Anda di halaman 1dari 79

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA

NY”N” DENGAN PRE OP ADENOMYOSIS ENDOMETRIUM

DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MAKASSAR

TANGGAL 27 s/d 28 JUNI 2012

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat menjadi Ahli Madya Kebidanan


pada program Diploma III Kebidanan Pelamonia
Kesdam VII/Wirabuana

Oleh :

SUTRIANI
NIM 390.048

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEBIDANAN PELAMONIA
KESDAM VII/WIRABUANA
TAHUN 2012
KAMPUS : JL. Garuda No. 3 AD Makassar. Kode Pos 90125

Telp. (0411) – 857836-854340. Fax (0411) 872587

ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas penulis

Nama : Sutriani

Tempat/Tanggal Lahir : Marawi, 18 Maret 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl Cilallang Jaya VII

Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia

B. Pendidikan

Tahun 1997-2003 : SD Negeri 91 Pinrang

Tahun 2003-2006 : SMP Negeri 3 pinrang

Tahun 2006-2009 : SMA Negeri 2 pancarijang

Tahun 2009-2012 : Akademi Kebidanan Pelamonia Kesdam

VII/Wirabuana Makassar

iii
DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul……………………………………………………………… i

Lembar Pengesahan…………………………………………………..…. ii

Biodata Penulis………………………………………………………........ iii

Daftar Isi..........………………………………………….....…………….... iv

Daftar Tabel….…………………………………….…….………………... vii

Daftar Singkatan……………………………………………………….…. ix

Daftar Lampiran….…………………………………………….…………. xii

Kata Pengantar.………………………………………….……………….. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………….…………... 1

B. Ruang Lingkup Penulisan………………..………………… 3

C. Tujuan Penulisan…………………….....…………………... 3

D. Manfaat Penulisan……………………….…………………. 4

E. Metode Penulisan…………………….……………………... 5

F. Sistematika Penulisan…………………..………………….. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Reproduksi ……………..……... 10

1. Pengertian Reproduksi ……………………….……. …. 11

2. Pengertian Kesehatan Reproduksi …………….……… 11

3. Tujuan Kesehatan Reproduksi…………………..……. 15

iv
B. Tinjauan Umum Tentang Endometrium …….…………… 12

C. Tinjaun Umum Tentang Adenomyosis Endometrium…… 14

1. Pengertian……………………………………………….... 14

2. Etiologi…………………………………………………….. 14

3. Gambaran klinis………………………………………….. 14

4. Patologi……………………………………………………. 15

5. Histogenesis……………………………………………… 16

6. Diagnosis…………………………………………………. 16

7. Penanganan……………………………………………… 17

D. Tinjaun Umum Tentang histerektomi……………………... 18

1. Pengertian……………………………………………….. 18

2. Indikasi……………………………………………………. 19

3. Teknik……………………………………………………… 20

E. Tinjaun Umum Tentang Asuhan Kebidanan……………... 21

1. Pengertian manajeman kebidanan…………………… 21

2. Tahap manajemen kebidanan…………………………. 21

3. Pendokumentasian……………………………………… 23

BAB III STUDI KASUS

A. Langkah I : Identifikasi Data Dasar………….…………. 26

B. Langkah II : Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual........ 33

C. Langkah III : Antisipasi Kemungkinan Diagnosa/

Masalah Potensial…………….....…………. 35

D. Langkah IV : Tindakan Emergensi/Tindakan Segera...... 35

v
E. Langkah V : Perencanaan Tindakan Asuhan

Kebidanan................................................... 35

F. Langkah VI : Melaksanakan Tindakan Asuhan

Kebidanan................................................... 37

G. Langkah VII : Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan............. 39

H. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP).............. 40

BAB IV PEMBAHASAN…………………….……………………………. 46

BAB V PENUTUP…………………………..……………………………. 52

A. Kesimpulan………………………………….………………. 52

B. Saran………………….……………………………………... 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Halaman

Table 1. Jenis Pendokumentasian Asuhan Kebidanan……………...… 25

vii
DAFTAR SINGKATAN

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

Depkes : Departemen Kesehatan

DM : Diambetes Militus

HB : Hemoglobin

IRT : Ibu Rumah Tangga

JLn. : Jalan

Kesdam : Kesehatan Angkatan Militer

N : Nadi

P : Pernafasan

PMS : Penyaki MenuLar Seksual

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

S : Suhu

SOAP : Subjektif, Objektif, Assessment, Planning

TD : Tekanan Darah

viii
DAFTAR LAMPIRAN

1. SAP (Satuan Acara Penyuluhan)

2. Usulan Judul Karya Tulis Ilmiah

3. Surat Keterangan Penelitian dI RSUD Haji Makassar

4. Kegiatan konsultasi pada pembimbing

5. Pengesahan Tim Penguji

6. Lembar Perbaikan KTI

7. Bukti bebas Administrasi

8. Bukti Bebas Perpustakaan

9. Surat Tugas pelaksanaan KTI

10. Surat persetujuan KTI

ix
KATA PENGANTAR

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena dengan

Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul “Asuhan Kebidanan Gangguan Sistem Reproduksi Pada

Ny.“A” dengan Pre Op Adenomyosis di RSUD Haji Makassar tanggal 27

s.d 28 Juni 2012”. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan

pendidikan pada program studi Diploma III Kebidanan Pelamonia Kesdam

VII/Wirabuana.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah

masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu penulis mengharapkan

masukan dan kritikan yang sifatnya membangun guna penyempurnaan

karya tulis ini.

Tidak dapat di pungkiri begitu banyak hambatan dan tantangan

yang penulis hadapi dalam penyelesaian Karya Tulis ilmiah ini. Namun

berkat bantuan, bimbingan dan arahan serta doa dari berbagai pihak

sehingga segala hambatan dan tantangan tersebut dapat penulis lalui.

Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada ibu

Fatmawati Amir, S.ST, M.Kes selaku pembimbing I dan ibu Suharti Buhari,

S.ST selaku pembimbing II yang senantiasa membimbing penulis dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dan penulis juga ingin

menyampaikan terima kasih dan penghargaan setingi-tingginya kepada :

x
1. Kolonel Ckm dr. Sutrisno, MARS, selaku Kakesdam VII/Wirabuana.

2. Kolonel Ckm dr.Gunawan Irianto, MARS, selaku Karumkit Tingkat II

Pelamonia.

3. Kapten Ckm (K) Ruqaiyah, S.ST, M.Kes Selaku Direktur Program DIII

kebidanan Pelamonia Kesdam VII/Wirabuana.

4. Seluruh Dosen dan Staf Akbid Pelamonia Kesdam VII/Wirabuana yang

telah mendidik dan memberi ilmu pengetahuan selama penulis

mengikuti perkuliahan.

5. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun

material serta memberikan motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan pendididkan di Akademi Kebidanan pelamonia.

6. Dr. Hasna Palingrungi M.kes selaku kepala RSUD Haji Makassar

beserta staf yang telah bersedia mengizinkan kepada penulis untuk

mengambil data dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Klien Ny.“N” dan keluarga yang telah bersedia membantu penulis

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Serta seluruh teman-teman seperjuangan di Akedemi Kebidanan

Pelamonia Kesdam VII/Wirabuana.

xi
Akhirnya semoga Karya Tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu kebidanan dan semoga Tuhan Yang Maha Esa

memberikan hikmah dan petunjuk guna pemanfaatan Karya Tulis Ilmiah

ini. Amin.

Makassar,15 Juli 2012

Sutriani

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama dan

bukan hanya individu yang bersangkutan, karena dampaknya luas

menyangkut berbagai aspek kehidupan dan menjadi parameter

kemampuan Negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan

terhadap masyarakat. Dengan demikian kesehatan alat reproduksi

sangat erat dengan hubungannya dengan angka kematian ibu (AKI).

(Ida Ayu Chandranita Manuaba, Memahami Kesehatan Reproduksi

wanita, 2009, hal 7)

Salah satu gangguan system reproduksi yaitu adenomyosis

endometrium. Adenomyosis endometrium merupakan suatu kondisi

di mana lapisan endometrium masuk kedalam lapisan miometrium.

Kondisi tersebut paling mungkin terjadi pada akhir masa subur dan

setelah memiliki anak.

Dari data Badan Kesehatan Dunia (WHO) 2010 diketahui

terdapat 493.243 jiwa per tahun penderita gangguan system

reprouksi di dunia dengan angka kejadian adenomyosis sebanyak

16.050 jiwa per tahun atauosebesaro(3,25%).

(http://www.cerminduniakedokteranno,139,2009)

1
2

Di Asia tenggara angka kejadian adenomyosis endometrium

sekitar 3% dari 143.000 wanita yang menderita gangguan system

reproduksi dan 2% yang melakukan histerektomi dan sekitar 1%

yang sembuh dengan sendirinya.(http://www.dokterku-

online.com/index.php/rticle/62-adenomyosis)

Di Indonesia,sendiri belum ada data pasti mengenai kejadian

adeomyosis endometrium namun diperkirakan ada sekitar 1,8% dari

wanita yang mengalamiogangguanosystemoreproduksi.

(http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/10/adenomiosis.html)

Sedangkan untuk Propinsi Sulawesi selatan jumlah penderita

adenomyosis endometrium sebanyak 16 per 1000 atau sebesar

(1,6%) perempuan(Depkes.2009)

Menurut data rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Haji

Makassar ,jumlah penderita adenomyosis endometrium sampai dari

januari-desember 2011 sebanyak 5 orang.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk membahas

lebih lanjut mengenai karya tulis tentang asuhan kebidanan pada

Ny.”N” dengan pre op adenomyosis endometrium di RSUD Haji

Makassar tanggal 27 s.d 28 Juli 2012


3

B. Ruang Lingkup Penulisan

Adapun ruang lingkup penulisan karya tulis ilmiah ini meliputi

Manajemen Asuhan Kebidanan gangguan system reproduksi pada

Ny.”N” dengan pre op adenomyosis endometrium di RSUD haji

Makassar tanggal 27 s.d 28 Juni 2012.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam

melaksanakan asuhan kebidanan Ny.”N” dengan pre op

adenomyosis endometrium di RSUD haji Makassar tanggal 27 s.d

28 Juni 2012, dengan menggunakan pendekatan manajemen

asuhan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan.

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan asuhan Ny.”N” dengan pre op adenomyosis

endometrium di RSUD haji Makassar tanggal 27 s.d 28 Juni

2012.

b. Menegakkan diagnosa/masalah aktual Ny.”N” dengan pre op

adenomyosis endometrium di RSUD haji Makassar tanggal 27

s.d 28 Juni 2012.

c. Menegakkan diagnosa/masalah potensial Ny.”N” dengan pre

op adenomyosis endometrium di RSUD haji Makassar tanggal

27 s.d 28 Juni 2012.


4

d. Melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi Ny.”N” dengan

pre op adenomyosis endometrium di RSUD haji Makassar

tanggal 27 s.d 28 Juni 2012.

e. Merencanakan Asuhan Kebidanan Ny.”N” dengan pre op

adenomyosis endometrium di RSUD haji Makassar tanggal 27

s.d 28 Juni 2012.

f. Melaksanakan tindakan dalam asuhan kebidanan Ny.”N”

dengan pre op adenomyosis endometrium di RSUD haji

Makassar tanggal 27 s.d 28 Juni 2012.

g. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan Ny.”N” dengan pre op

adenomyosis endometrium di RSUD haji Makassar tanggal 27

s.d 28 Juni 2012.

h. Mendokumentasikan semua temuan dan tindakan dalam

asuhan kebidanan Ny.”N” dengan pre op adenomyosis

endometrium di RSUD haji Makassar tanggal 27 s.d 28 Juni

2012.

D. Mamfaat Penulisan

1. Mamfaat bagi Rumah Sakit

Sebagai masukan dalam meningkatkan pelayanan dalam rangka

meningkatkan kualitas pelayanan kepada klien dengan penerapan

khususnya pada ibu dengan pre op adenomiosys endometrium.


5

2. Mamfaat bagi institusi

sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam memberikan

bekal bagi mahasiswa agar hasil dalam menerapkan asuhan

kebidanan pada klien dengan kasus pre op adenomyosis

endometrium

3. Mamfaat bagi penulis

Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan penulis dalam

proses asuhan kebidanan dengan kasus pre op adenomyosis

endometrium.

4. Metode penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan karya tulis

ilmiah ini yaitu :

1. Studi Kepustakaan

Dengan mempelajari buku-buku, literatur-literatur dan data-

data online yang terkait dengan masalah ini

2. Studi Kasus

Studi kasus ini digunakan pendekatan pemecahan masalah

asuhan kebidanan untuk mengumpulkan data informasi,

penulis menggunakan tehnik:

a. Anamnese

Tanya jawab yang dilakukan kepada klien, suami, dan

keluarga guna memperoleh data yang diperlukan


6

b. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari

kepala sampai kaki (Head to toe) dengan menggunakan

empat tehnik yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan

pemeriksaan laboratorium untuk mendapatkan data yang

objektif mengenai keadaan pasien.

c. Pengkajian psikologis

Pengkajian psikologis klien untuk mengetahui status

emosional, pola interaksi klien dengan keluarga serta

tenaga kesehatan yang memberikan asuhan, pandangan

klien tentang masalah yang sedang dihadapi dan

pengetahuan klien tentang kesehatan.

d. Studi Dokumentasi

Studi ini dilakukan dengan mempelajari status klien baik

yang bersumber dari catatan Dokter, Bidan, maupun hasil

pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang berkaitan

dengan masalah klien.

e. Diskusi

Penulis melakukan tanya jawab atau pembahasan dengan

dosen pembimbing karya tulis ilmiah dan petugas

kesehatan yang bertugas diruangan yang berhubungan

dengan pembahasan.
7

5. Sistematika Penulisan

Studi kasus ini terdiri dari lima bab dan disusun dengan

sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Ruang Linkup Penulisan

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

D. Mamfaat Penulisan

E. Metode Penulisan

F. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Reproduksi

1. Pengertian Reproduksi

2. Pengertian Kesehatan Reproduksi

3. Tujuan Kesehatan Reproduksi

a. Tujuan Umum

b. Tujuan Khusus

B. Tinjauan Umum Tentang Endometrium

C. Tinjauan Umum Tentang Adenomyosis Endometrium

1. Pengertian

2. Etiologi
8

3. Gambaran Klinis

4. Patologi

5. Histogenesis

6. Diagnosis

7. Penanganan

D. Tinjauan Umum Tentang Histerektomi

1. Pengertian

2. Indikasi

3. Teknik

E. Tinjauan Umum Tentang Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Kebidanan

2. Tahap Manajemen Kebidanan

3. Pendokumentasian

BAB III STUDI KASUS

A. Langkah I Pengkajian dan Analisa Data Dasar

B. Langkah II Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual

C. Langkah III Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial

D. Langkah IV Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi

E. Langkah V Rencana Asuhan Kebidanan

F. Langkah VI Melaksanakan Asuhan Kebidanan

G. Langkah VII Evaluasi Asuhan Kebidanan

H. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan


9

BAB IV PEMBAHASAN

Membahas tentang kesenjangan yang terjadi antara teori dan

kenyataan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Reproduksi

1. Pengertian Reproduksi

Reproduksi adalah memperbanyak diri atau keturunan.

Reproduksi merupakan suatu proses biologis di mana individu

organisme baru diproduksi. Reproduksi adalah cara dasar

mempertahamkan diri yang dilakukan oleh semua bentuk

kehidupan setiap individu organisme ada sebagai hasil dari

suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi

secara umum dibagi menjadi dua jenis yaitu seksual dan

aseksual.

Dalam reproduksi aseksual suatu individu dapat melakukan

reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang

sama. Pembelahan sel bakteri menjadi dua sel anak adalah

contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian,

reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada orgasme bersel satu.

Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk

melakukan reproduksi aseksual.

Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu

biasanya dari jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia

normal adalah contoh umum reproduksi seksual secara umum

10
11

organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara

seksual sedangkan organism yang lebih sederhana biasanya

satu sel melakukan reproduksi aseksual.

2. Pengertian Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik,

mental, dan social yang utuh dan bukan hanya tidak adanya

penyakit dan kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan

dengan system reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-

prosesnya.

Menurut WHO kesehatan reproduksi adalah keadaan

kesejahtraan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya

bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala asfek yang

berhubungan dengan system reproduksi, fungsi, serta

prosesnya.

(suryati romauli, kesehatan Reproduksi, 2009, Hal 1)

3. Tujuan Kesehatan Reproduksi

a. Tujuan Umum

Meningkatkan kemandirian dalam mengatur fungsi dan

proses reproduksinya sehingga hak-hak reproduksi dapat

terpenuhi.
12

b. Tujuan Khusus

1) Meningkatkan kemandirian wanita dalam memutuskan

peran dan reproduksinya

2) Meningkatkan hak dan tanggung jawab social wanita

dalam menentukan kapan hamil

3) Meningkatkan peran dan tanggung jawab laki-laki

terhadap akibat dan peran seksnya

4) Dukungan yang menunjang wanita untuk membuat

keputusan yang berkaitan dengan proses reproduksinya

B. Tinjauan Tentang Endometrium

Endometrium merupakan selaput yang melapisi permukaan

dalam miometrium. Endomertium mempunyai tiga fungsi penting

yaitu:

1. Tempat nidasi

2. Tempat terjadinya proses haid

3. Petunjuk gangguan fungsional dari steroid seks

Pada usia reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil,

endomertium mengalami perubahan siklik yang berkaitan dengan

aktifitas ovarium. Endometrium terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan

basal dan lapisan fungsional. Dibawah pengaruh estrogen, lapisan

fungsional akan berproliferasi dan di bawah pengaruh estrogen dan

progesteron lapisan itu akan mengalami sekresi. Bila terjadi


13

fertilisasi dan implantasi, maka dari lapisan ini akan dibentuk

desidua, dan bilamana tidak, maka akan timbul haid lagi.

Dalam siklus haid dapat dibedakan empat fase endometrium, yaitu:

a. Fase haid atau deskuamasi endometrium

Pada fase ini endometrium dilepaskan dari uterus yang disertai

dengan perdarahan. Lapisan basalis tetap utuh, fase ini

berlangsung 3-4 hari

b. Fase pasca haid atau fase regenerasi endometrium

Pada fase ini endometrium yang terlepas tadi berangsur-

angsur sembuh dan dilapisi kembali oleh selaput lendir yang

baru. Fase ini telah dimulai sejak fase haid dan berlangsung

sekitar 4 hari.

c. Fase proliferasi atau fase antarhaid

Fase ini dimulai dari hari ke 5 hingga ke 14 silkus haid.

Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal kurang

lebih 3,5 mm.

d. Fase sekresi atau fase prahaid

Fase ini dimulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari

ke 14 hingga hari ke 28. Bentuk kelenjar berubah manjadi

panjang, berkelok-kelok dan mengeluarkan getah.

(Ilmu Kandungan, Prawirohardjo S, 2007, hal 78).


14

C. Tinjauan Umum Tentang Adenomyosis Endometrium

1. Pengertian Adenomyosis

Adenomyosis adalah suatu keadaan dimana jaringan

endometrium yang merupakan lapisan bagian dalam rahim, ada

dan tumbuh di dalam dinding otot rahim (miometrium). Biasanya

terjadi di akhir2 masa usai subur dan pada wanita yang telah

melahirkan. Adenomyosis tidak sama dengan endometriosis

(suatu kondisi dimana endometrium tumbuh di luar rahim,

namun wanita dengan adenomyosis sering juga ada

endometriosis. setelah menopause (Ida Ayu Chandranita

Manuaba, 2010 : Hal 686)

2. Etiologi

a. Jaringan endometrium yang menyusup ke dinding rahim saat

dilakukan operasi cesar, sel endometrium menyusup

kedinding rahim, lalu tumbuh dan berkembang disana.

b. Teori Pertumbuhan. Diyakini sejak awal, jaringan

endometrium ini memang sudah ada saat janin mulai

tumbuh.

c. Peradangan rahim akibat proses persalinan.

3. Gambaran klinis

Gejala yang paling sering ditemukan pada adenomyosis

adalah menoragia, dismenorea sekunder, dan uterus yang

makin membesar. Kadang-kadang terdapat di samping


15

dispareunia, dan rasa yang berat di perut bawah terutama

dalam masa prahaid.menoragia makin lama makin banyak

karena vaskularitas jaringan bertambah dan mungkin juga

karena otot-otot uterus tidak dapat berkontraksi dengan

sempurna karena adanya jaringan endometrium ditngah-

tengah, mungkin juga karena disfungsinya ovarium.

Dismenorea sekunder yang makin mengeras kiranya

disebabkan oleh kontraksi tidak teratur dari miometrium, karena

pembengkakan endometrium yang disebabkan oleh

pendarahan pada waktu haid. (Ilmu Kandungan, Prawirohardjo

S, 2007, hal 315).

4. Patologi

Pembesaran uterus pada adenomyosis umumnya difus.

Didapat penebalan dinding uterus, dengan dinding posterior

biasanya lebih tebal. Uterus umumnya berbentuk simetrik

dengan konsistensi padat dan tidak menjadi lebih besar dari

uterus gravidarus 12 minggu.

Adenomyosis ini sering terdapat bersama-sama dengan

mioma uteri.walaupun jarang, adenomyosis dapat ditemukan

tidak sebagai tumor difus melainkan sebagai tumor dengan batas

yang nyata. Dalam hal ini kelainan tersebut yang dinamakan

endometrioma uteri, sukar dibedakan dari mioma uteri. (Ilmu

Kandungan, Prawirohardjo S, 2007, hal 314-315).


16

5. Histogenesis

Cullen dan peneliti-peneliti lain mengemukakan bahwa sel

endometrium pada adenomyosis adalah dari endometrium yang

meliputi kavum uteri, dan mengadakan pertumbuhan ke dalam

otot. Pada pemeriksaan histologik masih sering dapat dilihat

adanya kontinuitas dari pulau-pulau endometrium dalam

adenomyosis dengan mukosa dinding kavum uteri, akan tetapi

hyperplasia otot-otot uterus sering kali menutupi kontinuitas ini.

Walaupun sebab sebenarnya adenomyosis uteri tidak diketahui,

ada dugaan bahwa tersebarnya endometrium dalam

miometrium adalah akibat perubahan-perubahan yang terjadi di

dalam uterus karena kehamilan dan persalinan yang berulang.

Mungkin kerokan yang berlebihan dapat merupakan faktor

etiologis pula. (Ilmu Kandungan, Prawirohardjo S, 2007, hal 315).

6. Diagnosis

Diagnosis adenomyosis dapat diduga apabila pada wanita

berumur sekitar 40 tahun dengan banyak anak, keluhan

menoragia dan dismenore makin menjadi dan ditemukan uterus

yang membesar simetrik dan berkonsistensi padat. Akan tetapi

diagnosis yang pasti baru bisa dibuat setelah pemeriksaan

uterus pada waktu operasi atau sesudah diangkatnya pada

operasi itu. (Ilmu Kandungan, Prawirohardjo S, 2007, hal 315-

316).
17

7. Penanganan

Adenomyosis biasanya hilang setelah menopause sehingga

pengobatan mungkin tergantung pada kasus pilihan pengobatan

untuk adenomyosis dapat meliputi :

a. Obat anti inflamasi

Jika mendekati menopause, biasanya dokter

memberikan obat anti inflamasi, seperti ibuprofen

(Advil,Motrin, dan lain-lain) untuk mengontrol nyeri. Dengan

memulai obat anti inflamasi 2-3 hari sebelum periode

menstruasi dimulai dan trus mengonsumsi selama periode

menstruasi dapat mengurangi aliran darah menstruasi dan

menghilangkan rasa sakit.

b. Obat hormon

Mengontrol siklus menstruasi dapat dengan kontrasepsi

oral kombinasi estrogen-progestin atau melalui hormone

yang mengandung patch atau cincin vagina dapat

mengurangi pendarahan berat dan rasa sakit yang terkait

dengan adenomyosis.

c. Histerektomi

Jika rasa sakit parah dan menopause masih lama.

Dokter biasanya menyarankan operasi untuk pengangkatan

rahim (Histerektomi).
18

D. Tinjauan Umum Tentang Histerektomi

1. Pengertian Histerektomi

a. Histerektomi berasal dari bahsa latin histera yang berarti

kandungan, rahim, atau uterus, dan ektomi yang berarti

memotong, jadi histerektomi adalah suatu prosedur

pembedahan, mengangkat rahim yang dilakukan oleh ahli

kandungan (manual histerektomi, Rsajidi Imam,EGC, 2009).

b. Histerektomi adalah operasi pengangkatan kandungan

(rahim atau uterus) pada seorang wanita, sehingga setelah

menjalani operasi ini dia tidak bisa lagi hamil dan mempunyai

anak. Histerektomi biasanya disarankan oleh dokter untuk

dilakukan karena berbagaii alasan.

Ada beberapa jenis histerektomi yang perlu kita

ketahui. Berikut ini adalah penjelasannya.

1) Histerektomi parsial (subtotal). Pada histerektomi jenis

ini, rahim diangkat, tetapi mulut rahim (serviks) tetap

dibiarkan. Oleh karena itu, penderita masih dapat

terkena kanker mulut rahim sehingga masih perlu

pemeriksaan papsmear (pemeriksaan leher rahim)

secara rutin.

2) Histerektomi total. Pada histerektomi ini, rahim dan mulut

rahim diangkat secara keseluruhannya.


19

3) Histerektomi dan salfingo-ooforektomi bilateral.

Histerektomi ini mengangkat uterus, mulut rahim, kedua

tuba fallopii, dan kedua ovarium. Pengangkatan ovarium

menyebabkan keadaan penderita seperti menopause

meskipun usianya masih muda.

4) Histerektomi radikal. Histerektomi ini mengangkat bagian

atas vagina, jaringan, dan kelenjar limfe disekitar

kandungan. Operasi ini biasanya dilakukan pada

beberapa jenis kanker tertentu untuk bisa

menyelamatkan nyawa penderita (manual histerektomi,

Rasjidi Imam, EGC, 2009)

2. Indikasi

a. Ruptur uteri

b. Fibroids (tumor jinak yang tumbuh di dalam dinding otot

rahim)

c. Kanker serviks, kanker rahim atau kanker ovarium

d. Endometriosis, kondisi berupa pertumbuhan sel

endometrium di bagian lain dari rahim

e. Adenomyosis, kelainan dimana sel endometrium tumbuh

hingga ke dalam dinding rahim (sering juga disebut

endometriosis interna)

f. Prolapsus uterus, kondisi di mana rahim turun ke vagina

karena ligamen yang kendur atau kerusakan pada otot


20

panggul bawah. (http://yusufsila2011.weebly.com, diakses

tanggal 6 agustus 2012)

3. Teknik

Histerektomi dalam kebidanan biasanya dilakukan dengan

meninggalkan adneksa kanan dan kiri. Ligament rotunda kanan

dan kiri dipotong kira-kira 1,5 cm dari uterus dan diikat pada

potongan medial dan lateral. Dari telunjuk penolong ditegakkan

ke depan mulai dari dinding belakang mulai dari ligamentum

latum di bawah ligamentum ovarii proprium dekat pada pinggir

uterus dan menembus ligamentum latum pada tempat

pemotongan ligamentum rotundum. Setelah dipasang dua

cunam tuba di ligamentum ovarii proprium dipotong dan diikat

pada potongan medial dan lateral. Tindakan yang sama

dilakukan di sebelah yang lain, kemudian peritoneum pada

fesika uterrina pada garis tengah dibuka dan insisi diteruskan ke

lateral kanan dan kiri sampai potongan ligamentum rotundum.

Dengan jari dibungkus kain kasa, kandung kencing dan

peritoneum dengan hati-hati di dorong ke bawah lateral untuk

menjauhkan ureter dari uterus. Peritoneum pada lapisan

belakang ligamentum latum digunting pada pinggir uterus kanan

dan kiri, kemudian fasa uterine kanan dan kiri dengan cabang-

cabangnya dapat dijepit dekat dengan uterus, di gunting dan

diikat dengan catgut yang kuat.


21

Pada histerektomi total kandung kencing dilepaskan lebih

kebawa lagi sampai vagina bagian atas, pada dinding balakang

uterus sedikit diatas hubungannya dengan ligamentum

sakrouterin, diadakan insisi melintang sepanjang kira-kira 1,5

cm dan dari lubang itu dilakukan pelepasan vagina dari rectum

ujung ligamentum sakrouterina kiri dan kanan dipotong dan

diikat, setelah pinggir serviks kanan dan kiri dipisahkan dari

jaringan perimetrium (setelah dijepit dengan cunam lurus),

vagina didepan dibuka, dan dari luka itu uterus dipotong dari

vagina. Setelah itu perdarahan di rawat dengan seksama

(manual histerektomi, Rasjidi Imam, EGC, 2009).

E. Tinjauan Umum Tentang Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan

Proses manajemen asuhan kebidanan adalah suatu metode

proses berfikir logis sistematis. Oleh karena itu manajemen

kebidanan merupakan alur fikir bagi seorang bidan dalam

memberikan arah/kerangka dalam menangani kasus yang

menjadi tanggung jawabnya. (Dwiana Estiwidani, 2009 hal:

143-148).

2. Tahapan dalam manajemen kebidanan

Langkah 1 : Identifikasi dan analisis masalah

Proses manajemen kebidanan dimulai dengan langkah

identifikasi dan analisi masalah. Di dalam langkah pertama ini


22

bidan sebagai tenaga profesional tidak dibenarkan untuk

menduga-duga masalah yang terdapat pada kliennya. (Dwiana

Estiwidani, 2009 hal: 143-148).

Langkah 2 : Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual

Setelah ditentukan masalah dan masalah utamanya maka

bidan merumuskannya dalam suatu pernyataan yang

mencangkup kondisi, masalah, penyebab dan prediksi terhadap

kondisi tersebut. (Dwiana Estiwidani, 2009 hal: 143-148).

Langkah 3 : Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial

Identifikasi adanya diagnosa atau masalah potensial lain dari

diagnosa atau masalah yang ada adalah merupakan urusan

antisipasi atau pencegahan jika memungkinkan serta waspada

dan bersikap untuk segala sesuatu yang dapat terjadi pada

langkah ini sangat vital untuk perawatan yang aman. (Dwiana

Estiwidani, 2009 hal: 143-148).

Langkah 4 : Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau

dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama

dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi

klien. (Dwiana Estiwidani, 2009 hal: 143-148).

Langkah 5 : Rencana Asuhan Kebidanan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh

ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini


23

merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau

diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada

langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.

(Dwiana Estiwidani, 2009 hal: 143-148).

Langkah 6 : Penatalaksanaan Tindakan Asuhan

Langkah ini adalah pelaksanaan tindakan. Hal ini mungkin

dapat dikerjakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian

dilaksanakan oleh klien sendiri. Implementasi yang efektif dapat

mengurangi biaya perawatan dan meningkatkan kualitas

pelayanan kepala klien. (Dwiana Estiwidani, 2009 hal: 143-

148).

Langkah 7 : Evaluasi Asuhan Kebidanan

Evaluasi pada kenyataan adalah cara untuk mengecek

apakah rencana yang telah dilaksanakan benar memenuhi

kebutuhan klien yaitu kebutuhan yang diidentifikasikan pada

tahap penentuan diagnosa dan masalah.(Dwiana Estiwidani,

2009 hal: 143-148).

3. Pendokumentasian asuhan kebidanan

a. Data Subyektif

Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk

biodata, mencakup nama, umur, tempat tinggal, pekerjaan,

status perkawinan, pendidikan serta keluhan-keluhan,


24

diperoleh dari hasil wawancara langsung pada pasien atau

dari keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.

b. Data Obyektif

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik

mencakup inspeksi, palpasi auskultasi, perkusi serta

pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium

dan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radio

diagnostik.

c. Assesment/Diagnosa

Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil

perumusan masalah yang mencakup kondisi, masalah dan

prediksi terhadap kondisi tersebut. Penegakan diagnosa

kebidanan dijadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya

menanggulangi ancaman keselamatan pasien/klien.

d. Planning/perencanaan

Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang

akan dilakukan oleh bidan dalam melakukan intervensi untuk

memecahkan masalah pasien/klien. (konsep kebidanan,

2009 hal 147).


25
26

BAB III

STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA

NY”N” DENGAN PRE OP ADENOMYOSIS ENDOMETRIUM

DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MAKASSAR

TANGGAL 27 s/d 28 JUNI 2012

No. Register : 132863

Tanggal Masuk : 27 Juni 2012 Jam 12.10 Wita

Tanggal pengkajian : 27 Juni 2012 Jam 12.15 Wita

Tempat : RSUD Haji Makassar

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas istri/Suami

Nama : Ny.”N” / Tn “S”

Umur : 46 tahun / 48 tahun

Nikah : 1x / ± 24 tahun

Suku : Bugis / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : S1 / S1

Pekerjaan : Swasta / Swasta

Alamat : Jln.H.A.Ninnong Kab. Wajo

26
27

B. Data biologis

1. Keluhan utama

Ibu merasakan nyeri pada perut bagian bawah saat haid.

2. Riwayat keluhan utama

Mulai dirasakan sejak 3 tahun yang lalu.

C. Riwayat kesehatan lalu

1. Ibu tidak ada riwayat pernah menderita penyakit kronik sebelumnya

yaitu DM, hipertensi, jantung, ginjal dan TBC.

2. Ibu tidak ada riwayat mengkonsumsi obat-obatan dan tidak minum-

minuman beralkohol.

D. Riwayat kesehatan keluarga

Tidak ada riwayat keluarga menderita penyakit jantung, DM,

Hipertensi, Asma dan PMS.

E, Riwayat reproduksi

1. Riwayat haid

a. Menarche : 13 tahun.

b. Siklus haid : 28 - 30 hari.

c. Lamanya : 7-10 hari.

d. Dismenorhoe : Ada.

2. Riwayat Obstetri

PIV A0.
28

3. Riwayat ginekologi

a. Ibu tidak pernah mengalami infeksi alat reproduksi.

b. Tidak pernah menderita tumor kandungan ataupun payudara.

F. Riwayat psikologi, ekonomi dan spiritual.

1. Ibu bertanya tentang pengobatan yang dijalaninya.

2. Hubungan Ibu dengan keluarga baik.

3. Hubungan Ibu dengan petugas kooperatif.

4. Ibu mendapatkan keringanan biaya perawatan melalui Jaminan

Kesehatan Masyarakat ( JamKesMas).

5. Ibu senantiasa berdoa untuk kesembuhan penyakitnya dan

berserah diri kepada Allah dan berharap Semoga Allah dapat

memberikan jalan yang terbaik dalam pengobatannya.

G. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar.

1. Kebutuhan nutrisi

a. Kebiasaan sebelum masuk rumah sakit

1) Pola/frekuensi makan : Baik 2-3x/hari.

2) Jenis makanan : Nasi, sayur, ikan, tempe dan

kadang makan buah-buahan.

3) Kebutuhan minum : ± 8 gelas/hari.

a. Perubahan setelah masuk RS.

1) Porsi makan tidak dihabiskan.

2) Jenis makanan : Bubur, ayam, sayur dan buah.

3) Minum : ± 4 – 6 gelas.
29

1. Kebutuhan eliminasi.

a. Kebiasaan sebelum masuk rumah sakit.

1) Frekwensi BAK : 4 – 5 x/hari.

2) Warna / bau khas : Warna kuning jernih / bau

pesing.

3) Gangguan eliminasi BAK : Tidak ada.

4) Frekwensi BAB : 1 x/hari.

5) Warna/konsistensi : Kuning/lunak.

6) Gangguan BAB : Tidak ada.

b. Perubahan setelah masuk RS.

Tidak ada pengaruh pola eliminasi pada ibu.

c. Personal hygiene.

1) Kebiasaan sebelum masuk rumah sakit.

a) Mandi : 2 x sehari.

b) Mengganti pakaian : 2 x sehari.

2) Perubahan setelah masuk RS.

a) Mandi : 1 x sehari.

b) Mengganti pakaian : 2 x sehari.

d. Kebutuhan istirahat/tidur.

1) Kebiasaan sebelum masuk rumah sakit.

a) Tidur siang ± 1 – 2 jam/hari.

b) Tidur malam ± 7 – 8 jam/hari.


30

2) Perubahan setelah masuk RS.

Ibu merasa cemas dan susah tidur sehingga tidur siang

jarang dari tidur malam ± 7 jam.

H. Pemeriksaan fisik.

2. Keadaan umum : baik.

3. Kesadaran : composmentis.

4. Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,5ºC

Pernafasan : 20x/menit

5. Pemeriksaan head to toe.

a. Kepala

Inspeksi: Keadaan rambut cukup bersih, warna hitam, pendek,

rambut tidak berketombe dan rontok.

Palpasi: Tidak ada massa dan nyeri tekan.

b. Wajah

Inspeksi: Wajah tidak pucat, ekspresi wajah kadang-kadang

meringis, tidak ada oedema pada wajah.

Palpasi: Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.

c. Mata

Inspeksi: Konjungtiva merah muda, sklera putih.


31

d. Hidung

Inspeksi: Hidung nampak bersih, tidak ada polip dan secret.

Palpasi: Tidak ada nyeri tekan dan massa.

e. Mulut dan gigi

Inspeksi: Bibir lembab, mulut dan gigi cukup bersih, ada caries

pada gigi, tidak ada gigi yang tanggal.

f. Leher

Inspeksi: Tidak Nampak pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar

limfe, dan vena jugularis.

Palpasi: Tidak teraba pembesaran kelanjar kelenjar tyroid,

kelenjar limfe, dan vena jugularis.

g. Telinga

Inspeksi: Simetris kiri dan kanan, telinga nampak bersih, tidak

ada peradangan.

Palpasi: Tidak ada nyeri tekan.

h. Payudara

Inspeksi: Simetris kiri dan kanan, payudara nampak bersih,

puting susu terbentuk.

Palpasi: Tidak ada nyeri tekan.

i. Abdomen

Inspeksi : Tampak bekas operasi persalinan Post Op Cesarea

dengan induksi.

Palpasi : Teraba massa dan ada nyeri tekan.


32

j. Genetalia

Inspeksi : Tampak darah keluar dari jalan lahir.

k. Ekstremitas atas

Inspeksi: Simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema.

l. Ekstremitas bawah

Inspeksi: Simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema, tidak ada

varices.

6. Data Penunjang.

a. Pemeriksaan Laboratorium.

1) WBC : 6,2 (N : 4,3 – 10,8).

2) RBC : 4,30 (N : 4,20 – 6,40).

3) HGB : 10,4 L (N : 12,0 – 18,0).

4) HCT : 33,0 L (N : 37,0 – 52,0).

5) PLT : 191% (N : 150 – 450).

6) PCT :.142 (N : .100 – 500).

7) Urea : 20 mg/dl (N : 10 – 50).

8) Kreatinin : 20 mg/dl (N : 0,6 – 1,1).

9) SGOT : 28 U/L (N : 0 – 31).

10) SGPT : 17 U/L (N : 0 – 32).

11) HBsAg : Non Reaktif (N : Non Reaktif).

12) GDS : 95 mg/dl (N : 70 – 110).


33

7. Pemeriksaan USG

Uterus antifleksi, sedikit besar dari lesi berorgan pada

posterior kanan fundus (± 1,6 x 1,1cm) dan anterior korpus (± 2,7

x 2,2 cm).

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL

Diagnosa : Adenoyosis Endometrium

Data subjektif :

1. Ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah.

2. Ibu mengatakan haidnya lama berhenti.

3. Ibu mengatakan darah haidnya banyak.

Data objektif :

1. Tampak keluar darah dari jalan lahir.

2. Pada saat palpasi abdomen ada nyeri tekan.

Analisa dan interpretasi data

Adanya nyeri dan pengeluaran darah haid yang banyak termasuk

gejala dari Adenomyosis Endometrium (Benson dan Pernoll, Obstetri &

Ginekologi, 2009, Hal : 678).

Masalah : Nyeri.

Data subjektif :

1. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah.

2. Ibu mengatakan tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.

Data Objektif :

Ibu nampak meringis.


34

Analisa dan interpretasi data.

Seseorang orang tidak bisa beraktifitas seperti biasanya karena

ada beberapa faktor. Salah satu faktor yang mengganggu aktifitas yaitu

rasa nyeri.

Masalah : Kecemasan.

Data Subjektif :

Ibu mengatakan merasa cemas dengan penyakitnya.

Data Objektif :

Ibu nampak cemas.

Analisa dan interpretasi data.

Ketenangan jiwa penting dalam menghadapi operasi Karena itu

dianjurkan bukan saja melakukan latihan-latihan fisik namun juga latihan

kejiwaan untuk menghadapi operasi agar ibu merasa tenang.

(Mochtar rustam, 2007, hal 62)

LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

Masalah potensial : Antisipasi terjadinya Anemia.

Data subjektif :

1. Ibu mengatakan darah haidnya banyak.

2. Ibu mengatakan haidnya lama berhenti.

Data objektif :

3. Tampak pengeluaran darah dari jalan lahir


35

Analisa dan interpretasi data

Tahap hormon wanita menjadi tidak stabil dan ini kerap membawa

kepada pendarahan uterus yang berlebihan semasa haid. Penyebab haid

yang berlebihan dan siklus yang panjang akan menyebabkan anemia.

(http://keajaibanpenjimatan.com/blog/9-sebab-kenapa-pendarahan-haid-

banyak/, di akses 14 Agustus 2012).

LANGKAH IV PERLUNYA TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI

Kolaborasi dengan dokter tentang tindakan akan dilakukannya operasi

Histerektomi.

LANGKAH V INTERVENSI

Diagnosa : Adenomyosis Endometrium

Tujuan :

1. Menjaga mental dan fisik ibu selama menunggu jadwal operasi.

2. Mengurangi rasa sakit pada ibu.

3. Mengurangi rasa cemas pada ibu tentang penyakitnya.

kriteria :

1. Keadaan umum ibu baik.

2. Ibu tidak merasa cemas dengan penyakitnya.

Rencana tindakan

1. Jalin komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarganya.

Rasional : Dengan adanya komunikasi yang baik antara petugas

dengan ibu dan keluarga, diharapkan ibu bisa bekerja sama

dengan baik.
36

2. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang penyakit yang diderita.

Rasional : agar klien memahami dan mengerti tentang penyakit yang

diderita.

3. Observasi tanda –tanda vital.

Rasional : Tanda-tanda vital merupakan indikator untuk mengetahui

keadaan ibu dan indikator tindakan selanjutnya.

4. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.

Rasional : istirahat yang cukup akan mebantu pemulihan kesehatan

ibu dan relaksasi otot-otot ibu.

5. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya.

Rasional : Dengan memberi kesempatan pada klien mengungkapkan

perasaannya akan mebuat klien merasa senang.

6. Beri suport atau motivasi pada ibu.

Rasional : Dengan memberikan suport diharapkan ibu merasa

nyaman dan merasa diperhatikan oleh petugas

kesehatan.

7. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi sebelum

puasa.

Rasional : untuk mempercepat proses pemulihan klien dan

meningkatkan daya tahan tubuh.

8. Lakukan informant consent dan persiapan PMI.

Rasional: Agar klien mepersiapkan segala kemungkinan yang terjadi

kedepannya.
37

9. Beritahu klien untuk berpuasa

Rasional : dengan berpuasa obat anastesi dapat bekerja dengan baik.

10. Cukur rambut pubis.

Rasional : mencukur rambut pubis agar tidak menghalangi pada saat

operasi.

LANGKAH VI IMPLEMENTASI

Tanggal 27 Juni 2012 Jam 12.20 Wita

1. Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarganya.

Hasil : Hubungan komunikasi terjalin dengan baik.

2. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang penyakit yang diderita.

Hasil : ibu mengerti tentang penyakit yang di deritanya.

3. Mengobservasi tanda –tanda vital.

Hasil : TD : 110/70mmHg

N : 80x/menit

S : 36,5ºC

P : 20x/meni

4. Mengajurkan ibu untuk istirahat yang cukup.

Hasil : Ibu bersedia melakukannya.

5. Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan

perasaannya.

Hasil : Ibu mengungkapkan perasaannya.

6. Memberikan suport atau motivasi pada ibu.

Hasil : Ibu merasa senang.


38

7. Meganjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi

sebelum puasa.

Hasil : ibu bersedia melakukannya.

8. Melakukan informant consent dan persiapan PMI.

Hasil : ibu dan keluarga mengerti dan mau melaksanakannya.

9. Membertitahu klien untuk berpuasa.

Hasil : klien mengerti dan mau melaksanakannya.

10. Mencukur rambut pubis.

Hasil : Ibu bersedia

LANGKAH VII EVALUASI

Tanggal 27 Juni 2012 Jam 12.50 wita

1. Klien tetap sabar menunggu jadwal operasinya.

2. Rasa nyeri klien bisa teratasi dengan pemberian obat.

3. klien tidak cemas lagi tentang penyakitnya.

4. Keadaan umum ibu baik di tandai tanda- tanda vital dalam batas

normal :

a. TD : 110/90 mmHg

b. S : 36℃

c. N : 78x/ menit

d. P : 21x/ menit
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN

SISTEM REPRODUKSI PADA NY.”N” DENGAN

PRE OP ADENOMYOSIS ENDOMETRIUM

DI RSUD HAJI MAKASSAR

TGL 27 JUNI 2012

No. Register : 132863

Tanggal Masuk : 27 Juni 2012 Jam 12.10 Wita

Tanggal pengkajian : 27 Juni 2012 Jam 12.15 Wita

Tempat : RSUD Haji Makassar

IDENTIFIKASI DATA DASAR

b. Identitas Suami/Istri

Nama : Ny.”N” / Tn “S”

Umur : 46 tahun / 48 tahun

Nikah : 1x / 24 tahun

Suku : Bugis / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : S1 / S1

Pekerjaan : Swasta / Swasta

Alamat : Jln.H.A.Ninnong Kab. Wajo

39
40

DATA SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah.

2. Ibu mengatakan kalau haid lama berhenti.

3. Ibu mengatakan darah haidnya banyak.

4. Ibu merasa cemas.

DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum baik.

2. Ibu tampak cemas.

3. Tanda-tanda vital :

TD : 100/70 mmHg

N : 80x/menit

S : 36,5ºC

P : 20x/menit

4. Ibu tampak meringis.

5. Tampak pengeluaran darah dari jalan lahir.

6. pada palpasi abdomen teraba massa dan ada nyeri tekan.

ASSESMENT (A)

Diagnosa : Adenomyosis Endometrium

Masalah potensial : Antisipasi terjadinya Anemia.

PLANNING (P)

Tanggal 27 Juni 2012 jam 12.20 Wita

1. Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarganya.

Hasil : Hubungan komunikasi terjalin dengan baik.


41

2. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang penyakit yang diderita.

Hasil : ibu mengerti tentang penyakit yang di deritanya.

3. Mengobservasi tanda –tanda vital.

Hasil : TD : 110/70mmHg

N : 80x/menit

S : 36,5ºC

P : 20x/meni

4. Mengajurkan ibu untuk istirahat yang cukup.

Hasil : Ibu bersedia melakukannya.

5. Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan

perasaannya.

Hasil : Ibu mengungkapkan perasaannya.

6. Memberikan suport atau motivasi pada ibu.

Hasil : Ibu merasa senang.

7. Meganjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi

sebelum puasa.

Hasil : ibu bersedia melakukannya.

8. Melakukan informant consent dan persiapan PMI.

Hasil : ibu dan keluarga mengerti dan mau melaksanakannya.

9. Membertitahu klien untuk berpuasa.

Hasil : klien mengerti dan mau melaksanakannya.

10. Mencukur rambut pubis.

Hasil : Ibu bersedia


PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN

SISTEM REPRODUKSI PADA NY.”N” DENGAN

PRE OP ADENOMYOSIS ENDOMETRIUM

DI RSUD HAJI MAKASSAR

TGL 28 JUNI 2012

No. Register : 132863

Tanggal Masuk : 27 Juni 2012 Jam 12.10 Wita

Tanggal pengkajian : 28 Juni 2012 Jam 12.30 Wita

Tempat : RSUD Haji Makassar

IDENTIFIKASI DATA DASAR

B. Identitas Suami/Istri

Nama : Ny.”N” / Tn “S”

Umur : 46 tahun / 48 tahun

Nikah : 1x / ± 24 tahun

Suku : Bugis / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : S1 / S1

Pekerjaan : Swasta / Swasta

Alamat : Jln.H.A.Ninnong Kab. Wajo

42
43

DATA SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan masih nyeri perut bagian bawah.

2. Ibu mengatakan haidnya belum berhenti.

3. Ibu mengatakan darah haidnya masih banyak.

DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum baik.

2. Ibu tampak masih cemas.

3. Tanda-tanda vital

TD : 100/70 mmHg

N : 80x/menit

S : 36,5ºC

P : 20x/menit

4. Ibu tampak meringis

ASSESMENT (A)

Diagnosa : Adenomyosis Endometrium

Masalah potensial : Antisipasi terjadinya Anemia.

PLANNING (P)

Tanggal 28 Juni 2012 jam 12.30 Wita.

1. Mengukur TTV ibu TD: 100/70 mmHg , S: 36,5ºC, P : 20x/menit, N:

80x/menit

Hasil : TTV dalam batas normal.

2. Memberitahu ibu perkembangan kondisinya.

Hasil : Ibu mengerti dan telah mengetahui perkembangan kondisinya.


44

3. Menganjurkan klien untuk selalu berdoa dan bertawakal pada tuhan.

Hasil : Klien selalu untuk kesembuhannya.

4. Memberikan support, mental dan psikologi kepada klien supaya bisa

lebih senang.

Hasil : Klien sangat senang atas dukungan yang di berikan.

5. Mengantar klien ke kamar operasi.


BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas kesesuaian dan kesenjangan antara teori

dan tinjauan kasus pada pelaksanaan Asuhan Kebidanan gangguan

system reproduksi pada Ny. “N” dengan pre op Adenomyosis

Endometrium di RSUD Haji Makassar pada tanggal 27 s/d 28 Juni

2012. Untuk menguraikan kesenjangan antara teori dengan praktek,

maka digunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang

terdiri atas tujuh langkah sebagai berikut :

A. Langkah I : Identifikasi Data Dasar

Pada tahap pengkajian diawali dengan pengumpulan data

dasar melalui anamnesa, penulis tidak mendapat hambatan dalam

pengumpulan data karena klien baik, suami dan keluarga sangat

kooperatif dan mau bekerja sama dalam memberikan informasi yang

diperlukan maupun dalam dalam pelaksanaan tindakan pemeriksaan

pada klien. Informasi tersebut diperoleh dengan mengadakan

wawancara dengan klien dan keluarganya, serta sebagian

berdasarkan hasil pemeriksaan. Selain itu didukung pula dengan

adanya bantuan dan bimbingan dari dokter dan bidan yang bertugas

di RSUD Haji Makassar pada saat itu, sehingga penulis dapat

memperoleh data yang akurat sehubungan dengan kasus atau kondisi

klien.

45
46

Pada tinjauan pustaka atau teori yang disebutkan bahwa

tanda dan gejala Adenomyosis Endometrium yaitu menoragia,

dismenorea, dan uterus yang makin membesar.

Berdasarkan praktek yang telah dilaksanakan dalam

pengumpulan data pada klien dengan kasus pre op Adenomyosis

Endometrium pada Ny. “N” gejala yang ditemukan nyeri perut bagian

bawah saat haid, haid lama dan banyak, dan pada palpasi abdomen

teraba massa pada uterus.

Dengan melihat data Ny.”N” maka tidak ada kesenjangan antara

tinjauan pustaka dengan studi kasus.

B. Langkah II : Identifikasi Diagnosa/ Masalah Aktual

Pada langkah dua ini setelah pengumpulan data yang akurat,

dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau masalah

yang terjadi pada klien dan kebutuhan berdasarkan intervensi yang

benar atas data- data yang telah dikumpulkan.

Berdasarkan praktek yang telah dilaksanakan pada NY.”N” dengan

pre op Adenomyosis Endometrium di RSUD Haji Makassar dalam

menentukan diagnosis dan masalah aktual dimana telah

mengumpulkan data yang akurat baik secara objektif maupun

subjektif, serta pemeriksaan penunjang lainnya. Maka penulis akan

melakukan analisa dan interpretasi data sehingga diperoleh diagnosis

dan masalah aktual pada klien dengan Pre Op Adenomyosis

Endometrium.
47

Berdasarkan pada tinjauan pustaka atau teori dengan praktek yang

telah dilaksanakan menunjukan adanya sesuaian antara teori dan

praktek.

C. Langkah III : Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial

Berdasarkan pada tinjauan pustaka yang ada bahwa diagnosis/

masalah aktual memiliki potensial kemungkinan untuk menjadi lebih

gawat oleh karena itu, perlu dilakukan antisipasi sebelum keadaan,

tersebut terjadi. Pada kasus Pre Op Adenomyosis Endometrium

diagnosis/ masalah potensial yang dapat terjadi yaitu gangguan rasa

nyaman. Dalam hal ini tidak tedapat kesenjangan antara tinjauan teori

dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan.

D. Langkah IV : Melakukan Tindakan Segera/Kolaborasi

Langkah IV Menggambarkan sifat manajemen kebidanan yang

bersifat terus-menerus, dimana diagnosa atau masalah aktual dan

potensial yang telah ditetapkan sebelumnya, data-data yang diperoleh

perlu di evaluasi kembali untuk memastikan kemungkinan pemberian

tindakan dalam situasi emergency (tindakan segera) dalam rangka

upaya menyelamatkan klien atas indikasi-indikasi tertentu.

Pada system pelayanan asuhan kebidanan harus

mempersiapkan suatu asuhan segera oleh bidan dan dokter, dengan

tindakan segera/kolaborasi berdasarkan kondisi dan asuhan

kesehatan klien.
48

Pada pelaksanaan perawatan tetap sesuai dengan rencana dan

tidak dilakukan tindakan segera/kolaborasi kerena kondisi klien yang

memerlukan tindakan tersebut sehingga dapat kita lihat kesesuaian

antara pelaksanaan tindakan dengan yang seharusnya menurut teori

yang ada.

E. Langkah V : Rencana Tindakan

Pengembangan suatu rencana tindakan yang komprehensif tidak

hanya termasuk indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi klien

dan masalah yang berhubungan dengan kondisi tersebut, tetapi juga

bimbingan yang diberikan lebih dahulu kepada klien atau keluarga

klien terhadap apa yang diharapkan sebelumnya. Agar efektif, suatu

rencana seharusnya disetujui bersama oleh bidan dan klien atau

keluarga klien, sebab pada akhirnya merekalah yang akan atau tidak

mengimplementasikan rencana tersebut.

Pada tinjauan asuhan kebidanan pada Ny.”N” yang dilakukan di

lahan praktek meliputi: Jalin komunikasi yang baik dengan pasien dan

keluarganya , Atur posisi yang baik , Ajarkan tehknik relaksasi

,Observasi tanda –tanda vital , Sampaikan hasil pemeriksaan pada

klien, Jelaskan penyebab nyeri, Anjurkan ibu untuk istirahat yang

cukup, Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan

perasaannya , Jelaskan pada ibu tentang penyebab penyakit yang

dideritanya , Beri suport atau motivasi pada ibu, Jelaskan pada kilen
49

untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Penatalaksanaan pemberian obat analgetik

Dalam tinjauan pustaka dan asuhan kebidanan pada Ny. “N”

dengan intervensi yang dilakukan tidak ditemukan adanya

kesenjangan antara teori yang didapatkan dengan peraktek yang

dilakukan.

F. Langkah VI : Implementasi

Pelaksanaan rencana tindakan. Hal ini mungkin dapat dikerjakan

seluruhnya oleh bidan atau sebahagian dilaksanakan oleh klien atau

keluarga klien sendiri. Implementasi yang efektif dapat mengurangi

biaya perawatan dan meningkatkan kualitas pelayana kepada klien.

Dalam tahap asuhan kebidanan pada Ny. “N”, pelaksanaan

tindakan didasarkan atas perencanaan yang telah ditetapkan. Penulis

tidak menemukan permasalahan yang berarti, hal itu dikarenakan

tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ada dalam

rencana tindakan asuhan kebidanan, disamping itu adanya kerjasama

yang baik dengan petugas kesehatan yang lain. Hal ini menunjukan

tidak adanya kesenjangan antara teori dengan studi kasus pada Ny.

“N”.

G. Langkah VII : Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah akhir dari asuhan kebidanan yaitu

penilaian terhadap tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan

kepada klien dengan berpedoman pada tujuan dan kriteria yang telah
50

ditetapkan sebelumnnya. Hasil evaluasi setelah perawatan tanggal 27

s.d 28 Juni 2012 adalah tujuan tercapai dengan masalah Pre Op

adenomyosis Endometrium telah ditangani. Dari hasil yang diperoleh

dapat di simpulkan bahwa tindakan asuhan kebidanan yang

diterapkan tercapai sesuai dengan yang di harapkan.


BAB V

PENUTUP

Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan

saran untuk memberikan gambaran dan informasi studi kasus tentang Pre

Op Adenomyosis Endometrium pada Ny, “N” di RSUD Haji Makassar

sebagai berikut :

A. KESIMPULAN

1. Pada langkah pengumpulan data dasar dapat dilakukan karena

adanya hubungan yang baik dengan klien dan petugas kesehatan

diruang perawatan Rumah Sakit Umum Haji makassar.

2. Pada langkah II diagnosa/masalah aktual yaitu nyeri dan kecemasan

diterapkan penulis ada sebagian diagnosa/masalah pada teori yang

tidak ditemukan pada klien.

3. Pada diagnosa/masalah potensial yaitu antisipasi gangguan rasa

nyaman

4. Pada tindakan segera/ kolaborasi penulis tidak mengalami hambatan

karena petugas kesehatan bidan, perawat dan dokter yang langsung

menangani klien, penulis mendapatkan informasi secara lengkap dan

tidak ada data yang menunjang perlunya segera/kolaborasi.

5. Pada rencana asuhan kebidanan yang dilakukan penulis melalui

catatan perkembangan yang dialami klien dan juga meliputi antisipasi

dengan bimbingan terhadap klien serta konseling. Rencana tindakan

berdasarkan rasional yang relavan, dan diakui kebenarannya.

51
52

6. Pada penatalaksanaan asuhan kebidanan yang dilakukan penulis

bahwa rencana tindakan yang efisien dan menjamin rasa aman klien

karena penatalaksanaan ini dianjurkan oleh bidan dan sebagian oleh

klien sendiri serta kerja sama dengan tim kesehatan yang lainnya.

7. Pada evaluasi asuhan kebidanan yang dilakukan penulis dalam

pencapaian tujuan membandingkan data yang dikumpulkan dengan

kriteria yang diidentifikasi, memutuskan bahwa tujuan yang

diharapkan belum tercapai semaksimal mungkin.

8. Melakukan pendokumentasian terhadap semua tindakan yang

dilakukan dengan menggunakan SOAP dari tanggal 27 s.d 28 Juni

2012 di Rumah Sakit Umum Haji Makassar.

A. SARAN

1. Bagi klien /keluarga

a. Diharapkan agar klien lebih terbuka dalam mengungkapkan

masalah kesehatan yang di alami pada petugas kesehatan

serta kerja sama yang baik guna mendapatkan pelayanan yang

tepat dan sesuai dengan kondisinya.

b. Keluarga diharapkan memberi dukungan/suport pada klien,

sehingga klien merasa diperhatikan dan membantu dalam

proses penyembuhan klien.

2. Bagi institusi.

Diharapkan lebih meningkatkan bimbingan yang di berikan

kepada mahasiswa dan lebih banyak memberikan praktek dalam


53

penerapan proses asuhan kebidanan kepada klien. Sehingga

diharapkan nantinya setelah bertugas di masyarakat menjadi

lebih terampil dan profesional dalam tugasnya.

3. Bagi instansi/RS

a. Agar senantiasa meningkatkan kemampuan dan

keterampilan bidan perawat yang menangani keadaan

darurat khususnya masalah gangguan sistem reproduksi,

dalam hal ini dapat menerapkan asuhan kebidanan yang

komprehensif dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan

kebidanan.

b. Dalam menerapkan asuhan kebidanan jika diperlukan kerja

sama dengan klien, keluarga klien, dan tim kesehatan

lainnya, agar benar- benar sesuai dengan kebutuhan klien.

c. Dalam melaksanankan asuhan kebidanan diharapkan

kepada bidan untuk mendokumentasikan semua hasil

asuhan kebidanan yang dilaksanakan sehingga dapat di

pertanggungjawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

(http://keajaibanpenjimatan.com/blog/9-sebab-kenapa-pendarahan-haid-
banyak/, di akses 14 Agustus 2012).

(http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/10/adenomiosis.html)

(http://www.cerminduniakedokteranno,139,2009)

(http://www.dokterku-online.com/index.php/rticle/62-adenomyosis)

(http://yusufsila2011.weebly.com, diakses tanggal 6 agustus 2012)

Ayu Ida, 2009, Memahami Kesehatan Reproduksi, Trans Info Media,


Jakarta.

Benson dan Pernoll, 2009, Obstetri & Ginekologi, Buku Kedokteran,


Jakarta.

Estiwidani Dwiana, 2009, Konsep Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta.

Ida Ayu,2010, Buku Ajar Penuntun Kuliah Gynokologi, Trans Info Media,
Jakarta.

Mary Baradero dkk, 2007, Klien Gangguan Sistem Reproduksi Dan


Prawihardjo, S. 2007. Ilmu Kandungan, Edisi 2. Cetakan 6. PT. Bina
Pustaka.Jakarta.

Rasjidi Imam, 2008, Manual Histerektomi, EGC, Jakarta.

Romauli suryati, 2009 Kesehatan reproduksi, Nuha Medika, Yogjakarta.


Seksualitas. EGC. Jakarta.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Adenomyosis Endometrium

2. Sasaran : Ny.”N”

3. Waktu : 27 Juni 2012 jam 14.00 Wita

4. Tempat : RSUD Haji Makassar

5. Tujuan

a. Tujuan umum : Pada akhir penyuluhan, klien dan keluarga

memahami Adenomyosis Endometrium.

b. Tujuan khusus : pada akhir penyuluhan klien diharapkan

mengerti apa itu Adenomyosis Endometrium

6. Metode : Ceramah dan diskusi

7. Pembimbing lahan : Bidan ” R ”

8. Referensi : Prawihardjo, S. 2007. Ilmu Kandungan, Edisi

Cetakan 6. PT. Bina Pustaka.Jakarta.


ADENOMIYOSIS ENDOMETRIUM

Adenomyosis adalah suatu keadaan dimana jaringan

endometrium yang merupakan lapisan bagian dalam rahim, ada dan

tumbuh di dalam dinding otot rahim (miometrium). Biasanya terjadi di

akhir2 masa usai subur dan pada wanita yang telah melahirkan.

Adenomyosis tidak sama dengan endometriosis (suatu kondisi dimana

endometrium tumbuh di luar rahim, namun wanita dengan adenomyosis

sering juga ada endometriosis. setelah menopause.

1. Gejala Adenomyosis Endometrium

Gejala yang paling sering ditemukan pada adenomyosis adalah

menoragia (haid yang banyak), dismenorea sekunder (nyeri haid), dan

uterus yang makin membesar. Kadang-kadang terdapat di samping

dispareunia (nyeri saat berhubungan), dan rasa yang berat di perut

bawah terutama dalam masa prahaid.menoragia makin lama makin

banyak karena vaskularitas jaringan bertambah dan mungkin juga

karena otot-otot uterus tidak dapat berkontraksi dengan sempurna

karena adanya jaringan endometrium ditngah-tengah, mungkin juga

karena disfungsinya ovarium. Dismenorea sekunder yang makin

mengeras kiranya disebabkan oleh kontraksi tidak teratur dari

miometrium, karena pembengkakan endometrium yang disebabkan

oleh pendarahan pada waktu haid.


2. Penyebab Adenomyosis Endometrium

a. Jaringan endometrium yang menyusup ke dinding rahim saat

dilakukan operasi cesar, sel endometrium menyusup kedinding

rahim, lalu tumbuh dan berkembang disana.

b. Teori Pertumbuhan. Diyakini sejak awal, jaringan endometrium ini

memang sudah ada saat janin mulai tumbuh.

c. Peradangan rahim akibat proses persalinan.

3. Penanganan

Adenomyosis biasanya hilang setelah menopause sehingga

pengobatan mungkin tergantung pada kasus pilihan pengobatan untuk

adenomyosis dapat meliputi :

d. Obat anti inflamasi

Jika mendekati menopause, biasanya dokter memberikan

obat anti inflamasi, seperti ibuprofen (Advil,Motrin, dan lain-lain)

untuk mengontrol nyeri. Dengan memulai obat anti inflamasi 2-3

hari sebelum periode menstruasi dimulai dan trus mengonsumsi

selama periode menstruasi dapat mengurangi aliran darah

menstruasi dan menghilangkan rasa sakit.

e. Obat hormon

Mengontrol siklus menstruasi dapat dengan kontrasepsi oral

kombinasi estrogen-progestin atau melalui hormone yang

mengandung patch atau cincin vagina dapat mengurangi

pendarahan berat dan rasa sakit yang terkait dengan adenomyosis.


f. Histerektomi

Jika rasa sakit parah dan menopause masih lama. Dokter

biasanya menyarankan operasi untuk pengangkatan rahim

(Histerektomi).

Anda mungkin juga menyukai