Disusun Oleh:
Pembimbing Pendidikan
Mengetahui
Dosen Tabulasi
K.Kasiati,S.Pd,M.Kes
NIP.196404301985032003
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan pada ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan individu
dengan judul “Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Remaja dengan
Leukorea” dengan baik.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran guna menyempurnakan laporan ini sangat diharapkan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
2.2 Leukorhea
2.2.1 Pengertian
Menurut Shadine (2012) leukorhea merupakan sekresi vaginal abnormal
pada wanita. Sedangkan menurut Aziz (2009) leukorhea adalah cairan yang
keluar dari alat reproduksi perempuan hampir sebagian besar perempuan pernah
mengalami leukorhea. Sementara menurut Bahari (2012) leukorhea adalah
kondisi vagina saat mengeluarkan cairan atau lender menyerupai nanah. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa leukorhea adalah keluarnya cairan selain darah dari
liang vagina diluar kebiasaan, baik berbau ataupun tidak, serta disertai rasa gatal
setempat penyebab leukorhea dapat secara normal (fisiologis) yang dipengaruhi
oleh hormon tertentu (Kusmiran, 2011).
I. Pengkajian Data
a. Data Subyektif
1) Biodata
- Nama
Identitas dimulai dengan nama pasien, yang harus lengkap : nama
depan, nama tengah (bila ada), nama keluarga dan nama panggilan
akrab (Matondang, 2009)
- Umur
Pada remaja usia 10 — 19 tahun (WHO,2014). Menurut
BKKBN usia 10-24 tahun dan belum menikah
(BKKBN,2012), jika terdapat discharge yang jernih, tidak
gatal atau berbau menunjukkan kemungkinan discharge
tersebut adalah leukorea fisiologis akibat stimulasi estrogen
dari ovarium terhadap uterus dan vagina. (Marcdante, 2014).
- Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat
memberikan konseling sesuai pendidikannya
- Pekerjaan
Mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini
juga mempengaruhi dalam hal gizi pasien tersebut. Pekerjaan juga
diperlukan untuk mengetahui bagaimana aktivitas sehari-hari klien.
(Wiknjosastro, 2010)
- Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing
atau mengarahkan pasien dalam berdoa
- Suku/bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.
- Alamat
Untuk mengetahui tempat tinggal serta mempermudah pemantauan.
(Nursalam, 2008)
2) Keluhan Utama
Remaja perempuan dengan kondisi peripubertal (skala
maturitas tanner tahap III) sering mengeluh adanya discharge
vagina atau lebih dikenal dengan istilah keputihan. Discharge
yang jernih, tidak gatal atau berbau menunjukkan
kemungkinan discharge tersebut adalah leukorea fisiologis
akibat stimulasi estrogen dari ovarium terhadap uterus dan
vagina (Marcdante, 2014). Ciri-ciri dari keputihan patologis
yaitu cairan yang keluar sangat kental dan warna kekuningan,
bau yang sangat menyengat, jumlahnya yang berlebih dan
menyebabkan rasa gatal, nyeri juga rasa sakit dan panas saat
berkemih. Keputihan patologis berupa cairan eksudat yang
berwarna, mengandung banyak leukosit, jumlahnya
berlebihan, berbau tidak sedap, terasa gatal atau panas,
sehingga seringkali menyebabkan luka akibat garukan di
daerah mulut vagina (Bahari, 2012)
3) Riwayat Menstruasi
- HPHT : Untuk mengetahui tafsiran persalinan (TP)
- Menarche : Untuk mengetahui awal menstruasi Px (normalnya Px
usia 12 – 16 thn
- Siklus Haid : Untuk mengetahui jarak antara menstruasi satu
dengan yang lainya atau untuk mengetahui kesuburan Px. ( Normal
28 – 35 hr)
- Lama Haid : Untuk mengetahui lama menstruasi Px.
- Banyak Darah : Untuk mengetahui apakah terjadi menorargi,
jumlah perdarahan (normalnya darah yang keluar saat menstruasi
50 – 100 ml/hari)
- Dysmenorre : Untuk mengetahui apakah ada kondisi yang
abnormal/tidak
- Fluor Albus : Untuk mengetahui apakah ada penyakit/infeksi
pada alat reproduksi eksterna/interna. Pada keadaan normal fluor
albus keluar sebelum dan sesudah haid, tidak bau, tidak gatal, tidak
berwarna.
4) Riwayat kesehatan
Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami
peningkatan kerentanan terhadap berbagai ancaman risiko
kesehatan terutama yang berkaitan dengan kesehatan seksual
dan reproduksi termasuk peningkatan ancaman HIV/AIDS.
Keputihan fisiologis dan patologis juga mempunyai dampak
pada wanita. Keputihan fisiologis menyebabkan rasa tidak
nyaman pada wanita sehingga dapat mempengaruhi rasa
percaya dirinya. Keputihan patologis yang berlangung terus
menerus akan menganggu fungsi organ reproduksi wanita
khususnya pada bagian saluran indung telur yang dapat
menyebabkan infertilitas (Kasdu, 2008).
5) Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui riwayat penyakit yang sedang dan pernah dialami
seperti jantung, hipertensi, asma, TBC, hepatitis, PMS, HIV/AIDS,
TORCH, infeksi saluran kencing, epilepsi, dan malaria, penyakit
keluarga yang menular (TBC, hepatitis, PMS, HIV/AIDS), riwayat
penyakit keturunan (DM, hipertensi, jantung), riwayat faktor
keturunan (Keturunan kembar, kelainan konginetal, kelainan jiwa,
kelainan darah).
6) Pola Kehidupan Sehari – hari
- Pola nutrisi : Dalam mengkaji nutrisi perlu diketahui pola makan
yang dahulu dan sekarang berupa kualitas dan kuantitas frekuensi dan
porsi makan (Susilowati, 2008).
- Pola eliminasi : Mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh
(Out put cairan) apakah terjadi obstipasi atau tidak. Apakah
melakukan vulva hygiene setelah selesai buang air besar atau buang
air kecil.
- Pola personal hygine : mengkaji tingkat kebersihan sehari-hari
(mandi, gosok gigi, ganti baju dan celana dalam). Hal ini dapat
membantu mengetahui apakah terjadi infeksi pada alat genitalia
pasien. Pasien disarankan untuk meningkatkan frekuensi pergantian
celana dalam yang berbahan katun dan mudah diserap. Bersihkan
vagina menggunakan sabun setiap mandi, setiap selesai BAK dan
BAB, dari arah depan ke belakang, kemudian mengeringkan dengan
handuk bersih atau tisu (Saifuddin, 2010)
- Data Psikososial & Spiritual
Perasaan klien menghadapi gangguan reproduksi dengan keputihan
pada kasus gangguan reproduksi Flour Albus biasanya di dapatkan
data psikologisnya adalah pasien merasa cemas dan tidak nyamanan.
Faktor-faktor situasi, seperti pekerjaan wanita dan pasangannya,
pendidikan, status perkawinan, latar belakang budaya dan etik, serta
status sosial ekonomi (Marmi, 2011).
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
Data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari
pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan
diagnosis lain (Prawirohardjo, 2009)
1) Keadaan umum.
Keadaannya baik atau memperlihatkan respon yang baik terhadap
lingkungan dan orang lain, serta secara fisik pasien tidak
mengalami ketergantungan dalam berjalan, lemah atau buruk yaitu
kurang atau tidak memberi respon yang baik terhadap lingkungan
dan orang lain, serta pasien sudah tidak mampu lagi untuk berjalan
sendiri (Sulistyawati, 2009).
- Baik, maka akan ditemukan bahwa pasien kooperatif,
gerakannya terarah.
- Sedang, maka pasien mersa tegang dan sedikit cemas.
- Buruk, mungkin ditemukan kondisi yang tidak kooperatif,
bingung, gerakan tidak terarah, gemetar dan merasa sangat
cemas.
2) Kesadaran
Tingkat kesadaran dari seorang klien bisa dibagi menjadi 4 yaitu
composmentis, somnolen, koma dan apatis (Nursalam, 2008).
- Composmentis adalah sadar sepenuhnya, baik terhadap
dirinya maupun lingkungannya. Pasien dapat menjawab
pertanyaan pemeriksa dengan baik.
- Somnolen adalah keadaan mengantuk yang masih dapt pulih
bila diransang, tapi bila dirangsang berhenti pasien akan
tertidur kembali.
- Apatis adalah pasien tampak segan dan acuh tak acuh
terhadap lingkungannya.
- Koma adalah penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak
ada gerakan spontan dan tidak ada respon terhadap ransangan
nyeri (Prihardjo, 2007).
3) Tanda Vital
Pemeriksaan tanda vital, sebagai berikut
- Tekanan darah : Batas normalnya 120/80 mmHg.
(Saifuddin, 2010)
- Suhu : Batas normal suhu tubuh yaitu 35,8-37°C.
untuk mengetahui resiko terjadinya infeksi yang disebabkan
oleh keputihan (Mandriwati, 2008).
- Respirasi : Normalnya 16 x/menit - 22x/menit.
2) Pemeriksaan Fisik
- Wajah : keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan, adakah
oedema (Wiknjosastro, 2010).
- Mata : untuk mengetahui apakah konjuntiva warna merah muda
dan sklera warna putih (Nursalam, 2009).
- Mulut : ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi ada karies atau
tidak, gusi berdarh atau tidak (Nursalam, 2009)
- Leher : Adakah pembesaran kelenjar gondok atau thyroid, ada
benjolan atau tidak (Nursalam, 2009).
- Dada : untuk mengetahui apakah ada retraksi dada kanan kiri saat
bernafas, apakah payudara simetris atau tidak, apakah ada benjolan
atau tidak (Nursalam, 2009).
- Axila : untuk mengetahui apakah ada benjolan atau tidak, terdapat
nyeri atau tidak (Nursalam, 2009).
- Genetalia : melihat bentuk, warna, pembengkakan, luka, varises,
pengeluaran cairan (warna, konsistensi, jumlah). Klien yang
mengalami leukhorea fisiologis biasanya ditandai dengan
pengeluaran cairan/lendir berwarna putih atau bening.
- Ekstremitas : Atas : untuk melihat adanya oedem pada jari
Bawah : untuk melihat adanya oedem pada
pergelangan kaki, reflex tendon dalam kedutan lutut,
varises dan tanda himan jika ada indikasi (Varney,
2006)
3) Pemeriksaan Penunjang
a. Whiff test
Whiff test dinyatakan positif bila bau amis atau bau amin
terdeteksi dengan penambahan satu tetes KOH 10-20% pada
sekret vagina. Bau muncul sebagai akibat pelepasan amin dan
asam organik hasil alkalisasi bakteri anaerob. Whiff test positif
menunjukkan bakterial vaginosis.
BAB IV
KESIMPULAN
http://repository.ump.ac.id/1310/4/NISSA%20LYANA%20SARI%20BAB
%20II.pdf. Diakses pada tanggal 8 Mei 2020
http://eprints.umpo.ac.id/1624/1/3.%20BAB%201%20aik%20-%20Copy.pdf.
Diakses pada tanggal 8 Mei 2020
http://repository.unmuha.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/165/7.%20BA
B%20II.pdf?sequence=10&isAllowed=y. Diakses pada tanggal 8 Mei 2020
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-miraahmadg-6123-4-
babii.pdf. Diakses pada tanggal 8 Mei 2020
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/13298/1/MEGAWATI%2070400114009.pdf.
Diakses pada tanggal 10 Mei 2020
http://whitelove999.blogspot.com/2012/08/asuhan-kebidanan-gangguan-
reproduksi_25.html. Diakses pada tanggal 29 Mei 2020
https://www.scribd.com/document/400028559/ASKEB-REMAJA. Diakses pada
tanggal 29 Mei 2020