DEPARTEMEN ANAK
OLEH :
ASROFA DWISUKMA KURNIA BHAKTI
NIM. 202006003
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan dan laporan kasus departemen keperawatan dasar profesi
ini dibuat untuk memenuhi tugas praktik Profesi Ners di RSUD Karya Husada
NIM : 202006003
Mengetahui,
Pembimbing Mahasiswa
Ns. E. Arik Susmiatin, M.Kep. Sp. Kep. J Asrofa Dwisukma Kurnia Bhakti
NIDN. 07-2405-7601 NIM. 202006003
LEMBAR PERSETUJUAN
MAKALAH
DEPARTEMEN ANAK
OLEH :
Telah Diuji :
Hari : Rabu
Tanggal : 24 Maret 2021
dan dinyatakan lulus oleh :
Mengetahui,
Pembimbing Mahasiswa
Ns. E. Arik Susmiatin, M.Kep. Sp. Kep. J Asrofa Dwisukma Kurnia Bhakti
NIDN. 07-2405-7601 NIM. 202006003
BAB 1
TINJAUAN TEORI
yang sering terjadi pada masa kanak-kanak dan merupakan penyakit yang
menyebabkan dapat ditegakan pada sebagian besar kasus. dapat terjadi pada
setiap tingkatan usia tetapi terutama menyerang anak-anak pada awal usia
sekolah dengan awitan paling sering terjadi pada usia 6-7 tahun. Penyakit
ini jarang dijumpai pada anak-anak ,usia dibawah 2 tahun ( Donna L wong,
2009 ).
dengan mekanisme yang masih belum jelas. Pada anak kebanyakan kasus
disertai hipertensi, edemam gejala- gejala dari kongesti vaskuler atau gagal
ginjal akut, sebagai akibat dari suatu proses peradangan yang ditimbulkan
disebabkan oleh infeksi, yang sering terjadi pada anak-anak, seperti infeki
sporadik, paling sering pada anak usia sekolah yang lebih muda, antara 5–8
menyerang anak usia 6–8 tahun (40,6%) (Alatas et al, 2012). WHO
Sri Manakula Vinayagar Medical College and Hospital India pada periode
pasien berkisar antara 2,6–13 tahun, 27 anak (52%) pada kelompok usia 5-
universitas di Indonesia pada tahun 1997-2002, lebih dari 80% dari 509
puluh lima pasien ini terdiri dari 26 laki–laki dan 19 perempuan yang
berumur antara 4-14 tahun, dan yang paling sering adalah 6–11 tahun.
Desember 2016 ).
Penyakit ini sering di temukan pada anak berumur antara 3-7 tahun dan
bagian atas dan kulit oleh kuman Streptococcus beta hemolyticus golongan
A,tipe 12,4,16,25 dan 49. Hubungan antara GNA dan infeksi streptococcus
ini di kemukakan pertama kali oleh Lohlein pada tahun 1907 dengan alasan
bahwa:
Antara infeksi bakteri dan timbulnya GNA terdapat masa laten selama lebih
kurang 10 hari. Dari pada tipe tersebut di atas tipe12 dan 25 lebih bersifat
nefritogen dari pada yang lain. Mengapa tipe yang satu lebih bersifat
nefritogen dari pada yang lain tidaklah di ketahui.
Mungkin faktor iklim, keadaan gizi, keadaan umum dan faktor alergi
ukuran, jumlah, lokasi (lokal atau difus), durasi panjang dan tipe kompleks
yang sudah diaktifkan akan menarik sel–sel neutrofil serta monosit yang
permeabilitas glomerulus. Molekul protein dan sel darah merah kini dapat
(erescent) dan penurunan aliran darah renal serta laju filtrasi glomelurus.
tersebut. Struktur ini tersusun atas fibrin dan sel – sel endotel, mesangial,
serta fagositik yang menekan kapiler glomerulus, mengurangi aliran darah,
Laju filtrasi glomerulus menurun dan gagal ginjal terjadi dalam waktu
beberapa minggu atau beberapa bulan. Nefropati IgA atau penyakit berger
biasanya bersifat idiopatik. Kadar IgA plasma meninggi dan IgA serta sel–
membran glomerulus.
merah dan protein dapat melewati filtrasi membran tersebut ketika laju
glomerulus) atau pelepasan renin yang tidak tepat. Pasien mengalami edema
d. Edema.
Edema yang biasanya dimulai pada kelopak mata dan bisa ke seluruh
e. Hipertensi.
Bila terdapat kerusakan jaringan ginjal, maka tekanan darah akan tetap
jam.
i. Mual muntah.
dan biasanya hal ini disertai dengan perasaan letih dan lemah.
k. Demam.
l. Sesak napas.
b. Tes darah : Bun (bloot urea nitrogen : nitrogen urea darah) dan
kelainan di glomerulus.
sangat kecil.
dibatasi.
2. Pengobatan Farmakologi
(Repetto dkk,1972).
dan oksigen.
1.1.9. Komplikasi Glomerulonefritis
terdapat pada anak, namun bila hal ini terjadi maka dialisis
miokardium.
2.1.1. Pengkajian
1. Identitas pasien
2 – 15 tahun dan lebih sering terjadi pada anak laki – laki dibanding
Desember 2016.
2. Keluhan utama
aktivitas. Edema ini disebabkan oleh retensi natrium dan air akibat
GNA usia 3-12 tahun di India, edema terjadi pada 100% kasus. Hasil
3. Riwayat kesehatan
Hipertensi, dll.
4. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
tekanan darah, nadi, RR, dan suhu pada anak, pada anak
dengan glomerulus nefritis akut biasanya terjadi peningkatan
b. Ukuran antropomerti
1. Kulit
2. Kepala
Pada anak dengan glomelurus nefritis akut biasanya
3. Wajah
nampak edema.
4. Mata
5. Telinga
6. Hidung
pernapasan).
7. Mulut
9. Abdomen
abdomen.
11. Ekstremitas
2. Gangguan Pertukaran Gas Dengan dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam Pemantauan Respirasi (I.01014) Observasi :
(D.0003) diharapkan pertukaran gas meningkat (L.01003), 1. Monitor frekuensi irama, kedalaman, dan upaya napas
dengan kriteria hasil 2. Monitor pola napas (misal: bradipnea, hiperventilasi,
: kusmaul dll)
1. Dyspnea menurun 3. Auskultasi bunyi napas
2. Bunyi napas tambahan menurun 4. Monitor saturasi oksigen
3. Gelisah menurun Terapeutik :
4. Sianosis membaik 1. Atur interval pemantauan respirasi sesuasi kondisi
pasien
5. Pola napas membaik
2. Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi :
1. Jelaskan prosedur dan tujuan pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.
3. Hipervolemia (D.0022) Dengan dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam Managemen Hipervolemia (I.03114)
diharapkan keseimbangan cairan meningkat (L.03020), Observasi :
dengan kriteria hasil : 1. Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis: ortopnea,
1. Asupan cairan meningkat dispnea, edema, JVP/CVP meningkat, indeks
2. Haluaran urine meningkat hepetojugular positif, suara napas tambahan)
3. Kelembaban mukosa meningkat 2. Identifikasi penyebab hipervolemia
4. Asupan makanan meningkat 3. Monitor status hemodinamika (mis. Frekuensi
5. Edema menurun jantung, tekanan darah, MAP, CVP, PAP, PCWP,
6. Dehidrasi menurun CO2, CI), jika perlu
7. Denyut nadi radikal membaik 4. Monitor intake dan output cairan
8. Membran mukosa membaik 5. Monitor tanda hemokonsentrasi (mis. Kadar natrium,
9. Mata cekung membaik BUN, hematokrit, berat jenis urine )
10. Turgor kulit membaik 6. Monitor kecepatan infus secara ketat
11. Berat badan membaik Terapeutik :
1. Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang
sama
2. Batasi asupan cairan dan garam
3. Tinggi kepala tempat tidur 30-40̊
Edukasi :
1. Anjurkan melapor jika haluaran urine <0.5 Ml/kg/jam
dalam 6 jam
2. Anjurkan melapor jika BB bertambah >1 kg dalam
sehari
3. Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan
haluaran cairan
4. Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian deuretik
2. Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat
diuretik
3. Kolaborasi pemberian continuous renal replacement
therapy (CRRT), jika perlu
4. Gangguan Eliminasi Urine Dengan dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam Managemen Eliminasi Urine (I.04152)
(D.0040) diharapkan eliminasi urine membaik (L.04034), dengan Observasi :
kriteria hasil: 1. Identifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia
1. Sensasi berkemih meningkat urine
2. Desakan berkemih (urgensi) menurun 2. Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi
3. Distensi kandung kemih menurun atau/inkontinensia urine
4. Berkemih tidak tuntas menurun 3. Monitor eliminasi urine (mis. frekuensi, konsistensi
5. Urine menetes menurun aroma, volume, dan warna)
6. Nokturia menurun Terapeutik :
7. Mengompol menurun 1. Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
8. Enuresis menurun 2. Batasi asupan cairan, jika perlu
9. Disuria menurun 3. Ambil sampel urine tengah (midstream) atau kultur
10. Frekuensi BAK membaik Edukasi :
11. Karakteristik urine membaik 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
2. Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine
3. Ajarkan mengambil spesimen urine midstream
4. Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang
tepat untuk berkemih
5. Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-oto
panggul/berkemih
6. Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
7. Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat sopositoria uretra, jika
perlu
5. Defisit Nutrisi (D.0019) Dengan dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam Managemen Nutrisi (I. 03119)
diharapkan status nutrisi membaik (L.03030), dengan Observasi :
kriteria hasil : 1. Identifikasi status nutrisi
1. Porsi makanan yang dihabiskan meningkat 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
2. Berat badan meningkat 3. Identifikasi makanan yang disukai
3. Indeks massa tubuh (IMT) membaik 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
5. Monitor asupan makanan
6. Monitor berat badan
7. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik :
1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
2. Fasilitasi menentukan pedoman diet (misal.piramida
makanan)
3. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
4. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Edukasi :
1. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
6. Intoleransi Aktivitas Dengan dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam MANAGEMEN ENERGI (I. 05178)
(D.0056) diharapkan toleransi aktivitas meningkat (L.05947), Observasi :
dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
1. Frekuensi nadi meningkat mengakibatkan kelelahan
2. Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah meningkat 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
3. Keluhan lelah menurun 3. Monitor pola dan jam tidur
4. Dyspnea sebelum dan sesudah aktivitas menurun 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
5. Warna kulit membaik melakukan aktivitas
6. Tekanan darah membaik Terapeutik :
7. Frekuensi napas membaik 1. Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah
stimulus (misal. Cahaya, suara, kunjungan)
2. Lakukan latihan rentang gerak pasif/aktif
3. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara baring
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan makanan
2.1.3. Implementasi Keperawatan
2005).
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati
dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi
kriteria hasil, klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika
sebaliknya, klien akan masuk kembali dalam siklus tersebut mulai dari
Potter & Perry. ( 2005 ). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
dan Praktik. Edisi 4. Volume 2. Jakarta : EGC
Sylvia A. Price and Lorraine M. Wilson, 2005. Patofisiologi : konsep klinis proses
– proses penyakit. Edisi 6. Jakarta : EGC
Tylor M. Cyntia & Ralph Sparks Sheila (2003). Diagnosis Keperawatan Dengan
Rencana Asuhan. Edisi 10. Penerbit Buku Kedokteran. EGC
ANALISA DATA
NAMA : An.F
DX MEDIS : Glomerulonefritis
NO R-M : 13257
Kolaborasi :
1. Mengkolaborasi pemberian IV, jika perlu
2. Mengkolaborasi pemberian transfusi darah,
jika perlu
3. 22 Maret 2021 Intoleransi Aktivitas MANAGEMEN ENERGI (I. 05178) S : Keluarga klien mengatakan An.F ADL nya
(D.0056) Observasi : dibantu keluarga karena tangan dan kakinya
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang edema
mengakibatkan kelelahan O:
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional 1. Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah
3. Monitor pola dan jam tidur mengalami kelemahan karena edema
4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama 2. Kliem tampak lelah
melakukan aktivitas 3. Dyspnea
Terapeutik : 4. TTV :
1. Sediakan lingkungan yang nyaman dan TD : 140/90 mmHg
rendah stimulus (misal. Cahaya, suara, N : 96x?menit
kunjungan) RR : 22x/menit
2. Lakukan latihan rentang gerak pasif/aktif A : Masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
3. Berikan aktivitas distraksi yang P : Intervensi dilanjutkan
menenangkan MANAGEMEN ENERGI (I. 05178)
Edukasi : Observasi :
1. Anjurkan tirah baring 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara baring mengakibatkan kelelahan
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
dan gejala kelelahan tidak berkurang 3. Monitor pola dan jam tidur
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
kelelahan melakukan aktivitas
Kolaborasi : Terapeutik :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara 1. Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah
meningkatkan makanan stimulus (misal. Cahaya, suara, kunjungan)
2. Lakukan latihan rentang gerak pasif/aktif
3. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara baring
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan makanan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
3. 23 Maret 2021 Intoleransi Aktivitas MANAGEMEN ENERGI (I. 05178) S : Keluarga klien mengatakan An.F ADL nya
(D.0056) Observasi : dibantu sebagian keluarga karena tangan dan
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang kakinya edema
mengakibatkan kelelahan O:
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional 1. Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah
3. Monitor pola dan jam tidur mengalami kelemahan karena edema
4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama meningkat
melakukan aktivitas 2. Lelah berkurang
Terapeutik : 3. Dyspnea berkueang3e
1. Sediakan lingkungan yang nyaman dan 4. TTV :
rendah stimulus (misal. Cahaya, suara, TD : 130/90 mmHg
kunjungan) N : 98x/menit
2. Lakukan latihan rentang gerak pasif/aktif RR : 21x/menit
3. Berikan aktivitas distraksi yang A : Masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian
menenangkan P : Intervensi dilanjutkan
Edukasi : MANAGEMEN ENERGI (I. 05178)
1. Anjurkan tirah baring Observasi :
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara baring 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda mengakibatkan kelelahan
dan gejala kelelahan tidak berkurang 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi 3. Monitor pola dan jam tidur
kelelahan 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
Kolaborasi : melakukan aktivitas
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara Terapeutik :
meningkatkan makanan 1. Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah
stimulus (misal. Cahaya, suara, kunjungan)
2. Lakukan latihan rentang gerak pasif/aktif
3. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Edukasi :
5. Anjurkan tirah baring
6. Anjurkan melakukan aktivitas secara baring
7. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak berkurang
8. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan makanan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN