(MERANGKUM JURNAL) JUDUL : Hubungan Eklampsia Dengan Intrauterine Fetal Death PENULIS : Sjenny O. Tuju , Syuul K. Adam , Meylani Tologana (2018)
Nama: Yuyu Widaningsih
NPM :6221079 PENDAHULUAN • Menurut data WHO (World Healt Organisation) tahun 2011 jumlah kematian janin dalam kandungan di dunia mencapai 12/1000 kelahiran hidup. Tahun 2009 di Indonesia kejadian kematian janin dalam kandungan tercatat 15/1000 kelahiran hidup. • Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiranhidup. sebagian besar disebabkan oleh perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi ,DLL • Dalam penelitian ini data yang diambil selang Januari 2017 hingga Juni 2018 dari jumlah persalinan 2107orang, didapatkan data ibu bersalin yang mengalami preeklampsia 144 (6,83%) kasus, eklampsia 58 (2,75%) kasus dan jumlah bayi lahir mati (IUFD) 55 (2,61%) kasus. • Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor eklampsia dengan kejadian Intra Uterin Fetal Death (IUFD). • Karena salah satu faktor penyumbang Angka Kematian Bayi (AKB) di indonesia adalah Intra Uterin Fetal Death (IUFD) atau kematian janin dalam rahim adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dan belum dikeluarkannya janin dengan sempurna dari ibunya, Salah satu penyebabnya yaitu Preeklamsia yang di alami oleh ibunya. KEJADIAN EKLAMSIA • Teori mengatakan Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita preeklampsia, yang disertai dengan kejang menyeluruh dan koma. • Terdapat banyak faktor resiko untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan yang salah satunya yaitu umur ibu yang ekstrim, pada penelitian ini kelompok umur 20 – 35 tahun yang paling banyak mengalami preeklamsia yaitu 66 (56,89%). • Frekuensi kejadian preeklampsia/eklampsia lebih tinggi terjadi pada primipara daripada multipara, dalam penelitian ini dimana kejadian preeklampsia/eklampsia didominasi oleh kelompok primigravida yaitu 82(69,5%), sedangkan multigravida 36 (30,5%) Kejadian Intra Uterine Fetal Death • Intra Uterine Fetal Deathatau kematian janin dalam rahimadalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dan belum dikeluarkannya janin dengan sempurna dari ibunya. • Pada preeklampsi terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka teknan darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigen jaringan dapat dicukupi maka aliran darah menurun ke plasenta dan menyebakan gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen terjadi gawat janin Hubungan Eklampsia dengan Intra Uterine Fetal Death • Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, waktu Januari 2017 –Juni 2018 dari 58 (50%) responden yang mengalami eklampsia didapatkan distribusi kejadian IUFD berjumlah 26 atau 22,41% responden. • Dalam hasil analisis penelitian ini menyatakan bahwa kejadian eklampsia 2 kali lebih beresiko terjadi IUFD dibandingkan dengan tidak eklampsia • Preeklampsia merupakan penyebab paling umum pada kematian janin intra uterine. Sehingga, pada wanita hamil yang terdeteksi megalami preeklampsia harus diterapi dengan tepat. • Terapi meliputi pemantauan tekanan darah secara teratur, disertai dengan pemantauan parameter lain seperti pertumbuhan janin, fungsi hati, dan fungsi ginjal, serta fungsi koagulasi. • Dengan adanya pemantauan ini, diharapkan preeklampsia dapat dideteksi pada tahap awal dan jika diperlukan, dapat merujuk kepusat kesehatanyang lebih memadai sehingga komplikasi dari preeklampsia dapat dihindari • Menurut Prawirohardjo eklampsia tidak mempengaruhi kehamilan berikutnya, kecuali pada janin dari ibu yang sudah mempunyai hipertensi kronik. • Seringkali janin mati Intra Uterineatau mati pada fase neonatal karena memang kondisi bayi sudah sangat Inferior. • Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauziyah dengan judul hubungan antara preeklampsia dan eklampsia dengan kejadian IUFD di RSUD Brebes bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara preeklampsia dan eklampsia dengan kejadian IUFD DAFTAR PUSTAKA 1. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; (2016). 2. Kementrian Kesehatan RI. Kesehatan Dalam Kerangka Sustainable Development Goals (SDGs). Rakorpop Kementeri Kesehat RI. (2015). 3. Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. 4. Indonesia KK. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012. (2013). 5. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Profil kesehatan provinsi sumatera utara tahun 2016. Dikutip dari: http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2016/1275_Su mut_Kota_Medan_2016.pdf. (2016). 6. Prawirohadjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; (2014). TERIMAKASIH :)