Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan reproduksi adalah kemampuan seorang wanita untuk
memanfaatkan alat reproduksi dan mengatur kesuburannya (fertilisasi) dapat
menjalani kehamilan dan persalinan secara aman serta mendapat bayi tanpa
resiko apapun atau well health mother dann well born baby dan selanjutnya
mengembalikan kesehatan dalam batas normal (Manuaba 1999).
Kanker serviks merupakan sebuah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher
rahimyang di sebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV) khususnya berasal
dari epitel atau lapisan luar pada serviks. Infeksi virus ini sering terdapat pada
wanita yang aktif secara seksual (Ruspadi, 2007).
Menurut World Healt Organisation (WHO) tahun 2008, memperkirakan
12,4 juta penduduk menderita kanker dan 7,6 juta orang meninggalkarena
penyakit kanker, secara global kejadian kanker serviks menduduki urutan kedua,
setelah kanker payudara yaitu dengan angka kejadian sekitar 500.000 orang dan
kematian sebanyak 288.000 orang (Nunukan, 2009)
Di Indonesia di perkirakan 15.000 kasus baru kanker serviks terjadi setiap
tahunnya, sedangkan angka kematiannya di perkirakan terjadi 41 kasus baru
kanker serviks dan 20 0rang perempuan meninggal dunia perharinya karena
penyakit tersebut (Wijaya, 2010)
Dalam menghadapi penyakit keganasan (kanker) dikenal motto diagnosa
dini menyelamatkan jiwa penderita. Atas dasar landasan ini dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan diri secara rutin sehingga setiap perubahan dapat
diketahui dengan lebih dii dan dapat ditingkatkan usaha promotif, preventif,
kuratif (pengobatan) serta rehabilitatif (penyembuhan) (IBG Manuaba, 1999 :
66). Penapisan dilakukan dengan melakukan tes Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA).
Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi
lesi tingkat pra kanker (high-Grade Precanceraus Lesions) dengan sensitivitas
sekitar 66-96% dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif (positive
predective value) dan nilai prediksi negatif (negative predective value) masing-
masing antara 10-20% dan 92-97% (Wijaya Delia, 2010).

1
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah praktek klinik diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan dapat
memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu dengan Ca cervix melalui
pendekatan manajemen Kebidanan.

b. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan dapat :
1) Melakukan pengkajian (mengumpulkan data) pada ibu dengan Ca cervix
2) Menegakkan diagnosa atau masalah.
3) Mengantisipasi masalah potensial yang ada.
4) Menentukan kebutuhan segera atas diagnosa yang telah diambil.
5) Merencanakan tindakan yang akan dilakukan.
6) Melaksanakan rencana yang telah ditentukan.
7) Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan.

1.3 Manfaat
a. Teoritis
1) Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada
ibu sehingga dapat digunakan sebagai berkas penulis didalam
melaksanakan tugas sebagai bidan.
2) Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan
untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan selalu
menjaga mutu pelayanan.

b. Praktis
1) Agar klien mengetahui dan memahami masalah pada organ reproduksi
sehingga timbul kesadaran bagi klien untuk memperhatikan kesehatan
organ reproduksi
2) Merupakan informasi kepada masyarakat tentang masalah yang
kemungkinan terjadi pada kesehatan organ reproduksi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian IVA


IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana untuk
mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani, 2009) IVA
merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung
(dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan
asam asetat 3-5% (Wijaya Delia, 2010).
Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan skrining alternatife dari pap
smear karena biasanya murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan
peralatan sederhana serta dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter
ginekologi.
Pada pemeriksaan ini, pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat serviks
yang telah diberi asam asetat 3-5% secara inspekulo. Setelah serviks diulas
dengan asam asetat, akan terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat
diamati secara langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau abnormal.
Dibutuhkan waktu satu sampai dua menit untuk dapat melihat perubahan-
perubahan pada jaringan epitel.
Serviks yang diberi larutan asam asetat 5% akan merespon lebih cepat
daripada larutan 3%. Efek akan menghilang sekitar 50-60 detik sehingga dengan
pemberian asam asetat akan didapat hasil gambaran serviks yang normal (merah
homogen) dan bercak putih (displasia) (Novel S Sinta,dkk,2010).

2.2 Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan IVA dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus.
a. Tujuan umum dari pemeriksaan IVA adalah mengurangi tingkat morbiditas
atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus
yang ditemukan serta mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim.
b. Tujuan khusus dari pemeriksaa IVA adalah meningkatnya motivasi
masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, tujuan ini
merupakan tujuan untuk meningkatkan kepedulian dari masyarakat sehingg
masyarakat termotivasi untuk melakukan pemeriksaan. 

3
Selanjutnya adalah meningkatnya jumlah perempuan yang melakukan
deteksi dini kanker serviks, meningkatnya penemuan lesi prakanker dan stadium
dini kanker serviks sehingga diagnosis dini dapat dilakukan dan progresi kanker
dapat diatasi sehingga tingkat kesembuhan dari penderita kanker serviks akan
meningkat dan harapan hidup pun akan meningkat. Tujuan khusus selanjutnya
adalah terlaksananya perluasan indormamsi tentang penyakit kanker, factor
risiko kanker, dan upaya pengendalinannya,, terselenggarana kampanye
pengendalian kanker melalui media, terselnggaranya koordinasi lintas program
dan lintas sector (organisasi profesi, LSD, dan masyarakat).

2.3 Keuntungan IVA


Menurut (Nugroho. 2010:65) keuntungan IVA dibandingkan tes-tes
diagnosa lainnya adalah :
a. Mudah, praktis, mampu laksana
b. Dapat dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan
c. Alat-alat yang dibutuhkan sederhana
d. Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana

Menurut (Emilia. 2010 :53) keuntungan IVA adalah :


a. Kinerja tes sama dengan tes lain
b. Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan mengenai
penatalaksanaannya

2.4 Waktu Pemeriksaan IVA


Program skrining oleh WHO :
a. Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun
b. Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun
c. Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun
(Nugroho Taufan, dr. 2010:66)
d. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-
60 tahun.
e. Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup
memiliki dampak yang cukup signifikan.
f. Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil positif (+) adalah 1
tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun

2.5 Syarat Mengikuti Test Iva


a. Sudah pernah melakukan hubungan seksual
4
b. Tidak sedang datang bulan/haid
c. Tidak sedang hamil
d. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

2.6 Pelaksanaan Skrining IVA


a. Persiapan
Untuk melaksanakan skrining dengan metode IVA, dibutuhkan tempat
dan alat sebagai berikut:
1) Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi.
2) Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada posisi
litotomi.
3) Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks
4) Spekulum vagina
5) Asam asetat (3-5%)
6) Swab-lidi berkapas
7) Sarung tangan

b. Teknik pemeriksaan IVA


1) Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien akan mendapat penjelasan
mengenai prosedur yang akan dijalankan. Privasi dan kenyamanan sangat
penting dalam pemeriksaan ini.
2) Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi (berbaring dengan dengkul
ditekuk dan kaki melebar).
3) Vagina akan dilihat secara visual apakah ada kelainan dengan bantuan
pencahayaan yang cukup.
4) Spekulum (alat pelebar) akan dibasuh dengan air hangat dan dimasukkan
ke vagina pasien secara tertutup, lalu dibuka untuk melihat leher rahim.
5) Bila terdapat banyak cairan di leher rahim, dipakai kapas steril basah untuk
menyerapnya.
6) Dengan menggunakan pipet atau kapas, larutan asam asetat 3-5%
diteteskan ke leher rahim. Dalam waktu kurang lebih satu menit, reaksinya
pada leher rahim sudah dapat dilihat.
7) Bila warna leher rahim berubah menjadi keputih-putihan, kemungkinan
positif terdapat kanker. Asam asetat berfungsi menimbulkan dehidrasi sel
yang membuat penggumpalan protein, sehingga sel kanker yang
berkepadatan protein tinggi berubah warna menjadi putih.

5
8) Bila tidak didapatkan gambaran epitel putih padadaerah transformasi bearti
hasilnya negative.

c. Kategori hasil pemeriksaan IVA


Menurut (Sukaca E. Bertiani, 2009) Ada beberapa kategori yang dapat
dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:
1) IVA negatif = menunjukkan leher rahim normal.
2) IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak
lainnya (polip serviks).
3) IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok
ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode
IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker
(dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
4) IVA-Kanker serviks = Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan
stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian
akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini
(stadium IB-IIA).

d. Penatalaksanaan IVA
Pemeriksaan IVA dilakukan dengan spekulum melihat langsung leher
rahim yang telah dipulas dengan larutan asam asetat 3-5%, jika ada perubahan
warna atau tidak muncul plak putih, maka hasil pemeriksaan dinyatakan
negative. Sebaliknya jika leher rahim berubah warna menjadi merah dan
timbul plak putih, maka dinyatakan positif lesi atau kelainan pra kanker.
Namun jika masih tahap lesi, pengobatan cukup mudah, bisa langsung
diobati dengan metode Krioterapi atau gas dingin yang menyemprotkan gas
CO2 atau N2 ke leher rahim. Sensivitasnya lebih dari 90% dan spesifitasinya
sekitar 40% dengan metode diagnosis yang hanya membutuhkan waktu
sekitar dua menit tersebut, lesi prakanker bisa dideteksi sejak dini. Dengan
demikian, bisa segera ditangani dan tidak berkembang menjadi kanker
stadium lanjut.
Metode krioterapi adalah membekukan serviks yang terdapat lesi
prakanker pada suhu yang amat dingin (dengan gas CO2) sehingga sel-sel
pada area tersebut mati dan luruh, dan selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru
yang sehat (Samadi Priyanto. H, 2010)
Kalau hasil dari test IVA dideteksi adanya lesi prakanker, yang terlihat
dari adanya perubahan dinding leher rahim dari merah muda menjadi putih,
artinya perubahan sel akibat infeksi tersebut baru terjadi di sekitar epitel. Itu
6
bisa dimatikan atau dihilangkan dengan dibakar atau dibekukan. Dengan
demikian, penyakit kanker yang disebabkan human papillomavirus (HPV) itu
tidak jadi berkembang dan merusak organ tubuh yang lain.

2.7 Tempat Pelayanan


IVA bisa dilakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pemeriksaan dan yang bisa melakukan pemeriksaan IVA
diantaranya oleh :
a. Perawat terlatih
b. Bidan
c. Dokter Umum
d. Dokter Spesialis Obgyn.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesehatan reproduksi adalah kemampuan seorang wanita untuk
memanfaatkan alat reproduksi dan mengatur kesuburannya (fertilisasi) dapat
menjalani kehamilan dan persalinan secara aman serta mendapat bayi tanpa
resiko apapun atau well health mother dann well born baby dan selanjutnya
mengembalikan kesehatan dalam batas normal (Manuaba 1999).
Kanker serviks merupakan sebuah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher
rahimyang di sebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV) khususnya berasal
dari epitel atau lapisan luar pada serviks. Infeksi virus ini sering terdapat pada
wanita yang aktif secara seksual (Ruspadi, 2007).
Dalam menghadapi penyakit keganasan (kanker) dikenal motto diagnosa
dini menyelamatkan jiwa penderita. Atas dasar landasan ini dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan diri secara rutin sehingga setiap perubahan dapat
diketahui dengan lebih dii dan dapat ditingkatkan usaha promotif, preventif,
kuratif (pengobatan) serta rehabilitatif (penyembuhan) (IBG Manuaba, 1999 :
66). Penapisan dilakukan dengan melakukan tes Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA).

3.2 Saran
a. Bagi Mahasiswa
Dapat mengaplikasikan antara ilmu pengetahuan, logika dan ilmiah
dalam melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan.
b. Bagi Petugas dan Klinik
Tenaga kesehatan hendaknya lebih teliti dalam melakukan pemeriksaan
kesehatan reproduksi. Diharapkan agar mutu pelayanan lebih ditingkatkan
dan lebih maju serta perlu kiranya memfungsikan sarana dan prasarana yang
telah tersedia ditempat pelayanan praktek semaksimal mungkin.
c. Bagi Ibu
8
Ibu hendaknya memeriksakan kesehatan area kewanitaannya secara
teratur sehingga apabila ada kelainan dapat terdeteksi secara dini sehingga
segera dapat diatasi.
d. Bagi  Institusi Pendidikan
Memperbanyak buku-buku/literature yang berkaitan dengan kebutuhan
kebidanan yang ada sebagai pedoman dalam pembuatan makalah kami
berikutnya agar lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Imroatul Afifah. 2015. [Online]. Pelayanan IVA dan Cryo Temukan Penderita
Kanker Rahim Sejak Dini. Tersedia :
http://dinkes.surabaya.go.id/portal/index.php/ berita/pelayanan-iva-dan-cryo-
temukan-penderita-kanker-rahim-sejak-dini/#st hash.87TcMaPl.dpuf (Diakses

Lestari, Debby Ayu. 2016. [Online]. Laporan Pendahuluan Kanker Serviks dan
Pemeriksaan  Iva Test, Cryoterapi. Tersedia : http://debbyayulestari1.blogspot.
com/2016/04/laporan-pendahuluan-iva-test-dan.html (Diakses

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta : EGC.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan.

Prawirohardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT. Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

RSIA Fatma Bojonegoro. 2016. [Online]. Deteksi Kanker Servik Dengan Metode Iva
(Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat). Tersedia : http://rsiafatma-
bjn.blogspot.com/2016/09/deteksi-kanker-servik-dengan-metode-iva.html
(Diakses

9
LAPORAN PENDAHULUAN
KESEHATAN REPRODUKSI IVA
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Laporan Praktek
Kompetensi Dasar Kebidanan

Christiani Mutiara Hilda


NIM : 163310002

10
PRODI D3 KEBIDANAN
STIKES BORNEO CENDIKIA MEDIKA
PANGKALAN BUN-KALIMANTAN TENGAH
Tahun Akademik 2017 – 2018

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Kesehatan Reproduksi Pap
Smear” laporan pendahuluan ini merupakan salah satu tugas laporan yang diberikan
dalam melengkapi laporan Praktek KDK STIKES Borneo Cendikia Medika
Pangkalan Bun.

Dalam Penulisan laporan pendahuluan ini saya merasa masih banyak


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang saya miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan
demi penyempurnaan pembuatan laporan pendahuluan ini. Dalam penulisan makalah
ini saya sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan laporan ini, khususnya kepada :

1. Jenny Oktarina, SST. M. Kes.., selaku Kaprodi D3 Kebidana STIKes Borneo


Cendikia Medika Pangkalan Bun
2. Ida Siswiastuti, Amd. Keb., selaku pembimbing BPM Ida Siswiastuti
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam penulisan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan pendahuluan ini dari awal sampai akhir.
Semoga Tuhan memberikan imbalan yang setimpal  pada mereka yang telah
memberikan bantuan, dan semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.

Pangkalan Bun, 13 Februari 2019

11
Christiani Mutiara Hilda

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..........................................................................................................ii

Daftar Isi ....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .....................................................................................1


1.2 Tujuan ....................................................................................................2
1.3 Manfaat ..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian IVA .....................................................................................3


2.2 Tujuan IVA ...........................................................................................3
2.3 Keuntungan IVA ...................................................................................4
2.4 Waktu Pemeriksaan IVA .....................................................................4
2.5 Syarat Mengikuti Test IVA .................................................................4
2.6 Pelaksanaan Skrining IVA ..................................................................5
2.7 Tempat Pelayanan ................................................................................7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpilan .............................................................................................8


3.2 Saran ......................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................9

12
iii

13

Anda mungkin juga menyukai