Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA Nn.S DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGGAHAN, TUBAN,
JAWA TIMUR

Dosen Pembimbing :
Evi Pratami, M.Keb

OLEH :
Nama Mahasiswa : Milla Octaviana
NIM : P27824420044

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN ALIH JENJANG
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehdirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga dapat terselesaikannya
Laporan Asuhan Kebidanan Remaja yang berjudul “Laporan Praktik Asuhan
Kebidanan Holistik Pada Remaja Di Wilayah Kerja Puskesmas Singgahan, Tuban,
Jawa Timur”, sebagai salah satu syarat menyelesaikannya tugas pada mata kuliah
Askeb Remaja Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya.
Dalam penelitian ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada :
1. Ibu Dwi Purwanti, S.ST.,S.Kp.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi Sarjana
Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya
2. Ibu Evi Pratami, M.Keb, selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Remaja Poltekkes Kemenkes Surabaya
3. Nn. S selaku pasien remaja yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
proses penyusunan laporan ini
4. Serta semua pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan ini
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga laporan ini berguna bagi semua pihak yang
memanfaatkannya.

Surabaya, 02 November 2020

(Milla Octaviana)
NIM. P27824420044
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Remaja merupakan fase perkembangan yang paling kompleks dengan segala
permasalahannya. Fase paling penting bagi remaja adalah masa pubertas, dimana
bagi remaja putri ditandai dengan matangnya organ reproduksi. Kematangan organ
reproduksi akan menjadi faktor pencetus flour albus bagi remaja putri terutama
masa sebelum dan sesudah haid (Pitriani, 2020)
Keputihan (flour Albus) adalah keluarnya cairan selain darah dari liang vagina
di luar kebiasaan, baik berbau ataupun tidak, serta disertai rasa gatal setempat.
Cairannya berwarna putih, tidak berbau, dan jika dilakukan pemeriksaan
laboratorium tidak menunjukkan ada kelainan (Kusmiran, 2014).
World Health Organization (WHO) menyatakan pada bahwa 5% remaja
didunia terjangkit PMS dengan gejala keputihan setiap tahunnya, dan sebesar 75%
wanita di seluruh dunia setidaknya mengalami candidiasis atau penyebab keputihan
sebanyak satu kali dalam seumur hidupnya (Febryary, 2018).
Di Indonesia ada sekitar 70% remaja putri mengalami masalah keputihan.
Keputihan yang terjadi pada remaja putri tersebut kebanyakan disebabkan oleh
masih minimnya kesadaran untuk menjaga kesehatan terutama dalam kebersihan
organ genetalia (Kursani, 2015). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Insani (2011) di SLTP Negeri 2 Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu Provinsi
Riau dengan 126 responden didapatkan hasil bahwa 84,9% remaja putri pernah
mengalami keputihan, 72,8% dengan pengetahuan yang tinggi dan 69% dengan
sikap yang positif (Kursani, 2015).
Bila dilihat dari hasil data diatas banyak remaja yang mengalami keputihan,
tetapi banyak juga remaja yang menganggap keputihan bukanlah hal yang serius.
Sehingga banyak remaja yang kurang memperhatikan kebersihan personal
hygienenya. Keputihan merupakan masalah yang harus ditangani, karena apabila
keputihan yang dialami remaja dalam 3 bulan berturut-turut dan tidak diobati
dengan benar akan menyebabkan terjadinya berbagai penyakit infeksi kandungan
(Kursani, 2015).
Sehingga perlu dilakukan peningkatan kualitas dalam memberikan pelayanan
kesehatan khususnya remaja, maka perlu menyediakan pelayanan PKPR
(Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja). Pelayanan PKPR bertujuan untuk remaja
memeriksa atau berkonsultasi tentang masalah kesehatan reproduksi, walaupun
belum semua Puskesma PKPR memberikan pelayanaan kepada remaja secara
terpisah. Sebagian besar layanan remaja masih digabungkan dengan pelayanan
umum (Kemenkes, 2014).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan pada remaja (usia 11-19 tahun) berbasis
Holistic Care atau pelayanan kesehatan secara keseluruhan dengan manajemen
kebidanan dan di dokumentasikan dengan metode SOAP.
1.2.2 Tujuan Khusus
Melakukan asuhan kebidanan berbasis holistic care pada remaja, meliputi:
pengkajian, merumuskan diagnose kebidanan, merencanakan asuhan kebidanan,
penatalaksanaan asuhan kebidanan, evaluasi dan didokumentasikan dengan metode
SOAP.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Laporan ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan, serta
bahan dalam penerapan asuhan kebidanan berbasis holistic care pada remaja.
1.3.2 Manfaat Praktis
1. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kajian terhadap materi Asuhan Kebidanan serta referensi bagi
mahasiswa dalam memahami pelaksanaan Asuhan secara komprehensif pada
remaja (usia 11-19 tahun).
2. Manfaat Bagi Penulis
Dapat mempraktekkan teori yang didapatkan secara langsung di lapangan
dalam memebrikan asuhan kebidanan remaja. Dan dapat mengaplikasikan
materi yang telah diberikan dalam proses perkuliahan serta mampu
memberikan asuhan kebidanan yang secara berkesinambungan yang bermutu
dan berkualitas
3. Manfaat Bagi Pasien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai standar
pelayanan kebidanan dan sesuai kebutuhan klien, sehingga klien apabila
terdapat komplikasi dapat terdeteksi sedini mungkin.
1.4 Lama Praktik
Lama praktik yang dilakukan yaitu 4 minggu
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN TEORI


2.1.1 Definisi Remaja
Remaja Usia remaja merupakan periode transisi perkembangan dari masa anak
ke masa dewasa, usia antara 10-24 tahun. Secara etimiologi, remaja berarti tumbuh
menjadi dewasa. Definisi remaja (adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia
(WHO) adalah periode usia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan Persrikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15-24
tahun. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja
tada tiga tahap, yaitu: masa remaja awal (10-12 tahun), masa remaja tengah (13-15
tahun), dan masa remaja akhir (16-19 tahun). Definisi ini kemudian disatukan
dalam terminology kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun
(Kusmiran, 2016).
2.1.2 Tahapan Masa Remaja
1. Remaja awal (10-12 tahun)
Merasa lebih dekat dengan teman sebaya, merasa ingin bebas, merasa lebih
banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal
(abstrak).
2. Masa remaja tengah (13-15 tahun)
Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri, ada keinginan untuk
berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis, timbul perasaan cinta yang
mendalam, kemampuan berpikir abstrak (berkhayal) makin berkembang, dan
berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual.
3. Masa remaja akhir (16-19 tahun)
Menampakkan pengungkapan kebebasan diri, dalam mencari teman sebaya
lebih selektif, memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya,
dapat mewujudkan perasaan cinta dan memiliki kemampuan berpikir khayal
atau abstrak (Widyastuti dkk, 2009)
2.1.3 Perkembangan Remaja
Terdapat dua konsep perkembangan remaja, yaitu nature dan nurture. Konsep
nature mengungkapkan bahwa remaja adalah masa badai dan tekanan. Periode
perkembangan ini individu banyak mengalami gejolak dan tekanan karena
perubahan yang terjadi dari dalam dirinya. Konsep nurture menyatakan tidak semua
remaja mengalami masa badai dan tekanan tersebut. Hal tersebut tergantung pada
pola asuh dan lingkungan dimana remaja itu tinggal (Kusmiran, 2016).
Adapun aspek perkembangan remaja menurut Kumsiran (2016) antara lain:
1. Perkembangan Sosial. Terjadinya tumpang tindih pola tingkah laku anak dan
pola perilaku dewasa merupakan kondisi tersulit yang dihadapi remaja. Remaja
diharuskan menyesuaikan diri dengan peran orang dewasa dan melepaskan diri
dari peran anak-anak. Remaja dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan
orang dewasa diluar lingkungan keluarga dan sekolah.
2. Perkembangan Emosi. Ciri-ciri perkembangan emosis pada tahap ini antara
lain sebagai berikut: emosi lebih mudah bergejolak dan biasanya diekspresikan
secara meledak-ledak, kondisi emosional biasanya berlangsung cukup lama
sampai pda akhirnya ke keadaan semula, yaitu keadaan sebelum munculnya
suatu keadaan emosi, jenis-jenis emosi sudah lebih bervariasi (perbedaan
antara emosi satu dengan lainnya makin tipis) bahkan ada saatnya emosi
bercampur baur sehingga sulit dikenali oleh dirinya sendiri. Remaja juga sering
bingung dengan emosinya sendiri karena mucul emosi-emosi yang
bertentangan dalam suatu waktu, misalnya benci dan saying, mulai munculnya
ketertarikan dengan lawan jenis yang melibatkan emosi, remaja umumnya
sangat peka terhadap cara orang lain memandang mereka. Akibatnya remaja
menjadi lebih mudah tersinggung dan merasa malu. Hal ini akan terkait dengan
perkembangan konsep dirinya.
3. Perkembangan Kognitif. Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget,
kemampuan kognitif remaja berada pada tahap formal operational. Remaja
harus mampu mempertimbangkan semua kemungkinan untuk menyelesaikan
masalah dan mempertanggungjawabkannya. Berkaitan dengan kognitif,
umumnya remaja menampilkan tingkah laku seperti krisis, rasa ingin tahu yang
kuat, jalan pikiran egosentris, imagery audience, dan personal fables.
4. Perkembangan Moral. Perubahan mendasar dalam moralitas remaja meliputi
pada masa remaja, mereka memulai memberontak dari nilainilai orangtua dan
orang ewasa lainnya serta mulai menentukan nilai-nilainya sendiri , pandangan
moral remaja semakin lama semakin menjadi lebih abstrak dan kurang nyata,
keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar bukan pada apa yang
salah, penilaian moral menjadi semakin kritis sehingga remaja lebih berani
menganaliis norma social dan norma pribadi, serta berani mengambil
keputusan berbagai masalah moral yang dihadapinya, penilaian moral menjadi
kurang egosentris, tetapi lebih mengembangkan norma berdasarkan nilai-nilai
kelompok sosialnya, penilaian moral cenderung melibatkan emosi dan
menimbulkan keterganggu psikologis.
5. Perkembangan Konsep Diri. Konsep diri merupakan semua perasaan dan
pemikiran seseorang mengenai dirinya sendiri. Gambaran pribadi remaja
terhadap dirinya sendiri. Gambaran pribadi remaja terhadap dirinya sendiri
meliputi penilaian diri dan penilaian social. Penilaian diri berisi pandangan
dirinya terhadap hal-hal seperti pengendalian keinginan dan dorongan-
dorongan dari dalam dirinya, Susana hati yang sedang dihayati remaja,
bayangan subjektif terhadap kondisi tubuhnya, merasa orang lain selalu
mengamati atau memperhatikan dirinya (berkaitan dengan perkembangan
kognitif). Sedangkan penilaian social berisi evaluasi terhdapa bagaimanan
remaja menerima penilaian lingkungan social pada dirinya. Selain itu, konsep
lain yang terdapat dalam pengertian konsep diri ini adalah self image atau citra
diri, yaitu gambaran dari hal-hal seperti siapa diri saya (extant self) dan saya
ingin jadi apa (desired self).
6. Pekembangan heteroeksual Dalam perkembangan heteroseksual ini, remaja
memerankan peran jenis kelamin yang diakui oleh lingkungannya. Remaja
perempuan menemukan double standar, dimana remaja laki-laki boleh
melakukan hal yang bagi remaja perempuan sering sekali disalahkan. Kondisi
pandangan budaya tertentu mengenai peran jenis kelamin remaja
mengakibatkan munculnya efek penggolongan dalam masyarakat.
Beberapa ciri penting perkembangan heteroseksual remaja secara umum antara
lain remaja mempelajari perilaku orang dewasa sesuai dengan jenis kelaminnya
untuk menarik perhatian lawan jenisnya, minat terhadap lawan jenis makin kuat
disertai keinginan kuat untuk memperoleh dukungan dari lawan jenis, minat
terhadap kehiduan social, remaja mulai mencari informasi kehidupan seksual orang
dewasa, bahkan juga muncul rasa ingin tahu dan keinginan bereksplorasi untuk
melakukannya, minat dalam keintiman secara fisik. Dengan adanya dorongan
seksual dan ketertarikan terhadap lawan jenis, perilaku remaja mulai diarahkan
untuk menarik perhatian lawan jenis.
2.1.4 Aspek Pertumbuhan
Fungsi fisiologis dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan gizi. Faktor
lingkungan dapat member pengaruh yang kuat untuk lebih mempercepat
perubahan. Perubahan dipengaruhi oleh dua organ penting, yaitu: kelenjar gondok,
kelenjar anak ginjal, dan kelenjar organ reproduksi. Ketiga kelenjar tersebut akan
saling bekerja sama dan berinteraksi dengan faktor genetik maupun lingkungan .
Pada perempuan hormon yang mempengaruhi adalah estrogen dan progesteron
ditandai dengan mengalami menstruasi. Perubahan fisik yang dialami yaitu
pertambahan tinggi badan, tumbuh rambut disekitar alat kelamin dan ketiak, kulit
menjadi lebih halus, suara menjadi lebih halus dan tinggi, payudara dan pinggul
mulai membesar, paha membulat, dan mengalami menstruasi (Kusmiran, 2016).
2.1.5 Masalah Keputihan (Flour Albus) Pada Remaja
a. Pengertian Keputihan
Keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari liang vagina di luar kebiasaan,
baik berbau ataupun tidak, serta disertai rasa gatal setempat. Cairannya berwarna
putih, tidak berbau, dan jika dilakukan pemeriksaan laboratorium tidak
menunjukkan ada kelainan. Penyebab keputihan dapat secara normal yang
dipengaruhi oleh homon tertentu (Kusmiran, 2014).
b. Patofisiologi Keputihan
Terdapat 3 tahapan dalam proses menstruasi pada wanita yaitu proses
proliferasi, sekresi, dan menstruasi. Pada masing proses memiliki pengaruh
yang berbeda pada endometrium. Keputihan secara fisiologis terjadi sebelum
menstruasi karena pengaruh menstruasi yang melibatkan hormone estrogen
dan progesterone. Pada proses proliferasi terjadi pembentukan hormone
estrogen oleh ovarium yang menyebabkan pengeluaran secret yang berbentuk
seperti benang, tipis dan elastis. Hormone estrogen berperan dalam produksi
secret pada saat wanita terangsang serta menentukan kadar zat gula dalam sel
tubuh (glikogen). Glikogen digunakan untuk proses metabolism pada bakteri
lactobacillus doderlin. Sisa dari proses metabolism ini akan menghasilkan sam
laktat yang menjaga keasaman vagina yaitu 3,8-4,2. Pada saat ovulasi terjadi
proses sekresi pada endometrium yang dipengaruhi oleh hormone
progesterone. Hormone progesterone menyebabkan pengeluaran secret yang
lebih kental seperti jeli (Pitriani R. , 2020).
Glikogen banyak terdapat pada sel superfisial mukosa vagina sejak bayi
hingga wanita mencapai menopause. Vagina wanita yang tidak hamil dijaga
kelembabannya oleh secret uterus, sedangkan pada saat hamil terdapat secret
vagina yang asam dalam jumlah lebih banyak disbanding tidak hamil.
Peningkatan ini yang menyebabkan wanita mengalami keputihan (Pitriani R. ,
2020)
c. Klasifikasi Keputihan
Menurut (Manuaba, 2011), keputihan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Keputihan Normal (fisiologis)
Cairan yang mengandung banyak epitel dan sedikit leukosit, dalam keadaan
normal berfungsi untuk mempertahankan kelembaban vagina. Cairan berwarna
jernih, tidak terlalu kental, tidak disertai dengan rasa nyeri atau gatal, dan
jumlah keluar tidak berlebih. Keputihan normal dapat terjadi pada masa
menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10
– 16 menstruasi.
b. Keputihan Abnormal (Patologis)
Cairan yang keluar mengandung banyak leukosit, ditandai dengan cairan
berwarna kuning kehijauan, abu atau menyerupai susu, teksturnya kental,
adanya keluhan nyeri atau gatal, dan jumlahnya berlebihan. Keputihan
abnormal dapat terjadi pada semua infeksi alat kelamin (infeksi bibir kemaluan,
liang senggama, mulut rahim, jaringan penyangga, dan pada infeksi karena
penyakit menular seksual).
d. Faktor-Faktor Penyebab Keputihan
Menurut (Marhaeni, 2016), faktor – faktor penyebab keputihan dibedakan menjadi
dua yaitu :
a. Faktor – faktor penyebab keputihan fisiologis
1) Masa sekitar menarche atau pertama kalinya haid datang, keadaan ini
ditunjang oleh hormon esterogen
2) Masa di sekitar ovulasi karena produksi kalenjar – kalenjar rahim dan
pengaruh dari hormon esterogen serta progesterone
3) Seorang wanita yang terangsang secara seksual. Rangsangan seksual ini
berkaitan dengan kesiapan vagina untuk menerima penetrasi senggama,
vagina mengeluarkan cairan yang digunakan sebagai pelumas dalam
senggama
4) Pengeluaran lender yang bertambah pada wanita yang sedang menderita
penyakit kronik.
b. Faktor – faktor penyebab keputihan patologis
1) Kelelahan fisik
Kelelahan fisik merupakan kondisi yang dialami oleh seseorang akibat
meningkatnya pengeluaran energi karena terlalu memaksakan tubuh untuk
bekerja berlebihan dan menguras fisik meningkatnya pengeluaran energi
menekan sekresi hormon esterogen. Menurunnya sekresi hormon esterogen
menyebabkan penurunan kadar glikogen. Glikogen digunakan oleh
Lactobacillus doderlein untuk metabolisme. Sisa dari metabolisme ini adalah
asam laktat yang digunakan untuk menjaga keasaman vagina. Jika asam laktat
yang dihasilkan sedikit, bakteri, jamur, dan parasit mudah berkembang.
2) Ketegangan psikis
Ketegangan psikis merupakan kondisi yang dialami seseorang akibat dari
meningkatnya beban pikiran akibat dari kondisi yang tidak menyenangkan
atau sulit diatasi. Meningkatnya bebabn pikiran memicu peningkatan hormon
adrenalin. Meningkatnya sekresi hormon adrenalin menyebabkan
penyempitan pembuluh darah dan mengurangi elastisitas pembuluh darah.
Kondisi ini menyebabkan aliran hormon esterogen ke organ – organ tertentu
termasuk vagina terhambat sehingga asam laktat yang dihasilkan berkurang.
Berkurangnya asam laktat menyebabkan keasaman vagina berkurang
sehingga bakteri, jamur dan parasit penyebab keputihan mudah berkembang.
3) Kebersihan Diri
Kebersihan diri merupakan suatu tindakan untuk menjaga kebersihan dan
kesehatan untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Keputihan yang abnormal banyak
dipicu oleh cara wanita dalam menjaga kebersihan dirinya, terutama alat
kelamin. Kegiatan kebersihan diri yang dapat memicu keputihan adalah
penggunaan pakaian dalam yang ketat dan berbahan nilon, cara membersihkan
alat kelamin (cebok) yang tidak benar, penggunaan sabun vagina dan pewangi
vagina, penggunaan pembalut kecil yang terus menerus di luar siklus
menstruasi.
4. Dampak Keputihan
Keputihan normal dan abnormal mempunyai dampak pada wanita.
Keputihan normal menyebabkan rasa tidak nyaman pada wanita sehingga dapat
mempengaruhi rasa percaya dirinya. Keputihan patologis yang berlangsung
terus menerus akan mengganggu fungsi organ reproduksi wanita khususnya
pada bagian saluran indung telur yang dapat menyebabkan infertilitas. Pada ibu
hamil dapat menyebabkan keguguran, Kematian Janin dalam Kandungan
(KJDK), kelainan kongenital, lahir prematur. Selain itu infeksi oleh kuman atau
bakteri yang masuk ke vagina sehingga terjadi keputihan yang berlanjut ke
tahap yang lebih parah dan berisiko untuk terjadinya kasus Infeksi Menular
Seksual (IMS), hal ini begitu buruk bagi remaja putri yang kelak akan menikah
dan sebagai penular kepada suaminya sebagai pasangan seksual (BKKBN,
2020).
5. Tindakan Pencegahan Keputihan
Cara menangani dan mencegah keputihan menurut (Anggraini, 2016), yaitu
sebagai berikut :
a. Menjaga organ intim agar tidak lembab setelah buang air kecil atau air besar,
bilas sampai bersih, kemudian keringkan sebelum memakai celana dalam.
b. Saat membersihkan vagina, membilas dilakukan dari arah depan ke
belakang untuk menghindari kuman dari anus ke vagina.
c. Menghindari pakaian dalam yang ketat.
d. Saat menstruasi mengganti pembalut beberapa kali dalam sehari.
Menurut D. Wijayanti (2009) tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah
keputihan yaitu :
a. Membersihkan daerah kewanitaan dengan air bersih setelah buang air, dan
dengan cara cebok yang benar yaitu dari arah depan (vagina) kea rah
belakang (anus), agar kotoran dari anus tidak masuk ke vagina.
b. Membersihkan daerah kewanitaan dengan pembersih yang tidak
mengganggu kestabilan pH di sekitar vagina, salah satunya yang terbuat
dari bahan dasar susu karena mampu menjaga keseimbangan pH dan
meningkatkan pertumbuhan flora normal serta menekan pertumbuhan
bakteri yang tak bersahabat.
c. Menjaga daerah kewanitaan tetap kering, agar tidak memicu tumbuhnya
bakteri dan jamur
d. Hindari pemakaian bedak pada organ intim agar vagina harum dan kering
sepanjang hari, karena partikel – partikel halus pada bedak bisa mudah
terselip pada vagina dan mengundang jamur dan bakteri bersarang
e. Gunakan celana dalam yang kering dan bahannya menyerap keringat,
seperti katun dan keringkan bagian vagina sebelum memakai celana dalam
dan gunakanlah rok atau celana bahan non jeans agar sirkulasi udara di
sekitar organ intim bergerak leluasa.
f. Sering – seringlah berganti pembalut ketika haid.
g. Jangan sering menggunakan panty liner dan tidak terlalu lama
memakainya karena dapat menimbulkan kelembapan.
h. Tidak meminjam atau bertukar celana dalam dan handuk dengan orang
lain untuk mencegah enularan penyakit.
i. Mencukur bulu di daerah kemaluan secara berkala, karena bulu di daerah
kemaluan bisa menjadi sarang kuman bila dibiarkan terlalu panjang.
6. Peran Remaja
a. Menjaga kebersihan personal dengan menerapkan PHBS.
1) Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih setiap selesai
menggunakan toilet, sebelum dan sesudah makan, dan setiap selesai
beraktivitas di luar rumah.
2) Menggunakan air bersih setiap hari.
3) Mandi sehari dua kali.
4) Menyikat gigi sebelum beraktivitas di pagi hari, setelah makan, dan
sebelum tidur.
5) Menggunakan jamban sehat yakni yang tertutup.
6) Menggunting kuku seminggu sekali
7) Menjaga kebersihan saat menstruasi
8) Mandi setiap hari.
b. Makan makanan sehat.
c. Gunakan kain bersih, pembalut atau bahan lain yang bersih dan dapat diganti.
d. Menggunakan celana dalam atau baju dalam yang menyerap keringat.
e. Ganti pembalut secara rutin sehingga darah menstruasi tidak
membekas pada pakaian.
f. Menjaga kebersihan adalah penting untuk mencegah infeksi.
g. Cucilah pakaian dengan sabun keringkan di bawah sinar matahari agar bakteri
tidak menempel.
h. Usahakan mendapat istirahat yang cukup.
i. Lanjutkan kegiatan secara normal.
j. Jika mengalami kram atau nyeri pada bagian bawah perut atau
punggung, lakukan salah satu atau lebih dari kegiatan berikut agar kembali
nyaman: mandi air hangat, minum minuman panas, berjalanjalan, usap
punggung atau perut, berbaring telentang dengan kedua lutut terangkat
kemudian gerakkan membentuk lingkaran kecil.
k. Lakukan senam atau olah raga teratur seperti biasa. Olah raga dapat
mempercepat sirkulasi membantu mengurangi ketegangan atau sakit kepala.
l. Kurangi konsumsi makanan yang mengandung garam untuk mencegah
tertahannya cairan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan.
m. Menjaga diri dari sentuhan tangan-tangan jahil dan tidak bertanggng jawab
terutama di area sensitif.
n. Mematuhi protokol kesehatan untuk menjaga diri dan orang lain.
o. Memakai masker, sering mencuci tangan, menjaga jarak aman, hindari
kerumunan.
2.2 TINJAUAN ASUHAN KEBIDNAN PADA REMAJA
Hari/Tanggal : Waktu pengkajian
Pukul : Waktu dilakukannya pengkajian
Tempat : Lokasi pengkajian
Oleh : Yang melakukan pengkajian
2.2.1 Data Subjektif
1. Biodata
Nama : Untuk membedakan pasien satu dengan yang lain
Usia : Untuk mengetahui dan dapat membedakan penggolongan
usia remaja dan penyesuaian tahap perkembangannya
Agama : Untuk memperoleh informasi tentang agama yang dianut
sehingga mempermudah dalam memberikan konseling
Suku/Bangsa : Untuk mengetahui adat istiadat setempat sehingga
pelayanan kebidanan yang diberikan sesuai dan tepat
sasaran
Pendidikan : Tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku kesehatan
seseorang dan pendidikan remaja dijadikan sebagai acuan
dalam memberikan Health Education (HE)
Alamat : Untuk mengetahui lokasi tempat tinggal pasien untuk
mempermudah kunjungan ulang apabila diperlukan
No. Telp : Untuk memudahkan dalam mengubungi pasien
Nama Orangtua : Untuk mengetahui penanggung jawab atau orang tua pasien
Usia : Untuk mengetahui usia orang tua
Pendidikan : Tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku kesehatan
seseorang dan pendidikan orang tua dijadikan sebagai acuan
dalam memberikan Health Education (HE)
Pekerjaan : untuk mengetahui status ekonomi keluarga dan pada
pekerjaan tertentu mungkin beresiko mempengaruhi
kesehatan fisik maupun mental emosional remaja
Alamat : Untuk mengetahui lokasi tempat tinggal pasien untuk
mempermudah kunjungan ulang apabila diperlukan
2. Keluhan
Utama : Masalah atau keluhan yang mendasari remaja datang ke
pelayanan kesehatan terkait dengan kesehatannya
Tambahan : Keluhan yang secara tidak langsung berhubungan dengan
keluhan utama, atau tambahan lainnya
3. Status Dalam keluarga
Berkaitan dengan anak kandung, anak tiri, ataupun anak angkat atau adopsi
4. Jumlah saudara dalam keluarga
Untuk mengetahui jumlah saudara dalam keluarga
5. Riwayat Pernikahan Orang tua
Meliputi anak dari pernikahan keberapa dan lama pernikahan. Berkaitan
dengan kesehatan mental emosional remaja
6. Aktfitas Sehari-hari
a. Apakah merokok : Iya.tidak, frekuensi sering/jarang
b. Aktifitas Olah Raga : Sering/jarang/tidak pernah
c. Seksual : pernah berhubungan seksual /tidak
d. Obat-obat Terlarang : Tahu/tidak tahu, pernah/sering
menggunakan
e. Pola makan : sesuai gizi seimbang/kadang-kadang/tidak
perhatian
2.2.2 Data Objektif
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran : untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien yaitu
apakah composmentis, apatis, delirium, somnolen, sopor, semi-coma, atau
coma.
b. Tanda- Tanda Vital
1) Tekanan Darah : Tekanan darah normal pada remaja
adalah 90/50 – 120/80 mmHg
2) Suhu : Keadaan normal suhu badan berkisar
36,5°C – 37,5°C
3) Nadi : Nadi normal pada remaja adalah berkisar
antara 60-100x/menit
4) Respirasi : Untuk mengetahui jumlah pernapasan
dalam 1 menit. Normal jumlah pernapasan
yaitu 20-30x/ menit.
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala dan Wajah : untuk mengetahui kebersihan rambut, warna
rambut, mudah rontok atau tidak, apakah ada nyeri
tekan pada kepala, apakah ada benjolan abnormal
dan untuk mengetahui keadaan wajah pucat atau
tidak
Leher : untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar
tyroid, kelenjar limfe, maupun vena jugularis
Dada : untuk mengethui kondisi dada apakah terdapat
nyeri tekan benjolan abnormal, suara wheezing
maupun ronki, dan kondisi payudara apakah
adapembesaran abnormal maupun benjolan
Abdomen : untuk mengetahui apakah ada pembesaran
abnormal, kembung atau tidak, suara bising usus,
adanya nyeri tekan atau tidak
Punggung : untuk mengetahui apakah adanya spina bifida,
bekas operasi, adanya lesi, kondisi punggung
lordosis, kifosis, mupun skoliosis
Genetalia : untuk mengetahui kebersihan vagina, apakah ada
luka, varises, maupun pengeluaran abnormal pada
daerah genetalia
Ekstremitas
Atas : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan,
pergerakan aktif, adanya lesi maupun oedema

Bawah : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan,


pergerakan aktif, adanya lesi maupun oedema dan
adakah varises
Berat Badan : untuk mengetahui berat badan pasien dalam
penentuan IMT apakah termasuk kurus,
normal/ideal, hingga obesitas
Tinggi Badan : untuk mengetahui tinggi badan pasien yang
berhubungan dengan IMT dan kesesuai tumbuh
kembang remaja sesuai usianya
LILA : untuk mengetahui status gizi pasien yaitu LILA
normal pada remaja (pengukuran menggunakan
rumus persentil LILA berdasarkan Usia dan Jenis
Kelamin menurut Gibson, 1993)

3. Program Terapi Yang Diperoleh (bila ada)


Program terapi yang diperoleh dari dokter ada / tidak
4. Pemeriksaan Penunjang
Pengukuran Kecerdasan Majemuk
(Hasil Terlampir)
Pengukuran Kuesioner Pediatric Symptom Checklist /PSC
(Hasil Terlampir)
2.2.3 Analisa
Remaja Putri Usia … Tahun dengan …
2.2.4 Penatalaksanaan
Pertemuan Pertama
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan tentang keadaan umum pasien. Pasien
mengetahui keadaannya.
2. Menjelaskan keluhan yang dialami pasien jika terdapat keluhan meliputi
pengertian, penyebab dan dampak yang ditimbulkan. Pasien mengetahui
keluhan dan dampak serta pencegahan yang dapat dilakukan dalam
menangani keluhan yang dialaminya.
3. Menjelaskan solusi penanganan keluhan yang dialami pasien. Pasien
mengetahui dan bersedia melakukan anjuran bidan.
4. Memberikan Health education (HE) mengenai Pendidikan Keterampilan
Hidup Sehat (PKHS) meliputi :
a. Menjelaskan tentang pengertian , aspek aspek yang berubungan dengan
kecerdasan majemuk
b. Melakukan sosialisasi dan penanaman 10 kompetensi PKHS yaitu
kesadaran diri, empati, pengambilan keputusan, pemecahan masalah,
berpikir kritis, berpikir kreatif, komunikasi efektif, hubungan
interpersonal, pengendalian emosi, mengatasi stress sesuai dengan
bidang atau kecerdasan sesuai bakat dan minat klien/pasien.
Klien mengetahui jenis kecerdaran dan minat yang dimilikainya dan
bersedia untuk mengembangkannya lebih baik lagi.
5. Menjdawalkan kunjungan ulang. Pasien bersedia melakukan kunjungan
ulang.
Pertemuan Kedua
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan tentang keadaan umum pasien. Pasien
mengetahui keadaannya.
2. Menjelaskan keluhan yang dialami pasien jika terdapat keluhan meliputi
pengertian, penyebab dan dampak yang ditimbulkan. Pasien mengetahui
keluhan dan dampak serta pencegahan yang dapat dilakukan dalam
menangani keluhan yang dialaminya.
3. Mengevaluasi pengembangan pada kecerdasan majemuk yang dimiliki
berdasarkan hasil pengkajian. Pasien telah mengikuti ekstrakulikuler di
sekolahnya sesuai kemampuan yang dimilikinya
4. Memberikan edukasi kesehatan mengenai kesehatan reproduksi remaja,
antara lain: masa pubertas, tanda-tanda primer dan sekunder pubertas pada
perempuan beserta funsinya, cara merawat kesehatan organ reproduksi.
Pasien mengetahui kondisinya saat ini
5. Memberikan edukasi kesehatan mengenai nutrisi yang seimbang, serta pola
hidup sehat. Pasien bersedian melakukan anjuran dan mengetahui informasi
yang disampaika oleh bidan.
6. Memberikan edukasi kesehatan mengenai pentingnya aktivitas fisik secara
rutin, minimal 30 menit/hari. Pasien mengetahui dan bersedia untuk rutin
olehraga setiap hari.
7. Menjadwalkan kunjungan ulang. Pasien bersedia
Pertemuan Ketiga
1. Memberikan pelayanan terkait kesehatan jiwa (menggunakan pediatric
symtom checklist) dan NAPZA. Hsil terlampir pada lembar kuesioner
2. Menjelaskan tentang penyakit tidak menular (Diabetes Mellitus dan
Hipertensi) dan pencegahan kekerasan pada remaja. Remaja mengetahui
dan mengerti penjelasan bidan.
3. Memberikan HE mengenai pola hidup sehat supaya tubuh tetap sehat dan
bugar melalui penerapan CERDIK. Remaja mengetahui dan bersedia
melakukan anjuran bidan
4. Menjadwalkan untuk kunjungan ulang 3 hari lagi atau apabila ada
keluhan. Remaja bersedia melakukn kunjungan ulang.
Pertemuan Keempat
1. Memberikan informasi terkait isu kesehatan lain terkait kespro remaja dan
masalah kesehatan penyakit menular yang berhubungan dengan keadaan
saat ini seperti pemeriksaan SADARI, dan 3 M untuk Covid-19. Remaja
mengetahui penjelasan dari bidan.
2. Melakukan evaluasi terkait pelayanan yang telah didapatkan. Remaja sudah
memahami tentang kecerdasan majemuk yang dimiliki, kespro remaja
Kuesioner PSC, hingga NAPZA dan PHBS.
BAB 3
TINJUAN KASUS

Hari/Tanggal : Senin, 2 November 2020


Pukul : 15.00 WIB
Tempat : Di Rumah Nn.S
Oleh : Milla Octaviana
3.1 Data Subjektif
1. Biodata
Nama : Nn. S
Usia : 14 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : Sedang menempuh Pendidikan SMP
Alamat : Jl.Ds, Mulyorejo, Singgahan, Tuban
No. Telp : 08965638xxxx
Nama Orangtua
Nama Ayah : Tn.O
Usia : 38 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl.Ds, Mulyorejo, Singgahan, Tuban
Nama Ibu : Ny. R
Usia : 36 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaaan : Swasta
Alamat : Jl.Ds. Mulyorejo, Singgahan, Tuban
2. Keluhan
Utama : Megatakan merasa cemas karena mengalami keputihan
sejak 3 hari yang lalu berwarna putih, tidak berbau dan tidak gatal
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 11 Tahun
Lama : 5-7 hari
Siklus : 28-30 hari (teratur)
Disminorea : iya
4. Riwayat Penyakit terdahulu
Nn.S tidak sedang dan tidak ada yang menderita penyakit penular (TBC,
HIV/AIDS), penyakit menahun (Jantung, Ginjal), Penyakit Menurun
(Diabetes mellitus, Asma, Hipertensi, Stroke), tidak memiliki Riwayat
operasi serta trauma fisik.
5. Riwayat penyakit Keluarga
Kakek dari Nn.S (atau ayah dari ayahnya Nn.S) emmiliki Riwayat penyakit
Stroke. Namun anggota keluarga lain tidak sedang dan tidak ada yang
menderita penyakit penular (TBC, HIV/AIDS), penyakit menahun (kanker,
Ginjal), Penyakit Menurun (Diabetes mellitus, Asma).
6. Status Dalam keluarga
Anak kandung
7. Jumlah saudara dalam keluarga : 1 (satu)
8. Riwayat Pernikahan Orang tua
Anak dari pernikahan pertama, lama menikah 15 tahun
9. Aktfitas Sehari-hari
a. Kegiatan sehari-hari
Setiap hari mengikuti sekolah online dan mengerjakan tugas sekolah.
Selain itu Nn.S juga membantu ibunya melakukan pekerjaan rumah
seperti memasak, menyapu, mengepel. Selain itu juga kadang melakukan
olah raga bersepeda bersama temannya di pai hari , dan kerja kelompok.
b. Apakah merokok
Tidak pernah merokok
c. Aktifitas Olah Raga
Sering, yaitu bersepeda di pagi hari
d. Seksual
Tidak pernah berhubungan seksual
e. Obat-obatan
Tidak pernah mengkonsusmsi obat-obatan terlarang yaitu narkoba.
Namun ketika sakit menggunakan obat sesuai anjuran dokter
f. Pola makan
Makan : 3x sehari dengan menu nasi, ikan, sayur, dan buah denga porsi
sedang
Minum : minum air putih 8-9 gelas/ hari, dan kadang minum 1 gelas susu
g. Personal Hygiene
Mandi 2x sehari, menggosok igi, menggati pakaian dalam dan naju
setelah mandi maupun ketika kotor, mengganti pembalut 3-4
pembalut/hari ketika menstruasi.
3.2 Data Objektif
3.2.1 Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda- Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,7˚C
Nadi : 86x /menit
Respirasi : 20x /menit
3.2.2 Pemeriksaan Fisik
Kepala dan Wajah : rambut bergelombang, hitam, tidak rontok, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal, wajah
tidak pucat, tidak lesi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar
limfe, maupun vena jugularis.
Dada : bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada pembesaran abnormal, tidak terdengar suara
wheezing/ronki, putting susu mulai menonjol, tidak
ada nyeri tekan massa dan benjolan
Abdomen : tidak ada pembesaran abnormal, tidak terdengar
bising usus, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi
Punggung : tidak ada spina bifida, kondisi punggung simetris,
tidak ada lesi
Genetalia : terdapat pengeluaran berwarna putih bening, cair,
tidak berbau, tidak ada luka, tidak ada varises,

Ekstremitas
Atas : bergerak aktif, tidak ada oedema, tidak ada lesi
Bawah : bergerak aktif, tidak ada oedema, tidak ada lesi,
tidak ada varises
Berat Badan : 51 Kg
Tinggi Badan : 159 cm
LILA : 23,6 cm

3.2.3 Program Terapi Yang Diperoleh (bila ada)


Tidak Ada
3.2.4 Pemeriksaan Penunjang
1. Kecerdasan Majemuk
Total Skor Tertinggi : Kecerdasan Interpersonal, Total Skor : 36
Total Skor Tertinggi Ke-2 : Kecerdasan Kinestetik, Total Skor: 33
Total Skor Tertinggi Ke-3 : Kecerdasan Natural, Total Skor : 29
(Hasil Terlampir)
2. Pediatric Symptom Checklist/PSC
Total Skor : 13 (Normal / tidak ditemukan masalah psikososial))
(Hasil Terlampir)
3.3 Analisa
Remaja Putri Usia 14 Tahun dengan Flour Albus Fisiologis
3.4 Penatalaksanaan
1. Memberitahu pada Nn.S dan keluarga berdasarkan hasil pemeriksaan, keadaan
umum Nn.S baik. Nn.S dan keluarga mengetahui kondisi Nn.S
2. Menjelaskan keluhan keputihan yang dialami Nn.S merupakan hal yang
normal atau fisiologis terjadi pada wanita khususnya masa remaja. Penyebab
keputihan dapat terjadi karena masa ovulasi / masa subur, stress pada remaja,
bahkan aktivitas fisik berlebihan mampu menyebabkan terjadinya keputihan.
Nn.T mengetahui penyebab keputihan yang terjadi
3. Menganjurkan Nn.S agar menjaga bagian genetalia dan sekitarnya tetap kering
dan bersih. Mengganti celana dalam teratur minimal 2x sehari yaitu pagi dan
sore. Menggunakan celana dalam berbahan dasar katun agar dapat menyerap
keringat dan tidak lembab. Melakukan cebok dari arah depan ke belakang agar
kotoran tidak masuk dalam lubang vagina. Meminimalkan penggunaan sabun
pembersih vagina karena dapat menyebabkan matinya flora normal vagina
sehingga kuman pathogen dapat mudah menginfeksi dan berkembang biak.
Nn.S mengerti bersedia melakukan anjuran dari bidan.
4. Memberikan Health education (HE) mengenai Pendidikan Keterampilan
Hidup Sehat (PKHS) meliputi :
a. Menjelaskan tentang pengertian , aspek aspek yang berhubungan dengan
kecerdasan majemuk. Nn.S mengeei penjelsn bidan
b. Menjelaskan hasil pengukuran kecerdasan majemuk Nn.S yaitu dengan
skor tertinggi 36 pada kecerdasan interpersonal, dilanjutkan dengan total
skor tertinggi kedua yaitu kecerdasan kinestetik yaitu total 33, serta total
skor tertinggi ketiga yaitu kecerdasan natural dengan skor 29. Nn.S
mengetahui jenis kecerdasan majemuk yang dimilikinya.
c. Memotivasi Nn.S untuk tetap mengasah dan terus mengembangkan
kecerdasan yang dimiliki baik di sekolah maupun lingkungan rumah dan
sekitar. Nn.S bersedia untuk terus mengembangkan kemampuan yang
dimiliki. Nn.S bersedia untuk terus mengasah kemampuan yang
dimilikinya.
d. Memberikan pelayanan terkait kesehatan jiwa menggunakan Kuesioner
Pediatric Symptom Checklist/PSC, meliputi definisi, tujuan pengukuran
dan menjelaskan hasil pengukuran. Kuesioner PSC ini merupakan
intrumen/alat yang digunakan untuk mendeteksi dini kelainan/masalah
psikososial pada anak berusia 4-18 tahun sehingga dapat dilakukan
pemeriksaan dan tindak lanjut segera untuk menghindari hal yang tidak
diinginkan. Hasil pengukuran Nn.S diperoleh total skor 13 yang artinya
tidak ditemukan masalah psikososial. Nn.S mengetahui hasil pemeriksaan
yang dilakukan dan hasil terlampir.
e. Melakukan sosialisasi dan penanaman 10 kompetensi PKHS yaitu
kesadaran diri, empati, pengambilan keputusan, pemecahan masalah,
berpikir kritis, berpikir kreatif, komunikasi efektif, hubungan
interpersonal, pengendalian emosi, mengatasi stress sesuai dengan bidang
atau kecerdasan sesuai bakat dan minat Nn.S. Serta menganjurkan untuk
tetap menjaga kesehatan mental psikologi seperti cara penyelesaian
masalah jika terdapat masalah yang menjadi beban pikiran dengan melalui
curhat atau berbagi cerita kepada orang tua atau orang ynag dipercaya dan
dianggap dapat membantu menyelesaikan masalah. Nn.S mengerti dan
bersedia melakukan anjuran bidan.
5. Menjadwalkan ulang untuk kunjungan berikutnya 1 minggu atau apabila ada
keluhan selama proses pertumbuhan maupun perkembangan masa remajanya.
Nn.S bersedia melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi yaitu tanggal 9
November 2020.
6. Melakukan pendokumentasian. Telah dilakukan
CATATAN PERKEMBANGAN

3.5 KUNJUNGAN KEDUA


Hari/Tanggal : Senin, 9 November 2020
Pukul : 18.10 WIB
Tempat : Virtual Via Whatsapp
Oleh : Milla Octaviana
Data Subjektif
1. Keluhan Utama
Tidak ada keluhan apapun.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang / Riwayat Keluhan Sebelumnya
Nn.S mengatakan bahwa keputihan yang dialami mulai berkurang jumlahnya
semakin sedikit, tidak berbau, dan tidak gatal setelah melakukan anjuran bidan
untuk mengurangi stress, banyak istirahat dan menjaga kebersihan daerah
vagina selama 1 minggu.
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Analisa
Remaja Putri Usia 14 Tahun
Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kondisi umum pasien dalam keadaan baik.
Nn.S mengetahui kondisinya.
2. Memberikan apresiasi kepada Nn.S bahwa bersedia dan mampu melakukan
anjuran bidan dengan baik sehingga keluhan keputihan yang terjadi dapat
berkurang sedikit demi sedikit, sehingga mampu melakukan aktivitas sehati
hari dengan nyaman. Nn.S senang terhadap apresiasi yang diberikan oleh
bidan.
3. Mengevaluasi pengembangan pada kecerdasan majemuk yang dimiliki
berdasarkan hasil pengkajian. Nn.S mengkuti les renang bersama teman-
temannya ketika sore hari, dan kadang mengikuti olah raga bola volley di
lapangan dekat rumah.
4. Mengapresiasi semangat Nn.S untuk terus mengembangkan minat dan
kemampuan yang dimiliki dan mengingatkan Nn.S untuk tetap menjaga pola
istirahat, aktivitas, personal hygiene, serta menghindari stress, olah raga teratur
dan makan makanan dengan gizi seimbang. Nn.S merasa senang dan bersedia
melakukan anjuran bidan.
5. Memberikan Pendidikan mengenai kesehatan reproduksi dan gizi remaja,
meliputi :
a. Definisi masa pubertas, tanda-tanda primer dan sekunder pubertas pada
perempuan beserta fungsinya, cara merawat kesehatan organ reproduksi.
b. Tentang pemenuhan nutrisi yang seimbang serta pola hidup sehat.
c. Pentingnya aktivitas fisik secara rutin minimal 30 menit/hari.
Nn.S mengetahui dan mengerti penjelasan bidan dan akan lebih bersemangat
dalam menjalani aktivitas.
6. Menyepakati untuk dilakukan penjadwalan kunjungan ulang yaitu 3 hari yang
akan datang yaitu tanggal 12 November 2020. Nn.S bersedia melakukan
kunjungan ulang.
7. Melakukan pendokumentasian. Telah dilakukan

3.6 KUNJUNGAN KETIGA


Hari/Tanggal : Kamis, 12 November 2020
Pukul : 19.00 WIB
Tempat : Virtual Via Whatsapp
Oleh : Milla Octaviana
Data Subjektif
Keluhan Utama
Tidak ada keluhan apapun.
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Analisa
Remaja Putri Usia 14 Tahun
Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kondisi umum pasien dalam keadaan baik.
Nn.S mengetahui kondisinya.
2. Memberikan Helath education terkait Narkoba , Psikotropika, dan Zat Adiktif
(NAPZA). PAsien mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan.
3. Menjelaskan tentang penyakit tidak menular (Diabetes Mellitus dan
Hipertensi) dan pencegahan kekerasan pada remaja guna tidak terjerumus pada
Tindakan kekerasan seksual dan dapat mencegah penularan penyakit. Nn.S
mengetahui dan mengerti penjelasan bidan.
4. Memberikan HE mengenai pola hidup sehat supaya tubuh tetap sehat dan bugar
melalui penerapan perilaku CERDIK. Singkatan dari C (Cek Kesehatan rutin),
E (Enyahlah Asap Rokok), R (rajin Aktivitas Fisik), D (Diet Seimbang), I
(Istirahat Cukup), dan K (Kelola Stres). Remaja mengetahui dan bersedia
melakukan anjuran bidan
5. Menjadwalkan untuk kunjungan ulang 3 hari lagi atau apabila ada keluhan.
Nn.S bersedia melakukan kunjunag ulang 3 hari lagi yaitu tanggal 15
November 2020.
6. Melakukan pendokumentasian. Telah dilakukan.

3.7 KUNJUNGAN KEEMPAT


Hari/Tanggal : Sabtu, 15 November 2020
Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Virtual Via Whatsapp
Oleh : Milla Octaviana
Data Subjektif
Keluhan Utama
Tidak ada keluhan apapun.
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Analisa
Remaja Putri Usia 14 Tahun
Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kondisi umum pasien dalam keadaan baik. Nn.S
mengetahui kondisinya.
2. Memberikan pelayanan lain terkait isu kesehatan guna mendapatkan informasi
dan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan nondiskriminatif karena perilaku
dan keputusan yang diambil oleh remaja pada masa ini akan mempunyai
pengaruh yang sangat penting dalamkehidupan masa depan seoran individu.
Bukan hanya sebatas pada kesehatan reproduksi melainkan juga kehidupan
social ekonomi. Selain itu bagaimana cara menjaga diri sendiri dan keluarga
selama Pandemi COVID-19 ini dengan penerapan 3M yaitu memakai masker,
menjaga jarak dan mencuci tangan . Pasien mengerti dan bersedia berhati-hati
dalam berperilaku serta mengambil keputusan dalam bertindak serta tetap
waspada dan mengingat pesan 3M selama Pandemi COVID-19.
3. Melakukan evaluasi terkait pelayanan yang telah diberikan. Pasien dapat
menjelaskan ulang terhadap apa yang telah diberikan meliputi jenis kecerdasarn
yang dimilikinya untuk terus dikembangkan dan diasah, menjaga gizi seimbang,
olahraga teratus, istirahat cukup, manajemen stress, keluhan yang pernah
dirasakan yaitu keputihan hingga pencegahan yang dapat dilakukan, perilaku
CERDIK, serta PKHS.
4. Melakukan pendokumentasian. Telah dilakukan.
BAB 4
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan kesenjangan konsep asuhan kebidanan dengan
tinjauan kasus meliputi data subjektif, data objektif, analisa dan penatalaksanaan
pada Nn.S usia 14 tahun pada asuhan kebidanan remaja.
Berdasarkan hasil pengkajian pada kunjungan pertama tanggal 2 November
2020 pukul 15.00 WIB di rumah Nn.S, Nn.S mengeluh keputihan selama 3 hari
pengeluaran cairan keputihan, tidak berbau, tidak gatal, warna jernih. Sedangkan
hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal, tidak ada kelainan, dengan TB 159 cm
dan BB 51 Kg diperoleh IMT yaitu 20,16 kg/m2 (kategori normal). Pemeriksaan
penunjang yang dilakukan adalah pengukuran kecerdasan majemuk dengan nilai
tertinggi pada kecerdasan interpersonal (skor 36), kedua yaitu kecerdasan kinestetik
(skor 33), dan ketiga adalah kecerdasan natural (skor 29). Hasil pengukuran
Kuesioner PSC dengan total skor yaitu 1 (normal atau tidak ditemukan masalah
psikososial).
Sehingga diperoleh diagnosa remaja putri usia 14 tahun dengan flour albus
fisiologis. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu menjelaskan hasil pemeriksaan,
menjelaskan keluhan keputihan yang dialami, penyebab, dampak serta cara
mengatasi keluhan. memberikan Health education (HE) mengenai Pendidikan
Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) meliputi definisi, aspek dalam kecerdasan
majemuk dan hasil pengukurannya, motivasi pengembangan minat dan
kemampuan, hasil kuesioner PSC, dan melakukan sosialisasi dan penanaman 10
kompetensi PKHS, dilanjutkan dengan penjadwalan kunjungan ulang.
Keputihan atau fluor albus merupakan kondisi fisiologis yang dapat terjadi
pada masa wanita usia subur salah satunya adalah remaja. Hal ini ditandai dengan
pengeluaran secret dari vagiana yang berwarna jenrih hingga putih kental, tidak
berbau dan tidak gatal. Keputihan dapat disebabkan karena personal hygiene yang
kurang baik, stress maupun kelelahan.
Hal ini sesuai dengan teori menurut (Marhaeni, 2016), bahwa beberapa
faktor penyebab terjadinya keputihan yaitu masa di sekitar ovulasi karena produksi
kalenjar – kalenjar rahim dan pengaruh dari hormon esterogen serta progesterone,
ketika terangsang secara seksual. Hal ini berkaitan dengan kesiapan vagina untuk
menerima penetrasi senggama, vagina mengeluarkan cairan yang digunakan
sebagai pelumas dalam senggama. Selain itu akibat kelelahan fisik sehingga
mengakibatkan pengeluaran energi untuk bekerja berlebihan dan menguras fisik
menekan sekresi hormone estrogen. Adanya ketegangan psikis akibat
meningkatnya beban pikiran memicu meningkatnya hormon adrenalin
menyebabkan penyempitan pembuluh darah, hingga aliran estrogen ke organ
tertentu termasuk vagina menjadi terhambat sehingga asam laktat yang dihasilkan
berkurang. Berkurangnya asam laktat vagina menyebabkan keasaman vagina
berhurang sehingga bakteri, jamur, dan parasite penyebab keputihan mudah
berkembang. Selain itu juga dipengaruhi oleh kebersihan diri, penggunaan pembilas
atau pengharum vagina dapat menjadi penyabab terjadinya keputihan.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk mencegah keputihan menurut
(Anggraini, 2016). Menjaga organ intim agar tidak lembab setelah buang air kecil
atau air besar, bilas sampai bersih, kemudian keringkan sebelum memakai celana
dalam. Saat membersihkan vagina, membilas dilakukan dari arah depan ke
belakang untuk menghindari kuman dari anus ke vagina. Menghindari pakaian
dalam yang ketat. Saat menstruasi mengganti pembalut beberapa kali dalam sehari.
Berdasarkan pernyataan diatas tidak terdapat kesenjangan antara fakta dan teori.
Dilanjutkan asuhan pada remaja kunjungan kedua hingga keempat berjalan
dengan normal, pemberian penatalaksanaan dilakukan sesuai dengan target PKHS
pada remaja, sehingga tidak ada kesenjangan antara kenyataan dan teori meliputi
Pendidikan tentang NAPZA, Isu kesehatan lain seperti penerapan perilaku #M
selama Panemi COVID-19, kuesioner PSC dalam deteksi dini masalah psikologis,
kecerdasan majemuk dan gizi seimbang pada remaja.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Simpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan menggunakan
manajemen kebidanan SOAP maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pada
pengkajian didapatkan keluhan keputihan atau fluor albus fisiologis yang
didapatkan dari data subjektif dan objektif. Data subjektif diperoleh dari wawancara
atau anamneses dengan pasie yang mengeluh terdapat pengeluaran lendir dari
vagina berwarna jernih, cair, tidak gatal, dan tidak berbau sehingga mengganggu
kenyamanan pasien. Data objektif diperoleh dari hasil pemeriksaan. Sehingga
diperoleh analisa kebidanan yaitu remaja usia 14 tahun dengan fluor albus
fisiologis. Maslah yang timbul adalah ketikdaknyamanan dan cemas. Sehingga
diperlukannya penanganan yang tepat melalui pehamannya terhadap kondisinya,
penyebab keluhan,dampak hingga solusi pencegahannya. Dan pada kunjungan
kedua maslaah dapat teratasi.
Selain itu, pentingnya Pendidikan kesehatan reproduksi remaja untuk
mengetahui jenis kecerdasan majemuk yang dimilikinya untuk terus diasah dan
dikembangkan melalui pengukuran kuesioner kecerdasan majemuk remaja.
Pengukuran masalah psikologis remaja melalui kuesioner Pediatric Symptom
Chevcklist (PSC) juga penting dilakukan untuk mendeteksi dini maslaah yang
terjadi sehingga dapat dilakukan penanganan yang efektif dan efisien.
Pendidikan mengenai jenis penyakit tidak menular hingga pendidikan
mengenai pola hidup sehat supaya tubuh tetap sehat dan bugar melalui penerapan
perilaku CERDIK. Singkatan dari C (Cek Kesehatan rutin), E (Enyahlah Asap
Rokok), R (rajin Aktivitas Fisik), D (Diet Seimbang), I (Istirahat Cukup), dan K
(Kelola Stres). Pendidikan Napza, gizi seimbang remaja, hingga isu kesehatan yang
terjadi saat ini perlu diketahui oleh remaja sebagai generasi penerus bangsa yang
berkualitas. Hal ini dapat dilakukan mengenai penerapan perilaku 3M yaitu
Memakai Masker, Menjaga jarak dan Mencuci Tangan dalam pencegahan
penularan COVID-19.
5.2 Saran
1. Saran Teoritis
Untuk laporan selanjutnya dapat lebih menyempurnakan laporan yang ada,
meliputi lampiran teori terupdate atau sumber-sumber terbaru.
2. Saran Praktis
Remaja perlu diberikan sarana yang positif dan kreati dalam menyalurkan
dorongan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam memaksimalkan kecerdasan
yang dimiliki. Seperti kegiatan ekstrakulikuler, metode pembelajaran yang
berbeda masa pandemic COVID-19, kegiatan mencintai alam, kegiatan
kreativitas dan pengembangan potensi dan bakat. Serta perlunya peran orang
tua dalam segala aktivitas remja dalam proses tumbuh kembangnya khususnya
di masa pandemic ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, I. A. (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku


Pencegahan Keputihan Patologis Mahasiswi Semester VI Prodi Ilmu
Keperawatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Doctoral Dissertation,
UNiversitas Aisyiyah Yogyakarta.

BKKBN. (2020, November 16). Kajian Profil Penduduk Remja (10-24 tahun).
Retrieved from www.BKKBN.go.id: http://www.BKKBN.go.id/

Febryary, A. D. (2018). Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Remaja Putri


Dalam Penanganan keputihan Di Desa Cilayung. Jurnal Sistem Kesehatan,
Vol.2. No.1.

Kemenkes, R. (2014). Pedoman Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli


Remaja (PKPR). [Guidance of national standard of adolescent health
services] (1st ed), https://doi.org/613.043.3. Ind.b.

Kursani. (2015). Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Fluor Albus


(Keputihan) Pada Remaja Putri. Jurnal Maternity, 2(1), 30-36.

Kusmiran. (2016). Kesehatan Pers Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika.

Kusmiran, E. (2014). Kesehtan Pers Remaja Dan Wanita. Jakarta: Salemba


Medika.

Manuaba. (2010). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC.

Manuaba. (2011). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Bidan.


Jakarta: EGC.

Marhaeni. (2016). Keputihan Pada Wanita. Jurnal Skala Husada, Vol.13, No.1 :
30-38.

Pitriani, R. (2020). Asuhan Kebidanan Pada Remaja Putri Dengan keputihan.


Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XII , No.1, 48-55.
LAMPIRAN
KARTU KECERDASAN MAJEMUK
KUESIONER PEDIATRIC SYMPTOM CHECKLIST/PCS
DOKUMENTASI
LAPORAN
ASUHAN KEBIDANAN SOAP

PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA Nn.T


USIA 16 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SINGGAHAN, TUBAN, JAWA TIMUR

Dosen Pembimbing :
Evi Pratami, M.Keb

OLEH :
Nama Mahasiswa : Milla Octaviana
NIM : P27824420044

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN ALIH JENJANG
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
2020
KUNJUNGAN PERTAMA
Hari/Tanggal : Minggu, 1 November 2020
Pukul : 19.00 WIB
Tempat : Di Rumah Nn.T
Oleh : Milla Octaviana
1.1 Data Subjektif
1. Biodata
Nama : Nn. T
Usia : 16 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : Sedang menempuh Pendidikan SMA
Alamat : Jl.Ds, Mulyorejo, Singgahan, Tuban
No. Telp : 08223625xxxx
Nama Orangtua : Tn. H
Usia : 46 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Sopir
Alamat : Jl.Ds, Mulyorejo, Singgahan, Tuban
2. Keluhan
Sedang menstruasi hari pertama dan merasakan nyeri pada perut dan
punggung bagian bawah. Sedikit mengganggu aktivitas.
3. Riwayat Menstruasi
Sedang menstruasi hari pertama, dan telah ganti pembalut 3x penuh
HPHT : 3 Oktober 2020
Siklus : 28 – 30 hari (teratur)
Disminorea : iya
Lama haid : 6-8 hari
4. Riwayat Penyakit Terdahulu
Nn.S tidak sedang dan tidak ada yang menderita penyakit penular (TBC,
HIV/AIDS), penyakit menahun (Jantung, Ginjal), Penyakit Menurun
(Diabetes mellitus, Asma, Hipertensi, Stroke), tidak memiliki Riwayat
operasi serta trauma fisik.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Nenek dari Nn.S (atau ibu dari ayahnya Nn.S) memiliki riwayat penyakit
hipertensi dan asma. Namun anggota keluarga lain tidak sedang dan tidak
ada yang menderita penyakit penular (TBC, HIV/AIDS), penyakit menahun
(kanker, Ginjal, stroke), Penyakit Menurun (Diabetes mellitus).
6. Status Dalam keluarga
Anak kandung
7. Jumlah saudara dalam keluarga : 1 (satu)
8. Riwayat Pernikahan Orang tua
Anak dari pernikahan pertama, lama menikah 22 tahun
9. Aktfitas Sehari-hari
a. Kegiatan Sehari- hari : belajar mata pelajaran di sekolah melalui
online, dan mengerjakan tugas serta membntu pekerjaan ibu dirumah
seperti memasak, menyapu, mengepel, dll.
b. Apakah Merokok : Tidak
c. Aktifitas Olah Raga : Kadang-kadang (jogging di pagi hari)
d. Seksual : Tidak pernah berhubungan seksual
e. Obat-obat Terlarang : Tidak pernah menggunakan
f. Pola makan : makan 3x sehari, porsi sedang terdiri dari
nasi, lauk, sayur dan buah. Minum air putih 6-8 gelas/hari. Kadang
minum susu. Terdapat perubahan pola makan ketika nyeri haid malas
untuk makan yaitu makan 1-2x/hari dengan porsi sedikit berkurang.
1.2 Data Objektif
1.2.1 Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda- Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Suhu : 37,3˚C
Nadi : 88x /menit
Respirasi : 20x /menit
1.2.2 Pemeriksaan Fisik
Kepala dan Wajah : rambut lurus, hitam, tidak rontok, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada benjolan abnormal, wajah tidak
pucat, tidak lesi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar
limfe, maupun vena jugularis.
Dada : bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada pembesaran abnormal, tidak terdengar suara
wheezing/ronki, putting susu mulai menonjol, tidak
ada nyeri tekan massa dan benjolan
Abdomen : tidak ada pembesaran abnormal, tidak terdengar
bising usus, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi
Punggung : tidak ada spina bifida, kondisi punggung simetris,
tidak ada lesi
Genetalia : terdapat pengeluaran darah menstruasi hari
pertama, tidak ada luka, tidak ada varises,
Ekstremitas
Atas : bergerak aktif, tidak ada oedema, tidak ada lesi
Bawah : bergerak aktif, tidak ada oedema, tidak ada lesi,
tidak ada varises
Berat Badan : 46 Kg
Tinggi Badan : 145 cm
LILA : 22,5 cm
Program Terapi Yang Diperoleh (bila ada)
Tidak Ada
Pemeriksaan Penunjang
Pengukuran Kecerdasan Majemuk
Total Skor Tertinggi : Kecerdasan musik ,Total skor : 36
Total Skor Tertinggi Ke-2 : Kecerdasan Kinestetik, Total skor: 30
Total Skor Tertinggi Ke-3 : Kecerdasan Interpersonal, Total Skor : 26
(Hasil Terlampir)
Kuesioner Pediatric Symptom Checklist
Total skor : 13 (normal / tidak ada masalah psikologis)
1.3 Analisa
Remaja Putri Usia 16 Tahun dengan diminore primer
1.4 Penatalaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa Nn.T mengalami nyeri menstruasi
yang disebut dengan disminorea primer. Akan tetapi hal ini merupakan
kondisi fisiologis terjadi pada remaja yang sedang menstruasi sejak hari
pertama dan akan pulih dengan sendirinya ketika menstruasi selesai. Nn.T
mengerti dan memahami penjelasan bidan
2. Memberikan HE mengenai keluhan yang dialami :
a. Penyebab timbulnya disminorea primer yang berlebihan yaitu dari faktor
fisik maupun psikis seperti stress, syok, kelelahan dan kecemasan.
b. Menjelasakna cara pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan
teknik dalam mengrangi nyeri saat menstruasi yaitu dengan menghindari
stress yang menimbulkan kecemasan berlebihan, menjaga pola makan
dengan gizi seimbang dan teratur, istirahat cukup, tidak merokok,
berolahraga ringan secara teratur, tidak mibun minuman keras,
meningkatkan konsumsi sayur, buah, daging, ikan yang banyak
mengandung B6.
c. Menjelaskan penanganan nyeri tanpa terapi obat yaitu dengan pola hidup
sehat, mengompres pada bagian nyeri dengan air hangat, melakukan posisi
knee chest, mandi dengan air hangat.
Nn.T memahami penjelasan yang diberikan bidan dan bersedia melakukan
anjuran bidan.
3. Memberikan Health education (HE) mengenai Pendidikan Keterampilan
Hidup Sehat (PKHS) meliputi :
a. Menjelaskan tentang pengertian , aspek aspek yang berhubungan dengan
kecerdasan majemuk. Nn.T mengenai penjelasan bidan
b. Menjelaskan hasil pengukuran kecerdasan majemuk Nn.T yaitu dengan
skor tertinggi 36 pada kecerdasan musik, dilanjutkan dengan total skor
tertinggi kedua yaitu kecerdasan kinestetik yaitu total 30, serta total skor
tertinggi ketiga yaitu kecerdasan interpersonal dengan skor 26. Nn.T
mengetahui jenis kecerdasan majemuk yang dimilikinya.
c. Memotivasi Nn.T untuk tetap mengasah dan terus mengembangkan
kecerdasan yang dimiliki baik di sekolah maupun lingkungan rumah dan
sekitar. Nn.T bersedia untuk terus mengembangkan kemampuan yang
dimiliki. Nn.T bersedia untuk terus mengasah kemampuan yang
dimilikinya.
f. Memberikan pelayanan terkait kesehatan jiwa menggunakan Kuesioner
Pediatric Symptom Checklist/PSC, meliputi definisi, tujuan pengukuran
dan menjelaskan hasil pengukuran. Kuesioner PSC ini merupakan
intrumen/alat yang digunakan untuk mendeteksi dini kelainan/masalah
psikososial pada anak berusia 4-18 tahun sehingga dapat dilakukan
pemeriksaan dan tindak lanjut segera untuk menghindari hal yang tidak
diinginkan. Hasil pengukuran Nn.T diperoleh total skor 13 yang artinya
tidak ditemukan masalah psikososial. Nn.T mengetahui hasil pemeriksaan
yang dilakukan dan hasil terlampir.
g. Melakukan sosialisasi dan penanaman 10 kompetensi PKHS yaitu
kesadaran diri, empati, pengambilan keputusan, pemecahan masalah,
berpikir kritis, berpikir kreatif, komunikasi efektif, hubungan
interpersonal, pengendalian emosi, mengatasi stress sesuai dengan bidang
atau kecerdasan sesuai bakat dan minat Nn.T. Serta menganjurkan untuk
tetap menjaga kesehatan mental psikologi seperti cara penyelesaian
masalah jika terdapat masalah yang menjadi beban pikiran dengan melalui
curhat atau berbagi cerita kepada orang tua atau orang ynag dipercaya dan
dianggap dapat membantu menyelesaikan masalah. Nn.T mengerti dan
bersedia melakukan anjuran bidan.
4. Menjadwalkan ulang untuk kunjungan berikutnya 1 minggu atau apabila ada
keluhan selama proses pertumbuhan maupun perkembangan masa remajanya.
Nn.S bersedia melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi yaitu tanggal 8
November 2020.
5. Melakukan pendokumentasian. Telah dilakukan

KUNJUNGAN KEDUA
Hari/Tanggal : Minggu, 8 November 2020
Pukul : 16.00 WIB
Tempat : Virtual Via Whatsapp
Oleh : Milla Octaviana
Data Subjektif
1. Keluhan Utama
Tidak ada keluhan apapun.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang / Riwayat Keluhan Sebelumnya
Nn.T mengatakan keluhan nyeri yang dialami ketika haid sudah sedikit
mendingan dengan pemberian kompres hangat pada daerah nyeri. Saat ini
masih menstruasi hari ke-7 dengan pengeluaran sedikit darah menstruasi.
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Analisa
Remaja Putri Usia 16 Tahun
Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kondisi umum pasien dalam keadaan baik.
Nn.T mengetahui kondisinya.
2. Memberikan apresiasi kepada Nn.T bahwa bersedia dan mampu melakukan
anjuran bidan dengan baik sehingga keluhan nyeri yang terjadi dapat berkurang
dengan kompres hangat, sehingga mampu melakukan aktivitas sehari hari
dengan nyaman. Nn.T senang terhadap apresiasi yang diberikan oleh bidan.
3. Mengevaluasi pengembangan pada kecerdasan majemuk yang dimiliki
berdasarkan hasil pengkajian. Nn.T mengikuti les vokal bersama teman-
temannya ketika sore hari, dan kadang mengikuti olah raga bola volley di
lapangan dekat rumah.
4. Mengapresiasi semangat Nn.T untuk terus mengembangkan minat dan
kemampuan yang dimiliki dan mengingatkan Nn.T untuk tetap menjaga pola
istirahat, aktivitas, personal hygiene, serta menghindari stress, olah raga teratur
dan makan makanan dengan gizi seimbang. Nn.T merasa senang dan bersedia
melakukan anjuran bidan.
5. Memberikan Pendidikan mengenai kesehatan reproduksi dan gizi remaja,
meliputi :
a. Definisi masa pubertas, tanda-tanda primer dan sekunder pubertas pada
perempuan beserta fungsinya, cara merawat kesehatan organ reproduksi.
b. Tentang pemenuhan nutrisi yang seimbang serta pola hidup sehat.
c. Pentingnya aktivitas fisik secara rutin minimal 30 menit/hari.
Nn.T mengetahui dan mengerti penjelasan bidan dan akan lebih bersemangat
dalam menjalani aktivitas.
6. Menyepakati untuk dilakukan penjadwalan kunjungan ulang yaitu 3 hari yang
akan datang yaitu tanggal 11 November 2020. Nn.T bersedia melakukan
kunjungan ulang.
7. Melakukan pendokumentasian. Telah dilakukan

KUNJUNGAN KETIGA
Hari/Tanggal : Rabu, 11 November 2020
Pukul : 18.30 WIB
Tempat : Virtual Via Whatsapp
Oleh : Milla Octaviana
Data Subjektif
Keluhan Utama
Tidak ada keluhan apapun.

Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Analisa
Remaja Putri Usia 16 Tahun
Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kondisi umum pasien dalam keadaan baik.
Nn.T mengetahui kondisinya.
2. Memberikan Helath education terkait Narkoba , Psikotropika, dan Zat Adiktif
(NAPZA). Pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan.
3. Menjelaskan tentang penyakit tidak menular (Diabetes Mellitus dan
Hipertensi) dan pencegahan kekerasan pada remaja guna tidak terjerumus pada
Tindakan kekerasan seksual dan dapat mencegah penularan penyakit. Nn.S
mengetahui dan mengerti penjelasan bidan.
4. Memberikan Health Education mengenai pola hidup sehat supaya tubuh tetap
sehat dan bugar melalui penerapan perilaku CERDIK. Singkatan dari C (Cek
Kesehatan rutin), E (Enyahlah Asap Rokok), R (rajin Aktivitas Fisik), D (Diet
Seimbang), I (Istirahat Cukup), dan K (Kelola Stres). Remaja mengetahui dan
bersedia melakukan anjuran bidan
5. Menjadwalkan untuk kunjungan ulang 3 hari lagi atau apabila ada keluhan.
Nn.T bersedia melakukan kunjunag ulang 3 hari lagi yaitu tanggal 14
November 2020.
6. Melakukan pendokumentasian. Telah dilakukan.

KUNJUNGAN KEEMPAT
Hari/Tanggal : Jumat, 14 November 2020
Pukul : 19.00 WIB
Tempat : Virtual Via Whatsapp
Oleh : Milla Octaviana

Data Subjektif
Keluhan Utama
Tidak ada keluhan apapun.
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Analisa
Remaja Putri Usia 16 Tahun
Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kondisi umum pasien dalam keadaan baik.
Nn.T mengetahui kondisinya.
2. Memberikan pelayanan lain terkait isu kesehatan guna mendapatkan informasi
dan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan nondiskriminatif karena
perilaku dan keputusan yang diambil oleh remaja pada masa ini akan
mempunyai pengaruh yang sangat penting dalamkehidupan masa depan seoran
individu. Bukan hanya sebatas pada kesehatan reproduksi melainkan juga
kehidupan social ekonomi. Selain itu bagaimana cara menjaga diri sendiri dan
keluarga selama Pandemi COVID-19 ini dengan penerapan 3M yaitu memakai
masker, menjaga jarak dan mencuci tangan . Pasien mengerti dan bersedia
berhati-hati dalam berperilaku serta mengambil keputusan dalam bertindak
serta tetap waspada dan mengingat pesan 3M selama Pandemi COVID-19.
3. Melakukan evaluasi terkait pelayanan yang telah diberikan. Pasien dapat
menjelaskan ulang terhadap apa yang telah diberikan meliputi jenis
kecerdasarn yang dimilikinya untuk terus dikembangkan dan diasah, menjaga
gizi seimbang, olahraga teratus, istirahat cukup, manajemen stress, keluhan
yang pernah dirasakan yaitu keputihan hingga pencegahan yang dapat
dilakukan, perilaku CERDIK, serta PKHS.
4. Melakukan pendokumentasian. Telah dilakukan.

LAMPIRAN
KARTU KECERDASAN MAJEMUK
KUESIONER PEDIATRIC SYMPTOM CHECKLIST
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai