Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIK STASE

KETERAMPILAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN

Di susun oleh
NOVITA FERIANI
NIM : 223001080080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2022-2023
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN LENGKAP
STASE ASUHAN KEBIDANAN KETERAMPILAN KLINIK
KEBIDANAN PADA Nn. R TENTANG PEMASANGAN
INFUS VITAMIN DI KLINIK BUMIL JAMBI
TAHUN 2023

Diajukan sebgai salah satu syarat wajib dalam menyelesaikan


Satse Asuhan Kebidanan KKPK

Jambi, 15 Agustus 2023

Disetujui,
CI Akademik

(Bdn.Lismawati, S.Keb.,M.Kes)
NIK. 1010300909059

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN LENGKAP
STASE ASUHAN KEBIDANAN KETERAMPILAN KLINIK
KEBIDANAN PADA Nn. R TENTANG PEMASANGAN
INFUS VITAMIN DI KLINIK BUMIL JAMBI
TAHUN 2023

Dipersiapkan dan Disusun Oleh


Novita Feriani
NIM.223001080080

Disetujui,
CI Akademik

(Bdn.Lismawati, S.Keb.,M.Kes)
NIK. 1010300909059

Mengetahui,
Ka.Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

(Bdn.Devi Arista,S.Keb.,M.Kes)
NIK. 1010300715008

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada tuhan yang maha esa, atas rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan Stase Keterampilan Praktik Klinik
Kebidanan di Klinik Kimia Farma Mayang Kota Jambi yang di laksanakan pada tanggal
08 Agustus 2023.

Tidak sedikit kendala yang penulis hadapi dalam menyelesaikan laporan


pendahuluan ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya laporan pendahuluan
ini dapat terselesaikan.

Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :


1. Ibu Bdn. Subang Aini Nasution, S.Keb., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Adiwangsa Jambi.
2. Ibu Bdn. Devi Arista, S.Keb.,M.Kes selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan
Universitas Adiwangsa Jambi.
3. Bdn. Lismawati, S.Keb.,M.Kes selaku dosen pembimbing CI Akademik pada
Stase Keterampilan Praktik Klinik Kebidanan.
4. Seluruh Dosen dan Staff Universitas Adiwangsa Jambi serta rekan rekan di
Puskesmas Pembantu Muaro Jambi yang ikut serta dalam memberikan bimbingan
danmateri untuk menyelesaikan laporan ini.
5. Kepada kedua orangtua yang telah memberikan dukungan moral maupun materi
kepada kami
Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan ini, penulis selalu membuka diri untuk menerima berbagai saran dan kritikan yang
bersifat membangun demi menyempurnakan laporan pendahuluan ini. Penulis sangat
berharap semoga laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca umumnya.
Jambi, 15 Agustus 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................2
1.3 Manfaat........................................................................................................................2
BAB II TINJAUN TEORI
2.1 Teori Vitamin...............................................................................................................3
2.2 Teori Infus (Terapi Intravena).....................................................................................6
2.3 SOP Pemasangan Infus................................................................................................7
BAB III TINJAUAN KASUS
I. Pengakjian Data............................................................................................10
II. Interpretasi Data Dasar, Diagnosa, Masalah Dan Kebutuhan.......................13
III. Antisipasi Masalah.........................................................................................13
IV. Tindakan Segera............................................................................................13
V. Perencanaan...................................................................................................14
VI. Pelaksanaan....................................................................................................15
VII. Evaluasi..........................................................................................................15
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................................16
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................................................19
5.2 Saran..........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................21
DOKUMENTASI...........................................................................................................22
LEMBAR BIMBINGAN...............................................................................................23
ARTIKEL / JURNAL TERKAIT................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Persepsi sehat menurut masyarakat adalah kemampuan melakukan pekerjaan sehari –hari

dan memiliki penampilan fisik yang baik. Penampilan merupakan salah satu hal yang selalu

diperhatikan, khususnya bagi kaum hawa yang selalu menginginkan untuk tampil cantik. Cantik

adalah sebuah kata yang identik dengan wanita, keindahan tubuh dan nilai-nilai feminitasnya.

Media seringkali menggambarkan kesempurnaan wanita melalui gambaran kulit yang putih dan

tubuh yang langsing. Tidak dapat dipungkiri bahwa adanya konsep kecantikan perempuan dalam

media massa seolah-olah memojokkan posisi perempuan dan menuntutnya untuk selalu tampil

seperti apa yang digambarkan oleh media massa.

Salah satu komposisi yang paling sering terkandung dalam produk kecantikan adalah

Vitamin C, Vitamin B1, B6, B12. Vitamin C dikenal memiliki banyak manfaat untuk tubuh

karena sifat antioksidannya. Terutama untuk kulit, vitamin C memiliki efek yang

menguntungkan, antara lain sebagai pemutih kulit, anti penuaan dini dan anti kerut. Aktivitas

antioksidan dan penghambatan enzim tirosinase dari vitamin C, mengakibatkan peningkatkan

kemampuan peremajaan sel, mencerahkan dan memutihkan kulit (Roy andPinnell, 1996). Karena

manfaatnya tersebut banyak produsen yang memproduksi produk kecantikan dengan kandungan

vitamin C.

Di Indonesia sendiri juga marak injeksi Vitamin C untuk mencerahkan kulit, dilihat dari

banyaknya iklan-iklan di sosial media dan transaksi online pembelian produk tersebut. World

Health Organization (WHO) mendefinisikan injeksi yang aman adalah yang tidak memberikan

dampak kepada pasien, pekerja kesehatan, serta komunitas. Praktek injeksi dapat merugikan

1
apabila alat yang tidak steril digunakan dan dapat menularkan infeksi, tertusuk jarum suntik yang

dapat menyebabkan kerusakan, kurangnya pengawasan dari professional, atau ketika masyarakat

umum dapat menggunakan kembali limbah semprit dan/atau jarum suntik.

Banyak resiko yang mungkin terjadi karena penggunaan injeksi vitamin c, vitamin b1, b6,

b12 melebihi batas aman. Yang perlu dikhawatirkan akan meningkatnya jumlah pengguna

injeksi vitamin C, B1, B6, B12 dengan berbagai macam resiko berbahaya. Hal tersebut didukung

oleh pengetahuan yang minim tentang injeksi vitamin C dan penggunaannya.

1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan tentang Injeksi Vitamin untuk kecantikan dan kesehatan
untuk mengetahui pengetahuan penggunaan Injeksi Vitamin yang benar di kalangan
masyarakat
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian, manfaat, fungsi dan tujuan Injeksi
Vitamin.
b. Mahasiswa mampu melakukan tindakan Injeksi Vitamin sesuai SOP yang berlaku.
c. Mahasiswa mampu memberikan pelayanan kesehatan secara optimal.

1.3 MANFAAT
1. Manfaat teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan sekaligus penanganan dalam
menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan. Selain itu, menambah wawasan
dalam menerapkan Asuhan Kebidaan dalam Ketrampilan Klinik Praktik Kebidanan.
2. Bagi Mahasiswa
Dapat memahami teori, memperdalam ilmu dan menerapkan Ketrampilan Klinik Praktik
Kebidanan secara kompherensif.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. TEORI VITAMIN
1. Pengertian

Vitamin C adalah nutrien dan vitamin larut dalam air yang memiliki peran
penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal
dengan nama kimia asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin sebagai
antioksidan (Wikipedia, 2010). Menurut Todorov (2010), Penambahan suntik
vitamin C pada berbagai produk kosmetik kian marak tersedia. Terdapat tiga
senyawa yang telah ditemukan dan sudah beredar, yaitu:
a. L-ascorbic acid
L-ascorbic acid adalah salah satu agen topikan yang relative efektif dalam
melawan keriput dan garis halus pada kulit. Pada penggunaan praktis vitamin
C dalam perawatan kulit terdapat beberapa kesulitan, yakni kurangnya
stabilitas sehingga jika terkena udara, vitamin C mengalami oksidasi dan
menjadi tidak efektif, dan bahkan dapat meningkatkan pembentukan radikal
bebas.
b. Ascorbyl palmitat
Ascorbyl palmitat adalah derivative yang larut dalam lemak yang paling
banyak digunakan vitamin C dalam perawatan kulit. Tidak menyebabkan
iritasi dan lebih stabil dari vitamin C. Ascorbyl palmitat merupakan
antioksidan yang larut dalam lemak dan paling tidak sama efektifnya dengan
vitamin E dalam melindungi kulit dari peroksidasi lipid yang merupakan
sejenis kunci dari kerusakan radikal bebas di kulit.
c. Magnesium ascorbyl phosphate
Magnesium ascorbyl phosphate merupakan turunan vitamin C larut air yang
semakin popular dalam perawatan kulit. Jenis vitamin C ini tidak
menyebabkan iritasi dan lebih stabil dari vitamin C. Fosfat ascorbyl
magnesium memiliki potensi yang sama seperti vitamin C untuk
meningkatkan sintesis kolagen kulit namun efektif dalam konsentrasi yang
lebih rendah. Secara keseluruhan, Magnesium ascorbyl phosphate menjadi

3
pilihan yang lebih baik dari vitamin C untuk orang-orang kulit sensitive dan
mereka yang ingin menghindari efek Exfoliating.

2. Fungsi Vitamin C
Famakologi dan Terapi (2016:777) menyatakan bahwa, pada manusia vitamin
C sangat penting untuk diet sehat, antioksidan, mengurangi stress oksidatif, sebuah
subtract untuk askorbat peroksidase dan kofaktor untuk banyak enzim biosintesis
biokimia penting. Vitamin C juga bertindak sebagai donor elektron untuk enzim
penting. Fungsi vitamin C menurut Maharani (2015:31), yaitu :
a. Membantu dalam penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran.
b. Mengurangi racun dalam hati

c. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi resiko penyakit


jatung koroner, stroke, kanker, dan katarak.

d. Sebagai antioksidan kuat dalam melindungi kulit terhadap pengaruh


negatif faktor luar seperti polusi, matahari, iklim, asap rokok, dan
sebagainya.

e. Merangsang pembentukan dan peningkatan produktif kolagen kulit yang


akan menjaga kekenyalan, kelenturan, serta kehalusan kulit.

f. Mencerahkan kulit (brightening effect). Dengan vitamin C kulit lebih


cerah alamiah

3. Fungsi Vitamin B1, B6, B12.


Vitamin B1 atau tiamin merupakan salah satu yang dibutuhkan Nuntuk
menimbulkannafsu makan dan membantu penggunaan karbohidrat dalam tubuh dan
sangat berperan dalam sistem saraf. Tiamin, dikenal juga dengan B1 atau aneurin,
sangat penting dalam metabolisme karbohidrat. Peran utama tiamin adalah sebagai
bagian dari koenzim dalam dekarboksilasi oksidatif asam alfa-keto (Almatsier,
2009). Tiamin atau vitamin B1 merupakan vitamin larut air. Tiamin merupakan zat
gizi yang bermanfaat dalam metabolisme glukosa dan kinerja insulin.

4
Vitamin B6 adalah nutrisi yang penting bagi perkembangan otak, saraf, kulit.
Vitamin ini juga penting untuk proses pembentukan energi dari lemak, protein, dan
karbohidrat, antibodi, dan sel darah merah, serta untuk menjaga keseimbangan
kadar gula darah.
Vitamin B12 (cyanocobalamin) adalah vitamin yang bermanfaat untuk
pembentukan sel darah merah yang sehat, mengoptimalkan fungsi saraf,
menghasilkan energi, serta menjaga kesehatan kulit dan rambut. Vitamin B12
terkandung secara alami di dalam makanan dan tersedia juga dalam bentuk suplemen

tambahan.

4. Efek Samping Vitamin C


Efek samping vitamin C menurut Dewoto yang dikutip oleh jauhani (2011:25)
menyatakan bahwa vitamin C dengan dosis lebih 1 g/hari dapat menyebabkan diare.
Hal ini terjadi karena efek iritasi langsung pada mukosa usus yang mengakibatkan
peningkatan gerakan peristaltic. Efek iritasi juga dapat menyebabkan urethritis
nonspesifik terutama pada uretras distal. Dosis besar tersebut juga meningkatkan
bahaya terbentuknya batu ginjal, karena sebagian vitamin C dosis yang sagat besar
dapat menyebabkan ketergantungan, dan penurunan mendadak pada kadar vitamin C
dapat menimbulkan rebound scury. Hal ini tersebut dapat dihindari dengan
mengurangi asupan vitamin C secara bertahap. Vitamin C dengan dosis tinggi dapat
menyebabkan oksalosis yang meluas, aritmia jantung, dan kerusakan ginjal.
Setiap menggunakan vitamin C secara oral atau injeksi pasti penyaringannya
meewati hati atau ginjal. Oleh karena itu sebaiknya sebelum melakukan treatment
suntik vitamin C sebagai upaya mencerahkan dan merawat kesehatan kulit maka
harus diperiksakan terlebih dahulu kondisi kesehatan. Jika memiliki penyakit kronis
sperti hipertensi, gula darah dan diabetes maka tidak dianjurkan melakuka suntik
vitamin C pada jangka panjang.

5. Efek Samping Vitamin B1, B6, B12


Efek samping vitamin B kompleks di antaranya diare, nausea, dan nyeri perut
ringan, serta pruritus, urtikaria, atau ruam. Interaksi obat dapat terjadi pada

5
penggunaan bersama vitamin B kompleks dengan golongan proton pump

inhibitor (PPI), di mana absorbsi vitamin B12 akan menurun. Secara khusus,
beberapa efek samping pada masing-masing kandungan dalam vitamin B kompleks
adalah:
 Vitamin B1: panas, pruritus, lemas, berkeringat, nausea, sianosis, edema paru,
perdarahan saluran cerna, angioedema
 Vitamin B6: sindrom neuropati, gaya berjalan tidak stabil, mati rasa perioral,
penurunan sensasi sentuhan, parestesia
 Vitamin B12: gangguan sistem saraf pusat (nyeri kepala, gelisah, pusing,
hipoestesia), gangguan pencernaan (nausea, muntah, diare), serta gangguan
neuromuskular (kelemahan, nyeri punggung, myalgia)

6. Indikasi dan Kotraindikasi Pemberian Infus Vitamin B12


Indikasi :
a. Anemia pernisiosa: Defisiensi faktor intrinsik Castle akibat pembentukan autoantibodi
terhadap sel parietal lambung, yang mengakibatkan penurunan penyerapan vitamin B12
melalui ileum.
b. Malabsorpsi: Gangguan penyerapan vitamin B12
c. Gastritis atrofi: Tingkat faktor intrinsik menurun dan menyebabkan berkurangnya
penyerapan vitamin B12.
d. Penggunaan obat pengurang asam kronis: Pengurangan sekresi asam kronis menurunkan
pelepasan vitamin B12 yang terikat dari protein partikel makanan, sehingga faktor R tidak
dapat mengikat, dan akhirnya penyerapan vitamin B12 berkurang.
e. Penggunaan metformin jangka panjang: Dapat berkorelasi dengan penurunan mobilitas
usus atau pertumbuhan berlebih bakteri usus yang bersaing dengan vitamin B12 dan
menurunkan penyerapannya
f. Gastrektomi total atau sebagian: Mengurangi tingkat faktor intrinsik Castle yang
dibutuhkan untuk penyerapan vitamin B12, sehingga penurunan faktor intrinsik
menyebabkan penurunan penyerapan vitamin B12
g. Pertumbuhan berlebih bakteri usus kecil: Vitamin B12 digunakan secara berlebihan oleh
bakteri yang menyebabkan defisiensi B12

6
Kontraindikasi :
a. Keracunan sianida
b. Menghirup asap
c. Vasoplegia terkait operasi
d. Kekurangan asam folat

2.2 TEORI INFUS (TERAPI INTRAVENA)


1. Pengertian Infus (Terapi Intravena)
Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalahpemberian sejumlah
cairan kedalam tubuh melalui sebuah jarum kedalam sebuah pembuluh
vena(pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan
dari tubuh (Nuryanto et al, 2015).
Terapi intravena (IV) dilakukan dengan memberikan terapi melalui cairan infus yang
diberikan secara langsung ke dalam darah bukan merupakan asupan dari saluran
cerna. Meliputi pemberian nutrisi parenteral total (NPT), terapi cairan, elektrolit
intravena serta pergantian darah. Nutrisi parenteral total (NPT) dalah nutrisi dalam
bentuk cairan hipertonik yang adekuat, terdiri dari glukosa dan nutrien lain serta
elektrolit yang diberikan melalui infus (Perry & Potter, 2005).
2. Tujuan pemberian Terapi Intravena (Infus)
Memberikan atau menggantikan cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit,
vitamin, protein, lemak, dan kalori, yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat
melalui oral, memperbaiki keseimbangan asam-basa, memperbaiki volume
komponen-komponen darah, memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan
kedalam tubuh,memonitor tekanan vena sentral (CVP), memberikan nutrisi pada saat
sistem pencernaan mengalami gangguan (Perry & Potter, 2005).

7
3. Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Infus
Secara umum, keadaan-keadaan yang dapat memerlukan pemberian cairan
infus yang dikemukakan oleh Hidayat (2008) adalah:
1) Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan
komponen darah).
2) Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan
komponen darah).
3) Fraktur (Patah tulang), khususnya di pelvis (panggul) dan femur
(paha) (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah).
4) “Serangan panas” (heat stroke) (kehilangan cairan tubuh pada
dehidrasi).
5) Diare dan demam (mengakibatkan dehidrasi).
6) Luka bakar luas (kheilangan banyak cairan tubuh).
7) Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung (kehilangan cairan
tubuh dan komponen darah).

2.3 SOP PEMASANGAM INFUS


1. Pengertian Memasukan cairan atau obat langsung kedalam pembuluh darah vena
dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama dengan menggunakan
infus set.
2. Tujuan 1. Sebagai tindakan pengobatan.
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit.
3. Kebijakan Dilakukan pada pasien:
1. Pasien dengan dehidrasi.
2. Pasien sebelum transfusi darah.
3. Pasien pra dan pasca bedah, sesuai dengan program pengobatan.
4. Pasien yang tidak bisa makan dan minum melalui mulut.
5. Pasien yang memerlukan pengobatan yang pemberiannya harus
dengan cairan infus.
4. Prosedur Persiapan Alat:
1. Seperangkat infust steril.

8
2. Cairan infus yang diperlukan (Vitamin)
3. Jarum infus steril sesuai ukuran yang dibutuhkan.
4. Kapas alkohol dalam tempatnya.
5. Kain kassa steril dalam tempatnya.
6. Tourniquet.
7. Pengalas/perlak.
8. bengkok.
9. Standar infus.
10. Sarung tangan steril.
11. Betadin.
12. Plester dan gunting perban.
13. Spalk dan kasa gulung bila perlu.
14. Tempat cuci tangan
15. Alat tulis
Persiapan Pasien:
1. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan, jika
keadaan memungkinkan.
2. Pakaian pasien pada daerah yang akan dipasang infus harus dibuka.

Tindakan:
1. Cek kebutuhan pasien.
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan para pasien : tujuan dan
prosedur.
3. Persiapan alat-alat sesuai kebutuhan.
4. Alat-alat didekatkan ke pasien.
5. Botol cairan digantung pada standar infus.
6. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan penusukkan
dan dekat bengkok disisi penusukkan.
7. Perawat cuci tangan kemudian memakai sarung tangan.
8. Tutup botol cairan di desinfeksi.
9. Infuset dibuka, keluarkan selang udara lalu tusukkan ke botol infus.

9
10. Udara dalam selang dikeluarkan dengan mengalirkan cairannya
11. Alirkan cairan sehingga mengisi setengah bagian tabung pengatur
tetesan dan selang terisi cairan, perhatikan jarum jangan sampai alat
penetes terendam.
12. Selang di klem.
13. Daerah yang akan ditusuk dipasang tourniquet sehingga vena akan
jelas terlihat (± 10 cm diatas lokasi yang akan diinfus).
14. Daerah yang akan ditusuk di desinfeksi dengan kapas alkohol.
15. Tusukkan jarum infus kedalam vena yang dimaksud. Darah yang
dihisap sedikit untuk memastikan apakah jarum infus telah masuk
kedalam vena dengan cepat.
16. Lepaskan tourniquet, setelah jarum infus dipastikan masuk kedalam
vena, daerah ujung jarum ditekan dan pangkal jarum dihubungkan
dengan ujung selang.
17. Periksa lagi lancar tidaknya tetesan, terjadi pembengkakan atau tidak.
Apabila tidak terjadi jarum dipertahankan letaknya dengan kasa
betadin dan plester.
18. Atur tetesan sesuai dengan kebutuhan.
19. Beritahukan kepada pasien bahwa tindakan telah selesai dilakukan.
20. Rapihkan alat-alat, lepas sarung tangan.
21. Cuci tangan setelah melakukan tindakan.
22. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan : jam pemasangan,
jenis cairan, jumlah tetesan/ menit, nama dan paraf perawat yang
memasang.

10
BAB III
TINJAUAN KASUS
KETERAMPILAN KLINIK PRAKTIK KEBIDANAN
(KKPK) PADA Nn.R DENGAN PEMASANGAN INFUS
VITAMIN
DI KLINIK BUMIL JAMBI
TAHUN 2023

Tempat Praktek/Ruang : Klinik Bumil Jambi


Nomor MR :-

Masuk RS/klinik. H/Tgl : Selasa, 08 Agustus 2023

Pembimbing lahan/CI :-

Pengkajian tanggal : Selasa, 08 Agustus 2023 pukul 13.30 WIB


Oleh Novita Feriani
Sumberdata :-

1. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
a. Identitas
Nama : Nn.R
Tanggal lahir : 26 April 1997
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Melayu
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Kota Jambi

b. Kebutuhan nutrisi
11
‒ Jenis makanan & minuman : nasi, lauk pauk, sayur
‒ Frekuensi : 3x / Hari
‒ Banyaknya : 1 porsi

c. Kebutuhan eliminasi
 BAB
– Frekuensi : 1x/ hari
– Warna : Kuning
– Konsistensi : Baik
– Masalah : Tidak ada
 BAK
‒ Frekuensi : 6x/ hari
‒ Warna : Kuning jernih
‒ Masalah : Tidak ada
d. Kebutuhan personal hygiene
‒ Mandi : 2x/ hari
‒ Ganti pakaian : 2x/ hari

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
‒ k/u : Baik
‒ Kesadaran : Compos mentis
‒ Tanda vital :
TD : 90/80 mmHg
N : 120 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 36 0C
‒ BB : 50 Kg
2. Pemeriksaan khusus
– Kepala : Simteris
‒ Muka : Simetris tidak ada oedema
‒ Mata : Simetris tidak ada oedema

12
‒ Telinga : Simetris
‒ Hidung : Simetris tidak ada polip dan obstruksi
‒ Mulut : Simteris
‒ Leher : Tidak ada pembengkakan
‒ Dada : Simetris tidak ada oedema
‒ Perut : Tidak ada oedema
‒ Ekstremitas atas : Simetris
‒ Ekstremitas bawah : Simetris tidak ada oedema
‒ Genetalia : Ada dan normal
3. Pemeriksaan penunjang
‒ Labor : Tidak di kaji
‒ Rontgen : Tidak di kaji
‒ Ct-scan : Tidak di kaji
‒ USG : Tidak di kaji

13
MANAJEMEN VARNEY
Tgl : 08 Agustus 2023 Pkl : 13.30 WIB

II. INTERPRETASI DATA DASAR, DIAGNOSA, MASALAH dan KEBUTUHAN


 Data dasar
– DS : - Nn.R mengatakan ingin Infus Vitamin
– DO : K/u :
Baik Kesadaran :
Compos mentisTTV
‒ N : 120 x/i
‒ Rr : 24 x/i
‒ S : 36,0℃
_ TD : 90/60
 Diagnosa
Nn. R usia 26 Th dengan Infus Vitamin keadaan umum baik.
 Masalah

Anemia
 Kebutuhan
Infus Vitamin B12
III. ANTISIPASI MASALAH
Tidak ada
IV. TINDAKAN SEGERA
Pemasangan Infus Vitamin

V. PERENCANAAN Tgl : 08/08/2023 Pkl : 13.30 WIB


1. Informed consent
2. Beritahu Klien manfaat dan efek samping Infus Vitamin
3. Persiapan alat dan obat
4. Atur posisi dan lakukan penyuntikan

14
VI. PELAKSANAAN Tgl : 08/08/2023 Pkl : 13.30 WIB
1. Meminta persetujuan pada Klien atas tindakan yang akan di lakukan
2. Memberitahu klien manfaat dan efek samping Infus Vitamin
3. Persiapan alat dan obat
– Set Infus Steril
– Cairan Infus Vitamin
– Abocath
– Perlak
– Bengkok
– Plaster
– Torniquet
– Gunting
– Handscoon
– Kapas alkohol

4. Mengatur posisi klien dan melakukan pemasangan infus


: Posisikan klien senyaman mungkin.
Melakukan penyuntikkan :
– Mencuci tangan
– Menyambungkan botol cairan infus dengan selang kemudian digantung
pada tiang infus
– Menentukan area vena yang akan ditusuk kemudian pemasangan
alas/perlak dibawahnya

– Area vena yang akan ditusuk dipasangankan tornikuet + 15 cm diatas area

– Pakai handscoon pada kedua tangan

– Desinfektan area penyuntikkan dengan kapas alkohol

– Suntikkan dengan sudut 45º , pastikan abocath masuk ke

vena kemudianlepaskan torniquet

– Tutup area yang diinfus dengan kassa dan berikan plaster untuk

15
mempertahankan letak jarum
– Atur kecepatan tetesan infus vitamin
– Rapikan alat dan rapikan pasien.
– Cuci tangan terus melakukan observasi dan evalusi akanrespon klien.

VII. EVALUASI Tgl : 08/08/2023 Pkl : 13.30 WIB


1. Klien telah menyetujui tindakan yang di lakukan
2. Klien mengetahui manfaat dan efek samping infus vitamin
3. Alat dan obat siap di gunakan
4. Pemasangan telah di lakukan

CI Akademik, Peserta Praktik,

(Bdn. Lismawati, S.Keb.,M.Kes) (Novita Feriani)

16
BAB IV
PEMBAHASAN
https://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/view/273
Pembahasan merupakan bagian dari laporan kasus yang membahas tentang
kendala atau hambatan selama melaskukan Asuhan Kebidanan pada klien. Kendala
tersebut menyangkut kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Dengan
adanya kesenjangan tersebut dapat dilakukan asuhan kebidanan.
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada klien Nn. R umur 26 Tahun dengan
keluhan badan terasa lelah dan pusing di Klinik Bumil Jambi. Penulis akan membahas
tentang kesenjangan yang terdapat dalam tinjauan teori dengan kenyataan yang penulis
temukan sejak melakukan pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, penulis uraikan sebagai berikut:
1. Pengkajian

Pengkajian yang merupakan tahap awal dari manajemen kebidanan


dilaksanakan dengan cara pengkajian data subyektif dan data penunjang
(Nursalam, 2003). Pada data obyektif diperoleh dengan pemeriksaan fisik
untuk mengetahui keadaan umum klien. Data subyektif pada klien Nn.R dengan
klien mengatakan pusing dan lemas. Data obyektif pada klien Nn. R tampak
lemas. Pada langkah pengkajian ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dengan praktek di lapangan.
2. Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan data dasar yang sudah dikumpulkan


diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang
spesifik. Rumus dan diagnosa tujuannya digunakan karena masalah tidak dapat
didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan (Varney, 2004).
Data yang telah dikumpulkan diinterpretasikan menurut diagnosa kebidanan.
Pada kasus ini interpretasi data meliputi masalah dan kebutuhan. Pada klien Nn.
R dengan pemasangan infus vitamin B12 masalah yang dihadapi klien anemia,
sehingga kebutuhan pada kasus ini adalah pemasangan infus vitamin B12,
sehingga pada langkah interpretasi data ini tidak ditemukan kesenjangan

17
antara teori dengan praktek di lapangan.

3. Diagnosa Potensial

Setelah dilakukan asuhan kebidanan yang tepat dan cermat serta didukung
kerjasama yang baik oleh klien dengan pemasangan infus vitamin tidak muncul
ruam/kemerahan serta demam ringan maupun sesak. Berdasarkan data di atas
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
4. Perencanaan

Pada klien Nn. R dengan riwayat imunisasi campak-lanjutan perencanaan yang


akan dilaksanakanyaitu:

 Informed consent

 Beritahu Klien manfaat dan efek samping Infus Vitamin B12

 Persiapan alat dan obat

 Atur posisi dan lakukan penyuntikan.

 Menganjurkan klien untuk banyak minum air putih dan istirahat yang
cukup

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat


kesenjangan antara teori dan praktek dalam hal pemberian terapi.
5. Pelaksanaan

Pada langkah pelaksanaan asuhan kebidanan pada Nn. R dengan


pemasangan infus Vitamin B12 merupakan pelaksanaan dari rencana
tindakan asuhan menyeluruh. Pada langkah pelaksanaan ini telah dilakukan
dan dikerjakan sesuai dengan rencana asuhan yang telah dibuat. Pada kasus
ini peneliti tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek dalam
menetapkan pelaksanaan secara menyeluruh.
6. Evaluasi

Pada Nn.R dengan pemasangan infus vitamin B12 setelah dilakukan asuhan
didapatkanevaluasi yaitu:

18
 Klien telah menyetujui tindakan yang di lakukan

 Klien mengetahui manfaat dan efek samping infus vitamin B12

 Alat dan obat siap di gunakan

 Pemberian vitamin telah diberikan pada klien

 Klien bersedia tetap menjaga kesehatan dengan minum air putih dan
istirahat yang cukup

 Klien bersedia untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada


keluhan.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat


kesenjanganantara teori dan praktek.

19
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada Nn.R dengan Pemasangan Infus


Vitamin B12 dan menerapkan manajemen Varney dapat diambil kesimpulan:
1. Berdasarkan pengkajian data yang diperoleh dari pasien didapatkan data yaitu Nn. R
26 tahun akan dilakukan pemsangan infus vitamin B12 dan tidak sedang menderita
suatu penyakit dengan keadaan umum baik.
2. Dalam interpretasi data yang diperoleh diagnosa kebidanan klien dengan pemasangan
infus vitamin B12, tidak ditemukan dan tidak terdapat masalah yang muncul, jadi
kebutuhan tidak diberikan pada klien
3. Diagnosa potensial pada kasus ini anemia karena pada kasus ini terdapat
kegawatdaruratan.
4. Pada kasus ini terdapat antisipasi, karena ditemukan adanya diagnosa potensial.
5. Pelaksanaan dalam pemberian asuhan pada klien sesuai dengan perencanaan yang
telah ditetapkan sehingga diperoleh hasil yang maksimal
6. Pada kasus klien tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan penerapan yang
diterapkan di lahan yang menggunakan manajemen Varney

5.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis menyampaikan beberapa saran yang


bermanfaat:

1. Bagi Klien
Klien dapat memahami baik dari manfaat dan dampak penggunaan suntik vitamin
sebagai upaya mencerahkan dan merawat kesehatan kulit.
2. Bagi Bidan
Diharapkan bidan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan

20
kebidanan pada pemasangan infus.

3. Untuk Instituti

a. Bagi Mahasiswa

Diharapkan dapat melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan teori dan


prosedur, karena teori dan prosedur yang mendasari setiap praktek sehingga
menghindari kesalahan.
b. Pendidikan
Diharapkan dapat untuk menambah referensi dan memberi masukan secara konseptual
tentang asuhan kebidanan dengan pemsangan infus.

21
DAFTAR PUSTAKA

Sinta, T. M. (2018). Perilaku Mahasiswa Penggunaan Suntik Vitamin C Sebagai Upaya

Mencerahkan dan Merawat Kesehatan Kulit. 50-62.

Azwar. 2010. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dago. 2018. 17 Bahaya Efek Samping dan Harga Suntik Putih Permanen. Naskah Publikasi.

[Serial Online]. Tersedia: http://omsehat.com/efek-samping-dan- harga-suntik-putih/

Departmen. Farmakologi FKUI. 2016. Farmakologi & Terapi edisi 6. Jakarta: Universitas

Indonesia

Dewi. 2009. Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Minat Pembelian Kosmetik Pada

Konsumen Klinik Kecantikan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dwiastuti, R., dkk. 2012. Perilaku Konsumen. Malang: UB Press. [Serial Online]. Tersedia:

http://shinta.lecture.ub.ac.id/files/2 012/10/PERIL AKU- KONSUMEN.pdf

22
DOKUMENTASI

23
LEMBAR BIMBINGAN
PRAKTIK KLINIK PROFESI BIDAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2022-2023
Nama : Novita Feriani
Nim 223001080080
Ruangan : Klinik Bumil Jambi
Stase : Asuhan kebidanan KKPK
CI Akademik : Bdn. Lismawati,S.Keb.,M.Kes
N o Hari /tanggal Follow Up Pembimbing TTD CI Akademik

Diketahui,
Kaprodi Pendidikan Profesi Bidan

Bdn. Devi Arista,S.Keb.,M.Kes


NIDN:10051090001

24
Wahidatunnur, et al.

ORIGINAL ARTICLE

PENGETAHUAN TENTANG INJEKSI VITAMIN C UNTUK


KECANTIKAN DAN PENGGUNAANNYA YANG BENAR
DI KALANGAN MAHASISWI KAMPUS B UNIVERSITAS
AIRLANGGA SURABAYA
Wahidatunnur1), Milamardia1), Itsna F. Arifah1), Dewi Novitasari1), Putri S. Permatasari1), Eka F.F.Naomi1), Gita
Deseria1), Elmira Zaida1), Valentika F. Setyaningtyas1), Maulidia1), Hoirul F. Mubarok1), Muhammad. A. Barry1),
Liza Pristianty1)
1)
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Jl. Dharmawangsa Dalam Surabaya 60286

E-mail: Wahidatunnur-2015@ff.unair.ac.id

ABSTRAK

Vitamin C dikenal memiliki banyak manfaat untuk tubuh karena sifat antioksidannya. Terutama untuk kulit,
vitamin C memiliki efek yang menguntungkan, antara lain sebagai pemutih kulit, anti penuaan dini dan anti
kerut. Sehingga banyak produsen yang memproduksi produk kecantikan dengan kandungan vitamin C, salah
satunya dalam sediaan injeksi vitamin C. Injeksi vitamin C diketahui memiliki beberapa resiko berbahaya
apabila penggunaannya tidak tepat. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan
tentang injeksi vitamin C untuk kecantikan dan penggunaannya yang benar di kalangan remaja, khususnya
mahasiswi. Pada penelitian ini dilakukan cross-sectional survey dengan instrumen kuesioner. Pengumpulan data
dilakukan dengan teknikaccidental sampling terhadap 131 mahasiswi Kampus B Universitas Airlangga
Surabaya, dengan kriteria eksklusi adalah mahasiswi Fakultas Farmasi. Dari data hasil penelitian, didapatkan
bahwa sebanyak 115 responden (87,8%) memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 16 responden (12,2%)
memiliki pengetahuan kurang baik tentang injeksi vitamin C untuk kecantikan dan penggunaannya yang benar.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa mahasiswi yang tidak mengetahui tentang injeksi vitamin C dan
cara penggunaannya yang benar. Oleh karena itu, perlu diadakan penyuluhan mengenai injeksi vitamin C dan
penggunaannya yang benar untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswi Kampus B Universitas Airlangga
Surabaya.

Kata kunci: pengetahuan, vitamin c, injeksi, remaja, kecantikan

ABSTRACT

Vitamin C has known to have many benefits for body due to its antioxidant properties. Especially for the skin,
vitamin C has a beneficial effect, including skin whitening, anti-aging and anti-wrinkle. Because of its benefits,
many producers produce beauty product with vitamin C content, such as vitamin C injection.Vitamin C injection
is known has some dangerous risks if its use is incorrect.Therefore, this study is conducted to determine the level
of knowledge about vitamin C injection for beauty and its correct use among adolescents, especially female
students. In this study a cross-sectional survey was conducted with a questionnaire instrument. Data collection
was done by accidental sampling technique for 131 female students of Campus B, Universitas Airlangga,
Surabaya,with exclusion criteria are female students of the Faculty of Pharmacy. From the research data, it was
found that 115 respondents (87.8%) had good knowledge and as many as 16 respondents (12.2%) had poor
knowledge about vitamin C injection for beauty and its correct use. It can be concluded that there are some
female students who do not know about injecting vitamin C and how to use it correctly. Therefore, counseling is
needed on vitamin C injection for beauty and its correct use to increase knowledge of female student of Campus
B, Universitas Airlangga, Surabaya.

Keyword:knowledge, vitamin c, injection, adolescents,beauty

Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 5 No. 1, (2018) 18-24 18


Wahidatunnur, et al.

PENDAHULUAN penggunaan kosmetik pada wanita adalah untuk


mencerahkan kulit (Alliali et al., 2018). Di
Persepsi sehat menurut masyarakat adalah Indonesia sendiri juga marak injeksi Vitamin C
kemampuan melakukan pekerjaan sehari –hari dan untuk mencerahkan kulit, dilihat dari banyaknya
memiliki penampilan fisik yang baik. Penampilan iklan-iklan di sosial media dan transaksi online
merupakan salah satu hal yang selalu diperhatikan, pembelian produk tersebut.
khususnya bagi kaum hawa yang selalu World Health Organization (WHO)
menginginkan untuk tampil cantik. Cantik adalah mendefinisikan injeksi yang aman adalah yang
sebuah kata yang identik dengan wanita, keindahan tidak memberikan dampak kepada pasien, pekerja
tubuh dan nilai-nilai feminitasnya.Tampil cantik kesehatan, serta komunitas. Praktek injeksi dapat
bagi perempuan merupakan sebuah tuntutan untuk merugikan apabila alat yang tidak steril digunakan
menunjang sikap percaya diri dalam beraktivitas, dan dapat menularkan infeksi, tertusuk jarum suntik
baik di dalam melaksanakan profesi ataupun yang dapat menyebabkan kerusakan, kurangnya
pendidikan (Rukmawati dan Iskandar, 2015). pengawasan dari professional, atau ketika
Media seringkali menggambarkan kesempurnaan masyarakat umum dapat menggunakan kembali
wanita melalui gambaran kulit yang putih dan limbah semprit dan/atau jarum suntik (WHO,
tubuh yang langsing. Tidak dapat dipungkiri bahwa 2017).
adanya konsep kecantikan perempuan dalam media Injeksi secara umum memiliki resiko untuk
massa seolah-olah memojokkan posisi perempuan menyebarkan berbagai patogen berb ahaya
dan menuntutnya untuk selalu tampil seperti apa termasuk diantaranya virus, bakteri, dan parasit
yang digambarkan oleh media massa (Alif, 2001). lainnya. Ditemukan 21 juta kasus infeksi HBV, 2
Banyak upaya yang dilakukan perempuan juta kasus infeksi HCV, dan 260.000 kasus infeksi
untuk memperoleh kesempurnaan penampilan HIV dari praktik injeksi yang tidak aman (WHO,
tersebut. Mulai dari menggunakan kosmetik seperti 2010). Resiko berbahaya lainnya termasuk abses,
make-up dan skin care, melakukan perawatan reaksi keracunan atau alergi, dan kasus
kecantikan di klinik kecantikan hingga melakukan anaphylaxis. Injeksi vitamin, obat penenang,
operasi bedah plastik. Karena tingginya antusiasme antibiotik, dan steroid sering diberikan tanpa alasan
tersebut produk-produk kecantikan mulai medis yag memadai. Sehingga WHO
bermunculan.Iklan terkait produk kecantikan mulai menggolongkan injeksi tersebut sebagai injeksi
marak di media elektronik dan sosial. Produk- yang tidak perlu dilakukan (WHO, 2017).
produk tersebut mengandung berbagai komposisi Konsumen yang khususnya perempuan mudah
mulai dari bahan alam hingga bahan sintesis dan tergiur dengan klaim produk- produk kecantikan.
juga berbagai sediaan dari penggunaan oral, topikal Iklan yang biasanya diikuti dengan testimoni
hingga injeksi. Salah satu komposisi yang paling before-after penggunaan injeksi vitamin C
sering terkandung dalam produk kecantikan adalah membuat perempuan berkeinginan untuk mencoba
Vitamin C. tanpa mengetahui cara penggunaan dan dosis yang
Vitamin C dikenal memiliki banyak manfaat sesuai(Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan
untuk tubuh karena sifat antioksidannya. Terutama Alat Kesehatan., 2013). Tubuh sendiri memiliki
untuk kulit, vitamin C memiliki efek yang batasan konsumsi Vitamin C tiap harinya yaitu 1
menguntungkan, antara lain sebagai pemutih kulit, gram/hari (Kembuan, et al., 2012). Apabila
anti penuaan dini dan anti kerut. Aktivitas digunakan melebihi dosis yang seharusnya maka
antioksidan dan penghambatan enzim tirosinase akan menyebabkan efek samping yang tidak
dari vitamin C, mengakibatkan peningkatkan diinginkan. Terlebih lagi penggunaan injeksi
kemampuan peremajaan sel, mencerahkan dan Vitamin C dengan cara penyuntikan yang salah
memutihkan kulit (Roy andPinnell, 1996). Karena akan berdampak buruk bagi tubuh, karena
manfaatnya tersebut banyak produsen yang penyuntikan yang salah dapat menyebabkan
memproduksi produk kecantikan dengan komposisi bahan langsung masuk ke pembuluh
kandungan vitamin C. darah dan langsung didistribusikan ke seluruh
Kini dipasaran sudah banyak beredar produk tubuh. Penggunaan vitamin C dosis besar dan lama
kecantikan Vitamin C, mulai dari sediaan tablet, dapat menyebabkan ketergantungan, sehingga
pil, krim hingga injeksi. Produk-produk tersebut vitamin C dapat menimbulkan rebound scurvy
dapat diperoleh konsumen dengan mudah dan (Kembuan, et al., 2012). Selain minimnya
bebas. Menurut jurnal Survey on skin-lightening pengetahuan konsumen dan penggunan yang salah,
practices and cosmetics in Kigali, Rwanda, legalitas produk injeksi vitamin C juga
diketahui bahwa penggunaan skin-lightening untuk dipertanyakan ketika dijual bebas melalui online
kecantikan melingkupi hampir diusia remaja dan shop.
produktif (Kamagaju, et al., 2015).Kemudian Menurut jurnal The acute effect of high-dose
menurut jurnal Prevalence of Using Glutathione as intravenous vitamin C and other nutrients on blood
Whitening Agent among Saudi Girls At Makkah pressure: a cohort study, injeksi intravena Vitamin
(Saudi Arabia), diketahui bahwa alasan terbesar C dapat menurunkan tekanan darah hingga 6-

Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 5 No. 1, (2018) 18-24 19


Wahidatunnur, et al.

7mmHg jika dosis yang digunakan lebih dari 30 Pengambilan data dilakukan di Universitas
gram sedangkan pada pasien pre-hipertensi dengan Airlangga Kampus B pada fakultas: Psikologi, Ilmu
tekanan darah≥ 130/85 mmHg dapat menurunkan Sosial dan Politik, Ekonomi dan Bisnis, Hukum,
tekanan darah 8-9mmHg (Ried, et. al., 2016). Ada Ilmu Budaya dan Vokasi. Sampel dalam penelitian
beberapa laporan tentang efek samping selain diare ini berjumlah 131 mahasiswi kampus B Universitas
osmosis sedang terkait suplementasi vitamin C. Airlangga Surabaya non-kesehatan yang berkisar
Asupan vitamin C lebih dari 2000 mg sehari dapat antara umur 16-25 tahun. Kriteria eksklusi pada
dikaitkan dengan gangguan gastrointestinal dan penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Farmasi.
ruam kulit (Kucharski and Julec, 2009). Beberapa Sampel dalam penelitian ini didapat melalui teknik
studi kasus melaporkan asupan vitamin C tinggi sampling non random sampling, accidental.
yang tidak biasa, terutama pada orang yang Metode pengumpulan data pada penelitian ini
menerima vitamin secara intravena atau pada menggunakan kuesioner. Kuesioner yang
pasien yang mengalami gagal ginjal, menyebabkan digunakan pada penelitian ini berisi 16 pernyataan
perkembangan batu ginjal oksalat (Hatchock, terkait pengetahuan tentang injeksi vitamin untuk
1997). kecantikan dan penggunaannya yang benar (lihat
Banyak resiko yang mungkin terjadi karena Tabel 1). Dalam penelitian ini, instrumen penelitian
penggunaan injeksi vitamin C melebihi batas aman. yang digunakan berupa lembar penjelasan sebelum
Yang perlu dikhawatirkan akan meningkatnya persetujuan, lembar persetujuan kemudian jadi
jumlah pengguna injeksi vitamin C dengan responden, lembar identitas responden dan lembar
berbagai macam resiko berbahaya. Hal tersebut pernyataan kuesioner.
didukung oleh pengetahuan yang minim tentang Kuesioner berisi 15 pernyataan closed-question
injeksi vitamin C dan penggunaannya. Sampai saat terkait pengetahuan tentang injeksi vitamin C untuk
ini, pengetahuan tentang injeksi vitamin C dan kecantikan dan penggunaannya yang benar. Tiap
penggunaannya belum pernah dilakukan. Maka dari jawaban benar dari responden diberikan skor 1 dan
itu, dilakukan penelitian untuk mengedukasi dan setiap jawaban yang salah diberi skor 0.
memberikan pengetahuan tentang injeksi vitamin C Pengetahuan dinilai kurang baik apabila responden
dan penggunaannya yang benar. memperoleh nilai 0 ≤ 8, sedangkan pengetahuan
Dari gambaran ini maka perlu dilakukan dinilai baik apabila responden memperoleh nilai 8 ≤
penelitian untuk mengetahui bagaimana 15.
pengetahuan remaja terkait injeksi vitamin C dan Analisis data dilakukan secara deskriptif, yaitu
penggunannya yang benar di kalangan mahasiswi mengelompokkan jawaban yang benar pada setiap
Universitas Airlangga Kampus B dengan variabel indikator yang akan diteliti. Kemudian,
mahasiswi Fakultas Farmasi sebagai criteria data tersebut ditabulasikan dalam bentuk tabel
eksklusi.. Tujuan dari penelitian kali ini adalah menggunakan Microsoft Office Excel yang
untuk mengetahui pengetahuan tentang Injeksi kemudian diolah untuk mendapatkan presentase
Vitamin C untuk kecantikan dan untuk mengetahui dalam bentuk diagrampie chart atau diagram bar
pengetahuan penggunaan Injeksi Vitamin C yang sebagai kesimpulan survei yang dilakukan. Hasil
benar di kalangan Mahasiswa Kampus B yang diperoleh untuk mengetahui variabel apa saja
Universitas Airlangga Surabaya. yang kurang dalam penelitian ini dan untuk
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian menekankan pada saat promosi kesehatan.
ini antara lain mampu menambah pengetahuan Analisis data dilakukan secara deskriptif, yaitu
mahasiswi Kampus B Universitas Airlangga mengelompokkan jawaban yang benar pada setiap
tentang injeksi vitamin C untuk kecantikan dan cara variabel indikator yang akan diteliti. Kemudian,
penggunaan Injeksi Vitamin C yang benar. data tersebut ditabulasikan dalam bentuk tabel
menggunakan Microsoft Office Excel yang
METODE PENELITIAN kemudian diolah untuk mendapatkan presentase
dalam bentuk diagrampie chart atau diagram bar
Penelitian ini termasuk penelitian sebagai kesimpulan survei yang dilakukan. Hasil
observasional dengan pendekatan cross- sectional yang diperoleh untuk mengetahui variabel apa saja
serta metode survei. Pendekatan ini digunakan yang kurang dalam penelitian ini dan untuk
untuk melihat hubungan antara variabel satu dengan menekankan pada saat promosi kesehatan.
variabel lainnya. Digunakan metode observasi
karena lebih mudah dilaksanakan, tidak
membutuhkan jangka waktu yang lama, dan dapat
memberikan gambaran pengetahuan mahasiswi
Kampus B Universitas Airlangga terkait
penggunaan injeksi vitamin C untuk kecantikan

Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 5 No. 1, (2018) 18-24 20


Wahidatunnur, et al.

Tabel 1. Variabel, Indikator dan Pertanyaan Kuisioner pada penelitian.


Variabel Indikator Pernyataan Nomor
Pengetahuan Bentuk sediaan 1. Macam bentuk sediaan vitamin c untuk kecantikan
yang beredar adalah injeksi. (YA)
2. Macam bentuk sediaan vitamin c untuk kecantikan
yang beredar adalah infus . (YA)
Pengetahuan Rute pemberian 3. Injeksi vitamin disuntikan secara IV (melalui
pembuluh darah). (YA)
4. Injeksi vitamin C disuntikan di IM (melalui otot).
(YA)
Penggunaan Kegunaan 5. Vitamin C injeksi dapat digunakan sebagai whitening
agent. (YA)
Penggunaan Dosis 6. Dosis vitamin C injeksi sekali suntik untuk
kecantikan adalah 1000-4000 mg. (YA)
Keamanan Cara mendapatkan 7. Vitamin C untuk injeksi aman dibeli di online shop.
(TIDAK)
Keamanan Cara penyimpanan 8. Vitamin C injeksi aman disimpan di tempat terbuka
serta terpapar sinar matahari langsung. (TIDAK)
Penggunaan Penggunaan 9. Siapa yang menyuntikkan:
vitamin C 10. Vitamin C boleh disuntikan sendiri. (TIDAK)
11. Vitamin C boleh disuntikan selain tenaga medis yang
memiliki surat praktek. (TIDAK)
12. Frekuensi penggunaan: Vitamin C injeksi boleh
digunakan setiap minggu. (TIDAK)
Keamanan Efek samping Pengetahuan alergi :
13. Vitamin C dapat menyebabkan alergi. (YA)
14. Alergi dari vitamin C injeksi adalah kulit
kemerahan, syok berat. (YA)
15. Penggunaan injeksi vitamin c dihentikan bila terjadi
alergi. (YA)
16. Pemberian Vitamin C secara berlebihan dapat
memberikan efek samping batu ginjal. (YA)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari survei yang dilakukan di fakultas-fakultas


yang berada di Kampus B Universitas Airlangga
untuk mengetahui pengetahuan mahasiswi terhadap
injeksi vitamin C untuk kecantikan dan penggunaan
yang benar didapatkan hasil tabulasi data jawaban
mahasiswi sebagai responden dari tiap fakultas
(Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4,
Gambar 5 dan Gambar 6) dan pengisian kuesioner.
Dari 15 pernyataan yang diberikan, dilakukan
skoring sehingga pengetahuan responden terhadap
penggunaan injeksi vitamin C untuk kecantikan
yang benar dapat diketahui. Hasil skor 131
responden dapat dilihat pada Tabel 2. Dari jawaban 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
responden tersebut, pengkategorian indikator dapat 90 Nomor Soal
dilihat pada Tabel 3. 80
70
60
% jawaban

50
40
30
20
10
0
Gambar 1.Persentase jawaban salah dan benar
masing-masing pernyataan pada mahasiswi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 5 No. 1, (2018) 18-24 21


Wahidatunnur, et al.

120
120

100
100

80 80
% jawaban

% jawaban
60 60

40 40

20 20

0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nomor Soal
Nomor Soal

Gambar 2.Persentase jawaban salah dan benar


Gambar 5.Persentase jawaban salah dan benar
masing-masing pernyataan pada masing-masing pernyataan pada
mahasiswi Fakultas Vokasi.
mahasiswi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis.
120
120
100
100
80
80
% jawaban

60
% jawaban

60
40
40
20
20

0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nomor Soal Nomor Soal

Gambar 6.Persentase jawaban salah dan benar


Gambar 3.Persentase jawaban salah dan benar masing-masing pernyataan pada
masing-masing pernyataan pada mahasiswi Fakultas Psikologi.
mahasiswi Fakultas Hukum.
= Salah = Benar

120
Tabel 2. Skor Pengetahuan Mahasiswi Kampus B
100 Universitas Airlangga terhadap Injeksi
Vitamin C untuk Kecantikan dan
80 Penggunaan yang Benar
Skor Jawaban
% jawaban

60 n (%)
Benar
4 (3.1%)
40
48 (36.6%)
20
79 (60.3%)
N total 131 (100%)
0 mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nomor Soal

Gambar 4.Persentase jawaban salah dan benar


masing-masing pernyataan pada
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 5 No. 1, (2018) 18-24 22
Wahidatunnur, et al.

Keterangan :
n = jumlah
orang N =
jumlah total
Poin = +1 jika jawaban benar
Poin = 0 jika jawaban salah
Batas skoring :
≤ 8 artinya pengetahuan responden kurang baik
>8 artinya pengetahuan responden baik

Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 5 No. 1, (2018) 18-24 23


Wahidatunnur, et al.

ginjal, menyebabkan perkembangan batu ginjal


Tabel 3.Persentase Jawaban Benar Berdasarkan oksalat (Hathcock, 1997).
Indikator Selain pengetahuan terkait injeksi vitamin C
dan penggunaannya yang benar, dalam kuesioner
Indikator Skor n (%) juga terdapat pertanyaan mengenai ketertarikan
Bentuk sediaan 0 28 (21.3%) responden terhadap penggunaan injeksi vitamin C
1 58 (44.3%) untuk kecantikan dan didapatkan hasil bahwa
2 45 (34.4%) sebanyak 26,7% responden tertarik menggunaan
Rute pemberian 0 32 (24.4%) injeksi vitamin C untuk kecantikan. Berdasarkan
1 77 (58.8%) fakta tersebut, peranan apoteker sangat dibutuhkan
2 22 (16.8%) untuk memberikan edukasi terhadap remaja terkait
Kegunaan 0 21 (16.0%) penggunaan injeksi vitamin C yang baik dan benar
1 110 (84.0%)
untuk kecantikan.
Dosis 0 80 (61.1%)
1 51 (38.9%)
KESIMPULAN
Cara mendapatkan 0 8 (6.1%)
1 123 (93.9%)
Berdasarkan data hasil survei, mahasiswi yang
Cara penyimpanan 0 7 (5.3%) memiliki pengetahuan baik terkait injeksi vitamin C
1 124 (94.7%) dan penggunaan yang benar sebanyak 87,8% (115
Penggunaan 0 2 (1.5%) responden) dan yang memiliki pengetahuan kurang
Vitamin C 1 6 (4.6%)
baik sebanyak 12,2% (16 responden). Oleh karena
2 31 (23.7%)
3 92 (70.2%) itu, perlu diadakan penyuluhan mengenai injeksi
Efek samping 0 3 (2.3%) vitamin C dan penggunaannya yang benar untuk
1 12 (9.2%) meningkatkan pengetahuan mahasiswi Kampus B
2 21 (16.0%) Universitas Airlangga Surabaya.
3 30 (22.9%)
4 65 (49.6%) UCAPAN TERIMA KASIH

Responden termasuk dalam kategori Pada kesempatan ini kami juga


pengetahuan yang baik jika memiliki minimal 9 mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Liza
jawaban benar. Dari hasil analisis Pristianty, M.Si, MM, Apt. yang telah memberikan
diketahuiresponden yang memiliki pengetahuan masukan kepada kami. Selain itu kami berterima
baik adalah sebanyak 87,8% (115 responden). kasih pada seluruh responden dari penelitian ini.
Sedangkan responden dikategorikan memiliki
pengetahuan kurang baik jika memiliki jumlah PUSTAKA
jawaban benar ≤ 8. Jumlah responden yang
memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 12,2%
Alif MM. 2014. Wacana kecantikan perempuan
(16 responden).
dalam teks gaya hidup vegetarian pada
Dari hasil analisis diketahui terdapat beberapa
media online vemale.com. Commonline
pernyataan yang memiliki jawaban salah cukup
Departemen Komunikasi, 3(3), pp. 583-594.
tinggi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1,
Alliali, A., Magliah, Tahani., Bardisi, Salwa.,
yaitu terkait bentuk sediaan, rute pemberian dan
Magliah, Dania. 2018. Prevalence of Using
dosis injeksi vitamin C. Sebanyak 64,1% (84
Glutathione as Whitening Agent among
responden) tidak mengetahui bahwa vitamin C
Saudi Girls At Makkah (Saudi Arabia),
untuk kecantikan juga dapat diberikan melalui
2014: A Cross-Sectional Study.
infus, sebanyak 73,3% (96 responden) tidak
International Journal of Medical Research
mengetahui bahwa injeksi vitamin C dapat
Professionals, 4(1), pp. 32-35.
diberikan secara intramuscular dan sebanyak 61,1%
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
(80 responden)tidak mengetahui dosis injeksi
Kesehatan.2013. Informasi Kefarmasian dan
vitamin C sekali suntik untuk kecantikan.Dari
Alat Kesehatan. Jakarta.
kurangnya pengetahuan mengenai hal tersebut,
Hatchock JN. 1997. Vitamins and minerals:
dikhawatirkan masyarakat menggunakan sediaan
efficacy and safety. Anierican Society fuir
injeksi vitamin C secara sembarangan antara lain
Clinical Nutrition, 67(2), pp. 427-437.
rute pemberian tidak sesuai dengan yang dianjurkan
Kamagaju L., Morandini, R., Gohangayire, F.,
dan penggunaan injeksi vitamin C secara
Stevigny, C., Ghanem, G., Pirotte, G.,
berlebihan karena beberapa studi kasus melaporkan
Duez,P. 2015. Survey on skin-lightening
asupan vitamin C tinggi yang tidak biasa, terutama
practices and cosmetics in Kigali, Rwanda.
pada orang yang menerima vitamin secara
International Journal of Dermatology,
intravena atau pada pasien yang mengalami gagal
55(1), pp. 45-51.

Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 5 No. 1, (2018) 18-24 24


Wahidatunnur, et al.

Kembuan MV, Wangko S, Tanudjaja GN. 2012. World Health Organization. 2010. WHO best
Peran Vitamin C Terhadap Pigmentasi Kulit. practices for injections and related
Jurnal Biomedik, 4(3), pp. 13-17. procedures toolkit. Switzerland: WHO
Kucharski H, Julek Z. 2009. Handbook of Vitamin Document Production Services.
C Research: Daily Requirements, Dietary https://www.who.int/infection-
Sources and Adverse Effects. New York: prevention/publications/best-
Nova Biomedical Books practices_toolkit/en/
Ried K, Travica N, Sali A. 2016. The acute effect World Health Organization. 2017. On The Use Of
of high-dose intravenous vitamin C and Safety-Engineered Syringes For
other nutrients on blood pressure. Blood Intramuscular, Intradermal And
Pressure Monitoring, 21(3), pp. 160-167. Subcutaneous Injections In Health Care
Roy CM, Pinnel SR. 1996. Topical Vitamin C in Settings. Switzerland: WHO Document
Aging. Clinic in Dermatology, 14(2), Production Services.
pp.227-234. http://www.who.int/infection-
Rukmawati, Deni Ria dan Dzulkarain, Iskandar.20 prevention/countries/injections/en/
15. Konstruksi Kecantikan di Kalangan
Wanita Karier (Di Kecamatan Lamongan
Kabupaten Lamongan). Journal of
Sociology, 8(1), pp. 1-16.

Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 5 No. 1, (2018) 18-24 25

Anda mungkin juga menyukai