Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL SKRIPSI

1. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP


PENCEGAHAN PREEKLAMSIA DI WILAYAH PUSKESMAS SEPATAN
Latar Belakang
Menurut Manuaba, 2015 Kehamilan adalah proses alamiah yang yang akan

dialami oleh setiap wanita. Lama kehamilan sampai aterm adalah 280-30 hari atau 39-40

minggu, sehingga selama masa tersebut ibu hamil memerlukan pengawasan yang tepat.

Dalam kehamilan jika tidak dilakukan pengawasan yang tepat bisa menyebabkan

masalah, baik dalam kehamilan, persalinan dan nifasnya, bisa juga mengakibatkan ibu

dan bayi. Faktor penyebab ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya,

diantaranya ketidak tahuan ibu akan pentingnya periksa hamil, sikap ibu hamil yang tidak

peduli dengan kehamilannya atau belum adanya perilaku sehat pada diri ibu dan keluarga.

Tercatat di WHO angka kematian ibu (AKI) di dunia tahun 2018 yaitu 289.000

jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia tenggara

16.000 jiwa. Angka kematian ibu (AKI) di Negara-negara Asia Tenggara yaitu Malaysia

39 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per

100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per

100.000 kelahiran hidup, dan Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup. (WHO, 2019).

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2015 hasil SUPAS masih

tinggi, yaitu sebesar 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini meningkat

dibandingkan dengan tahun 2007 ketika Angka Kematian Ibu dapat diturunkan sebesar

228 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Provinsi Banten, pada tahun 2018, berada

di urutan ketiga penyumbang angka kematian ibu, yaitu sebesar 195 kematian ibu per

100.000 kelahiran hidup atau sebanyak 450 ibu meninggal pada tahun 2018, sedangkan

pada tahun 2017 dimana hanya 477 kasus dengan rincian 437 kematian bayi atau
18.1/1000 kelahiran hidup dan 40 kasus kematian ibu atau 166/100.000 kelahiran hidup

(Fariz, 2018).

Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2018 jumlah ibu hamil dengan pre

eklampsia/eklampsia sebesar 24%, data tinggi pertama di Kabupaten Tangerang hal ini

terjadi karena kejadian PEB / Eklamsia sulit untuk di diagnosa (eklamsia atipikal),

sehingga kejadian yang tidak diinginkan sering terjadi (Kesmas Kabupaten Tangerang,

2018).

Tabel

Penyebab Kematian Ibu

Tahun 2018

Preeklampsia-eklampsia merupakan gangguan dengan etiologi yang tidak

diketahui secara khusus pada wanita hamil. Bentuk sindrom ini ditandai oleh hipertensi,

edema menyeluruh dan proteinuria yang terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan, derajat

Preeklampsi yang paling berbahaya ditandai oleh kejang atau koma yang disebut dengan

eklampsi, jika hal ini tidak dapat dikendalikan dengan baik maka dapat mengakibatkan

kecacatan menetap atau bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi (Cunninghan,

2013).
Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante,

intra dan postpartum. Insidensi preeklampsi sering mencapai sekitar 5% meskipun

angkanya sangat bervariasi dalam berbagai laporan (Cunningham: 2013).

Dari gejala-gejala klinik preeklampsia dapat dibagi menjadi preeklampsia ringan

dan preeklampsia berat. Preeklampsia berat ialah preeplampsia dengan tekanan darah

sistolik ≥160mmHg dan tekanan darah diastoik ≥110mmHg disertai proteinuria lebih 5

g/24 jam (Prawiroharjo, 2016).

Penyebab pasti terjadinya pre-eklamsi masih belum diketahui. Penyakit ini

dianggap sebagai sesuatu “Maladaptation syndrome” dengan akibat suatu vasospasme

general dengan segala akibatnya. Faktor resiko terjadinya preeklampsia yaitu

preeklampsia terjadi pada primigravida, kehamilan ganda, obestitas, riwayat hipertensi,

diabetes mellitus. Selain faktor yang dapat menambah resiko terjadinya pre eklampsia

diatas ada pula karakteristik terjadinya pre eklampsia yaitu dari segi umur, seseorang

yang memiliki umur < 20 tahun atau > 35 tahun memiliki resiko yang lebih besar

mengalami pre eklampsia (Manuaba 2015).

Penyebab kematian ibu yaitu perdarahan, preeklampsia/eklampsia, komplikasi

abortus, partus macet dan sepsis. Perdarahan yang bertanggung jawab sekitar 28%

kematian ibu. Preelamsia/Eklampsia merupakan penyebab nomor 2, yaitu sebanyak 13%

kematian ibu. Aborsi tidak aman merupakan penyebab dari 11% kematian ibu. Penyebab

kematian ibu lainnya adalah sepsis, merupakan kontibutor 10% kematian ibu di

Indonesia. Partus macet berkontribusi sekitar 9% kematian ibu. Resiko kematian ibu

dapat ditambah dengan adanya anemia, penyakit infeksi seperti malaria, TBC, atau

HIV/AIDS (Prawirohardjo, 2016).

Angka kematian yang tinggi umumnya mempunyai tiga sebab pokok yaitu masih

kurangnya pengetahuan mengenai sebab akibat dan penanggulangan komplikasi-


komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan, serta nifas, kurangnya pengetahuan

mengenai kesehatan reproduksi, kurang meratanya pelayanan kebidanan yang baik bagi

semua ibu hamil (Prawirohardjo, 2009)

Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya sebuah

perilaku. Pengetahuan tentang tanda bahaya pada kehamilan sangat membantu

menurunkan AKI, karena dengan mengetahui tanda bahaya pada kehamilan seorang ibu

hamil akan lebih cepat mencari tempat pelayanan kesehatan sehingga risiko pada

kehamilan akan dapat terdeteksi dan tertangani lebih dini. Dari pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada

perilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan (Notoatmodjo, 2007) Hal ini sejalan

dengan penelitan Rahayu (2011) yang mengatakan bahwa ada hubungan pengetahuan

tanda bahaya kehamilan dengan ketaatan ANC dengan nilai p = 0,013 (p = 0,05). Hasil

penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu

hamil maka semakin taat ibu hamil tersebut melakukan ANC.

Gerakan sayang ibu merupakan gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat dan

pemerintah untuk peningkatan kualitas hidup perempuan melalui berbagai kegiatan yang

mempunyai dampak terhadap upaya percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI)

karena hamil, bersalin dan nifas serta penurunan angka kematian bayi (AKB). Metode

yang digunakan pada program ini adalah dengan melakukan peningkatkan kefahaman

pada keluarga dengan melakukan pendampingan dan penyuluhan, pembentukan

komunitas (kelompok masyarakat) yang terdiri dari masyarakat sasaran dan stakeholders

untuk adanya bantuan asupan makanan bergizi pada saat progam dilakukan stimulan dan

mengurangi beban keluarga serta merangsang mereka untuk secara mandiri

mengupayakan perilaku sadar gizi.


Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Sepatan

kejadian preeklamsia berat pada ibu hamil 4 bulan terakhir (Januari- April) tahun 2020

berjumlah 15 (21,4%) Berdasarkan studi pendahuluan terhadap ibu hamil Sebanyak 70 di

Puskesmas Sepatan, diketahui mengalami preekamsia berat dari hasil wawancara. Hasil

dari laporan PWS-KIA pada bulan Januari- April 2020 yaitu sasaran ibu hamil dari

daerah binaan adalah 485 orang, kunjungan kumulatif K1 sebanyak 89,05%, dan

kunjungan kumulatif K4 71,15%. Jumlah kunjungan ibu hamil dengan faktor resiko

(umur, paritas, jarak kehamilan, lila) 13 orang. Jumlah bayi lahir meninggal dengan

IUFD 1 orang. Ibu hamil yang mempunyai resiko tinggi (perdarahan, infeksi, abortus,

keracunan kehamilan,partus

Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas maka peneliti memandang perlunya

dilakukan penelitian tentang “Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap

pencegahan preeklamsia di wilayah puskesmas sepatan “

Sumber :
Fathur Rohman, dkk. 2015. Gambaran Sikap Ibu Hamil Dalam Pencegahan
Preeklampsia/Eklampsia di Desa Puton Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.
Jurnal Program D3 Kebidanan Stikes Pemkab Jombang. Jawa Timur.
file:///C:/Documents%20and%20Settings/user/My
%20Documents/Downloads/122-Article%20Text-351-1-10-20180713.pdf,
diakses pada tanggal 28/08/2020 jam : 08:41 WIB.

Joanggi Wiriatarina. 2017. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang


Preeklampsia di Wilayah Kerja Puskesmas Lempake Samarinda. Jurnal Ilmu
Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMKT.
file:///C:/Documents%20and%20Settings/user/My
%20Documents/Downloads/49-Article%20Text-59-1-10-20180227.pdf, diakses
pada tanggal 28/08/2020 jam : 08:51 WIB.

Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. 2018. Profil Dinas Kesehatan


Kabupaten Tangerang 2018.
http://dinkes.tangerangkab.go.id/wp-
content/files/PROFIL_KESEHATAN_KABUPATEN_TANGERANG_2018.pdf,
diakses pada tanggal 28/08/2020 jam : 08:45 WIB.
Restu Octasila, dkk. 2014. Faktor Resiko Preeklampsia di RSU Tangerang. Jurnal
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten
file:///C:/Documents%20and%20Settings/user/My
%20Documents/Downloads/manuskrif%20faktor%20resiko%20eklamsi.pdf,
diakses pada tanggal 28/08/2020 jam : 08:48 WIB.
Tabel Matrik Penelitian Terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP PENCEGAHAN PREEKLAMSIA


DI WILAYAH PUSKESMAS SEPATAN
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Metode Populasi/Sampel Hasil

1 Fathur Rohman, Gambaran Sikap Ibu Varibel independen deskriptif populasi dalam Hasil penelitian menunjukkan
Pawiono, Rini Hamil Dalam usia, pendidikan, dengan penelitian ini adalah bahwa sebagian besar (94,5%)
Hayu Lestari Pencegahan pekerjaan, sumber menggunakan seluruh ibu hamil di responden bersikap positif dan
(2015) Preeklampsia/Eklamps informasi, media pendekatan Desa Puton sebagian kecil (5,4%)
ia informasi survey Kecamatan Diwek responden bersikap negatif
Di Desa Puton Variabel dependen : Kabupaten Jombang melakukan pencegahan pre
Kecamatan Diwek preeklamsia pada ibu sebanyak 37 ibu eklampsia/eklampsia.
Kabupaten Jombang hamil hamil, dengan
sampel 37 ibu hamil.
Pengambilan sampel
menggunakan teknik
total sampling.

2 Joanggi Faktor-faktor Yang Variabel independen : penelitian Populasi seluruh ibu Hasil penelitian didapatkan
Wiriatarina H Berhubungan Dengan umur, pendidikan, deskriptif hamil dengan 47 bahwa Responden yang
(2017) Tingkat Pengetahuan pekerjaan. Tingkat partisipan. mempunyai pengetahuan baik
Ibu Hamil Tentang pengetahuan dikarenkan waktu tentang preeklampsia sebanyak
Preeklampsia di Variabel dependen : yang tidak 4 orang (8,5%). Responden
Wilayah Kerja kejadian preeklampsia memungkinkan dengan pengetahuan yang
Puskesmas Lempake pada ibu hamil untuk melanjutkan cukup sebanyak 33 orang
Samarinda peneliitian, dengan (70,2%). Dan responden yang
jumlah sampel yang memiliki pengetahuan kurang
ditentukan sebanyak tentang preeklampsia sebanyak
80 dimana penelitian 10 orang (21,3%) di wilayah
ini menggunakan kerja Puskesmas Lempake,
teknik consecutive berdasarkan hasil penelitian
sampling menunjukan bahwa tingkat
(berurutan). pengetahuan cukup tentang
preeklampsia.

3 Restu Octasila, Faktor Resiko Variabel independen: Jenis penelitian Populasi yaitu ibu Hasil penelitian diperoleh
Rivianty Preeklampsia di RSU usia, gravida, observasional yang bersalin di resiko preeklamsi meningkat
Yosalina, Reni Tangerang kehamilan ganda, analitik dengan RSU Tangerang 5.2 kali pada usia < 20 th dan
Nofita (2015) riwayat hipertensi, rancangan Tahun 2015. Jumlah 35 th dibandingkan usia ibu 20-
diabetes melitus kasus kontrol sampel adalah 54 35 tahun, 3.4 kali lebih tinggi
Variabel dependen : kasus. Pengambilan pada primi gravida dibanding
Kejadian sampel dengan multigravida, 2.7 kali lebih
Preeklampsia Pada teknik systematic tinggi pada ibu yang obesitas,
Ibu yang bersalin random sampling. 7.8 kali lebih pada ibu dengan
riwayat hipertensi.
4 Fitri Yuniarti, Analisis Perilaku Varibel independen : deskriptif populasi dalam Hasil penelitian menunjukkan
Wahyu Wijayati, Kesehatan Dan Faktor kenaikan berat badan, analitik dengan penelitian ini ada hubungan kenaikan berat
Dintya Resiko Kejadian riwayat medis, desain cross adalah semua ibu badan (p=0,005) dan riwayat
Ivantarina Preeklampsia Pada Ibu pendidikan, sectional yang datang medis (p=0,022) terhadap
(2017) Hamil Di Poliklinik pendapatan keluarga, memeriksakan kejadian preeklampsia
Obstetri Gynekologi jangkauan pelayanan, kehamilannya di sedangkan pendidikan,
RSUD Kabupaten transportasi, status Poliklinik Obstetri pendapatan keluarga,
Kediri gizi, pemeriksaan Gynekologi di jangkauan pelayanan,
ANC, kepemilikan RSUD Kabupaten transportasi, status gizi,
buku KIA, usia ibu, Kediri. Teknik pemeriksaan ANC,
paritas, riwayat sampling yang kepemilikan buku KIA, usia
keluarga digunakan yaitu ibu, paritas, riwayat keluarga
preeklampsia, random sampling. preeklampsia, obesitas,
obesitas, kehamilan Sampel yang kehamilan kembar, interval
kembar, interval digunakan adalah kehamilan dan diabetes
kehamilan dan ibu yang datang gestasional terdapat hubungan
diabetes gestasional memeriksakan yang tidak signifikan. Hasil
Variabel dependen : kehamilannya di analisis multivariat
preeklamsia pada ibu Poliklinik Obstetri menunjukkan faktor paling
hamil Gynekologi di dominan terhadap kejadian
RSUD Kabupaten preeklampsia adalah kenaikan
Kediri yang berat badan (p=0,007).
memenuhi kriteria Kenaikan berat badan
inklusi sejumlah 181 (p=0,007) dan riwayat medis
ibu hamil (p=0,029) mempunyai
hubungan yang bermakna
dengan kejadian preeklampsia
pada ibu hamil dan berperan
sebagai prediktor untuk
kejadian preeklampsia dengan
kuat prediksi sebesar 18%
(R2=0,180).

5 Novita Lusiana Faktor-faktor yang Variabel independen : penelitian Populasi seluruh ibu Hasil penelitian didapatkan
(2015) Berhubungan dengan umur, paritas, analitik bersalin di ruangan bahwa tidak ada hubungan
Kejadian keturunan, riwayat kuantitatif, camar II yang antara faktor umur dengan
Preeklampsia pada Ibu kehamilan kembar, dengan desain tercatat di rekam kejadian preeklampsia (p =
Bersalin di Ruangan riwayat penyakit penelitian yang medik ruangan 0,114), tidak ada hubungan
Camar II RSUD Arifin Variabel dependen : digunakan camar II RSUD antara faktor paritas dengan
Achmad Provinsi Riau kejadian preeklampsia adalah studi Arifin Achmad kejadian preeklampsia (p =
Tahun 2014 pada ibu bersalin casse control Provinsi Riau Tahun 0,054), ada hubungan yang
2014 dengan jumlah signifikan antara faktor
populasi sebanyak keturunan dengan kejadian
1247 persalinan. preeklampsia (p = 0,000), tidak
Kasus adalah ibu ada hubungan antara faktor
yang bersalin kehamilan kembar dengan
dengan kejadian preeklampsia (p =
preeklampsia yang 0,470), ada hubungan yang
tercatat di rekam signifikan antara riwayat
medik camar II penyakit yang lalu dengan
RSUD Arifin kejadian preeklampsia (p =
Achmad Provinsi 0,000).
Riau Tahun 2014
sebanyak 97 kasus
yang ditemukan
mulai dari bulan
Januari – September
2014. Kontrol
adalah ibu yang
bersalin dengan
tidak preeklampsia
sebanyak 97 kasus
yang ditemukan
mulai dari bulan
Januari – September
2014.

6 Dien Gusta Faktor Risiko Variabel independen : Jenis penelitian Populasi yaitu ibu Hasil penelitian menunjukkan
Anggraini Kejadian umur, obesitas, status observasional hamil di RSUP dr ada hubungan umur (p=0,006),
Nursal , Pratiwi Preeklampsia Pada Ibu gravida, riwayat analitik dengan M. Djamil Padang dan obesitas (p=0,031) berisiko
Tamel1, Hamil di RSUP dr. M. diabetes mellitus dan rancangan Tahun 2014. Jumlah secara bermakna, sedangkan
Fitrayeni (2015) Djamil Padang Tahun tingkat pendidikan kasus kontrol sampel adalah 34 status gravida, riwayat diabetes
2014 Variabel dependen : kasus dan 34 kontrol mellitus dan tingkat pendidikan
Kejadian dengan tidak terdapat hubungan yang
Preeklampsia Pada perbandingan 1:1. bermakna dan bukan faktor
Ibu Hamil Pengambilan sampel risiko preeklampsia pada ibu
dengan teknik hamil di RSUP DR. M. Djamil
systematic random Padang tahun 2014. Hasil
sampling. analisis multivariat
menunjukkan faktor paling
dominan terhadap kejadian
preeklampsia adalah umur
(p=0,001). Umur dan obesitas
merupakan faktor risiko
kejadian preeklampsia.

7 Yudia Gustri Determinan Kejadian Varibel independen : Penelitian ini Populasi yaitu data Hasil secara bivariat : umur,
Rico Januar Preeklampsia Pada Ibu umur, paritas , jarak menggunakan rekam medik ibu obesitas dan riwayat hipertensi
Sitorus, Feranita Hamil di RSUP Dr. kehamilan, usia getasi, rancangan melahirkan di RSUP berhubungan signifikan dengan
Utama (2016) Mohammad Hoesin riwayat kembar, study case- dr. Moh Hoesin preeklamsia. Analisis
Palembang riwayat abortus, control. Palembang. Sampel multivariat menunjukkan faktor
riwayat DM , riwayat yaitu data rekam yang berhubungan dengan
hipertensi, medik ibu kejadian preeklampsia adalah
pendidikan, pekerjaan, melahirkan dengan umur >35 tahun (OR: 4,120;
ANC preeklampsia dan 95% CI: 1,715-9,897) obesitas
Variabel dependen : tanpa preeklampsia (OR: 2,134; 95% CI: 1,093-
kejadian preeklamsia pada periode 1 4,167) dan riwayat hipertensi
ibu hamil Januari 2015-31 (OR: 12,143; 95% CI: 1,368-
Desember 2015. 107,792).
Jumlah sampel
adalah 85 kasus dan
85 kontrol

8 Fahira Nur, Faktor Risiko Varibel independen : Jenis penelitian Populasi adalah ibu Penelitian menunjukkan bahwa
Adhar Arifuddin Kejadian Pimigravida, riwayat menggunakan hamil di RSU Pimigravida (OR=4,594;95%
(2017) Preeklampsia Pada Ibu hipertensi, obesitas, Survey Anutapura. Jumlah CI 1,594-13,593) berisiko
Hamil Di RSU kunjungan Analitikdengan sampel yaitu 5,594 kali terhadap
Anutapura Kota Palu kehamilan/ANC pendekatan sebanyak 104 preeklampsia. Obesitas
Variabel dependen : Case Control responden dengan (OR=5,632;95% CI 2,028-
kejadian preeklamsia perbandingan 1:3. 15,640) berisiko 5,632 kali
pada ibu hamil Teknik pengambilan terhadap preeklampsia.
sampel dilakukan Riwayat Hipertensi (OR=
dengan cara 1.591;95% CI 0,652-3,883)
accidental sampling. berisiko 1,591 kali terhadap
preeklampsia dan Kunjungan
Kehamilan/ANC OR=7,933;
95% CI 2,531-21,240) berisiko
7,933 kali terhadap
preeklampsia

9 Nuning Faktor Risiko Yang Variabel independen : Jenis penelitian Populasi adalah ibu Hasil penelitian menunujukan
Saraswati, Berhubungan Dengan umur, status gravida, ini adalah hamil di RSUD bahwa faktor risiko yang
Mardiana (2016) Kejadian riwayat keturunan, survey analitik Kabupaten Berebes berhubungan dengan kejadian
Preeklampsia Pada Ibu pemeriksaan dengan Tahun 2014. Sampel preeklampsia adalah umur (p
Hamil (Studi Kasus Di antenatal , riwayat pendekatan sejumlah 145 orang value = 0,0001; OR = 15,731),
Rsud Kabupaten preeklampsia riwayat case control. untuk masing- status gravida (p value = 0,009;
Brebes Tahun 2014 hipertensi jenis masing kelompok OR = 2,173), riwayat keturunan
pekerjaan, tingkat kasus dan kontrol (p value = 0,033; OR = 2,618),
pendidikan, riwayat yang diambil dengan pemeriksaan antenatal (p value
diabetes mellitus, dan teknik simple = 0,0001; OR = 17,111),
riwayat kehamilan random sampling riwayat preeklampsia (p value
ganda. = 0,0001; OR = 20,529),
Variabel dependen : riwayat hipertensi (p value =
kejadian preeklamsia 0,0001; OR = 6,026). Variabel
pada ibu hamil yang tidak berhubungan adalah
jenis pekerjaan, tingkat
pendidikan, riwayat diabetes
mellitus, dan riwayat
kehamilan ganda

10 Dewi Nadia Faktor-faktor Yang Variabel independen : Penelitian Populasi adalah ibu Hasil penelitian menggunakan
Nurhasanah Berhubungan Dengan umur, pendidikan, observasional hamil, 80 responden chi square didapatkan
(2017) Kejadian Preeklamsia paritas, genetik, analitik dengan pada kelompok hubungan antara umur
Pada Ibu Hamil Di riwayat kesehatan, pendekatan kasus dan 80 (p=0,000), pendidikan
RSUD Panembahan kontrasepsi hormonal retrospektif responden pada (p=0,001), paritas (p=0,000),
Senopati Bantul Tahun dan obesitas (case control). kelompok kontrol, genetik (p=0,012), riwayat
2016 Variabel dependen : sehingga totalnya kesehatan (p=0,021), riwayat
kejadian preeeklamsia 160 responden kontrasepsi hormonal
pada ibu hamil (p=0,048), dan obesitas
(p=0,027) dengan kejadiaan
preeklamsia (p<0,05). Hasil
logistic regression paritas
dengan nilai Confidence
Interval terbesar yaitu OR (Exp
B) 6,863

Anda mungkin juga menyukai