OLEH:
Lidya Ayu Bazrina
NIM 712405S.19.012
LEMBAR PERSETUJUAN
ROLLING : 1 (satu)
Menyetujui,
ii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI PERSADA BANJARMASIN
Alamat : Jalan Soetoyo S No. 365 Banjarmasin, Telp (0511) 3361031
Email : stikesabdipersadabanjarmasin@gmail.com
LEMBAR PENGESAHAN
ROLLING : 1 (satu)
Mengesahkan,
Mengetahui,
Ka Prodi DIII Kebidanan
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, sehingga laporan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada
Ny.N P1A0 Akseptor KB suntik 1 bulan” dapat diselesaikan tepat waktu.
Pembuatan laporan ini tidak lepas dari bimbingan berbagai pihak yang telah banyak
membantu, untuk itu pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ketua Stikes Abdi Persada Banjarmasin.
2. Pembimbing pendidikan (CT) yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam
pembuatan laporan ini.
3. Pembimbing lahan praktik (CI) yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam
pembuatan laporan ini.
4. Orang tua yang telah mendukung dan mendoakan untuk keberhasilan penulis.
5. Teman saya yang bernama Nety Septinia karena telah berbaik hati meminjamkan
laptopnya kepada saya.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan dan penyusunan laporan kasus ini masih
jauh dari sempurna karena masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu,
saya mengharapkan baik kritik maupun saran untuk perbaikan laporan kasus selanjutnya agar
dapat lebih baik.
Banjarmasin, 25 Juli 2021
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR....................................................................................................... iv
DAFTAR ISI....................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................... 6
C. Tujuan............................................................................................................................. 6
1. Umum..................................................................................................................... 6
2. Khusus..................................................................................................................... 6
D. Manfaat........................................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................................. 8
A. Pengertian....................................................................................................................... 8
B. Etiologi/Penyebab........................................................................................................ 14
C. Patofisiologi.................................................................................................................. 16
D. Manifestasi Klinik/Tanda dan Gejala........................................................................... 16
E. Komplikasi................................................................................................................... 17
F. Penatalaksanaan Medis................................................................................................. 19
BAB III TINJAUAN KASUS.......................................................................................... 22
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................. 28
BAB V PENUTUP............................................................................................................ 30
A. Kesimpulan................................................................................................................... 30
B. Saran............................................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................31
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan kependudukan di Indonesia adalah masalah kuantitas dan
meningkatkan kesejahteraan penduduk baik kualitas fisik maupun non fisik. Dinamika
permasalahan untuk negara Indonesia yang berpenduduk besar yaitu nomor 4 di dunia
yaitu; Pemenuhan kebutuhan hidup masih belum dapat terpenuhi oleh Pemerintah,
menjamin terpenuhi kebutuhan hidup penduduk yang besar. Sebagai akibatnya masih
konflik sosial dan Penyediaan lapangan kerja, sarana, dan prasarana kesehatan,
pendidikan serta fasilitas sosial lainnya masih banyak yang kurang, karena dana yang
terbatas. Pemerintah seharusnya dapat dapat menyediakan itu semua. Maka peran
1
2
penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun
1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun,
periode 2000 - 2010 sebesar 1,49% Penurunan pertumbuhan penduduk ini cukup
seluruh tanah air. Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi
jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Program ini setiap
tersebut jelaslah bahwa Program Keluarga Berencana mempunyai dua tujuan pokok
kemampuan peningkatan produksi dan Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk
menekan pertumbuhan penduduk agar sesuai dengan daya dukung lingkungan tetapi
juga merupakan strategi bidang kesehatan dalam upaya meningkatan kesehatan ibu
melalui pengaturan kapan ingin mempunyai anak, mengatur jarak anak dan
memperhatikan pandangan klien terhadap pelayanan kesehatan yang ada (Prijatni dkk,
2018).
3
didunia pada tahun 2020 ini. Menurut data Worldometerspada bulan Maret 2020,
sebesar 151 jiwa per km jumlah ini cenderung naik dibandingkan tahun 2019 yaitu
Menurut WHO, Unmet need adalah mereka yang subur dan aktif secara seksual
anak lagi atau ingin menunda anak berikutnya. Tingginya angka unmet need masih
dari tingginya angka unmet need yaitu menyebabkan angka fertilitas yang tinggi pula.
Apabila angka unmet need tinggi, hal ini dapat menyebabkan jumlah kelahiran
semakin besar dan tak terkendali. Indonesia menjadi salah satu Negara berkembang
Data jumlah total capaian penggunaan kontrasepsi dan beberapa variabel bebas
Evaluasi Program Bangga kencana Provinsi Kalimantan Selatan (Data sampai bulan
Mei 2020), Laporan Dinas Kesehatan dan Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan
Selatan. Variabel bebas antara lain adalah jumlah cakupan pengguna KB di faskes,
total cakupan penggunaan jenis KB PIL, total cakupan penggunaan suntik, total
MOP, jumlah nakes, jumlah faskes, dan panjang jalan. Sebanyak 445 orang. Untuk
capaian pengguna alat kontrasepsi dari provinsi Kalimantan selatan sudah diatas target
dari BKKBN sendiri yakni sudah sebesar 66,32%, namun di dominasi oleh alat
kontrasepsi dengan tingkat putus pakai paling tinggi sebesar 46% yaitu PIL dimana
berdasarkan data capaian peserta KB baru sampai dengan bulan Mei 2020 di Provinsi
jenis ini, dengan sebaran wilayah yang tidak merata dalam capaian pengguna KB
dengan permintaan tertinggi adalah wilayah daerah Kota Banjarmasin dengan 8.562
pengguna KB baru dan yang terendah adalah Kabupaten Balangan dengan 793
pengguna KB baru, meskipun secara absolut trend pengguna KB baru di Kalsel naik
dari tahun 2019 yang 30.462 dan naik menjadi 34.749 pada tahun 2020, namun hanya
di dominasi oleh KB yang tingkat putus pakainya paling tinggi, hal tersebut terlihat
dari rata-rata angka capaian unmet need Provinsi Kalimantan Selatan hingga bulan
Mei 2020 sebesar 11,08 dan capaian per Kabupaten/Kota paling tinggi di Kabupaten
Tabel 1.1
Data pengguna KB aktif, wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019.
2018 2019
No. Kabupaten/Kota Peserta KB Aktif Peserta KB Aktif
PUS ABS % PUS ABS %
1 Tanah Laut 61,055 42,794 70,09 58,461 46,598 79,71
2 Kotabaru 60,609 15,207 25,09 58,177 39,653 68,16
3 Banjar 104,405 79,108 75,77 99,971 88,760 88,79
4 Batola 55,803 47,337 84,83 53,311 45,972 86,23
5 Tapin 34,035 30,738 90,31 32,533 31,642 97,26
Hulu Sungai
6 Selatan 42,339 29,102 68,74 40,409 30,651 75,85
Hulu Sungai
7 Tengah 48,489 33,637 69,37 46,311 33,150 71,58
Hulu Sungai
8 Utara 42,229 32,276 76,43 40,387 32,307 79,99
9 Tabalong 45,146 35,899 79,52 43,235 37,420 86,55
10 Tanah Bumbu 63,301 51,146 80,80 61,232 54,879 89,62
11 Balangan 23,311 19,848 85,14 22,343 19,744 88,37
12 Banjarmasin 126,156 32,276 25,58 120,463 118,775 98,60
137,0
13 Banjarbaru 46,007 63,034 1 44,662 43,612 97,65
512,40
Provinsi 752,885 2 68,06 721,495 623,163 86,37
(Rekapitulasi PWS KIA Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan)
Dari data yang didapatkan di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2018 -2019
dilihat Tabel 1.1 terdapat 13 indikator Total jumlah capaian pengguna KB terbanyak
pada tahun 2018 di Provinsi Kalimantan Selatan di Kota Banjarbaru (137,01%) dan
6
paling rendah Kota Kotabaru (25.09%). Pada tahun 2019 di Provinsi Kalimantan
Selatan adalah di Kota Banjarmasin (98.60%) peserta KB aktif, dan yang paling
capaian KB aktif di Kalimantan Selatan cenderung naik yaitu dari (68.06%) hingga
(86,37%). Dan terdapat faktor predisposisi, faktor pendorong, faktor pendukung yang
yang menjadi pertimbangan seseorang dalam memilih alat kontrasepsi antara lain
faktok individu, faktor kesehatan, dan faktor metode kontrasepsi seperti biaya dan
efek samping.
tahun ke tahun. Program keluarga berencana sudah banyak mengalami kemajuan yang
signifikan. Masyarakat sudah banyak yang teredukasi dan menjadi masyarakat yang
kooperatif. Dari varian KB yang makin tahun makin berkembang, masyarakat masih
pada Ny.N P1A0 Akseptor Aktif KB Suntik 1 Bulan di PMB Haida Am. Keb.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Bagi penulis
Hasil laporan ini berguna untuk bahan baca dan bahan ajar agar penulis bisa
2. Bagi mahasiswa
kesehatan di lahan praktik khususnya bidan dan dapat dijadikan bahan masukan
8
4. Bagi insitusi
kebidanan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
KB adalah merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan
diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran. KB adalah proses yang disadari oleh
pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran (Matahari,
dkk, 2018)
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran
dapat menghasilkan penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan
langsung, yaitu pasangan usia subur yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran
dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan, dan sasaran tidak langsung
yang terdiri dari pelaksana dan pengelola KB, dengan cara menurunkan tingkat kelahiran
Kontrasepsi berasal dari dua kata yaitu kontra dan konsepsi “kontra” yang artinya
mencegah/menghalangi dan “konsepsi” yaitu pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sel sperma. Jadi kontrasepsi dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mencegah
terjadinya kehamilan akibat pertemuan sel telur dan sel sperma. Kontrasepsi merupakan
9
10
bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk pengaturan kehamilan dan merupakan
Kontrasepsi adalah pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi)
atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (Taufan
Nugroho dkk, 2014). Keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak,
jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan,
dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas
(BKKBN, 2015).
Kontrasepsi suntik kombinasi adalah jenis kontrasepsi yang terdiri dari dua
hormone yaitu progestin dan estrogen reperti hormone alami pada tubuh seorang
perempuan. Progestin yang digunakan adalah Medroxy Progesterone Acetate (MPA) dan
2. Konseling
3. Pelayanan infertilitas
4. Pendidikan seks
6. Konsultasi genetic
istrinya belum mencapai usia 20 tahun. Karena usia di bawah 20 tahun adalah
Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi 100%. Hal ini penting karena pada masa
ini pasangan belum mempunyai anak, serta efektifitas yang tinggi. Kontrasepsi
Periode usia istri antara 20 - 30 tahun merupakan periode usia paling baik
untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran
direncanakan.
Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30
tahun tidak hamil. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan kontrasepsi
yang mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan hal ini dapat
menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak. Di
samping itu jika pasangan akseptor tidak mengharapkan untuk mempunyai anak
lagi, kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah metode kontap, AKDR,
A. PIL KB KOMBINASI
3. Efek samping: Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin pendek,
haid tidak teratur, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala, pusing, mual,
1. Mekanisme: Mini pil menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks
3. Efek samping: Perubahan pola haid (menunda haid lebih lama pada ibu
menyusui, haid tidak teratur, haid memanjang atau sering, haid jarang, atau
pada:
subur).
14
4. Klien lupa minum 3 pil kombinasi atau lebih, atau terlambat mulai papan
5. AKDR terlepas
Keluarga
D. KB SUNTIK KOMBINASI
3. Efek samping: Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin pendek,
haid tidak teratur, haid memanjang, haid jarang, atau tidak haid), sakit
E. SUNTIKAN PROGESTIN
penetrasi sperma terganggu, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan
(DMPA)
15
B. Etiologi
Jumlah Penduduk Besar Penduduk dalam suatu negara merupakan faktor terpenting
dalam pelaksanaan pembangunan karena menjadi subyek dan obyek pembangunan. Penduduk
kualitas fisik maupun non fisik. Dinamika atau perubahan jumlah penduduk sangat
serta fasilitas sosial lainnya masih banyak yang kurang, karena dana yang
terbatas. Pemerintah seharusnya dapat dapat menyediakan itu semua. Maka peran
Pertumbuhan penduduk Indonesia secara nasional masih relatif cepat, walaupun ada
kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 %
pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98%
pertahun, periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun, periode 2000 - 2010 sebesar 1,49%
Penurunan pertumbuhan penduduk ini cukup menggembirakan, hal ini didukung oleh
pelaksanaan program keluarga berencana di seluruh tanah air. Keluarga berencana merupakan
suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga.
Program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua anaksaja atau merupakan keluarga
kecil.Terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat
terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa
C. Patosiologis
bahwa estrogen dan progesteron memberikan umpan balik terhadap kelenjar hipofisis
tuba sehingga hasil konsepsi mencapai uterus-endometrium yang belum siap untuk
menerima implantasi.
berlangsung
D. Tanda gejala
Tanda gejala normal yang dialami pengguna Kb suntik 1 bulan yaitu kenaikan
berat badan, selain itu normalnya penggunaan suntik Kb 1 bulan ini tidak
menyebabkan aminorhea, namun bisa saja adanya perubahan siklus haid jika
digunakan berkepanjangan.
1. Nyeri dada hebat atau napas pendek. Kemungkinan adanya bekuan darah di
3. Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada
tungkai.
E. Komplikasi
dekat.
3. Perdarahan/perdarahan Bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil
kontrasepsi lain.
F. Penatalaksanaan Medis
dalam. Klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari
20
lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan
setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak
menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja (Saifuddin, 2018).
kontrasepsi
pilihannya
U : KUnjungan ulang
pengingat mengenai keterampilan konseling yang perlu dilakukan dan informasi apa
perlu diberikan yang disesuaikan dengan kebutuhan klien. ABPK mengajak klien
dalam hal apapun termasuk mengenai keluarga berencana dapat ditemukan beberapa
3. Petugas konseling meyakini bahwa tidak ada penyelesaian bagi masalah klien
klien
11. Klien berbicara terus menerus dan tidak sesuai dengan pokok pembicaraan
12. Klien menanyakan hal-hal yang sangat pribadi kepada petugas konseling
a. Usia reproduksi.
h. Haid teratur.
f. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (> 180/110
mmHg).
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
DATA ISTRI SUAMI
Nama Ny. N Tn. Z
Umur 36 tahun 38 tahun
Suku/bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan D3 S1
Pekerjaan IRT Swasta
Alamat Jl. Vetran Gang Sepakat
23
24
4. Riwayat KB
Metode : KB 3 bulan
Lamanya : selama menyusui
6. Riwayat Perkawinan
a. Kawin : 1x kawin
b. Usia Kawin : ±20 tahun
c. Lamanya :± 16 tahun
7. Data Biologis
a. Pola Nutrisi
1 Pola Makan : 3 kali sehari, porsi sedang, berisi nasi, lauk
) pauk, sayur, dan buah-buahan
2 Pola Minum : 7-8 gelas / hari, berisi air putih
)
b. Pantangan : Tidak ada
c. Pola Istirahat : tidur malam hari 6-8 jam siang 1 jam
d. Pola Eliminasi : Bab 1-2x/ hari, warna kuning kecoklatan,
konsintensi lembek, Bak 4-5x/hari, warna
kuning jernih, bau khas
e. Pola Seksual : Ibu mengatakan melakukan hubungan intim 1-
2x/minggu
f. Personal Hygne : Mandi 2x/hari, gosok gigi 3x/hari, dang anti
pakaian 2x/hari, Vulva hygine saat mandi Bab
dan Bak
g. Pola Aktivitas : ibu mengatakan melakukan pekerjaan dirumah
seperti biasa
25
8. Data Psikologis
Ibu mengatakan merasa nyaman menggunakan kontrasepsi KB 1 bulan
serta suami dan keluarga mendukung dalam pemakaian kontrasepsi ini.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. BB : 61,7 kg
d. TB : 166 cm
e. TTV :
1) Tekanan Darah : 128/87 mmHg, 3) Pernapasan : 20 x/menit
2) Denyut Nadi : 88 x/menit, 4) Suhu : 36,3oC
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inpeksi
1) Kepala : Tampak bersih tidak ada ketombe dan
rambut tidak rontok
2) Muka/Wajah : tidak pucat, tidak ada oedema dan tidak
ada flek hitam
3) Mata : Kelopak mata simetris, tidak ada
kelainan, Konjungtiva tidak anemis,
Sklera tidak ikterik
4) Hidung : Secret/serumen tidak ada dan tidak ada
kelainan
5) Telinga : Simetris bersih dan Secret/serumen
tidak ada
6) Mulut : Tidak caries gigi dan stomatitis
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
dan tidak ada pembesaran vena
jugularis
8) Dada : Dada simetris pada payudara tidak ada
benjolan abmormal, dan puting susu
menonjol
9) Abdomen : Tidak ada pembesaran dan bekas
operasi
10) Vulva vagina : Tidak ada varises, keputihan normal
11) Ekstremitas
Oedem : tidak ada
Varises : Tidak ada
b. Palpasi
26
C. ASSESMENT
P1A0 Akseptor aktif suntik KB 1 bulan dengan fisiologis
D. PLANNING
1. Menjalin hubungan saling percaya antara bidan dan klien
2. Menyambut ibu dengan senyum, salam, sapa, sopan dan santun
Evaluasi : telah dilakukan
3. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk mengungkapkan masalahnya:
Ibu mengatakan ingin menggunakan suntik 1 bulan dan sebelumnya
pernah menggunakan KB 3 bulan
4. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu :
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat Badan : 61,7 kg
d. Tinggi Badan : 166 cm
e. Tekanan Darah : 128/87 mmHg
f. Nadi : 88 x/menit
g. Pernafasan : 20 x/menit
h. Suhu : 36,5 oC
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
5. Menginformasikan kembali tentang kelebihan KB suntik 1 bulan kepada
ibu:
a. Sangat efektif
b. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
c. Klien tidak perlu menyiapkan obat
d. Tidak dilakukan pemeriksaan dalam
Evaluasi : Ibu mengerti tentang kelebihan suntik KB 1 bulan
6. Menginformasikan kembali tentang kekurangan akseptor KB suntik 1
bulan kepada ibu :
a. Sering ditemukan gangguan haid
27
Asuhan kebidanan pada Ny. N Usia 36 tahun P1A0 dengan Akseptor KB Suntik 1
bulan telah dilakukan pengkajian sesuai dengan standar asuhan kebidanan melalui
anamnesa langsung pada pasien dan beberapa pemeriksaan. Dalam pengkajian
data tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan di lapangan. Ibu mengatakan
ingin menggunakan KB suntik 1 bulan dan sebelumnya pernah menggunakan KB
3 bulan. Saat kunjungan ibu mengatakan tidak mengalami keluhan apapun dan ibu
tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga dan terdahulu seperti: Hipertensi,
Gagal Jantung, IMS, Diabetes Mellitus, Epilepsi, Hepatitis, Tuberculosis, dan
HIV/AIDS. Hal ini menyatakan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan
kasus. Maka dari itu ibu dapat diberikan KB suntik 1 bulan karena ibu tidak
mempunyai riwayat penyakit yang tidak boleh dimiliki bagi pengguna KB suntik.
Menurut penelitian Setiawati dkk (2018) mengatakan pada fase
menjarangan kehamilan dimana periode usia istri anatara 20-30 tahun merupakan
periode paling baik untuk melahirkan dengan jumlah anak 2 orang atau jarak
kelahiran 2-4 tahun. Alasan menjarangkan kehamilan pada usia ini ada beberapa
yaitu pada usia ini merupakan usia terbaik untuk mengandung dan melahirkan.
Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan pada usia ini yaitu efektifitas cukup tinggi,
reversibilitas cukup tinggi karena peserta masih mengharapkan punya anak lagi,
dapat dipakai 2 sampai 4 tahun. Menurut Sulistyawati (2019) klien yang tidak
boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin antara lain hamil atau
dicurigai hamil (risiko cacat pada 7 janin per 100.000 kelahiran); memiliki
riwayat perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya; tidak dapat
menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenore; menderita kanker
payudara atau riwayat kanker payudara; atau menderita diabetes mellitus disertai
komplikasi.
Berdasarkan teori dan rentang usia ibu 20-30 penggunaan KB suntik 1 bulan
dianggap sesuai dengan keadaan ibu sekarang. Dari hasil pengkajian data subjektif
didapatkan, ibu tidak hamil, riwayat kesehatan ibu tidak memiliki riwayat
29
30
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengkajian kepada Ny. N P1 A0 di PMB Haida Am. Keb.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa saat memberikan pelayanan asuhan kebidanan
harus menggunakan kode etik yang benar agar dapat melakukan asuhan yang
berkualitas. Ketika bidan menggunakan kode etik maka terciptanya konseling yang
berkualitas, ketika konseling berkualitas maka dapat terciptanya klien yang
kooperatif. Sehingga hal itu memenuhi tujuan bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan yang berkualitas.
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah ketika memberikan asuhan kebidanan
harus didasari standar yang berlaku. Harus menyelaraskan dan menerapkan antara
teori dasar dan praktik lapangan agar pelayanan yang diberikan memenuhi standar
asuhan kebidanan.
31
32
DAFTAR PUSTAKA