Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama


Dosen pembimbing : Hamdan, M. Pdi.

Dibuat oleh :

Kelompok 6 :
1. Putri Rahmadani
2. Rena Nur Sahdila
3. Reni Ida Wahyuningtyas
4. Retno Diah Ayu Wulandari
5. Sephia Nurhayani
6. Sesti Anggia Ningrum

PROGRAM STUDI : SARJANA KEPERAWATAN TINGKAT IB

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
2020- 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Pendangan Islam Tentang Kontrasepsi, Pandangan
Islam Tentang Kesehatan Lingkungan dan Kebersihan, dan Pandangan Islam Tentang
Bunuh Diri”.

Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk


menyelesaikan tugas mata kuliah. Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa
masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Mengingat
akan kemampuan yang dimiliki penulis.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami pandangan islam tentang
kontrasepsi, pandangan islam tentang kesehatan lingkungan dan kebersihan, dan
pandangan islam tentang bunuh diri yang kami sajikan. Makalah ini disusun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STIkes Hutama
Abdi Husada Tulungagung. Kami sadar bahwa, makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata kesempurnaan.Untuk itu, kepada dosen pembimbing
saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa
yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Tulungagung, 30 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................

1.1 Latar Belakang.........................................................................................

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................

1.3 Tujuan......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................

2.1 Pandangan Islam Tentang Kontrasepsi....................................................

2.2 Pandangan Islam Tentang Kesehatan Lingkungan dan Kebersihan........

2.3 Pandangan Islam Tentang Bunuh Diri.....................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................

3.1 Kesimpulan..............................................................................................

3.2 Saran........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agama dan manusia memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya, karena


agama sangat dibutuhkan oleh manusia agar manusia memiliki pegangan hidup
sehingga ilmu dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam hal ini adalah Islam.
Dengan ilmu kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama kehidupan
manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama kehidupan manusia akan
sempurna dan bahagia.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah


ini adalah “Manusia Dan Agama”.
Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan,
maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :
1. Pandangan Islam Tentang Kontrasepsi
2. Pandangan Islam Tentang Kesehatan Lingkungan dan Kebersihan
3. Pandangan Islam Tentang Bunuh Diri

1.3 Tujuan
Pada dasarnya tujuan penulisan atau penyusunan makalah Pendidikan agama
Islam ini tentang Agama dan Manusia  terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dalam penulisan atau penyusunan
makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah
Pendidikan Agama Islam, dan tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah
untuk membahas tentang hubungan Agama dan Manusia yang terdiri dari
beberapa sub bab,yaitu:
1. Pandangan Islam Tentang Kontrasepsi
2. Pandangan Islam Tentang Kesehatan Lingkungan dan Kebersihan
3. Pandangan Islam Tentang Bunuh Diri
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pandangan Islam Tentang Kontrasepsi


Masalah penggunaan alat kontrasepsi menurut pandangan Islam tidak
bisa dipisah-pisah antara niat/motivasi, metode penggunaan, alat dan juga
resiko. Sehingga bila salah satu komponen itu ada yang tidak sejalan dengan
hukum Islam, maka penggunaan alat kontrasespsi itu pun menjadi tidak boleh
juga. Misalnya, masalah niat. Meski alat kontrasepsi yang digunakan
termasuk yang dibolehkan namun motivasi atau niatnya adalah karena hal-hal
yang dilarang Islam seperti takut miskin dan sebagainya, maka hukumnya
menjadi tidak boleh juga. Khusus mengenai alat kontrasepsi itu sendiri, saat
ini dunia kedokteran telah memiliki begitu banyak alat dan metode. 
Sebelum membahas alat-alat kontrasespi itu, kami ingin menukilkan
fatwa-fatwa dari lembaga dunia Islam tentang kontrasespi ini: 
A. Muktamar Lembaga Riset Islam di Kairo Dalam muktamar kedua tahun
1385 H/1965 M menetapkan keputusan sebagai berikut :
Sesungguhnya Islam menganjurkan untuk menambah dan
memperbanyak keturunan, karena banyaknya keturunan akan
memperkuat umat Islam secara sosial, ekonomi dan militer. Menambah
kemuliaan dan kekuatan.
Jika terdapat darurat yang bersifat pribadi yang mengharuskan
pembatasan keturunan, maka kedua suami istri harus diperlakukan
sesuai dengan kondisi darurat. Dan batasan darurat ini dikembalikan
kepada hati nurani dan kualitas agama setiap pribadi. 
Tidak sah secara syar’i membuat peraturan berupa pemaksaan kepada
manusia untuk melakukan pembatasan keturunan walaupun dengan
berbagai macam dalih. 
Pengguguran dengan maksud pembatasan keturunan atau menggunakan
cara yang mengakibatkan kemandulan untuk maksud serupa adalah
sesuatu yang dilarang secara syar’i terhadap suami istri atau lainnya. 

B. Pernyataan Majelis Pendiri Rabithah Alam Islami 


Pada sidang ke- 16 Majelis Pendiri Rabithah Alam Islami membuat
fatwa melarang pembatasan keturunan, dan berikut nashnya: 
Majelis mempelajari masalah pembatasan keturunan atau KB,
sebagaimana sebagian para penyeru menamakannya. Anggota majelis
sepakat bahwa para pencetus ide ini hendak membuat makar atau tipu
daya terhadap umat Islam. Dan umat Islam yang menganjurkannya akan
jatuh pada perangkap mereka. Pembatasan ini akan membahayakan
secara politik, ekonomi, sosial dan keamanan. Telah muncul fatwa-
fatwa dari para ulama yang mulia dan terpercaya keilmuan serta
keagamaannya yang mengharamkan pembatasan keturunan ini. Dan
pembatasan keturunan tersebut bertentangan dengan Syari’ah Islam. 
Umat Islam telah sepakat bahwa diantara sasaran pernikahan dalam
Islam adalah melahirkan keturunan. Disebutkan dalam hadits shahih dari
Rasul saw bahwa wanita yang subur lebih baik dari yang mandul. 

C. Pernyataan Badan Ulama Besar di Kerajaan Arab Saudi 


Pernyataan no: 42 tanggal 13/4 1396 H: 
Dilarang melakukan pembatasan keturunan secara mutlak. Tidak boleh
menolak kehamilan jika sebabnya adalah takut miskin. Karena Allah
Ta’ala yang memberi rejeki yang Maha Kuat dan Kokoh. Tidak ada
binatang di bumi kecuali Allah-lah yang menanggung rejekinya. 
Adapun jika mencegah kehamilan karena darurat yang jelas, seperti jika
wanita tidak mungkin melahirkan secara wajar dan akan mengakibatkan
harus dilakukan operasi untuk mengeluarkan anaknya. Atau
melambatkan untuk jangka waktu tertentu karena kemashlahatan yang
dipandang suami-istri maka tidak mengapa untuk mencegah kehamilan
atau menundanya. Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan dalam
hadits yang diriwayatkan sebagian besar para sahabat tentang bolehnya
‘azl (coitus terputus). 

Hukum Menggunakan Alat-Alat Kontrasepsi 


Sebelum munculnya alat kontrasepsi di masa Rasulullah saw telah
terjadi suatu tindakan menghindari kehamilan dengan cara alami yang
dilakukan para sahabat dan biasa disebut ‘azl sebagaimana disebutkan
dalam hadits, Rasulullah saw bersabda: 
Dari Jabir berkata:” Kami melakukan ‘azl di masa Nabi saw sedang Al
Qur’an turun: (HR Bukhari dan Muslim) 
Dari Jabir berkata: ”Kami melakukan ’azl di masa Rasulullah saw, dan
Rasul mendengarnya tetapi tidak melarangnya” (HR muslim). 
Sesuai dengan hadits ini maka tindakan menghindari kehamilan
hukumnya boleh sesuai dengan analogi hukum ‘azl. Tindakan seperti itu
misalnya menggunakan sistem kalender sehingga tidak terjadi
pembuahan saat berhubungan suami-istri, menggunakan kondom dan
lain-lain. Menggunakan alat-alat kontrasepsi lain jika menurut medis
tidak membahayakan, baik fisik maupun kejiwaan maka dibolehkan. 
Adapun menggunakan alat-alat kontrasepsi atau sarana lain yang
mengakibatkan alat-alat reproduksi tidak berfungsi dan mengakibatkan
tidak dapat menghasilkan keturunan, baik pada pria maupun wanita,
dengan persetujuan ataupun tidak, dengan motivasi agama atau lainnya,
maka hukumnya haram. Dan para ulama sepakat mengharamkannya.
Contoh yang diharamkan adalah fasektomi (pemutusan saluran sperma)
dan tubektomi (pemutusan saluran telur).  Allah SWT berfirman: 
Dan syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil dari
hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya),
dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh
mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-
benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (merobah ciptaan
Allah), lalu benar-benar mereka merobahnya". Barangsiapa yang
menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya
ia menderita kerugian yang nyata (QS an-Nisaa 118-119) 
Merubah ciptaan Allah yang dilarang diantaranya merubah sesuatu dari
anggota badannya atau mematikan fungsinya dari fitrah dan penciptaan
yang asli. 
Syari’ah Islam tidak melarang seseorang untuk melakukan KB jika
dilakukan berdasarkan motivasi-motivasi pribadi dengan syarat-syarat
yang sesuai syar’i, seperti: daf’ul haraj ( menolak kesempitan), ad-
dharar yuzaal (bahaya harus di hilangkan). Sebagaimana ciri khas ajaran
Islam, surat al-Hajj: 78 artinya, “Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan
untuk kamu dalam agama suatu kesempitan”. Al-Baqarah: 173
“Barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak adadosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi MahaPenyayang”. 
Anjuran Rasulullah saw untuk memperbanyak keturunan tidak berarti
agar keluarga muslim mendapatkan anak setiap tahun. Karena kalau kita
konsekwen terhadap pengajaran Islam maka minimal seorang muslim
mendapatkan anak setiap tiga tahun, karena setiap bayi yang melahirkan
ada hak untuk menyusui dua tahun. Dan begitu juga seorang ibu punya
hak untuk istirahat. Jika difahami secara baik, maka Islam mengajarkan
perencanaan yang matang dalam mengelola keluarga dan mengaturnya
dengan baik. Dalam konteks inilah KB dibolehkan. Sedangkan upaya
pembatasan keturunan secara masal dalam skala sebuah umat, maka hal
tersebut diharamkan, diharamkan untuk mempromosikannya, apalagi
memaksanya dan diharamkan menerimanya. 
2.2 Pandangan Islam Tentang Kesehatan Lingkungan dan Kebersihan
Kebersihan sangatlah penting bagi semua orang, terutama bagi kita karna
kebersihan itu cerminan hidup. Didalam islam kita mengajar untuk hidup
bersih baik usia balita, anak-anak, remaja dewasa orang tua. Pentingnya
kebersihan manusia sangatlah banyak salah satunya:
1. Terhindar dari penyakit
2. Terciptanya suasana yang indah, sejuk dan asri
3. Terhindar dari pencemaran udara
Apalagi seperti sekarang ini, dimana banyak masyarakat yang kurang
perduli dengan lingkungan sekitar, banyak orang yang masih saja membuang
sampah disembarangan tempat, seperti dijalan, ditaman, bahkan di sungai
yang dapat menyebabkan banjir, dan meccemari lingkungan yang merugikan
banyak orang. Contoh seperti Negara kita sendiri yang sangat miris akan
kebersihan, kebersihan dalam diri seseorang membuat ketidaksadaran
terhadap lingkungan hal ini pula yang membuat orang suka membuang
sampah dimana-mana.Walaupun sering ada himbauan agar tidak membuang
sampah disembarangan tempat atau yang sering ditulis dengan “JAGALAH
KEBERSIHAN”, tetapi hal tersebut sangat dihiraukan oleh sebagian
masyarakat ini. Apabila dampak yang terjadi akibat kita buang sampah
disembarang tempat sangatlah buruk bagi kesehatan dan pandangan kita,
karna dapat menyebabkan terganggunya atau ketidaknyamanan beraktifitas,
dengan adanya sampah yang berserakan disetiap tempat maka suasana pun
terasa tidak nyaman, bahkan sering kita jumpai tumpukann sampah yang
menggunung dipinggir -pinggir jalan yang menimbulkan bau membuat
tercemarnya udara seperti bau limbah yang tidak sedap, maksudnya sampah
yang basah atau sampah organik yang mempunyai kandungan air yang cukup
tinggi, yang berhari-hari tidak terurai. Nah Disitulah bakteri dan DR. Hal ini
dapat mengakibatkan kejadian seperti DBD, tipus, gatal-gatal pada kulit yang
terjadi disetiap masyarakat pada umumnya, bahkan dapat mengakibatkan
kematian, gatal-gatal pada kulit yang sering terjadi disetiap masyarakat pada
umumnya, bahkan dapat mengakibatkan kematian, gatal-gatal pada kulit yang
sering terjadi disetiap masyarakat pada umumnya, bahkan dapat
mengakibatkan kematian. Kalau sudah seperti ini siapa juga yang rugi,
pastinya kita. Untuk menghindari hal seperti ini, masyarakat harus
sepantasnya menerapkan hal kebersihan, terutama mulai dari diri sendiri,
keluarga, rumah dan anak saudara kita, baru kita terapkan kelingkungan
sekitar baik jika masyarakat sekitar berinisiatif untuk bergotong royog
membersihkan lingkungan sekitar tempat tinggal masing-masing, minimal
satu minggu se kali. Untuk menjaga agar terciptanya lingkungan bersih, indah
dan segar. Contohnya yaitu seperti:
a. Membersihkan got atau waduk-waduk yang mudah tersumbat oleh
sampah.
b. Membersihkan sungai ,apabila tempat tinggal dekat dengan sungai,karna
dampaknya dapat mengakibatkan banjir
c. Membuang sampah di tempat sampah yang sudah disediakan
d. Mengubur atau menimbun barang yg sifatnya dapat membusuk dan yang
menimbulkan bau tak sedap, misalnya sampah pemotongan daging
,ikan ,bulu ayam dsb.
Selain bekerja sama dalam bergotong royong hal ini dapat membangun
silaturahmi antar sesama rakyat sekitar,dan mempererat tali persaudaraan.
Apalagi jikalau masyarakatnya dapat mengelola sampah menjadi barang
yang sangat bermanfaat. Misalnya sampah plastik,sejenis sampah
anorganik ini sangat sulit terurai oleh tanah, maka dari itu iniastif atau ide
seseorang dapat diubah menjadi sumber tambahan penghasilan bagi para
pembuatnya,contohnya sampah bungkus deterjen yang dimanfaatkan
sebagai bahan produk pembuatan tas ,dompet, sandal. bahkan kostum daur
ulang yaitu baju, yang apabila kita dapat memanfaatkanya dengan baik
maka terciptalah penghasilan yang menguntungkan . Dan kalau sampah
organiknya dapat dikelola menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan
untuk kesuburan tananaman seperti sayuran, bunga dan tumbuhan lainya,
tanaman atau tumbuhan yang kita tanam tadi juga bisa kita manfaatkan
untuk memperindah dan mempercantik suasana bagi kita semua.Pupuk
kompos ini sangat bagus untuk tanaman karna dapat meningkatkan
kesuburan tanaman yang sangat cocok untuk proses pertumbuhan
tanaman. Apabila kalau kita pandai untuk mengelola hal bekas menjadi
hal yang sangat jauh bermanfaat untuk semua manusia dan tumbuhan.
Karna masalah menjaga lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama
sebagai masyarakat yang baik ,kita harus bisa perhatikan kebersihan dan
kesehatanya .Maka dari itu mari mulai terapkan kebersihan ,kerapian
,kenyamanan serta keindahan lingkungan kita,agar kita terhindar dari
berbagai jenis penyakit yang membahayakan diri kita dan orang lain.
Hidup sehat itu sangat mahal harganya,maka jagalah diri kita dari hal-hal
yang sangat berpengaruh dari bakteri jangan pernah suka mecemari
lingkungan yang bersih klau tidak bisa merapikanya. Ayo sama-sama kita
ciptakan hidup bersih dan tanamkan pada diri kita kebersihan yang
sesungguhnya Kalau tidak sekarang kapan lagi ,kalau tidak kita siapa lagi.

2.3 Pandangan Islam Tentang Bunuh Diri


1. Bunuh Diri dalam Pandangan Islam dan Agama Lain
Bunuh diri adalah suatu tindakan sengaja yang dapat mengakhiri
hidupnya sendiri. Dalam banyak agama, tindakan bunuh diri dinilai sebagai
dosa besar. Lantas bagaimana bunuh diri dalam pandangan Islam? Allah SWT
berfirman sebagai berikut.

”Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu membunuh dirimu.


sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa
berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan
memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah.” (QS. An Nissa, 4: 29-30)
2. Haramnya Surga bagi Pelaku Bunuh Diri
Selain dalam Al Quran, larangan bunuh diri dalam Islam disampaikan
juga oleh Rasulullah SAW. Beliau mengancaman umatnya yang berbuat
tindakan kejam ini dengan terhalangnya dari rahmat Allah dan mendapat
murka Allah kelak di akhirat. Hal itu sebagaimana yang tertuang dalam hadist
berikut ini.

“Pernah ada seorang laki-laki terluka, kemudian marah-marah sambil


mengambil sebilah pisau dan dipotonglah tangannya. Darahnya terus mengalir
sehingga dia mati. Maka berkatalah Allah: ‘hambaku ini mau mendahulukan
dirinya dari (takdir- Ku). Oleh karena itu, Kuharamkan surga atasnya.’” (HR
Bukhari dan Muslim)

3. Balasan Pedih di Neraka bagi Pelaku Bunuh Diri


Bagaimanapun caranya, apa pun bentuknya, bunuh diri adalah
perbuatan yang dibenci Allah. Perbuatan tersebut akan mendapatkan balasan
yang pedih. Balasan tersebut, Allah rincikan dalam sabda Rasulullah saw. dari
Abu Hurairah ra. berikut ini.
Diskusi Islam kontemporer tentang bunuh diri berjalan di sepanjang
garis tradisi dan penafsiran klasik. Tema-tema akrab dikemukakan, bunuh diri
adalah dosa karena hanya Allah SWT-lah yang berhak mengambil kehidupan
yang telah Dia berikan. Terlarang bagi umat Islam untuk mengharapkan
kematian. Tak peduli bagaimana pun kondisi mereka. Dan, orang yang bunuh
diri boleh dishalati.

Allah SWT secara tegas melarang tindakan bunuh diri. Larangan itu
disebutkan, antara lain, dalam surah an-Nisa’ ayat 29 yang artinya, “Janganlah
kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Mahapenyayang
kepadamu.” Ini seperti tertuang pula di surah an-Nisa’ ayat 30.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ad-
Dahak disebutkan, “Barang siapa terjun dari sebuah bukit untuk menewaskan
dirinya maka kelak ia akan masuk neraka dalam keadaan terlempar jasadnya.
Ia kekal dalam neraka selama-lamanya.”

“Barang siapa yang meneguk racun dan racun itu menewaskan dirinya, maka
racun itu akan tetap dalam genggaman tangannya sambil meneguknya di
dalam neraka jahanam. la juga kekal di dalamnya selama-lamanya.”

Imam asy-Syathibi menyatakan bahwa semua ajaran yang ditetapkan


oleh Islam adalah untuk menjaga kemaslahatan yang lima. Berdasarkan dalil-
dalil di atas jelas bahwa bunuh diri merupakan perbuatan yang dilarang dan
bertentangan dengan perintah agama. Karena besarnya dosa akibat perbuatan
tersebut maka tempat kembali orang yang melakukannya adalah neraka
jahanam. Dengan bunuh diri, seseorang akan merasakan penderitaan tiga kali,
yaitu penderitaan di dunia yang mendorongnya berbuat seperti itu,
penderitaan menjelang kematiannya, dan penderitaan yang kekal di akhirat
nanti.

Kadang-kadang ditegaskan pula oleh para pemikir Muslim modern


bahwa bunuh diri menunjukkan penurunan keimanan karena agama
cenderung mengurangi depresi mental dan pedihnya tragedi kehidupan. Dan,
bahwa ateisme adalah sebab utama dari menyebarluasnya kasus bunuh diri.
Hal ini bisa mengindikasikan suatu kesadaran terhadap kesimpulan penelitian
Barat tentang masalah bunuh diri dan agama.

Sebuah studi statistik lintasbangsa (Miles E Simpson dan George H


Conklin, “Socio-economic Development, Suicide and Religion: A Tes of
Durkheim’s Theory of Religion and Suciede”) menyimpulkan, persentase
Muslim dalam penduduk suatu bangsa menunjukkan relasi negatif yang
signifikan dengan tingkat bunuh diri bangsa tersebut. Sebuah hasil yang tetap
bertahan, bahkan ketika menjadi pengendali untuk modernitas ekonomi,
sosial, dan dem
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa alat kontrasepsi yang


dibenarkan menurut islam adalah yang kerjanya mencegah kehamilan (man’u al-
halm),bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat dipasang sendiri olehyang
bersangkutan atau oleh orang lain yang pada dasarnya tidak boleh memandang
auratnya tetapi dalam keadaan darurat ia perbolehkan. Selain itu bahan pembuatan
yang digunakan harus berasal dari bahan yang halal,serta tidak menimbulkan
implikasi yang membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan.

3.2 Saran

Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan
jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,untuk memperbaiki makalah tersebutpenulis
meminta kritik yang membangun dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

https://kupang.tribunnews.com/amp/2018/05/16/islam-melarang-orang-bunuh-diri-
beginilah-azab-pelaku-bunuh-diri-dalam-
islam#aoh=16012829852899&amp_ct=1601282991518&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s

https://s.docworkspace.com/d/AD5LeRbAi7VLypej5pWnFA

http://islamobile.net/bunuh-diri-dalam-pandangan-islam/

Anda mungkin juga menyukai