Disusun Oleh :
Menyetujui,
Kediri,………………………
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk menerapkan asuhan kebidanan pada ibu dengan komplikasi
dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan secara tepat
dan sesuai dengan kebutuhan ibu hamil itu sendiri.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat mengkaji keadaan ibu dengan komplikasi
2. Mahasiswa dapat memantau keadaan ibu dengan komplikasi
3. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip implementasi asuhan
kebidanan pada ibu dengan komplikasi
4. Mahasiswa dapat mengevaluasi hasil akhir dari asuhan kebidanan
pada ibu dengan komplikasi
1.3 Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Yaitu metode pengumpulan data wawancara langsung responden yang
diteliti, metode ini diberikan hasil secara langsung dalam metode ini
dapat digunakan instrumen berupa pedoman wawancara kemudian daftar
periksa atau cheklist.
b. Observasi
Yaitu cara pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau
hal-hal yang telah di teliti.
c. Pemeriksaan Fisik
Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan fisik pada
klien secara langsung meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi
untuk mendapatkan data yang objektif
d. Studi Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data dengan jalan mengambil literatur dengan buku-
buku serta makalah
BAB II
TINJAUAN TEORI
e. Stres
Gangguan emosi dapat menjadi pencetus terjadinya serangan asma,
selain itu juga dapat memperberat serangan asma yang sudah ada.
Disamping gejala asma harus segera diobati penderita asma yang
mengalami stres harus diberi nasehat untuk menyelesaikan
masalahnya (Yuliati & Djajalaksan, 2015).
2.1.3.5 Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis yang dapat ditemui pada pasien asma menurut
Halim Danokusumo (2000) dalam Padila (2015) diantaranya ialah :
a. Stadium Dini
Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
1) Batuk berdahak disertai atau tidak dengan pilek
2) Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga sifatnya
hilang timbul
3) Wheezing belum ada
4) Belum ada kelainan bentuk thorak
5) Ada peningkatan eosinofil darah dan IgE
6) BGA belum patologis
b. Stadium lanjut/kronik
1. Batuk, ronchi
2. Sesak napas berat dan dada seolah-olah tertekan
3. Dahak lengket dan sulit dikeluarkan
4. Suara napas melemah bahkan tak terdengar (silent chest)
5. Thorak seperti barel chest
6. Tampak tarikan otot stenorkleidomastoideus
7. Sianosis
8. BGA Pa O2 kurang dari 80%
9. Terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kiri dan
kanan pada Rongen paru
10. Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik.
2.1.3.6 Patofisiologi
Asma adalah obstruksi jalan nafas difus reversibel. Obstruksi
disebabkan oleh satu atau lebih dari konstraksi otot-otot yang mengelilingi
bronkhi, yang menyempitkan jalan nafas, atau pembengkakan membran
yang melapisi bronkhi, atau penghisap bronkhi dengan mukus yang kental.
Selain itu, otot-otot bronkhial dan kelenjar mukosa membesar, sputum
yang kental, banyak dihasilkan dan alveoli menjadi hiperinflasi, dengan
udara terperangkap di dalam jaringan paru. Mekanisme yang pasti dari
perubahan ini belum diketahui, tetapi ada yang paling diketahui adalah
keterlibatan sistem imunologis dan sisitem otonom.
Beberapa individu dengan asma mengalami respon imun yang
buruk terhadap lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (IgE)
kemudian menyerang sel-sel mast dalam paru. Pemajanan ulang terhadap
antigen mengakibatkan ikatan antigen dengan antibodi, menyebabkan
pelepasan produk sel-sel mast (disebut mediator) seperti histamin,
bradikinin, dan prostaglandin serta anafilaksis dari substansi yang
bereaksi lambat (SRS-A). Pelepasan mediator ini dalam jaringan paru
mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan nafas, menyebabkan
bronkospasme, pembengkakan membaran mukosa dan pembentukan
mukus yang sangat banyak.
Sistem saraf otonom mempengaruhi paru. Tonus otot bronkial
diatur oleh impuls saraf vagal melalui sistem parasimpatis, Asma idiopatik
atau nonalergik, ketika ujung saraf pada jalan nafas dirangsang oleh faktor
seperti infeksi, latihan, dingin, merokok, emosi dan polutan, jumlah
asetilkolin yang dilepaskan meningkat. Pelepasan asetilkolin ini secara
langsung menyebabkan bronkokonstriksi juga merangsang pembentukan
mediator kimiawi yang dibahas di atas. Individu dengan asma dapat
mempunyai toleransi rendah terhadap respon parasimpatis.
Selain itu, reseptor α- dan β- adrenergik dari sistem saraf simpatis
terletak dalam bronki. Ketika reseptor α- adrenergik dirangsang terjadi
bronkokonstriksi, bronkodilatasi terjadi ketika reseptor β- adregenik yang
dirangsang. Keseimbangan antara reseptor α- dan β- adregenik
dikendalikan terutama oleh siklik adenosin monofosfat (cAMP). Stimulasi
reseptor alfa mengakibatkan penurunan cAMP, mngarah pada peningkatan
mediator kimiawi yang dilepaskan oleh sel mast bronkokonstriksi.
Stimulasi reseptor beta adrenergik mengakibatkan peningkatan tingkat
cAMP yang menghambat pelepasan mediator kimiawi dan menyababkan
bronkodilatasi. Teori yang diajukan adalah bahwa penyekatan β-
adrenergik terjadi pada individu dengan asma. Akibatnya asmatik rentan
terhadap peningkatan pelepasan mediator kimiawi dan konstriksi otot
polos (Wijaya dan Putri, 2014).
2.1.4 MIOPI
2.1.4.1 Definisi
2.1.4.2 Etiologi
2.1.4.4 Gejala
Gejala yang sering dirasakan oleh pasien miopia adalah melihat jelas bila
melihat dekat sedangkan melihat jauh, buram atau disebut pasien rabun
jauh, sakit kepala sering disertai juling atau celah kelopak yang sempit.
Seseorang dengan miopia mempunyai keniasaan menyempitkan
matanya untuk mencegah abrasi sferis atau mendapatkan efek pinhole
(lubang kecil). Pasien miopia mempunyai pungtum remotum yang dekat
sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang akan
menimbulkan keluhan astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini
menetap maka mata penderita akan terlihat juling kedalam atau
esoptropia (Ilyas dan Yulianti, 2015).
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tes laboratorium, skor poedji rochjati, USG, Rapid
Test Antigen
C. Analisa
G...P....A...H... umur kehamilan… minggu janin tunggal hidup intra uteri
dengan (masalah).
- Data dasar yang yang telah dikumpulkan, kemudian
diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan
masalah yang spesifik.
- Diagnosis kebidanan yang disimpulkan oleh bidan antara lain
sebagai berikut.
Gravida
Paritas.
Usia kehamilan dalam minggu.
Keadaan janin.
Normal atau tidaknya kondisi kehamilan ibu.
D. Penatalaksanaan
1. Menginformasikan pada ibu tentang hasil pemeriksaan, ibu mengerti
dan memahami kondisinya
2. Menjelaskan informed consent untuk dilakukan Rapid Antigen, Ibu
bersedia dilakukan Rapid Antigen
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG :
Menganjurkan ibu untuk BAK untuk pemeriksaan urine lengkap,
ibu telah BAK
Melakukan pemasangan infus RL 20 tpm dan pengambilan darah
untuk pemeriksaan laborat darah lengkap, infus telah terpasang
Memberikan terapi obat nifedipine 10 mg 3x1 tab, ibu telah minum
obat
Menganjurkan dan memotivasi ibu untuk Operasi SC, ibu bersedia
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter umum untuk pemeriksaan
wheezing dan ronchie, hasil negatif.
5. Melakukan pendokumentasian
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Subyektif
3.1.1 Identitas Klien
Nama Ibu : Ny. L Nama Suami : Tn. S
Umur : 42 th Umur : 55 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan: SLTA Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Dsn. Susuhan Gampeng 003/004 Gampengrejo Kediri
3.1.2 Alasan Datang
Ibu mengatakan merencanakan tindakan persalinan SC dengan dr.
Jonathan, Sp.OG.
3.1.3 Keluhan Utama
Ibu merasakan perutnya kenceng-kenceng sejak kemarin malam pukul
23.00 WIB
3.1.4 Riwayat Kesehatan Lalu
1. Ibu mengatakan mengalami tekanan darah tinggi selama hamil
namun tidak minum obat penurun tekanan darah. Sebelum hamil
ibu tidak memiliki riwayat hipertensi
2. Ibu mengatakan memiliki riwayat penyakit asma disertai batuk
sejak tahun 2017, lalu periksa ke puskesmas dan di beri obat. Asma
disertai batuk terakhir kambuh 3 bulan yang lalu saat hamil ini.
Kemudian ibu periksa ke dr. Hamidah, Sp.P dan diberi terapi
Ventolin spray dan obat minum, hasil diagnosis asma bronkialis.
3. Ibu mengatakan memiliki riwayat penyakit mata (Myopia) dengan
keluhan terasa seperti ada yang mengganjal pada bagian mata,
periksa 1 bulan yang lalu di dr. Dian, Sp.M. Ibu juga memiliki
riwayat mata -6/-6. Hasil dari pemeriksaan dokter spesialis mata
adalah ibu mengalami degenerasi retina perifer disertai myopi -6/6,
ibu disarankan untuk persalinan SC.
3.1.4 Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Ibu mengatakan tidak merasa pusing, tangan dan kaki tidak bengkak.
2. Ibu mengatakan sedang tidak sesak
3. Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada mata karena sudah memakai
kacamata
3.1.5 Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga seperti
hipertensi, jantung, asma, dan TBC.
3.1.6 Riwayat Menstruasi
HPHT : 20-07-2021
TP : 27-04-2022
3.1.7 Riwayat Obstetri
Komplikasi Anak
Hamil Penyulit Jenis Tempat Persalinan Bayi Hidup/
Penolong
ke- Kehamilan persalinan persalinan Mati/Usia
bayi Ibu BB/ IM
PB D
1 - Spontan PMB Bidan - - 2000/4 Ya Hidup/22 th
8
2 - Spontan PMB Bidan - - 2600/4 Ya Hidup 15th
9
3 HAMIL INI
3.2 Obyektif
3.2.1 Pemeriksaan Fisik Terfokus
- Tanda-Tanda Vital :
KU : Baik
Tekanan Darah : 150/100mmHg Suhu : 36,3°C BB : 85 kg
Nadi : 82x/menit RR : 24x/menit TB : 150cm
- Pemeriksaan Fisik :
Muka : tidak pucat, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis
Payudara : Simetris, areola hiperpigmentasi, puting menonjol, tidak
teraba benjolan, kolostrum belum keluar
Abdomen : terdapat line nigra dan stria gravidarum , tidak ada bekas
luka operasi
- Leopold I : pada bagian fundus teraba lunak, tidak melenting
(bokong)
- TFU Mc Donald : 30 cm
- Leopold II : pada sisi kanan ibu teraba keras, datar, dan
memanjang (punggung), pada sisi kiri ibu teraba bagian kecil janin.
- Leopold III : pada bagian bawah teraba keras, melenting (kepala),
dan mudah digoyangkan kepala belum masuk PAP
- Leopold IV: tidak dilakukan
- Taksiran berat janin : (30-11) x 155 : 2945 gram
- DJJ : 146 x/menit, irama jantungnya reguler.
- His : 1x10’x10”
Genetalia : vulva vagina tidak ada kelainan, tidak ada oedema dan
varises, tidak ada pembesaran kelenjar scene dan bartolini, tidak ada
cairan yang abnormal, tidak ada hemoroid.
VT : tidak dilakukan
Ekstremitas : tidak ada oedema dan varises, refleks patella
positif.
3.2.2 Pemeriksaan Penunjang
1. USG : Pada tanggal 18-04-2022 oleh dr. Jonathan, Sp.OG
Janin tunggal, hidup, letak kepala, ketuban cukup, plasenta di
posterior, TBJ : 2815 gram, JK : Perempuan
2. Dx dari Poli Kandungan:
Plasenta letak rendah, hipertensi dalam kehamilan, degenerasi retina
perifer, myopia -6/-6, dan Asma on therapy
3.3 Assessment
G3P2002 UK 38-39 Minggu dengan Plasenta Letak Rendah, Hipertensi
bukan Pre Eklamsi, Degenerasi Retina Perifer, Myopia -6/-6 dan Asma on
therapy
Janin tunggal hidup intra uterine
3.4 Penatalaksanaan
1. Menginformasikan pada ibu tentang hasil pemeriksaan, ibu mengerti
dan memahami kondisinya
2. Menjelaskan informed consent untuk dilakukan Rapid Antigen, Ibu
bersedia dilakukan Rapid Antigen
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG :
Melakukan pemasangan infus RL 20 tpm
Melakukan pemeriksaan darah lengkap, urin lengkap, faal ginjal,
glukosa darah, golongan darah, HIV, dan HbSAg
Memberikan terapi obat nifedipine 3 x 10 mg per oral
4. Pemberian terapi obat penurun tekanan darah nifedipine 3 x 10 mg per
oral, ibu sudah meminum obat tersebut.
5. Memotivasi ibu untuk persalinan SC
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter umum untuk pemeriksaan
wheezing dan ronchie, hasil negatif.
7. Melakukan pendokumentasian
3.5 Catatan Perkembangan
Tanggal pengkajian : 20-04-2022 / 17.30 WIB
S (Subyektif)
Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng dan nyeri pinggang
O (Obyektif)
- Tanda-Tanda Vital :
KU : Baik
Tekanan Darah : 140/90mmHg Suhu : 36,5°C
Nadi : 86x/menit RR : 24x/menit
Tidak ada wheezing dan ronkhie
- Leopold I : pada bagian fundus teraba lunak, tidak melenting (bokong)
- TFU Mc Donald : 30 cm
- Leopold II : pada sisi kanan ibu teraba keras, datar, dan memanjang
(punggung), pada sisi kiri ibu teraba bagian kecil janin.
- Leopold III : pada bagian bawah teraba keras, melenting (kepala), dan
mudah digoyangkan kepala belum masuk PAP
- Leopold IV: tidak dilakukan
- Taksiran berat janin : (30-11) x 155 : 2945 gram
- DJJ : 148 x/menit, irama jantungnya reguler.
- His : 1x10’x10”
- Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap
- Hb : 11,8 gr/dl
- Lekosit : 12.300 sel/cmm
- Hematokrit : 42,6%
- Trombosit : 137.000 sel/cmm
- HbsAg : Non Reaktif
- HIV : Non Reaktif
Glukosa darah
- GDA : 77 mg/dl
Urine lengkap
- PH : 6,0
- Berat jenis : 1,015
- Protein Urine : Negatif
- Reduksi Urine : Negatif
- Urobilinogen : Negatif
- Bilirubin : Negatif
- Keton : Negatif
- Nitrit : Positif
- Darah : Negatif
- Warna : Kuning
- Kejernihan : Keruh
Faal Ginjal
- Ureum : 29 mg/dl
- Creatinine : 0,64 mg/dl
COVID-19
- Rapid Antigen : Non Reaktif
A (Assesment)
G3P2002 UK 38-39 Minggu dengan Plasenta Letak Rendah, Hipertensi
dalam Kehamilan, Degenerasi Retina Perifer, Myopia -6/-6 dan Asma on
therapy
Janin tunggal hidup intra uterine
P (Plan)
1. Menginformasikan pada ibu tentang hasil pemeriksaan, ibu mengerti
dan memahami kondisinya
2. Melakukan observasi TTV, DJJ, His, observasi telah dilakukan
3. Memberitahu ibu akan di pindah ke ruang bersalin untuk observasi dan
penanganan lanjutan, ibu bersedia.
4. Melakukan pendokumentasian
BAB IV
ANALISIS KEBUTUHAN KOLABORASI ANTAR PROFESI
Jurnal 1
No Pertanyaan Jawaban
1. apakah terdapat kesamaan dengan baku Ya Tidak Tidak
emas ? diketahui
penjelasan : dalam penelitian tersebut
tidak dijelaskan mengenai kesamaan
dengan baku emas
2. Apakah sampel subyek penelitian Ya Tidak
meliputi spektrum, penyakit dari yang Tidak diketahui
ringan sampai berat, penyakit yang
terobati dan tidak dapat diobati ?
Penjelasan : dalam penelitian tersebut,
subyek penelitian merupakan pakar
ksehatan ibu yang meliputi dokter
umum, bidan, perawat, dokter
spesialis,dan peneliti kebijakan
kesehatan dari indonesia dan luar
negeri sebanyak 52 peserta
3. Apakah lokasi penelitian disebutkan Tidak Tidak
dengan jelas ? Ya diketahui
Penjelasan : lokasi penelitian tersebut
berada di indonesia
4. Apakah presisi uji diagnostik dan Tidak Tidak
vaeiasi pengamatan dijelaskan? Ya Diketahui
Penjelasan : dalam penelitian tersebut
uji diagnostik analisis data
menggunakan survey yang dianalisis
secara deskriptif menggunakan
software microsoft excel
5. Apakah istilah “normal” dijelaskan ? Ya Tidak
Penjelasan : dalam penelitian tersebut Tidak diketahui
tidak djelaskan
6. Apabila uji diagnostik yang diteliti Tidak Tidak
merupakan bagian dari suatu kelompok diketahui
uji diagnostik, apakah kontribusinya Ya
pada kelompok uji diagnostik tersebut
dijelaskan?
Penjelasan : dalam penelitian tersebut ,
peneliti menampilkan penjelasan
mengenai kontrubis uji diagnostik
dalam bentuk tabel
7. Apakah cara dan teknik melakukan uji Tidak Tidak
diagnostik yang sedang diteliti Ya diketahui
dijelaskan, sehingga dapat direplikasi ?
Penjelasan : dalam penelitian tersebut
peneliti menjelaskan mengenai teknik
analisis data dan validasi
8. Apakah kegunaan uji diagnostik yang Tidak Tidak
sedang diteliti disebutkan ? Ya diketahui
Penjelasan : dalam penelitian tersebut
peneliti menjelaskan mengenai
kegunaan uji diagnostik
No Pertanyaan Jawaban
1. apakah alokasi subyek penelitian Ya Tidak Tidak
kelompok terapi atau kontrol betul – diketahui
betul secara acak (random) atau tidak?
penjelasan : dalam penelitian tersebut
tidak dijelaskan mengenai subyek
penelitian
2. Apakah semua keluaran (outcome) Ya Tidak
dilaporkan ? Tidak diketahui
Penjelasan : dalam penelitian tersebut
peneliti tidak disebutkan mengenai
outcome yang dilaporkan
3. Apakah lokasi penelitian menyerupai Tidak Tidak
lokasi anada bekerja atau tidak ? Ya diketahui
Penjelasan : dalam penelitian tersebut
penelii tidak menyebutkan lokasi
dilakukannya penelitian
4. Apakah kemaknaan statistik maupun Tidak
klinis dipertimbangkan atau Ya Tidak Diketahui
dilaporkan?
Penjelasan : dalam penelitian tersebut
peneliti tidak menjelaskan mengenai
kemaknaan statistik
5. Apakah tindakan terapi yang dlakukan Tidak
dapat dilakukan di tempat anda ekerja Ya Tidak diketahui
atau tidak ?
Penjelasan : iya karena didalam
penelitian tersebut menjelaskan bahwa
nifedipin merupakan obat yang dapat
diterima secara umum untuk hipertensi
, dan obat nifedpin tersebut sudah
banyak diberikan pada ibu hipertensi
dalam kehamilan
6. Apakah semua subyek penelitian Tidak Tidak
dipertimbangkan dalam kesimpulan? diketahui
Penjelasan : dalam penelitian tersebut , Ya
peneliti tidak menjelaskan mengenai
subyek yang digunakan dalam
penelitian
BAB VI
PEMBAHASAN
Iskandar, F., Surya, R., Sungkar, A., & Anggriany, F. D. (2020). Kontroversi
Persalinan Spontan pada Miopia Tinggi. 47(10), 3.
Rey, A., Jassem, E., & Chelminska, M. (2019). Evaluation of asthma course in
pregnancy. Ginekologia Polska, 90(8), 6.
Apriyani, M. T. P., Rahmawati, E., Qoiriyah, S., & Damayanti Reffi. (2022).
Komplikasi Kehamilan dan Penatalaksanaannya. Get Press.
Ayusti Anumillah, R., Dohong, A. A., Bilqis, N., & Endjun, J. J. (2022).
MANAJEMEN PLASENTA PRAEVIA DENGAN RIWAYAT
PERDARAHAN ANTEPARTUM: SEBUAH LAPORAN KASUS
BERBASIS BUKTI. Jurnal Kedokteran Universitas Palangka Raya,
10(1). https://doi.org/10.37304/jkupr.v10i1.4219
Basri, S., 2014. Etiopatogenesis dan Penatalaksanaan Miopia pada Anak Usia
Sekolah. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, Volume 14 (3), pp. 181-186.
Cortese, S., Ivanenko, A., Ramtekkar, U. & Angriman, M., 2014. Sleep Disorders
in Children and Adolescent a practical guide : Psychiatry and pediatrics.
pp. 1-19.
Dewi, T. P., Rusly, D. K., & Adelina, M. (2021). Keterlambatan Deteksi Plasenta
Akreta pada Trimester Pertama. Universitas Syiah Kuala, 21.
https://doi.org/10.24815/jks.v21i1.20032
Gong, Y., Zhang, X., Tian, D., Wang, D., Xiao, G. 2014. Parental Myopia, Near
Work, Hours of Sleep, and Myopia in Chinesse Children. SciRes, Volume
6 (1), pp. 64-70.
Juwita, Umar, F., Nurhaeda, & Adnan, Y. (2021). Deteksi Dini Faktor-faktor
Hipertensi Gestasional pada Ibu Hamil. Media Sains Indonesia.
Nugrawati, N., & Amriani. (2021). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Penerbit
Adab.
Pulungan, P. W., Sitorus, S., Amalia, R., & Ingrit, B. L. (2020). Ilmu Obstetri dan
Ginekologi untuk Kebidanan. Yayasan Kita Menulis.
Wijaya AS, Putri YM. 2014. KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika
Yuliati, D., & Djajalaksan, S. (2015). Penatalaksanaan Asma Bronkial.
Universitas Brawijaya Press.