Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ANALISA KEBERMANFAAT DAN KEKURANGAN

PROSEDUR HIDROTUBASI

TUGAS INDIVIDU

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Pelayanan Kesehatan

Disusun oleh :

Wardatul Hasanah
205401446226

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan YME yang atas berkat dan anugrahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Analisa
Kebermanfaat dan kekurangan hidrotubasi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Teknologi Pelayanan Kesehatan Program Studi DIV Sarjana Terapan
Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Jakarta. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dalam Teknologi
Pelayanan Kesehatan.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu


mata kuliah Teknologi Pelayanan Kesehatan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya pelajari.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Penulis menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR............................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 3


1.2 Rumusan masalah...................................................................... 4
1.3 Tujuan....................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 5

2.1 Pengertian Hidrotubasi ............................................................... 5


2.2 Prosedur Hidrotubasi................................................................... 6
2.3 Manfaat Hidrotubasi.................................................................... 7
2.4 Kelemahan/Efek samping Hidrotubasi........................................ 8

BAB III PENUTUP................................................................................. 9

3.1 Kesimpulan.................................................................................. 9
3.2 Saran............................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di era yang serba modern seperti sekarang ini, kebutuhan akan
teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi hal utama bagi masyarakat
Indonesia, termasuk masyarakat perkotaan maupun masyarakat yang tinggal di
desa. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini mengalami
perkembangan yang pesat. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia.
Berbagai aspek kehidupan manusia telah dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi. Seiring dengan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi yang mengglobal, telah berpengaruh terhadap segala
aspek kehidupan manusia baik dalam bidang ekonomi, budaya, politik hingga
kesehatan. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi merupakan sesuatu
yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan ini, karena teknologi informasi dan
komunikasi akan berjalan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap
inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat juga memberikan banyak
kemudahan bagi manusia melakukan aktivitas.
Paradigma sehat menjadi orientasi baru di Indonesia di mana upaya
penanggulangan masalah kesehatan ditekankan pada aspek layanan kesehatan.
Selain itu, masyarakat menuntut seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan dan
pelayanan yang terkait dengan kebutuhan pasien harus dapat dilayani secara
efesien yakni mudah, cepat, akurat, bermutu namun dengan biaya yang
terjangkau. Pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi dan komunikasi
memang sedang mendapat banyak perhatian, karena adanya peluang bahwa
teknologi informasi dan komunikasi mampu meningkatkan kualitas kehidupan
manusia dalam bidang kesehatan

4
Teknologi informasi dan komunikasi memberikan pengaruh yang
sangat besar terhadap pelayanan kesehatan yang baik. Untuk menciptakan
pelayanan seperti itu maka diperlukan suatu sistem layanan berbasis pada
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yaitu aplikasi Halodoc untuk
membuat layanan kesehatan menjadi lebih komunikatif dan efisien. Sistem
layanan kesehatan pada aplikasi Halodoc hadir untuk ikut serta menjadi bagian
yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan yang berorientasi pada
konsumen. Kebutuhan layanan kesehatan yang cepat, efisien dan efektif
menjadi tuntutan masyarakat saat ini. Hal tersebut telah membuat dunia
kesehatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan kualitas
pelayanan kesehatan terbaik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apa pengertian dari Prosedur Hidrotubasi ?
2) Bagaimana Prosedur dari Hidrotubasi ?
3) Apa saja manfaat dari Prosedur Hidrotubasi ?
4) Apa saja kelemahan dari Prosedure Hidrotubasi ?

1.3. Tujuan
1) Mengetahui Pengertian dari Prosedur Hidrotubasi.
2) Mengetahui Prosedur dari Hidrotubasi.
3) Mengetahui apa saja manfaat Prosedur Hidrotubasi
4) Mengetahui apa saja kelemahan dari Prosedur Hidrotubasi

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hidrotubasi


Hidrotubasi merupakan tindakan medis yang dilakukan untuk memeriksa
ada tidaknya sumbatan dalam tuba falopi (saluran telur). Tindakan medis
ini dilakukan dengan menyemprotkan cairan khusus ke tuba falopi, agar
saluran telur dapat terlihat lebih jelas dalam pemindaian.
Hidrotubasi biasanya dilakukan dalam prosedur pemeriksaan sistem
reproduksi wanita, untuk melihat apakah ada sumbatan pada tuba falopi atau
saluran telur. Tuba falopi yang tersumbat dapat menurunkan peluang
kehamilan, karena di tempat inilah sperma dan sel telur bertemu
dan melakukan pembuahan.
Peluang wanita untuk hamil dengan kondisi tuba falopi tersumbat
sebenarnya tetap ada. Namun, dengan catatan, hanya salah satu tuba falopinya
yang tersumbat. Jika kedua tuba falopi mengalami penyumbatan, peluang
kehamilan hampir tidak ada.

2.1 Prosedur Hidrotubasi

Prinsip pemeriksaan hhidrotubasi sama dengan pertubasi, hanya dalam hal


ini dipakai cairan, biasanya cairan yang dipakai mengandung antibiotik
kanamisin 1 gram, Dexametason 5 mg, dan antispasmodik cair. Kegunaan anti
spasmodik adalah untuk menghindari hasil nonpaten palsu yang timbul sebagai
hasil reflek nyeri. Sedangkan dexametason adalah kortikostreroid bermanfaat
untuk menghlangkan reaksi imunologik lokal.

6
Prosedur ini dilakukan dengan cara menyemprotkan cairan khusus ke
saluran tuba falopi melalui serviks atau leher rahim. Cairan yang merupakan zat
kontras (pewarna) ini dapat terlihat jelas dalam pemindaian dengan foto
Rontgen. Pemeriksaan tersebut dinamakan histerosalpingografi (HSG).

Jika cairan kontras tampak mengalir melewati tuba falopi tanpa hambatan
hingga keluar ke rongga perut, maka saluran tersebut tidak tersumbat. Namun,
jika cairan kontras tidak bisa melewati tuba falopi dan kembali keluar melalui
leher rahim, maka dapat diduga bahwa saluran telur mengalami penyumbatan.

Apabila tuba falopi tersumbat, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih


lanjut dengan endoskopi. Dokter akan membuat sayatan kecil sepanjang 1/2 cm
di atas garis rambut kemaluan, untuk memasukkan alat kecil dengan kamera di
ujungnya. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat melihat kondisi tuba falopi
dengan lebih jelas. Kadang kala, tindakan hidrotubasi yang sebenarnya
merupakan prosedur pemeriksaan ini bisa membuka sumbatan pada saluran
telur akibat tekanan saat cairan disemprotkan. Hal ini bisa terjadi bila sumbatan
pada tuba falopi ringan.

2.1.1 Prosedur tiup rahim untuk hamil tak dilakukan sembarangan,


melainkan dengan serangkaian pemeriksaan. Histerosalpingografi
(HSG) adalah salah satu pemeriksaan sebelum tiup hamil yang biasa
dilakukan. Mengutip dari Healthline,  HSG merupakan pemeriksaan
menggunakan sinar-X untuk mendeteksi rahim dan saluran tuba, baik
untuk mengecek struktur dan adanya kemungkinan gangguan. Bentuk
dan struktur saluran tuba akan nampak menjadi citra visual yang bisa
dilihat oleh dokter. Jika terjadi penyumbatan pada saluran tuba,
kemungkinan besar dokter akan mengizinkan melakukan hidrotubasi.

7
2.1.2 Persiapan hidrotubasi

Setelah mendapat diagnosis adanya penyumbatan saluran tuba, maka


ada beberapa persiapan yang harus dilakukan oleh pasien, di antaranya
adalah:

- Mengosongkan kandung kemih sebelum prosedur dilakukan

- Puasa makan dan minum setidaknya 6 jam sebelum prosedur

- Tidak dalam keadaan demam tinggi

- Tidak ada gangguan atau penyakit pada alat kelamin

- Sebelum prosedur dilakukan, tidak ada pantangan untuk puasa


berhubungan seks (abstinensi)

2.3 Manfaat Prosedur Hidrotubasi

Adalah membuka sumbatan pada tuba falopi wanita. Dengan demikian,


proses pelepasan sel telur berjalan lancar dan sel sperma apat menjangkaunya
untuk melakukan pembuahan.

Hidrotubasi biasanya dilakukan dalam prosedur pemeriksaan sistem


reproduksi wanita, untuk melihat apakah ada sumbatan pada tuba falopi atau
saluran telur. Tuba falopi yang tersumbat dapat menurunkan peluang
kehamilan, karena di tempat inilah sperma dan sel telur bertemu
dan melakukan pembuahan.

8
2.4 Kelemahan/Efek samping Hidrotubasi
Beberapa efek samping atau komplikasi yang bisa saja muncul setelah
hidrotubasi adalah:
2.4.1 Infeksi saluran kemih. Untuk mengatasi efek samping ini, pasien
disarankan untuk minum banyak cairan selama 24 jam setelah
prosedur dilakukan.
2.4.2 Infeksi pada tempat masuknya kamera. Dari 100 orang wanita yang
menjalani proses hidrotubasi, 2-5 orang di antaranya mengalami
infeksi ini.
2.4.3 Cedera pada pembuluh darah, usus, atau kandung kemih. Risiko ini
hanya terjadi pada 1 dari 1000 wanita yang menjalani hidrotubasi.
2.4.4 Nyeri di bawah tulang rusuk, sekitar bahu, atau leher hingga 72 jam
setelah prosedur dilakukan.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tindakan Hidrotubasi adalah suatu cara untuk mengetahui adanya masalah
yang terjadi pada saluran tuba falopii apakah ada sumbatan yang mengakibatkan
keadaan menjadi infertilitas, sehingga bisa melakukan suatu tindakan
selanjutanya pada calon ibu yang mengalami infertilitas.

3.2 Saran
Tindakan ini kurang diminati karena prosesnya yang menimbulkan rasa sakit
yang membuat rasa tidak nyaman pada calon ibu yang mengalami infertilitas,
semoga kedepannya ditemukan suatu metode yang membantu sehingga tindakan
ini tidak membuat seorang calon ibu trauma.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hadibroto, B R. 2005. Sindroma Ovarium Polikistik. Majalah Kesehatan

Nusantara, 38

https://www.alodokter.com/hidrotubasi-salah-satu-solusi-untuk-memiliki-bayi.

11

Anda mungkin juga menyukai