Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masyarakat dipengaruhi oleh usia

harapan hidup, kemampuan membaca dan menulis huruf, menurunnya

angka kematian ibu, bayi dan anak, menurunnya angka kesakitan, angka

kecacatan dan ketergantungan serta meningkatnya status gizi masyarakat.

World Health Organization (WHO) tahun 2015 menyatakan bahwa Angka

Kematian Ibu (AKI) diseluruh dunia diperkirakan 206/100.000 kelahiran hidup

dan angka kematian neonatal turun 47% antara tahun 1990-2015, yaitu dari

36/1000 kelahiran hidup menjadi 19/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015.

Pada 2005, sebanyak 536.000 perempuan meninggal dunia akibat

persalinan, lebih rendah dari jumlah kematian ibu tahun 1990 yang banyak

576.000. Sekitar 25-50% kematian wanita usia subur di negara miskin

disebabkan oleh masalah kehamilan, persalinan, dan nifas. WHO

memperkirakan di seluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 ibu hamil

meninggal saat hamil dan bersalin (WHO, 2015).

Menurut Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) bahwa AKI Indonesia

pada tahun 2015 adalah menjadi 305/100.000 kelahiran hidup, Angka

Kematian Bayi (AKB) sebesar 22,23/1.000 KH dan Angka Kematian Balita

(AKABA) sebesar 26,29/1.000 KH (Kemenkes RI, 2016). Sustainable

Development Goals (SDGs) 2015-2030 berkomitmen untuk menurunkan

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKBI yakni penurunan

AKI sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup (KH). AKB 12 per 1000 kelahiran

hidup (WHO, 2016).

1
2

Masih tingginya AKI dan AKB di suatu negara membutuhkan upaya

yakni mengurangi kemungkinan seorang perempuan menjadi hamil dengan

upaya keluarga berencana, mengurangi kemungkinan seorang perempuan

hamil mengalami komplikasi dalam kehamilan, persalinan atau masa nifas

dengan melakukan asuhan antenatal dan persalinan dengan prinsip bersih

dan aman, mengurangi kemungkinan komplikasi persalinan yang berakhir

dengan kematian atau kesakitan melalui pelayanan obstetrik dan neonatal

esensial dasar dan komprehensif (Prawirohardjo, 2009).

Penatalaksanaan asuhan kebidanan yang tepat oleh bidan profesional

merupakan salah satu cara membantu menurunkan AKI dan AKB sebagai

tolak ukur kesehatan masyarakat. Penatalaksaan asuhan kebidanan yang

komprehensif oleh bidan dapat terintegrasi dalam program kesehatan

masyarakat di fasilitas kesehatan. Asuhan kebidanan komprehensif

merupakan asuhan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh dimulai dari

masa kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.

Kehamilan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan janin

intrauterine mulai sejak konsepsi (pembuahan) dan berakhir sampai

persalinan. Asuhan Kehamilan merupakan salah satu faktor yang perlu

diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika

persalinan, disamping itu juga untuk pertumbuhan dan kesehatan janin. Ibu

hamil memerlukan perawatan selama kehamilan sehingga memenuhi

kebutuhan fisik dan psikolgisnya serta menyiapkan diri menjalani persalinan

yang aman.

Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi yakni janin dan

uri, yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan
3

lahir. Asuhan persalinan diberikan kepada klien saat persalinan dengan

memperhatikan prinsip asuhan sayang ibu dan sayang bayi yang merupakan

bagian dari persalinan yang bersih dan aman. Salah satu bentuk dari asuhan

persalinan yaitu menghadirkan keluarga atau orang-orang terdekat pasien

untuk memberikan dukungan bagi ibu saat persalinan dan merawat bayinya

(Yulianingtiyas, 2014).

Bayi baru lahir adalah seorang neonatus atau bayi yang berusia di bawah

28 hari (Anita, 2014). Asuhan bayi baru lahir sangat diprioritaskan karena

merupakan masa kritis dari kematian bayi. Dua pertiga dari kematian bayi

terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan yang teratur

pada waktu nifas dan bayinya, dapat mencegah mortalitas dan morbiditas ibu

dan bayinya (Yulianingtiyas, 2014).

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca persalinan

harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi,

yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi

dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian

ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu (Saifuddin,

2012). Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi

untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T: terlalu

muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu

dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (di atas usia 35 tahun)

(Kemenkes RI, 2013).

Dinas Kesehatan Provinsi Maluku tahun 2019 menyatakan bahwa jumlah

ibu hamil mengalami fluktuasi pada tahun 2017-2019. Jumlah Kunjungan


4

awal kehamilan pada tahun 2019 sebanyak 41.416, sedangkan jumlah K4

sebanyak 33.722. jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

pada tahun 2019 sebanyak 30.616 persalinan. Jumlah kematian ibu pada

tahun 2017 sebanyak 76 orang, tahun 2018 sebanyak 63 orang dan 2019

sebanyak 51 orang. Sebagian besar penyebab kematian ibu terebut karena

perdarahan yakni 29 orang pada tahun 2017, 29 orang pada tahun 2018 dan

23 orang pada tahun 2019. Selain itu jumlah kelahiran bayi yang lahir hidup

pada tahun 2017 sebanyak 31.754, tahun 2018 sebanyak 32.379 dan tahun

2019 sebanyak 28.067 orang. Sedangkan jumlah bayi yang lahir mati

bervariasi diantara tahun 2017 – 2019 yakni 383 orang, 355 orang dan 372

orang.

Selain itu, data kesehatan ibu dan anak pada Kabupaten Seram Bagian

Barat tahun 2019 bahwa jumlah kehamilan K1 dan K4 bervariasi pada tahun

2017-2019 yakni K1 adalah 4.760, 4.573 dan 4.605. K4 adalah 4.428 (93%),

3.950 (86,3%) dan 3.831 (83,1%). Pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan pada tahun 2017-2019 adalah 4.109 (86,3%), 3.408 (74,5%) dan

3.344 (72,6%). Jumlah kematian ibu pada tahun 2017-2019 masing-masing 6

kematian ibu dengan penyebab terbesar adalah perdarahan yakni 4, 2 dan 3

kasus. Selain itu jumlah bayi yang lahir hidup adalah 4.282, 3.540 dan 3.594

kelahiran, sedangkan bayi yang lahir mati sebanyak 8, 4 dan 8 kasus dengan

penyebab terbanyak adalah aspiksia sebanyak 6 kasus pada tahun 2019 dan

BBLR sebanyak 4 kasus pada tahun 2017.

Peneliti mengambil data awal pada bulan Oktober 2019 di Puskesmas

Perawatan Taniwel Kabupaten Seram Bagian Barat bahwa jumlah K1 dan K4

bervariasi pada tahun 2017-2019 yakni 258, 221 dan 298 untuk kehamilan
5

dengan K1 sedangkan untuk kehamilan dengan K4 adalah 179, 166 dan 231.

Jumlah ibu bersalin dan ibu nifas bervariasi antara 2017-2019 yakni 203, 203

dan 253. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2017-

2019 adalah 197, 199 dan 249 persalinan dan sebagian besar persalinan

yang ditolong oleh tenaga kesehatan dilakukan di non fasilitas kesehatan

yakni di rumah klien. Cakupan KN tahun 2017 sebesar 46%, 2018 sebesar

44% dan 2019 sebesar 56%. Jumlah bayi yang lahir hidup adalah 203, 203

dan 253 kelahiran. Selain itu cakupan KF pada tahun 2017 sebesar 58%,

2018 sebesar 42% dan 2019 sebesar 53% serta terdapat 1 kasus kematian

bayi.

Perbedaan antara jumlah kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir,

terlihat jumlah ibu hamil lebih banyak, namun jumlah persalinan yang

terdeteksi lebih sedikit begitu pula jumlah ibu nifas. Keadaan geografis

wilayah kerja Puskesmas Perawatan Taniwel yang dikelilingi oleh gunung

sehingga sulit dijangkau, transportasi yang sulit serta minimnya tenaga bidan

sehngga mempengaruhi pelayanan yang diberikan kepada klien dan atau

pasien. Walaupun tenaga kesehatan telah berusaha mengedukasi agar

pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan,

tetapi masih ada ibu hamil yang memilih bersalin dirumah dan tidak ditolong

oleh tenaga kesehatan.

Ny.J.E merupakan klien pada Puskesmas Perawatan Taniwel yang

diberikan asuhan kebidanan komprehensif oleh bidan. Bidan sebagai tenaga

kesehatan profesional telah memberikan asuhan kebidanan kepada klien

yang dilayani di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Taniwel walaupun

masih perlu pembenahan berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan


6

kebidanan. Asuhan kebidanan komprehensif tersebut diharapkan dapat

meningkatkan kualitas pelayanan dan status kesehatan masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan asuhan continuity Of

Care pada ibu J.E yang dimulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru

lahir dan juga keluarga berencana di Puskesmas Perawatan Taniwel

Kabupaten Seram Bagian Barat.

B. Rumusan Masalah

Siklus kehidupan manusia dimulai sejak kehamilan yang dilalui sebagai

suatu masa yang menbahagiakan dan menyenangkan. Asuhan kebidanan

komprehensif sejak kehamilan sampai dengan pelayanan keluarga

berencana oleh bidan mampu membantu mencegah kematian ibu dan bayi

baru lahir dan memperpanjang siklus hidup manusia. Penerapan asuhan

kebidanan berdasarkan standar asuhan kebidanan juga diberikan kepada

Ny.J.E di Puskesmas Perawatan Taniwel. Berdasarkan latar belakang

tersebut maka rumusan masalahnya adalah untuk bagaimana penerapan

manejemen asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny.W.N sejak

masa kehamilan, persalinan, nifas, menyusui, BBL dan KB?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk menerapkan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. J.E di

wilayah kerja Puskesmas Perawatan Taniwel dengan menggunakan

manejemen 7 langkah Varney.

2. Tujuan Khusus
7

a. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. J.E di Wilayah Kerja

Puskesmas Perawatan Taniwel pada dengan menggunakan

pendokumentasian 7 langkah Varney

b. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny.J.E di Wilayah

Kerja Puskesmas Perawatan Taniwel dengan menggunakan

pendokumentasian SOAP

c. Melakukan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir dari Ny J.E di

Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Taniwel dengan menggunakan

pendokumentasian SOAP

d. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny J.E di Wilayah Kerja

Puskesmas Perawatan Taniwel dengan menggunakan

pendokumentasian SOAP

e. Melakukan asuhan kebidanan KB Ny J.E di Wilayah Kerja Puskesmas

Perawatan Taniwel dengan menggunakan pendokumentasian SOAP.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil laporan ini untuk menambah wawasan mahasiswa dalam

pembelajaran mengenai asuhan komprehensif nantinya.

2. Manfaat aplikatif

a. Bagi tenaga kesehatan

Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran untuk meningkatkan

tenaga kesehatan yang dapat memahami pelayanan dalam asuhan

kebidanan komprehensif.
8

b. Bagi Institusi pendidikan

Sebagai bahan kajian meningkatkan ilmu pengetahuan bagi peserta

didik. Dan menambah referensi mengenai Asuhan Kebidanan secara

Komprehensif (Contuinity Of Care) pada ibu hamil, bersalin, nifas,

bayi baru lahir, dan keluarga berencana.

c. Bagi masyarakat

Diharapkan masyarakat dapat juga membantu dalam penanganan

asuhan kebidanan baik kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir

dan neonates dan KB.

E. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang serupa dengan penelitian ini dapat dilihat pada

tabel 1. Penelitian yang serupa.

Tabel 1
Penelitian yang Serupa

No Peneliti/Tahun Judul penelitian Desain Hasil Penelitian


Penelitian
1. Jahra Sanaky Asuhan Study Asuhan Setelah melakukan
(2018) Kebidanan Komprehensif asuhan komprehensif
Komprehensif pada Ny. R penulis
Pada Ny. R dapat mengetahui
Di Wilayah Kerja bahwa asuhan yang
Puskesmas Air diberikan sudan
Besar Kota sesuai dengan
Ambon pendekatan
manajemen
kebidanan 7 langkah
varney dan data
perkembangan
dengan metode
SOAP serta tidak
ditemukan
kesenjangan antara
teori dengan
pelaksanaan.
9

Data pada tabel 1 menyatakan bahwa ada perbedaan studi kasus ini

dengan studi kasus sebelumnya. Perbedaan dengan studi kasus yang

dilakukan oleh peneliti adalah pada waktu, tempat dan subjek penelitian,

pada studi kasus ini peneliti menggunakan Ny.J.E sebagai klien di

Puskesmas Perawatan Taniwel Kabupaten Seram Bagian Barat Tengah

Tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai