Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata

Kuliah Keperawatan Anak Sakit Kronis

dan Terminal

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6

1. Nella Cindy S. (ST222041) 6. Nova Puspitasari (ST222046)

2. Ngatemi Nurdayani (ST222042) 7. Nunuk Ari H. (ST222047)

3. Nia Setyaningrum (ST222043) 8. Nur Wahyu Y. (ST222048)

4. Nika Hartanti (ST222044) 9. Zoqi Kurniadi (ST222078)

5. Ninda Heriyanti (ST222045)

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA


SURAKARTA
2023

1
A. Pendahuluan

B. Kasus Pemicu

C. Definisi

ITP adalah singkatan dari Idiopathic Thrombocytopenic Purpura.

Idiopathic berarti tidak diketahui penyebabnya. Thrombocytopenic berarti

darah yang tidak cukup memiliki keping darah (trombosit). Purpura berarti

seseorang memiliki luka memar yang banyak (berlebihan). Istilah ITP

juga merupakan singkatan dari Immune Thrombocytopenic Purpura.

Idiopatik thrombocytopenic purpura (ITP) adalah gangguan perdarahan di

mana sistem kekebalan tubuh menghancurkan trombosit asli. Fungsi

utama trombosit berperan dalam proses pembekuan darah, bila terdapat

luka trombosit akan berkumpul ke tempat luka kemudian memicu

pembuluh darah untuk mengkerut atau agar tidak banyak darah yang

keluar. Dalam kondisi ini merupakan autoantibodi dihasilkan terhadap

antigen trombosit. ITP mempengaruhi perempuan lebih sering daripada

pria dan lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa

(Sheema, 2017).

2
D. Etiologi

Menurut Nurarif & Kusuma (2015), penyebab ITP yang pasti

belum diketahui, tetapi dikemukakan berbagai kemungkinan diantaranya

ialah :

a. Trombositopenia (Jumlah trombosit dapat sedikit atau sangat

menurun, bila kurang dari 20.000 bahkan mencapai 0)

b. Infeksi virus (demam berdarah, morbili, varisela, rubela, dll)

c. Bahan kimia

d. Pengaruh fisis (radiasi, panas)

e. Kekurangan faktor pematangan (misalnya malnutrisi)

f. Mekanisme imun yang menghancurkan trombosit

E. Manifestasi Klinik

a. Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP) Akut

Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP) akut lebih sering

dijumpai pada anak, jarang pada umur dewasa, onset penyakit

biasanya mendadak, riwayat infeksi mengawali terjadinya perdarahan

berulang, sering dijumpai eksantem pada anak-anak (rubeola dan

rubella) dan penyakit saluran napas yang disebabkan oleh virus

merupakan 90% dari kasus pediatric trombositopenia imunologik.

Virus yang paling banyak diidentifikasi adalah varicella zoster dan

ebstein barr. Manifestasi perdarahan ITP akut pada anak biasanya

3
ringan, perdarahan intracranial terjadi kurang dari 1% pasien. Pada

ITP dewasa bentuk akut jarang terjadi namun dapat mengalami

perdarahan dan perjalanan penyakit lebih fulminant. ITP akut pada

anak biasanya self limiting, remisi spontan terjadi pada 90%

penderita, 60% sembuh dalam 4-6 minggu dan lebih dari 90% sembuh

dalam 3-6 bulan.

b. Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP) Kronis

Onset ITP kronik biasanya tidak menentu, riwayat perdarahan

sering dari ringan sampai sedang, infeksi dan pembesaran lien jarang

terjadi, dan memiliki perjalanan klinis yang fluktuatif. Episode

perdarahan dapat berlangsung beberapa hari

sampai beberapa minggu, mungkin intermitten atau bahkan terus

menerus. Remisi spontan jarang terjadi dan tampaknya remisi tidak

lengkap.

Manifestasi perdarahan ITP berupa ekimosis, petekie, purpura.

Pada umumnya berat dan frekuensi perdarahan berkorelasi dengan

jumlah trombosit. Secara umum hubungan antara jumlah trombosit

dengan gejala antara lain bila pasien dengan AT > 50.000/mL maka

biasanya asimtomatil, AT 30.000-50.000/mL terdapat luka

memar/hematom, AT 10.000-30.000/mL terdapat perdarahan spontan,

menoragi dan perdarahan memanjang bila ada luka, AT < 10.000/mL

terjadi perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gastrointestinal

dan genitourinaria) dan risiko perdarahan saraf (W.Sudayo, 2010).

4
F. Patofisiologi dan Pathway

ITP merupakan suatu kelainan didapat yang berupa gangguan autoimun

yang mengakibatkan trombositopenia oleh karena adanya penghancuran

trombosit secara dini dalam system retikuloendotel akibat adanya

autoantibodi terhadap trombosit yang biasanya berasal dari

Immunoglubolin G. Sindroma ITP disebabkan oleh auto antibody

trombosit spesifik yang berkaitan dengan trombosit autolog kemudian

dengan cepat dibersihkan dari sirkulasi oleh system fagosit mononuclear

melalui reseptor Fc makrofag (W.Sudayo, 2010).

G. Komplikasi

H. Penatalaksanaan Farmakologis dan non farmakologis

I. Konsep Asuhan Keperawatan /Pengkajian

1. Pengkajian
2. Diagnosis keperawatan
3. Perencanaan keperawatan

J. Asuhan Keperawatan

5
1. Pengkajian keperawatan
2. Hasil Diagnosis Keperawatan

3. Intervensi Keperawatan

4. Implementasi Keperawatan

K. Evaluasi

L. Pembahasan

1. Pengkajian
2. Diagnosis keperawatan.
.
3. Perencanaan Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan

M. Penutup (Kesimpulan)

DAFTAR PUSTAKA

6
Afrizal, A. R., Amala, F. N., Saroh, S. A., Kedokteran, F., Surakarta, U. M.,
Ilmu, B., Anak, K., & Sayidiman, R. (n.d.). PENEGAKAN
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA GLOMERULONEFRITIS
AKUT PASCASTREPTOCOCCUS ( GNAPS ) Diagnosis And
Management Of Acute Glomerulonephritis Post Streptococcus
oleh Perbandingan pasien laki-laki dan imunofluoresen Pasien
juga mengeluhkan sering BAK sejak. 654–662.

Asmadi.2017. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Brunner and Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC


Elfianto, E.,& Novialdi,N.(2018). Diagnosis dan
Penatalaksanaan Laringomalasia. Jurnal Kesehatan Andalas,7,119.
https://doi.org/10.25077/jka.v7i0.839

Lana Yusria, R. S. (2016). Diagnosis Dan Manajemen Glomerulonefritis


Kronik.Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Surakarta, 259–272.
Lana Yusria, R. S. (2020). Diagnosis Dan Manajemen Glomerulonefritis
Kronik. JurnalKedokteran Muhammadiya Surakarta, 259–
272.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/12011/Th
alamus 27.pdf?sequence=1
Made Suadnyani Pasek. (2013). Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus
pada Anak. Sari Pediatri, 5(2), 58–63.
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/5-2-4.pdf
Ngastiyah. 2005. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Edisi I. Jakarta: EGC.

Putri, I. N., Kedokteran, F., & Lampung, U. (2017). Glomerulonefritis Akut


Pasca Streptokokus dengan Krisis Hipertensi pada Anak Acute
Glomerulonephritis Post Streptococcal Infection with Hypertensive
Crisis in Young Children. Repository Unila, 7(April), 57–62.
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.).

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.).

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st ed.).

Rachmadi, D. (2010). Diagnosis dan Penatalaksanaan Glomerulonefritis


Akut.

7
Simposium Nasional II IDAI Cabang Lampung, April, 24–25.

Ramon Adyesa Tobe. (2019). “ASUHAN KEPERAWATAN KOMPREHENSIF


PADA An. J.U DENGAN DIAGNOSA GLOMERULUS NEFRITIS
AKUT DI RUANG MAWAR RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES
KUPANG .”

Sinurat, H. A. (2021). Oleh: Habib Atala Sinurat 170100160.

Suryadi, Rudi Ahmad. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Deepublish, 2018

Toto Suharyanto. (2013). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan


Sistem Perkemihan. 248.

Umboh, V., & Umboh, A. (2018). Gambaran Klinis Glomerulonefritis Akut pada
Anak di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal Biomedik
(Jbm), 10(3), 185. https://doi.org/10.35790/jbm.10.3.2018.21985

LAMPIRAN
Tidak ada

Anda mungkin juga menyukai