Anda di halaman 1dari 12

MATERI

PENYULUHAN KESEHATAN PRANIKAH

A. PENGERTIAN

Promosi kesehatan pranikah merupakan suatu proses untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang

ditujukan pada masyarakat reproduktif pranikah. Remaja wanita yang akan memasuki

jenjang perkawinan perlu dijaga kondisi kesehatannya. Kepada para remaja di beri

pengertian tentang hubungan seksual yang sehat, kesiapan mental dalam menghadapi

kehamilan dan pengetahuan tentang proses kehamilan dan persalinan, pemeliharaan

kesehatan dalam masa pra dan pasca kehamilan.

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah

ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri

dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.perkawinan diindonesia hanya diizinkan jika

pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun, sedangkan pihak wanita mencapai umur 16

tahun.
B. UPAYA-UPAYA PROMOSI KESEHATAN PADA PASANGAN PRANIKAH

1. Persiapan Pranikah

Ada beberapa persiapan yang perlu dihadapi menjelang pernikahan, yaitu

persiapan ilmu tentang pernikahan, persiapan mental/psikologis dalam

menghadapi pernikahan, persiapan ruhiyyah menjelang pernikahan serta persiapan

fisik sebelum menikah.

a. Persiapan Ilmu tentang pernikahan.

Hal yang perlu dipersiapkan adalah memperjelas visi pernikahan. Untuk apa

kita menikah. Visi yang jelas dan juga sama antara calon suami dan isteri

diharapkan akan melanggengkan pernikahan.

b. Persiapan mental/psikologis menghadapi pernikahan.

Pernikahan adalah kehidupan baru yang sangat jauh berbeda dari masa-masa

sebelumnya. Dalam pernikahan berkumpul dua pribadi yang berbeda yang

berasal dari keluarga yang memiliki kebiasaan yang berbeda. Didalamnya

terbuka semua sifat-sifat asli masing-masing. Mempersiapkan diri untuk

berlapang dada menghadapi segala kekurangan pasangan adalah hal yang

mutlak diperlukan. Begitu juga cara-cara mengkomunikasikan pikiran dan

perasan kita dengan baik kepada pasangan juga perlu diperhatikan, agar emosi

negatif tidak mewarnai rumah tangga kita.

c. Persiapan Ruhiyyah/ spiritual.


Menikah itu ibadah, oleh karena itu seluruh proses yang dilalui dalam

pernikahan itu harus dengan nuansa ibadah. Proses sebelum menikah sampai

pernikahan itu sendiri juga setelah menikah tidak boleh jauh dari nuansa

penghambaan diri kepada Allah.

d. Persiapan Fisik

Yang terakhir yang tidak kalah penting dalah mempersiapkan tubuh kita untuk

memasuki dunia pernikahan. Mengetahui alat-alat reproduksi wanita dan cara

kerjanya sangat penting bagi kita. Memeriksa kesehatan alat-alat reproduksi

juga penting agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan setelah

menikah.

Selain itu juga kita harus mengetahui tentang seks yang sehat. Banyak ornag

yang sudah menikah tapi tidak tahu bagaimana berhubungan seks dengan

sehat dan menyenangkan bagi masing-masing pasangan. Hal ini penting

karena merupakan bagian dari kunci kebahagiaan dalam berumah tangga.

Menurut Pratiwi 2011, upaya-upaya promosi kesehatan pada pasangan

pranikah sebagai berikut :

 Upaya promotif

1. Penyuluhan tentang gizi pada pranikah

Pasangan pranikah banyak mengesampingkan nutrisi nya dengan

alasan sibuk mempersiapkan pernikahannya yang sebenarnya tidak perlu

terlalu dipusingkan. Al ini sering tejadi pada wanita  yang sibuk dengan

program diet nya yang nanti akan berdampak pada psikologisnya.u. untuk
itu penyuluhan tentang gizi seimbang sanat diperlukan agar tidak terjadi

kekurangan nutrisi

2. Sex Education

Hal ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada pasangan

pranikah agar hubungan nya tetap harmonis. KarenA fakta membuktikan

banyak pasangan yang bercerai karena kurangnya pendidikan seks

sebelum nikah. Pendidikan seks ini dapat kita lakukan dengan cara

penyuluhan seperti pendidikan tentang kesehatan reproduksi, PMS

(Penyakit Menular Seksual), cara dan waktu berhubungan yang sehat, dan

lain-lain.

3. Personal Hygiene

Merupakan salah satu yang menjadi prioritas utama bagi pasangan

pranikah. Dimana biasanya pasangan pranikah terutama wanita lebih

sering melakukan perawatan yang terdiri dari perawatan payudara, kulit,

rambut, kuku, genitalia dll. Tetapi hal ini terkadang tergantung pada

budaya masing-masing daerah.

4. Imunisasi TT

Imunisasi bertujuan untuk mencegah pasangan terutama pada wanita

agar tidak terserang oleh virus Tetanus Toxoid, apabila nanti wanita

tersebut hamil dan terjadi perlukaan saat persalinan maka si ibu tidak akan

mudah mengalami infeksi dan perdarahan postpartum.Ada 3 vaksinasi

yang perlu dilakukan oleh ibu untuk melindungi kehamilan dan menjalani

proses persalinan, yaitu, vaksinasi MMR (mesles,mump,


rubella).vaksinasi anti tetanus / TT dilakukan 2 bulan sebelumnya( unrtuk

yang wanita) dan Hepatitis B.

 Upaya Preventif

1. Pemeriksaan papsmear

Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya

seseorang itu terjangkit kanker serviks. Dapat disarankan pada

pasangan melakukan pemeriksaan ke laboratorium atau ke rumah sakit.

2. Pemeriksaan Hematologi

Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidak nya

seseorang menderita kelainan darah. Seperti terjangkit HIV, TB, virus

rubella ,virus toxoplasma dan sebagainya. Pemeriksaan ini sebaiknya

dilakukakan 6 bulan sebelum pernikahan karna dalam jarak waktu yang

cukup akan keluar hasil pemeriksaan dan jika ada kelainan dapat

dilakukan penanggulangan permasalahannya.

 Upaya kuratif

Pengobatan TORCH dan kanker seviks pada wanita yang akan

menikah dengan memberikan pengobatan secara intensif.Menyakinkan pada

pasangan kalau terjangkitnya penyakit tersebut bukan berarti tidak dapat

menikah dan menjalani hidup sebagai seorang istri Perbaikan nutrisi pada
pasangan pra nikah untuk memperbaiki tingkat kesuburan pasangan dan

mencegah terjadinya infertilitas.

 Upaya Rehabilitatif

Di dalam upaya rehabilitatif promosi kesehatan pra nikah, dapat

mengenai perawatan kanker serviks tingkat lanjut. Memberikan perawatan

pada wanita yang akan menikah dan telah menjalani pengobatan lanjutan.

Disini dilakukan pemulihan fisik dan mental. Meyakinkan dan memulihkan

kepercayaan diri pasien sehingga dapat menjalani hidupnya sebagai seorang

istri dan ibu nantinya

C. METODE KONSELING PRANIKAH SERTA PENTINGNYA KESEHATAN

PRANIKAH

Menurut dr. Wiryawan Permadi, spesialis obstetri dan ginekologi dari

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung

Pemeriksaan dan konseling kesehatan bagi calon suami istri penting dilakukan,

terutama untuk mengetahui kemungkinan kondisi kesehatan anak yang akan

dilahirkan. Dengan pemeriksaan itu,dapat diketahui riwayat kesehatan kedua belah

pihak, termasuk soal genetik, penyakit kronis, hingga penyakit infeksi yang dapat

mempengaruhi kondisi kesehatan keturunan. Dengan pemeriksaan kesehatan, dapat

diketahui riwayat genetik dalam keluarga calon mempelai pria dan wanita. Misalnya

ada tidaknya penyakit kelainan darah seperti thalassemia dan hemofilia. Kedua


penyakit itu bisa diturunkan melalui pernikahan dengan pengidapnya atau mereka yang

bersifat pembawa (carrier). (Wilda Nurlianti, 2012).

Setelah pemeriksaan, dapat dilihat kemungkinan perpaduan kromoson yang

timbul. Jika memang ada penyakit keturunan dalam riwayat keluarga kedua atau salah

satu calon mempelai, dapat dilihatkemungkinan risiko yang timbul, seperti terjadinya

keguguran hingga kemungkinan cacat bawaan(kongenital) jika kelak memiliki anak.

Dari sini, calon pasangan suami istri (pasutri) akan punyapemahaman bahwa bila orang

tua atau garis keturunannya mengidap penyakit genetik, anak yangakan lahir nanti pun

berisiko mengidap penyakit yang sama. Penyakit lainnya yang perlu dideteksi

prapernikahan adalah penyakit kronis seperti diabetes mellitus (kencing manis),

hipertensi (tekanan darah tinggi), kelainan jantung, hepatitis B hingga

HIV/AIDS.Penyakit-penyakit itu dapat memengaruhi saat terjadinya kehamilan,

bahkan dapat diturunkan. (Wilda Nurlianti, 2012).

Hasil analisa data medis mengungkapkan bahwa kasus yang paling banyak

terjadi pada calon ibu khususnya di Indonesia adalah terjangkitnya virus toksoplasma.

Virus yang bisa mengakibatkan kecacatan pada bayi ini biasanya disebabkan seringnya

kaum perempuan mengkonsumsi daging yang kurang matang atau tersebar melalui

kotoran atau bulu binatang piaraan. Oleh karena itu, untuk mengetahuinya, agar dapat

ditangani Secara dini diperlukan pemeriksaan toksoplasma, rubella, virus cytomegalo,

dan herpes yaitu yang sering disingkat dengan istilah pemeriksaan terhadap TORCH.
Demikian pula, pada calon pengantin pria biasanya diperlukan untuk

dilakukan pemeriksaan sejumlah infeksi seperti sipilis dan gonorrhea. Selain itu

banyak juga dari pengalaman klinis dilakukan pemeriksaan sperma untuk memastikan

kesuburan untuk calon mempelai pria. Dalam kapasitas ini, pemeriksaan sperma

dilakukan dalam tiga kategori yaitu jumlah sperma, gerakan sperma dan bentuk

sperma.

Sperma yang baik menurut para ahli, jumlahnya harus lebih dari 20 juta setiap

cc-nya dengan gerakan lebih dari 50% dan memiliki bentuk normal lebih dari 30% .

Bila dalam pemeriksaan ditemukan kelainan pada sperma, maka waktu tiga bulan

setelah pemeriksaan dianggap sudah cukup untuk melakukan penyembuhan. Demikian

halnya bagi calon mempelai wanita, jangka waktu tiga bulan juga dianggap memadai

untuk memperbaiki siklus menstruasi calon pengantin wanita yang memiliki masa

menstruasi tidak lancar dengan disiplin mengikuti terapi khusus dan intens secara

kontinyu.

Pemeriksaan standar menyangkut darah antara lain dilakukan untuk

mengetahui jenis resus. Seperti bangsa Asia lainnya, perempuan Indonesia memiliki

resus darah positif. Sedangkan bangsa Eropa dan Kaukasia biasanya memiliki resus

negatif. Karena itu, pemeriksaan resus untuk pasangan campuran yang berasal dari dua

bangsa berbeda sangatlah penting. Resus berfungsi sama dengan sidik jari yaitu

sebagai penentu. Setelah mengetahui golongan dara seseorang seperti A, B, O biasanya

resusnya juga ditentukan untuk mempermudah identifikasi. Hal itu karena perbedaan

resus pada pasangan bisa berdampak fatal saat kehamilan.


Jika ibu memiliki resus positif dan embrio menunjukkan resus negatif, maka

biasanya disarankan para ahli medis untuk melakukan pengguguran sejak dini karena

tidak mungkin janin akan bertahan hidup secara normal di dalam rahim ibu. Meskipun

pasangan ingin tetap mempertahankan janin, nantinya akan gugur juga. Pengalaman ini

biasanya di kalangan medis disebut sebagai kasus incompabilitas resus.

Calon pengantin juga sering diminta untuk melakukan pemeriksaan darah

anticardiolipin antibody (ACA). Penyakit yang berkaitan dengan hal itu bisa

mengakibatkan aliran darah mengental sehingga darah si ibu sulit mengirimkan

makanan kepada janin yang berada di dalam rahimnya. Selain itu, jika salah satu calon

pengantin memiliki catatan down syndrome karena kromosom dalam keluarganya,

maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih intensif lagi. Sebab, riwayat itu bisa

mengakibatkan bayi lahir idiot.

Dokter Wiryawan mengatakan, idealnya pemeriksaan kesehatan pranikah

dilakukan enam bulan sebelum dilangsungkan pernikahan. Pertimbangannya, jika ada

sesuatu masalah pada hasil pemeriksaan kesehatan kedua calon mempelai, masih ada

cukup waktu untuk konseling atau pengobatan terhadap penyakit yang diderita. Ukuran

waktu itu pun fleksibel. Artinya, pemeriksaan kesehatan pranikah dapat dilakukan

kapan pun selama pernikahan belum berlangsung.

Pemeriksaan kesehatan pranikah penting untuk mengetahui kondisi pasangan

serta proyeksi masa depan pernikahan Anda, terutama yang berkaitan dengan masalah

kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan), juga untuk memperoleh


kesiapan mental karena masing-masing mengetahui benar kondisi kesehatan calon

pasangan hidupnya. Melalui pemeriksaan kesehatan pranikah juga dapat diketahui

penyakit-penyakit yang nantinya bila tak segera ditanggulangi dapat membahayakan

calon pasutri, termasuk bakal keturunannya. (Wilda Nurlianti, 2012).

Menurut Wiryawan, juga penting dilakukan untuk mencegah kehamilan yang

tidak direncanakan, terutama pada pasangan yang akan menikah dalam usia muda.

Kehamilan adalah sesuatu yang sebaiknya direncanakan dan dipersiapkan. Untuk itulah

bagi calon pasutri usia belia, perlu konseling mengenai kontrasepsi. Maka dari itu,

jangan sepelekan pemeriksaan kesehatan dan konseling pranikah. Jika tak waspada,ada

banyak risiko yang dapat menghadang dalam menjalani pernikahan. Jadi, hindari risiko

sedini mungkin, periksakan kesehatan Anda dan pasangan ke dokter atau rumah sakit

terdekat, yang menyediakan paket pemeriksaan kesehatan khusus untuk calon

pengantin. (Wilda Nurlianti, 2012).

D. PROSEDUR PEMERIKSAAN KESEHATAN PRA NIKAH

Adapun untuk prosedur pemeriksaan kesehatan pra nikah ini, umumnya

dilakukan dengan mendatangi dokter spesialis kandungan (obgyn), dokter puskesmas

atau dokter umum, wawancara singkat tentang riwayat kesehatan guna mengetahui

penyakit apa yang pernah diderita, riwayat kesehatan pada anggota keluarga, juga

keadaan lingkungan sekitar dan kebiasaan sehari-hari (merokok, pengguna obat-obatan

terlarang). Kemudian akan dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui kelainan


fisik seperti tekanan darah, keadaan jantung, paru-paru, dan tanda-tanda fisik dari

penyakit. (Wilda Nurlianti, 2012).

Jenis pemeriksaan kesehatan pra nikah yang dilakukan seperti :

1. Pemeriksaan hematologi rutin dan analisa hemoglobin, untuk mengetahui adanya

kelainan atau penyakit darah.

2. Pemeriksaan urinalisis lengkap, untuk memantau fungsi ginjal dan penyakit lain

yang berhubungan dengan ginjal atau saluran kemih, pemeriksaan golongan darah

dan rhesus yang akan berguna bagi calon janin.

3. Pemeriksaan gula darah untuk memantau kemungkinan diabetes melitus.

4. Pemeriksaan HbsAG untuk mengetahui kemungkinan peradangan hati.

5. Pemeriksaan VDLR/ RPR untuk mengetahui adanya kemungkinan penyakit sifilis.

6. Pemeriksaan TORC untuk mendeteksi infeksi yang disebabkan parasit Toxoplasma,

virus Rubella dan virus Cytomegalo yang bila menyerang pada perempuan di masa

kehamilan nanti.

Untuk persiapan, pasien biasanya diharuskan berpuasa, sehari sebelum

pemeriksaan. Setelah sample darah diambil, Anda dapat menikmati sarapan. Selama

puasa, hanya diperbolehkan minum air putih. Jangan lupa membawa sedikit sample

faeces (tinja) pagi hari di dalam wadah yang bersih. Kini tinggal bagaimana

kesadaran dan kemauan calon mempelai berdua. Apakah mau untuk ”sedia payung

sebelum hujan” dan berlatih menerima pasangan sepenuhnya. Akan tetapi perlu


diingat, jangan membuat hasil pemeriksaan pranikah sebagai dasar utama

kelangsungan suatu pernikahan.(Wilda Nurlianti, 2012).

Anda mungkin juga menyukai