PENDAHULUAN
Mengalami masa kehamilan, bagi sebagian wanita yang sudah menikah, adalah
puncak prestasi dan peranan wanita dalam kehidupan. Kehadiran anak di tengah
tetapi, tidak setiap ibu hamil dapat mengupayakan kehamilannya untuk tumbuh dan
berkembang. Oleh karena itu, sangat mudah untuk dipahami bahwa agar bayi lahir sehat,
prasyarat yang utama adalah dengan menjaga dan merawat kesehatan ibu dan janin. (Dwi
Morbiditas dan mortalitas ibu hamil dan bersalin merupakan masalah besar bagi
suatu negara,karena kesehatan ibu hamil dan bersalin sangat menentukan kualitas sumber
daya manusia (SDM) pada generasi mendatang. Kematian ibu menurut WHO adalah
kematian yang terjadi saat hamil atau dalam 42 hari pasca persalinan dengan penyebab
yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap kehamilan, tetapi bukan akibat
langsung adalah yang di akibatkan karena komplikasi yang terjadi pada saat
hamil,bersalin dan nifas. Kematian tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang
sudah ada atau yang muncul saat kehamilan yang dapat mempengaruhi kehamilannya
Prawirhardjo 2014).
1
Penyebab kematian ibu melahirkan antara lain pendarahan 28%, Kejang 24%,
Infeksi 11%, Abortus 5%, Partus Lama / Macet 5%, Emboli Obat 3%, Komplikasi masa
puerperium 3%, dan lain-lain 11%. Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab
kematian ibu 28% ,anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi
penyebab utama terjadinya pendarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian
Menurut World Health Organization (WHO) yang telah dipublikasikan pada tahun
2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia mencapai angka 289.000 jiwa. (AKI) di
Indonesia saat ini masih merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan AKI negara-
Indonesia mencapai 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran
hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran
hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran
Menurut Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2016, Angka Kematian Ibu
(AKI) di Bantul pada tahun 2015 mengalami penurunan dibanding pada tahun 2014. Pada
tahun 2014 sebesar 104,7 per 100.000 kelahiran hidup yaitru sejumlah 14 kasus,
sedangkan tahun 2015 sebesar 87,5 per 100.000, target (AKI) tahun 2015 adalah sebesar
70 per 100.000 kelahiran hidup berarti masih butuh peningkatan untuk menurunkan
angka kematian ibu disaat masa kehamilan. Berdasarkan hasil Audit Maternal Perinatal
(AMP) diketahui bahwa penyebab kematian ibu pada tahun 2015 adalah Pre Eklamsia
Berat (PEB) sebanyak 36% (4 kasus), pendarahan sebesar 36% (4 kasus), TB paru 18%
(2 kasus) dan Emboli air ketuban 9% (1 kasus). (Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2016)
2
Kota Depok, saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Depok berkisar 36,41 per 100
ribu kelahiran hidup Sementara, Angka Kematian Balita (AKB) mencapai 1,77 per 1.000
Berdasarkan data di atas Angka Kematian/Kesakitan Ibu dan Bayi masih relatif
tinggi maka upaya yang harus di lakukan untuk menurunkan AKI dan AKB adalah
sudah ditetapkan yang bertujuan untuk mendeteksi resiko terjadinya komplikasi sedini
dan bayi dilaksanakan seperti usaha pemeliharaan dan pengawasan antenatal sedini
mungkin, serta persalinan yang aman dan perawatan masa nifas yang baik. Didalam
kehamilan diperlukan pengawasan dan pemeriksaan secara teratur atau dikenal dengan
Perawatan pada kehamilan atau antenatal care (ANC) sangat disarankan bagi para
ibu hamil untuk memonitor kesehatan ibu dan janin dalam kandungan. Pemeriksaan
kehamilan adalah serangkaian tindakan perawatan yang dilakukan secara berkala dari
awal kehamilan hingga proses persalinan untuk memonitor kesehatan ibu dan janin agar
masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait
sasaran utama dari promosi kesehatan. Masyarakat atau komunitas merupakan salah satu
3
pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat sebagai
primary target memiliki kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan
Pemberdayaan pada ibu hamil bertujuan agar pasien dan keluarga ikut merasa
bertanggung jawab terhadap kesehatannya, sehingga jika terjadi suatu gangguan dan
membutuhkan suatu tindakan, pasien dan keluarga dapat berperan aktif dalam
Menurut penelitian Melati (2015) menyebutkan bahwa motivasi ibu hamil dalam
Semakin tinggi dukungan sosial suami yang dirasakan oleh ibu hamil maka semakin
Puspitosari (2008, dalam Fithriany 2015) dukungan suami yang diberikan untuk
istri bisa berupa dukungan fisik (mendampingi istri saat kunjungan antenatal), dukungan
emosional (memberikan perhatian dan kasih sayang lebih saat istri hamil), dukungan
kehamilan), dan dukungan sarana (memberikan sarana baik biaya maupun transportasi
Derajat kesehatan suatu masyarakat atau seseorang ditentukan juga oleh makin
4
Dalam mendukung terlaksananya perawatan diri pada kehamilan yang baik, ibu
hamil memerlukan literasi kehamilan yang tinggi yaitu suatu keterampilan kognitif dan
sosial yang menentukan motivasi dan kemampuan individu untuk mendapatkan akses,
kemampuan pribadi dan kepercayaan diri untuk mengambil tindakan untuk meningkatkan
kemampuan pribadi dan kesehatan masyarakat degan mampu mengubah gaya hidup dan
kondisi kehidupan pribadi. Kemampuan dan kemudahan akses internet juga menjadi hal
Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan Juni 2018 di BPS Ismi Santi Kelapa
Dua Depok didapatkan jumlah ibu hamil sebanyak 60 orang dari data pemeriksaan bulan
April sampai bulan Juni tahun 2018. Menurut hasil wawancara yang dilakukan peneliti
kepada 10 ibu hamil didapatkan bahwa 4 ibu hamil mengatakan dukungan suami saat
dirumah cukup baik dengan perhatian dan cara suami saat dirumah tidak pernah
menyuruh kerja berat dan lebih perhatian kepada sang ibu dan setiap periksa kehamilan
selalu diantar oleh suaminya. Dan yang tidak diantar suami sebanyak 6 ibu hamil
mengatakan dukungan suami saat dirumah sedikit cuek dengan keadaan kehamilan
dikarenakan sibuk kerja dan pulang malam saat ibu sudah terlelap tidur sehingga suami
jarang untuk menanyakan hasil pemeriksaan yang dilaporkan kepada ibu hamil dan
alasan tidak diantar karena suami bekerja. Dan didapatkan 4 orang yang melakukan
pemeriksaan sebanyak 8 kali yaitu 2 kali pada trimester I, 3 kali pada trimester II, dan 3
kali pada trimester III. Sedangkan 6 orang mengatakan melakukan pemeriksaan hanya
ketika ada waktu luang saja. (Profil BPS Ismi Santi Kelapa Dua Depok, 2018).
5
Berdasarkan kejadian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan
pemberdayaan, dukungan suami, dan literacy kehamilan dengan perawatan diri pada ibu
Berdasarkan data di atas pada bulan Juni 2018 di BPS Ismi Kelapa Dua Depok
didapatkan jumlah ibu hamil sebanyak 60 orang dari data pemeriksaan bulan April
sampai bulan Juni tahun 2018. Menurut hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada
kali yaitu 2 kali pada trimester I, 3 kali pada trimester II, dan 3 kali pada trimester III.
Sedangkan 6 orang mengatakan melakukan pemeriksaan hanya ketika ada waktu luang
saja. Serta dari 10 ibu hamil yang di wawancara 4 ibu hamil mengatakan dukungan suami
saat dirumah cukup baik serta setiap periksa kehamilan selalu diantar oleh suaminya,
sedangkan yang tidak diantar suami sebanyak 6 ibu hamil mengatakan dukungan suami
saat dirumah sedikit cuek dengan keadaan kehamilan dikarenakan sibuk kerja sehingga
perawatan kehamilan pada ibu hamil, dukungan seorang suami dan pengetahuan
kehamilan sehingga mempengaruhi status kesehatan pada ibu dan janinnya. Maka dari itu
itu, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah “ Hubungan
Pemberdayaan, Dukungan suami, dan Literacy Kehamilan dengan Perawatan Diri pada
Ibu Hamil di BPS Ismi Santi Kelapa Dua Depok Tahun 2018”.
6
1.3 Pertanyaan Penelitian
perawatan diri pada ibu hamil di BPS Ismi Santi Kelapa Dua Depok Tahun 2018?
dengan perawatan diri pada ibu hamil di BPS Ismi Santi Kelapa Dua Depok.
kehamilan dengan perawatan diri pada ibu hamil di BPS Ismi Santi Kelapa
3. Diketahui hubungan dukungan suami dengan perawatan diri pada ibu hamil di
4. Diketahui hubungan literacy kehamilan dengan perawatan diri pada ibu hamil
7
ditemukannya teori-teori baru yang erat kaitannya dengan perawatan diri ibu
Dengan teori yang ada dapat dijadikan pedoman untuk melakukan perawatan diri
1. Bagi Institusi/Akademik
2. Bagi Klien/Responden
menerapkannya di rumah.
3. Bagi Mahasiswa
keterampilan tentang perawatan diri pada ibu hamil yang baik dan benar
kehamilan dengan perawatan diri pada ibu hamil di BPS Ismi Santi Kelapa Dua Depok
8
Tahun 2018. Variabel yang diteliti adalah variabel independen yaitu pemberdayaan,
dukungan suami, dan literacy kehamilan.dan variabel dependen yaitu perawatan diri pada
ibu hamil. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Tempat
penelitian akan dilakukan di daerah Kota Depok khususnya di BPS Ismi Santi. Penelitian
ini akan dilakukan dari bulan September - November Tahun 2018. Dimana populasi
adalah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di BPS Ismi Santi Kelapa Dua
dengan kuisioner dan pengelolaan data dengan komputerisasi. Analisa penelitian ini