Di susun oleh
NOVITA FERIANI
NIM : 223001080080
LAPORAN LENGKAP
STASE ASUHAN KEBIDANAN KETERAMPILAN KLINIK
KEBIDANAN PADA Nn. R TENTANG PEMASANGAN
INFUS VITAMIN DI KLINIK BUMIL JAMBI
TAHUN 2023
Disetujui,
CI Akademik
(Bdn.Lismawati, S.Keb.,M.Kes)
NIK. 1010300909059
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN LENGKAP
STASE ASUHAN KEBIDANAN KETERAMPILAN KLINIK
KEBIDANAN PADA Nn. R TENTANG PEMASANGAN
INFUS VITAMIN DI KLINIK BUMIL JAMBI
TAHUN 2023
Disetujui,
CI Akademik
(Bdn.Lismawati, S.Keb.,M.Kes)
NIK. 1010300909059
Mengetahui,
Ka.Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
(Bdn.Devi Arista,S.Keb.,M.Kes)
NIK. 1010300715008
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada tuhan yang maha esa, atas rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan Stase Keterampilan Praktik Klinik
Kebidanan di Klinik Kimia Farma Mayang Kota Jambi yang di laksanakan pada tanggal
08 Agustus 2023.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................2
1.3 Manfaat........................................................................................................................2
BAB II TINJAUN TEORI
2.1 Teori Vitamin...............................................................................................................3
2.2 Teori Infus (Terapi Intravena).....................................................................................6
2.3 SOP Pemasangan Infus................................................................................................7
BAB III TINJAUAN KASUS
I. Pengakjian Data............................................................................................10
II. Interpretasi Data Dasar, Diagnosa, Masalah Dan Kebutuhan.......................13
III. Antisipasi Masalah.........................................................................................13
IV. Tindakan Segera............................................................................................13
V. Perencanaan...................................................................................................14
VI. Pelaksanaan....................................................................................................15
VII. Evaluasi..........................................................................................................15
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................................16
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................................................19
5.2 Saran..........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................21
DOKUMENTASI...........................................................................................................22
LEMBAR BIMBINGAN...............................................................................................23
ARTIKEL / JURNAL TERKAIT................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
Persepsi sehat menurut masyarakat adalah kemampuan melakukan pekerjaan sehari –hari
dan memiliki penampilan fisik yang baik. Penampilan merupakan salah satu hal yang selalu
diperhatikan, khususnya bagi kaum hawa yang selalu menginginkan untuk tampil cantik. Cantik
adalah sebuah kata yang identik dengan wanita, keindahan tubuh dan nilai-nilai feminitasnya.
Media seringkali menggambarkan kesempurnaan wanita melalui gambaran kulit yang putih dan
tubuh yang langsing. Tidak dapat dipungkiri bahwa adanya konsep kecantikan perempuan dalam
media massa seolah-olah memojokkan posisi perempuan dan menuntutnya untuk selalu tampil
Salah satu komposisi yang paling sering terkandung dalam produk kecantikan adalah
Vitamin C, Vitamin B1, B6, B12. Vitamin C dikenal memiliki banyak manfaat untuk tubuh
karena sifat antioksidannya. Terutama untuk kulit, vitamin C memiliki efek yang
menguntungkan, antara lain sebagai pemutih kulit, anti penuaan dini dan anti kerut. Aktivitas
kemampuan peremajaan sel, mencerahkan dan memutihkan kulit (Roy andPinnell, 1996). Karena
manfaatnya tersebut banyak produsen yang memproduksi produk kecantikan dengan kandungan
vitamin C.
Di Indonesia sendiri juga marak injeksi Vitamin C untuk mencerahkan kulit, dilihat dari
banyaknya iklan-iklan di sosial media dan transaksi online pembelian produk tersebut. World
Health Organization (WHO) mendefinisikan injeksi yang aman adalah yang tidak memberikan
dampak kepada pasien, pekerja kesehatan, serta komunitas. Praktek injeksi dapat merugikan
1
apabila alat yang tidak steril digunakan dan dapat menularkan infeksi, tertusuk jarum suntik yang
dapat menyebabkan kerusakan, kurangnya pengawasan dari professional, atau ketika masyarakat
Banyak resiko yang mungkin terjadi karena penggunaan injeksi vitamin c, vitamin b1, b6,
b12 melebihi batas aman. Yang perlu dikhawatirkan akan meningkatnya jumlah pengguna
injeksi vitamin C, B1, B6, B12 dengan berbagai macam resiko berbahaya. Hal tersebut didukung
1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan tentang Injeksi Vitamin untuk kecantikan dan kesehatan
untuk mengetahui pengetahuan penggunaan Injeksi Vitamin yang benar di kalangan
masyarakat
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian, manfaat, fungsi dan tujuan Injeksi
Vitamin.
b. Mahasiswa mampu melakukan tindakan Injeksi Vitamin sesuai SOP yang berlaku.
c. Mahasiswa mampu memberikan pelayanan kesehatan secara optimal.
1.3 MANFAAT
1. Manfaat teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan sekaligus penanganan dalam
menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan. Selain itu, menambah wawasan
dalam menerapkan Asuhan Kebidaan dalam Ketrampilan Klinik Praktik Kebidanan.
2. Bagi Mahasiswa
Dapat memahami teori, memperdalam ilmu dan menerapkan Ketrampilan Klinik Praktik
Kebidanan secara kompherensif.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. TEORI VITAMIN
1. Pengertian
Vitamin C adalah nutrien dan vitamin larut dalam air yang memiliki peran
penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal
dengan nama kimia asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin sebagai
antioksidan (Wikipedia, 2010). Menurut Todorov (2010), Penambahan suntik
vitamin C pada berbagai produk kosmetik kian marak tersedia. Terdapat tiga
senyawa yang telah ditemukan dan sudah beredar, yaitu:
a. L-ascorbic acid
L-ascorbic acid adalah salah satu agen topikan yang relative efektif dalam
melawan keriput dan garis halus pada kulit. Pada penggunaan praktis vitamin
C dalam perawatan kulit terdapat beberapa kesulitan, yakni kurangnya
stabilitas sehingga jika terkena udara, vitamin C mengalami oksidasi dan
menjadi tidak efektif, dan bahkan dapat meningkatkan pembentukan radikal
bebas.
b. Ascorbyl palmitat
Ascorbyl palmitat adalah derivative yang larut dalam lemak yang paling
banyak digunakan vitamin C dalam perawatan kulit. Tidak menyebabkan
iritasi dan lebih stabil dari vitamin C. Ascorbyl palmitat merupakan
antioksidan yang larut dalam lemak dan paling tidak sama efektifnya dengan
vitamin E dalam melindungi kulit dari peroksidasi lipid yang merupakan
sejenis kunci dari kerusakan radikal bebas di kulit.
c. Magnesium ascorbyl phosphate
Magnesium ascorbyl phosphate merupakan turunan vitamin C larut air yang
semakin popular dalam perawatan kulit. Jenis vitamin C ini tidak
menyebabkan iritasi dan lebih stabil dari vitamin C. Fosfat ascorbyl
magnesium memiliki potensi yang sama seperti vitamin C untuk
meningkatkan sintesis kolagen kulit namun efektif dalam konsentrasi yang
lebih rendah. Secara keseluruhan, Magnesium ascorbyl phosphate menjadi
3
pilihan yang lebih baik dari vitamin C untuk orang-orang kulit sensitive dan
mereka yang ingin menghindari efek Exfoliating.
2. Fungsi Vitamin C
Famakologi dan Terapi (2016:777) menyatakan bahwa, pada manusia vitamin
C sangat penting untuk diet sehat, antioksidan, mengurangi stress oksidatif, sebuah
subtract untuk askorbat peroksidase dan kofaktor untuk banyak enzim biosintesis
biokimia penting. Vitamin C juga bertindak sebagai donor elektron untuk enzim
penting. Fungsi vitamin C menurut Maharani (2015:31), yaitu :
a. Membantu dalam penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran.
b. Mengurangi racun dalam hati
4
Vitamin B6 adalah nutrisi yang penting bagi perkembangan otak, saraf, kulit.
Vitamin ini juga penting untuk proses pembentukan energi dari lemak, protein, dan
karbohidrat, antibodi, dan sel darah merah, serta untuk menjaga keseimbangan
kadar gula darah.
Vitamin B12 (cyanocobalamin) adalah vitamin yang bermanfaat untuk
pembentukan sel darah merah yang sehat, mengoptimalkan fungsi saraf,
menghasilkan energi, serta menjaga kesehatan kulit dan rambut. Vitamin B12
terkandung secara alami di dalam makanan dan tersedia juga dalam bentuk suplemen
tambahan.
5
penggunaan bersama vitamin B kompleks dengan golongan proton pump
inhibitor (PPI), di mana absorbsi vitamin B12 akan menurun. Secara khusus,
beberapa efek samping pada masing-masing kandungan dalam vitamin B kompleks
adalah:
Vitamin B1: panas, pruritus, lemas, berkeringat, nausea, sianosis, edema paru,
perdarahan saluran cerna, angioedema
Vitamin B6: sindrom neuropati, gaya berjalan tidak stabil, mati rasa perioral,
penurunan sensasi sentuhan, parestesia
Vitamin B12: gangguan sistem saraf pusat (nyeri kepala, gelisah, pusing,
hipoestesia), gangguan pencernaan (nausea, muntah, diare), serta gangguan
neuromuskular (kelemahan, nyeri punggung, myalgia)
6
Kontraindikasi :
a. Keracunan sianida
b. Menghirup asap
c. Vasoplegia terkait operasi
d. Kekurangan asam folat
7
3. Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Infus
Secara umum, keadaan-keadaan yang dapat memerlukan pemberian cairan
infus yang dikemukakan oleh Hidayat (2008) adalah:
1) Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan
komponen darah).
2) Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan
komponen darah).
3) Fraktur (Patah tulang), khususnya di pelvis (panggul) dan femur
(paha) (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah).
4) “Serangan panas” (heat stroke) (kehilangan cairan tubuh pada
dehidrasi).
5) Diare dan demam (mengakibatkan dehidrasi).
6) Luka bakar luas (kheilangan banyak cairan tubuh).
7) Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung (kehilangan cairan
tubuh dan komponen darah).
8
2. Cairan infus yang diperlukan (Vitamin)
3. Jarum infus steril sesuai ukuran yang dibutuhkan.
4. Kapas alkohol dalam tempatnya.
5. Kain kassa steril dalam tempatnya.
6. Tourniquet.
7. Pengalas/perlak.
8. bengkok.
9. Standar infus.
10. Sarung tangan steril.
11. Betadin.
12. Plester dan gunting perban.
13. Spalk dan kasa gulung bila perlu.
14. Tempat cuci tangan
15. Alat tulis
Persiapan Pasien:
1. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan, jika
keadaan memungkinkan.
2. Pakaian pasien pada daerah yang akan dipasang infus harus dibuka.
Tindakan:
1. Cek kebutuhan pasien.
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan para pasien : tujuan dan
prosedur.
3. Persiapan alat-alat sesuai kebutuhan.
4. Alat-alat didekatkan ke pasien.
5. Botol cairan digantung pada standar infus.
6. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan penusukkan
dan dekat bengkok disisi penusukkan.
7. Perawat cuci tangan kemudian memakai sarung tangan.
8. Tutup botol cairan di desinfeksi.
9. Infuset dibuka, keluarkan selang udara lalu tusukkan ke botol infus.
9
10. Udara dalam selang dikeluarkan dengan mengalirkan cairannya
11. Alirkan cairan sehingga mengisi setengah bagian tabung pengatur
tetesan dan selang terisi cairan, perhatikan jarum jangan sampai alat
penetes terendam.
12. Selang di klem.
13. Daerah yang akan ditusuk dipasang tourniquet sehingga vena akan
jelas terlihat (± 10 cm diatas lokasi yang akan diinfus).
14. Daerah yang akan ditusuk di desinfeksi dengan kapas alkohol.
15. Tusukkan jarum infus kedalam vena yang dimaksud. Darah yang
dihisap sedikit untuk memastikan apakah jarum infus telah masuk
kedalam vena dengan cepat.
16. Lepaskan tourniquet, setelah jarum infus dipastikan masuk kedalam
vena, daerah ujung jarum ditekan dan pangkal jarum dihubungkan
dengan ujung selang.
17. Periksa lagi lancar tidaknya tetesan, terjadi pembengkakan atau tidak.
Apabila tidak terjadi jarum dipertahankan letaknya dengan kasa
betadin dan plester.
18. Atur tetesan sesuai dengan kebutuhan.
19. Beritahukan kepada pasien bahwa tindakan telah selesai dilakukan.
20. Rapihkan alat-alat, lepas sarung tangan.
21. Cuci tangan setelah melakukan tindakan.
22. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan : jam pemasangan,
jenis cairan, jumlah tetesan/ menit, nama dan paraf perawat yang
memasang.
10
BAB III
TINJAUAN KASUS
KETERAMPILAN KLINIK PRAKTIK KEBIDANAN
(KKPK) PADA Nn.R DENGAN PEMASANGAN INFUS
VITAMIN
DI KLINIK BUMIL JAMBI
TAHUN 2023
Pembimbing lahan/CI :-
1. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
a. Identitas
Nama : Nn.R
Tanggal lahir : 26 April 1997
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Melayu
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Kota Jambi
b. Kebutuhan nutrisi
11
‒ Jenis makanan & minuman : nasi, lauk pauk, sayur
‒ Frekuensi : 3x / Hari
‒ Banyaknya : 1 porsi
c. Kebutuhan eliminasi
BAB
– Frekuensi : 1x/ hari
– Warna : Kuning
– Konsistensi : Baik
– Masalah : Tidak ada
BAK
‒ Frekuensi : 6x/ hari
‒ Warna : Kuning jernih
‒ Masalah : Tidak ada
d. Kebutuhan personal hygiene
‒ Mandi : 2x/ hari
‒ Ganti pakaian : 2x/ hari
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
‒ k/u : Baik
‒ Kesadaran : Compos mentis
‒ Tanda vital :
TD : 90/80 mmHg
N : 120 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 36 0C
‒ BB : 50 Kg
2. Pemeriksaan khusus
– Kepala : Simteris
‒ Muka : Simetris tidak ada oedema
‒ Mata : Simetris tidak ada oedema
12
‒ Telinga : Simetris
‒ Hidung : Simetris tidak ada polip dan obstruksi
‒ Mulut : Simteris
‒ Leher : Tidak ada pembengkakan
‒ Dada : Simetris tidak ada oedema
‒ Perut : Tidak ada oedema
‒ Ekstremitas atas : Simetris
‒ Ekstremitas bawah : Simetris tidak ada oedema
‒ Genetalia : Ada dan normal
3. Pemeriksaan penunjang
‒ Labor : Tidak di kaji
‒ Rontgen : Tidak di kaji
‒ Ct-scan : Tidak di kaji
‒ USG : Tidak di kaji
13
MANAJEMEN VARNEY
Tgl : 08 Agustus 2023 Pkl : 13.30 WIB
Anemia
Kebutuhan
Infus Vitamin B12
III. ANTISIPASI MASALAH
Tidak ada
IV. TINDAKAN SEGERA
Pemasangan Infus Vitamin
14
VI. PELAKSANAAN Tgl : 08/08/2023 Pkl : 13.30 WIB
1. Meminta persetujuan pada Klien atas tindakan yang akan di lakukan
2. Memberitahu klien manfaat dan efek samping Infus Vitamin
3. Persiapan alat dan obat
– Set Infus Steril
– Cairan Infus Vitamin
– Abocath
– Perlak
– Bengkok
– Plaster
– Torniquet
– Gunting
– Handscoon
– Kapas alkohol
– Tutup area yang diinfus dengan kassa dan berikan plaster untuk
15
mempertahankan letak jarum
– Atur kecepatan tetesan infus vitamin
– Rapikan alat dan rapikan pasien.
– Cuci tangan terus melakukan observasi dan evalusi akanrespon klien.
16
BAB IV
PEMBAHASAN
https://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/view/273
Pembahasan merupakan bagian dari laporan kasus yang membahas tentang
kendala atau hambatan selama melaskukan Asuhan Kebidanan pada klien. Kendala
tersebut menyangkut kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Dengan
adanya kesenjangan tersebut dapat dilakukan asuhan kebidanan.
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada klien Nn. R umur 26 Tahun dengan
keluhan badan terasa lelah dan pusing di Klinik Bumil Jambi. Penulis akan membahas
tentang kesenjangan yang terdapat dalam tinjauan teori dengan kenyataan yang penulis
temukan sejak melakukan pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, penulis uraikan sebagai berikut:
1. Pengkajian
17
antara teori dengan praktek di lapangan.
3. Diagnosa Potensial
Setelah dilakukan asuhan kebidanan yang tepat dan cermat serta didukung
kerjasama yang baik oleh klien dengan pemasangan infus vitamin tidak muncul
ruam/kemerahan serta demam ringan maupun sesak. Berdasarkan data di atas
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
4. Perencanaan
Informed consent
Menganjurkan klien untuk banyak minum air putih dan istirahat yang
cukup
Pada Nn.R dengan pemasangan infus vitamin B12 setelah dilakukan asuhan
didapatkanevaluasi yaitu:
18
Klien telah menyetujui tindakan yang di lakukan
Klien bersedia tetap menjaga kesehatan dengan minum air putih dan
istirahat yang cukup
19
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
1. Bagi Klien
Klien dapat memahami baik dari manfaat dan dampak penggunaan suntik vitamin
sebagai upaya mencerahkan dan merawat kesehatan kulit.
2. Bagi Bidan
Diharapkan bidan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan
20
kebidanan pada pemasangan infus.
3. Untuk Instituti
a. Bagi Mahasiswa
21
DAFTAR PUSTAKA
Azwar. 2010. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dago. 2018. 17 Bahaya Efek Samping dan Harga Suntik Putih Permanen. Naskah Publikasi.
Departmen. Farmakologi FKUI. 2016. Farmakologi & Terapi edisi 6. Jakarta: Universitas
Indonesia
Dewi. 2009. Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Minat Pembelian Kosmetik Pada
Dwiastuti, R., dkk. 2012. Perilaku Konsumen. Malang: UB Press. [Serial Online]. Tersedia:
22
DOKUMENTASI
23
LEMBAR BIMBINGAN
PRAKTIK KLINIK PROFESI BIDAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2022-2023
Nama : Novita Feriani
Nim 223001080080
Ruangan : Klinik Bumil Jambi
Stase : Asuhan kebidanan KKPK
CI Akademik : Bdn. Lismawati,S.Keb.,M.Kes
N o Hari /tanggal Follow Up Pembimbing TTD CI Akademik
Diketahui,
Kaprodi Pendidikan Profesi Bidan
24
Wahidatunnur, et al.
ORIGINAL ARTICLE
E-mail: Wahidatunnur-2015@ff.unair.ac.id
ABSTRAK
Vitamin C dikenal memiliki banyak manfaat untuk tubuh karena sifat antioksidannya. Terutama untuk kulit,
vitamin C memiliki efek yang menguntungkan, antara lain sebagai pemutih kulit, anti penuaan dini dan anti
kerut. Sehingga banyak produsen yang memproduksi produk kecantikan dengan kandungan vitamin C, salah
satunya dalam sediaan injeksi vitamin C. Injeksi vitamin C diketahui memiliki beberapa resiko berbahaya
apabila penggunaannya tidak tepat. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan
tentang injeksi vitamin C untuk kecantikan dan penggunaannya yang benar di kalangan remaja, khususnya
mahasiswi. Pada penelitian ini dilakukan cross-sectional survey dengan instrumen kuesioner. Pengumpulan data
dilakukan dengan teknikaccidental sampling terhadap 131 mahasiswi Kampus B Universitas Airlangga
Surabaya, dengan kriteria eksklusi adalah mahasiswi Fakultas Farmasi. Dari data hasil penelitian, didapatkan
bahwa sebanyak 115 responden (87,8%) memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 16 responden (12,2%)
memiliki pengetahuan kurang baik tentang injeksi vitamin C untuk kecantikan dan penggunaannya yang benar.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa mahasiswi yang tidak mengetahui tentang injeksi vitamin C dan
cara penggunaannya yang benar. Oleh karena itu, perlu diadakan penyuluhan mengenai injeksi vitamin C dan
penggunaannya yang benar untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswi Kampus B Universitas Airlangga
Surabaya.
ABSTRACT
Vitamin C has known to have many benefits for body due to its antioxidant properties. Especially for the skin,
vitamin C has a beneficial effect, including skin whitening, anti-aging and anti-wrinkle. Because of its benefits,
many producers produce beauty product with vitamin C content, such as vitamin C injection.Vitamin C injection
is known has some dangerous risks if its use is incorrect.Therefore, this study is conducted to determine the level
of knowledge about vitamin C injection for beauty and its correct use among adolescents, especially female
students. In this study a cross-sectional survey was conducted with a questionnaire instrument. Data collection
was done by accidental sampling technique for 131 female students of Campus B, Universitas Airlangga,
Surabaya,with exclusion criteria are female students of the Faculty of Pharmacy. From the research data, it was
found that 115 respondents (87.8%) had good knowledge and as many as 16 respondents (12.2%) had poor
knowledge about vitamin C injection for beauty and its correct use. It can be concluded that there are some
female students who do not know about injecting vitamin C and how to use it correctly. Therefore, counseling is
needed on vitamin C injection for beauty and its correct use to increase knowledge of female student of Campus
B, Universitas Airlangga, Surabaya.
7mmHg jika dosis yang digunakan lebih dari 30 Pengambilan data dilakukan di Universitas
gram sedangkan pada pasien pre-hipertensi dengan Airlangga Kampus B pada fakultas: Psikologi, Ilmu
tekanan darah≥ 130/85 mmHg dapat menurunkan Sosial dan Politik, Ekonomi dan Bisnis, Hukum,
tekanan darah 8-9mmHg (Ried, et. al., 2016). Ada Ilmu Budaya dan Vokasi. Sampel dalam penelitian
beberapa laporan tentang efek samping selain diare ini berjumlah 131 mahasiswi kampus B Universitas
osmosis sedang terkait suplementasi vitamin C. Airlangga Surabaya non-kesehatan yang berkisar
Asupan vitamin C lebih dari 2000 mg sehari dapat antara umur 16-25 tahun. Kriteria eksklusi pada
dikaitkan dengan gangguan gastrointestinal dan penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Farmasi.
ruam kulit (Kucharski and Julec, 2009). Beberapa Sampel dalam penelitian ini didapat melalui teknik
studi kasus melaporkan asupan vitamin C tinggi sampling non random sampling, accidental.
yang tidak biasa, terutama pada orang yang Metode pengumpulan data pada penelitian ini
menerima vitamin secara intravena atau pada menggunakan kuesioner. Kuesioner yang
pasien yang mengalami gagal ginjal, menyebabkan digunakan pada penelitian ini berisi 16 pernyataan
perkembangan batu ginjal oksalat (Hatchock, terkait pengetahuan tentang injeksi vitamin untuk
1997). kecantikan dan penggunaannya yang benar (lihat
Banyak resiko yang mungkin terjadi karena Tabel 1). Dalam penelitian ini, instrumen penelitian
penggunaan injeksi vitamin C melebihi batas aman. yang digunakan berupa lembar penjelasan sebelum
Yang perlu dikhawatirkan akan meningkatnya persetujuan, lembar persetujuan kemudian jadi
jumlah pengguna injeksi vitamin C dengan responden, lembar identitas responden dan lembar
berbagai macam resiko berbahaya. Hal tersebut pernyataan kuesioner.
didukung oleh pengetahuan yang minim tentang Kuesioner berisi 15 pernyataan closed-question
injeksi vitamin C dan penggunaannya. Sampai saat terkait pengetahuan tentang injeksi vitamin C untuk
ini, pengetahuan tentang injeksi vitamin C dan kecantikan dan penggunaannya yang benar. Tiap
penggunaannya belum pernah dilakukan. Maka dari jawaban benar dari responden diberikan skor 1 dan
itu, dilakukan penelitian untuk mengedukasi dan setiap jawaban yang salah diberi skor 0.
memberikan pengetahuan tentang injeksi vitamin C Pengetahuan dinilai kurang baik apabila responden
dan penggunaannya yang benar. memperoleh nilai 0 ≤ 8, sedangkan pengetahuan
Dari gambaran ini maka perlu dilakukan dinilai baik apabila responden memperoleh nilai 8 ≤
penelitian untuk mengetahui bagaimana 15.
pengetahuan remaja terkait injeksi vitamin C dan Analisis data dilakukan secara deskriptif, yaitu
penggunannya yang benar di kalangan mahasiswi mengelompokkan jawaban yang benar pada setiap
Universitas Airlangga Kampus B dengan variabel indikator yang akan diteliti. Kemudian,
mahasiswi Fakultas Farmasi sebagai criteria data tersebut ditabulasikan dalam bentuk tabel
eksklusi.. Tujuan dari penelitian kali ini adalah menggunakan Microsoft Office Excel yang
untuk mengetahui pengetahuan tentang Injeksi kemudian diolah untuk mendapatkan presentase
Vitamin C untuk kecantikan dan untuk mengetahui dalam bentuk diagrampie chart atau diagram bar
pengetahuan penggunaan Injeksi Vitamin C yang sebagai kesimpulan survei yang dilakukan. Hasil
benar di kalangan Mahasiswa Kampus B yang diperoleh untuk mengetahui variabel apa saja
Universitas Airlangga Surabaya. yang kurang dalam penelitian ini dan untuk
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian menekankan pada saat promosi kesehatan.
ini antara lain mampu menambah pengetahuan Analisis data dilakukan secara deskriptif, yaitu
mahasiswi Kampus B Universitas Airlangga mengelompokkan jawaban yang benar pada setiap
tentang injeksi vitamin C untuk kecantikan dan cara variabel indikator yang akan diteliti. Kemudian,
penggunaan Injeksi Vitamin C yang benar. data tersebut ditabulasikan dalam bentuk tabel
menggunakan Microsoft Office Excel yang
METODE PENELITIAN kemudian diolah untuk mendapatkan presentase
dalam bentuk diagrampie chart atau diagram bar
Penelitian ini termasuk penelitian sebagai kesimpulan survei yang dilakukan. Hasil
observasional dengan pendekatan cross- sectional yang diperoleh untuk mengetahui variabel apa saja
serta metode survei. Pendekatan ini digunakan yang kurang dalam penelitian ini dan untuk
untuk melihat hubungan antara variabel satu dengan menekankan pada saat promosi kesehatan.
variabel lainnya. Digunakan metode observasi
karena lebih mudah dilaksanakan, tidak
membutuhkan jangka waktu yang lama, dan dapat
memberikan gambaran pengetahuan mahasiswi
Kampus B Universitas Airlangga terkait
penggunaan injeksi vitamin C untuk kecantikan
50
40
30
20
10
0
Gambar 1.Persentase jawaban salah dan benar
masing-masing pernyataan pada mahasiswi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.
120
120
100
100
80 80
% jawaban
% jawaban
60 60
40 40
20 20
0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nomor Soal
Nomor Soal
60
% jawaban
60
40
40
20
20
0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nomor Soal Nomor Soal
120
Tabel 2. Skor Pengetahuan Mahasiswi Kampus B
100 Universitas Airlangga terhadap Injeksi
Vitamin C untuk Kecantikan dan
80 Penggunaan yang Benar
Skor Jawaban
% jawaban
60 n (%)
Benar
4 (3.1%)
40
48 (36.6%)
20
79 (60.3%)
N total 131 (100%)
0 mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nomor Soal
Keterangan :
n = jumlah
orang N =
jumlah total
Poin = +1 jika jawaban benar
Poin = 0 jika jawaban salah
Batas skoring :
≤ 8 artinya pengetahuan responden kurang baik
>8 artinya pengetahuan responden baik
Kembuan MV, Wangko S, Tanudjaja GN. 2012. World Health Organization. 2010. WHO best
Peran Vitamin C Terhadap Pigmentasi Kulit. practices for injections and related
Jurnal Biomedik, 4(3), pp. 13-17. procedures toolkit. Switzerland: WHO
Kucharski H, Julek Z. 2009. Handbook of Vitamin Document Production Services.
C Research: Daily Requirements, Dietary https://www.who.int/infection-
Sources and Adverse Effects. New York: prevention/publications/best-
Nova Biomedical Books practices_toolkit/en/
Ried K, Travica N, Sali A. 2016. The acute effect World Health Organization. 2017. On The Use Of
of high-dose intravenous vitamin C and Safety-Engineered Syringes For
other nutrients on blood pressure. Blood Intramuscular, Intradermal And
Pressure Monitoring, 21(3), pp. 160-167. Subcutaneous Injections In Health Care
Roy CM, Pinnel SR. 1996. Topical Vitamin C in Settings. Switzerland: WHO Document
Aging. Clinic in Dermatology, 14(2), Production Services.
pp.227-234. http://www.who.int/infection-
Rukmawati, Deni Ria dan Dzulkarain, Iskandar.20 prevention/countries/injections/en/
15. Konstruksi Kecantikan di Kalangan
Wanita Karier (Di Kecamatan Lamongan
Kabupaten Lamongan). Journal of
Sociology, 8(1), pp. 1-16.