Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan.


Kebidanan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dalam menentukan
tindakannya didasari pada ilmu pengetahuan memiliki suatu ketrampilan yang jelas
dalam keahlianya. Sebagai profesi, kebidanan mempunyai otonomi kewenangan dan
tanggung jawab dalam tindakan serta adanya kode etik dalam bekerjanya yang
berorientasi pada pemberian asuhan kebidanan kepada individu, kelompok, atau
masyarakat.
Pembenahan dalam sistem asuhan kebidanan haruslah diiringi dengan manajemen
kebidanan yang baik dan sesuai. Manajemen kebidanan dilakukan dengan maksud
untuk mempermudah asuhan kebidanan. Asuhan kebidanan profesional yang dapat
dikembangkan saat ini salah satunya adalah Model Manajemen Pelayanan Asuhan
Kebidanan Profesional (MPAKP) merupakan suatu metode penugasan dimana satu
orang bidan bertanggung jawab penuh terhadap asuhan kebidanan pada klien mulai
dari klien masuk sampai dengan keluar klinik. Keuntungan dari MPAKP antara lain
asuhan kebidanan yang diberikan bermutu tinggi dan tercapainya pelayanan yang
efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi dan advokasi. Selain itu
pembagian tugas yang jelas dan dilakukan sesuai peran akan meringankan beban
kerja bidan. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan bagi klien, bidan dan tenaga
kesehatan lainnya sehingga tercapai suatu pelayanan yang berkualitas.
Berdasarkan hasil analisis situasi yang dilakukan di Klinik Bakti Insan Medika
didapatkan bahwa Manajemen Pelayanan Asuhan Kebidanan Profesional (MPAKP)
yang dilaksanakan adalah metode tim dengan kepala ruangan kebidanan seorang
Sarjana Sains Terapan Kebidanan. Pelayanan kebidanan yang profesional dapat
dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi bidan, terutama peran dan fungsi
mandiri bidan.

1
Keberhasilan suatu asuhan terhadap klien sangat ditentukan oleh pemilihan model
manajemen pelayanan kebidanan. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kebidanan yang profesional dan adanya tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka pemberian pelayanan
kebidanan harus efektif dan efisien. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui
model Manajemen Pelayanan Kebidanan tim. Metode ini menggunakan tim yang
terdiri dari kepala ruangan dan bidan asisten. Dengan menggunakan Model
Manajemen Pelayanan Kebidanan tim diharapkan seorang bidan dapat meningkatkan
kemampuan kepemimpinan, meningkatkan kemampuan komunikasi antar bidan
sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan terhadap anggota tim,
menjalin suatu hubungan kerjasama dan tanggung jawab antar bidan dan mampu
melaksanakan asuhan kebidanan terhadap klien dengan berkesinambungan.
Berdasarkan fenomena di atas, maka kami mencoba menerapkan Manajemen
Pelayanan Asuhan Kebidanan Profesional di Klinik Bakti Insan Medika . Model
manajemen pelayanan kebidanan diterapkan dengan melaksanakan penerimaan klien
baru, timbang terima, dokumentasi kebidanan, refleksi diskusi Kasus (RDK),
sentralisasi obat, perencanaan klien pulang, monitoring evaluasi dengan melibatkan
bidan asisten.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik Manajemen Pelayanan Asuhan Kebidanan
Profesional (MPAKP), mahasiswa memahami prinsip manajemen kebidanan
b. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik klinik Manajemen Pelayanan Asuhan
Kebidanan Profesional (MPAKP), mahasiswa mampu:
1. Menganalisis lingkungan ruang perawatan, menghitung kebutuhan tenaga
bidan di suatu ruangan perawatan.
2. Melaksanakan peran sesuai dengan model asuhan pelayanan kebidanan.
3. Melaksanakan penerimaan klien baru.

2
4. Melaksanakan timbang terima.
5. Melaksanakan penerapan sentralisasi obat.
6. Melaksanakan perencanaan klien pulang.
7. Melaksanakan refleksi diskusi kasus.
8. Melaksanakan monitoring evaluasi.
9. Mendokumentasikan asuhan kebidanan dengan menggunakan model
SOAP.
10. Menganalisis tingkat kepuasan klien pre dan post pelaksanaan asuhan
kebidanan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan seluruh ruangan Klinik Bakti
Insan Medika sehingga dapat memodifikasi metode pelayanan yang akan
dilaksanakan.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan MPAKP di Klinik
Bakti Insan Medika .
c. Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan MPAKP di Klinik
Bakti Insan Medika .
d. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SOAP dan
menyusun rencana strategi.
e. Mahasiswa dapat menerapkan MPAKP di Klinik Bakti Insan Medika .
1.3.2 Bagi
a. Diketahui masalah-masalah di Klinik Bakti Insan Medika yang berkaitan
dengan pelaksanaan MPAKP.
b. Dapat melaksanakan MPAKP dengan optimal.
c. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
d. Terbinanya hubungan baik antara bidan dengan bidan, bidan dengan tim
kesehatan lain, dan bidan dengan klien serta keluarga.
e. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri bidan.

3
1.3.3 Bagi Klien
a. Klien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang optimal dan memuaskan.
b. Tingkat kepuasan klien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.
1.3.4 Bagi Institusi Pendidikan
Memperoleh bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan ruangan
dengan pelaksanaan MPAKP.

1.4 Waktu, Tempat dan Peserta


Waktu : 10 Desember 2020 s.d 4 Januari 2021
Tempat : Klinik Bakti Insan Medika
Peserta : Mahasiswa Program Studi Profesi Kebidanan STIKES MITRA RIA
HUSADA

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Manajemen


Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Istilah manajemen memiliki berbagai pengertian. Secara universal
manajemen adalah penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran dan
kinerja yang tinggi dalam berbagai tipe organisasi profit maupun non profit.
Definisi manajemen yang dikemukakan oleh Daft (2003: 4) sebagai berikut:
“management is the attainment of organizational goals in an effective and efficient
manner through planning organizing leading and controlling organizational
resources”. Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa manajemen
merupakan pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien lewat
perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengawasan sumber daya organisasi.
Plunket, dkk., (2005: 5) mendefinisikan manajemen sebagai “one or more
managers individually and collectively setting and achieving goals by exercising
related functions (planning organizing staffing leading and controlling) and
coordinating various resources (information materials money and people)”. Pendapat
tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa manajemen merupakan satu atau lebih
manajer yang secara individu maupun bersama-sama menyusun dan mencapai tujuan
organisasi dengan melakukan fungsi-fungsi terkait (perencanaan pengorganisasian
penyusunan staf pengarahan dan pengawasan) dan mengkoordinasi berbagai sumber
daya (informasi material uang dan orang). Manajer sendiri menurut Plunket dkk.,
(2005: 5) merupakan “people who are allocate and oversee the use of resources”, jadi
merupakan orang yang mengatur dan mengawasi penggunaan sumber daya.
Lewis, dkk., (2004: 5) mendefinisikan manajemen sebagai “the process of
administering and coordinating resources effectively and efficiently in an effort to
achieve the goals of the organization.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai

5
arti bahwa manajemen merupakan proses mengelola dan mengkoordinasi sumber
daya-sumber daya secara efektif dan efisien sebagai usaha untuk mencapai tujuan
organisasi.
Menurut Mary Parker Follet yang dikutip oleh Handoko (2000: 8) manajemen
merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini
mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui
pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin
diperlukan.
2.2 Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali
diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal
abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang,
mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini,
kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
Fungsi pertama, perencanaan, adalah sebuah proses menyusun atau
mendeskripsikan hal-hal apa saja yang akan dikerjakan sesuai dengan sumber daya
yang dimiliki. Perencanaan harus disusun secara ter-struktur dan menyertakan
keseluruhan detail aktivitas organisasi, perkiraan, dan strategi untuk mencapai
target. Manajer akan melakukan evaluasi terhadap rencana yang telah disusun
sebelum akhirnya memutuskan apakah rencana tersebut dapat diterapkan atau
tidak. Perencanaan dapat dikatakan merupakan proses paling penting dalam
manajemen, sebab tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tidak akan dapat
dijalankan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Fungsi pengorganisasian dilakukan dengan membagi kegiatan atau rencana
yang masih abstrak menjadi lebih spesifik dan terperinci. Pengorganisasian akan

6
memudahkan manajer untuk melakukan pengawasan serta menentukan orang-
orang yang memiliki kapasitas untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas yang harus
dilaksanakan, siapa saja yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas
tersebut, bagaimana tugas tersebut akan diselesaikan, dan siapa saja yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas tersebut.
3. Pengarahan (Directing)
Pengarahan atau directing adalah fungsi manajemen yang meliputi tindakan
memengaruhi atau memberikan perintah kepada setiap anggota organisasi agar
dapat mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan dan implementasinya.
2.3 Tujuan Manajemen
Manajemen ada tentu ada tujuannya, tujuan paling utama untuk mencapai
target yang telah ditentukan. Lebih jelasnya berikut ini adalah tujuan-tujuan
diperlukannya manajemen yang baik:
1. Bisa menentukan strategi yang efektif serta efisien untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
2. Melakukan evaluasi kerja, dan mengkaji ulang akan situasi yang terjadi yang
bertujuan untuk melakukan penyesuaian strategi jika terjadi hal-hal yang di
luar strategi.
3. Mengatur dan menjaga kesehatan emosi (personal), keuangan, dan semua
sektor perusahaan supaya perusahaan bisa mencapai profit yang maksimal.
4. Mengevaluasi dan meninjau kembali kekuatan (strength), kelemahan
(weakness), peluang maupun ancaman yang ada, dan lain-lain.
2.4 Sarana Manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana
(tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang
ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6 M, yaitu men, money, materials,
machines, method, dan markets.

7
1. Man (Manusia)
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh
organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling
menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang
melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses
kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu,
manajemen timbul karena adanya orang-orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan.
2. Money (Uang)
Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya
hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan.
Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai
tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini
akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta
berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
3. Materials (Materi-materi)
Materials terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan
jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia
yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-
materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat
dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
4. Machine (Mesin)
Machine atau mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau
menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja.
5. Method (Metode)
Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya
pekerjaan manajer. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara

8
pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-
pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan
waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik,
sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak
mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan
demikian, peran utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
6. Market (Pasar)
Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan
(memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat
penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi
barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh
sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi
merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai
maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan
daya beli (kemampuan) konsumen.
2.5 Prinsip-prinsip Manajemen
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu
dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang
berubah. Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal
dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari:
1. Pembagian kerja (division of work).
2. Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility).
3. Disiplin (discipline).
4. Kesatuan perintah (unity of command).
5. Kesatuan pengarahan (unity of direction).
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
(subordination of individual interests to the general interests).
7. Pembayaran upah yang adil (renumeration).
8. Pemusatan (centralisation).

9
9. Hierarki (hierarchy).
10. Tata tertib (order).
11. Keadilan (equity).
12. Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of personnel).
13. Inisiatif (inisiative).
14. Semangat kesatuan (esprits de corps).
2.6 Jenis-jenis Manajemen
Berdasarkan bidang organisasinya, jenis-jenis manajemen dibagi menjadi
beberapa kategori. Berikut ini merupakan beberapa jenis manajemen serta
pengertian singkatnya.
1. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan memfokuskan berdasarkan fungsinya untuk
memastikan bahwa kegiatan bisnis sebuah perusahaan dapat tetap berjalan
sesuai target dengan biaya yang ekonomis. Tugas utama manajer keuangan di
antaranya adalah merencanakan asal pembiayaan operasional perusahaan,
serta bagaimana modal tersebut dialokasikan agar dapat memenuhi aktivitas
perusahaan.
2. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran menganalisis kebutuhan konsumen serta
menetapkan strategi yang cocok untuk diterapkan pada konsumen sasaran.
Kompetensi umum yang harus dimiliki staf manajemen pemasaran di
antaranya adalah manajemen merek, pemasaran melalui internet, serta
manajemen pembelian dan penjualan.
3. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia dijalankan berdasarkan fungsinya
untuk memperoleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan terbaik
untuk melaksanakan tugas-tugas di perusahaan. Mereka yang duduk dalam
manajemen SDM berkewajiban untuk memastikan bahwa orang-orang yang

10
mereka pilih memiliki kemampuan sesuai dengan syarat-syarat yang telah
diajukan sebelumnya.
4. Manajemen Strategi
Manajemen strategi berkaitan dengan struktur manajemen teratas,
yakni pemimpin atau yang biasa disebut dengan manajer. Tugas manajemen
strategi adalah menentukan perencanaan, pengarahan, dan pengawasan
terhadap seluruh aktivitas perusahaan.
5. Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan merupakan proses pelaksanaan fungsi
perencanaan, pengarahan, dan pengawasan dalam mengelola sumber daya
yang berkaitan dengan bidang pendidikan. Tujuan dari manajer pendidikan
adalah mewujudkan pelaksanaan aktivitas pendidikan yang efektif dan sesuai
dengan target.
6. Manajemen Operasional
Manajemen operasional terfokus pada aktivitas produksi barang dan
jasa. Di samping itu, manajemen operasional juga bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan operasional bisnis yang efektif dan efisien. Manajer
operasional memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengelola material,
tenaga kerja, serta energi menjadi output atau hasil yang berbentuk barang dan
jasa.
7. Manajemen Produksi
Meskipun namanya manajemen produksi, namun bidang yang satu ini
tidak bertanggung jawab atas produksi barang dan jasa perusahaan.
Manajemen produksi bertanggung jawab atas hasil produk yang sesuai dengan
standar pasar dan selera konsumen. Di samping itu, seorang manajer produksi
juga bertugas untuk memastikan bahwa teknik produksi yang diterapkan
seperti material, lokasi pembuatan, hingga hasil akhir produk tetap efisien
tanpa mengurangi kualitas produk itu sendiri. Kompetensi umum yang harus
dimiliki para anggota manajemen produksi adalah pemahaman mengenai

11
sistem produksi, pengelolaan material, serta penerapan Keselamatan,
Kesehatan Kerja, dan Lingkungan Hidup (K3LH).
2.7 Manfaat Manajemen
Fungsi manajemen yang dijalankan secara cermat dan sistematis dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Membantu manajer dan para anggota untuk merancang strategi melalui
pendekatan yang lebih sistematis, rasional, dan efektif.
2. Mendapatkan hasil yang maksimal melalui proses yang menyeluruh. Proses
tersebut tentunya harus dilaksanakan sesuai dengan fungsi manajemen.
3. Manajemen akan memudahkan kita untuk menyajikan kerangka kerja untuk
jangka pendek maupun jangka panjang sehingga target pun akan lebih mudah
untuk ditentukan.
4. Membantu proses alokasi sumber daya yang efektif.
5. Mendorong tumbuhnya sikap profesional dalam diri setiap anggota organisasi
yang diberikan kepercayaan untuk melaksanakan tugas.

12
BAB III
PENGKAJIAN

Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses pengkajian yang meliputi
pengumpulan data, analisis SWOT, dan identifikasi masalah.
2.1 Visi, Misi dan Moto Klinik Bakti Insan Medika
2.1.1 Visi Klinik Bakti Insan Medika
Kualitas Pelayanan yang Terjangkau dan Berkeadilan Sosial.
2.1.2 Misi Klinik Bakti Insan Medika
a. Meningkatkan Profesionalisme dalam Pelayanan
b. Mendekatkan Akses Pelayanan Kesehatan Masyarakat
c. Membangun Harmonisasi yang Berlandaskan Sosial Kemasyarakatan
2.1.3 Moto Klinik Bakti Insan Medika
Santun dan Ikhlas dalam Melayani
2.1.4 Visi Instalasi Kebidanan Klinik Bakti Insan Medika
Menjadi instalasi kebidanan yang berkontribusi besar dalam menurunkan angka
kematian ibu dan bayi
2.1.5 Misi Instalasi Kebidanan Klinik Bakti Insan Medika
a. Menyelenggarakan pelayanan kebidanan yang prima, evidence based, aman,
informatif, efektif, efisien, manusiawi dengan tetap memperhatikan aspek
sosial.
b. Menyelengarakan pelayanan pra-rujukan yang berfungsi sebagai skrining
dengan menggunakan teknologi terkini.
c. Membangun sumber daya manusia yang professional, akuntabel yang
berorientasi pada serta mempunyai integritas tinggi dalam memberikan
pelayanan.
d. Melaksanakan proses pendidikan yang menunjang pelayanan kesehatan
prima berdasarkan standar nasional.
2.1.6 Moto Instalasi Kebidanan Klinik Bakti Insan Medika
Santun dan Ikhlas dalam Melayani

13
2.2 Pengkajian Masalah
Pengumpulan data dilakukan 10 Desember 2020 sampai dengan 4 Januari 2021
meliputi ketenagaan, sarana, manajemen asuhan kebidanan, sumber keuangan
dan SWOT, sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih
satu sebagai prioritas masalah.
2.2.1 Ketenagaan dan Klien (M1-Man)
1) Struktur Organisasi Instalasi Kebidanan
Instalasi Kebidanan merupakan bagian dari pelayanan yang diselenggarakan di
Klinik Bakti Insan Medika dipimpin oleh kepala ruangan, kemudian ada bidan
koordinator dan bidan pelaksana. Berikut bagan ketenagaan di Instalasi
Kebidanan Klinik Bakti Insan Medika,

Kepala Ruangan
Ani Rohliani, SST

Bidan Koordinator
Dwi Sayekti, AM. Keb

Bidan Pelaksana
Rosita, SST
Ida Meida, AM.Keb
Regita M Puadi,
AM.Keb

Keterangan
: Garis Komando
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Instalasi Kebidanan Klinik Bakti Insan Medika

14
2) Ketenagaan (SDM)
No. Nama Pendidikan Lama Pelatihan
Bekerja
1. Ani Kebidanan (D4) 20 tahun APN, MU, CTU,
Rohliani ANC Terpadu,
PPGDON,
MTBS, SKB KB,
Healthy
Mom,Baby
Massage and Spa
2. Dwi Sayekti Kebidanan (D3) 4 tahun APN, MU,
MTBS,PPGDON,
CTU
3. Rosita Kebidanan (D4) 3 tahun APN, MU,
MTBS,PPGDON,
CTU
4. Ida Meida Kebidanan (D3) 2 tahun APN, MU,
MTBS,PPGDON,
CTU
5. Regita M Kebidanan (D3) 2 tahun APN, MU,
Puadi,
MTBS,PPGDON,
CTU
3) Uraian Tugas Tenaga Kebidanan di Instalasi Kebidanan Klinik Bakti Insan
Medika
a. Kepala Ruangan
Pengertian Seorang bidan professional yang diberi
wewenang dan tanggung jawab dalam mengelola
kegiatan pelayanan kebidanan di Instalasi
Kebidanan.
Persyaratan/Kriteria 1. Kebidanan D4
2. Berkepribadian berlandaskan pancasila,

15
professional dan etis
3. Berwibawa, kreatif, jujur dan memiliki
rasa pengabdian yang tinggi
4. Memiliki kecakapan memimpin dan
tanggung jawab professional
5. Tanggap sasmita (peka) terhadap
lingkungan
6. Mampu bekerja sama secara vertical dan
horizontal
7. Sehat jasmani dan rohani
Tanggung Jawab 1. Kepada Penanggung Jawab Medis
2. Kepada Penanggung Jawab Klinik
Tugas Pokok Mengawasi dan mengendalikan kegiatan
pelayanan kebidanan di Instalasi Kebidanan yang
menjadi wilayah tanggung jawabnya
Uraian Tugas

b. Bidan Koordinator
Pengertian Seorang bidan professional yang menjadi ketua
dalam tim yang memberikan asuhan kebidanan
kepada klien sesuai ngen tugas dan tanggung
jawab yang diberikan oleh kepala ruangan.
Persyaratan/Kriteria 1. Kebidanan D3
2. Berkepribadian berlandaskan pancasila,
professional dan etis
3. Berwibawa, kreatif, jujur dan memiliki
rasa pengabdian yang tinggi
4. Memiliki kecakapan memimpin dan
tanggung jawab professional
5. Tanggap sasmita (peka) terhadap

16
lingkungan
6. Mampu bekerja sama secara vertical dan
horizontal
7. Sehat jasmani dan rohani
Tanggung Jawab 1. Kepada Kepala Ruangan
2. Penanggung Jawab Medis
Tugas Pokok Mengawasi dan mengendalikan kegiatan
pelayanan kebidanan di Instalasi Kebidanan yang
menjadi wilayah tanggung jawabnya
Uraian Tugas 1. Mengadakan mini conference tentang
asuhan kebidanan dan masalah klien yang
menjadi tanggung jawab timnya.
2. Merencanakan dan mengevaluasi asuhan
kebidanan untuk semua klien yang
menjadi tanggung jawab timnya
3. Memberikan asuhan kebidanan yang
bermutu menggunakan sarana dan tenaga
4. Mengawasi dan mengendalikan kegiatan
asuhan kebidanan yang diberikan oleh
anggota timnya.
5. Memberikan bimbingan kepada tenaga
bidan yang berada di bawah tanggung
jawabnya untuk melaksanakan asuhan
kebidanan yang etis dan professional
6. Mengadakan kerja sama yang baik secara
horizontal maupun vertical.
7. Memelihara hubungan kerja sama yang
baik dengan klien dan keluarga,
8. Melaporkan tentang pelaksanaan asuhan

17
kebidanan dan kondisi klien masing-
masing yang menjadi tanggung jawab
timnya kepada Kepala Ruangan.
c. Bidan Pelaksana
Pengertian Seorang bidan professional yang diberi
wewenang dan ditugaskan untuk memberikan
pelayanan kebidanan langsung kepada klien.
Uraian Tugas 1. Memberikan pelayanan kebidanan secara
langsung antara lain :
a. Menyusun rencana asuhan kebidanan
yang sesuai dengan masalah klien.
b. Melaksanakan tindakan asuhan
kebidanan sesuai rencana.
c. Mengevaluasi tindakan asuhan
kebidanan yang telah diberikan.
d. Mencatat dan melaporkan semua
tindakan kebidanan dan respon pada
catatan.
2. Melaksanakan program-program medic
dengan penuh tanggung jawab.
3. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan
fisik, mental, social dan spiritual dari
klien.
4. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang
ada di ruangan secara ergonomis
5. Menciptakan dan memelihara kebersihan,
kenyamanan, keamanan dan keindahan
ruangan.
6. Melaksanakan tugas dinas

18
pagi/sore/malam atau hari libur secara
bergiliran sesuai jadwal dinas.
7. Ikut serta menunjang kelancaran
pelaksanaan program klinik.
8. Menghadiri pertemuan ilmiah, penelitian
dan lainnya untuk meningkatkan dan
pengembangan karier.
9. Memberikan penyuluhan kesehatan
sehubungan dengan keluhan klien.
10. Melaporkan segala sesuatu mengenai
keadaan klien baik secara lisan maupun
tertulis.
11. Membuat laporan rutin harian, mingguan,
bulanan dan tahunan.
12. Menciptakan dan memelihara hubungan
baik antara lain :
a. Bidan dengan
klien/keluarga/masyarakat
b. Bidan dengan bidan, dokter anggota
tim lainnya.

2.2.2 Sarana dan Prasarana (M2-Material)


Penerapan praktik Manajemen Pelayanan Asuhan Kebidanan Profesional (MPAKP)
mahasiswa Program Studi Profesi Kebidanan STIKES MITRA RIA HUSADA di
Instalasi Kebidanan Klinik Bakti Insan Medika Kabupaten Ciamis. Pengkajian data
awal dilakukan pada 10 Desember 2020 sampai dengan 4 Januari 2021. Adapun data
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
JENIS MEUBELAIR

19
Jumlah Jumlah
No. Nama Keterangan
Standar Tersedia
1 Kursi Kerja 4 buah 4 buah Baik
2 Lemari Arsip 1 buah 1 buah Baik
3 Meja Tulis ½ biro 1 buah 1 buah Baik
4 Tempat Tidur Periksa 1 buah 1 buah Baik
5 Tempat Tidur untuk 1 set 1 set Baik
Persalinan
6 Tempat Tidur Nifas 1 buah 1 buah Baik
7 Boks Bayi 1 buah 1 buah Baik
1.
PENCATATAN DAN PELAPORAN
No Jenis Pencatatan dan Pelaporan Keterangan
.
A Kesehatan Ibu dan KB
1 Buku KIA Tersedia
2 Buku Kohort Ibu Tersedia
3 Buku Register Ibu Tersedia
4 Kartu Ibu Tersedia
5 Formulir dan Surat Keterangan Lain sesuai Tersedia
Kebutuhan Pelayanan yang Diberikan
6 Formulir Informed Consent Tersedia
7 Formulir Laporan Tersedia
8 Formulir Rujukan Tersedia
9 Surat Keterangan Hamil Tersedia
10 Pencatatan Asuhan Kebidanan Tersedia
B Kesehatan Anak
1 Bagan Dinding MTBS Tersedia
2 Bagan MTBS Tersedia
3 Buku Register Bayi Tersedia
4 Formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Tersedia
5 Formulir Kuesioner Pra Skrining Tersedia
6 Formulir Rekapitulasi Laporan Kesehatan Bayi Tersedia
7 Register Kohort Bayi Tersedia
C Imunisasi
1 Formulir Lain sesuai Kebutuhan Pelayanan yang Tersedia
Diberikan
2 Formulir Laporan Tersedia
D Persalinan
1 Informed Consent Tersedia

20
2 Formulir dan Surat Keterangan Lain Tersedia
3 Formulir Laporan Tersedia
4 Formulir Partograf Tersedia
5 Formulir Persalinan/Nifas dan KB Tersedia
6 Formulir Rujukan Tersedia
7 Formulir Surat Kelahiran Tersedia
8 Kantong Persalinan Tersedia
E Nifas
1 Buku Register Pelayanan Tersedia
2 Fromulir Lain Sesuai Kebutuhan Pelayanan Tersedia

PERALATAN
Jumlah Jumlah yang
No. Jenis Peralatan Keterangan
Minimum Tersedia
A Set Pemeriksaan Obstetri dan Gynecologi
Bak Instrumen dengan tutup 1 1 Baik
Baki Logam Tempat Alat Steril Berutup 1 1 Baik
Palu Refleks 1 1 Baik
Pen Lancet 1 1 Baik
Sphygmomanometer Dewasa 1 1 Baik
Stetoskop Dewasa 1 1 Baik
Sudip Lidah 2 2 Baik
Termometer Dewasa 1 1 Baik
Timbangan Dewasa 1 1 Baik
Torniket Karet 1 1 Baik
Doppler 1 1 Baik
Gunting Benang 1 1 Baik
Gunting Episiotomi 1 1 Baik
Gunting Tali Pusat 1 1 Baik
Gunting Verband 1 1 Baik
Klem Kasa (Korentang) 1 1 Baik
Tempat Klem Kasa (Korentang) 1 1 Baik
Lampu Periksa Halogen 1 1 Baik
Masker Oksigen + Kanula Nasal Dewasa 1 1 Baik
Meja Instrumen 1 1 Baik
Needle Holder Matheiu 1 1 Baik
Pelvimeter Obstetrik 1 1 Baik
Pinset Jaringan (Sirurgis) 1 1 Baik
Pinset Kasa (Anatomis) 1 1 Baik
Pinset Bedah 1 1 Baik

21
Setengah Kocher 1 1 Baik
Spekulum (sims) 1 1 Baik
Spekulum cocok bebek 1 1 Baik
Standar Infus 2 2 Baik
Fetoskop 1 1 Baik
Tabung Oksigen dan Regulator 1 set 1 set Baik
B Set Pemeriksaan Kesehatan Anak
Alat Pengukur Panjang Bayi 1 1 Baik
Lampu Periksa 1 1 Baik
Pengukur Lingkar Kepala 1 1 Baik
Pengukur Tinggi Badan Anak 1 1 Baik
Timbangan Bayi 1 1 Baik
C Set Pelayanan KB
Baki Logam Tempat Alat Steril Tertutup 1 1 Baik
Implant Kit 1 1 Baik
IUD Kit 1 1 Baik
Aligator Ekstraktor AKDR 1 1 Baik
Gunting Mayo CVD 1 1 Baik
Kelm Kasa Lurus 1 1 Baik
Klem Penarik Benang AKDR 1 1 Baik
Sonde Uterus Sims 1 1 Baik
Scapel 1 1 Baik
Trochar 1 1 Baik
D Set Imunisasi
Vaccine carrier 1 1 Baik
Vaccine Refrigerator 1 1 Baik
E Set Resusitasi Bayi
Baby Suction Pump Portable 1 set 1 set Baik
Meja Resusitasi dengan Pemanas 1 set 1 set Baik
Penghisap Lendir Deele 1 1 Baik
F Peralatan Lain
Bantal 3 3 Baik
Celemek Plastik 1 1 Baik
Kacamata Google 1 1 Baik
Sepatu Boot 1 pasang 1 pasang Baik
Penutup Rambut 1 1 Baik
Duk Bolong 2 2 Baik
Kasur 3 3 Baik
Lemari Alat 1 1 Baik
Lemari Obat 1 1 Baik
Meteran (Pengukur TFU) 1 1 Baik

22
Perlak 5 5 Baik
Pispot 2 2 Baik
Pita Pengukur Lila 1 1 Baik
Seprei 3 3 Baik
Set Tumbuh Kembang Anak 1 1 Baik
Sikat untuk Membersihkan Alat 1 1 Baik
Tempat Sampah Tertutup dengan Injakan 5 5 Baik
Tirai 3 3 Baik
Toples Kapas/Kasa Steril 3 3 Baik
Tromol Kasa/Kain Sterril 3 3 Baik
Waskom Kecil 1 1 Baik
Bengkok 3 3 Baik
Pengukur Tinggi Badan 1 1 Baik
Pisau Pencukur 1 1 Baik
Handuk Pembungkus Neonatus 1 1 Baik
Kantong Metode Kanguru 1 1 Baik
Lemari Kecil Klien 1 1 Baik
Selimut Bayi 2 2 Baik
Selimut Dewasa 3 3 Baik
Sterilisator 1 set 1 set Baik
OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI
No JENIS OBAT SEDIAAN KETERANGAN
.
Kontrasepsi Oral
1 Desogestrel Tablet Tersedia
2 Kombinasi desogestrel dan etinilestradiol Tablet Tersedia
3 Kombinasi levonogestrol dan Tablet Tersedia
ethynilestradiol
4 Lynestrenol Tablet Tersedia
5 Kombinasi Cyproterone acetat dan Tablet Tersedia
ethynilestradiol
6 Kombinasi Gestodene dan ethynilestradiol Tablet Tersedia
7 Levonogestrel Tablet Tersedia
8 Kombinasi dropirenone dan Tablet Tersedia
ethynilestradiol
9 Kombinasi ethyinilestradiol dan Tablet Tersedia
lynestrenol
Kontrsepsi Suntik

23
10 Medroxyroprgesterone Acetat (DMPA) Vial Tersedia
11 Kombinasi Medroxyroprgesterone Acetat Vial Tersedia
(DMPA) dan estradiol cypionate
Kontrasepsi Implan
12 Levonogestrel Rods Tersedia
13 Etonogestrel Rods Tersedia
Kontrasepsi AKDR
14 IUD Cu T 380 A Set Tersedia
15 IUV Levonogestrel Set Tersedia
Kondom
16 Kondom Buah
Obat Kegawatdaruratan dan Obat Lain Medroxyroprgesterone Acetat (DMPA)
17 Oksitosin Inj Ampul Tersedia
18 Metilergometrin Inj Ampul Tersedia
19 MgSO4 40% Inj Ampul Tersedia
20 Kalsium Glukonat 10% Inj Ampul Tersedia
21 Nifedipin/Amlodipin Tablet Tersedia
22 Metildopa Tablet Tersedia
23 Vitamin A Dosis Tinggi Softgel Tersedia
24 Tablet Tambah Darah Tablet Tersedia
25 Vit K 1 Inj Ampul Tersedia
26 Salep Mata Gentamicin Tube Tersedia
Bahan Habis Pakai
1 Alkohol Tersedia
2 Cairan Desinfektan Tersedia
3 Kain Steril Tersedia
4 Kapas Tersedia
5 Kasa Non Steril Tersedia
6 Kasa Steril Tersedia
7 Lidi Kapaas Steril Tersedia
8 Masker Tersedia
9 Podofilin Tinctura 25% Tersedia
10 Sabun Tangan atau Antiseptik Tersedia
11 Benang Chromic Catgut Tersedia
12 Gelang Bayi Tersedia
13 Infus Set Dewasa Tersedia
14 Infus Set dengan Wing Needle Tersedia
15 Jarum Jahit Tersedia
16 Kantong Urine Tersedia
17 Kateter Folley Dewasa Tersedia
18 Kateter Nelaton Tersedia

24
19 Pembalut Tersedia
20 Pengikat Tali Pusat Tersedia
21 Plester Tersedia
22 Sabun Cair untuk Cuci Tangan Tersedia
23 Sarung Tangan Tersedia
24 Sarung Tangan Panjang (Manual Plasenta) Tersedia

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


No Jenis SPO Standar Minimal Tersedia
.
1 SPO Pelayanan Antenatal 1 1
2 SPO Pelayanan Persalinan 1 1
3 SPO Pelayanan NIfas 1 1
4 SPO Penanganan Bayi BAru Lahir 1 1
5 SPO Pelayanan KB 1 1
6 SPO Penanganan PER, PEB dan Eklampsi 1 1
7 SPO Penatalaksanaan Rujukan 1 1
8 SPO Hemmoragic Ante Partum 1 1
9 SPO Hemmoragic Post Partum 1 1
10 SPO Penanganan Nayi Asfiksia 1 1
11 SPO Mengatasi Syok 1 1
12 SPO Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) 1 1

2.2.3 Metode Pemberian Asuhan Kebidanan (M3-Method)


1. Penerapan MPAKP
Instalasi Kebidanan saat ini sudah menerapkan manajemen pemberian asuhan
model tim. Model manajemen tim merupakan model asuhan yang terdiri dari
anggota yang berbeda dalam memberikan asuhan kebidanan terhadap klien,
bidan pelaksana dibagi menjadi 2 tim. Model ini idelanya diterapkan dengan
proporsi satu klien satu bidan untuk itu serring digunakan untuk pelayanan
klien privat. Sedangkan model tim adalah dengan menggunakan tim yang
terdiri atas beberapa anggota yang saling membantu dalam memberika
asuhan. Model tim ini dapat menyatukan perbedaan kategori bidan pelaksana
dan sebagai upaya untuk menurunkan berbagai masalah yang timbul akibat

25
penggunaan model fungsional. Pada model tim bidan bekerja sama untuk
memberikan asuhan kepada klien dengan arahan dari bidan coordinator.

Di bawah pimpinan bidan profesional kelompok bidan akan dapat bekerja


sama memenuhi sebagai bidan fungsional. Penugasan terhadap klien dibuat
untuk tim yang terdiri dari ketua tim dan anggota. Model tim didasarkan pada
keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunya kontribusi dalam
merencanakan dan memberikan asuhan kebidanan sehingga timbul motivasi
dan rasa tanggung jawab bidan yang tinggi. Setiap anggota tim akan timbul
kepuasan karena di akui kontribusinya dalam mencapai tujuan bersama yaitu
mencapai kualitas asuhan kebidanan yang bermutu.

Berdasarkan hasil observasi tanggal 12-13 Desember 2020 didapatkan bahwa


model asuhan kebidanan profesional yang digunakan di instalasi kebidanan
Klinik Bakti Insan Medika adalah model tim, 2 bidan merawat 2 sampai 4
pasien, dan hal ini tidak hanya berlaku pada shift pagi saja, tetapi berlaku pada
shift siang dan malam.

Komunikasi antar bidan atau dengan tim kesehatan lain telah terjalin dengan
baik, ada protapnya untuk setiap jenis tindakan dan system pendokumentasian
dengan SOAP sangat mendukung prose pelaksanaan pemberian asuhan.
Karena kelancaran dan keoptimalan pemberian asuhan berpengaruh terhadap
kepuasan klien. Di instalasi kebidanan Klinik Bakti Insan Medika telah
dilaksanakan penilaian kepuasan klien terhadap pelayanan atau kinerja bidan
setiap 6 bulan sekali. Dari hasil pengambilan data pada tanggal 18 Desember
2020 oleh bagian yang ditugaskan dari Klinik Bakti Insan Medika didapatkan
bahwa sebagian besar (67,57%) klien sudah merasa puas dan nyaman dengan
pelayanan di Instalasi Kebidanan Klinik Bakti Insan Medika.

Team Medis Kepala Sarana Klinik


RUangan

26
Ka TIM Shift Ka TIM Shift Ka TIM Shift
pagii Siang malam

Bd Pelaksana Bd Pelaksana Bd Pelaksana

Klien Klien Klien

Keterangan Garis Komando


Garis Koordinasi

2) Penerimaan Klien Baru


Klinik Bakti Insan Medika sebagai salah satu klinik pratama di
Kecamatan Banjaranyar Ciamis yang memiliki fasilitas cukup lengkap dan
sumber daya manusia yang memadai serta memiliki alur klien masuk dan
keluar yang jelas. Umumnya klien yang masuk ke Instalasi kebidnaan adalah
klien yang biasa di bina di Posyandu tempat bidan kepala ruangan bertugas.
Namun tak sedikit klien yang dating dari luar wilayah.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 18 Desember 2020 di
instalasi kebidanan untuk penerimaan klien baru sudah terlaksana mulai dari
klien masuk, pengurusan prosedur administrasi oleh keluarga klien,
menyiapkan tempat klien, pengkajian terhadap klien sampai pemberian
intervensi terhadap klien. Untuk formulir penerimaan klien baru sudah
terlaksana dengan baik namun untuk pendekatan dan pengenalan diri dan
pengenalan lingkungan tempat klien dilakukan oleh 1 bidan sebagai customer
service yang bertugas hanya saat shift pagi saja dan dilakukan pergantian
seminggu sekali.
3) Timbang Terima Klien

27
Timbang terima klien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima suatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan klien. Timbang teri,a klien haus dilakukan seefektif mungkin
dengan menjelaskan secara singkat, padat, jelas dan lengkap tentang
tindakan mandiri bidan, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau
belum ada perkembangan klien saat itu. Informasi yang disampaikan harus
skurat sehingga kesinambungan asuhan kebidanan dapat berjalan dengan
maksimal.
Timbang terima klien yang dilakukan di instalasi kebidanan klinik
bakti insan medika diadakan tiap shift, yaitu shift pagi ke sore, sore ke
malam, malam ke pagi. Timbang terima klien di hadiri oleh bidan yang
bertugas dan dipimpin oleh kepala ruangan, namun timbang terima kadang
tidak dihadiri oleh kepala ruangan bila yang bersangkutan sedang ada dinas
di luar kota.
Adapun isi dari timbang terima meliputi jumlah klien, identitas klien,
diagnose, keluhan dan intervensi yang sudah dilakukan, evaluasi yang belum
tercapai dan pesan khusus. Timbang terima dilaksanakan secara lisan dan
tertulis biasa selesai selama kurang dari 10 menit. Timbang terima klien di
instalasi kebidanan masih berlum berjalan dengan optimal.

Klien

Hasil pengkajian data subjektif


dan objektif

Diagnosa dan Masalah Klien

Planning Asuhan Kebidanan

Planning Askeb yang Sudah Dilaksanakan Planning Askeb yang belum Dilaksanakan/
Perlu Dilanjutkan
4) Perencanaan Klien Pulang (Diccharge Planning)
Perkembangan Keadaan Klien

Masalah Teratasi Seluruhnya, Masalah Belum


Teratasi dan Teradapat Masalah Baru 28
Perencanaan Klien Pulang merupakan suatu proses yang dinamis agar
tim kesehatan mendapatkan kesempatan untuk mempersiapkan klien
melakukan perawatan mandiri di rumah. Perencanaan klien pulang
dilakukan oleh bidan yang bertugas saat itu. Discharge planning
dilakukan semua klien yang akan pulang, diberikan health education
secara lisan kepada klein maupun kepada keluarganya tentang aturan
diet, obat, aktivitas. Instalasi kebidanan sudah memiliki kartu
perencanaan pulang yang berisi identitas klien, tanggal masuk dan
tanggal keluar klinik, no telp, dan tempat control, keadaan saat pulang
dari klinik, pendidikan kesehatan tentang aturan diet, obat, aktivitas
dan istirahatt, hasil pemeriksaan yang dibawa pulang. Pendidikan
kesehatan yang diberikan, disampaikan secara lisan dan tertulis, alat
bantu atau peraga, diberi leaflet dan sudah terdokumentasi dengan
baik.
Alur Dicsharge Planning

Dokter & Tim Kesehatan Bikor & Bidan Pelaksana

Keadaan Klien :
Klinis & Pemeriksaan Penunjang

Perencanaan Pulang

Penyelesaian Program HE :
Administrasi Lain-Lain
-Kontrol dan Obat
-Diet
-Aktivitas/Istirahat

Monitor (sebagai program service


safety) oleh keluarga dan petugas

5) Dokumentasi

29
Dokumentasi dalam asuhan kebidanan adalah suatu pencatatan yang
lengkap dan akurat terhadap kejadian/keadaan yang dilihat dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan (proses asuhan kebidanan) yang meliputi
system pencatatan, format rekaman data kesehatan serta pelaporan tentang
perkembangan klien di semua area lingkup pelayanan kebidanan.
Pendokumentasian yang sehari-hari diterapkan di instalasi kebidanan
klinik bakti insan medika berdasarkan hasil observasi pada status klien
(medical record) adalah pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai
sumber tenaga misalnya dari dokter dan bidan.
Format pelaporan baik untuk asuhan kebidanan yang digunakan di
instalasi kebidanan adalah SOAP (Subjektif Data, Objektif Data, Assesment
dan Planning). Sedangkan hasil pengkajian data subjektif maupun objektif
hanya data focus yang mengarah ke diagnose dan masalah.
Pelaksanaan dokumentasi asuhan kebidanan dilakukan secara
berkesinambungan dilakukan setiap hari pada saat timbang terima pagi yang
dipimpin oleh kepala ruangan dan sudah berjalan dengan optimal.
Berdasarkan hasil pengkajian secara keseluruhan terhadap
pendokumentasian di instalasi kebidanan, didapatkan :
a) Pendokumentasian asuhan kebidanan dilakukan tiap shift yang ditulis
pada buku timbang terima klien dan catatan perkembangan pada status
klien.
b) Pengisian pendokumentasian pada status klien sudah lengkap
c) Sarana dan prasarana (administrasi penunjang) untuk pendokumentasian
tersedia di ruangan.
d) Rekaman asuhan kebidanan tersedia untuk tiap kasus atau mencakup
semua diagnose yang ada di instalasi kebidanan dengan modifikasi format
asuhan kebidanan yang dilakukan sendiri oleh staf ruangan. Rekaman ini
sudah terlihat dilampirkan di status klien.

30
e) Standar Prosedur Operasional(SPO) untuk setiap tindakan kebidanan
sudah tersedia.
f) Informed consent untuk persetujuan ataupun penolakan tindakan medis
sudah dilaksanakan dengan baik dilihat dari pengisian lembar informed
consent di semua status klien.
6) Sentralisasi Obat
Teknik penglolaan sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana
seluruh obat yang diberikam kepada klien baik obat oral mapun injeksi
diserahkan sepenuhnya kepaa bidan. Sentralisasi obat di Instalasi Kebidanan
Klinik Bakti Insan Medika sudah dilakukan dan sudah optimal. Informed
consent diberikan secara lisan karena sudah menjadi kebijakan klinik dan
informed consent tertulis hanya diberikan kepada klien yang menolak
dilakukan sentralisasi obat. Sudah ada form mengenai catatan pemberian
obat baik secara injeksi atau oral, pendokumentasian sudah dilaksanakan
dengan baik.
7) Diskusi Refleksi Kasus (RDK)
Diskusi refleksi kasus merupakan metode baru yang daapat menuntun
bidan dalam suatu kelompok diskusi, baik di Rumah Sakit maupun di
Puskesmas untuk berbagi pengetahuan serta pengalaman yang didasarkan
atas standar yang berlaku. Bentuk lain yang sudah biasa dikenal di Klinik
Bakti Insan Medika adalah Ronde Keperawatan/Kebidanan. Ronde
Kebidanan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
kebidanan klien yang dilaksanakan oleh bidan dengan melibatkan klien
untuk membahas dan melaksanakan asuhan kebidanan. Keduanya memiliki
manfaat untuk meningkkatkan motivast belajar, aktualisasi diri serta
mengembangkan profesionalisme sehingga dapat memberikan pelayanan
yang lebih professional semakin tinggi.
Di Instalasi Kebidanan Klinik Bakti Insan Medika sudah
melaksanakan ronde kebidanan yaitu pada awal bulan Desember 2020.

31
Pelaksanaan diskusi untuk memecahkan masalah-masalah klien yang sulit
biasanya langsung dikonsultasikan dengan dokter umum atau bahkan dokter
SPOG.
8) Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evluasi merupakan bagian penting dari administrasi
yang efektif dalam suatu organisasi. Hal ini merupakan suatu proses
bantuan kepada staf untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Hasil yang
diharapkan dikaitkan dengan standart yang digunakan dalam pelayanan
kebidanan dengan standar yang digunakan dalam pelayanan kebidanan akan
bermakna apabila tujuan dapat dicapai dengan hasil yang baik. Hasil
tersebut sangat tergantung kepada kualitas kinerja yang ditampilkan oleh
klinisi termasuk bidan. Oleh sebab itu salah satu bagian penting dalam
penerapan asuhan kebidanan adalah melakukan monitoring untuk
mengetahui bagaimana bidan melaksanakan atau menerapkan asuhan
kebidanannya. Hasil monitoring harus dilaporkan dan bila terdapat
penyimpangan segera ditindak lanjuti, tetapi sebaiknya jika terdapat
peningkatan kinerja perlu diberikan pernghargaan. Monitoring merupakan
bagian dari evaluasi yang dilakukan dalam kegiatan atau evaluasi formatif.
Sedangkan evaluasi selain berisi monitoring juga melihat kembali kegiatan
yang dilakukan secara keseluruhan atau evaluasi sumatif.
Instaslasi Kebidanan Klinik Bakti Insan Medika telah melakukan
monitoring dan evaluasi terjadwal baik yaitu 1 minggu dilakukan 2 kali.
Monitoring evaluasi dilakukan oleh kepala ruangan dan ketua tim yang
bertugas saat itu, bidan mendapatkan masukan (feedback, followup, dan
reinforcement) baik selama proses maupun setelah melakukan asuhan.
Untuk pelaksanaannya monitoring dan evaluasi dilaksanakan sesuai jadwal
yang sudah ada. Sudah ada format baku yang terstandar dalam melakukan
monitoring dan evaluasi juga sudah memiliki protap yang cukup lengkap.

32
2.2.4 Pembiayaan (M4-Money)
Berdasarakan pengkajian yang dilaksanakan pada 20 Desesmber 2020,
diperoleh pengelolaan keuangan di Instalasi Kebidanan Klinik Bakti Insan
Medika sebagai berikut :
1) Pemasukan
a) Sumber Pembiayaan Ruangan
Pengadaan dana bagi pengelolaan ruangan, sumber dana operasional
ruangan, pendanaan alat kesehatan, pendanaan fasilitas kesehatan bagi
pasien dan pendanaan bahan kesehatan (habis pakai) sebagian besar
berasal dari klinik yang diperoleh dari Kapitasi BPJS, Rawat Inap BPJS,
Ranap Umum, Klien Rawat Jalan, Persalinan, KB dan Khitanan.
2) Pengeluaran
a) Honor Pegawai
b) Pengadaan Kebutuhan Ruangan (Inventaris Ruangan)
3) Alur Pembiayaan Klien Pulang
Untuk alur pembayaran di Instalasi Kebidanan dibedakan berdasarkan
klasifikasi sebagai berikut :
a) BPJS
Peserta BPJS Ruangan Kasir

b) Umum
Peserta Umum Ruangan Kasir
2.2.5 Pemasaran (M5-Marketing)
1) Sistem Pemasaran
a) Kepuasan Klien terhadap Pelayanan Instalasi Kebidanan
Penilaian kepuasan klien di instalasi kebidanan dilaksanakan setiap 2
kali dalam 1 tahun dengan hasil penilaian terakhir menunjukkan bahwa
sebagian besar klien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Hal
ini merupakan media promotif terhadap pelayanan yang diberikan oleh
instalasi kebidanan Klinik Bakti Insan Medika.

33
Tabel Gambaran Kepuasan Klien terhadap Pelayanan Instalasi
Kebidanan (sampel 37 responden dengan jumlah pertanyaan 25 per 18
Desember 2020)
No. Kualifikasi Jumlah Persentase
1 Kurang Puas 3 8,11%
2 Cukup Puas 9 24,32%
3 Puas 25 67,57%
Total 37 100,00%

Tingkat Kepuasan Klien terhadap Pelayanan Instalasi Kebidanan


di Klinik Bakti Insan Medika

8%

24%

Kurang Puas
Cukup Puas
Puas

68%

b) Manajemen Sistem Pemasaran Klinik Bakti Insan Medika


Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 20 Desember
2020 di Instalasi Kebidanan Klinik Bakti Insan Medika didapatkan
bahwa system pemasaran masih terpusat secara general pada klinik.
Belum ada system pemasaran khusu dari ruangan untuk
mempromosikan pelayanan yang diberikan. Selama ini hanya melalui
social media seperti facebook, instagram dan whatsapp. Tetapi dalam
Klinik sendiri mempunyai divisi pemasaran yang sudah melakukan
system CRM (Customer Relation Management) setiap 1 tahun sekali.
Secara umum, Klinik Bakti Insan Medika sendiri merupakan Klinik

34
Pratama pertama yang ada di Kecamatan Banjaranyar dan telah
memiliki peralatan yang lengkap.
c) Lokasi Klinik Bakti Insan Medika (Instalasi Kebidanan)
Klinik Bakti Insan Medika terletak di tengah kecamatan dengan akses
yang mudah untuk menjangkaunya dengan adanya transportasi yang
memadai. Instalasi Kebidanan sendiri letaknya bersebalahan dengan
Instalasi Gawat Darurat (IGD) Klinik Bakti Insan Medika sehingga
distribusi klien dari IGD ke Instalasi Kebidanan bisa lebih cepat.
2) Jumlah Klien Instalasi Kebidanan dalam 3 Bulan Terakhir
Jumlah klien di Instalasi Kebdianan dalam 3 bulan terakhir pada bulan
September-November 2020 :
September : 96
Oktober : 92
November : 104
Artinya meski terjadi penurunan jumlah kunjungan pada bulan oktober dari
96 menjadi 92 sehingga dapat disimpulkan ada penurunan sebanyak 4
orang, namun pada bulan November justru kunjungan naik menjadi 104
dengan kenaikan 12 orang.
2.3 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah kajian yang dilakukan terhadap suatu organisasi yang
sedemikian rupa sehingga diperoleh keterangan akurat tentang berbagai faktor
kekuatan, kelemahan, kesempatan atau peluang hambatan atau ancaman yang
dimiliki serta atau dihadapi oleh organisasi. Dengan analisis ini akan diketahui
dengan jelas berbagai persiapan yang perlu dilakukan sehingga perencanaan yang
akan dibuat dapat lebih realiatis.

35
Aspek yang Strength Weakness Opportunity Threat

Dikaji (kekuatan) (kelemahan) (kesempatan) (ancaman)

Man 1. Klasifikasi 1. Masih terdapat Adanya 1. Tenaga kesehatan


tingkat tenaga kesempatan yang cuti akan
pendidikan kesehatan yang melanjutkan ke mengurangi
jenjang lebih
tenaga belum jumlah tenaga
tinggi
kesehatan di mengikuti Klinik Bakti kesehatan yang
Instalasi pelatihan dasar Insan medika bekerja sehingga
Kebidanan yang memberikan menyebabkan
Klinik Bakti dibutuhkan kesempatan kekurangan tenaga.
Insan Medika di dalam kepada 2. Banyak tempat
antaranya DIII 3 profesinya perawat/bidan pelayanan
ruangan untuk
orang (60%), (PPGDON). kesehatan lain
mengikuti
S1/D4 2 orang 2. Karena kepala pelatihan. yang berdiri di
(40%). ruangan sekitar Klinik
2. Adanya merupakan Bakti Insan
kompetensi seorang PNS Medika
tambahan yang sehingga waktu 3. Ada Bidan Praktik
dimiliki bidan untuk Mandiri di sekitar
seperti eksistensi di Klinik Bakti Insan
PPGDON, MU, Instalasi Medika yang lebih
CTU, ANC Kebidanan inovatif.
Terpadu, terbatas. 4. Tingginya tuntutan
MTBS, SKB 3. Instalasi masyarakat akan
KB, Healthy kebidanan pelayanan
Mom, Baby belum kebidanan yang
Massage and memiliki SDM professional.
SPA. yang cukup
3. Kepala Ruangan untuk
Instalasi menyelenggara
kebidanan kan Asuhan
merupakan Kebidanan
bidan senior Komplementer.
yang sudah
terkenal.
4. Kunjungan klien
khususnya
kebidanan juga
sudah tinggi,

36
Aspek yang Strength Weakness Opportunity Threat

Dikaji (kekuatan) (kelemahan) (kesempatan) (ancaman)

5. Tingkat
kepuasan klien
terhadap
pelayanan
instalasi
kebidanan juga
cukup tinggi.

Material & 1. Tersedianya 1.Terdapat dua 1. Pengajuan Adanya tuntunan yang


Machine Nurse Station nurse station di alat-alat tinggi dari masyarakat
2. Alat operasional Klinik Bakti kesehatan untuk melengkapi
oleh kepala sarana dan prasarana
ruangan Insan Medika
ruangan ke
disediakan oleh namun satu nurse pihak klinik
klinik station belum yang kurang
3. Tersedianya digunakan mencukupi
gudang dengan jumlahnya
penyimpanan maksimal. dan sudah
yang cukup 2.Sudah tersedia tidak dapat
dipakai lagi.
memadai peralatan medis
(doppler, Suction,
Tensimeter
digital) dan
penunjang (box
bayi) namun
jumlahnya masih
kurang memadai
3.Sudah dilakukan
monitoring fungsi
alat namun belum
maksimal.

Metode 1. Menggunakan 1.Sudah terdapat 1. Pengembang Kebijakan sistem yang


metode tim dan sistem penugasan an metode sering berubah
mempunyai 3 model tim tetapi tim yang
tim. dalam lebih baik.
2. Terdapat lembar pelaksanaannya 2. Pengadaan
dokumentasi masih belum preconferenc
e dan

37
Aspek yang Strength Weakness Opportunity Threat

Dikaji (kekuatan) (kelemahan) (kesempatan) (ancaman)

3. Adanya maksimal. postconferen


pelaksanaan 2.Pelaksanaan pre ce (15-20
operan jaga. conference dan menit)
post conference 3. Pelaksanaan
belum dilakukan operan jaga
secara teratur yang lebih
3.Pelaksanaan baik lagi
operan jaga (tidak hanya
belum efisien diwakilkan)

Money 1. Sumber dana Sistem pendanaan 1. Adanya Banyak bermunculan


ruangan dirancang setiap BPJS dan klinik dan bidan
diperoleh dari awal tahun asuransi praktik mandiri baru
sehingga apabila dengan tawaran
dana Kapitasi kesehatan
ada kebutuhan fasilitas yang lebih
BPJS, Ranap mendesak sulit yang dapat menarik
BPJS, Ranap untuk terpenuhi meningkat
Pasien Umum, kan
Pasien Rawat pendapatan
Jalan, .
Persalinan, KB
dan Khitanan. 2.Pengembanga
n kreativitas
bidan tanpa
melupakan
tujuan utama
dalam
memberikan
asuhan
kebidanan.

Marketing 1. Penggunaan 1.Terkadang admin 1.Memaksimalk 1. Banyak klinik dan


media social klinik lupa share an fungsi PMB yang
sebagai sarana aktivitas penting sosmed untuk menyelenggaraan
promosi sudah di klinik. system follow up
sarana
maksimal. melalui aplikasi
2. Kepuasan klien promosi missal Wa Group
menjadi sarana 2.Klinik untuk klien
terbaik dalam memfasilitasi dengan kelompok
promosi dan wifi sebagai tertentu.
berdampak pada

38
Aspek yang Strength Weakness Opportunity Threat

Dikaji (kekuatan) (kelemahan) (kesempatan) (ancaman)

kunjungan yang sarana untuk


tinggi. kelancaran
3. Memiliki system dalam
CSR promosi

BAB IV
PELAKSANAAN DAN EVALUASI

4.1 Pengorganisasian
Untuk efektivitas pelaksanaan Praktik Manajemen Pelayanan
Kebidanan dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya
umum, kelompok menyusun struktur organisasi sebagai berikut :
Ketua : Ani Rohliani, SST
Wakil Ketua : Wita Gantika Rosady, SST
Adapun dalam pengelolaan instalasi kebidanan, maka diselenggarakan
dalam pembagian peran sebagai berikut :
1) Kepala Ruangan
2) Bidan Koordinator
3) Bidan Pelaksana
4.2 Strategi Kegiatan
4.2.1 Rencana Strategi M1-Man
1) Program peningkatan jenjang pendidikan bagi karyawan Klinik
a) Tujuan : Meningkatkan kualifikasi pendidikan tenaga
kebidanan Klinik
b) Renstra : Kebijakan Klinik
c) Kriteria hasil : terpenuhinya kebutuhan Klinik terhadap kualifikasi
pendidikan tenaga kebidanan
2) Program pelatihan dan pembinaan kesehatan bagi tenaga kebidanan Klinik
a) Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga
yang ada.
b) Renstra : Kebijakan Klinik
c) Kriteria hasil : Tenaga kebianan yang kompeten.
3) Program optimalisai kinerja tenaga kebidanan
a) Tujuan : terpenuhinya jumlah tenaga kebidanan terhadap

39
kebutuhan klien.
b) Renstra : Kebijakan Klinik
c) Kriteria hasil :
- Jumlah tenaga kebidanan sesuai dengan kebutuhan klien
- Pembagian jadwal dinas proporsional.

4.2.2 Rencana Strategi M2-Material dan M6-Machine


No Masalah Tujuan Program Indikator Waktu Penanggung
Keberhasilan Jawab
1 Tersedianya 2 Memanfaatka Mensosialiasikan Semua tenaga
Nurse Station n sarana dan kepada semua nakes kesehatan
di klinik pra sarana untuk mengoprimalkan menggunakan
namun satu seoptimal penggunaan sarana. sarana dan
masih belum mungkin prasarana
digunakan secara
dengan optimal
maksimal

2 Sudah tersedia Mencukupi Membuat rencana Klien


peralatan medis jumlah anggaran dana untuk mendapatkan
(doppler, peralatan menambah/memperbaiki sarana dan
Suction, sesuai standar sarana dan prasarana prasarana
Tensimeter baik kuantitas yang sesuai
digital) dan maupun dan memadai.
penunjang (box kualitas
bayi) namun
jumlahnya
masih kurang
memadai
3 Sudah Melakukan Membuat jadwal rutin Klien
dilakukan pengecekan pengecekan fungsi alat mendapatkan
monitoring secara rutin yang tersedia. sarana dan
fungsi alat fungsi alat prasarana
namun belum yang tersedia yang sesuai
maksimal. dan memadai

4.2.3 Rencana Strategi M3-Methode


1) Model Manajemen Pelayanan Kebidanan Professional (MMPKP)
a) Penerapan MMPKP
Penanggung Jawab : Ani Rohliani, SST
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan praktik manajemen pelayanan
asuhan kebidanan professional oleh Mahasiswa profesi bidan,
instalasi kebidanan klinik bakti insan medika mampu
menerapkan model manajemen pelayanan asuhan kebidanan
dengan metode TIM sesuai dengan job description.

40
Waktu :
Uji Coba : 21 Desember 2020
Pelaksanaan : 24 Desember 2020 s.d 3 Januari 2021
b) Pengorganisasian
Kepala Ruangan : disesuaikan jadwal
Bidan Koordinator : disesuaikan jadwal
Bidan Ketua TIM : disesuaikan jadwal
Bidan Pelaksana : disesuaikan jadwal

c) Rencana Strategi
(1) Mendiskusikan bentuk dan penerapan model manajemen pelayanan
asuhan kebidanan yang dilaksanakan yaitu model TIM
(2) Melaksanakan diseminasi awal
(3) Sosialisasi hasil desiminasi
(4) Merencanakan kebutuhan tenaga bidan
(5) Melakukan pembagian peran bidan
(6) Menentukan deskripsi tugas dan tanggung jawab bidan
(7) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga bidan
(8) Menerapkan model manajemen pelayanan asuhan kebidanan yang
sudah ditentukan.
d) Kriteria Evaluasi
(1) Struktur
- Menentukan penanggung jawab penerapan model manajemen
pelayanan kebidanan
- Mendiskusikan bentuk dan penerapan model manajemen manajemen
pelayanan kebidanan yaitu TIM
- Merencanakan kebutuhan tenaga bidan
- Melakukan pembagian peran bidan
- Menentukan deskripsi tugas dan tanggung jawab bidan.
- Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga bidan.
(2) Proses
Menerapkan model manajemen pelayanan kebidanan :
- Tahap uji coba tanggal 21 Desember 2020
- Tahap pelaksanaan pada tanggal 24 Desember 2020 s.d 3 Januari
2021.
(3) Hasil
Mahasiswa mampu menerapkan model manajemen pelayanan asuhan
kebidanan dengan metode TIM sesuai dengan job description.
2) Penerimaan Klien Baru

41
a) Penerapan Penerimaan Klien Baru
Penanggung jawab: Ani Rohliani, SST
Tujuan : setelah dilakukan penerimaan klien baru diharapkan
klien baru di instalasi kebidanan mampu melakukan
adaftasi ruangan dengan lebih baik, sehingga tingkat
kecemasan klien dapat berkurang dan tingkat
kesembuhan klien meningkat sehingga lama tinggal di
klinik menjadi berkurang.
Waktu :
Uji Coba : 21 Desember 2020
Pelaksanan : 24 Desember 2020 s.d 3 Januari 2021
b) Pengorganisasian
Kepala Ruangan : disesuaikan jadwal
Bidan Koordinator : disesuaikan jadwal
Bidan Ketua TIM : disesuaikan jadwal
Bidan Pelaksana : disesuaikan jadwal
c) Rencana Strategi
(1) Menggunakan alur penerimaan klien baru sesuai yang ada.
(2) Memaksimalkan proses penerimaan klien baru dengan :
- Menyiapkan format penerimaan klien baru
- Mengisi format penerimaan klien baru sesuai dengan yang dijelaskan
ke klien
- Menyiapkan format pengkajian
- Menyiapkan informed consent tindakan
- Menyiapkan peralatan pengkajian
- Menjelaskna lembar tata tertib klien dan pengunjung ruangan
d) Alur Penerimaan Klien Baru
PRA

Karu, bidan coordinator dan bidan pelaksana menyambut klien baru


PELAKSANAAN
Anamnesa Klien baru oleh bidan pelaksana

Bidan pelaksana menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam lembar


penerimaan klien baru

Terminasi
POST
Evaluasi

42
e) Kriteria Evaluasi
(1) Evaluasi Struktur
- Tersedia sarana dan prasarana yang menunjang antara lain
menyaipakn format penerimaan klien baru, format pengkajian,
informed consent, alat pengkajian, lembar tata tertib, kartu
pengunjung
- Penerimaan klien baru pada shift pagi dilakukan oleh karu, bidan
coordinator dan bidan pelaksana. Sedangkan shift sore dilakukan oleh
bidan coordinator dan bidan pelaksana.
(2) Evaluasi Proses
- Klien baru disambut oleh karu, bidan coordinator bidan ketua TIM
dan bidan pelaksana.
- Klien baru diberi penjelasan tentang asuhan yang akan dilakukan
serta tata tertib ruangan dan orientasi ruangan.
- Bidan melakukan komunikasi terapetik dengan klien dan keluarga
- Bidan pelaksana melakukan anamnesa.
(3) Evaluasi Hasil
- Hasil penerimaan klien baru didokumentasikan dengan benar
- Klien mengetahui tentang fasilitas ruangan serta tata tertib ruangan
serta hak dan kewajiban klien.
3) Timbang Terima
a) Penerapan Timbang Terima
Penanggung jawab: Wita Gantika Rosady, SST
Tujuan : Setelah dilakukan timbang terima, bidan di instalasi
kebidanan klinik bakti insan medika mampu
melaksanakan timbang terima dengan baik.
Waktu :
Uji coba : 21 Desember 2020
Pelaksanaan : 24 Desember 2020 s.d 3 Januari 2021
b) Pengorganisasian
Kepala Ruangan : disesuaikan jadwal
Bidan Koordinator : disesuaikan jadwal
Bidan Ketua TIM : disesuaikan jadwal
Bidan Pelaksana : disesuaikan jadwal
c) Rencana Strategi
TAHAP KEGIATAN WAKT TEMPAT PELAKSANA
U
Pra Timbang 1. Kedua kelompok 10 menit Nurse Karu, Katim,
Terima dinas sudah siap dan Station Bidan

43
berkumpul di Nurse Pelaksana.
Station
2. Karu mengecek
kesiapan timbang
terima bidan
pelaksana.
3. Kelompok yang akan
bertugas menyiapkan
catatan. Bidan
pelaksana yang akan
mengoperkan,
menyiapkan buku
timbang terima
4. Kepala ruangan
membuka acara
timbang terima
dilanjutkan dengan
do’a.

Pelaksanaan 1. Bidan pelaksana 20 menit Nurse Karu, Katim,


Timbang dinas pagi Station Bidan
Terima melakukan Pelaksana
timbang terima
kepada bidan
pelaksana dinas
sore. Hal-hal
yang perlu
disampaikan
bidan pelaksana
pada saat
timbang terima :
a. Identitas klien
dan diagnose
medis.
b. Masalah
kebidanan
c. Data yang
mendukung
d. Tindakan asuhan
kebidanan yang
sudah/belum
dilaksanakan.
e. Rencana umum
yang perlu
dilakukan,
pemeriksaan
penunjang,
konsul, prosedur
tindakan tertentu.
f. Proses

44
pembayaran
g. Pesan khusus.
2. Karu membuka
dan memberi
salam kepada
klien, bidan
peksana pagi
menjelaskan
tentang klien,
bidan pelaksana
sore
mengenalkan
anggota timnya
dan melakukan
validasi data.
Post Timbang 1. Klarifikasi hasil 5 menit Nurse Karu, katim,
Terima validasi data oleh station bidan
bidan pelaksana pelaksana.
sore,
2. Penyampaian
alat-alat
kesehatan
3. Laporan timbang
terima
ditandatangani
oleh kedua bidan
pelaksana dan
mengetahui karu.
4. Reward karu
terhadap bidan
yang akan selesai
bertugas.
5. Penutup oleh
karu.
d) Alur Timbang Terima
KLIEN

HASIL PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF

DIAGNOSA DAN MASALAH KLIEN

PLANNING ASUHAN KBIDANAN

PLANNING ASKEB YG SUDAH DILAKSANAKAN/BELUM


DILAKSANAKAN/PERLU DILANJUTKAN

e) Kriteria Evaluasi

45
(1) Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah
tersedia antara lain : catatan timbang terima, status klien dan kelompok
shift timbang terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang
terima yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi ke sore.
Sedangkan kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin
oleh bidan ketua TIM shift.

(2) Evaluasi Proses


Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan
oleh seluruh bidan yang bertugas maupun yang akan mengganti shift.
Bidan ketua tim shift pagi menyerahkan kepada bidan ketua tim shift
sore. Timbang terima pertama dilakukan di meja bidan kemudian ke
bed klien dan kembali lagi ke meja bidan. Isi timbang terima
mencakup jumlah klien, identitas klien, hasil pengkajian dan asuhan
pada klien, intervensi yang belum atau yang harus dilanjutkan dan
catatan atau pesan khusus. Setiap klien dilakukan timbang terima tidak
lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke klien.
(3) Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap
bidan dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar bidan
berjalan dengan baik.
4) Perncanaan Klien Pulang (discharge planning)
a) Penerapan Perencanaan Klien Pulang
Penanggung jawab : Ani Rohliani, SST
Tujuan : Setelah dilaksanakan praktik manajemen kebidanan
diharapkan bidan di instalasi kebidanan klinik bakti
insan medika mampu menerapkan perencanaan klien
pulang dengan baik dan benar.
Waktu :
Uji Coba : 21 Desember 2020
Pelaksanaan : 24 Desember s.d 3 Januari 2021
b) Pengorganisasian
Kepala Ruangan : disesuaikan jadwal
Bidan Koordinator : disesuaikan jadwal
Bidan Ketua TIM : disesuaikan jadwal
Bidan Pelaksana : disesuaikan jadwal
c) Rencana Strategi
(1) Menyiapkan format perencanaan klien pulang

46
(2) Mengisi format perencanaan klien pulang dengan lengkap dan benar
sesuai kebutuhan.
(3) Melaksanakan perencanaan klien pulang.
(4) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan perencanaan klien pulang
(5) Memberikan leaflet sebagai edukasi selama di rumah.
d) Kriteria Evaluasi
(1) Evaluasi Struktur
- Persiapan dilakukan saat klien masuk ruang instalasi kebidanan
klinik bakti insan medika.
- Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
- Menyusun proposal
- Menetapkan kasus
- Pengorganisasian peran.
- Penyusunan booklet, kertu perencanaan klien pulang dan lembar
perencanaan klien.
- Persiapan obat, hasil-hasil lab dan pemeriksaan penunjang
- Kontrak waktu dengan keluarga dan klien.
(2) Evaluasi Proses
- Pada saat klien masuk ruangan :
- Menyambut kedatangan klien,
- Orientasi ruangan, jenis klien
- Penyuluhan kesehatan (perawatan ibu nifas)
(3) Evaluasi Hasil
- Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh klien dan keluarga.
Klien dapat menyebutkan kembali tentang aturan pengobatan,
rencana control setelah pulang dari klinik sesuai jadwal control atau
bila ada keluhan.
e) Alur Perencanaan Klien Pulang
- Persiapan klienpulang
- Pengkajian keadaan dan kebutuhan klien
- Perawatan di rumah
- Mereview pendidikan kesehatan yang telah diberikan selama di rawat
di klinik
- Penjelasan mengenai obat-obatan yang masih diminum, dosis, cara
pemberian dan waktu yang tepat untuk minum obat.
- Obat-obatan yang dihentikan, walaupun obat0obatan klien sudah tidak
diminum lagi, namun tetap dibawa oleh klien.
- Hasil pemeriksaan

47
- Surat-surat seperti surat keterangan sakit, surat istirahat, surat control
surat rujukan dan lainnya.
- Memberikan leaflet untuk edukasi selama klien di rumah.
5) Dokumentasi Kebidanan
a) Pelaksanaan Kegiatan
Penanggung Jawab : Wita Gantika Rosady, SST
Tujuan : Setelah dilakukan praktik manajemen
kebidanan, diharapkan semua bidan di instalasi
kebidanan klinik bakti insan medika mampu
menerapkan pendokumentasian kebidanan secara baik
dan benar.
Waktu :
Uji Coba : 21 Desember 2020
Pelaksanaan : 24 Desember 2020 s.d 3 Januari 2021
b) Pengorganisasian
Kepala Ruangan : disesuaikan jadwal
Bidan Koordinator : disesuaikan jadwal
Bidan Ketua TIM : disesuaikan jadwal
Bidan Pelaksana : disesuaikan jadwal
c) Rencana Strategis
(1) Mendiskuasikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai
dengan kasus di instalasi kebidanan klinik bakti insan medika.
(2) Merevisi format pengkajian, diagnose, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
(3) Menyiapkan format pengkajian dan pendokumentasian asuhan
kebidanan.
(4) Melaksanakan pendokumentasian asuhan kebidanan dengan bidan
instalasi kebidanan dengan lengkap dan benar.
(5) Mengoreksi setiap pendokumentasian yang telah dilakukan.
d) Kriteria Evaluasi
(1) Evaluasi Struktur
- Menentukan penanggung jawab kegiatan
- Merevisi format pengkajian, diagnose, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi.
- Menyiapkan format pengkajian dan pendokumentasian asuhan
kebidanan.
- Menyiapkan format pengkajian dan pendokumentasian asuhan
kebidanan.
(2) Evaluasi Proses

48
- Penggunaan standar terminology (pengkajian, diagnose,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi0.
- Data yang relevan dan bermanfaat dikumpulkan kemudian dicatat
sesuai dengan prosedur dalam catatan yang permanen.
- Diagnose disusun berdasarkan klasifikasi dan analisa data yang
akurat
- Rencana tindakan ditulis dan dicatat sebagai bagian dari catatan
yang permanen.
- Observasi dicatat secara akurat, lengkap dam sesuai urutan waktu.
- Evaluasi dicatat sesuai dengan urutan waktu meliputi selama
dirawat, dirujuk, pulang ataupun perubahan status klien, respon
klien terhadap tindakan.
- Rencana tindakan yang direvisi, berdasarkan hasil yang diharapkan
klien.
(3) Evaluasi Hasil
Mahasiswa mampu menerapkan pendokumentasian secara baik dan
benar.
6) Sentralisasi Obat
Kegiatan sentralisasi obat meliputi persiapan sentralisasi obat, persiapan
sarana dan membuat petunjuk teknis penyelenggaraan sentralisasi obat serta
pendokumentasian hasil pelaksanan sentralisasi obat. Kontroling penggunaan
obat dan konsumsi obat merupakan salah satu peran bidan oleh karena itu
pengontrolan obat bagi klien perlu diingatkan lagi sehingga risiko-risiko
penyimpangan dapat diminimalisasi.
a) Pelaksanaan Sentralisasi Obat
Penanggung Jawab : Ani Rohliani, SST
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan praktik
manajemen pelayanan kebidanan, bidan di
Instalasi kebidanan Klinik Bakti Insan Medika
mampu melaksanakan peran bidan dalam
pengelolaan sentralisasi obat dan
mendokumentasikan hasil pengelolaan
sentralisasi obat dengan benar.
Waktu
Uji Coba : 21 Desember 2020
Pelaksanaan : 24 Desember 2020 s.d 3 Januari 2021
b) Pengorganisasian
Kepala Ruangan : disesuaikan jadwal
Bidan Koordinator : disesuaikan jadwal

49
Bidan Ketua TIM : disesuaikan jadwal
Bidan Pelaksana : disesuaikan jadwal
c) Rencana Strategis
- Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi informed consent,
lembar serah terima obat dan bukti pemberian obat.
- Melaksanakan pengelolaan sentralisasi obat klien bekerjasama dengan
bidan, dokter dan bagian farmasi.
- Melaksanakan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat
- Mendokumentasikan obat tiap klien dengan baik.
d) Kriteria Evaluasi
(1) Evaluasi Struktur
- Menenttukan penanggung jawab sentralisasi obta
- Menyiapkan format sentralisasi obat
(2) Evaluasi Proses
- Melaksanakan sentralisasi obat klien bersama-sama dengan bidan,
dokter dan bagian farmasi.
- Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengeloalaan sentralisasi obat.
(3) Evaluasi Hasil
- Klien menerima system sentralisasi obat
- Bidan mampu mengelola obat klien
- Mutu pelayanan kepada klien terutama dalam pemberian obat
meningkat.
- Dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat baik secara hukum
maupun secara moral.
- Pengelolaan obat efektif fan efisien.
7) Refleksi Diskusi Kasus (RDK)
a) Penerapan Diskusi Refleksi Kasus
Penanggung Jawab : Wita Gantika Rosady, SST
Tujuan : setelah dilaksanakan praktik manajemen
pelayanan kebidanan diharapkan bidan di
instalasi kebidanan mampu menerapkan diskusi
refleksi kasus dan dapat memecahkan masalah
kebidanan yang belum teratasi.
Waktu : 4 Januari 2021
b) Pengorganisasian
Kepala Ruangan : disesuaikan jadwal
Bidan Koordinator : disesuaikan jadwal
Bidan Ketua TIM : disesuaikan jadwal
Bidan Pelaksana : disesuaikan jadwal

50
c) Rencana Strategi
- Memilih?Menetapkan kasus yang akan didiskusikan
- Membuat jadwal kegiatan diskusi refleksi kasus
- Menentukan waktu pelaksanaan
- Melakukan refleksi diskusi kasus sesuai peran masing-masing personal
dalam refleksi diskusi kasus
- Membuat laporan.

d) Evaluasi
(1) Evaluasi Struktur
- Persyaratan administrative
- Tim diskusi hadir di tempat pelaksanaan RDK’
- Persiapan dilakukan sebelumnya.
(2) Evaluasi Proses
- Seluruh anggota tim RDK mengikut kegiatan dari awal hingga kahir
- Seluruh angora tim berdiskusi dan berperan aktif dalam kegiatan RDK
Sesuai peran yang telah ditentukan.
(3) Evaluasi Hasil
- Masalah klien dapat teratasi
Bidan dapat :
- Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis
- Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis kebidanan
- Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan kebidanan yang
berorientasi pada masalah klien.
- Meningkatkan kemampuan justifikasi
- Melaksanakan asuhan kebidanan yang menyeluruh.
8) Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi merupakan bagian penting dari administrasi yang
efektif dalam suatu organisasi. Hal ini merupakan suatu proses bantuan
kepada staf untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Hasil yang diharapkan
dikaitkan dengan standar yang digunakan dalam pelayanan kesehatan akan
bermakna apabila tujuan dapat dicapai dengan hasil yang baik.
a) Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Penanggung Jawab : Ani Rohliani, SST
Tujuan : Setelah dilakukan praktik manajemen
kebidanan diharapkan bidan mampu
menerapkan kegiatan monitoring dan evaluasi
secara optimal sesuai rencana.
Waktu : 4 Januari 2021

51
b) Pengorganisasian
Kepala Ruangan : disesuaikan jadwal
Bidan Koordinator : disesuaikan jadwal
Bidan Ketua TIM : disesuaikan jadwal
Bidan Pelaksana : disesuaikan jadwal
c) Rencana Strategis
(1) Membuat konsep monitoring dan evaluasi
(2) Menentukan materi monitoring dan evaluasi
(3) Menentukan jadwal monitoring evaluasi
(4) Mengisi daftar tilik penilaian
(5) Melaksanakan monev bersama dengan bidan ruangang
d) Kriteria Evaluasi
(1) Evaluasi Struktur
- Menentukan penanggung jawab monitoring dan evaluasi kebidanan
- Menyusun konsep monitoring dan evaluasi kebidanan
- Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
- Menentukan materi monitoring dan evaluasi
- Persiapan alat dan pasien
(2) Evaluasi Proses
- Melaksanakan penilaian oleh Karu kepada bidan pelaksana
- Bidan pelaksana melaksanakan tugas sesuai dengan deskripsi tugasnya
- Mendokumentasikan hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi
kebidanan.
- Karu mengusu lembar penilaian sesuai petunjuk teknis pengisian
(3) Evaluasi Hasil
- Bidan mampu melaksanakan monitoring dan evaluasi kebidanan
secara optimal
- Monitoring evaluasi kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana,
- Evaluator mengevaluasi hasil monitoring dan evaluasi kebidanan serta
memberikan reward pada bidan pelaksana.
4.2.4 Rencana Strategi M4-Money
No Masalah Tujuan Program Indikator Waktu Penanggung
Keberhasilan Jawab
1 Sistem pendanaan Meningkatka Penyusunan Tersusun
dirancang setiap n akurasi rencana anggaran/system
tahun sehingga system anggaran pendanaan yang
apabila ada pendanaan yang lebih lebih akurat
kebutuhan mendesak pelayanan akurat.
sulit untuk
terpenuhi.

4.2.5 Rencana Strategi M5-Market

52
No Masalah Tujuan Program Indikator Waktu Penanggung
Keberhasil Jawab
an
1 Terkadang admin Meningkatkan Meningkatkan System
lupa share aktivitas system system pemasaran pemasaran
penting klinik pemasaran dengan nya luas
yang lebih memaksimalkan
luas fungsi social media
seperti facebook,
whatsapp,
instagram atau
bahkan twitter.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pengkajian data diruang praktek manajemen menemukan beberapa masalah yaitu:
1) Masih terdapat tenaga kesehatan yang belum mengikuti pelatihan dasar yang
dibutuhkan dalam profesinya (PPGDON).
2) Karena kepala ruangan merupakan seorang PNS sehingga waktu untuk
eksistensi di Instalasi Kebidanan terbatas.
3) Instalasi kebidanan belum memiliki SDM yang cukup untuk menyelenggarakan
Asuhan Kebidanan Komplementer.
4) Terdapat dua nurse station di Klinik Bakti Insan Medika namun satu nurse
station belum digunakan dengan maksimal.
5) Sudah tersedia peralatan medis (doppler, Suction, Tensimeter digital) dan
penunjang (box bayi) namun jumlahnya masih kurang memadai
6) Sudah dilakukan monitoring fungsi alat namun belum maksimal.
7) Sudah terdapat sistem penugasan model tim tetapi dalam pelaksanaannya masih
belum maksimal.
8) Pelaksanaan pre conference dan post conference belum dilakukan secara teratur
9) Pelaksanaan operan jaga belum efisien
10) Sistem pendanaan dirancang setiap awal tahun sehingga apabila ada

53
kebutuhan mendesak sulit untuk terpenuhi
11) Terkadang admin klinik lupa share aktivitas penting di klinik.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, disarankan kepada :
1. Pimpinan / kepala
a. Memberikan dukungan dan kesempatan serta kemudahan bagi profesi
keperawatan dan bidan untuk mengembangkan karir dan pendidikan.
b. Pada setiap ruangan sebaiknya disediakan speaker yang terhubung langsung
dengan bagian keamanan sehingga saat jam kunjungan tiba dan berakhir
dapat diumumkan secara langsung dan pengunjung pasien dapat segera
meninggalkan ruangan/bangsal.
2. Kepala Ruangan dan Ketua Tim.
a. Melakukan audit kebidanan secara berkala pada pasien yang akan pulang
atau dalam proses perawatan.
b. Melakukan supervisi yang rutin dan terjadwal.
c. Kepala ruang dan ketua tim mendiskusikan dan mencatat alat medis dan
penunjang yang masih kurang agar dapat disampaikan pada saat rapat
dengan seluruh karyawan dan direktur rumah sakit sehingga dapat ditindak
lanjuti.
3. Bidan Pelaksana
a. Melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan jadwal.
b. Disiplin dalam ketepatan waktu shift, sehingga pre dan post coference,
operan dan ronde kebidanan bisa terlaksana dengan baik.
c. Pada saat operan seharusnya bidan yang akan bertugas menggantikan shift
jaga lebih memperhatikan operan yang disampaikan.
d. Jika ada alat-alat yang rusak atau peralatan yang sudah habis agar
melaporkan kepada karu/ katim sehingga dapat diatasi denga cepat.
4. Mahasiswa/ praktekan
Mahasiswa diharapkan dapat menambah kegiatan lain yang belum dapat

54
dilaksanakan seperti: rencana mingguan, bulanan, dan ronde keperawatan dan
memahami format pengkajian dan rencana intervensi yang sudah ada.

55

Anda mungkin juga menyukai