Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE PRA NIKAH & KONSEPSI

Disusun Oleh :
Dhita Maulani / 215491517043

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PRODI PROFESI KEBIDANAN
UNIVERSITAS NASIONAL
2021
PRA KONSEPSI

1.1 Manajemen Asuhan Kebidanan pada masa pra konsepsi

1.1.1 Pengertian Pra Konsepsi

Prakonsepsi adalah perawatan sebelum terjadi kehamilan dengan rentang waktu dari

tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat

ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi bagi seorang ibu. Sangatlah

penting untuk mempersiapkan kehamilan, khususnya pengetahuan calon ibu terkait nutrisi,

kebiasaan yang dapat menganggu kehamilan seperti merokok, minuman keras, polusi,

lingkungan seharihari, pekerjaan ibu, olahraga yang dilakukan, dan tingkat stress. Kesiapan ibu

dalam menghadapi kehamilan sangat bermanfaat untuk mencegah malnutrisi, menyiapkan

tubuh pada perubahan-perubahan pada saat hamil, mencegah obesitas, mencegah risiko

keguguran, persalinan premature, berat bayi lahir rendah, menghindari stress, kematian janin

mendadak, dan mencegah efek dari kondisi kesehatan yang bermasalah pada saat hamil

(Chandranipapongse dan Koren, 2013).

Rhode Island Departement of Health (2012) menyimpulkan bahwa wanita prakonsepsi

merupakan wanita yang siap menjadi ibu, merencanakan kehamilan dengan memperhatikan

kesehatan diri atau kesehatan reproduksi, kesehatan lingkungan, serta pekerjaannya.Oleh sebab

itu, masa prakonsepsi ini harus diawali dengan hidup sehat, seperti memperhatikan makann

yang dimakan oleh calon ibu.

Perawatan prakonsepsi juga merupakan suatu langkah-langkah penilaian dan intervensi

yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan memodifikasi resiko medis, perilaku, dan sosial

kesehatan wanita, serta hasil kehamilannya dari sebelum konsepsi (Hadar, et al, 2015).Centers

for Disease Control and Prevention (CDC) mengidintifikasi empat tujuan untuk meningkatkan

kesehatan prakonsepsi di antaranya yaitu:

1
a) Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan

prakonsepsi.

b) Meyakinkan bahwa semua wanita usia subur bisa menerima pelayanan perawatan

prakonsepsi yang akan memungkinkan mereka akan kesehatan yang optimal.

c) Mengurangi resiko lahir cacat.

d) Mengurangi hasil kehamilan yang merugikan (Rhode Island Departement of Health, 2012).

Bidan merupakan tenaga pelayanan kesehatan profesional yang berfokus pada

pelayanan kesehatan perempuan dan anaknya. Bidan sebagai pendamping perempuan dalam

menjalankan fungsi dan proses reproduksinya agar dapat berlangsung aman dan memuaskan,

anak yang dilahirkan dapat bertumbuh dan berkembang dengan sehat, cerdas dan produktif.

Kehidupan alamiah seorang perempuan merupakan suatu proses yang dilalui mulai sejak janin

didalam kandungan, masa bayi, anak, masa remaja, masa dewasa/pra konsepsi, konsepsi dan

kehamilan, persalinan dan kelahiran bayi, nifas dan menyusui, masa interval dan berakhir pada

masa klimakterium/ menopause.

Kita patut belajar pada negaranegara yang angka kematiannya sangat rendah, mereka

mempunyai Sepuluh Indikator Sukses dalam Pelayanan Kebidanan (Kementerian Kesehatan

UK, 1993):

1. Semua perempuan berhak untuk melaksanakan pencatatan dirinya.

2. Setiap perempuan mengetahui satu bidan yang memastikan asuhan kebidanan

berkesinambungan terhadap dirinya.

3. Minimal 30% perempuan mempunyai bidan sebagai koordinator profesional.

4. Setiap perempuan mengetahui koordinator profesional sebagai peran kunci dalam

perencanaan dan pengawasan terhadap dirinya.

5. Minimal 75% perempuan mengetahui penolong yang akan membantu proses persalinannya

6. Bidan sebaiknya memperoleh akses langsung tempat tidur di semua unit kebidanan.

2
7. Minimal 30% perempuan melahirkan di unit kebidanan dan dibawah pengawasan bidan.

8. Semua kunjungan antenatal pada kehamilan tanpa komplikasi seharusnya mendapat

kejelasan pemeriksaan berdasarkan bukti sesuai pedoman dari Obstetrician.

9. Semua ambulan seharusnya didukung paramedis yang mampu mendukung bidan untuk

membawa perempuan ke bagian IGD RS.

10. Semua perempuan seharusnya akses informasi tentang ketersediaan pelayanan di wilayah

tempat tinggalnya.

1.1.2 Kebutuhan Gizi pada masa Prakonsepsi

Secara umum terdapat pesan khusus gizi seimbang yang perlu diperhatikan bagi calon

pengantin adalah mengonsumsi aneka ragam makanan untuk memenuhi kebutuhan energinya.

Hal tersebut meliputi konsumsi zat gizi makro dan mikro (karbohidrat, protein, vitamin dan

mineral) yang akan digunakan sebagai proses pertumbuhan tubuh yang cepat, peningkatan

volume darah dan peningkatan hemoglobin dalam darah yang berguna untuk mencegah anemia

yang disebabkan karena kehilangan zat besi selama proses menstruasi (Kemenkes,2014).

Tabel 1
Angka Kecukupan Gizi Bagi WUS
Zat Gizi 13-15 tahun 16-18 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun

Energi (kkal) 2125 2125 2250 2150

Protein (g) 69 59 56 57

Folat (meg) 400 400 400 400

B6 (mg) 1,2 1,2 1,3 1,3

B12 (mg) 2,4 2,4 2,4 2,4

Besi (mg) 26 26 26 26

Sumber : Kemenkes RI 2014.

Gizi yang memengaruhi prakonsepsi adalah karbohidrat, lemak, protein, asam folat,

vitamin A, E, dan B12, mineral zinc, besi, kalsium, dan omega-3. Pasangan yang akan

3
melangsungkan pernikahan sebaiknya mulai mengubah pola makan menjadi teratur dan baik

selambat-lambatnya enam bulan sebulan sebelum kehamilan. Hal ini dapat membantu

memperbaiki tingkat kecukupan gizi pasangan (Susilowati & Kuspriyanto, 2016).

Berikut pola makan yang disarankan pada pasangan prakonsepsi untuk mengonsumsi dalam

jumlah yang mencukupi:

a. Karbohidrat

Karbohidrat yang disarankan adalah kelompok polisakarida (seperti nasi, jagung,

sereal, umbi-umbian) dan disarankan membatasi konsumsi monosakarida (seperti gula,

sirup, makanan, dan minuman yang tinggi gula).

b. Protein

Kekurangan protein pada tingkat berat akan memperlambat perkembangan hormone

endokrin sehingga kemampuan untuk mengikat hormone androgen rendah. Makanan yang

kaya protein bisa diperoleh dari telur, daging, tempe, dan tahu. serangan radikal bebas

(oksidan) yang memengaruhi kesehatan reproduksi.

c. Asam Folat

Kecukupan nutrisi asam folat dapat mengurangi resiko bayi lahir kecacatan system

saraf dengan neutral tube defect(NTD) seperti spina bifida sebanyak 70%.

d. Vitamin B6

Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, ginjal, beras merah, kacang kedelai, kacang

tanah, pisang, dan kol.

e. Vitamin D

Vitamin D dirodukski dari dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari, selain itu dapat

diperoleh dari susu, telur, mentega, keju, minyak ikan, ikan tuna, dan ikan salmon.

f. Zinc

4
Zinc sangat penting untuk calon ibu karena zinc membantu produksi materi genetik

ketika pembuahan terjadi. Menjaga asupan zinc sesuai AKG, yaitu 15 mg/hari dapat

membantu menjaga sistem reproduksi berfungsi normal.

g. Zat besi

Kekurangan zat besi pada calon ibu dapat menyebabkan anemia dengan menunjukkan

gejala lelah, sulit konsentrasi, dan gampang infeksi.Juga dapat mengurangi resiko ibu hamil

mengalami defisiensi anemia gizi besi yang dapat membahayakan ibu dan

kandungannya.(Susilowati & Kuspriyanto, 2016).

1.1.3 Panduan Pelaksanaan Pelayanan/ Kegiatan

Pelayanan kesehatan reproduksi calon pengantin di masa pandemi Covid-19 dan masa

adaptasi kebiasaan baru dilaksanakan dengan memaksimalkan penerapan protokol pencegahan

Covid-19 pada calon pengantin, petugas kesehatan, petugas keagamaan, fasilitator bimbingan

perkawinan, keluarga serta masyarakat. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin
No Kriteria Zona Hijau dan Zona Kuning Zona Orange dan Zona
Merah
1 Teknis umum • Pelayanan Kesehatan • Pelayanan kesehatan
pelaksanaan Reproduksi Calon Pengantin reproduksi calon pengantin
pelayanan dapat dilaksanakan dengan dilakukan dengan
membuat perjanjian terlebih mengoptimalkan media
dahulu. online/ daring dan tidak
• Dilakukan anamnesa melalui dilakukan secara langsung,
teleregistrasi terkait: gejala dan kecuali bagi catin yang
risiko tertular Covid (dengan mempunyai keluhan
menelusuri riwayat kontak). kesehatan dengan syarat
• Melakukan validasi hasil membuat perjanjian terlebih
anamnesa teleregistrasi dengan dahulu dengan petugas
melakukan triase kepada calon Kesehatan.

3
pengantin yang datang ke • Dilakukan anamnesa melalui
fasilitas kesehatan. teleregistrasi terkait:
• gejala dan risiko tertular
Covid-19
• konseling kesehatan
reproduksi calon
pengantin
• Melakukan validasi hasil
anamnesa teleregistrasi
dengan melakukan triase
kepada calon pengantin yang
datang ke fasilitas kesehatan
2 Pemeriksaan Petugas Kesehatan dapat • Pemeriksaaan kesehatan
kesehatan calon melakukan pemeriksaan dapat dilakukan di fasilitas
pengantin kesehatan calon pengantin pelayanan kesehatan dengan
dengan syarat menggunakan membatasi kuota per hari
APD lengkap sesuai standar dan (menyesuaikan dengan
sudah mendapatkan perjanjian kondisi fasilitas kesehatan
terlebih dahulu dari calon masing-masing), diutamakan
pengantin. untuk calon pengantin yang
akan menikah H-30 hari.
• Pemeriksaaan kesehatan
dapat dilakukan jika fasilitas
pelayanan kesehatan dapat
memenuhi standar sesuai
dengan Petunjuk Teknis
Pelayanan Puskesmas pada
Masa Pandemi Covid-19,
antara lain:
• Mengatur pemisahan ruangan
antara pelayanan bagi orang
yang sehat dan pelayanan
bagi orang yang sakit.

6
• Jumlah tenaga kesehatan
mencukupi
• Mengatur agar tidak terdapat
penumpukan pasien dan
pembatasan jumlah pasien
• Ketersediaan APD yang
mencukupi.
• Mematuhi protokol
pencegahan penularan covid-
19 secara ketat
- Jika fasilitas pelayanan
kesehatan tidak dapat
memenuhi persyaratan di
atas, maka konseling dan
pemeriksaan kesehatan
(anamnesa) dianjurkan
dilakukan secara online/
daring. Untuk pemeriksaan
fisik dan laboratorium
ditunda dan akan dilakukan
sesuai dengan perbaikan
kondisi pandemi covid19
setempat dengan mematuhi
protokol pencegahan
penularan Covid-19 secara
ketat (saat konseling
diinformasikan supaya
pasangan catin menunda
kehamilan sampai dilakukan
pemeriksaan kesehatan).
- Pelayanan tatap muka hanya
dapat diberikan bagi calon
pengantin yang mempunyai

3
keluhan kesehatan dengan
syarat menggunakan APD
lengkap sesuai standar, sudah
mendapatkan perjanjian
terlebih dahulu dari calon
pengantin dan
memperhatikan protokol
pencegahan penularan Covid-
19.
3 Pemberian KIE Pemberian KIE/ konseling Pemberian KIE/konseling
kesehatan reproduksi kesehatan reproduksi calon kesehatan reproduksi calon
calon pengantin pengantin dapat dilakukan pengantin tidak dilakukan
secara langsung dengan secara langsung atau tatap
menggunakan APD dan muka, tetapi tetap dilakukan
mematuhi protokol pencegahan melalui media online/ daring
penularan Covid19, tetapi (WA, SMS, HP, Aplikasi,
apabila masih memungkinkan dsb).
masih bisa mengoptimalkan
penggunaan media online.
4 Pelaksanaan • Petugas keagamaan • Petugas keagamaan tidak
Bimbingan diperkenankan untuk diperkenankan untuk
Perkawinan melaksanakan bimbingan melaksanakan bimbingan
perkawinan secara langsung perkawinan secara langsung.
tetapi dengan jumlah terbatas • Optimalisasi pelaksanaan
(5-10 pasang calon pengantin Bimbingan Perkawinan
disesuaikan dengan kapasitas secara mandiri dengan
ruangan dan physical penyampaian materi secara
distancing) serta daring menggunakan media
memperhatikan protokol online (link youtube, wa
pencegahan Covid-19. group, aplikasi smart phone,
• Pemilahan materi yang dapat dsb).
diberikan secara daring/virtual.
Sumber : Kementrian Kesehatan RI, 2020

8
1.1.4 Konseling Pranikah

a. Pengertian

Konseling pranikah (premarital counseling) merupakan upaya untuk membantu calon

suami dan calon istri oleh seorang konselor profesional, sehingga mereka dapat berkembang

dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya melalui cara-cara yang

menghargai, toleransi dan dengan komunikasi yang penuh pengertian,sehingga tercapai

motivasi keluarga, perkembangan, kemandirian, dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga.

Konseling pranikah ini dianggap penting karena banyak orang yang merasa salah dalam

menetapkan pilihannya, atau mengalami banyak kesulitan dalam penyesuaian diri dalam

kehidupan berkeluarga. Banyak orang yang terburu-buru membuat keputusan tanpa

mempertimbangkan banyak aspek sehubungan dengan kehidupan berumah tangga. Konseling

keluarga ini diselenggarakan dengan maksud membantu calon pasangan membuat perencanaan

yang matang dengan cara melakukan asesmen terhadap dirinya yang dikaitkan dengan

perkawinan dan kehidupan rumah tangga.

Konseling pra nikah sifatnya proses pemberi bantuan yang dilakukan oleh orang yang

ahli dalam bidang mengkonselingi yaitu konselor kepada pasangan yang membutuhkan

bantuan dalam pemecahan masalah yang sedang dihadapi pada dirinya, pasangannya, dan

masalah-masalah yang sedang diahadapi oleh keduanya. Konseling pranikah biasanya

dilaksanakan pada kedua belah pihak yang sedang mengalami ketidak harmonisan dalam

hubungannya. Dalam artian klien disini belum mampu memecahkan masalahnya dengan

sendiri sehingga membutuhkan bantuan kepada konselor dalam penyelesaian masalah yang

sedang diahadapinya. Dengan bertujuan dari hsail konseling pranikah ini keduanya mampu

menjalankan hidupnya sebagaiman fitrah manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.

Tentunya dalam konseling pranikah ini mempunyai tujuan seperti yang dikemukakan dalam

bukunya (Latipun, 2014:154):

3
1. Brammer dan Shostrom (1982) bahwa konseling pranikah adalah membantu patner

pranikah (klien) untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, masing-

masing pasangan, dan tuntutan-tuntutan perkawinan.

Dari pengertian yang pertama mempunyai pengertian yang sifatnya jangka pendek, sedangkan

yang jangka panjang sebagaimana yang diungkapkan oleh:

1. H.A otto (1965), yaiut membantu pasangan pranikah untuk membangun dasar-dasar yang

dibutuhkan untuk kehidupan pernikahan yang bahagia dan produktif.

Dalam sebuah konseling tentunya mempunyai unsur-unsur atau runtutan tentang

konseling, seperti ada konselor yang ahli dalam bidang mengkonselingi, klien, problem /

masalah, media, metode direktif maupun non direktif dan yang terakhir materi sebagai initi dari

konseling yang akan diharapkan kedepannya oleh para klien.

Dalam proses konseling pranikah, konselor perlu menanamkan beberapa faktor penting

yang menjadi prasyarat memasuki perkawinan dan berumah tangga. faktor-faktor tesebut

adalah :

1. Faktor fiologis dalam perkawinan: kesehatan pada umumnya, kemampuan mengadakan

hubungan seksual. Faktor ini menjadi penting untuk dipahami pasangan suami isteri, karena

salah satu tujuan perkawinan adalah menjalankan fungsi Regenerasi (meneruskan keturunan

keluarga). Pemahaman kondisi masing-masing akan memudahkan proses adaptasi dalam

hal pemenuhan kebutuhan ini.

2. Faktor psikologis dalam perkawinan: kematangan emosi dan pikiran, sikap saling dapat

menerima dan memberikan cara kasih antara suami isteri dan saling pengertian antara suami

isteri.

3. Faktor agama dalam perkawinan, Faktor agama merupakan hal yang penting dalam

membangun keluarga. Perkawinan beda agama akan cenderung lebih tinggi menimbulkan

masalah bila dibandingkan dengan perkawinan seagama.

10
4. Faktor komunikasi dalam perkawinan, Komunikasi menjadi hal sentral yang harus

diperhatikan oleh pasangan suami isteri. Membangun komunikasi yang baik menjadi pintu

untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat memicu timbulnya konflik yang lebih besar

dalam keluarga.

b. Aspek yang perlu dilakukan asesmen

Aspek yang perlu dipahami dan dilakukan asesmen pada saat konselor jika melakukan

konseling pranikah :

1) Riwayat Perkenalan

Konselor perlu mengetahui riwayat perkenalan pasangan pranikah. Dimana mulai

berkenalan, seberapa perkenalan berlangsung, bagaimana mereka saling mengetahui satu

sama lain. Misalnya pembicaraan tentang nilai, tujuan dan harapannya terhadap hubungan

pernikahan, dan alasan mereka berkeinginan melanjutkan perkenalannya kearah

pernikahan.

2) Perbandingan Latar Belakang Pasangan

Keberhasilan membangun keluarga seringkali dihubungkan dengan latar belakang

pasangan. Kesetaraan latar belakang lebih baik penyesuaian pernikahannya dibanding

dengan yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Konselor perlu mengungkapkan

latar belakang pendidikan, budaya keluarga setiap partner dan status sosial ekonominya

sepenuhnya harus dieksplorasi, dan perbedaan agama serta adat istiadat keluarganya.

3) Sikap Keluarga Keduanya

Sikap keluarga terhadap rencana pernikahannya, termasuk bagaimana sikap mertua

terhadap keluarga dan sanak keluarga terhadap keluarga nantinya, apakah mereka

menyetujui terhadap rencana pernikahannya, atau memberikan dorongan, dan bahkan

memaksakan agar menikah dengan orang yang disenangi. Sikap keluarga keduanya ini

3
sangat penting diketahui terutama untuk mempersiapkan pasangan dalam menyikapi

masing-masing keluarga calon pasangannya.

4) Perencanann Terhadap Pernikahan

Perencanaan terhadap pernikahan meliputi rumah yang akan ditempati, sistem

keuangan keluarga yang hendak disusun dan apa yang dipersiapkan menjelang pernikahan.

Kemampuan pasangan untuk memperkirakan tanggung jawab keluarga ditunjukkan oleh

persiapan dan perencanaan mereka terhadap pernikahan yang

hendak dilaksanakan.oleh karena itu, perlu dipahami apakah mereka memiliki

perencanaan yang cukup realistis atau tidak.

5) Faktor Psikologis dan Kepribadian

Faktor psikologis dan kepribadian yang perlu diasesmen adalah sikap mereka terhadap

peran seks dan bagaimana peran yang hendak dijalankan keluarganya nanti, bagaimana

perasaan mereka terhadap dirinya (self image, body image), dan usaha apa yang akan

dilakukan untuk keperluan keluarganya nanti.

6) Sifat Prokreatif

Sikap prokreatif menyangkut sikap mereka terhadap hubungan seksual dan sikapnya

jika memiliki anak. Bagaimana rencana pengasuhan terhadap anaknya kelak.

7) Kesehatan dan Kondisi Fisik

Hal lain yang sangat penting adalah perlunya diketahui tentang kesesuaian usia untuk

mengukur kematangan emosional sevara usia kronologis, kesehatan secara fisik dan

mentalnya, dan faktor-faktor genetik.

1.1.5 Konseling Masa Sebelum Hamil

Menurut pedoman terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016, ANC

bertujuan untuk menempatkan wanita sebagai pusat perhatian utama dalam pelayanan

kesehatan, memberikan pengalaman kehamilan yang memuaskan, dan memastikan janin yang

12
dikandung mendapatkan titik awal kehidupan yang terbaik, WHO juga mengeluarkan panduan

baru yang mewajibkan bumil melakukan minimal delapan kali kunjungan pelayanan antenatal,

yaitu pada usia kandungan 12, 20, 26, 30, 34, 36, 38 dan 40 minggu.

Pengertian kehamilan Kehamilan dimulai dari fertilisasi dan dilanjutkan dengan nidasi

sampai lahirnya janin. Kehamilan normal berlangsung selama 40 minggu. Kehamilan terbagi

menjadi tiga trimester, yaitu trimester kesatu dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu,

trimester kedua dimulai dari 13-27 minggu, dan trimester ketiga dimulai dari 28-40 minggu

(Mandriwati, 2016).

Masa kehamilan trimester ketiga yaitu periode 3 bulan terakhir kehamilan yang dimulai

pada minggu ke-28 sampai minggu ke-40. Dalam periode ini pertumbuhan janin berada pada

tahap penyempurnaan. Kehamilan trimester III disebut juga dengan periode penantian, dimana

orang tua lebih terfokus menantikan kelahiran bayinya (Mandriwati, 2016).

Hasil penelitian terkait pranikah & prakonsepsi (minimal 5 jurnal)


Judul riset, Metode Rekomendasi
Link Jurnal penelitian
Peneliti dan tahun penelitian
Manajemen file:///C:/Users/HP/Downloads/21029- metode Nurfulaini,
Asuhan Kebidanan 57821-2-PB.pdf penelitian studi Anieq
pada Prakonsepsi kepustakaan Mumthi’ah
dengan literatur review Al Kautsar
Kekurangan Energi
Kronis 2021
Panduan Pelayanan https://kesga.kemkes.go.id/assets/file/pedo Panduan Kementerian
Kesehatan man/Panduan pelayanan Kesehatan RI
Reproduksi calon %20Pelayanan%20Kespro%20C kesehatan 2020
pengantin dalam atin%20Dalam%20Masa%20Pandemi%20 reproduksi
masa pandemi Covid-
covid-19 dan 19%20dan%20Adaptasi%20Kebiasaan%2
adaptasi kebiasaan 0Baru.pdf
baru Tahun 2020
Analisis Pelayanan file:///C:/Users/HP/Downloads/498-1054- Teknik Atika Nur
Prakonsepsi Pada 1-SM.pdf pengambilan Azizah
Calon Pengantin Di sampel dengan Universitas
Era Adaptasi cara purposive
Kebiasaan Baru sample

3
Covid-19 Tahun Muhammadiyah
2021 Purwokerto

Pengaruh Status http://www.jurnal.syedzasaintika.ac.id/inde Penelitian kuanti Fanny Ayudia,


Gizi Prakonsepsi x.php/medika/article/view/982 tatif dengan Arfianingsih
Dengan Berat rancangan Dwi Putri
Badan Lahir
desain
Bayi Pada Ibu
Bersalin Di Kota penelitian deskri
Padang Tahun ptif
2020 analitik dengan
pendekatan retr
ospektif.

1.2 Summary Review Prosedur Klinis

Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Antenatal Pada Ny “M” Dengan Anemia Di Klinik

Assyifa Cilamaya Tanggal 4 Oktober 2021

No. Register : 000xxxx

Tanggal Kunjungan : 04 Oktober 2021 jam 09.50 wib

Tanggal pengkajian : 04 Oktober 2021 jam 10.00 wib

Langakh I. Identifikasi Data Dasar

Identitas Ibu/Suami Nama : Ny”M”/ Tn. “M”

Umur : 23 Tahun/ 25 Tahun

Nikah : 1 kali/ +2 tahun

Suku : Sunda

Agama : Islam/ Islam

Pendidikan : SMA/ SD

Pekerjaan : IRT/ wiraswasta

Alamat : BTN Hartako Indah

14
Data Subjektif

1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua dan tidak pernah keguguran

2. HPHT tanggal 28 Februari 2021

3. Menurut ibu umur kehamilnanya sekarang 7 bulan

4. Ibu merasakan pergerakan janinnya pertama kali ketika usia kehamilannya 5 bulan

5. Pergerakan janin yang dirasakan kuat disebalah kanan 6. Menurut ibu tidak ada nyeri

perut selama hamil

7. Ibu mengeluh badannya terasa lemas, terkadang merasa pusing, dan terkadang sesak

napas

8. Ibu sudah mendapat suntikan TT Lengkap

9. Ini merupakan kunjungan ibu yang ketiga kalinya.

Data Objektif

1. Keadaan umum ibu baik

2. Kesadaran composmentis

3. Taksiran persalinan tangggal 5 Desember 2021

4. Tanda- tanda vital

a. Tekanan darah : 100/ 70 mmHg

b. Nadi : 80x/ menit

c. Suhu : 36,4 C

d. Pernapasan : 24x/ menit

5. Berat badan : 61 kg

6. Lila : 24 cm

7. Tinggi badan : 154 cm

8. Usia kehamilan : 31 minggu 1 hari (30- 32 minggu)

9. Tidak ada edema pada wajah, tidak ada benjolan, tidak cloasma gravidarum

3
10. Konjungtiva tampak pucat, sklera tidak icterus

11. Tampak striae alba dan tonus otot sudah regang

12. Palpasi abdomen

a. Leopold I : TFU 3jr bpx, 28cm, teraba bokong

b. Leopold II : punggung kanan

c. Leopold III : presentasi kepala

d. Lepold IV : BAP

13. Djj : 130x/ menit

14. Lingkar perut : 89 cm. TBJ: 2492 gram

15. Tidak ada edema pada dan varises pada kedua tungkai, reflex patella kiri dan kanan

positif

16. Pemeriksaan laboratorium tanggal 04 Mei 2017 a. Hb : 8,4 gram% dengan

menggunkan alat untuk memeriksa kadar hemoglobin klien b. Albumin dan reduksi

negatif.

Assesment GII PI A0, Gestasi 30- 32 minggu, punggung kanan, presentase kepala,

convergen, intra uteri, tunggal, hidup, keadaan janin baik, keadaan ibu dengan anemia.

Planning

Tanggal 04 Oktober 2021 jam 10.00 wib

1. Menyampaikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kehamilan

normal, ibu dalam keadaan anemia, dan ibu sudah mengerti keadaan kehamilannya.

2. Memberi HE(Healt Education) tentang

a. Gizi pada ibu hamil

1) Kebutuhan kalori selama kehamilan dapat diperoleh misalnya dari kacang-

kacangan, buah segar, beras merah, sayur-sayuran.

2) Kebutuhan protein dapat diperoleh dari telur, tahu, tempe, ikan dan susu.

16
3) Zat besi yang diperlukan setiap hari dapat diperoleh dari daging, hati, telur dan

kedelai.

4) Kebutuhan asam folat (vitamin B) dan vitamin C dapat diperoleh dari misalnya

jus jeruk, brokoli, dan juga roti. Ibu mengerti dengan apa yang disampikan dan

bersedia komsumsi makanan yang bergizi.

b. Personal hygiene dalam kehamilan

Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuh agar terhindar dari infeksi

apabila basah ataupun kotor. Ibu mengerti dan mau melaukan anjuran yang

disampaikan. c. Istirahat yang cukup Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

dan tidak melaksanakan aktifitas yang dapat membuat ibu kelelahan. Ibu mengerti

dan mau mlaksanakan anjuran yang disampaikan.

3. Mendiskusikan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan

a. Sakit kepala yang hebat

b. Demam

c. Bengkak pada wajah dan kaki

d. Penglihatan kabur

e. Mual muntah berlebihan

f. Nyeri perut yang hebat

g. Pergerakan janin berkurang

h. Ketuban pecah sebeum waktunya

i. Keluar darah dari jalan lahir

j. Kejang

4. Mendiskusikan dengan ibu tentang komplikasi dalam kehamilan dengan keadaan ibu

yang sedang mengalami anemia. Komplikasi yang yang mungkin terjadi adalah abortus,

persalinan prematur, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim terganggu.

3
Sedangkan pada masa persalinan dapat terjadi gangguan his sehingga kala satu dan dua

dapat berlangsung lama. Pada masa nifas terjadi subinvolusio uteri menimbulkan

perdarahan postpartum, pengeluaran ASI berkurang. Ibu mengerti dengan apa yang

telah disampaikan tentang komplikasi yang akan terjadi nantinya.

5. Penatalaksanaan pemberian vitamin a. Fe 1 x1 tablert/ hari b. B com 3x 1/ hari c. Vit C

3 x 1/ hari Ibu mengerti dan akan mengkomsmsi obat-obat yang telah diberikan sesuai

dengan dosis dan aturan minum yang telah dianjurkan.

6. Menganjurkan ibu untuk kembali memeriksakan kehamilannya tanggal 9 Ddesember

2021, tetapi bila ada keluahan ibu boleh datang kapan saja. Ibu bersedia dengan apa

yang telah disampaikan.

18
REFERENSI

Anggraeny, Oivia dan Ariestiningsih Ayuningtyas Dian. 2017. Gizi Prakonsepsi, Kehamilan,

Dan Menyusui. malang: UB press

Latipun. (2020). Psikologi Konseling. Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah

Malang

Denysenko A, (2020). Peculiarities of Psychological Recidiness of Adolescent Girl for Marital

Relationships Herald of Kiev Institute of Business and Technology.

Kemenkes RI. Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon Pengantin. Jakarta 2020.

Muchliza, Rafja (2012). Gambaran tingkat pengetahuan calon pengantin perempuan tentang

perawatan prakonsepsi didesa Banyurejo dan Sumber rejo Sleman. Yogyakarta.

Tanda Tangan Tanda Tangan


Pembimbing/Koordinator Stase Mahasiswa

( ) ( Dhita Maulani )

Anda mungkin juga menyukai