. Rujuk kepada tokoh agama (mis. ustadz,
pendeta), pelayanan sosial dan konselor,
jika perlu
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama : Ny.F No Rekam Medis : 11445 Hari Rawat Ke : 1

No Hari/Tanggal SDKI SIKI Evaluasi Keperawatan


1. Senin, 29 Maret Nyeri Melahirkan Managemen Nyeri (I.08238) S : Klien mengatakan nyeri dibagian
2021 (D.0079) Observasi : abdomen sampai punggung belakang,
1. Mengidentifikasi terasa mulas seperti ingin melahirkan
lokasi,karakteristik, durasi, DO :
frekuensi, kualitas, intensitas 1. Nyeri pada bagian abdomen sampai
nyeri punggung belakang
2. Mengidentifikasi skala nyeri 2. Skala nyeri 9
3. Mengidentifikasi faktor yang 3. Wajah meringis
memperberat dan memperingan 4. Klien merintih kesakitan
nyeri 5. Klien tampah lemah
4. Memonitor efek samping 6. Otot klien tegang
penggunaan analgesik 7. Perineum menonjol
Terapeutik : 8. Dilatasi servik
1. Memberikan teknik non- 9. Perdarahan ±200 cc
farmakologi untuk mengurangi 10. TTV :
rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, TD : 100/70 mmHg
akupresur, terapi musik, N : 85x/menit
biofeedback, terapi pijat, RR : 18x/menit
aromaterapi, teknik imajinasi S :36,2̊C
terbimbing, kompres A : Masalah nyeri melahirkan belum teratasi
hangat/dingin, terapi bermain) P : Intervensi dilanjutkan
2. Mengontrol lingkungan yang Managemen Nyeri (I.08238)
memperberat rasa nyeri (mis. Observasi :
Suhu, pencahayaan, ruangan, 1. Mengidentifikasi lokasi,karakteristik,
kebisingan) durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
3. Memfasilitasi istirahat dan tidur 2. Mengidentifikasi skala nyeri
Edukasi : 3. Mengidentifikasi faktor yang
1. Menjelaskan penyebab, periode, memperberat dan memperingan nyeri
dan pemicu nyeri 4. Memonitor efek samping penggunaan
2. Menjelaskan strategi meredakan analgesik
nyeri Terapeutik :
3. Menganjurkan memonitor nyeri 1. Memberikan teknik non- farmakologi
secara mandiri untuk mengurangi rasa nyeri (terapi nafas
4. Menganjurkan menggunakan dalam)
analgesik secara tepat 2. Mengontrol lingkungan yang
5. Mengajarkan teknik non- memperberat rasa nyeri (mis. Suhu,
farmakologi untuk mengurangi pencahayaan, ruangan, kebisingan)
nyeri 3. Memfasilitasi istirahat dan tidur
Kolaborasi : Edukasi :
1. Mengkolaborasi pemberian 1. Menjelaskan penyebab, periode, dan
analgesik, jika perlu pemicu nyeri
2. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
3. Menganjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
4. Menganjurkan menggunakan analgesik
secara tepat
5. Mengajarkan teknik non-farmakologi
untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi :
1. Mengkolaborasi pemberian analgesik, jika
perlu
2. Mengkolaborasi pemeriksaan USG dan
Laboratorium
2. Senin, 29 Maret Ansietas (D.0080) Reduksi Ansietas (I.09314) S : Klien mengatakan takut dengan tindakan
2021 Observasi : curetase
1. Identifikasi saat tingkat ansietas O:
berubah (mis.kondisi, waktu, 1. Verbalisasi khawatir akibat tindakan
stressor) curetase
2. Identifikasi kemampuan 2. Klien gelisa
mengambil keputusan 3. Klien tegang
3. Monitor tanda-tanda ansietas 4. Pucat
(verbal dan non-verbal) 5. Susah tidur
Terapeutik : 6. TTV :
1. Ciptakan suasana terapeutik TD : 90/70 mmHg
untuk menumbuhkan N : 78x/menit
kepercayaan RR : 18x/menit
2. Temani pasien untuk S : 36,2̊C
mengurangi kecemasan, jika A : Masalah ansietas belum teratasi
memungkin P : Intervensi dilanjutkan
3. Pahami situasi yang membuat Reduksi Ansietas (I.09314)
ansietas Observasi :
4. Dengarkan dengan penuh 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
perhatian (mis.kondisi, waktu, stressor)
5. Gunakan pendekatan yang 2. Identifikasi kemampuan mengambil
tenang dan meyakinkan keputusan
6. Motivasi mengidentifikasi 3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
situasi yang memicu kecemasan non-verbal)
Edukasi : Terapeutik :
1. Jelaskan prosedur, termasuk 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk
sensasi yang mungkin dialami menumbuhkan kepercayaan
2. Informasikan secara faktual 2. Temani pasien untuk mengurangi
mengenai diagnosis, kecemasan, jika memungkin
pengobatan, dan prognosis 3. Pahami situasi yang membuat ansietas
3. Anjurkan keluarga untuk tetap 4. Dengarkan dengan penuh perhatian
bersama pasien, jika perlu 5. Gunakan pendekatan yang tenang dan
4. Latih kegiatan pengalihan untuk meyakinkan
mengurangi ketegangan 6. Motivasi mengidentifikasi situasi yang
5. Latih teknik relaksasi memicu kecemasan
Kolaborasi : Edukasi :
1. Kolaborasi pemberian obat 1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
antiansietas, jika perlu yang mungkin dialami
2. Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
4. Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
5. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat antiansietas,
jika perlu
3. Senin, 29 Maret Berduka (D.0081) Dukungan Proses Berduka : S : Klien mengatakan sangat sedih dan
2021 Kematian Perinatal (I.09275) menyalahkan dirinya karena tidak bisa
Observasi : menjaga bayinya sampai harus
1. Mengidentifikasi reaksi awal kehilangan anak pertamanya
terhadap kematian bayi O:
Terapeutik : 1. Klien terlihat menangis
1. Melakukan kebiasaan kelahiran 2. Klien terlihat melamun
anak sesuai agama dan budaya 3. Klien terlihat menyalahkan dirinya
(mis. mengadzankan) 4. Klien tidak nafsu makan
2. Memberikan peralatan bayi 5. Klien tidak bisa tidur
termasuk catatan kelahiran bayi 6. Klien tidak mau dijenguk orang lain
(mis. stempel kaki dan tangan, A : Masalah berduka belum teratasi
foto, perlengkapan bayi) P : Intervensi dilanjutkan
3. Melibatkan orang tua dalam Dukungan Proses Berduka : Kematian
penyelenggaraan jenazah bayi Perinatal (I.09275)
4. Memindahkan bayi ke kamar Observasi :
jenazah 1. Mengidentifikasi reaksi awal terhadap
5. Mempersiapkan jenazah untuk kematian bayi
dibawa oleh keluarga ke rumah Terapeutik :
duka 1. Melakukan kebiasaan kelahiran anak
6. Mendiskusikan karakteristik sesuai agama dan budaya (mis.
berduka normal dan abnormal, mengadzankan)
termasuk presipitasi perasaan 2. Melibatkan orang tua dalam
Edukasi : penyelenggaraan jenazah bayi
1. Menginformasikan bentuk bayi 3. Memindahkan bayi ke kamar jenazah
berdasarkan usia gestasi dan 4. Mempersiapkan jenazah untuk dibawa
lamanya kematian oleh keluarga ke rumah duka
2. Menginformasikan kelompok 5. Mendiskusikan karakteristik berduka
pendukung yang ada, jika perlu normal dan abnormal, termasuk
3. Menganjurkan orang tua presipitasi perasaan
menggendong bayinya saat akan Edukasi :
meninggal, jika perlu 1. Menginformasikan bentuk bayi
4. Menganjurkan keluarga melihat, berdasarkan usia gestasi dan lamanya
menggendong dan bersama bayi kematian
selama yang diinginkan 2. Menganjurkan orang tua menggendong
Kolaborasi : bayinya saat akan meninggal, jika perlu
1. Merujuk kepada tokoh agama 3. Menganjurkan keluarga melihat,
(mis. ustadz, pendeta), menggendong dan bersama bayi selama
pelayanan sosial dan konselor, yang diinginkan
jika perlu
Kolaborasi :
1. Merujuk kepada tokoh agama (mis.
ustadz, pendeta), pelayanan sosial dan
konselor, jika perlu
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama : Ny.F No Rekam Medis : 11445 Hari Rawat Ke : 2

No Hari/Tanggal SDKI SIKI Evaluasi Keperawatan


1. Selasa, 30 Maret Nyeri Melahirkan Managemen Nyeri (I.08238) S : Klien mengatakan nyeri dibagian
2021 (D.0079) Observasi : abdomen sampai punggung belakang
1. Mengidentifikasi berkurang
lokasi,karakteristik, durasi, DO :
frekuensi, kualitas, intensitas 1. Nyeri pada bagian abdomen sampai
nyeri punggung belakang berkurang
2. Mengidentifikasi skala nyeri 2. Skala nyeri 4
3. Mengidentifikasi faktor yang 3. Wajah meringis
memperberat dan memperingan 4. Klien merintih kesakitan
nyeri 5. Klien tampah lemah
4. Memonitor efek samping 6. Perinium menonjol
penggunaan analgesik 7. Dilatasi servik ±1 cm
Terapeutik : 8. Perdarahan ±150 cc
1. Memberikan teknik non- 9. TTV :
farmakologi untuk mengurangi TD : 100/70 mmHg
rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, N : 78x/menit
akupresur, terapi musik, RR : 17x/menit
biofeedback, terapi pijat, S :36,2̊C
aromaterapi, teknik imajinasi A : Masalah nyeri melahirkan teratasi
terbimbing, kompres sebagian
hangat/dingin, terapi bermain) P : Intervensi dilanjutkan
2. Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu, pencahayaan, ruangan, Managemen Nyeri (I.08238)
kebisingan) Observasi :
3. Memfasilitasi istirahat dan tidur 1. Mengidentifikasi lokasi,karakteristik,
Edukasi : durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
1. Menjelaskan penyebab, periode, 2. Mengidentifikasi skala nyeri
dan pemicu nyeri 3. Memonitor efek samping penggunaan
2. Menjelaskan strategi meredakan analgesik
nyeri Terapeutik :
3. Menganjurkan memonitor nyeri 1. Memberikan teknik non- farmakologi
secara mandiri untuk mengurangi rasa nyeri (terapi nafas
4. Menganjurkan menggunakan dalam)
analgesik secara tepat 2. Memfasilitasi istirahat dan tidur
5. Mengajarkan teknik non- Edukasi :
farmakologi untuk mengurangi 1. Menjelaskan penyebab, periode, dan
nyeri pemicu nyeri
Kolaborasi : 2. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
1. Mengolaborasi pemberian 3. Menganjurkan memonitor nyeri secara
analgesik, jika perlu mandiri
4. Menganjurkan menggunakan analgesik
secara tepat
5. Mengajarkan teknik non-farmakologi
untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi :
1. Mengkolaborasi pemberian analgesik, jika
perlu
2. Mengkolaborasi pemeriksaan USG dan
Laboratorium
2. Selasa, 30 Maret Ansietas (D.0080) Reduksi Ansietas (I.09314) S : Klien mengatakan sudah tidak takut
2021 Observasi : dengan tindakan curetase
1. Identifikasi saat tingkat ansietas
berubah (mis.kondisi, waktu, O:
stressor) 1. Verbalisasi khawatir akibat tindakan
2. Identifikasi kemampuan curetase berkurang
mengambil keputusan 2. Klien tidak gelisa
3. Monitor tanda-tanda ansietas 3. Klien tidak tegang
(verbal dan non-verbal) 4. Klien tidak pucat
Terapeutik : 5. Klien bisa tidur
1. Ciptakan suasana terapeutik 6. TTV :
untuk menumbuhkan TD : 100/70 mmHg
kepercayaan N : 78x/menit
2. Temani pasien untuk RR : 17x/menit
mengurangi kecemasan, jika S : 36,2̊C
memungkin A : Masalah ansietas teratasi
3. Pahami situasi yang membuat P : Intervensi dihentikan
ansietas
4. Dengarkan dengan penuh
perhatian
5. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
6. Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu kecemasan
Edukasi :
1. Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami
2. Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
4. Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
5. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
3. Selasa, 30 Maret Berduka (D.0081) Dukungan Proses Berduka : S : Klien mengatakan berusaha
2021 Kematian Perinatal (I.09275) mengikhlaskan bayinya dan mau
Observasi : bangkit lagi dari keterpurrukan
1. Mengidentifikasi reaksi awal O:
terhadap kematian bayi 1. Klien tampak sudah tidak menangis lagi
Terapeutik : 2. Klien terlihat lebih ceria dan bisa
1. Melakukan kebiasaan kelahiran mengikhlaskan bayinya
anak sesuai agama dan budaya 3. Klien tampak tenang
(mis. mengadzankan) 4. Klien dapat tidur nyenyak
2. Memberikan peralatan bayi 5. Klien tampak mempunyai harapan untuk
termasuk catatan kelahiran bayi hamil lagi
(mis. stempel kaki dan tangan, A : Masalah berduka teratasi
foto, perlengkapan bayi) P : Intervensi dihentikan
3. Melibatkan orang tua dalam
penyelenggaraan jenazah bayi
4. Memindahkan bayi ke kamar
jenazah
5. Mempersiapkan jenazah untuk
dibawa oleh keluarga ke rumah
duka
6. Mendiskusikan karakteristik
berduka normal dan abnormal,
termasuk presipitasi perasaan
Edukasi :
1. Menginformasikan bentuk bayi
berdasarkan usia gestasi dan
lamanya kematian
2. Menginformasikan kelompok
pendukung yang ada, jika perlu
3. Menganjurkan orang tua
menggendong bayinya saat akan
meninggal, jika perlu
4. Menganjurkan keluarga melihat,
menggendong dan bersama bayi
selama yang diinginkan
Kolaborasi :
1. Merujuk kepada tokoh agama
(mis. ustadz, pendeta), pelayanan
sosial dan konselor, jika perlu
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama : Ny.F No Rekam Medis : 11445 Hari Rawat Ke : 3

No Hari/Tanggal SDKI SIKI Evaluasi Keperawatan


1. Rabu, 31 Maret Nyeri Melahirkan Managemen Nyeri (I.08238) S : Klien mengatakan nyeri dibagian
2021 (D.0079) Observasi : abdomen sampai punggung belakang
1. Mengidentifikasi berkurang
lokasi,karakteristik, durasi, DO :
frekuensi, kualitas, intensitas 1. Nyeri pada bagian abdomen sampai
nyeri punggung belakang berkurang
2. Mengidentifikasi skala nyeri 2. Skala nyeri 5
3. Mengidentifikasi faktor yang 3. Klien tidak merintih kesakitan
memperberat dan memperingan 4. Klien tidak tampak lemah
nyeri 5. Otot klien sudah tidak tegang
4. Memonitor efek samping 6. Dilatasi servik
penggunaan analgesik 7. Perdarahan ±100 cc
Terapeutik : 8. TTV :
1. Memberikan teknik non- TD : 100/80 mmHg
farmakologi untuk mengurangi N : 90x/menit
rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, RR : 18x/menit
akupresur, terapi musik, S :36,5̊C
biofeedback, terapi pijat, A : Masalah nyeri melahirkan teratasi
aromaterapi, teknik imajinasi sebagian
terbimbing, kompres P : Intervensi dilanjutkan
hangat/dingin, terapi bermain) Managemen Nyeri (I.08238)
2. Mengontrol lingkungan yang Observasi :
memperberat rasa nyeri (mis. 1. Mengidentifikasi lokasi,karakteristik,
Suhu, pencahayaan, ruangan, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
kebisingan) 2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. Memfasilitasi istirahat dan tidur 3. Mengidentifikasi faktor yang
Edukasi : memperberat dan memperingan nyeri
1. Menjelaskan penyebab, periode, 4. Memonitor efek samping penggunaan
dan pemicu nyeri analgesik
2. Menjelaskan strategi meredakan Terapeutik :
nyeri 1. Memberikan teknik non- farmakologi
3. Menganjurkan memonitor nyeri untuk mengurangi rasa nyeri (terapi nafas
secara mandiri dalam)
4. Menganjurkan menggunakan 2. Memfasilitasi istirahat dan tidur
analgesik secara tepat Edukasi :
5. Mengajarkan teknik non- 1. Menjelaskan penyebab, periode, dan
farmakologi untuk mengurangi pemicu nyeri
nyeri 2. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi : 3. Menganjurkan memonitor nyeri secara
1. Mengolaborasi pemberian mandiri
analgesik, jika perlu 4. Menganjurkan menggunakan analgesik
secara tepat
5. Mengajarkan teknik non-farmakologi
untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi :
1. Mengkolaborasi pemberian analgesik, jika
perlu
2. Mengkolaborasi pemeriksaan USG dan
Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai