Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesejahteraan suatu bangsa dipengaruhi oleh kesejahteraan ibu dan

anak, kesejahteraan ibu dan anak dipengaruhi oleh proses kehamilan,

persalinan, pasca salin (nifas), neonatus dan juga pada saat pemakaian alat

kontrasepsi. Proses tersebut yang akan menentukan kualitas sumber daya

manusia yang akan datang. Pelayanan kesehatan maternal merupakan salah

satu unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kemudian fase kelahiran bayi yang

disebut persalinan. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang

kepala yang berlangsung 18 jam tanpa komplikasi baik ibu mapun bayi.

Kemudian ibu melalui masa pasca salin (nifas). Masa nifas dimulai setelah

kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti

keadaan sebelum hamil sekitar 6 minggu (Prawirohardjo, 2009). Ovulasi

dapat terjadi 21 hari pasca persalinan (Affandi, 2011), maka untuk

memperoleh masa infertilitas lebih lama ibu nifas menggunakan kontrasepsi

(Keluarga berencana). KB merupakan suatu usaha menjarangkan atau

merencanakan jumlah dan jarak kehamilan (Sulistyawati, 2014).

1
2

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

merupakan tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa. Jumlah

total kematian ibu diperkirakan mencapai 303.000 kematian di seluruh dunia

pada tahun 2015 di Negara Berkembang menyumbang sekitar 90% atau

302.000 dari seluruh total kematian ibu yang diperkirakan terjadi pada tahun

2015 dan kebanyakan penyebab tingginya kematian ibu adalah komplikasi

obsterik seperti perdarahan, eklampsi dan keguguran merupakan penyebab

tingginya kasus kematian dan kesakitan ibu di negara berkembang (WHO,

2015). Penyebab tingginya kasus kematian dan kesakitan ibu adalah tiga

terlambat dan empat terlalu yakni terlambat dalam mencapai fasilitas

(transportasi ke Rumah Sakit /Puskesmas karena jauh), terlambat dalam

mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat difasilitas pelayanan (kurang

lengkap atau tenaga medis kurang), terlambat dalam mengenali tanda bahaya

kehamilan dan persalinan. Sedangkan empat terlalu yaitu terlalu muda (usia

dibawah 16 tahun), terlalu tua (usia diatas 35 tahun), terlalu sering (perbedaan

usia antara anak sangat dekat), terlalu banyak (memiliki lebih dari empat

orang anak). Hal ini terjadi karena ibu pada masa kehamilan tidak melakukan

ANC rutin, tidak mengikuti posyandu, dan kurangnya kesadaran masyarakat

akan pentingnya KB (Saifuddin, 2009). Sedangkan penyebab utama dari

kematian bayi adalah asfiksia kelahiran, pneumonia, komplikasi kelahiran

infeksi neonatal, diare, malaria, campak dan mal gizi. Beberapa faktor

berkontribusi pada kematian bayi seperti tingkat pendidikan ibu, kondisi

lingkungan, dan infrastruktur politik dan pengobatan, tidak ada akses air
3

minum bersih dan imunisasi belum tercapai (Kemenkes, 2015). Dampak dari

komplikasi yang menyertai kehamilan, persalinan, nifas dan BBL adalah

meningkatnya kematian ibu dan bayi.

Berdasarkan penelitian World Health Organization (WHO) di seluruh

dunia, terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa/tahun dan kematian bayi

khususnya Neonatus sebesar 10.000.000 jiwa/tahun. Kematian Maternal dan

Neonatal tersebut terjadi terutama di negara berkembang sebesar 99%

(Manuaba, 2013). Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami peningkatan dari

228/100.000 Kelahiran Hidup menjadi 359/100.000 kelahiran, angka ini

masih jauh dari target Millennium Development Goals (MDGs) pada tahun

2015 yaitu 102 / 100.000 kelahiran hidup (Helmizar, 2014).

Jumlah AKI di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 128 per 100.000

KH (Dinkes, 2017). Data di Provinsi Jawa Timur menunjukkan AKI pada

tahun 2017 mencapai 91/100.000 KH (Dinkes Jatim, 2017). Jumlah AKI di

kabupaten Jember tahun 2017 sebanyak 49 per 100.000 KH dan sedangkan

pada tahun 2018 jumlah AKI mengalami penurunan yaitu menjadi 41 per

100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jember, 2018). Jumlah AKI di Puskesmas

Ajung Jember pada tahun 2017 terdapat kematian ibu dengan jumlah 1 jiwa

dan pada tahun 2018 terdapat kematian ibu dengan jumlah 1 jiwa (Puskesmas

Ajung, 2018). Berdasarkan data di PMB Boinem A.Md.Keb., SST Ajung

Jember pada tahun 2017 dan 2018 tidak terdapat kematian ibu (PMB Boinem,

2018).
4

Berdasarkan data AKI pada tahun 2017 di Jawa Timur tersebut di atas

disebabkan karena eklampsia (30,90%), perdarahan (24,72%), jantung

(10,86%), infeksi (4,87%), komplikasi keguguran (5%), komplikasi masa

nifas (6%), partus lama (3,65%), emboli paru (3%) dan lain-lain (11%)

(Dinkes Jatim, 2017). Penyebab AKI pada tahun 2018 di kabupaten Jember

di sebabkan karena perdarahan (26%), eklamsia (23%), infeksi (19%), anemia

(13%), partus lama (11%) dan lain-lain (8%) (Dinkes Jember, 2018).

Penyebab AKI di Puskesmas Ajung Jember pada tahun 2017 disebabkan

suspek meningitis dan pada tahun 2018 disebabkan karena perdarahan

(Puskesmas Ajung, 2018).

Sedangkan AKB di Indonesia pada tahun 2017 AKB mencapai 22 per

1.000 KH (Dinkes, 2017). AKB pada tahun 2017 di Provinsi Jawa Timur

menurun menjadi 23,1/1000 KH (Dinkes Jatim, 2017). AKB di kabupaten

Jember tahun 2017 sebanyak 225 per 1000 kelahiran hidup dan sedangkan

pada tahun 2018 jumlah AKB mengalami penurunan yaitu menjadi 166 per

1000 kelahiran hidup (Dinkes Jember, 2018). Jumlah AKB di Puskesmas

Ajung Jember pada tahun 2017 terdapat kematian bayi dengan jumlah 3 jiwa,

sedangkan pada tahun 2018 terdapat kematian bayi dengan jumlah 3 jiwa

(Puskesmas Ajung, 2018). Berdasarkan data di PMB Boinem Ajung Jember

pada tahun 2017 dan 2018 tidak terdapat kematian bayi (PMB Boinem,

2018).

Berdasarkan data AKB pada tahun 2017 di Jawa Timur tersebut di

atas penyebab AKB adalah asfiksia (47%), prematuritas (38%) dan sepsis
5

(15%), (Dinkes Jatim, 2017). Penyebab AKI pada tahun 2018 di kabupaten

Jember di sebabkan karena asfiksia (37%), ikterus (23%), prematuritas

(30%), dan lain-lain (10%), (Dinkes Jember, 2018). Penyebab AKI di

Puskesmas Ajung Jember pada tahun 2017 disebabkan karena cacat bawaan

atau genetik dan kelainan jantung dan pada tahun 2018 disebabkan karena

cacat bawaan atau genetik dan BBLR (Puskesmas Ajung, 2018).

Pada tahun 2015 -2030, Indonesia telah mengikuti kesepakatan dunia

dalam kerangka baru agenda pembangunan pasca Millenium Development

Goalds (MDGs) yang berlanjut pada Sustainable Development Goalds

(SDGs). Target SDGs yang berlangsung pada awal Maret 2016 sampai tahun

2030 yaitu AKI 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 12 per 1000

kelahiran hidup (SDGs). Indonesia telah menyepakati Outcome Dokumen

SDGs (Sustainable Development Goals) yang berisi tentang deklarasi, tujuan

target dan cara pelaksanaan SDGs hingga tahun 2030 sebagai pengganti

MDGs yang berakhir pada tahun 2015. Salah satu target SDGs adalah

penurunan Angka kematian ibu dan Bayi (Kemenkes RI, 2015).

Upaya yang dilakukan pemerintah Kabupaten Jember dalam

melakukan penurunan AKI/AKB, pada tahu 2017 yaitu menggelar deklarasi

Gerakan Serentak Jember Peduli Ibu, Bayi, dan Anak(Gerak Berlian) yang

berkomitmen menurunkan AKI/AKB di Kabupaten Jember dengan

melibatkan semua lintas sektor, lintas program, organisasi agama, akademis,

tokoh agama, organisasi remaja (Duta Kesehatan Remaja, PIK-R, PMR,

UKS) untuk mewujudkan Jember sehat maka Dinas Kesehatan Kabupaten


6

Jember mengadakan sosialisasi dan advokasi akselerasi penurunan AKI/AKB

dan deklarasi “Gerak Berlian”, yang memiliki 12 langkah upaya peningkatan

persalinan oleh petugas kesehatan (bidan/dokter), pemeriksaan minimal 4x

selama kehamilan, pemberian vaksinasi TT, dan tablet Fe/Zat Besi,

pendampingan ibu hamil resiko tinggi, rujukan dini terencana, aktivitas kelas

ibu hamil, tersedianya calon pendonor darah, tersedianya ambulan desa,

suami siap siaga mendampingi ibu hamil, perawatan pasca persalinan (nifas),

dan sebagai peserta BPJS Kesehatan. Upaya untuk mencapain sasaran SDG’S

menurut Menkes, Kementrian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya

percepatan penurunan AKI dan AKB antara lain mulai tahun 2010

meluncurkan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ke Puskesmas di

Kabupaten/ Kota yang terfokuskan pada kegiatan preventif dan promotif

dalam Program Kesehatan Ibu dan Anak. Selain itu, Kementrian Kesehatan

juga melakukan salah satu upaya terobosan dan terbukti mampu

meningkatkan indikator proksi persalinan oleh tenaga Kesehatan dalam

penurunan AKI dan AKB adalah Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K). Program ini juga meningkatkan persiapan

menghadapi komplikasi pada saat kehamilan, termasuk perencanaan

pemakaian alat/obat kontrasepsi pasca persalinan (WHO, 2017).

Berdasarkan data di atas maka penulis tertarik untuk membuat Tugas

Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.”E” G1P0000

di PMB Boinem, A.Md.Keb., SST Ajung Jember” untuk memberikan


7

pelayanan secara continuity of care sebagai upaya untuk meningkatkan

derajat kesehatan ibu dan anak.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah

“Bagaimana asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.”E” G1P0000 di PMB

Boinem A.Md.Keb., SST Ajung Jember dengan menggunakan menejemen

kebidanan Varney ?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif

dari kehamilan trimester III menggunakan menejemen kebidanan

Varney dan persalinan, nifas, BBL sampai dengan KB

menggunakan SOAP note.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Melakukan pengkajian data secara komprehensif pada

Ny.”E” G1P0000 di PMB Boinem A.Md.Keb., SST Ajung

Jember.

1.3.2.2 Menentukan diagnosa dan masalah kebidanan pada

Ny.”E” G1P0000 di PMB Boinem A.Md.Keb., SST Ajung

Jember.

1.3.2.3 Menentukan diagnosa dan masalah potensial kebidanan

sesuai dengan prioritas pada Ny.”E” G1P0000 di PMB

Boinem A.Md.Keb., SST Ajung Jember.


8

1.3.2.4 Menentukan tindakan kebutuhan segera pada Ny.”E”

G1P0000 di PMB Boinem A.Md.Keb., SST Ajung Jember.

1.3.2.5 Merencanakan asuhan kebidanan pada Ny.”E” G1P0000 di

PMB Boinem A.Md.Keb., SST Ajung Jember.

1.3.2.6 Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.”E” G1P0000 di

PMB Boinem A.Md.Keb., SST Ajung Jember

1.3.2.7 Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah

dilakukan pada Ny.”E” G1P0000 di PMB Boinem

A.Md.Keb., SST Ajung Jember.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan dengan adanya studi kasus asuhan kebidanan

pada Ny.”E” mulai dari masa hamil trimester III sampai dengan

masa nifas di PMB Boinem A.Md.Keb., SST Ajung Jember dapat

membuktikan kebenaran teori yang ada.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi penulis

Sebagai pengalaman langsung dalam melaksanakan

Asuhan Kebidanan ibu hamil Trimester III, persalinan,

BBL (bayi baru lahir), ibu nifas sampai keluarga

berencana sesuai dengan standar kebidanan.


9

1.4.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan sebagai masukan untuk

pengembangan materi yang telah diberikan baik dalam

proses perkuliahan maupun praktik lapangan agar

mampu menerapkan secara langsung dan

berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan

bayi baru lahir dengan pendekatan manajemen

kebidanan yang sesuai dengan standar pelayanan

kebidanan.

1.4.2.3 Bagi Lahan Praktik

Sebagai masukan untuk dapat meningkatkan mutu

pelayanan kebidanan terutama asuhan pada ibu hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

1.4.2.4 Bagi Klien Asuhan

Sebagai informasi dan motivasi bagi klien, bahwa

perhatian pemeriksaan dan pemantauan kesehatan

sangat penting khususnya asuhan kebidanan pada ibu

hamil, bersalin, nifas, dan BBL.

1.5 Metode Teknik Pengumpulan Data

1.5.1 Studi kepustakaan

Dengan menggunakan buku-buku refrensi seperti (Asuhan

Kebidanan 1 (Kehamilan), Asuhan Kebidanan Masa Persalinan

dan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas) sebagai bahan pembuatan


10

laporan tugas akhir yang ada di perpustakaan, dan juga

menggunakan referensi atau literature dari jurnal, maupun artikel

resmi.

1.5.2 Studi Dokumentesi

Dengan menggunakan data-data dari pasien sebagai Laporan Tugas

Akhir selama ibu hamil Trimester III, persalinan, BBL (bayi baru

lahir), ibu nifas sampai keluarga berencana, data dapat berasal dari

buku KIA dan rekam medik pasien.

1.5.3 Studi Kasus

Pengumpulan data yang penulis lakukan dengan menggunakan

teknik antara lain :

a. Wawancara langsung dengan klien (anamesa).

b. Observasi (pemeriksaan fisik (head to toe) dan pemeriksaan

penunjang lainnya)

c. Mengikuti selama ibu hamil Trimester III, proses persalinan,

BBL (bayi baru lahir), ibu nifas sampai keluarga berencana.

1.6 Tempat dan Waktu

1.6.1 Tempat : di PMB Boinem A.Md.Keb., SST Ajung

Jember

1.6.2 Waktu penelitian : Maret-Mei 2019


11

1.7 Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

1.3.2 Tujuan Khusus

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

1.4.2 Manfaat Praktis

1.5 Metode Teknik Pengumpulan Data

1.6 Tempat dan Waktu

1.7 Sistematika Penulisan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan, Persalinan, Nifas, BBL, KB

2.1.1 Konsep Dasar Kehamilan

2.1.2 Konsep Dasar Persalinan

2.1.3 Konsep Dasar Nifas

2.1.4 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

2.1.5 Konsep Dasar Keluarga Berencana

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan


12

BAB 3 TINJAUAN KASUS

c.1 Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

c.1.1 Kunjungan ANC I

c.1.2 Kunjungan ANC II

c.2 Asuhan Kebidanan Pada Persalinan (SOAP)

c.3 Asuhan Kebidanan Pada Nifas (SOAP)

c.3.1 Catata Perkembangan Nifas Kunjungan I

c.3.2 Catata Perkembangan Nifas Kunjungan II

c.3.3 Catata Perkembangan Nifas Kunjungan III

c.4 Asuhan Kebidanan Pada Neonatus (SOAP)

c.4.1 Catata Perkembangan Neonatus Kunjungan I

c.4.2 Catata Perkembangan Neonatus Kunjungan II

c.4.3 Catata Perkembangan Neonatus Kunjungan III

c.5 Asuhan Kebidanan Pada KB

c.5.1 Kunjungan KB I

c.5.2 Kunjungan KB II

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Kehamilan TM III

4.2 Persalinan

4.3 Nifas

4.4 Neonatus

4.5 KB
13

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai