Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN IBU PRAKONSEPSI DAN


PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT PADA WUS DENGAN
ANEMIA
DI PMB BETTY HERAWATI, S.Keb
KABUPATEN MERANGIN
TAHUN 2023

Dosen Pembimbing :
Evrina Solvia, S.ST,M.Keb

OLEH
RETNO TRI YULIANA
PO71242230234

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
JAMBI TAHUN AKADEMIK 2023/2024

1
A. Teori Prakonsepsi

1. Pengertian Prakonsepsi

Masa pranikah dapat digolongkan dalam masa prakonsepsi, namun

masa prakonsepsi tidak selalu digolongkan ke dalam masa pranikah.

Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan kehamilan untuk

mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya kehamilan yang sehat

dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh keluarga

(Nurul, 2013).

Prakonsepsi berasal dari dua kata yakni pra dan konsepsi. Pra artinya

sebelum (Setiawan, 2017). Konsepsi atau pembuahan adalah bertemunya sel

telur (ovum) dengan sperma (spermatozoa) (Purwandari, 2011). Prakonsepsi

adalah masa sebelum kehamilan terjadi (Katherine, dkk, 2013). Sehingga

prakonsepsi adalah sebelum terjadinya pertemuan antara sel telur dengan

sperma yang dapat menyebabkan kehamilan.

Perawatan prakonsepsi adalah perawatan yang diberikan sebelum

kehamilan dengan sasaran mempermudah seorang wanita mencapai tingkat

kesehatan yang optimal sebelum ia mengandung Asuhan kebidanan

prakonsepsi adalah suatu perencanaan intervensi biomedik, perilaku, dan

kesehatan sosial pada perempuan dan pasangannya sebelm terjadi konsepsi.

Pengertian lainnya yakni sejumlah intervensi yang bertujuan untuk

menemukan dan mengubaj risiko biomedik, perilaku, dan sosial uuntuk

mewujudkan kesehatan perempuan atau hasil kehamilan melalui pencegahan

dan pengelolaan yang menyangkit faktor-faktor tersebut yang harus

2
dilaksanakan sebelum terjadinya konsepsi atau pada masa kehamilan dini

untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Winardi, 2016).

Keputusan Menteri Kesehatan RI No.369/Menkes/SK/III/2007 tentang

standar profesi bidan dalam kompetensi ke-2 Pra konsepsi, KB dan

ginekologi yakni bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan

kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh

dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga sehat,

perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua

2. Pemeriksaan Kesehatan Prakonsepsi

Persiapan Medis merupakan salah satu dari rangkaian persiapan yang

perlu dilakukan, hal ini sangat disarankan oleh kalangan medis serta para

penganjur dan konsultan prakonsepsi. Karena Sebagian besar masyarakat

umumnya tidak sepenuhnya mengetahui status kesehatannya secara detail,

apalagi bagi yang tidak melaksanakan general check up rutin tahunan.

Seseorang yang terlihat sehat bisa saja sebenarnya adalah silent

carrier/pembawa dari beberapa penyakit infeksi dan hereditas dan saat hamil

dapat mempengaruhi janin atau bayi yang dilahirkannya nanti (Purba, 2014).

Pemeriksaan kesehatan prakonsepsi adalah sekumpulan pemeriksaan

untuk memastikan status kesehatan pasangan, terutama untuk mendeteksi

adanya penyakit menular, menahun, atau diturunkan yang dapat

mempengaruhi kesuburan pasangan maupun kesehatan janin. Dengan

melakukan pemeriksaan kesehatan prakonsepsi berarti kita dan pasangan

dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap masalah kesehatan terkait

kesuburan dan penyakit yang diturunkan secara genetic (Prodia, 2014).

3
Tujuan utama melakukan pemeriksaan kesehatan konsepsi adalah

untuk membangun keluarga sehat sejahtera dengan mengetahui kemungkinan

kondisi kesehatan anak yang akan dilahirkan termasuk soal genetik, penyakit

kronis, penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan

keturunan bukan karena kecurigaan dan juga bukan untuk mengetahui

keperawanan.

Manfaat tes kesehatan sebelum prakonsepsi antara lain:

a. Sebagai tindakan pencegahan yang sangat efektif untuk mengatasi

timbulnya penyakit keturunan dan penyakit berbahaya lain yang berpotensi

menular.

b. Sebagai tindakan pencegahan yang efektif untuk membendung penyebaran

penyakit-penyakit menular yang berbahaya di tengah masyarakat. Hal ini

juga akan berpengaruh positif bagi kehidupan ekonomi dan sosial

masyarakat.

c. Sebagai upaya untuk menjamin lahirnya keturunan yang sehat dan

berkualitas secara fisik dan mental. Sebab, dengan tes kesehatan ini akan

diketahui secara dini tentang berbagai penyakit keturunan yang diderita

oleh kedua pasangan.

d. Mengetahui tingkat kesuburan masing-masing pasangan.

e. Memastikan tidak adanya berbagai kekurangan fisik maupun psikologis

pada diri masing-masing pasanganyang dapat menghambat tercapainya

tujuan-tujuan mulia pernikahan.

f. Memastikan tidak adanya penyakit-penyakit berbahaya yang mengancam

keharmonisan dan keberlangsungan hidup pernikahan terjadi.

4
g. Sebagai upaya untuk memberikan jaminan tidak adanya bahaya yang

mengancam kesehatan masing-masing pasanganyang akan ditimbulkan

oleh persentuhan atau hubungan seksual di antara mereka

B. Teori Tentang Perencanaan Kehamilan

1. Pengertian Perencanaan Kehamilan

Kehamilan adalah masa dimana seorang perempuan memiliki janin

yang sedang tumbuh didalam tubuhnya. Setiap kehamilan harus

direncanakan, diinginkan dan dijaga perkembangannya dengan baik. WUS

perlu mengetahui tanda-tanda kehamilan agar mempunyai pemahaman dan

kepedulian bila hamil kelak, mempersiapkan diri untuk hamil dan bersalin

secara sehat dan aman.

2. Dampak Anemia pada Wanita Usia Subur

3. Mencegah WUS dengan Anemia

Menurut Kemenkes RI (2017:105) cara mencegah kehamilan di usia

muda, yaitu:

a. Mengupayakan pernikahan pada perempuan usia diatas 20 tahun.

b. Tunda kehamilan pertama sampai usia perempuan diatas 20 tahun.

c. Konsultasikan dengan petugas kesehatan mengenai metode

kontrasepsiyang tepat digunakan untuk menunda kehamilan sesuai dengan

kondisi pasangan suami istri

5
C. Teori tentang Persiapan Kehamilan

BKKBN (2014) mengungkapkan berbagai persiapan kehamilan yang

sehat diantaranya:

1. Pemeriksaan kesehatan

Pemeriksaan kesehatan merupakan salah satu bagian penting dari

pelayanan kesehatan prakonsepsi yang bertujuan untuk mempersiapkan calon

ibu dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta

memperoleh bayi yang sehat. Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan di

puskesmas atau rumah sakit.

2. Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh

Berat badan yang sehat membantu pembuahan dan kehamilan

membuat lebih nyaman. Diet penurunan berat badan harus benar-benar

dikontrol agar dapat aman selama kehamilan, terutama disarankan untuk

wanita yang mengalami kelebihan berat badan serius, tetapi harus disertai

dengan selalu berkonsultasi dengan dokter dan atas rekomendasi ahli gizi.

6
Berat badan kurang dapat mengganggu kesuburan karena kekurangan jumlah

lemak yang dibutuhkan tubuh. Sementara kelebihan berat badan dapat

mempengaruhi proses ovulasi menjadi tidak teratur. Selain itu, kelebihan berat

badan berisiko lebih besar untuk mengalami komplikasi, seperti tekanandarah

tinggi dan diabetes selama kehamilan

3. Menghentikan kebiasaan buruk

Kebiasaan merokok, minum alkohol, atau bahkan menggunakan

narkoba, dapat menyebabkan berbagai masalah selama kehamilan, juga janin

yang dikandung, Bayi dapat lahir prematur, lahir dengan cacat bawaan hingga

kematian janin. Perempuan yang minum alcohol memiliki kemungkinan

rendah untuk bisa hamil. Sedangkan untuk kaum pria, minum alkohol dapat

mempengaruhi kualitas sperma dengan menurunkan tingkat testosteron dan

bisa menyebabkan testis layu. Begitu pula rokok dapat menurukan kesuburan

baik pada perempuan maupun laki-laki

4. Meningkatkan asupan makanan bergizi

Persiapan kehamilan sehat memang sangat penting terkait dengan

makanan dan nutrisi yang dikonsumsi. Salah satu cara yang dapat dilakukan

adalah mengatur pola makan dengan prinsip gizi seimbang, memperbanyak

konsumsi buah dan sayuran, menghindari makanan yang mengandung zat-zat

aditif seperti penyedap, pengawet, dan pewarna. Kandungan radikal bebas

dari zat aditif tersebut dapat memicu terjadinya mutasi genetik pada anak

sehingga menyebabkan kelainan fisik, dan cacat congenital

5. Persiapan secara psikologis dan mental

Calon ibu dapat mulai merencanakan kehamilan dengan memikirkan tujuan memiliki
anak atau tidak memiliki anak, dan bagaimana mencapai tujuan ini. Hal ini disebut
dengan rencana hidup reproduktif. Misalnya bila Ibu

7
berpikir ingin menunda kehamilan, pilihlah kontrasepsi yang sesuai untuk

mencapai tujuan tersebut. Jika Ibu berpikir untuk hamil, sangatlah penting

untuk mengambil langkah-langkah agar Ibu dapat hamil sehat dan

melahirkan bayi yang sehat pula. Ibu dapat memperkaya pengetahuan

seputar kehamilan yang berhubungan dengan perencanaan, perawatan selama

kehamilan, menjelang persalinan, pasca persalinan dan juga perawatan bayi

dari berbagai sumber yang terpercaya

6. Perencanaan financial/keuangan

Persiapan financial/ keuangan yang matang untuk persiapan

pemeliharaan kesehatan dan persiapan menghadapi kehamilan dan persalinan

penting dilakukan karena timbulnya ketegangan psikis serta tidak

terpenuhinya kebutuhan gizi yang baik pada saat kehamilan sebagian besar

disebabkan karena ketidaksiapan pasangan dalam hal financial/keuangan

7. Jangan malu bertanya dan Konsultasi

Calon ibu dan suami sangat dianjurkan untuk konsultasi dengan

dokter/bidan/tenaga kesehatan lainnya mengenai kesehatan reproduksi ibu

dan pasangan. Dokter/bidan akan memberikan saran mengenai masalah yang

dikeluhkan. Konsultasikan pada dokter mengenai riwayat kesehatan keluarga

yang perlu mendapat perhatian

D. Manajemen Asuhan Kebidanan

8
1. Pengertian manajemen kebidanan

Manajemen kebidanan adalah satu metode pendekatan pemecahan

masalah yang digunakan oleh bidan dalam proses pemecahan masalah dalam

pemberian pelayanan asuhan kebidanan, atau merupakan proses pemecahan

masalah yang digunakan oleh bidan serta merupakan metode yang

terorganisir melalui tindakan logika dalam memberi pelayanan (Varney,

2007).

2. Tahapan dalam manajemen kebidanan menurut Helen varney

Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah asuhan kebidanan

yang dimulai dengan pengumpulan data dasar yang diakhiri dengan evaluasi.

Tahapan dalam proses manajemen asuhan kebidanan ada 7langkah yaitu :

a. Pengkajian dalam pengumpulan data dasar yang lengkap untuk menilai

keadaan klien. Yang termasuk data dasar adalah riwayat kesehatan klien,

pemeriksaan fisik, dan catatan riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang,

pemeriksaan laboratorium. Semua data tersebut di atas harus

memberikan informasi yang saling berhubungan dari semua sumber dan

menggambarkan kondisi ibu yang sebenarnya.

b. Identifikasi diagnose/masalah aktual.

Menginterprestasikan data secara spesifik mengenai diagnose dan

masalah. Kata diagnose dan masalah selalu digunakan namunkeduanya

mempunyai pengertian yang berbeda. Masalah lebih sering berhubungan

dengan apa yang dialami oleh seseorang, menguraikan suatu kenyataan

yang ia rasakan sebagai suatu masalah. Sedangkan diagnose lebih sering

diidentifikasi oleh bidan yang berfokus pada apa yang dialami oleh klien.

9
c. Antisipasi diagnosa/masalah potensial

Dari kumpulan masalah dan diagnosa, identifakasi faktor-faktor

potensial yang memerlukan antisipasi segera tindakan pencegahan jika

memungkinkan atau waspada sambil menunggu dan mempersiapkan

pelayanan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi.

d. Evaluasi perlunya tindakan segera/kolaborasi

Proses manajemen kebidanan dilakukan secara terus menerus

selama klien dalam perawatan bidan. Proses terus menerus ini

menghasilkan data baru segera dinilai. Data yang muncul dapat

menggambarkan suatu keadaan darurat dimana bidan harus segera

bertindak untukmenyelamatkan klien.

e. Rencana asuhan kebidanan

Rencana tindakan konprehensif bukan hanya meliputi

kondisiklien serta hubungannya dengan masalah yang dialami klien akan

tetapi meliputi antisipasi dengan bimbingan terhadap klien, serta

konseling, bila perlu mengenai ekonomi, agama, budaya, atau masalah

psikologis. Rencana tindakan harus disetujui klien, oleh sebab itu harus

didiskusikan denganklien. Semua tindakan yang diambil harus

berdasarkan rasional yang relevan dan diakui kebenarannya serta situasi

dan kondisi tindakan harus dianalisa secara teoritis.

f. Pelaksanaan asuhan kebidanan (Implementasi)

Pelaksanaan rencana asuhan kebidanan (Implementasi)

dilaksanakan oleh bidan dan sebagian dilaksanakan oleh ibu sendiri, dan

anggota tim kesehatan lainnya berdasarkan rencana yang ditetapkan.

10
g. Evaluasi asuhan kebidanan

Langkah akhir kebidanan adalah evaluasi, namun sebenarnya

evaluasi ini dilakukan pada setiap langkah kebidanan. Pada tahap

evaluasi bidan harus mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan

kebidanan yang diberikan kepada klien. (Varney, 2007).

3. Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP)

a. Data subjektif

Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata

mencakup nama, umur, pekerjaan,status perkawinan, pendidikan serta

keluhankeluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung pada klien

atau keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.

b. Data Objektif

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup

inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, serta pemeriksaan penunjang seperti

pemeriksaan laboratorium.

c. Assesmen/Diagnosa

Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan

masalah yang mencakup kondisi tersebut. Penegakan diagnose kebidanan

dijadikan 50 sebagai dasar tindakan dalam upaya menanggulangi ancaman

keselamatan ibu.

d. Planning/Perencanaan

Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan

dilakukanoleh bidan dalam melakukan intervensi untuk mencegah masalah

pasien/klien (Salmah, 2016: 171).

11
E. Teori Evidence Based Midwifery (EBM)

1. Pengertian

Evidence based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi

berdasarkan pengalaman atau kebiasaaan semata. Evidence based midwifery

adalah pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian yang

bisa dipertanggung jawabkan (Jayanti, 2020).

Praktik kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil

penelitian dan pengalaman praktik dari para praktisi dari seluruh penjuru

dunia. Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi

(Jayanti, 2020).

2. Manfaaat Evidence based Midwifery dalam Praktik Kebidanan

Dengan pelaksanaan praktik asuhan kebidanan yang berdasarkan

evidence based tersebut tentu saja bermanfaat membantu mengurangiangka

kematian ibu hamil dan risiko-risiko yang dialami selama persalinan bagi ibu

dan bayi serta bermanfaat juga untuk memperbaiki keadaan kesehatan

masyarakat.

3. Kategori Evidence Based Menurut World Health Organization (2017)

Menurut WHO, Evidence based terbagi sebagai berikut:

a. Evidenve-based Medicine adalah pemberian informasi obat-obatan

berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan.

Temuan obat baru yang dapat saja segera ditarik dan peredaran hanya

dalam waktu beberapa bulan setelah obat tersebut dipasarkan, karena di

populasi terbukti memberikan efek samping yang berat pada sebagian

12
penggunanya.

b. Evidence-based Policy adalah satu sistem peningkatan mutu pelayanan

kesehatan dan kedokteran (Clinical Governance): suatu tantangan profesi

kesehatan dan kedokteran di masa mendatang.

c. Evidence based Midwifery adalah pemberian informasi kebidanan

berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan.

d. Evidence based report adalah mgmpakan bentuk penulisan laporankasus

yang baru berkembang, memperlihatkan bagaimana hasil penelitian dapat

diterapkan pada semua tahapan penatalaksanaan pasien.

4. Sumber Evidence Based

Sumber EBM dapat diperoleh melalui bukti publikasi jurnal dari

internet maupun berlangganan baik hardcopy seperti majalah, bulletin, atau

CD. Situs internet yang ada dapat diakses, ada yang harus dibayar namun

banyak pula yang public domain

13
A. Pathway WUS DENGAN Anemia

14
B. Mind Mapping Anemia

20

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2. Ida Ayu C. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta :


EGC.

3. Hanifa W. 2011. Ilmu kandungan edisi ketiga. Jakarta: PT.Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018. Pedoman


Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pda Remaja Putri dan
Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta. Kemenkes

5. WHO. 2016. Guideline: Daily iron Supplementation in Adult Women and


Adolescent Girls. Geneva: World Health Organization.

6. Manuaba, I. B. G. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga


Berencana Untuk Pendidikan Bidan [Internet]. cetakan 1. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC

7. Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan. 2014. Buku Ajar Ilmu Gizi. 2nd ed.
Suryani, editor. Jakarta: EGC

16

Anda mungkin juga menyukai