Oleh :
Harpikriati
PO71242220005
1. Pengertian
salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian maternal.
Menjaga jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi
(Mirza, 2008).
pasangan suami istri. Baik itu secara psikolog/mental, fisik dan finansial adalah
Menurut Mirza (2008) ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam
akan mempersiapkan calon ibu beserta calon ayah dan untuk menyiapkan
2
kehamilan yang sehat sehingga bisa menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan. Dengan begitu, bisa segera dideteksi bila ada penyakit yang
b. Kesiapan fisik
fisik yang bagus, kehamilan kemungkinan tidak akan terwujud dan bahkan
kalau kehamilan itu terwujud, kemungkinan fisik yang tidak prima akan
memengaruhi janin. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus dilakukan,
antara lain:
1) Mulai menata pola hidup Selain kondisi tubuh, gaya hidup dan
lingkungan juga memengaruhi keprimaan fisik. Akan lebih baik lagi, bila
konsepsi.
2) Mencapai berat badan ideal Berat badan sangat besar pengaruhnya pada
terganggu. Berat badan yang jauh dari ideal juga memicu terjadinya
sebagai berikut:
3
a) Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang. Masukkan
sesuai kebutuhan.
ini dibutuhkan untuk pembentukan sperma dan sel telur yang baik.
4
makin kecil. Sering stress juga bukan kebiasaan yang baik. Apalagi,
(jamur, bakteri, dan virus), bahan kimia beracun (timah hitam 13 dan
c. Kesiapan Finansial
5
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan kesiapan finansial,
diantaranya:
2) Dana yang wajib ada Inilah beberapa dana yang wajib disiapkan sebagai
penolong persalinan.
c) Setelah bayi lahir Prioritas keuangan keluarga jadi berubah dan perlu
d. Persiapan Pengetahuan
1) Masa subur Masa subur adalah masa dimana tersedia sel telur yang siap
untuk dibuahi. Masa subur berkaitan erat dengan menstruasi dan siklus
menstruasi. Adanya hasrat antara suami dan istri adalah sesuatu yang
wajar, penyaluran hasrat tersebut akan memulai hasil yang baik jika
6
2) Kecenderungan memilih jenis kelamin anak Setiap pasangan yang
Pada usia dibawah 20 atau diatas 35 tahun merupakan salah satu faktor
1. Definisi
antara tinggi badan dan berat badan akibat jaringan lemak yang berlebihan dari
dalam tubuh sehingga terjadi berat badan yang berlebih atau obesitas
(Pellonperä et al., 2018). Kelebihan berat badan atau obesitas, umunya dialami
pada wanita hamil di usia berapapun. Namun, obesitas akan meningkat setelah
usia 35 tahun (Freitag, 2014). Kenaikan berat badan normal saat kehamilan
berkisaran 12-16 kg, jika kenaikan yang terjadi lebih dari itu berati ibu beresiko
mengalami kegemukan atau obesitas. Ibu hamil yang obesitas akan membawa
7
Ibu hamil yang obesitas juga lebih banyak disarankan untuk menjalani
ibu sulit bersalin secara alami dan berisiko komplikasi jika tetap melahirkan
secara alami tak hanya itu, bayipun akan ikut terpengaruh oleh berat badan ibu
bentuk trigliserida (lemak dalam aliran darah) dan jika dibutuhkan akan
dilepaskan dalam bentuk asam lemak bebas dan digunakan diseluruh tubuh yang
waktu tertentu, disisi lain adanya cadangan lemak yang berlebihan akan
2. Epidemiologi
yang sangat serius mengingat komplikasi yang ditimbulkan baik terhadap ibu
8
yang dapat ditimbulkan pada kehidupan selanjutnya serta secara ekonomi akan
pada penduduk usia > 18 tahun sebesar 21,8 %. Data obesitas tiap provinsi
digambarkan pada grafik dibawah ini : 11 Gambar 2.1 Prevelensi status gizi
perempuan usia > 18 tahun di indonesia pada tahun 2018 sebesar 21,8%,
meningkat 4,3% dari tahun 2007 (10,5%) dan 7% dari tahun 2013 (14,8%)
dalam mengeluarkan energi atau kombinasi keduanya. Obesitas pada ibu hamil
disebabkan oleh banyak faktor antara lain usia ibu saat hamil, paritas, riwayat
keluarga, pendidikan, status sosial ekonimi dan faktor pola makan. Faktor yang
a. Riwayat keluarga
memicu obesitas. Hal ini dikarenakan pada saat ibu hamil maka unsur sel
lemak yang ada didalam tubuh yang berjumlah besar dan melebihi batas
normal secara otomatis akan diturunkan pada keluarga. Selain itu riwayat
9
Ibu hamil dengan keturunan obesitas tersebut juga biasanya membutuhkan
b. Pola makan
mengandung nutrisi. Namun, bukan berati ibu hamil boleh memakan apa
saja, beberapa harus harus diperhatikan seperti pola makan secara teratur
saat kehamilan, menjaga nutrisi agar seimbang selama kehamilan. Ibu hamil
dengan obesitas akan makan jika ia merasa ingin makan, bukan karena
lemak dan karbohidrat yang tinggi secara terus menerus tanpa di imbangin
dengan aktivitas fisik yang tepat dapat menyebabkan ibu hamil obesitas.
Pola makan abnormal yang dapat menjadi penyebab ibu hamil obesitas yaitu
c. Aktivitas fisik
faktor yaitu aktivitas olahraga secara umum dan angka metabolisme basal
tubuh. Ibu hamil dengan olahraga yang teratur maka pengeluaran kalori
tubuhnya juga teratur, sehingga tanpa adanya kelebihan kalori yang apabila
angka kejadian obesitas pada ibu hamil. Ibu hamil yang tidak aktif
10
makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang
2) Diabetes millitus.
4. Patofisiologi
dari tubuh serta penurunan aktivitas fisik (sedentary life style) yang
diatur oleh mekanisme saraf dan humoral yang dipengaruhi oleh pola makan,
oleh hipotalamus melalui 3 proses fisiologis yaitu mengendalikan rasa lapar dan
sensorik) dan perifer (jaringan adiposa, usus dan jaringan otot) (Lynch et al,
2012).
11
pendek dan sinyal panjang. Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan
waktu makan, serta berhubungan dengan faktor distensi lambung dan peptida
Sinyal panjang diperankan oleh hormon leptin (hormon untuk metabolisme) dan
Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi,
5. Manifestasi klinis
Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur dan berat badan
meningkat dengan pesat. Berikut bentuk tubuh, penampilan dan raut muka pada
a. Paha tampak membesar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil
b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan
c. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemuka pada bisep
dan trisep.
12
d. Leher relatif pendek.
yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan
pernafasan bisa terjadi saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk
semetara waktu (apnue), sehingga pada siang hari penderita merasa ngantuk
(Guyton, 2014).
dibandingkan ibu hamil dengan berat badan normal, obesitas beresiko tinggi
kehilangan darah yang lebih banyak, komplikasi dari tindakan anastesi, kesulitan
13
mana cendrung menimbulkan obesitas pada bayi tersebut (Sen et al., 2013).
lama dibandingkan dengan wanita berat badan normal (Sen et al., 2013).
b. Preeklamsia
mengalami obesitas dua sampai tiga kali lebih mungkin untuk mengalami
Setyabudi, 2013).
c. Diabetes gastasional
seseorang wanita hamil. Penyakit ini timbul ketika kadar glukosa tinggi dan
2011).
d. Operasi caesar
14
membuat persalinan normal menjadi lebih sulit atau bahkan tidak dapat
hamil dengan berat badan 95 kg akan sulit bersalin secara normal dan
Komplikasi yang terjadi pada bayi dari ibu yang mengalami obesitas :
1) Kelainan kongenital
obesitas pada ibu. Kelainan tersebut antara lain Defek Tabung Saraf
persentil Large for Gastasional Age (LGA) atau 4,5 kg. Dalam
15
prevelensi bayi dengan LGA lebih sering pada wanita yang mengalami
3) Prematuritas
16
4) Antepartum stillbirth
Resiko terjadinya stillbirth pada ibu hamil dengan oebsitas 2-5 kali
lebih tinggi dibandingkan dengan ibu dengan berat badan normal dan
Obesitas pada kelas III resiko terjadinya stillbirth 1,5 lebih tinggi
5) Kejadian obesitas
lahir dari ibu dengan berat badan normal (Philippe, et all, 2013).
obesitas 2 kali beresiko untuk menjadi obesitas pada usia 24 bulan dan
anak-anak dengan berat badan yang lebih dari normal cendrung untuk
mengalami berat badan lebih pada usia 12 tahun (Desai et al., 2014).
17
sebesar 5% untuk terjadinya obesitas pada saat remaja. Selain itu juga
dari penelitian tersebut menyatakan bahwa bayi yang lahir dengan berat
badan lebih sangat dipengaruhi oleh status berat badan ibu saat sebelum
Pengaturan nutrisi dan pola makan pada individu dengan obesitas tidak
agar tetap stabil dan mencegah peningkatan kembalinya berat badan yang
konsumsi karbohidrat yang berlebihan agar berat badan dalam batas normal
(Sulistiyoningsih, 2011).
b. Perbanyak aktivitas
18
kolestrol darah dan tekanan darah dengan menjaga pola makan.
dan mengandung nutrisi, rendah lemak dan rendah kalori (Dewi, 2013).
Gambar 2.1
Mind Mapping Obesitas
19
Gambar 2.2
Pathway Obesitas
Obesitas
hiperlipidemia Hiperglikemi
2. Preeklamsi
3. Hipertensi
4. SC
20
C. Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi Suntik DMPA
1. Pengertian
progesteron saja. Jenis kontrasepsi ini sangat efektif, aman dan dapat dipakai
oleh semua wanita usia reproduksi. Kontrasepsi ini juga cocok untuk ibu
T, 2015:80).
a. Mencegah ovulasi.
sperma.
21
3. Indikasi dan Kontra-indikasi SuntikanDMPA
a. Indikasi
tinggi.
b. Kontra-indikasi
1) Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000
kelahiran).
22
5) Diabetes mellitus (tingginya kadar glukosa darah) disertai komplikasi
(Koesno, 2016:MK-45).
c. Cara Penggunaan
kelonggaran batas waktu suntik, bisa diberikan kurang dari 1 minggu atau
a. Kelebihan
1) Sangat efektif.
b. Kekurangan
23
belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (Koesno, 2016:
MK-44).
g. Gangguan haid
24
2) Spotting, adalah bercak-bercak perdarahan di luar haid yang terjadi
yang tidak pecah sehingga tidak terjadi ovulasi pada siklus haid dan
DMPA akan mengalami hal ini pada awal pemakaian, hal tersebut
2017: 72).
25
h. Perubahan berat badan (Suratun, dkk, 2017:75).
efek samping yang salah satu di antaranya adalah perubahan berat badan
dan disimpan di bawah kulit. Perubahan berat badan ini akibat adanya
dan adanya hubungan dengan regulasi nafsu makan. Salah satu studi
26
Bagan 2.1
Pathway Amenore Riwayat Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi kombinasi
Tubuh mengansumsikan
kehamilan
Amenore
27
Gambar 2.2
Mind Mapping DMPA
28
masalah yang digunakan oleh bidan serta merupakan metode yang terorganisir
dimulai dengan pengumpulan data dasar yang diakhiri dengan evaluasi. Tahapan
keadaan klien. Yang termasuk data dasar adalah riwayat kesehatan klien,
pemeriksaan fisik, dan catatan riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang,
29
Proses manajemen kebidanan dilakukan secara terus menerus selama klien
dalam perawatan bidan. Proses terus menerus ini menghasilkan data baru
tindakan harus disetujui klien, oleh sebab itu harus didiskusikan dengan
relevan dan diakui kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus
bidan dan sebagian dilaksanakan oleh ibu sendiri, dan anggota tim
dilakukan pada setiap langkah kebidanan. Pada tahap evaluasi bidan harus
a. Data subjektif
30
Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata mencakup
yang diperoleh dari hasil wawancara langsung pada klien atau keluarga dan
b. Data Objektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi,
laboratorium.
31
c. Assesmen/Diagnosa
ibu.
d. Planning/Perencanaan
1. Pengertian
1997).
penelitian dan pengalaman praktik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia.
Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi (Jayanti,
2020).
based tersebut tentu saja bermanfaat membantu mengurangi angka kematian ibu
32
hamil dan risiko-risiko yang dialami selama persalinan bagi ibu dan bayi serta
obat baru yang dapat saja segera ditarik dan peredaran hanya dalam waktu
Sumber EBM dapat diperoleh melalui bukti publikasi jurnal dari internet
maupun berlangganan baik hardcopy seperti majalah, bulletin, atau CD. Situs
internet yang ada dapat diakses, ada yang harus dibayar namun banyak pula
33
DAFTAR PUSTAKA
Profil kesehatan indonesia. (2018). Provil Kesehatan Indonesia 2018 (Vol. 1227, Issue
July). https://doi.org/10.1002/qj
Rini, S. dan F. Kumala. 2016. Panduan Asuhan Nifas dan Evidence Based Pratice.
Yogyakarta : Deepublish
34