Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN POLA MAKAN, PARITAS, DAN SIKAP IBU DENGAN KEJADIAN

PREEKLAMPSIA DI RSUD KUALA PEMBUANG KABUPATEN SERUYAN TAHUN 2021

Shella Almaida1,Siska Dhewi2,Eka Handayani3


1
Kesehatan Masyarakat,13201,Fakultas Kesehatan Masyarakat,Universitas Islam Kalimantan MAB,NPM.17070268
2
Kesehatan Masyarakat,13201,Fakultas Kesehatan Masyarakat,Universitas Islam Kalimantan MAB,NIDN. 1108018701
3
Kesehatan Masyarakat,13201,Fakultas Kesehatan Masyarakat,Universitas Islam Kalimantan MAB,NIDN.1106108501
Email:shellaalmaida0.com/hp. 081258841190

ABSTRAK
Berdasarkan Di negara maju angka kejadian preeklampsia berat berkisar 6 – 7% dan eklampsia 0,1 –
0,7%. Menurut World Health Organization ( WHO ) menyatakan angka kejadian preeklampsia berkisar antara
0,51% - 38,4%, sedangkan angka kejadian di Indonesia sekitar 3,4% - 8,5% ( Legawati & Utama, 2017 ).
Angka kejadian preeklampsia di Indonesia berkisar antara 3-10% dari seluruh kehamilan (Gloria,2017). Dari
kunjungan poli kandungan Kecamatan Seruyan Hilir Tahun 2020 jumlah kunjungan yang aktib ada 564 ibu
hamil dengan kejadian tidak mengalami Preeklampsia sebanyak 70 (82,4%) ibu hamil. Penelitian ini bertujuan
buat mengetahui Hubungan Pola Makan, Paritas, Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Preeklampsia Di RSUD
Kuala Pembuang Kabupaten Seruyan Tahun 2021. Penelitian ini yaitu penelitian Kuantitatif yang bersifat
analitis dengan memakai pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu hamil yang
berkunjung ke poli kandungan berjumlah 564 ibu hamil. Sampel sebanyak 85 responden yang diambil dengan
memakai teknik Accidental Sampling. Uji statistic memakai uji chi squre ada hubungan pola makan dengan
kejadian Preeklampsia ( p = 0,000), tidak ada hubungan paritas dengan kejadian Preeklampsia ( p = 0,369 ), ada
hubungan sikap ibu dengan kejadian preeklampsia (p = 0,000 ). Buat mencegah kejadian Preeklampsia ibu
hamil selalu menjaga pola makan, sikap ibu, dan rutin mengkonsumsi vitamin,suplemen ibu hamil.

Kata kunci : Preeklampsia, Pola Makan, Paritas, Sikap.


Kepustakaan : 18 (2004-2021)

ABSTRACT

Based on developed countries, the incidence of severe preeclampsia ranges from 6 to 7% and
eclampsia from 0.1 to 0.7%. According to the World Health Organization (WHO), the incidence of
preeclampsia ranges from 0.51% - 38.4%, while the incidence in Indonesia is around 3.4% - 8.5% (Legawati &
Utama, 2017). The incidence of preeclampsia in Indonesia ranges from 3-10% of all pregnancies (Gloria,
2017). From the visit to the obstetrics polyclinic in Seruyan Hilir District in 2020, the number of active visits
was 564 pregnant women with the incidence of not experiencing preeclampsia as many as 70 (82.4%) pregnant
women. This study aims to determine the relationship between eating patterns, parity, and maternal attitudes
with the incidence of preeclampsia in Kuala Pembuang Hospital, Seruyan Regency in 2021.This research is an
analytical quantitative research using a cross sectional approach. The population in this study were all
pregnant women who visited the obstetrics polyclinic totaling 564 pregnant women. A sample of 85 respondents
was taken using the Accidental Sampling technique. The statistical test using the chi squre test showed a
relationship between diet and the incidence of preeclampsia (p = 0.000), there was no parity relationship with
the incidence of preeclampsia (p = 0.369), there was a relationship between maternal attitudes and the
incidence of preeclampsia (p = 0.000). To prevent the incidence of preeclampsia, pregnant women always
maintain their diet, mother's attitude, and regularly consume vitamins, supplements for pregnant women.

Keywords: Preeclampsia, Dietary Habit, Parity, Attitude


Literatur : 18 (2004-2021)
PENDAHULUAN serius, preeklamsia bisa menjadi eklampsia
Angka kematian ibu (AKI) yaitu bagian dengan manifestasi ekstra kejang. Penyakit ini
dari tanda yang mengacaukan kesejahteraan sebaliknya bisa mempengaruhi induk dan
wanita. Besarnya AKI pada periode ini tukik. Pada ibu bisa terjadi intracranial
draining, hepatic subscapular hematoma,
menyebabkan individu mengakui maka
pecahnya wadah hati, gagal ginjal, edema paru
bekerja pada kesejahteraan ibu, ada dua kardiogenik atau non kardiogenik, kesedihan
klasifikasi kematian ibu, yaitu kematian ibu atau penangkapan, edema laring dan hipertensi
secara langsung dan kematian yang yang tidak terkontrol, pada tukik bisa
disebabkan oleh infeksi dan bukan oleh menyebabkan keterbatasan perkembangan
kehamilan dan persalinan. (Pelayanan janin intrauterin. , keterkejutan plasenta,
Kesejahteraan RI, 2013). ruam. , gangguan pernapasan, kematian janin
Di dunia ini ada sekitar 585.000 intrauterin, drainase intraventrikular neonatal,
kematian setiap tahun selama kehamilan dan dan sepsis.
persalinan dan 58,1% karena preeklamsia Penyebab preeklamsia sampai saat ini
belum diketahui secara pasti. Hipotesis
(World Health Association, 2014). Penyebab
penting sebagai penyebab preeklamsia yaitu
kematian ibu hamil di sekitar drainase (28%), iskemia plasenta, tetapi hipotesis ini tidak bisa
preeklamsia (24%), penyakit (11%), belitan mengungkapkan semua yang terkait dengan
(8%), keterlambatan pekerjaan (5%), cedera penyakit. Ternyata bagian dari faktor sekaligus
obstetrik (5%), emboli obstetrik (3 %) , tingkat banyak variabel penyebab preeklamsia dan
KIA pada preeklamsia diamati sekitar 24% eklampsia, faktor yang sering ditemukan
dari 58,1%. Di Indonesia, peningkatan sebagai faktor hazard yaitu primigravida,
terutama yang berumur <17 tahun atau >35
preeklamsia yaitu sekitar 15% - 25% dari
tahun, latar belakang keluarga preeklamsia,
risiko umum yang sering terjadi, terutama banyak kehamilan, diabetes mellitus dan
masa lalu yang dipenuhi dengan hipertensi obesitas.( Prawirohardjo, 2009).
kronis, preeklamsia, diabetes mellitus, Jumlah kasus kematian ibu di Wilayah
penyakit ginjal kronis, dan hiperlaktosis (mola Focal Kalimantan pada tahun 2016 sebanyak
hidatidosa, banyak kehamilan, bayi besar). ) 74 kasus, lebih sedikit dibandingkan jumlah
kasus kematian ibu pada tahun 2015 yang
Prawirohardjo (2009). Preeklamsia yaitu
mencapai 80 kasus. Jumlah kematian terbesar
sumber utama kematian maternal dan perinatal selama persalinan dan alasan yang paling
(Mochtar, 2013). dikenal luas buat kebingungan dalam
Pada tahun 2012 angka kematian ibu persalinan seperti pengeringan dan
saat hamil, bersalin, dan pasca kehamilan pengangkutan yang merepotkan. Kematian ibu
sekitar 359/100.000 kelahiran hidup terbanyak terjadi di Kotawaringin Timur
dibandingkan dengan tahun 2007 yang sebanyak 19 kasus, disusul Kotawaringin
angkanya sekitar 228/100.000 yang terus Barat 11 kasus dan Kapuas dan Seruyan
meningkat setiap tahunnya. Dilihat dari profil masing-masing 7 kasus. Profil Kesejahteraan
kesejahteraan tahun 2014, sekitar 30% Focal Kalimantan 2017).
kematian ibu di Indonesia pada tahun 2010 Kematian ibu di Kotawaringin Timur
disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan tahun 2011 sebanyak 169 kasus, tahun 2012
(HDK) dan kontaminasi. Infeksi hipertensi meningkat menjadi 243 kasus, tahun 2013
pada kehamilan disebabkan oleh gangguan turun menjadi 178 kasus dan tahun 2014
pembuluh darah yang menyerang sebelum menjadi 120 kasus (Dinkes Kotim, 2015).
kehamilan atau akan muncul pada kehamilan Penyebab kematian ibu (AKI) yaitu
atau pada masa nifas (Kemenkes RI, 2013). angka yang paling banyak dikenal karena
Preeklamsia yaitu bagian dari penyebab komplikasi persalinan seperti kematian,
kematian ibu. Preeklamsia yaitu infeksi kesulitan persalinan, dan berbagai penyebab
dengan indikasi hipertensi, edema, dan seperti hipertensi, penyakit, preeklamsia
proteinuria yang muncul sejak ekstrim, eklampsia. emboli cairan ketuban,
kehamilan. Preeklamsia biasanya terjadi penyakit koroner dan tuberkulosis dan
setelah 20 minggu inkubasi dalam kondisi berbagai infeksi (Kemenkes, 2013).
Preeklamsia pada ibu hamil sangat Wanita dengan pemerataan atau
berisiko karena kondisi peningkatan tekanan pengulangan persalinan yang tinggi akan
darah disertai dengan adanya protein dalam memiliki banyak bahaya bagi kehamilan dan
urin. Kondisi ini terjadi setelah masa yaitu faktor bahaya buat penyakit dalam
kehamilan lebih dari 20 minggu. Preeklamsia kehamilan, diabetes mellitus (DM), hipertensi
harus diberkati buat mencegah dalam kehamilan, malpresentasi, plasenta
ketidaknyamanan dan menjaganya agar tidak previa, pecahnya rahim, berat badan lahir
berkembang menjadi eklampsia yang bisa rendah (BBLR). , bayi prematur bahkan bisa
merusak keberadaan ibu hamil dan tukik. menyebabkan kematian pada anak-anak. (Yie
Variabel yang menyertainya yaitu dkk., 2008 dalam Novianti, 2016).
kecenderungan ibu hamil yang mempengaruhi Hipotesis Manuaba (2007 dalam
kejadian preeklamsia, khususnya pola makan, Magdalena dan Historyati, 2015) Mentalitas
kesetaraan dan mental ibu terhadap risiko yaitu suatu respon atau reaksi dari seseorang
preeklamsia. Kecenderungan mengkonsumsi terhadap suatu dorongan atau hal, baik lahir
jenis makanan tinggi lemak dan tinggi garam maupun batin karena penampilannya tidak
bisa menyebabkan preeklamsia yang sering langsung terlihat tetapi harus diuraikan
terjadi pada ibu hamil dan kecenderungan buat terlebih dahulu dari perilaku
mengontrol pola makan yang padat bisa tertutup. Mentalitas tentang angka preeklamsia
menghindarkan ibu dari preeklamsia. Ibu yaitu pemikiran dari masyarakat yang dengan
hamil dianjurkan buat mengontrol berat badan demikian akan menciptakan dukungan dalam
agar tetap dalam kondisi ideal dan menjaga berperilaku buat mencegah preeklamsia yang
pola makan dengan gizi yang cukup dan akan berdampak pada penurunan frekuensi
disesuaikan (Notoatmodjo, 2010). Sedangkan preeklamsia dan sekaligus penurunan
kesetaraan yaitu jumlah kelahiran hidup yang MMR. (Faridah, 2008)
dimiliki oleh seorang wanita (BKKBN, 2006 Pada tahun 2019 menurut data di Poli
dalam Casnuri dan Zakiyah, 2017). Kandungan RSUD Kuala Pembuang
Secara hipotesis, primigravida berisiko Kabupaten Seruyan jumlah kasus ibu hamil
menyebabkan preeklamsia daripada
yang menderita Preeklampsia yaitu sebanyak
multigravida karena preeklamsia biasanya
terjadi pada wanita yang pertama kali terkena 14 Ibu Hamil. Dan terjadi peningkatan pada
vili korionik. Hal ini terjadi karena pada ibu hamil yang menderita Preeklampsia yaitu
wanita tersebut komponen imunologi buat sebanyak 33 Ibu Hamil dari 564 kunjungan ibu
pembentukan antibodi penghambat yang hamil ke poli kandungan tahun 2020.
dilakukan oleh HLA-G ( human leukocyte Penelitian Preeklampsia pada Ibu
antigen G) terhadap antigen plasenta belum Hamil tersebut pernah dilakukan oleh Astin
sepenuhnya matang, sehingga ukuran
dan Tigor Situmorang yang fokus pada pola
implantasi trofoblas ke dalam jaringan desidua
ibu terganggu oleh Wanita yang hamil makan, dan faktor risiko kejadian
menarik saat usia mereka di bawah 20 tahun Preeklampsia pada ibu hamil. Penelitian ini
dikenal sebagai pimigravida muda. juga pernah diteliti oleh penulis saat
Usia terbaik bagi seorang wanita buat melakukan magang di RSUD Kuala
hamil yaitu antara usia 20 dan 35 tahun. Pembuang, Kabupaten Seruyan, Provinsi
Sedangkan wanita yang sebelumnya hamil Kalimantan Tengah pada bulan Febuari-Maret.
pada periode lebih dari 35 tahun disebut
Yang dimana fokusnya tentang “Gambaran
primigravida tua. Primigravida muda dikenang
karena kehamilan bahaya tinggi (KRT) di faktor Penyebab Preklampsia terhadap Ibu
mana kehidupan dan kesehatan ibu dan juga Hamil”, sehingga penulis tertarik buat
anak bisa terancam. Bahaya maternal passing melanjutkan melakukan penelitian tentang
pada primigravida muda lebih jarang daripada Preklampsia ibu hamil yang lebih spesifik dan
primigravida tua karena primigravida muda lebih mendalaminya lagi
dianggap memiliki kekuatan yang
besar. Sementara itu, pada primigravida tua,
bahaya kehamilan meningkat bagi ibu yang METODE PENELITIAN
bisa memicu preeklamsia dan eklampsia. Jenis penelitian ini yaitu kuntitatif yang
bersifat analitis dengan memakai pendekatan
Cross Sectional atau penelitian yang dilakukan Tekanan Darah
dengan mengambil waktu tertentu yang relatif Rendah ≤ (90/60 mmHg) 5 5,9
Normal ≥ (100/60 mmHg) 63 74,1
pendek dan tempat tertentu.(Sujarweni, 2015). Tinggi ≥ (140/90 mmHg) 17 20,0
seluruh variabel di ukur dan di amati pada saat
yang sama. Penelitian analitis terdiri dari Total 85 100
variable bebas, yaitu pola makan, paritas dan Sumber : Data Primer 2021
sikap ibu dan variable terikat yaitu kejadian
preeklampsia yang membutuhkan jawaban Berdasarkan tabel 1 di atas,
mengapa dan bagaimana. Penelitian ini menunjukkan maka karakteristik
dilakukan di RSUD Kuala Pembuang responden ibu hamil maka sebagian
Kabupaten Seruyan. besar responden memiliki umur 17-25
Populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 40 (47,1%) responden, 26-
seluruh Ibu Hamil. Berlandaskan jumlah 35 tahun sebanyak 37 (43,3%)
kunjungan poli kandungan di RSUD Kuala responden, 36-47 tahun sebanyak 8
Pembuang Kabupaten Seruyan pada tahun (9,4%) responden dari 85 Ibu Hamil
2020 yaitu berjumlah 564 Ibu Hamil. yang berkunjung di RSUD Kuala
Sampel yang diperoleh sebayak 85 Pembuang tahun 2021, sedangkan usia
ressponden ibu hamil yang rutin periksa kehamilan respoden sebagian besar
kehamilan di RSUD Kuala Pembuang Trimester kedua 14 – 27 minggu
Kabupaten Seruyan yang akan menjadi sebanyak 47 (55,3%) dan Trimester
ressponden dalam penelitian ini dengan ketiga 27 – 40 minggu sebanyak 38
kriteria sebagai berikut:Ibu Hamil yang (44,7%) responden, Berat badan saat
bersedia menjadi ressponden,Bisa membaca kehamilan sebagian besar 45-57Kg
dan menulis dan Ibu Hamil yang usia sebanyak 34 (40,0%), sedangkan berat
kehamilan .>20 minggu. Cara Analisis data badan 58-70Kg sebanyak 37 (43,5%)
memakai analisis univariat dan analisis responden, dan berat badan 71-83Kg
bivariate. sebanyak 14 (16,5%) responden.
Sedangkan Tekanan darah responden
HASIL PENELITIAN Normal sebanyak 63 (74,1%)
1. Karakteristik Responden responden tekanan darah tinggi
Tabel 1Distribusi Frekuensi Karakteristik sebanyak 17 (20,0%) responden, dan
Responden Di RSUD Kuala Pembuang tekanan darah rendah sebanyak 5
Kecamatan Seruyan Hilir Tahun 2021 (5,9%) responden.
No Karakteristik responden F % 2. Analisis Univariat
1 Umur (tahun) Tabel 2Distribusi Frekuensi Kejadian
Remaja akhir (17-25 40 47,1
Preeklampsia, Pola Makan,Paritas dan
Tahun) 37 43,5
Dewasa awal (26-35 8 9,4 sikap Pada responden ibu hamil di
Tahun) RSUD Kuala Pembuang Kecamatan
Dewasa akhir (36-47 Seruyan Hilir Tahun 2021
Tahun)
No Kejadian F (%)
Usia kehamilan Preeklampsia
Trimester Kedua 14 – 27 47 55,3
1 Preeklampsia 15 17,6
Minggu 38 44,7
2 Tidak 70 82,4
Trimester Ketiga 27 – 40
Preeklampsia
Minggu
Total 85 100
Berat Badan Saat Hamil
45 – 57 Kg 34 40,0 No Pola Makan F (%)
58 – 70 Kg 37 43,5 1 Kurang 19 22,4
71 – 83 Kg 14 16,5 2 Cukup 36 42,4
3 Baik 30 35,3
Total 85 100
No Paritas F (%) pola makan kurang sebanyak 19
1 Berisiko 11 12,9 (22,4%) responden, dari 85 Ibu hamil
2 Tidak Berisiko 74 87,1
yang berkunjung di RSUD Kuala
Total 85 100
No Sikap Ibu F (%) Pembuang tahun 2021 dan maka
1 Negatif 14 16,5 sebagian responden yang memiliki
2 Positif 71 83,5 kehamilan tidak Berisiko sebanyak 74
Total 85 100 (87,1%), sedangkan yang kehamilan
Sumber : Data Primer 2021 Berisiko sebanyak 11 (12,9%)
Berdasarkan tabel 2 responden dari 85 ibu hamil yang
menunjukkan maka sebagian responden berkunjung di RSUD Kuala Pembuang
tidak Preeklampsia yaitu sebanyak 70 tahun 2021 serta maka sebagian besar
(82,4%), Sedangkan yang Preeklampsia responden mempunyai Sikap Ibu yang
sebanyak 15 (17,6) responden dari 85 positif sebanyak 71 (83,3%) responden,
ibu hamil yang berkunjung di RSUD sedangkan yang memiliki Sikap ibu
Kuala Pembuang tahun 2021, maka yang negatif sebanyak 14 (16,5%)
sebagian besar responden mempunyai responden dari 85 Ibu hamil yang
Pola Makan cukup sebanyak 36 (42,4%) berkunjung di RSUD Kuala Pembuang
responden, sedangkan pola makan baik tahun 2021.
sebanyak 30 (35,3%) responden, dan

3. Analisis Bivariat
Tabel 3 Hubungan Pola Makan, paritas dan sikap Dengan Kejadian Preeklampsia
Pada Ibu Hamil Di RSUD Kuala Pembuang Kecamatan Seruyan Hilir Tahun 202
Kejadian Preklampsia
Tidak Total
No Pola Makan Preeklampsia p-value
Preeklampsia
n % n % n %
1 Kurang 13 68,4 6 31,6 19 100
2 Cukup 2 5,6 34 94,4 36 100
0,000
3 Baik 0 0 30 100 30 100
Total 15 17,6 70 82,4 85 100
Kejadian Preklampsia
Tidak Total
No Paritas Preeklampsia p-value
Preeklampsia
n % n % n %
1 Berisiko 3 27,3 8 72,7 11 100
2 Tidak
12 16,2 62 83,8 74 100 0,369
Berisiko
Total 15 17,6 70 82,4 85 100
Kejadian Preklampsia
Tidak Total
No Sikap Preeklampsia p-value
Preeklampsia
n % n % n %
1 Negatif 12 85,7 2 14,3 14 100
2 Positif 3 4,2 68 95,8 71 10 0,000
Total 15 17,6 70 82,4 85 100

Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 3 bisa dengan pola makan cukup lebih


diketahui maka proporsi responden banyak yang tidak mengalami
preeklampsia sebanyak 34 (94,4%) pada ibu hamil di RSUD Kuala
responden, sedangkan responden Pembuang Kecamatan Seruyan Hilir
dengan pola makan baik lebih banyak Kabupaten Seruyan Tahun 2021.
yang tidak mengalami preeklampsia
PEMBAHASAN
sebanyak 30 (100%) responden,
1. Analisis Univariat
sedangkan responden dengan pola
a. Kejadian Preeklampsia
makan kurang lebih banyak yang
Berdasarkan tabel 2 bisa di
mengalami preeklampsia sebanyak 13
lihat hasil penelitian yang
(68,4%) responden.Berdasarkan uji
dilakukan di RSUD Kuala
statisttik memakai uji Chi-squre
Pembuang pada Ibu hamil yang
dengan tingkat kepercayaan (α) 95%
berkunjung di poli kandungan bisa
(0,05) ditemukan p-value (0,000). Hal
diketahui maka sebagian besar
ini berarti p-value < α, sehingga bisa
responden yang mengalami
disimpulkan maka (0.000<0.05) yang
kejadian tidak preeklampsia
berarti ada hubungan pola makan
sebanyak 70 responden (82,4%)
dengan kejadian preeklampsia pada
responden dan yang mengalami
ibu hamil di RSUD Kuala Pembuang
Preeklampsia sebanyak 15 (17,6%)
Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten
responden.
Seruyan Tahun 2021.
Penelitian ini ditemukan
Berdasarkan tabel 3 bisa
maka ibu hamil yang tidak
diketahui hasil uji statisttik paritas
Preklampsia mempunyai tekanan
pada ibu hamil memakai uji chisqure
darah normal ≥ 100/60 mmhg-
menunjukkan nilai p-value = 0,369
130/60 mmhg dengan usia
dimana p > ( a = 0,05) yang artinya
kehamilan ibu di trimester II,
tidak ada hubungan antara paritas
responden memiliki pola makan
dengan kejadian preeklampsia. Paritas
yang cukup, paritas kehamilan
ibu hamil lebih banyak yang tidak
yang tidak berisiko, dan sikap ibu
berisiko sebanyak 62 (83,8%)
yang positif.
sedangkan yang berisiko sebanyak 8
Penyebab urine positif pada
(72,8%) responden, dengan kejadian
ibu hamil terdeteksi kadar protein
tidak preeklampsia.
(+1) dalam urine mengindikasikan
Berdasarkan tabel 3 bisa adanya kebocoran protein dalam
diketahui maka proporsi responden urine, sering kali berkaitan dengan
dengan sikap ibu positif lebih banyak dengan ginjal, karena ginjal yang
yang tidak mengalami kejadian seharunya menyaring zat sisa tidak
preeklampsia sebanyak 68 (95,8%) berfungsi optimal sehingga urine
responden, sedangkan dengan sikap mengandung protein. Pada ibu
ibu negatif lebih banyak yang hamil kadar protein dinilai normal
mengalami kejadian preeklampsia apabila terbuang dari 300 mg setiap
sebanyak 12 (85,7%) 24 jam kemungkinan mengalami
responden.Berdasarkan uji statisttik preeklampsia.
memakai uji Chi-squre dengan tingkat b. Pola Makan
kepercayaan (α) 95% (0,05) Berdasarkan tabel 2 bisa
ditemukan p-value (0,000). Hal ini dilihat berdasarkan hasil penelitian
berarti p-value < α, sehingga bisa yang dilakukan di RSUD Kuala
disimpulkan maka ada hubungan sikap Pembuang Kabupaten Seruyan
ibu dengan kejadian preeklampsia tahun 2021 dari 85 responden yang
diteliti menunjukkan maka hamil yang berkunjung di RSUD
sebagian besar responden Kuala Pembuang tahun 2021.
mempunyai pola makan cukup Berdasarkan hasil
sebanyak 36 (42,4%) responden. penelitian yang telah dilakukan
Berdasarkan hasil maka mayoritas responden
penelitian di atas menunjukkan menyatakan kesetaraan non-
maka responden yang mempunyai bahaya, kesetaraan, buat menjadi
pola makan cukup mendominasi wanita tertentu yang diidentifikasi
sebanyak 36 responden (42,4%). dengan jumlah anak yang
Hal ini menunjukan maka dikandung, kesetaraan anak
ditemukan responden yang masih pertama dan kedua, yang
kurang dalam menjaga pola makan merupakan yang paling menjamin
selama kehamilan buat pencegahan kesetaraan sejauh kematian ibu
terjadinya Preeklampsia,maka pada prinsipnya Primigravida lebih
sebagian besar responden tidak berbahaya buat toksemia daripada
mengkonsumsi buah-buahan, tidak multigravida karena toksemia
melakukan diet garam, tidak biasanya terjadi pada wanita yang
membatasi/sering mengonsumsi pertama kali datang ke vili koroid.
makanan yang mengandung lemak, Hal ini terjadi pada wanita hamil
makanan yang di asinkan serta yang menarik, sistem imunologi
tidak membatasi/sering buat pengembangan antibodi
mengkonsumsi kafein seperti kopi penghambat yang dilakukan oleh
yang diketahui bisa meningkatkan antigen leukosit manusia G (HLA-
keadaan tekanan darah oleh G) terhadap antigen plasenta belum
responden yang di karenakan hal sepenuhnya matang, sehingga
tersebut bisa menjadi pemicu jalannya implantasi trofoblas ke
terjadinya preeklampsia, karena jaringan desidua ibu terganggu. .
bagian dari cara buat menghindari (Zeti Asikhotul Maskuratin, 2019).
terjadinya preeklampsia yaitu d. Sikap Ibu
dengan menjaga pola makan Berdasarkan tabel 2 penelitian
dengan baik yaitu mengurangi yang dilakukan di RSUD Kuala
konsumsi makanan berlemak, Pembuang Kabupaten Seruyan
asupan garam serta perlu tahun 2021 dari 85 responden yang
meningkatkan mengkonsumsi buah diteliti menunjukkan maka
dan sayur. responden sebagian besar
c. Paritas mempunyai sikap positif sebanyak
Berdasarkan tabel 2 bisa 71 (83,5%) responden.
dilihat berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan di RSUD Kuala di atas maka responden yang
Pembuang Kabupaten Seruyan mempunyai sikap yang positif
Tahun 2021 dari 85 responden yang mendominasi sebanyak 71 (83,5%)
diteliti menunjukkan maka sebagian responden dengan sangat setuju
besar paritas tidak berisiko dalam melakukan pemeriksaan
kehamilan sebanyak 74 (87,1%) kepelayanan terdekat jika merasa
responden, sedangkan paritas yang pusing terlalu lama, dan rutin
Berisiko dalam kehamilan sebanyak periksa kehamilan seperti USG
11 (12,9%) responden dari 85 ibu buat mengetahui perkembangan
bayi yang dikandung dan rutin
melakukan senam khusus ibu hamil < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
supaya ibu dan sang buah hati tetap diterima sehingga bisa disimpulkan
sehat. maka ada hubungan pola makan
Pengalaman pribadi dengan kejadian preklampsia pada
sebelumnya ibu hamil telah ibu hamil di RSUD Kuala
menemukan data tentang cara Pembuang Kecamatan Seruyan
terbaik buat mencegah preeklamsia Hilir Kabupaten Seruyan Tahun
sehingga sekarang mereka bisa 2021.
melakukan antisipasi dini, budaya Berdasarkan dari hasil
akan memberikan pemahaman penelitian yang telah dilakukan
kepada seseorang buat berhati-hati maka dari 10 pertanyaan yang
dalam beraktivitas, pengamanan ini diajukan mengenai pola makan
yaitu hal yang harus dilakukan ibu dalam hal mengenai pertanyaan
hamil. dilakukan wanita dalam yang paling banyak dijawab “Ya”
mencegah preeklamsia kehamilan. yaitu responden yang berlebihan
Beberapa responden positif mengkonsumsi makanan yang
(melakukan) antisipasi terhadap tinggi garam, makanan berlemak
preeklamsia. seperti gorengan, makanan instan
Sikap yaitu prospek seperti mie dan makanan siap saji
seseorang yang kemudian akan (junkfood) dan responden yang
menghasilkan dorongan buat jarang mengkonsumsi buah buahan
bertindak mencegah preeklamsia dan sayur maupun
yang akan berdampak pada vitamin/suplemen ibu hamil.
penurunan frekuensi preeklamsia. Sementara buat pertanyaan
(Faridah, 2018) yang jawab “Tidak” yaitu
2. Analisis Bivariat responden yang membatasi dalam
a. Hubungan Pola Makan Dengan mengkonsumsi makanan yang
Kejadian Preeklampsia Pada Ibu tinggi garam maupun yang
Hamil Di RSUD Kuala berlemak seperti gorengan, daging-
Pembuang Kabupaten Seruyan dagingan, keju maupun makanan
Tahun 2021 siap saji seperti ayam Kentucky,
Berdasarkan tabel 3 bisa kentang dalam seminggu,
di lihat maka dari 85 responden responden tidak membatasi dalam
dengan pola makan yang cukup mengkonsumsi minuman berkafein
lebih banyak yang tidak seperti kopi dalam seminggu ini,.
mengalami preeklampsia Maka dari itu mengenai
sebanyak 34 (94.4%) responden, pola makan responden dari hasil
sedangkan dari 30 responden penelitian maka sangat banyak
dengan pola makan baik lebih konsumsi lemak, asupan garam,
banyak yang tidak mengalami serta sering minum-minuman yang
preeklampsia sebanyak 30 (100%) mengandung kafein seperti kopi
responden dibandingkan dengan yang di konsumsi responden yang
yang mengalami preeklampsia berperan dalam terjadinya
dengan pola makan yang kurang preeklampsia, bagian dari
sebanyak 13 (68,4%) responden. penyebab kopi jadi cukup bahaya
Berdasarkan dari hasil uji bagi ibu hamil yaitu karena kafein
statisttik memakai uji Chi-squre bisa menembus plasenta dengan
menunjukkan nilai p-value = 0,000 mudah dan ini bisa berdampak
pada detak jantung bayi, selama RSUD Kuala Pembuang Kabupaten
masa kehamilan trimester pertama Seruyan tahun 2021.
penting buat membatasi jumlah Berdasarkan dari hasil
asupan kafein kadar maksimal penelitian yang telah dilakukan
kafein yang boleh dikonsumsi yaitu jumlah anak yang dimiliki
200 mg per hari. Selain itu dampak responden sebagian besar hamil
kelebihan asupan kafein saat hamil anak pertama 42 responden, anak
juga diduga mampu meningkatkan kedua 19 responden, anak ketiga 11
beberapa resiko seperti, kelahiran responden, anak keempat 2
mati, berat lahir dengan berat responden, anak kelima 8
badan yang rendah, keguguran responden, anak keenam 3
janin, bahkan bisa menyebabkan responden. faktor resiko terjadi
bayi prematur. Serta perlu preeklampsia paritas nullipara dan
meningkatkan mengkonsumsi pada primipara, multipara karena
buah,sayur dan vitamin/suplemen preeklampsia biasanya timbul pada
ibu hamil. wanita yang pertama kali hamil
Penelitian lain yang sesuai Secara teori, nullipara berisiko buat
dengan Evi Novita, dkk mengalami preeklampsia dari pada
menemukan maka ada hubungan primipara, multipara karena
antara pola makan dengan preeklampsia biasanya timbul pada
frekuensi preeklamsia pada ibu wanita yang pertama kali hamil.
hamil di Klinik AL-Ihsan Bandung Penelitian lain yang
Wilayah Aceh Besar tahun 2019 sesuai dengan Zeti Asikhotul
dengan p-esteem = 0,002 (< 0,05 ) Maskurotin yang menemukan maka
(Evi Novita, dkk. 2020 ). tidak ada hubungan kesetaraan
b. Hubungan Paritas Dengan dengan kejadian preeklamsia pada
Kejadian Preklampsia Pada Ibu ibu hamil di IGD Wates
Hamil Di RSUD Kuala Yogyakarta dengan p-worth
Pembuang Kabupaten Seruyan sebesar 0,163 (>0,05) (Zeti
Tahun 202 Asikhotul Maskurotin, 2019).
Berdasarkan tabel 3 bisa c. Hubungan Sikap Ibu Dengan
diketahui maka dari responden yang Kejadian Preklampsia Pada Ibu
diteliti menunjukkan maka sebagian Hamil Di RSUD Kuala
besar responden yang tidak berisiko Pembuang Kabupaten Seruyan
dalam kehamilan sebanyak 62 Tahun 2021
(83,8%) responden, sedangkan yang Berdasarkan tabel 3 bisa
Berisiko dalam kehamilan sebanyak diketahui maka proporsi responden
8 (72,7%) dari 85 responden yang dengan sikap ibu positif lebih
berkunjung di RSUD Kuala banyak yang tidak mengalami
Pembuang tahun 2021. Berdasarkan kejadian preeklampsia sebanyak 68
dari hasil uji statisttik memakai uji (95,8%) responden, sedangkan
Chi-squre dengan tingkat dengan sikap ibu negatif lebih
kepercayaan 95% ditemukan nilai banyak yang mengalami kejadian
signifikan dengan nilai p-value = 0, preeklampsia sebanyak 12 (86,7%)
369, sehingga bisa disimpulkan responden.
maka tidak ada hubungan paritas Berdasarkan uji faktual
dengan kejadian preeklampsia di memakai uji Chi-squre dengan
tingkat kepastian (α) 95% (0,05),
diperoleh p-esteem (0,000). Artinya esteem = 0,004 ( < 0,05)
p-esteem < , sehingga cenderung (Nurnaningsih, dkk 2020).
diduga ada hubungan antara Sebagian besar responden
mentalitas ibu dengan kejadian positif (melakukan) penghindaran
preeklamsia pada ibu hamil di preeklamsia/eklampsia. Tingkah
Klinik Kuala Pembuang Rezim laku yaitu prospek seseorang yang
Seruyan tahun 2021. Usia 20-30 kemudian akan menghasilkan suatu
tahun yaitu masa paling aman buat rangsangan dalam melakukan
kehamilan atau persalinan, namun pencegahan preeklamsia yang akan
di negara-negara non-industri berdampak pada penurunan angka
sekitar 10% - 20% anak dilahirkan preeklamsia (Notoatmodjo, 2010).
ke dunia buat ibu remaja, faktor Preeklamsia bisa menyerang
usia mempengaruhi kejadian individu yang memiliki perspektif
preeklamsia pada remaja pada positif dan negatif. Dilihat dari
kehamilan utama atau nulipara konsekuensi konsentrat di atas,
lebih beresiko mengalami toxemia dinyatakan maka sebagian besar
(Saswanto, 2008) maka pada masa responden memiliki mentalitas ibu
dewasa komponen kemauan dan positif, lebih dari 52 (100%)
jiwa berperan penting dalam responden tidak mengalami
kemampuan memilih seperti yang preeklamsia. Berbeda dengan sikap
ditunjukkan oleh (Notoatmodjo, negatif ibu, mayoritas responden
2010). Semakin banyak data yang yang mengalami preeklamsia
bisa mempengaruhi atau sebanyak 18 (54,5%) responden.
memperluas informasi seseorang Bisa disimpulkan maka semakin
dengan membawa masalah yang yakin sikap ibu hamil, semakin
pada akhirnya individu akan rendah risiko terkena preeklamsia
bertindak sesuai mentalitasnya. dan semakin disesalkan mental ibu
Pengalaman individu sebelum ibu hamil, semakin tinggi risiko
hamil menemukan data tentang terkena preeklamsia
cara terbaik buat mencegah
preeklamsia/eklampsia sehingga PENUTUP
sekarang mereka bisa melakukan Berdasarkan hasilpenelitian ini bisa di
pencegahan dini, budaya akan simpulkan :
memberikan wawasan kepada 1. Sebagian besar ibu hamil tidak
seseorang buat berhati-hati dalam mengalami preeklampsia yaitu
bertindak. Tindakan pencegahan sebanyak 70 responden (82,4%) di
inilah yang dilakukan ibu hamil RSUD Kuala Pembuang Kabupaten
dalam mencegah frekuensi Seruyan Tahun 2021.
preeklamsia dalam kehamilannya 2. Dari 85 ibu hamil terdapat sebanyak 36
(Faridah, 2018). responden (42,4%) yang memiliki pola
Hasil review ini sesuai makan cukup di RSUD Kuala
dengan penelitian Nurnaningsih, Pembuang Kabupaten Seruyan Tahun
dkk menemukan maka ada 2021.
hubungan antara cara pandang ibu 3. Sebagian besar ibu hamil termasukyang
terhadap kejadian preeklamsia di mengalami paritas tidak berisiko yaitu
Wellbeing Center Kelompok sebanyak 62 responden (83,8%) di
Masyarakat Tangeban, Area RSUD Kuala Pembuang Kabupaten
Masama, Banggai Rule dengan p- Seruyan Tahun 2021.
4. Dari 85 responden terdapat sebanyak obesitas, sehingga penelitian dapat
71 orang (83,5%) ibu hamil yang dikembangkan dan di sempurnakan.
memiliki sikap positif terhadap REFERENSI
kejadian preeclampsia di RSUD Kuala Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pembuang Kabupaten Seruyan Tahun Pendekatan Praktik Edisi Revisi.
2021. Jakarta: Rineka Cipta. Kemenkes RI,
2013).
5. Ada hubungan pola makan dengan p-
value (0,000), sikap ibu dengan p-value Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta:
(0,000) dengan kejadian preeklampsia Salemba Medika. Nursalam. 2011.
pada ibu hamil di RSUD Kuala Konsep dan Penerapan Metodologi
Pembuang Kabupaten Seruyan Tahun Penelitian Ilmu Keperawatan.
2021. Jakarta: Salemba Medika.
6. Tidak ada hubungan paritas dengan
Azwar, S. 2011. Sikap Manusia Teori Dan
kejadian preeklampsia pada ibu hamil
Pengukuranya. Yogyakarta: Pustaka
di RSUD Kuala Pembuang Kabupaten Pelajar. Hidayat, A.A. 2011. Metode
Seruyan Tahun 2021 dengan p-value Penelitian Kebidanan dan Teknik
(0,369). Analisis Data. Jakarta: Salemba
Medika. Intan,2011.
SARAN http://bidanintan.blogspot.co.id/2011
1. Bagi RSUD Kuala Pembuang /05/penyakit-ibudalam
kehamilan.html Mitayani. 2009.
Perlu adanya upaya peningkatan
perhatian mengenai kesehatan kepada
Billington, Mary dan Stevenson, Mandy. 2009.
ibu hamil mengalami preeklampsia
Kegawatan dalam Kehamilan
maupun tidak mengalami
Persalinan:Buku Saku Bidan.
preeklampsia agar menambah
Jakarta:EGC.
pengetahuan dan wawasannya
terhadap kesehatan terutama mengenai
Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Ilmu
penyakit preeklampsia
Keperawatan Maternitas.
2. Bagi Ibu Hamil Jakarta:EGC Chapman, Vicky. 2006.
Diharapkan agar ibu hamil lebih Asuhan Kebidanan: Persalinan dan
Kelahiran. Jakarta:EGC.
memperhatikan kesehatan terutama
kesehatan diri sendiri dan janin yang Christensen, Paula J. 2009. Proses
dikandung agar dapat mengubah pola Keperawatan: Aplikasi Model Edisi
makan yang kurang baik dengan tidak 4. Jakarta:EGC. Cunningham, F.
sering mengkonsumsi makanan/ Gary. 2006. Obstetri Williams.
minuman yang dapat menyebabkan Jakarta:EGC.
preeklampsia seperti makanan yang Dewi, Vivian dan Sunarsih, Tri.2011. Asuhan
Kehamilan Buat Kebidanan.
mengandung lemak,tinggi garam serta
Jakarta:Salemba Medika.
konsumsi kafein dan bagi ibu yang
tidak preeklampsia agar tetap Hidayat, Aziz Alimul.2010. Metode Penelitian
mempertahan kan gaya hidup yang Kebidanan dan Teknik
sehat.
JM Robert, DW Cooper. 2001. Pathogenesis
3. Bagi Peneliti Selanjutnya and Genetics of Pre-eclampsia. The
Bagi peneliti selanjutnya hasil Lancet, Volume 357, pages 53-56, 6
penelitian ini sebagai referensi untuk January 2001. Diunduh di alamat
melanjutkan penelitian selanjutnya http://www.thelancet.com/journals/la
ncet/article/PIIS0140673 6%2800%2
dengan menggunakan variabel lainnya
903577-7/fulltext diakses pada
seperti kebiasaan minum kopi, umur,
tanggal 15/01/2014 pukul 13.12 wib
Jtptun imus-gdl-ariwidyaya-6585-3-
babii
Marcia. 2007. Buku Saku Keperawatan
Komunitas: Pengkajian, Intervensi
dan Penyuluhan. Jakarta:EGC.

Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan.


Jakarta: PT. Bina Pustaka.

Rahayu,(2014). “Hubungan Kebiasaan


Konsumsi Junk Food dengan
Kejadian Preeklamsia pada Ibu
Hamil di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo”. Jurnal Involusi
Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014,
1-10

Sarwono Prawirohardjo. Rukiyah, Ai Yeyeh.


2010. Asuhan Kebidanan
IV(Patologi Kebidanan).Jakarta:
Trans Info Media Stanhope.

https://womantalk.com/amp/health/articles/5-
daftar-makanan-yang-disarankan
dan-dihindari-bagi-ibu-hamil-
preeklampsia-DKRR0

http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/art
icle/download/742/505

Nurul Mahmudah. Bab II


Ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id
Poli kebidanan RSUD Kuala
Pembuang, eprintts.ums.ac.id

Profil Kesehatan Provinsi Kalteng 2017


Sippa,ciptakarya.pu.go.id

Fkm 2021 panduan skripsi versi


kebiasaan baru.

Anda mungkin juga menyukai