Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) mengemukakan bahwa angka

kematian ibu sangat tinggi. Sekitar 830 wanita meninggal karena komplikasi

kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap hari. Diperkirakan pada

tahun 2015, sekitar 303.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan

dan persalinan. Hampir semua kematian ini terjadi di rangkaian sumber daya

rendah, dan sebagian besar bisa dicegah (WHO, 2019).

Potensi dan tantangan dalam penurunan kematian ibu dan anak adalah

jumlah tenaga kesehatan yang menangani kesehatan ibu khususnya bidan

sudah relatif tersebar ke seluruh wilayah Indonesia, namun kompetensi masih

belum memadai. Demikian juga secara kuantitas, jumlah Puskesmas PONED

dan RS PONEK meningkat namun belum diiringi dengan peningkatan

kualitas pelayanan. Peningkatan kesehatan ibu sebelum hamil terutama pada

masa remaja, menjadi faktor penting dalam penurunan angka kematian ibu

(AKI) dan angka kematian bayi (AKB) (Kemenkes RI, 2015).

AKI termasuk salah satu indikator penting dalam menentukan derajat

kesehatan masyarakat. Indikator ini dipengaruhi oleh status kesehatan secara

umum, pendidikan dan pelayanan kesehatan selama kehamilan dan juga

melahirkan. AKI pada perbaikan pelayanan kesehatan merupakan indikator

keberhasilan pembangunan sektor tenaga kesehatan (Dinkes Aceh, 2016).

1
Menurut World Health Organization (WHO), antara tahun 1990

hingga tahun 2015, kematian ibu di seluruh dunia turun sekitar 44%. Pada

tahun 2015, sekitar 303.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan

dan persalinan. Kematian ibu di negara berkembang pada tahun 2015 adalah

239 per 100.000 kelahiran hidup (KH) sedangkan di negara maju yaitu 12 per

100.000 KH (WHO, 2019).

Untuk mempercepat penurunan AKI, negara-negara telah menetapkan

target baru untuk mengurangi kematian ibu. Target Sustanable Development

Goals (SDGs) yaitu tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, kehidupan sehat dan

sejahtera, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, air bersih dan sanitasi

layak, enegi bersih dan terjangkau, dan lain-lain. Salah satu target tersebut

adalah untuk mengurangi rasio kematian ibu bersalin global menjadi kurang

dari 70 per 100.000 KH, dan AKB menjadi 12 per 1.000 KH (WHO, 2019).

Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2012 menunjukkan bahwa AKI meningkat kembali menjadi sebesar

359 per 100.000 KH. Untuk AKB menunjukan angka 32 per 1.000 KH. Data

SDKI tahun 2017 AKB terjadi penurunan yaitu 24 per 1.000 KH, dan AKN

tahun 2017 yaitu 15 per 1.000 KH, terjadi peningkatan bila dibandingkan

tahun 2012 yaitu 19 per 1.000 KH (Kemenkes RI, 2016).

Berdasarkan data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015

baik AKI maupun AKB menunjukkan penurunan yaitu AKI menjadi 305/

100.000 KH dan AKB menjadi 22,23/ 1000 KH. Situasi ini membutuhkan

kerja keras bersama untuk terus menurunkan AKI dan AKB di Indonesia

2
sebagaimana target yang ditetapkan dalam SDGs (Kementerian Kesehatan,

2017).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh pada tahun 2018,

diketahui AKI menurun menjadi 139 per 100.000 KH, sebelumnya pada

tahun 2017 AKI yaitu 143 per 100.000 KH. Sedangkan AKB di Aceh tahun

2018 yaitu 9 per 1.000 KH, sedangkan Angka Kematian Neonatal (AKN)

yaitu 7 per 1.000 KH (Dinkes Aceh, 2016).

Penyebab kematian ibu yaitu akibat gangguan hipertensi sebanyak

33,07%, perdarahan obstetrik 27.03%, komplikasi non obstetric 15.7%,

komplikasi obstetric lainnya 12.04% infeksi pada kehamilan 6.06% dan

penyebab lainnya 4.81%. Sementara penyebab kematian neonatal tertinggi

disebabkan oleh komplikasi kejadian intraparum tercatat 283%, akibat

gangguan respiratori dan kardiovaskular 21.3%, BBLR dan premature 19%,

kelhiran kongenital 14, 8%, akibat tetanus neonatorum 1,2%, infeksi 7.3%

dan akibat lainnya 8.2% (Kemenkes RI, 2019)

Sebagai upaya menurunkan kematian ibu dan kematian anak,

Kementerian Kesehatan menetapkan indikator persentase puskesmas

melaksanakan kelas ibu hamil dan persentase puskesmas melaksanakan

orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu

mengenai kehamilan, persalinan, nifas, KB pasca persalinan, pencegahan

komplikasi, perawatan bayi baru lahir dan aktivitas fisik atau senam ibu hamil

(Kemenkes RI, 2017).

3
Dengan paradigma sehat akan merubah cara pandang tentang kesehatan

termasuk kesehatan reproduksi, dan mendorong masyarakat menjadi mandiri

dan sadar akan pentingnya upaya promotif dan preventif. Paradigma sehat

merupakan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan di Indonesia yang

utamanya di nilai dari AKI dan AKB, maka bidan sebagai bagian dari tenaga

yang turut bertanggung jawab terhadap menurunnya AKI dan AKB perlu

menjadikan paradigma sehat sebagai model (Astuti, 2016).

Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan dilakukan melalui

pelayanan pemeriksaan kehamilan yang komprehensif dan berkualitas,

bertujuan untuk mempersiapkan persalinan yang bersih, aman dan sehat.

Indikator utama pelayanan kesehatan ibu dalam upaya menurunkan kematian

ibu dan bayi baru lahir mencakup pemeriksaan kehamilan, persalinan di

fasilitas pelayanan kesehatan, dan persalinan yang ditolong oleh tenaga

kesehatan yang kompeten, perawatan masa nifas dan bayi baru lahir, dan

kunjungan neonatal pertama pada periode 6 sampai 48 jam setelah lahir

(SDKI, 2017).

Bidan sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab dan

akuntabel yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan

dukungan, asuhan dan nasehat selama masa kehamilan dan masa nifas,

memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan

kepada bayi baru lahir. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi

persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, akses bantuan

4
medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan

kegawatdaruratan (Dinkes Aceh, 2016).

Program KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia

ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

berkualitas. KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian

ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T, terlalu muda melahirkan (dibawah usia

20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan

terlalu tua melahirkan (di atas usia 35 tahun) (Kemenkes RI, 2015).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen pada tahun

2018, terdapat 13 kasus kematian ibu, sedangkan jumlah kematian bayi yaitu

149 kasus. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, BBLR, tetanus

neonatorum, pneumonia dan lain-lain. Jumlah cakupan k1 sebanyak 9.483

orang (94,4%), sementara cakupan k4 sebanyak 8.332 orang (89,6%).

Cakupan KN1 sebanyak 8.486 orang (92,96%), sedangkan cakupan KN

lengkap sebanyak 7.929 orang (86,86%). Cakupan KF1 sebanyak 8.471 orang

(88%), cakupan KF2 sebanyak 8.402 orang (88%) , dan cakupan KF3

sebanyak 7.214 orang (75%). Pasangan usia subur (PUS) sebanyak 78.493

orang, peserta KB baru yaitu 9.537 orang (12,3%), dan peserta KB aktif

sebanyak 47.104 orang (60,01%).

Berdasarkan data dari Puskesmas Peusangan Kabupaten Bireuen tahun

2018, tidak terdapat kasus kematian ibu sedangkan kasus kematian bayi

sebanyak 6 jiwa, yaitu bayi lahir mati sebanyak 1 jiwa dan kematian neotatal

5
sebanyak 5 jiwa dengan penyebab asfiksia sebanyak 1 kasus, dan bayi berat

lahir rendah (BBLR) sebanyak 4 kasus. Jumlah cakupan k1 sebanyak 765

orang (104,1%), dan k4 sebanyak 728 orang (99%). Ibu bersalin yang

ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 717 orang (102,1%) dan tidak ada

persalinan yang ditolong oleh dukun. Cakupan Kf1 sebanyak 630 orang

(89,7%), Kf2 sebanyak 630 orang (89,7%), dan Kf3 sebanyak 588 orang

(83,8%).

Praktik Mandiri Bidan (PMB) Nurhayati Kecamatan Peusangan

Kabupaten Bireuen adalah PMB yang melakukan asuhan kebidanan secara

komprehensif dan sesuai standar pelayanan kebidanan. Berdasarkan data

yang di dapat di PMB Nurhayati pada tahun 2020 terdapat kasus kematian

bayi sebanyak 1 jiwa, penyebab kematian yaitu immature. Kunjungan

Antenatal Care (ANC) di PMB tersebut adalah sebanyak 1.171 orang,

dengan K1 sebanyak 406 orang, K2 sebanyak 200 orang, K3 sebanyak 200

orang dan K4 sebanyak 365 orang, sedangkan kunjungan Intranatal Care

(INC) adalah sebanyak 258 orang, Postnatal Care (PNC) sebanyak 258

orang, bayi baru lahir (BBL) sebanyak 258 orang, akseptor KB sebanyak

1.185 orang, dengan KB pil sebanyak 290 orang, KB suntik sebanyak 875

orang, KB IUD sebanyak 15 orang dan KB implan sebanyak 5 orang.

Upaya bidan dalam menurunkan kematian ibu dan kematian anak,

yaitu melaksanakan orientasi Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K). Dalam pelaksanaan P4K, bidan diharapkan

berperan sebagai fasiitator dan dapat membangun komunikasi persuasif dan

6
setara di wilayah kerjanya agar dapat terwujud kerjasama dengan ibu,

keluarga dan masyarakat sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan

kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan kesehatan ibu dan bayi

baru lahir (Kemenkes RI, 2017).

Untuk memperoleh gambaran yang sesuai dan jelas tentang pelayanan

yang dilaksanakan, maka perlu untuk melaksanakan asuhan kebidanan secara

komprehensif pada seorang ibu dimulai segera setelah ada kemungkinan

kehamilan, bersalin hingga masa nifas serta pemberian asuhan pada bayi baru

lahir dan keluarga berencana, sehingga pengalaman nyata dilapangan tentang

praktek pelayanan kebidanan komprehensif.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan

Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.R di PMB Nurhayati Kecamatan

Peusangan Kabupaten Bireuen tahun 2020.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masih didapati

di PMB Nurhayati Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen pada tahun

2019 terdapat kematian bayi sebanyak 1 jiwa, penyebab kematian yaitu

immature. Maka yang menjadi rumusan masalah dalam Laporan Tugas Akhir

(LTA) ini adalah “Bagaimanakah asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.R

di PMB Nurhayati Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen tahun 2020?

7
C. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup asuhan kebidanan komprehensif yang

merupakan Laporan Tugas Akhir (LTA) adalah pelaksanaan asuhan

manajemen pelayanan kebidanan dalam masa kehamilan, persalinan, bayi

baru lahir (BBL) dan keluarga berencana (KB). Kegiatan ini dilaksanakan

secara terpadu dan berkesinambungan antara petugas tenaga kesehatan

dengan pasien.

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.R

di PMB Nurhayati Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen sesuai

dengan standar pelayanan kebidanan, dengan pendekatan manajemen

varney dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny.R di

PMB Nurhayati sesuai dengan standar antenatal care (ANC).

b. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan persalinan pada Ny.R di

PMB Nurhayati sesuai dengan standar asuhan persalinan normal

(APN).

c. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan nifas pada Ny.R di PMB

Nurhayati sesuai dengan standar asuhan post natal care (PNC).

8
d. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada Ny.R di

PMB Nurhayati sesuai dengan standar asuhan bayi baru lahir (BBL).

e. Mampu melaksanakan pelayanan KB pada Ny.R di PMB Nurhayati

sesuai dengan standar pelayanan keluarga berencana (KB).

E. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Dapat digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan serta

keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif.

2. Manfaat Praktik

a. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai metode penilaian pada mahasiswa dalam melaksanakan

tugasnya akhirnya dan untuk membimbing mahasiswa agar lebih

terampil dalam memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif.

b. Bagi Lahan Praktik

Untuk meningkatkan pelayanan kebidanan melalui manajemen

asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL dan KB secara

komprehensif.

c. Bagi Klien

Bisa mendapat pelayanan yang komprehensif yang sesuai dengan

standar pelayanan kebidanan.

9
d. Bagi Mahasiswi

Untuk menambah dan memperluas ilmu pengetahuan yang

diperoleh di pendidikan, yaitu dalam melaksanakan laporan tugas akhir

dan sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan D-III kebidanan,

dan nantinya akan mampu memberikan pelayanan kebidanan yang

komprehensif sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.

10

Anda mungkin juga menyukai