Anda di halaman 1dari 73

KONTRAK BELAJAR PRAKTEK/PRAKTIKUM KLINIK

Tempat Praktek : Puskesmas Modung


Periode Praktek : 15 s/d 27 Mei 2023

Nama Mahasiswa : Siti Mufarrohah


NIM : 2215901126
Topik : Asuhan Pra Konsepsi Dan Perencanaan Kehamilan Sehat
Tujuan Strategi Sumber Hasil yang Diharapkan Waktu
Belajar
Tujuan Umum: setelah Untuk mencapai Selama pembelajaran klinik, saya Waktu yang
menjalankan praktikum tujuan akan menunjukkan kemampuan saya
klinik selama 2 minggu, pembelajaran klinik, Ditulis saya dalam mengelola klien dengan tetapkan
saya mampu maka saya akan: sumber bukti: untuk
melaksanakan asuhan 1. Mencari buku yang 1. Tersusunnya laporan mencapai
kebidanan pada pasangan sumber yang relevan pendahuluan tujuan
usia subur dengan relevan sesuai 2. Tersusunnya kontrak belajar adalah
menerapkan manajemen 2. Konsultasi dan dengan 3. Tersusunnya jurnal kegiatan sebagai
kebidanan. diskusi dengan silabus harian berikut:
dosen mata kuliah 4. Tercapainya beberapa target 1. Minggu
pembimbing keterampilan dan asuhan ke-1
Diuraikan rincian askeb dan kebidanan, dengan indikator: (Tanggal
dan jumlah targetnya pembimbing a. Dokumentasi pencapaian …. S.d.
lapangan asuhan pada jurnal kegiatan …..):
3. Berpartisipasi harian dan buku logbook melakuka
langsung dalam b. Tersusunnya dokumentasi n
mengasuh klien asuhan kebidanan …………
Tuhuan Khusus: c. Mendapat TTD pembimbing ….
melakukan asuhan pada dokumentasi 2. ….
kebidanan pada remaja pencapaian keterampilan dan
dan pra nikah dengan asuhan kebidanan, disertai Dst sampai
target: cap lahan hari terakhir
meliputi: d. Merakapitulasi pencapaian praktek
1. Asuhan ibu dengan target pada buku rekapitulasi
rencana pra konsepsi
dan perencanaan
kehamilan sehat
2. …..

Diuraikan semua target


keterampilan dan
jumlahnya sesuai dengan
yang tercantum pada
target mata kuliah

Bangkalan, 20 Mei 2023


Mahasiswa,

Siti Mufarrohah
NIM. 2215901126
DUKUMENTASI PENCAPAIAN STASE ASUHAN
KEBIDANAN PRA KONSEPSI
(LOGBOOK)
Program Studi : Profesi Bidan
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Pra Konsepsi
Kode Mata Kuliah : Bd. 702
Beban SKS : 2 SKS
Semester : I
Tempat Praktek : Puskesmas Modung
Waktu/ Periode :15 s/d 27 Mei 2023
Nama Peserta Didik : Siti Mufarrohah
NIM : 2215901126
Kelas : Alih Jenjang
Dosen Pembimbing Lahan : Dana Daniati ,S.Tr. Keb. M. Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2023
Proses Pencapaian
Tanda Tangan
Keterampilan
Pembimbing Pembimbing
No Kompetensi Hari/Tanggal Komentar
Bimbingan Mandiri Lahan /
Lapangan
Pelaksanaan Pembimbing Institusi
(B) (M)
(CI)
1. Menejelaskan tentang masalah 20-05-2023 M
yang di hadapi oleh pasangan
usia subur
2. Menjelaskan kepada ibu cara 20-05-2023 M
menghitung masa subur
3. Memberikan konseling tentang 20-05-2023 M
persiapan kehamilan yang
sehat
4. Menjelaskan frekuensi 20-05-2023 M
senggama yang baik
5. Menjelaskan nutrisi yang baik 20-05-2023 M
di komsumsi
6. Menganjurkan ibu untuk 20-05-2023 M
meminum tablet darah dan
kacang hijau untuk mengatasi
anemia
7. Memberikan motivasi 20-05-2023 M
8. Melakukan pencatatan dan 20-05-2023 M
pelaporan
STASE

ASUHAN KEBIDANAN PRA KONSEPSI

Nama Mahasiswa : Siti Mufarrohah


NIM : 2215901126
Ruang : KIA Puskesmas Modung
Tanggal Praktik : 15 – 28 Mei 2023
Pembimbing : Dana Daniati ,S.Tr. Keb. M. Kes
Berkas Yang Dikumpulkan : 1 askeb SOAP, Laporan Harian, Daftar Prefensi
Mahasiswa, Jurnal Refleksi Kritis.
Hari, Tanggal Penyerahan : 25 Mei 2023
Panerima : Dana Daniati ,S.Tr. Keb. M. Kes
LAPORAN KEGIATAN HARIAN

NAMA : Siti Mufarrohah

NIM : 2215901126

RUANGAN : KIA Puskesmas Modung

PKM/ RS : Puskesmas Modung

HARI/TGL : 15 s/d 27 Mei 2023


N PUKUL KEGIATAN TTD
O PEMBIMBING
1 08.00 Melakukan anamnesa pada klien
pasangan usia subur
2 08.30 Memeriksa tanda tanda vital pasien

3 09.00 Memberikan edukasi tentang


persiapan kehamilan sehat

4 10.00 Menjelaskan tentang cara menghitung


masa subur
6 10.10 Menjelaskan frekuensi senggama
yang baik

7 10.20 Menjelaskan nutrisi yang baik

8. 10.30 Menganjurkan ibu untuk meminum


tablet darah, kacang hijau, serta
makan jagung, ikan, tempe, kangkung
9 10.40 Memberikan motivasi

10 11.00 Melakukan pencatatan dan pelaporan


DAFTAR PRESENSI MAHASISWA

NAMA : Siti Mufarrohah

NIM : 2215901126

RUANGAN : KIA Puskesmas Modung

PKM/ RS : Puskesmas Modung


NO RUANGA HARI/TGL DATANG PULANG PARAF PARAF
N MHS CI
1. KIA Senin/15-05-2023 08.00 wib 13.00 wib

2. KIA Selasa/16-05-2023 08.00 wib 13.00 wib

3. KIA Rabu/ 17-05-2023 08.00 wib 13.00 wib

4. KIA Kamis/18-05-2023 08.00 wib 13.00 wib

5. KIA Jum’at/19-05-2023 07.30 wib 10.00 wib

6. KIA Sabtu/20-05-2023 08.00 wib 11.00 wib

7. KIA Senin/22-05-2023 08.00 wib 13.00 wib

8. KIA Selasa/23-05-2023 08.00 wib 13.00 wib

9. KIA Rabu/24-05-2023 08.00 wib 13.00 wib

10. KIA Kamis/25-05-2023 08.00 wib 13.00 wib

11. KIA Jum’at/26-05-2023

12. KIA Sabtu/27-05-2023


ASUHAN KEBIDANAN PADA PASANGAN USIA SUBUR
DENGAN RIWAYAT TUBERCULOSIS (TBC)
DI PUSKESMAS MODUNG

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Stase Asuhan Kebidanan Pra Konsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun oleh:
SITI MUFARROHAH
2215901126

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2023
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA PASANGAN USIA SUBUR


DENGAN TUBERCULOSIS (TBC)
DI PUSKESMAS MODUNG

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Stase Asuhan Kebidanan Pra Konsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun oleh:
SITI MUFARROHAH
2215901126

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2023
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA PASANGAN USIA SUBUR


DENGAN TUBERCULOSIS (TBC)
DI PUSKESMAS MODUNG

Disusun oleh:
Nama : SITI MUFARROHAH
NIM : 2215901126
Kelas : ALIH JENJANG

Tanggal Pemberian Asuhan 20 Mei 2023

Disetujui :

Kepala Ruangan
Tanggal : 20 Mei 2023
Di : Puskesmas Modung ( Sumiyati.A.Md.Keb )
NIP. 196711181988122001

Pembimbing Institusi
Tanggal : 20 Mei 2023 ( Dana Daniati , S.Tr., Keb., M.Keb )
Di : Puskesmas Modung NIDN.0726129501

Pembimbing Kasus
Tanggal : 20 Mei 2023 (Muizzatul Husna.S.Tr.Keb )
Di : Puskesmas Modung NIP. 199102032023212002
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya

yang dilimpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan

selama di Ruangan KIA Puskesmas Modung Kabupaten Bangkalan.

Penyusunan Asuhan Kebidanan ini merupakan tugas terstruktur di

Program Studi Profesi Bidan STIKES Ngudia Husada Madura untuk memenuhi

target yang telah ditetapkan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada

berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan Asuhan Kebidaman ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat

dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini. Untuk itu penyusun mengarapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi peningkatan

penyusunan Asuhsn Kebidanan selanjutnya.

Bangkalan, 20 Mei 2023

SITI MUFARROHAH
2215901126
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia, kasus baru tuberculosis hamper separuhnya adalah

wanita dan menyerang sebagian besar wanita pada usia produktif. Kira-kira

1-3% dari semua wanita hamil menderita tuberculosis. Pada kehamilan

terdapat perubahan-perubahan pada system hormonal, imunologis,

peredaran darah, system pernapasan, seperti terdesaknya diafragma keatas

sehingga paru-paru terdorong keatas oleh uterus yang gravid menyebabkan

volume residu pernafasan berkurang. Pemakaian oksigen dalam kehamilan

akan bertambah kira-kira 25% dibandingkan diluar kehamilan, apabila

penyakitnya berat atau prosesnya luas dapat menyebabkan hipoksia

sehingga hasil konsepsi juga ikut menderita. Dapat terjadi partus premature

atau kematian janin.

Tuberculosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil

mikrobakterium tuberculosis yang merupakan salah satu penyakit saluran

pernapasan bagian bawah karena sebagian besar basil tuberculosis masuk

kedalam jaringan paru melalui airbone infection dan selanjutnya mengalami

proses yang dikenal sebagai focus primer dari ghon, sedangkan batuk darah

(hemoptysis) adalah salah satu manifestasi yang diakibatkannya. Darah atau

dahak berdarah yang dibatukkan berasal dari saluran pernapasan bagian

bawah yaitu mulai dari glottis kea rah distal. Batuk darah akan berhenti

sendiri jika asal robekan pembuluh darah tidak luas, sehingga penutupan
luka dengan cepat terjadi. Biasanya penyakit TBC sering menyerang pada

usia rata-rata 15-35tahun, boleh dibilang usia masih produktif.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah di antaranya :

1.2.1. Bagaimanakah konsep dasar Asuhan dan Manajemen Kebidanan?

1.2.2. Bagaimanakah konsep perencanaan kehamilan yang sehat?

1.2.3.Apakah TBC itu?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan

kebidanan pada pasangan usia subur dengan riwayat tuberculosis (TBC)

dengan kebutuhan prakonsepsi sesuai dengan standart pelayanan kebidanan

serta mendokumentasikan hasil asuhan dalam bentuk Varney

1.3.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu :

a. Menjelaskan mengenai teori dan konsep dasar asuhan kebidanan pra

konsepsi dan perencanaan kehamilan sehat.

b. Mengintergrasikan teori dan manajemen asuhan kebidanan pra konsepsi

dan perencanaan kehamilan sehat serta mengimplementasikannya pada

kasus yang dihadapi.

c. Mengatahui tentang penyakit TBC.


1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penulisan ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan

keilmuan dimasa yang akan datang terutama pada pelayanan kebidanan.

1.4.2 Bagi Penulis

Penulisan yang dilakukan diharapkan dapat menambah pengetahuan

dan pemahaman mengenai pra konsepsi dan perencanaan kehamilan sehat.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Asuhan dan Manajemen Kebidanan

2.1.1 Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan

yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien.

2.1.2 Langkah- langkah asuhan kebidanan menurut Varney

1) Pengumpulan data dasar

Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan secara lengkap dan akurat

dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien secara

keseluruhan. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara:

a. Data subjektif /anamnesa

Nama : untuk membedakan pasien satu dengan yang lain.

Umur : untuk memastikan usia dan sebagai identitas.

Suku/bangsa : untuk mengetahui adat istiadat sehingga

mempermudah dalam melaksanakan

tindakankebidanan.

Agama : untuk memperoleh informasi tentang agama yang

dianut

Pendidikan : untuk memudahkan bidan memperoleh keterangan

atau dalam memberikan informasi mengenai suatu hal

dengan menggunakan cara yang sesuai dengan


pendidikan.

Pekerjaan : Untuk mengetahui apakah remaja terlalu lelah dalam

pekerjaan yang berhubungan dengan keseimbangan

tubuh.

b. Data objektif

1. KeadaanUmum : Bagaimana keadaan pasien dengan hipertensi,

obesitas dan gangguan menstruasi.

2. Tanda-tanda vital

Tekanan darah : Untuk mengetahui tekanan darah pasien

Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien.

Respirasi : Untuk mengetahui respirasi pasien.

Suhu : Untuk mengetahui suhu pasien .

3. Pemeriksaan fisik

Muka : untuk mengetahui adanya pembengkakan pada wajah.

Mata : untuk melihat sklera dan konjungtiva.

Leher : untuk mengetahui adanya pembengkakan kelenjar tiroid, limfe

dan vena jugularis.

Payudara: untuk mengetahui bentuk, ukuran, keadaan putting.

Abdomen: untuk mengetahui pembesaran abdomen abnormal.

Ekstremitas : untuk mengetahui reflek patella dan adanya varices.

c. Pemeriksaan penunjang laboratorium

Pemeriksaan ini dilakukan jika perlu atau jika ada terdapat kelainan

saat pemeriksaan.
2) Interpretasi data dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa

atau masalah dan kebutuhan klien, berdasarkan interpretasi yang benar

atas data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan

diidentifikasikan sehingga ditemukan masalah atau masalah yang

spefisik.Interpretasi data terdiri dari diagnosa kebidanan, diagnosa

masalah dan diagnosa kebutuhan. Interpretasi data pada prakonsepsi

dengan hipertensi, gangguan menstruasi dan obesitas adalah :

a. Diagnosa kebidanan

Merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik

kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.

Dasar diagnosa tersebut adalah data subjektif berupa pernyataan pasien

keluhannya. Hasil data objektif meliputi pemeriksaan umum, fisik, dan

ginekologi serta hasil pemeriksaan penunjang. Diagnosa kebidanan

ditulis dengan lengkap berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan

data penunjang

b. Masalah

Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang

ditemukan dari hasil pengkajian atau yang ditemukan dari hasil

pengkajian atau yang menyertai diagnosis. Masalah dapat muncul tapi

dapat pula tidak. Hal ini muncul berdasarkan sudut pandang klien dengan

keadaan yang dialami apakah menimbulkan masalah terhadap klien atau

tidak.
c. Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum

teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan

melakukan analisis data. Kebutuhan yang muncul setelah dilakukan

pengkajian. Ditemukan hal- hal yang membutuhkan asuhan, dalam hal ini

klien tidak menyadari.

3) Identifikasi diagnose dan masalah potensial

Diagnosa potensial ditegakkan berdasarkan diagnosa atau masalah yang

telah diidentifikasi. Bidan dituntut untuk tidak hanya merumuskan

masalah tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau

diagnosa potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini merupakan langkah

yang bersifat antisipasi yang rasional atau logis..

4) Identifikasi kebutuhan segera

Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera dilakukan

oleh bidan atau untuk konsultasi, kolaborasi serta melakukan rujukan

terhadap penyimpangan abnormal.

5) Intervensi

Merupakan pengembangan rencana asuhan yang menyeluruh dan

ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah

diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana harus mencakup setiap hal yang

berkaitan dengan semua aspek kesehatan dan disetujui oleh kedua belah

pihak (bidan dan klien).


6) Implementasi

Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan secara efisien

dan aman. Langkah ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau

anggota tim kesehatan lainnya. Selama melakukan tindakan intervensi,

bidan menganalisa dan memonitor keadaan kesehatanpasiennya.

7) Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang sudah

diberikan.Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif

sedangkan sebagian belum efektif. Proses evaluasi ini dilaksanakan untuk

menilai mengapa proses penatalaksanaan efektif / tidak efektif serta

melakukan penyesuaian pada rencana asuhan


tersebut.

Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP)

1) Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

melalui anamnesis sebagai langkah pertama.

2) Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil

laboratorium dan uji diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus

untuk mendukung asuhan sebagai langkah kedua.

3) Analisa

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data

subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi:

a) Diagnosis atau masalah


b) Antisipasi diagnosis / masalahpotensial

c) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi / kolaborasi

dan / atau rujukan sebagai langkah II, III,danIV

4) Penatalaksanaan

Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan

yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera,

tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi,

evaluasi/follow up dari rujukan.

2.2. Konsep Dasar Teori Pra Konsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat

2.2.1. Definisi Prakonsepsi

Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti

sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga

terjadi pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel

sperma dengan ovum atau pembuahan atau sebelum hamil. Periode

prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum

konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma

matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi.

2.2.2. Tujuan Prakonsepsi

Tujuan asuhan prakonsepsi adalah memastikan bahwa ibu dan

pasangannya berada dalam status kesehatan fisik dan emosional yang

optimal saat dimulainya kehamilan. Tujuan lainnya adalah memberikan

serangkaian pilihan yang mungkin tidak tersedia saat kehamilan

dikonfirmasikan kepada calon orang tua. Meskipun kehamilan bagi

beberapa pasangan mungkin tidak direncanakan, mayoritas pasangan yang


memang merencanakan kehamilan dapat memperoleh manfaat dari asuhan

prakonsepsi, baik bagi mereka yang hanya ingin memberikan yang terbaik

bagi bayinya maupun sebagai upaya mengurangi kondisi yang dapat

membahayakan kehamilan.

2.2.3. Manfaat Prakonsepsi

Manfaat adanya asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara

fisik dan emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui

asuhan prakonsepsi, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal- hal yang dapat

mendukung persiapan saat prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan dapat

mengetahui hal apa saja yang menghambat suksesnya proses konsepsi,

sehingga ibu dan pasangan dapat melakukan upaya yang maksimal agar

bayi dapat lahir dengan sehat.

Selain itu asuhan pra konsepsi juga bermanfaat untuk :

a. Identifikasi keadaan penyakit

b. Penilaian keadaan psikologis

c. Kesi ap si agaan keuangan dan tuj uan hi dup

d. Memberikan banyak informasi bagi perempuan dan pasangannya untuk

membantu membuat keputusan tentang persalinan yang akan

dihadapinya.

2.2.4. Langkah- langkah yang dilakukan dalam Pra Konsepsi

a. Melakukan medical chek up sebelum terjadi konsepsi, sehingga tenaga

kesehatan dapat menilai keadaan kesehatan perempuan dan

mengidentifikasi faktor resikonya.

b. Pemeriksan laboratorium rutin. Pemeriksaan laboratorium rutin artinya


bahwa pemeriksaan ini dilakukan pada setiap wanita yang akan hamil

antara lain : pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, titer virus

Rubella, hepatitis B, pap smear, clamidia, HIV dan GO.

c. Pemberian imunisasi Tetanus sebelum konsepsi

1) Pengertian Tetanus

Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh

neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani ditandai dengan

spasme otot yang periodik dan berat. Tetanus ini biasanya akut dan

menimbulkan paralitik spastik yang disebabkan tetanospasmin.

Tetanospamin merupakan neurotoksin yang diproduksi oleh

Clostridium tetani.

Tetanus disebut juga dengan "Seven day Disease ". Dan pada

tahun 1890, diketemukan toksin seperti strichnine, kemudian dikenal

dengan tetanospasmin, yang diisolasi dari tanah anaerob yang

mengandung bakteri. lmunisasi dengan mengaktivasi derivat tersebut

menghasilkan pencegahan dari tetanus. ( Nicalaier 1884, Behring dan

Kitasato 1890 ). Spora Clostridium tetani biasanya masuk kedalam

tubuh melalui luka pada kulit oleh karena terpotong , tertusuk ataupun

luka bakar serta pada infeksi tali pusat (Tetanus Neonatorum ).

2) Jenis dan vaksinasi TT

Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun

kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati,

2005). Vaksin Tetanus yaitu vaksin kuman tetanus yang telah

dilemahkan dan kemudian dimurnikan (Setiawan, 2006). Vaksinasi


yang digunakan untuk imunisasi aktif kemasan tunggal vaksin tetanus

texoid (TT) kombinasi defteri (DI) kombinasi defteri tetanus pertusis

(DPT) vaksin yang digunakan untuk imunisasi aktif ATS (Anti

Tetanus Serum) dapat digunakan untuk pencegahan maupun

pengobatan penyakit tetanus.

3) Tujuan Imunisasi Tetanus Toksoid

Tujuan diberikan imunisasi tetanus toksoid antara lain : untuk

melindungi bayi baru lahir tetanus Neonaturum, melindung ibu

terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka, pencegahan penyakit

pada ibu hamil dan bayi kebal terhadap kuman tetanus, serta untuk

mengeliminasi penyakit Tetanus pada bayi baru lahir.

Tetanus toxoid (T) akan merangsang pembentukan antibodi

spesifik yang mempunyai peranan penting dalam perlindungan

terhadap tetanus. Ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT dalam

tubuhnya akan membentuk antibodi tetanus. Seperti difteri, antibodi

tetanus termasuk dalam golongan imuno globulin G (IgG) yang

mudah melewati plasenta, masuk dan menyebar melalui aliran darah

janin ke seluruh tubuh janin, yang akan mencegah terjadinya tetanus

neonatorum (Saifuddin, 2006).

4) Jadwal pemberian imunisasi TT CPW

Dimasa mendatang diharapkan setiap perempuan telah

menghadapi imunisasi tetanus 5 kali, sehingga daya perlindungan

terhadap tetanus seumur hidup, dengan demikian bayi yang dikandung

kelak akan terlindung dari penyakit tetanus neonatorum. Bentuk


vaksin TT cair agak putih keruh dalam vial dosis 0,5 ml/ dalam di

olutus maxi atau lengan.

% Lama
Dosis Saat Pemberian
Perlindungan Perlindungan
TT I Pada saat 0% 1tahun
kunjungan pertama
atau sedini
mungkin pada
kehamilan
TT II Minimal 4 minggu 80 % 3 tahun
setelah TT I
TT III Minimal 6 bulan 95 % 5 tahun
setelah TT II atau
selama kehamilan
berikutnya
TT IV Minimal setahun 99 % 10 tahun
setelah TT III
kehamilan berikutnya

TT V Minimal setahun 99% 25 tahun/ selama


setelah TT seumur hidup
kehamilan berikutnya

Jarak waktu yang panjang antara pemberian imunisasi TT dengan saat

kelahiran bayi dapat mempertinggi respon imunologik dan diperoleh cukup waktu

agar antibodi di dalam tubuh ibu berpindah ke tubuh bayi ( Saifuddin, 2006 ).

Dengan mengetahui status imunisasi TT bagi wanita usia subur diharapkan dapat

membantu program imunisasi dalam penurunan kasus penyakit tetanus khususnya

bagi bayi yang baru lahir.

5) Efek Samping Imunisasi TT

Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri,

kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan. Hal inni akan

berlangsung sekitar 1-2 hari dan akan sembuh tanpa dilakukan


pengobatan. TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman

untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil

mendapatkan imunisasi TT (Saifuddin ,2006).

Imunisasi TT memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit

tetanus ATS (Anti Tetanus Serum). vaksinasi TT juga salah satu

syarat yang harus dipenuhi saat mengurus surat-surat menikah di

KUA (Kantor Urusan Agama). Imunisasi TT diberikan kepada

pasangan wanita dengan tujuan untuk melindungi bayi yang akan

dilahirkan dari penyakit Tetanus Neonetorum. Vaksin ini disuntikkan

pada otot paha atau lengan dengan dosis 0,5mL. Efek samping pada

imunisasi TT adalah reaksi lokal pada tempat penyuntikan, yaitu

berupa kemerahan, pembengkakan, dan rasa nyeri (Gunawan Rahman

2006) Banyak anggapan bahwa imunisasi TT bisa membuat seseorang

menjadi mandul dan ada juga orang-orang yang beranggapan bahwa

imunisasi TT merupakan alat kontrasepsi atau KB, akan tetapi

anggapan-anggapan itu adalah tidak benar. Pemerintah bermaksud

mencanangkan gerakan imunisasi TT untuk melindungi bayi baru

lahir dari risiko terkena Tetanus

Neonatorum. Tetanus neonatorum merupakan salah satu

penyebab kematian neonatal di Indonesia, sekitar 40 persen kematian

bayi terjadi pada masa neonatal. Salah satu strategi Kemenkes RI

untuk mencapai eliminasi tetanus neonatorum adalah dengan

melakukan imunisasi tetanus toxoid (TT) pada ibu hamil.

d. Usahakan BB ideal karena underweight dan overweight merupakan


penyebab banyak masalah dalam kehamilan.

e. Identifikasi riwayat kesehatan keluarga ( kesulitan dalam kehamilan,

persalinan, nifas maupun kecacatan )

f. Anjurkan untuk melakukan gaya hidup sehat sebelum terjadinya

konsepsi ( olah raga, hindari minum alcohol, merokok atau

penggunaan obat-obat terlarang/ hentikan bila ibu sudah terbiasa )

g. Identifikasi masalah kesehatan ( DM, epilepsy,hipertensi dll ), berikan

penanganan dan observasi sebelum terjadi konsepsi.

h. Diet makanan bergizi seimbang. Jangan makan makanan setengah

matang, dan yang mengandung kotoran kucing karena dapat

menyebabkan toxoplasmosis yang dapat mempengaruhi tumbuh

kembang janin.

i. Membersihkan lingkungan dari bahan kimia.

2.2.5. Pemeriksaan Kesehatan Prakonsepsi

Persiapan Medis merupakan salah satu dari rangkaian persiapan yang

perlu dilakukan, hal ini sangat disarankan oleh kalangan medis serta para

penganjur dan konsultan prakonsepsi.

Karena Sebagian besar masyarakat umumnya tidak sepenuhnya

mengetahui status kesehatannya secara detail, apalagi bagi yang tidak

melaksanakan general check up rutin tahunan. Seseorang yang terlihat sehat

bisa saja sebenarnya adalah silent carrier/pembawa dari beberapa penyakit

infeksi dan hereditas dan saat hamil dapat mempengaruhi janin atau bayi

yang dilahirkannya nanti (Purba, 2014)

Pemeriksaan kesehatan prakonsepsi adalah sekumpulan pemeriksaan


untuk memastikan status kesehatan pasangan, terutama untuk mendeteksi

adanya penyakit menular, menahun, atau diturunkan yang dapat

mempengaruhi kesuburan pasangan maupun kesehatan janin. Dengan

melakukan pemeriksaan kesehatan prakonsepsi berarti kita dan pasangan

dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap masalah kesehatan terkait

kesuburan dan penyakit yang diturunkan secara genetik (Prodia, 2014).

a. Jenis Pemeriksaan Kesehatan Prakonsepsi

Pemeriksaan kesehatan prakonsepsi jenisnya bermacam-macam.

Pemeriksaan disesuaikan dengan gejala tertentu yang dialami pasangan

secara jujur berani dan objektif. Pemeriksaan tersebut antara lain:

1. Pemeriksaan hematologi rutin (darah) dan analisa hemoglobin

Pengecekan darah diperlukan khususnya untuk memastikan

calon ibu tidak mengalami talasemia, infeksi pada darah dan

sebagainya. Dalam pengalaman medis, kadangkala ditemukan gejala

anti phospholipid syndrome (APS), yaitu suatu kelainan pada darah

yang bisa mengakibatkan sulitnya menjaga kehamilan atau

menyebabkan keguguran berulang. Jika ada kasus seperti itu, biasanya

para dokter akan melakukan tindakan tertentu sebagai langkah,

sehingga pada saat pasangan perempuan hamil dia dapat

mempertahankan bayinya.

Pasangan juga diminta untuk melakukan pemeriksaan darah

anticardiolipin antibody (ACA). Penyakit yang berkaitan dengan hal

itu bisa mengakibatkan aliran darah mengental sehingga darah si ibu

sulit mengirimkan makanan kepada janin yang berada di dalam


rahimnya. Selain itu jika salah satu pasangan memiliki catatan down

syndrome karena kromosom dalam keluarganya, maka perlu

dilakukan pemeriksaan lebih intensif lagi.

Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang

berfungsi sebagai media transportasi oksigen dari paru-paru ke seluruh

jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke

paruparu. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin

membuat darah berwarna merah. Dalam menentukan normal atau

tidaknya kadar hemoglobin seseorang, harus memperhatikan faktor

umur, walaupun hal ini berbedabeda di tiap laboratorium klinik, yaitu:

Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl, Umur 1minggu : 15-20 gram/dl,

Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl, Anak anak : 11-13 gram/dl, Lelaki

dewasa : 14-18 gram/dl, Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl, Lelaki

tua : 12.4-14, gram/dl, Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl Kadar

hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia.

Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah

perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan

kemoterapi dan penyakit sistemik (kanker, lupus, dan lain-lain).

Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang

yang tinggal di daerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa penyakit

seperti radang paru paru, tumor, preeklampsi, hemokonsentrasi, dan

lain-lain.

2. Pemeriksaan Rhesus Rh

Rhesus berfungsi sama dengan sidik jari yaitu sebagai penentu.


Setelah mengetahui golongan darah seseorang seperti A, B, AB, atau

O rhesusnya juga ditentukan untuk mempermudah identifikasi (+ atau

-). Rhesus adalah sebuah penggolongan atas ada atau tiadanya

substansi antigen-D pada darah. Rhesus positif berarti ditemukan

antigen-D dalam darah dan rhesus negatif berarti tidak ada antigen-D.

Umumnya, masyarakat Asia memiliki rhesus positif, sedangkan

masyarakat Eropa ber-rhesus negatif. Terkadang, suami istri tidak tahu

rhesus darah pasangannya, padahal perbedaan rhesus bisa

memengaruhi kualitas keturunan. Jika seorang perempuan rhesus

negatif menikah dengan laki-laki rhesus positif, janin bayi pertama

mereka memiliki kemungkinan ber-rhesus negatif atau positif. Jika

janin bayi memiliki rhesus negatif, tidak bermasalah. Tetapi, bila ber-

rhesus positif, masalah mungkin timbul pada kehamilan berikutnya.

Bila ternyata pada kehamilan kedua, janin yang dikandung ber-rhesus

positif, hal ini bisa membahayakan. Antibodi anti-rhesus ibu dapat

memasuki sel darah merah janin dan mengakibatkan kematian janin.

3. Pemeriksaan Gula Darah

Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mengatahui adanya penyakit

kencing manis (Diabetes Melitus) dan juga penyakit penyakit

metabolik tertentu. Ibu hamil yang menderita diabetes tidak terkontrol

dapat mengalami beberapa masalah seperti: janin yang tidak

sempurna/cacat, hipertensi, hydramnions (meningkatnya cairan

ketuban), meningkatkan resiko kelahiran prematur, serta macrosomia

(bayi menerima kadar glukosa yang tinggi dari Ibu saat kehamilan
sehingga janin tumbuh sangat besar).

4. Pemeriksaan HBsAG (Hepatitis B Surface Antigen)

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

infeksi virus hepatitis B, diagnosis hepatitis B, screening pravaksinasi

dan memantau clearence virus. Selain itu pemeriksaan ini juga

bermanfaat jika ditemukan salah satu pasangan menderita hepatitis B

maka dapat diambil langkah antisipasi dan pengobatan secepatnya.

5. Pemeriksaan VDLR (Venereal Disease Research Laboratory)

Pemeriksaan ini merupakan jenis pemeriksaan yang bertujuan

untuk mendeteksi kemungkinan ada atau tidaknya infeksi penyakit

herpes, klamidia, gonorea, hepatitis dan sifilis pada pasangan,

sehingga bisa dengan segera menentukan terapi yang lebih tepat jika

dinyatakan terjangkit penyakit tersebut. Selain itu pemeriksaan ini

juga berguna untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit yang bisa

mempengaruhi kesehatan ibu hamil maupun janinnya.

6. Pemeriksaan TORCH

Kasus yang paling banyak terjadi pada cal on ibu khususnya di

Indonesia dari hasil analisa data medis adalah terjangkitnya virus

toksoplasma. Virus ini biasanya disebabkan seringnya mengkonsumsi

daging yang kurang matang atau tersebar melalui kotoran atau bulu

binatang peliharaan. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan

toksoplasma, rubella, virus cytomegalo, dan herpes yaitu yang biasa

disingkat dengan istilah pemeriksaan TORCH. Kelompok penyakit ini

sering kali menyebabkan masalah pada ibu hamil (sering keguguran),


bahkan infertilitas (ketidaksuburan), atau cacat bawaan pada anak.

7. Pemeriksaan Urin

Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mendiagnosis dan memantau

kelainan ginjal atau saluran kemih selain itu bisa untuk mengetahui

adanya penyakit metabolik atau sistemik. Penyakit infeksi saluran

kemih saat kehamilan beresiko baik bagi Ibu dan bayi berupa

kelahiran prematur, berat janin yang rendah dan resiko kematian saat

persalinan.

8. Pemeriksaan Sperma

Pemeriksaan sperma dilakukan guna memastikan kesuburan

pasangan laki-laki. Pemeriksaan sperma dilakukan dalam tiga kategori

yaitu jumlah sperma, gerakan sperma, dan bentuk sperma. Sperma

yang baik menurut para ahli, jumlahnya harus lebih dari 20 juta setiap

cc-nya dengan gerakan lebih dari 50% dan memiliki bentuk normal

lebih dari 30%.29.

9. Pemeriksaan Infeksi Saluran Reproduksi atau Infeksi Menular Seksual

(ISR/IMS)

Pemeriksaan ini ditujukan untuk menghindari adanya penularan

penyakit yang ditimbulkan akibat hubungan seksual, seperti sifilis

(penyakit raja singa), gonore (gonorrhea, kencing nanah), Human

Immunodeficiency Virus (HIV, penyebab AIDS).

10. Pemeriksaan Gambaran Tepi Darah

Pemeriksaan ini bermanfaat untuk menunjukkan adanya proses

penghancuran darah (hemolitik) dan termasuk salah satu


pemeriksaan penyaring untuk penyakit kelainan darah.

11. Foto Thorax dan EKG

Pemeriksaan ini bermanfaat untuk melihat keadaan jantung dan

paru paru serta untuk mendeteksi adanya kelainan jantung (Rosiati,

2010)

b. Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan Kesehatan Prakonsepsi

Pemeriksaan kesehatan prakonsepi tidak hanya bermanfaat bagi

suami dan istri yang menjalani pemeriksaan tersebut, tapi juga

bermanfaat bagi keturunan mereka guna mencegah penyakit atau

kelainan yang mungkin timbul pada keturunan mereka nantinya.

Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada kedua pasangan karena

penyakit keturunan dapat diturunkan dari kedua belah pihak, baik dari

suami maupun istri. Meskipun secara fisik kelihatan baik dan bebas

dari penyakit, tetapi masih dimungkinkan salah satu pihak mempunyai

gen penyakit keturunan yang akan berpindah kepada anak-anaknya.

Janin bergantung pada kualitas sel sperma yang ada pada laki-laki dan

kualitas ovum (indung telur) yang ada pada perempuan tersebut.

Kemudian lahirlah anak yang mirip dengan kedua ibu bapaknya, baik

tubuh (fisik) maupun akalnya.34

Tujuan utama melakukan pemeriksaan kesehatan konsepsi

adalah untuk membangun keluarga sehat sejahtera dengan mengetahui

kemungkinan kondisi kesehatan anak yang akan dilahirkan termasuk

soal genetik, penyakit kronis, penyakit infeksi yang dapat

mempengaruhi kondisi kesehatan keturunan bukan karena kecurigaan


dan juga bukan untuk mengetahui keperawanan.

Manfaat tes kesehatan sebelum prakonsepsi antara lain:

1. Sebagai tindakan pencegahan yang sangat efektif untuk mengatasi

timbulnya penyakit keturunan dan penyakit berbahaya lain yang

berpotensi menular.

2. Sebagai tindakan pencegahan yang efektif untuk membendung

penyebaran penyakit-penyakit menular yang berbahaya di tengah

masyarakat. Hal ini juga akan berpengaruh positif bagi kehidupan

ekonomi dan sosial masyarakat.

3. Sebagai upaya untuk menjamin lahirnya keturunan yang sehat dan

berkualitas secara fisik dan mental. Sebab, dengan tes kesehatan ini

akan diketahui secara dini tentang berbagai penyakit keturunan

yang diderita oleh kedua pasangan.

4. Mengetahui tingkat kesuburan masing-masing pasangan.

5. Memastikan tidak adanya berbagai kekurangan fisik maupun

psikologis pada diri masing-masing pasangan yang dapat

menghambat tercapainya tujuan-tujuan mulia pernikahan.

6. Memastikan tidak adanya penyakit-penyakit berbahaya yang

mengancam keharmonisan dan keberlangsungan hidup pernikahan

terjadi.

7. Sebagai upaya untuk memberikan jaminan tidak adanya bahaya

yang mengancam kesehatan masing-masing pasangan yang akan

ditimbulkan oleh persentuhan atau hubungan seksual di antara

mereka. (Mia, 2008).


c. Kelainan Genetik Yang dapat dicegah dengan Pemeriksaan

Kesehatan Prakonsepsi

Selain itu juga sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit

terutama penyakit keturunan dan penyakit menular seksual (PMS),

seperti HIV/AIDS. Sebagian jenis penyakit keturunan antara lain:

(Fanjari, 2000)

1. Talasemia, yaitu sejenis anemia bersifat haemolyobik yang

menurun dan terdapat dalam satu lingkaran keluarga. Dalam penyakit

ini, sang ayah dan ibu bebas dari penyakit, tetapi semua anak-anak

terkena pembiakan yang cepat pada butir- butir darah merah. Hal ini

menyebabkan mereka kekurangan darah. Mereka membutuhkan donor

secara teratur sepanjang hidupnya. Jenis penyakit ini termasuk

berbahaya dan setiap saat membunuh penderita.


2. Hemofolia, yaitu penyakit darah dimana darah kurang mempunyai

daya beku, sehingga mudah terjadi pendarahan terus menerus. Luka

sedikit saja mungkin akan banyak menyebabkan pendarahan. Penyakit

keturunan ini akan berpindah melalui perempuan, akan tetapi

penyakitnya diderita oleh anak laki-laki dan bukan anak perempuan.

Satu bentuk penyakit yang sulit ditemukan obatnya.

3. RH Faktor, yaitu penyakit kekurangan darah. Penyakit keturunan

ini akan terjadi jika darah sang ibu yang negatif bertentangan dengan

darah sang suami yang positif. Jika anak lahir dengan selamat, maka

bayi itu akan menderita keracunan darah, dan sebagian dari anak-anak

tersebut perlu pencucian darah secara total sekurang-kurang sebulan


sekali.

2.3. Konsep Dasar Gangguan Menstruasi

2.3.1. Pengertian Menstruasi

Menstruasi merupakan perdarahan secara periodik dan siklik dari

uterus yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Wiknjosastro,

2005).

Sementara menurut Prawirohardjo (2011:161) pendarahan haid

merupakan hasil interaksi kompleks yang melibatkan sistem hormon dengan

organ tubuh, yaitu hipotalamus, hipofise, ovarium, dan uterus serta faktor

lain di luar organ reproduksi

2.3.2. Siklus Menstruasi

Normal Panjang siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya

menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Hari mulainya

perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Umumnya, jarak siklus

menstruasi berkisar dari 15-45 hari dengan rata-rata 28 hari. Lamanya

berbeda-beda antara 2-8 hari, dengan rata-rata 4-6 hari (Price & Wilson,

2006:1281). Panjang daur menstruasi dapat bervariasi pada satu wanita

selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke

bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan

nutrisi wanita tersebut (Wiknj osastro, 2005). Darah menstruasi biasanya

tidak membeku. Jumlah kehilangan darah tiap siklus berkisar 60-80 ml.

Kira-kira tiga per empat darah ini hilang dalam dua hari pertama. Wanita

berusia.35 tahun (Benson, 2009).

Price & Wilson (2006:1281) membagi siklus menstruasi menjadi dua


yaitu siklus ovarium dan endometrium dimana kedua siklus tersebut saling

mempengaruhi.

• Siklus Ovarium

1) Fase Folikular

Siklus diawali hari pertama menstruasi, atau terlepasnya endometrium.

FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel primordial dalam

ovarium. Umumnya hanya satu terus berkembang dan menjadi folikel

deGraaf dan yang lainnya berdegenerasi. Folikel terdiri dari sebuah ovum

dan dua lapisan sel yang mengelilinginya. Lapisan dalam yaitu sel-sel

granulosa mensintesis progesteron yang disekresi ke dalam cairan

folikular selama paruh pertama siklus menstruasi, dan bekerja sebagai

prekusor dalam sintesis estrogen oleh lapisan sel teka interna yang

mengelilinginya.

Estrogen disintesis dalam sel-sel lutein pada teka interna. Jalur

biosintesis estrogen berlangsung dari progesteron dan pregnenolon

melalui 17-hidroksilasi turunan dari androstenedion, testosteron dan

estradiol. Kandungan enzim aromatisasi yang tinggi pada sel-sel ini

mempercepat perubahan androgen menjadi estrogen. Folikel, oosit

primer mulai menjalani proses pematangannya. Pada waktu yang sama,

folikel yang sedange strogen yang meningkat menyebabkan pelepasan

LHRH melalui mekanisme umpan balik positif.

2) Fase Luteal

LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang. Tepat sebelum ovulasi,

oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya. Kadar


estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH.

Kemudian kadar estrogen mulai menurun. Setelah oosit terlepas dari

folikel deGraaf, lapisan granulosa menjadi banyak mengandung

pembuluh darah dan sangat terluteinisasi, berubah menjadi korpus luteum

yang berwarna kuning pada ovarium. Korpus luteum terus mensekresi

sejumlah kecil estrogen dan progesteron yang semakin lama semakin

meningkat.

• Siklus Endometrium

3) Fase Proliferasi

Segera setelah menstruasi, endometrium dalam keadaan tipis dan dalam

stadium istirahat. Stadium ini berlangsung kira- kira selama 5 hari. Kadar

estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang

stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal, kelenjar-kelenjar

menjadi hipertropi dan berproliferasi, dan pembuluh darah menjadi

banyak sekali. Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang sama cepatnya.

Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk

tubulus. Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma eosinofilik

yang seragam dengan inti di tengah. Stroma cukup padat pada lapisan

basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar. Pembuluh darah akan

mulai berbentuk spiral dan lebih kecil. Lamanya fase proliferasi sangat

berbeda-beda pada setiap orang dan berakhir pada saat terjadinya ovulasi.

4) Fase Sekresi

Setelah ovulasi, dibawah pengaruh progesteron yang meningkat dan terus

diproduksinya estrogen oleh korpus luteum, endometrium menebal dan


menjadi seperti beludru. Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-

kelok, dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat, sehingga memberikan

seperti gambaran “gigi gergaji”. Inti sel bergerak ke bawah, dan

permukaan epitel tampak kusut. Stroma menjadi edematosa. Terjadi pula

infiltrasi leukosit yang banyak dan pembuluh darah menjadi makin

berbentuk spiral dan melebar. Lamanya fase sekresi pada setiap

perempuan 14±2 hari.

5) Fase Menstruasi Korpus luteum

berlangsung sampai kira-kira hari ke-23 atau 24 pada siklus 28 hari dan

kemudian mulai beregresi. Akibatnya terjadi penurunan progesteron dan

estrogen yang tajam sehingga menghilangkan perangsangan pada

endometrium. Perubahan iskemik terjadi.

2.3.3 Gangguan Menstruasi dan Siklus Menstruasi

Terjadinya menstruasi merupakan perpaduan antara kesehatan alat genetalia

dan rangsangan hormonal yang kompleks yang berasal dari mata rantai

aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Oleh karena itu gangguan menstruasi

dan siklus menstruasi dapat terjadi dari kelainan 2 faktor tersebut. Beberapa

bentuk kelainan menstruasi dan siklus menstruasi masa reproduksi aktif

sebagai berikut:

1. Kelainan tentang banyak dan lama perdarahan

a. Hipermenorhea (menorrhagia)

Jadwal siklus haid tetap, tetapi kelainan terletak pada jumlah

perdarahan lebih banyak dan dapat disertai gumpalan darah dan

lamanya perdarahan lebih dari 8 hari. Terjadinya hipermenorea


berkaitan dengan kelainan pada rahim, yaitu mioma uteri, polip

endometrium dan gangguan pelepasan endometrium.

b. Hipomenorea

Siklus menstruasi tetap, tetapi lama perdarahan memendek kurang

dari 3 hari. Hipomenorea dapat disebabkan kesuburan endometrium

kurang karena keadaan gizi penderita yang rendah, penyakit menahun,

dan gangguan hormonal.

2. Kelainan siklus menstruasi

a. Polimenorea

Terdapat siklus menstruasi yang memendek dari biasa yaitu kurang

dari 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relative tetap. Polimenorea

merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum

memendek, sehingga siklus menstruasi pun jadi lebih oendek.

b. Oligomenorea

Siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah

perdarahan tetap. Oligomenorhea disebabkan oleh gangguan

hormonal. Bila oligomenorhea berkelanjutan selama 3 bulan berturut-

turut disebut amenorea.

c. Amenorea

Amenorea dalah keadaan tidak datangnya menstruasi selama 3 bulan

berturut-turut. Terdapat 2 bentuk amenorea yaitu:

1) Amenorhea primer, bila tidak datang bulan sejak bayi sampai

mencapai umur 18 tahun atau lebih

2) Amenorea sekunder, pernah mendapatkan haid tetapi berhenti


berturut-turut selama 3 bulan.

Penyebab amenorea cukup banyak berkaitan dengan:

1) Keadaan fisologis

a) Sebelum menarche

b) Hamil dan laktasi

c) Menopause

2) Gangguan pada aksis-hipotalamus-hipofisis-ovarium

3) Kelainan kongenital

4) Gangguan system hormonal

Menstruasi merupakan hasil kerjasama kelenjar endokrin yang kompleks.

Karena itu bila terjadi gangguan system hormonal dapat terjadi

amenorea, misal karena obesitas.

3. Perdarahan diluar menstruasi (metrorargi)

4. Keadaan lain berkaitan dengan menstruasi

a. Ketegangan pra-haid

b. Mastodinia

c. Perdarahan ovulasi

d. Dismenorhea
2.4. Konsep Dasar TBC

2.4.1 Prevalensi

Prevalensi TBC dalam kehamilan di Indonesia tahun 2004 adalah

119/100.000 penduduk dan dalam kehamilan prevalensi tuberkolosis

bervariasi antara 0,37-1,6% (Sarwono, 2009)

2.4.2 Kuman Penyebab Tuberkulosis

Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman

dari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobakterium Tuberkulosis.

Terdapat beberapa spesies Mycobacterium antara lain: M. Tuberkulosis,

M.africanum, M. Bovis, M. Lepree dan sebagainya yang juga dikenal

sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Kelompok Mycobacterium selain

Mycobakterium Tuberkulosis yang bisa menimbulkan gangguan pada

saluran nafas dikenal dengan Mycobacterium Other Than Tuberkulosis

(MOTT) yang terkadang bisa menganggu penegakan dan pengobatan TB.

2.4.3 Patofisiologis

Penularan tuberkulosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau

dibersinkan keluar menjadi droplet dalam udara. Partikel ini dapat menetap

di udara selama 1-2 jam, tergantung ada atau tidaknya sinar ultraviolet,

ventilasi yang baik dan kelembapan. Dalam suasana gelap dan lembab

kuman dapat bertahan berhari-hari sampai berbulan- bulan. Bila partikel

infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka ini akan menempel pada jalan

nafas atau paru-paru. Kebanyakan partikel ini akan mati oleh makrofag yang

keluar dari cabang trakeo-brochial beserta gerakan silia dengan sekretnya.

Bila kuman menetap dalam jaringan paru, ia akan menetap dalam


sitoplasma makrofag. Dari sini ia akan terbawa ke organ tubuh lainnya.

Kuman yang bersarang di paru akan membentuk sarang primer atau efek

primer. Kemudian timbul peradangan saluran getah bening, menjadi

kompleks primer yang selanjutnya dapat timbulmenjadi : sembuh tampa

cacat, 120 sembuh dengan sedikit cacat atau bekas berupa garis-garis

fibrotik, klasifikasi hilus, berkompilasi dan menyebar secara

perkontinuitatum, bronkogen, limfogen dan hematogen.

2.4.4 Cara Penularan Tuberkulosis menurut Kemenkes RI, 2014

a. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif melalui percik renik

dahak yang dikeluarkannya. Namun, bukan berarti bahwa pasien TB

dengan hasil pemeriksaan BTA negatif tidak mengandung kuman dalam

dahaknya. Hal tersebut bisa saja terjadi oleh karena jumlah kuman yang

terkandung dalam contoh uji ≤ dari 5.000 kuman/cc dahak sehingga sulit

dideteksi melalui pemeriksaan mikroskopis langsung.

b. Pasien TB dengan BTA negatif juga masih memiliki kemungkinan

menularkan penyakit TB. Tingkat penularan pasien TB BTA positif

adalah 65%, pasien TB BTA negatif dengan hasil kultur positif adalah

26% sedangkan pasien TB dengan hasil kultur negatif dan foto Toraks

positif adalah 17 %.

c. Infeksi akan terjadi apabila orang lain menghirup udara yang

mengandung percik renik dahak yang infeksius tersebut.

d. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara

dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei/percik renik) Sekali batuk

dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.


2.4.5 Tuberkulosis Berdasarkan Tipe Penderita

Tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Ada

beberapa tipe penderita yaitu :

a. Kasus baru

Kasus baru adalah penderita yang belum pernah mendapat pengobatan

dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30

dosis harian)

b. Kasus kambuh (relaps)

Kasus Kambuh dalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah

mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau

pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil

pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan positif. Bila hanya

menunjukkan perubahan pada gambaran radiologik sehingga dicurigai

lesi aktif kembali, harus dipikirkan beberapa kemungkinan :

1)Infeksi sekunder

2)Infeksi jamur

3) TB paru kambuh

a. Kasus pindahan (Transfer In)

Kasus pindahan adalah penderita yang sedang mendapatkan pengobatan

di suatu kabupaten dan kemudian pindah berobat ke kabupaten lain.

Penderita pindahan tersebut harus membawa surat rujukan/pindah

b. Kasus lalai berobat

Kasus lalai berobat adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1

bulan, dan berhenti 2 minggu atau lebih, kemudian datang kembali


berobat. Umumnya penderita tersebut kembali dengan hasil pemeriksaan

dahak BTA positif.

c. Kasus Gagal

1) Penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi

positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan)

2) Penderita dengan hasil BTA negatif gambaran radiologik positif

menjadi BTA positif pada akhir bulan ke-2 pengobatan dan atau

gambaran radiologic ulang hasilnya perburukan.

d. Kasus Kronik

Kasus KrOnik adalah penderita dengan hasil pemeriksaan dahak BTA

masih positif setelah selesai pengobatan ulang kategori 2 dengan

pengawasan yang baik

e. Kasus Bekas Tuberkulosis

1) Hasil pemeriksaan dahak mikroskopik (biakan jika ada fasilitas)

negatif dan gambaran radiologik paru menunjukkan lesi TB inaktif,

terlebih gambaran radiologik serial menunjukkan gambaran yang

menetap.

2) Riwayat pengobatan OAT yang adekuat akan lebih mendukung Pada

kasus dengan gambaran radiologik meragukan lesi TB aktif, namun

setelah mendapat pengobatan OAT selama 2 bulan ternyata tidak ada

perubahan gambaran radiologik.

2.4.6 Penanganan

Sebelum kehamilan perlu diberi konseling mengenai pengaruh kehamilan,

TBC dan pengobatan TBC dengan izoniazid, rifampisin, etambutol dan


pirazinamid tidak merupakan kontraindikasi dalam kehamilan. Pengobatan

TBC dalam kehamilan menurut rekomendasi WHO adalah dengan

pemberian 4 regimen kombinasi isoniazid, rifampisin, etambutol dan

pirazinamid selama 6 bulan. Cara pengobatan sama dengan tidak hamil.

Saat persalinan munkin diperlukan pemberian oksigen yang adekuat dan

cara persalinan sesuai dengan indikasi obstetrik. Pemakaian masker dan

ruangan isolasi diperlukan untuk mencegah penularan. Pemberian ASI tidak

merupakan kontraindikasi meskipun ibu mendapatkan anti TBC. Perlu

dilakukan vaksinasi BCG setelah profilaksis dengan isoniazid 10mg/kg/hari

pada bayi dari ibu tuberkulosis.


BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA PASANGAN USIA SUBUR

DENGAN RIWAYAT TUBERKULOSIS

PENGKAJIAN:

Tanggal : 20 Mei 2023

Jam : 09.00 WIB

IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien Penanggung Jawab

Status : Suami /
1. Nama : Ny.S 1. Nama : Tn. M
2. Umur : 21 Tahun 2. Umur : 27 Tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SD 4. Pendidikan : SMP
5. Pekerjaan : wiraswasta 5. Pekerjaan : wiraswasta
6. Suku bangsa : Madura 6. Suku Bangsa : Madura
7. Alamat : Pakong 7. Alamat : Pakong

I. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama : Ibu ingin merencanakan kehamilan
2. Keluhan Tambahan : Ibu mengalami batuk 3 bulan lebih
3. Riwayat Perkawinan : 1 x menikah lama 5 tahun yang lalu
4. Riwayat Menstruasi :
Menarche : 12 tahun
Hpht : 28 Maret 2022
Teratur : tidak teratur
Siklus : 35 hari
Lama : 8 hari
Jumlah darah : 3-4 x ganti pembalut/hari
Nyeri : kadang-kadang
5. Riwayat Imunisasi : TT 3, terakhir kls 5 SD
6. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan:
No Jenis Mulai Pemakaian Kontrasepsi Berhenti / Ganti Cara Kontrasepsi
Kontrasepsi Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh Tempat Keluhan
1 Suntik 25/11/2019 Bidan PMB Ingin 01/02/2021 Bidan PMB Ingin
1bulan pasang program
KB hamil

7. Riwayat Kesehatan
a. Dahulu : tidak pernah memiliki riwayat penyakit hipertensi,
asma kencing manis
b. Sekarang : memiliki penyakit TBC lagi masa pengobatan 6
bulan.
c. Keluarga : tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular
seperti hepatitis,kusta, dan HIV/AIDS
Tidak pernah memiliki riwayat penyakit menurun seperti
hipertensi,asma,kencing manis, dan jantung
8. Kebutuhan Fisik
a. Nutrisi : makan 3x/hari dengan porsi nasi, sayur,lauk. Minum
6-8gelas /hari air putih
b. Eliminasi : bab 1x/hari ,konsistensi lembek. BAK 4-5x/hari
warna kuning jernih, bau khas, tidak ada nyeri
c. Istirahat (tidur) : tidur siang 1-2 jam/hari. Tidur malam 7-8 jam
d. Personal hygiene : mandi 2x/hari,gosok gigi 2x/hari,ganti
pakaian 2x/hari,keramas 2-3x/hari,ganti celana dalam 2-3x/hari
e. Pola sexual : berhubungan badan hampir tiap hari

9. Keadaan Psiko, Sosio dan Spiritual (kesiapan menghadapi kehamilan)


a. Tanggapan ibu dan keluarga terhadap proses kehamilan yang
direncanakan :
Ibu dan keluarga cemas karena khawatir takut keguguran lagi
b. Persiapan kehamilan yang telah dilakukan :
Ibu minum susu untuk persiapan hamil
c. Pengetahuan tentang proses kehamilan :
Ibu tahu proses kehamilan
II. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum: baik
Kesadaran : composmentis
b. Tanda – Tanda Vital
c. Tekanan Dara : 110/70 mmHg Suhu : 36,7º C
Respirasi : 20 x/menit Nadi 84 x/menit
d. Berat Badan : 46 kg
e. Tinggi badan : 152 cm
f. IMT : 20
2. Pemeriksaan Fisik (data terfokus)
a. Kepala : wajah tidak ada oedema,konjungtifa merah muda, sclera
putih,bibir tidak pucat
b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
c. Dada (payudara): simetris,tidak terdapat benjolan abnormal
d. Abdomen
1) Inspeksi : tidak ada benjolan abnormal
2) Palpasi : tidak ada benjolan abnormal dan tidak ada nyeri
tekan-
3) Auskultasi:-
4) Palpasi : -
e. Ekstrimitas : tidak ada oedema
f. Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan

Interpretasi Data Dasar


diagnosis kebidanan : Wanita usia 21 tahun pasangan usia subur
dengan TBC
Masalah : pernah dilakukan curetase waktu
keguguran
Kebutuhan : ingin secepatnya hamil lagi

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/ MASALAH POTENSIAL DAN


ANTISIPASI
-
IV. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA
-
V. RENCANA TINDAKAN

1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada klien

2. Berikan edukasi tentang persiapan kehamilan yang sehat

3. Berikan konseling tentang diet yang sehat guna mengatasi batuk

4. Anjurkan klien untuk meminum secara rutin obat yang sudah di dapat

dari puskesmas.

5. Anjurkan klien untuk menunda kehamilan sampai pengobatan tuntas.

Dan hasil lab negatif

6. Rencanakan jadwal kontrol ulang

VI. IMPLEMENTASI

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien bahwa kondisi klien saat

ini mengalami TBC dimana hal ini dapat mempengaruhi proses

persiapan kehamilan. ( Klien mengerti )

2. Memberikan edukasi tentang persiapan kehamilan yang sehat seperti

kondisi kesehatan harus cukup baik meliputi tidak penyakit penyerta

yang dapat menganggu kehamilan, berat badan diusahakan ideal,


suntik TT, pola hidup sehat, makan makanan gizi seimbang. Klien

mengerti

3. Memberikan konseling diet yang sehat guna mengatasi TBC seperti

makanan dan minuman beralkohol. Menghindari paparan asap rokok.

4. Menganjurkan klien untuk meminum secara rutin obat yang sudah di

dapat dari puskesmas.

5. Menganjurkan klien untuk menunda kehamilan sampai pengobatan

tuntas dan hasil lab negative ( Pasien mengerti )

6. Merencanakan jadwal kontrol ulang

VII. EVALUASI

Tanggal 20 Mei 2023 Jam 09.30 WIB

S : Klien memahami konseling yang telah diberikan petugas

O : Klien tampak puas


A : Ny “S” usia 21 tahun pasangan usia subur dengan TBC

P : Anjurkan Kontrol ulang bila siklus menstruasi belum normal

Modung , 20 Mei 2023


Praktikan

SITI MUFARROHAH
2215901126

Mengetahui
Pembimbing Prodi Pembimbing Klinik

( Dana Daniati , S.Tr., Keb., M.Keb ) (Muizzatul Husna.S.Tr.Keb )


NIDN.0726129501 NIP. 199102032023212002

BAB V

PEMBAHASAN

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang

logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien.


Prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel sperma dengan ovum

atau pembuahan atau sebelum hamil. Tujuan asuhan prakonsepsi adalah

memastikan bahwa ibu dan pasangannya berada dalam status kesehatan fisik dan

emosional yang optimal saat dimulainya kehamilan. Manfaat adanya asuhan

prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik dan emosional yang optimal saat

memasuki masa konsepsi. Melalui asuhan prakonsepsi, ibu dan pasangan dapat

mengetahui hal-hal yang dapat mendukung persiapan saat prakonsepsi. Selain itu,

ibu dan pasangan dapat mengetahui hal apa saja yang menghambat suksesnya

proses konsepsi, sehingga ibu dan pasangan dapat melakukan upaya yang

maksimal agar bayi dapat lahir dengan sehat. Langkah-langkah dalam prakonsepsi

adalah melakukan medical chek up sebelum terjadi konsepsi, pemeriksan

laboratorium rutin seperti pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, HbsAg,

HIV, pemberian imunisasi TT, usahakan BB ideal, identifikasi riwayat kesehatan

individu dan keluarga (DM, asma, jantung, hipertensi), pola hidup sehat, diet gizi

seimbang, kesehatan lingkungan.

Menstruasi merupakan perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus

yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Ada beberapa gangguan

menstruasi, salah satunya adalah amenorrhea yang disebabkan oleh gangguan

system hormonal, salah satunya akibat obesitas.

Pada asuhan kebidanan dalam kasus ini, klien mengalami TBC yang

mungkin berakibat pada gangguan siklus menstruasi. Gangguan menstruasi dapat

membuat klien mengalami kendala dalam proses terjadinya kehamilan, dan

hipertensi yang jika dibiarkan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dalam

menghadapi proses kehamilan maupun saat kehamilan dan persalinan nanti. Oleh
karena itu klien perlu diberikan konseling yang tepat guna memperbaiki kondisi

kesehatan ibu dan pasangan agar tercipta kondisi yang sehat dalam proses

kehamilan dan masa kehamilan serta persalinan berjalan sehat dan normal.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel sperma dengan

ovum atau pembuahan atau sebelum hamil. Tujuan asuhan prakonsepsi adalah

memastikan bahwa ibu dan pasangannya berada dalam status kesehatan fisik
dan emosional yang optimal saat dimulainya kehamilan. Manfaat adanya

asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik dan emosional yang

optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui asuhan prakonsepsi, ibu dan

pasangan dapat mengetahui hal-hal yang dapat mendukung persiapan saat

prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal apa saja yang

menghambat suksesnya proses konsepsi, sehingga ibu dan pasangan dapat

melakukan upaya yang maksimal agar bayi dapat lahir dengan sehat. Keadaan

yang dapat menjadi kendala dalam proses konsepsi salah satunya adalah

gangguan menstruasi dimana hal ini terjadi akibat gangguan hormonal, salah

satunya karena obesitas. Oleh karena itu perlu dilakukan konseling/ edukasi

dalam mengatasi obesitas seperti diet gizi seimbang, makan makanan rendah

lemak dan kalori, makan makanan tinggi serat dan vitamin mineral seperti

sayuran hijau dan buah-buahan.

Dalam sebuah penelitian, konsumsi teh daun kelor dapat membantu

mengatasi gangguan menstruasi karena daun kelor mengandung berbagai

macam kandungan gizi, dimana daun kelor dapat meningkatkan hemoglobin

dalam tubuh dan siklus menstruasi menjadi teratur.

Sedangkan TBC dapat memperberat kondisi kehamilan. Oleh karena

itu TBC harus diobati sebelum konsepsi, dapat dibantu dengan menghindari

paparan asap rokok sehingga TBC bisa cepat disembuhkan.

5.2. Saran

Bidan atau tenaga kesehatan lain sebaiknya saling membantu untuk

melakukan penyuluhan kepada pasangan usia subur maupun calon

pengantin sekitar, terkait masalah kesehataan yang sering dialami ,tidak


hanya berfokus pada pelayanan yang utama saja namun harus mencakup

kepentingan kesehatan pasangan usia subur catin, wanita serta lansia agar

upaya pemerintah dalam tema Promotif Preventif Kesehatan untuk

Membentuk Sumber Daya Manusia Unggul menuju Indonesia maju tahun

2045 terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Jones lewcilnya Derek, 1997. Kesehatan Wanita. Jakarta : Gaya favorit
Kartono kartini, 1992. Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Bandung :
CV Mandar Maju.
Prawiro, sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka
Kartono kartini, 1997. Konseling Pra Perkawinan. Bandung : CV Mandar Maju.
Kusmiran, Eni.2011. Kesehatan Reproduksi Remaja Wanita. Jakarta : Salemba
Medika
Suseno,Tutu A.dkk.2011. Kamus Kebidanan.Yogyakarta : Citra Pustaka
Holmes,Debbie.2012.Buku Ajar Ilmu Kebidanan.Jakarta : EGC
Aizid, Rizem.2012. Mengatasi Infertilitas (Kemandulan) Sejak Dini. Yogyakarta :
2012
Wulandari, Diah.2009. Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan.
Yogyakarta : Nuha Medika
Priyanto, Agus.2009. Komunikasi dan Konseling Aplikasi dalam Sarana
Pelayanan Kesehatan Untuk Perawat dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika
Widyastuti, Yani.2010. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya
Lubis, Namora Lumongga.2013. Psikologi Reproduksi Wanita & Perkembangan
Reproduksinya ditinjau dari Aspek Fisik dan Psikologi.Jakarta : Kencana
Prenada Media Group
Saifuddin,Abdul Bari.2009.Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial.Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Tresnawati, Frisca. 2013. Asuhan Kebidanan Panduan Lengkap Menjadi Bidan
Profesional.Jakarta : Prestasi Pelajar Publisher

Lampiran 9
LEMBAR BIMBINGAN

NAMA : SITI MUFARROHAH


NIM : 2215901126
RUANGAN : POLI KIA
PKM/ RS : PUSKESMAS MODUNG BANGKALAN

NO HARI/TANGGAL NAMA MASUKAN TTD


PEMBIMBING PEMBIMBING
REFLEKSI KRITIS
PEMBELAJARAN PRAKTIK KEBIDANAN KEHAMILAN
FISIOLOGIS

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Stase Asuhan Kebidanan kehamilan
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Disusun oleh:
SITI MUFARROHAH
2215901126

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2023

JURNAL REFLEKSI KRITIS

PEMBELAJARAN PRAKTIK KEBIDANAN KEHAMILAN


FISIOLOGIS

Nama Mahasiswa : Siti Mufarrohah


Tempat Praktek : Puskesmas Modung
Periode : 2023

Pembimbing Prodi : Dana Daniati , S.Tr., Keb., M.Keb

A. Harapan akan Proses Pembelajaran Klinik


Kenapa saya mempelajari materi ini ?

Agar supaya bisa meberikan pengetahuan lebih lanjut tentang penatalaksanaan


kehamilan fisiologis dengan keluhan fisiologis yang dialami oleh ibu hamil. Agar
supaya tercipta ibu dan bayi yang sehat. Selamat dalam menjalankan proses kehamilan
hingga persalinan nantinya.
Apa yang saya siapkan dalam mempelajari topik ini?
Beberapa referensi terkait tentang kehamilan fisiolgis dan gejala – gejala yang muncul
pada trimester 1, 2 dan 3 kehamilan.

Beberapa JURNAL terkait tentang kehamilan fisiologis dan penanganannya.


Apa yang saya harapkan dalam mempelajari topik ini ?

Berharap tercapainya kehamilan yang sehat.


Apa yang perlu saya perhatikan dalam mempelajari topik ini ?

Beberapa teori terkait tentang kehamilan fisiologis serta gejala-gejala kehamilan yang
bisa ditangani agar supaya tidak mengarah kepada kehamilan yang beresiko.
Bagaimana perencanaannya ?

Memberikan edukasi terkait kehamilan fisiologis dan gejala yang sering muncul pada
kehamilan.
B. Refleksi Kritis dari Materi yang Dipelajari

Sebutkan Learning outcome yang tertera pada panduan:

Lebih memehami tentang kehamilam fisiologis dan cara penanganan pada gejala
yang sering muncul pada masa kehamilan.

Bagi saya, satu hal yang paling penting dalam learning outcome tersebut adalah:

Paham tentang materi yang dijelaskan serta dapat mengimplementasikan terhadap


diri sendiri dan orang lain

Saya mengidentifikasi sumber informasi menarik dalam topik pembelajaran ini


adalah:

Istirahat cukup, mengurangi stress dan pola nutrisi nya dijaga.

Learning outcome yang paling saya butuhkan untuk terus saya kerjakan adalah :

Menambah ilmu baru tentang cara penanganan gejala emesis yang terjadi pada
kehamilan trimester 1

Saya akan mengembangkan pembelajaran saya di bidang ini melalui :

Melakukan penyuluhan dan konseling pada ibu hamil.


Selama pembelajaran klinik, masalah-masalah yang menghalangi proses
pembelajaran saya adalah:

Terkadang para ibu hamil menyepelekan untuk berkonsultasi pada ibu bidan karena
sudah menjalan kehamilan yang kedua, padahala setiap kehamilan berbeda-beda
keluhan.

Masalah-masalah yang saya temui selama proses pembelajaran klinik pada topik
ini adalah, dan Saya berencana untuk membahasnya melalui

Anggapan untuk memeriksakan secara rutin kehamilan ke ibu bidan di anggap


sepele sehingga mengacuhkan dan mengabaikan kesehatan ibu dan bayi yang
dikandung.

Rencana membahasnya melalui penyuluhan maupun konseling terhadap ibu hamil


baik itu primigravida dan multigravida, terutama untuk kaum bapak agar supaya
menjadi ayah siaga bagi si ibu dan calon bayi.

C. Refleksi Kritis pada Pembelajaran melalui Literatur dengan menggunakan


Lembar Kerja EBM (Evidence Based Medicine) Terapi
1. Apakah hasil penelitian valid?

Apakah pasien pada penelitian


dirandomisasi?
Apakah cara melakukan randomisasi
dirahasiakan?
Apakah follow-up kepada pasien cukup
panjang dan lengkap?
Apakah pasien dianalisis di dalam grup
di mana mereka dirandomisasi?
Apakah pasien, klinisi, dan peneliti blind
terhadap terapi?
Apakah grup pasien diperlakukan sama, Tidak, terdapat 2 kelompok dibagi
selain dari terapi yang diberikan? menjadi kelompok kontrol dan
eksperimen
Apakah karakteristik grup pasien sama
pada awal penelitian, selain dari terapi
yang diberikan?
2. Apakah hasil penelitian penting?

Seberapa penting hasil penelitian ini? Sangat penting


Seberapa tepat estimasi dari efek Sangat akurat mengurangi nyeri
terapi?

Ada efek Tidak ada efek


Terekspos A B
Tidak terekspos C D

Control event rate (CER) = c/ c+d


Experimental event rate (EER) = a/ a+b

Relative Risk Absolute Risk Number Needed to


Reduction (RRR) Reduction (ARR) Treat (NNT)
CER EER CER-EER/ CER CER-EER 1/ARR

95% CI

95% CI = +/- 1,96 √[CER x (1-CER)/ #pasien kontrol + EER x (1-EER)/ # pasien
eksperimen]
3. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable (dapat
diterapkan) dalam praktek sehari-hari?

Apakah hasilnya dapat diterapkan kepada pasien kita?

Apakah karakteristik pasien kita


sangat berbeda dibandingkan pasien
pada penelitian sehingga hasilnya
tidak dapat diterapkan?

Apakah hasilnya mungkin


dikerjakan di tempat kerja kita?

Apa kemungkinan benefit dan harm dari terapi tersebut?


Benefit :bisa untuk mengatasi nyeri yang dirasakan
Harm :

Metode I: f Risiko terhadap pasien kita, relatif


terhadap pasien pada penelitian

Diekspresikan dalam bentuk


desimal: _____

NNT/f = _____/_____ = _____

(NNT bagi pasien kita)

Metode II: 1/ (PEERxRRR) PEER (patient’s expected event


rate) adalah event rate dari pasien
kita bila mereka menerima kontrol
pada penelitian tersebut = _____
1/ (PEERxRRR) = 1/_____ = _____
(NNT bagi pasien kita)

Apakah value dan preferensi pasien dipenuhi dengan terapi ini?

Apakah kita dan pasien kita


mempunyai penilaian yang jelas
dan tepat akan value dan preferensi
pasien kita?

Apakah value dan preferensi pasien


kita dipenuhi dengan terapi yang
akan kita berikan?

f adalah faktor dorongan. f merupakan perkiraan berapa tinggi atau rendahnya


risiko kematian pasien kita dibandingkan pasien pada penelitian. Bila pasien kita
kemungkinan meninggalnya 2 kali lebih besar dibandingkan pasien pada
penelitian, maka besar f adalah 2. Bila pasien kita kemungkinan meninggalnya 2
kali lebih kecil dibandingkan pasien pada penelitian, maka besar f adalah 0,5.

D. Evaluasi Pembelajaran
Topik: kehamilan Tanggal: 20 Mei 2023
Jenis pemeriksaan, dan lingkup tindakan/asuhan :

Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, suhu,pernafasan, dan


nadi.Pemeriksaan Lab : Golda, HB, HIV, SIPHILIS, HBSAG. Melakukan inform
consent tentang keadaan pasien, memberikan He pada pasien
Informasi/ keterampilan yang baru bagi saya :

Melatih untuk berkomunikasi lebih sering kepada pasien


Bagaimana hal ini bisa berguna ?
Dengan banyaknya ilmu yang didapat pada masa praktik semakin menambah
pengetahuan dan komunikasi yang lebih baik lagi terhadap pasien
Sesi pembelajaran ini membuat saya berfikir tentang:

 Pentingnya menjaga nutrisi khususnya untuk kehamilan fisiologis

Kontribusi saya dalam pembelajaran ini adalah:

Mencari materi sebanyak mungkin tentang topik yang diangkat


Pertanyaan yang diajukan selama sesi diskusi?

Nutrisi yang dikonsumsi oleh klien


Tindak lanjut yang akan saya lakukan adalah:

Memberikan HE tentang masalahnya


DOKUMENTASI STASE 702

Anda mungkin juga menyukai