Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEBIDANAN PADA An.

“F” USIA 25 BULAN


TUMBUH KEMBANG ANAK SEHAT
PUSKESMAS WILANGAN

Di Susun Oleh:

Atik Dwi Yulistina, S.Tr.Keb


NIM

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2021
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA An. “F” USIA 25 BULAN
TUMBUH KEMBANG ANAK SEHAT
PUSKESMAS WILANGAN

Telah di teliti dan disetujui oleh pembimbing pada :


Hari :
Tanggal :

Mengetahui,

PembimbingInstitusi PembimbingKlinik/CI

Nana Lintan, S.ST.,M.Kes Nur Isrofah, S.Tr.Keb

ii
BAB 1

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori AnakSehat


2.1.1 Pengertian
1. Anak Sehat adalah anak yang kelihatan gembira dan menarik perhatian
pada sekeliling serta suatu keadaan anak yang sehat terbebas dari penyakit
sehingga dapat melakukan segala aktivisnya tanpa hambatan fisik.
Seseorang dikatakan sehat jika ia memiliki kesehatan baik secara fisik
(organ tubuh) maupun psikis (mental, emosional, sosial, dan spiritual)
(Soegeng, Santoso,2008).
2. Pertumbuhan (growth) adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel organ maupun individu
yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kg), ukuran panjang
(cm, m), ukuran tulang dan keseimbangan metabolik. (Soetjiningsih, 2012:
1)
3. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. (Soetjiningsih, 2012:1).
2.1.2 Teori Pertumbuhan Dan PerkembanganAnak
Periode penting dalam tumbuh kembang adalah masa balita karena pada masa
ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya, emosional dan intelegensia berjalan sangat
cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan
moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini.
1. Deteksi Dini TumbuhKembang
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah pemeriksan untuk menemukan
secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak
prasekolah, sehingga intervensi akanlebih mudah dilakukan. Bila
penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit
dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembanganak.

3
Ada 3 jenis deteksi tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga
kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya berupa:
a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaituuntuk
mengetahui/menemukan status gizi kurang/buruk/ dan
makro/mikrosefali
b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk
mengetahui/menemukan gangguan perkembangan anak
(keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan dayadengar.
c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk
mengetahui adanya masalah mental emosional, autisme dan
gangguan pemusatan perhatianhiperaktivitas.
Adapun jadwal kegiatan dan jenis skrining/deteksi dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah oleh
tenaga kesehatan adalah sebagai berikut:
Jenis Deteksi Tumbuh Kembang Yang Harus Dilakukan
Deteksi Dini Deteksi Dini
Umur Deteksi Dini Penyimpangan
Penyimpangan Penyimpangan
Anak Mental Emosional
Pertumbuhan Perkembangan
BB/TB LK KPSP TDD TDL KMME CHAT* GPPH*
0 Bulan √ √
3 Bulan √ √ √ √
6 Bulan √ √ √ √
9 Bulan √ √ √ √
12 Bulan √ √ √ √
15 Bulan √ √
18 Bulan √ √ √ √ √
21 Bulan √ √ √
24 Bulan √ √ √ √ √
30 Bulan √ √ √ √
36 Bulan √ √ √ √ √ √ √ √

4
42 Bulan √ √ √ √ √ √
48 Bulan √ √ √ √ √ √ √
54 Bulan √ √ √ √ √ √
60 Bulan √ √ √ √ √ √ √
66 Bulan √ √ √ √ √ √
72 Bulan √ √ √ √ √ √ √
Keterangan:
Tanda * Deteksi dilakukan atas indikasi.
2. Deteksi Dini PenyimpanganPertumbuhan
a. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan(BB/TB)
1) Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi
anak, normal, kurus, kurus sekali ataugemuk.
2) Pengukuran Berat Badan (BB)
a) Menggunakan timbanganinjak
 Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak
mudahbergerak.
 Lihat posisi jarum atau angka, harus menunjuk ke angka
0.
 Anak sebaiknya mamakai baju sehari-hari yang tipis,
tidak memakai alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung,
dan tidak memegangsesuatu.
 Anak berdiri di atas timbangan tanpadipegangi.
 Lihat jarum timbangan sampaiberhenti.
 Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau
angka timbangan.
 Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan
jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan jarum
ke kanan dan kekiri.
3) Pengukuran TinggiBadan
Cara mengukur dengan posisi bediri:

5
 Anak tidak memakai sandal atausepatu.
 Berdiri tegak menghadap ke depan.
 Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang
pengukur.
 Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di
ubun-ubun.
 Baca angka pada batastersebut.
4) Penggunaan Tabel BB/TB (Direktorat Gizi Masyarakat2002):
 Ukur tinggi dantimbang berat badan anak, sesuai cara di
atas.
 Lihat kolom Tinggi/ Panjang Badan anak yang sesuai
dengan hasilpengukuran.
 Pilih kolom Berat Badan untuk laki-laki (kiri) atau
perempuan (kanan) sesuai jenis kelamin anak, cari angka
berat baan yang terdekat dengan berat badananak.
 Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom
untuk mengetahui angka Standar Deviasi(SD)
 Interpretasi
Normal : -2 SD s/d 2 SD atau Gizi baik.
Kurus : <-2 SD s/d -3SD atau GiziKurang
Kurussekali : <-3 SD atau Giziburuk
Gemuk : > 2 SD atau Gizilebih.
5) Pengukuran Lingkaran Kepala Anak(LKA)
 Tujuan pengukuran lingkaran kepala anak adalah untuk
mengetahui lingkaran kepala anaka dalam batas normal
atau diluar batasnormal.
 Cara mengukur LingkaranKepala:
 Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati
dahi, menutupi alis mata, di atas kedua telinga,dan

6
bagian belakang kepala yang menonjol, tarik agak
kencang.
 Baca angka pada pertemuan dengan angka0.
 Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur anak/
bayi.
 Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala
menurut umur dan jenis kelaminanak.
 Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu
denga ukuran yangsekarang.
a) Interpretasi:
 Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam “jalur
hijau” maka lingkaran kepala anaknormal.
 Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di luar “jalur
hijau” maka lingkaran kepala anak tidaknormal.
 Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu
makrosefal bila berada di ats “jalurhijau”
b) Intervensi
 Bila ditemukan makrosefal maupun mikrosefal segera
dirujuk ke rumahsakit.
3. Deteksi Dini Penyimpangan PerkembanganAnak
Skrining/ pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP)
a. Tujuan skrining/ pemeriksaan perkembangan anak menggunakan
KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan.
b. Jika anak belum mencapai umur skrining, minta ibu datang kembali
pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin.apabila
orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah
tumbuh kembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining maka
pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang
lebihmuda.

7
c. Alat/instrumen yang digunakanadalah:
1) Formulir KPSP menurutumur.
2) Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola
tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 8 buah,
kismis, kacang tanah, botongan biskuit kecil berukuran 0,5 – 1
cm.
d. Cara menggunakanKPSP:
1) Pada waktu pemeriksaan, anak harusdibawa.
2) Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan
tahuan anak lahir. Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan
menjadi 1bulan..
3) Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan
umuranak.
4) KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan,yaitu:
a) Pertanyaan yang dijawab oleh ibu / pengasuhanak.
b) Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas
untukmelaksanakan tugas yang tertulis padaKPSP.
5) Jelaskan pada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut
menjawab, oleh karena itu pastikan ibu anak mengerti apa yang
ditanyakankepadanya.
6) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu.
Setiap pertanyaan hanya ada satu jawaban. Ya atau Tidak. Catat
jawaban tersebut padaformulir.
7) Ajukan peranyaan yang berikutnya setelah ibu anak menjawab
pertanyaanterdahulu.
8) Teliti kembali apakah semua pertanyaan sudah dijawab.
e. Interpretasi hasilKPSP:
1) Hitunglah berapa jumlah jawab Ya.
2) Jawaban Ya, bila ibu anak menjawab: anak bisa atau pernah atau
sering atau kadang-kadangmelakukannya.

8
3) Jawaban Tidak, bila ibuanak menjawab: anak belum pernah
melakukan atau tidak pernah atau ibu tidaktahu.
4) Jumlah jawaban ‘Ya’ = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai
dengan tahap perkembangannya(S).
5) Jumlah jawaban ‘Ya’ = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan
(M)
6) Jumlah jawaban ‘Ya’ = 6 atau kurang, kemungkinan ada
penyimpangan(P).
7) Untuk jawaban ‘Tidak’, perlu di rinci jumlah jawaban ‘Tidak’
menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa, sosialisasi dankemandirian).
8) Intervensi
a) Beri perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan
sebagaiberikut
 Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya
denganbaik.
 Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap
perkembangananak.
 Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesuai
dengan umur dan kesiapananak.
 Ikutkan anak pada kegiatan penimbanagn dan pelayanan
kesehatan di posyandusecara teratur sebulan 1 kali dan
setiap ada kegiatan BKB. Jika anak sudah memasuki usia
prasekolah, anak dapat diikutkan pada kegiatan di
PADU, kelompok bermain, danTK.
 Lakukan pemeriksaan rutin menggunakan KPSP setiap3
bulan pada anak usia kurang adari 24 bulan dan setiap 6
bulan pada anak usia 24-72bulan.
b) Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan
berikut:

9
 Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi
perkembangan pada anak lebih seringlagi,.
 Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi
perkembangan pada anak untuk mengatasi
penyimpangan/ mengejarketertinggalannya.
 Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari
kemungkinan aanya penyakit yang menyebabkan
penyimpanganperkembangannya.
 Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian
dengan menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan
umuranak.
 Jika hasil KPSP ulang jawaban ‘Ya’ tepat 7 atau 8 maka
kemungkinan adapenyimpangan.
 Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P),
lakukan tindakanberikut:
 Rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan
jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak
halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dankemandirian).

10
4. Tes Daya Dengar
a. Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan
pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk
meningkatkan kemampuan daya dengan dan bicaraanak.
b. Alat/sarana yang diperlukanadalah:
1) Instrumen TDD menurut umuranak.
2) Gambar binatang (ayam, anjing,kucing),manusia
3) Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir,bola)
c. Cara melakukanTDD:
1) Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak
dalambulan.
2) Pilih daftar pertanyaan TDD yang sesuai dengan umuranak.
3) Pada anak umur kurang dari 24bulan:
 Semua pertanyaan harus dijawab oleh orang tua / pengasuh
anak. Tidak usah ragu-ragu atau takut menjawab, karena
tidak untuk mencari siapa yangsalah.
 Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu
per satu,berurutan.
 Tunggu jawaban dari orangtua/ pengasuhanak.
 Jawaban YA jika menurut orangtua/ pengasuh, anak dapat
melakukannya dalam satu bulanterakhir.
 Jawaban TIDAK jika menurut orangtu/pengasuh anak tidak
pernah, tidak tahu atau tak dapat melakukannya dalam satu
bulanterakhir.
4) Pada anak umur 24 bulan ataulebih:
 Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui
orangtua/pengasuh untuk dikerjakan olehanak.
 Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah
orangtua/pengasuh.
 Jawaban YA jika anak dapat melakukan perintah orangtua/
pengasuh.

11
 Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau
melakukan perintahorangtua/pengasuh.
d. Interpretasi:
1) Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak
mengalami gangguanpendengaran.
2) Catat dalam buku KIA atau kartu kohort bayi/balita atau
status/catatan medik anak, jeniskelainan.
e. Intervensi:
1) Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yangada.
2) Rujuk ke RS bila tidak dapatditanggulangi.
5. Tes Daya Lihat
a. Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendetaksi secara dini kelainan
daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga
esempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih
besar.
b. Alat/sarana yang diperlukanadalah:
1) Ruangan yang bersih, tenang dengan penyinaran yangbaik.
2) Dua buah kursi, 1 untuk anak, 1 untukpemeriksa.
3) Poster “E” untukdigantung dan kartu “E” untuk dipeganganak.
4) Alatpenunjuk.
c. Cara melakukan TDD:
1) Pilih suatu ruangann yang bersih dan tenang, dengan penyinaran
yangbaik.
2) Gantungan poster “E” setinggi mata anak pada posisiduduk.
3) Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E”, menghadap
ke poster“E”.
4) Letakkan sebuah kursi lainnya di samping poster “E” untuk
pemeriksa.
5) Pemeriksa memberikan kartu “E” pada anak. Latih anak dalam
mengarahkan kartu “E” menghadap ke atas, bawah, kiri, dan
kanan; sesuai yang ditunjuk pada poster “E” oleh pemeriksa.Beri

12
pujian setiap kali anak mau melakukannya. Lakukan hal ini
sampai anak dapat mengarahkan kartu “E” dengan benar.
6) Selanjutnya, anak diminta menutup sebelah matanya dengan
buku/kertas.
7) Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada poster, satu persatu,
mulai baris pertama sampai baris kempat atau baris “E” terkecil
yang masih dapatdilihat.
8) Puji anak setiap kali dapat mencocokkkan posisi kartu “E” yang
dipegangnya dengan huruf “E” padaposter.
9) Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan carayang
sama.
10) Tulis baris. “E” terkecil yang masih dapat dilihat, pada kertas
yang telahdisediakan:
Mata kanan : ............... Mata kiri :........................
d. Interpretasi:
Anak prasekolah umumnya tidak mengalami kesulitan melihat sampai
baris ketiga pada poster “E”. Bila kedua mata anak tidak dapat melihat
baris ketiga poster “E”, artinya tidak dapat mencocokkan arah kartu
“E” yang dipegangnya dengan arah “E” pada baris ketiga yang
ditunjuk oleh pemeriksa, kemungkinan anak mengalami gangguan
daya lihat.
e. Intervensi:
Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat, minta anak
datang lagi untuk pemeriksaan ulang. Bila pada pemeriksaan
berikutnya, anak tidak dapat melihat sampai baris yang sama, atu tidak
dapaat melihat baris yang sama dengan kedua matanya, rujuk ke RS
dengan menuliskan mata yang mengalami gangguan (kanan, kiri, atau
keduanya).
6. Deteksi Dini Autis Pada AnakPrasekolah
a. Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada
umur 18 bulan sampai 36bulan.

13
b. Alat yang digunakan adalah CHAT (Checklist for Autism in
Toddlers).
c. Ada 9 pertanyaan yang dijawab oleh orangtua/ pengasuhanak.
d. Pertanyaan diajukan secara berurutan, satu persatu. Jelaskan kepada
orangtua untuk tidak ragu-ragu atautakut menjawab.
e. Ada 5 perintah bagi anak, untuk melaksanaan tugas seperti yang
tertulisCHAT
f. Cara menggunakanCHAT:
1) Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas, dan nyaring, satu persatu
perilaku yang tertulis pada CHAT kepada orangtua atau pengasuh
anak.
2) Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan tugas pada
CHAT.
3) Catat jawaban orangtua/pengasuh anak dan kesimpulan hasil
pengamatan kemampuan anak, YA atau TIDAK. Teliti kembali
apakah semua pertanyaan telah dijawab.
g. Interpretasi:
1) Resiko tinggi menderita autis :bila jawaban “Tidak” pada
pertanyaan A5, A7, B2, B3, danB4.
2) Resiko pernah menderita autis: bila jawaban “Tidak” pada
pertanyaan A7 danB4.
3) Kemungkinan gangguan perkembangan lain: bila jawaban
“Tidak” jumlahnya 3 atau lebih untuk pertanyaan A1-A4; A8-A9;
B1;B5.
4) Anak dalam batas normal bila tidak termasuk dalam kategori 1, 2,
dan3.
h. Intervensi:
Bila anak resiko menderita autis atau kemungkinan ada gangguan
perkembangan, rujuk ke RS yang memiliki fasilitas kesehatan
jiwa/tumbuh kembang anak.

14
2.1.3 Menurut Frankenburg dkk (1981) melalui DDST (Denver Developmental
Screening Test) ada 4 parameter perkembangan :
1. Personal sosial (kepribadian/tingkah lakusosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan.
2. Fine motor adaptive (gerakan motorikhalus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja
dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat,
misal : kemampuan untuk menggambar sesuatu benda.
3. Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbicara spontan.
4. Gross motor (perkembangan motorikkasar)
Aspek yang berhubungan dengan gerak dan sikap tubuh (Soetjiningsih,
2012: 29-30)
Sedangkan pelaksanaan tes DDST itu sendiri adalah sebagi berikut:
1. Semua item harus diujikan sesuai dengan prosedur yang terstandarisasi.
(sesuai prosedur pelaksanaan per item)
2. Perlu kerjasama yang aktif darianak.
3. Harus terbina kerja samayang baik anatra kedua belah pihak. Caranya
dengan berkenalan terlebih dahulu dengan orang tua, baru kemudian
mendekati anak agar ia mersa lebih nyaman dengan kehadiran orang
baru.
4. Ruangan cukup luas, ventilasi baik dan beri kesan yang menyenangkan
dansantai.
5. Orangtua diberitahu bahwa tes ini bukan tes IQ, tetapi untuk melihat
perkembangan anak. Diberitahu bahwa anak tidak selalu dapat
melaksanakan semua tugas yangdiberikan.
6. Menyajikan item sebaiknya bersifat fleksibel, tetapidianjurkan:

15
a. Item yang kurang aktif, sebaiknya sektor personal sosial dulu
kemudian sektor motorikhalus-adaptif.
b. Item yang mudah didahulukan, kemudian anak dipuji bila iadapat
melakukannya sehingga anak tidak segan untuk aitamselanjutnya.
c. Hanya alat-alat yang akan digunakan saja yang akan diletakkan di
atas meja.
d. Item yang menggunakan alat yang sama sebaiknya dilakukan
berurutan.
e. Pelaksanaan tes pada bayi dalm posisi berbaring sebaiknya
dilakukan secaraberurutan.
f. Pelaksanaan tes semua sektor dimulai dengan item terletak di
sebelah kiri garis umur,lalu dilanjutkan ke item di sebelah kanan
garisumur.
7. Jumlah item yang ad bergantung pada lama waktu yang tersedia, yang
terpenting pelaksanaannya mengacu pada tujuan tes, yaitu
mengidentifikasi perkembangan anak dan menentukan kemampuan anak
yang relatif lebihtinggi.
a. Identifikasiperkembangan.
b. Menentukan kemampuan yang relativelebih.
8. Untuk menentukan bila seorang anak ada resiko perkembangan
identifikasi perkembangandilakukan:
Langkah 1:
Pada tiap sektor dilakukan paling sedikit 3 aitem tes yang paling dekat di
sebelah kiri garis umur serta tiap aitem tes yang ditembus/berpotongan
dengan garis umur.
Langkah 2:
Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu aitem pada langkah
1, berikan aitem tambahan di sebelah kiri pada sektor yang sama sampai
anak dapat melewati 3 aitem berturut-turut.
9. Untuk menentukan kemampuan anak yang relatif lebih,dilakukan:
Langkah1:

16
Pada tiap sektor dilakukan paling sedikit 3 aitem tes yang paling dekat di
sebelah kiri garis umur serta tiap aitem tes yang ditembus/berpotongan
dengan garis umur.
Langkah 2:
Lanjutkan melakukan aitem ke kanan dari tiap aitem yang lewat dalam
satu sektor hingga tercapai 3 “gagal” berturut-turut.
Interpretasi terhadap DDST:
1. PenilaianIndividual
a) Penilaian item “lebih” / Advanced
Bila anak “lulus” pada aitem tes yang terletak di kanan garis
umur, dinyatakan perkembangan anak lebih pada tes tesebut,
karena anak “lulus” pada tes dimana kebanyakan anak tidak
lulus sampai umurnya lebihtua.
b) Penilaian aitem“normal”
Aitem individual yang gagal atau ditolak, tidak perlu
menunjukkan sebuah keterlambatan dalam perkembangan.
Sebagai contoh, bila anak “gagal”/ “menolak” melakukan suatu
aitem tes di sebelah kanan garis umur, maka perkembangan
anak normal. Ini dikarenakan anak berumur lebih muda daripada
umur dimana hanya 25% anak-anak pada sampel standar dapat
melakukan aitem ini sehingga anak tidak diharapkan “lewat”
sampai umur lebihtua.
c) Penilaian aitem “peringatan” / caution =P
Sebuah peringatan (P) pada aitem individual perlu diperhatikan
saat mennginterpretasikan hasil tes. Bila anak
“gagal”/”menolak” melakukan aitem tes dimana garis umur
terletak pada atau antara 75% dan 90% maka diskor dengan P.
Ini menunjukkan lebih dari 75% anak-anak pada sampel standar
dapat “lewat pada umur lebih muda dibandingkan usia anak
yang sedang di tes. Setelah itu tulislah P di sebelah kanan kotak
segipanjang.

17
d) Penilaian aitem “keterlambatan” /Delayed=T
Sama seperti peringatan, aitem individual yang terlambat perlu
diperhatikan saat menginterprestasikan tes.Aitem
diinterprestasikan “terlambat” bila anak “gagal”/ “menolak”
melakukan aitem tes yang terletak jelas berada di sebelah kiri
garis umur. Hal ini disebabkan anak telah gagal atau menolak
pada aitem tes dimana 90% anak-anak pada sampel standar
dapat “lewat” pada umur lebih muda. Keterlambatan ditandai
dengan memberi warna pada tepi akhirkotak.
e) Penilaian Tidak adakesempatan
Pada aitem tes yang orangtua melaporkan bahwa anak tidak ada
kesempatan untuk melakukan atau mencoba di skor sebagi
“Tak” untuk tidak adakesempatan.
2. Penilaian Tes
Normal
a. Bila tidak ada “keterlambatan” / Delayed=T dan paling banyak1
“caution”
b. Lakukan ulangan pemeriksaan pada kontrol kesehatan
berikutnya.
Suspek
a. Bila didapatakan dua atau lebih “caution” dan / atau satu atau
lebihdelays.
b. Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan
factorsesaat.
Tidak dapat diuji
a. Bila ada skor menolak pada satu aitem tes atau lebih total di
sebelah kiri garis umur atau menolak pada lebih dari satu aitem
tes yang ditembus garis umur pada daerah75%-90%
b. Lakukan uji ulang dalam 1-2minggu.
Namun ada juga teori lain yang digunakan untuk menilai tumbuh
kembang anak, antara lain sebagai berikut:

18
1. UkuranAntropometik
Dalam ukuran ini dibedakan menjadi 2 kelompok:
a. Tergantungumur
1) BB terhadapumur
2) TB terhadapumur
3) Lingkar kepala terhadapumur
4) Lila terhadapumur
b. Tidak tergantungumur
5) BB terhadapTB
6) Lila terhadapTB
Lain-lain : LILA dibandingkan dengan standar/baku,
lipatan kulit, pada trisep, subskapular, abdominal
dibandingkan dengan baku, kemudian hasil pengukuran
antropometrik dengan suatu baku tertentu misalnya
baku Harvard, NCHS atau baku nasional
(Soetjiningsih, 2012 : 37 – 38)
2. Berat badan(BB)
Indikator BB dimanfaatkan untuk :
a. Bahan informasi menilai keadaan gizi baik yang akut
maupun kronis tumbuh kembang dankesehatan.
b. Memonitor keadaan kesehatan, misalnya pada pengobatan
penyakit.
c. Dasar penghitung dosis obat dan makan yang perlu
diberikan (Soetjiningsih, 2012:38)
Untuk memperkirakan BB anak dapat digunakan rumus diikuti
oleh Behrman, 1992 yaitu :
Perkiraan BB dalam kg
1) Lahir : 3,25kg
umur(bulan) 9
2) 3 –12bulan :
2
3) 1 –6bulan : umur (tahun) x 2 +8

19
4) 6 – 12tahun : umur (tahun) x 7 -5
3. Tinggi badan(TB)
Merupakan ukuran antrompmetri kedua yang terpenting,
keistimewaannya adalah pada masa pertumbuhan meningkat
terus sampai tinggi maksimal dicapai. Kenaikan TB
berfluktuasi, dimana meningkat pesat pada masa bayi, kemudian
melambat pesat kembali (Adolesen) melambat lagi dan berhenti
umur 18 – 20tahun.
Tinggi rata-rata pada waktu lahir = 50 cm
Secara garis besar tinggi badan anak dapat diperkirakan sebagai
berikut :
a. 1tahun :1,5 x TB lahir
b. 4tahun: : 2 x TBlahir
c. 6tahun: : 1,5 x TBlahir
d. 13tahun :3 x TBlahir
e. Dewasa :3,5 x TB lahir (2 x TB 2tahun)
Perkiraan tinggi badan dalam centimeter
a. Lahir :50cm
b. Umur 1 tahun :75cm
c. 2 –12tahun :umur (tahun) x 6 + 77 (Soetjiningsih,
2012:21)
4. Lingkarkepala
a. Lingkar kepala saat lahir ± 34cm
b. Pada umur 6 bulan ± 44cm
c. Pada umur 1 tahun 47cm
d. Pada umur 2 tahun 49cm
e. Dewasa 54cm
Pertumbuhan tulang kepala mengikuti perkembangan otak,
demikian pula sebaliknya. Pada bayi baru lahir berat otaknya ¼
berat otak dewasa, tapi jumlah selnya sudah mencapai 2/3
jumlah sel orang dewasa. (Soetjiningsih,2012:23)
5. Gigi
a. Gigi pertama tumbuh pada umur 5-9 bulan. Pada umur 1
tahun sebagian besar anak mempunyai 6-8 gigi susu.
Selama tahun kedua gigi tubuh 8 lagi, sehingga jumlah
seluruhnya sekitar 14-16 gigi dan pada umur 2,5 tahun
sudah terdapat 20 gigisusu.
b. Erupsi gigitetap.
Menurut Soetjiningsih, (2012:24) erupsi gigi tetap terdiri:
1) Molar pertama 6-7 tahun
2) Incisor 7-9tahun
3) Premolar 9-11tahun
4) Kaninus 10-12tahun
5) Molar kedua 12-16 tahun
6) Molar ketiga 17-25 tahun.
6. Jaringanlemak
Selain otot, jaringan lemak juga menentukan ukuran dan bentuk
tubuh seseorang. Penambahan jumlah sel lemak meningkat pada
trimester II kehamilan sampai pertengahan masa bayi. Setelah
itu sel lemak tidak banyak bertambah dan besarnya sel lemak
menentukan gemuk atau kurusnya seseorang. Pertumbuhan
jaringan lemak akan bertambah lagi pada anak perempuan umur
8 tahun dan pada anak laki-laki umur 10 tahun hingga awal
menjelang pubertas. Seteah itu pada pria mengurang, tapi anak
wanita bertambah sampai dewasa. (Soetjiningsih,2012:24-25)
7. Organ-organtubuh
Menurut Soetjiningsih (2012:25-26) ,pertumbuhan organ-organ
tubuh mengikuti polanya sendiri-sendiri secara umum terdapat 4
pola pertumbuhan yaitu:
a) Pola umum (generalpattern)
Yang mengikuti pertumbuhan pola umum adalah tulang
panjang. Otot skelet (pada neonatus 20-25% berat badan,
setelah dewasa 40% berat badan). Sistem pencernaan,
pernafasan, peredaran.
b) Pada neural (brain dan headpattern)
Perkembangan otak bersama-sama tulang tengkorak yang
melindunginya, mata dan tenaga berlangsung lebih dini.
c) Polalimfoid
Pertumbuhan jaringan limfoid agak berbeda dari jaringan
tubuh lainnya, pertumbuhan mencapai maksimum sebelum
adolesensi kemudian menurun hingga mencapai ukuran
dewasa.
d) Pola genetal
Organ-organ reproduksi mengikuti pola genetal, dimana
pertumbuhannya lambat pada pra remaja, kemudian disusun
pacu adolesensi yang pesat
BAB 2
TINJAUAN TEORI ASKEB

A. Teori Asuhan Anak Sehat


3.1 Pengkajian Data
1. Data Subyektif
a. Biodata anak
1) Umur
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal usia aman untuk kehamilan
dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita
hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali
lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-
29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali setelah usia 30-35
tahun (Prawirohardjo, 2006: 23).
2) Suku/bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari
(Anggraini, 2010: 135).
3) Pendidikan
Pendidikan yang baik bagi orang tua akan memudahkan informasi
dari luar baik mengenai kesehatan anak, pengasuhan anak yang
baik, juga pendidikan anak (Ngastiyah, 2005 : 7).
Diperhitungkan, faktor pendidikan dan ekonomi dapat
menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim (Manuaba, 2010: 242).
4) Pekerjaan
Putus kerja, karena berbagai alasan sehingga menambah sulitnya
masalah sosial ekonomi (Manuaba, 2010 : 235).
5) Penghasilan
Jika penghasilan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan anak,
misalnya pemenuhan gizi, pendidikan, dan lainnya tentu
mengakibatkan ganguan tumbuh kembang anak (Ngastiyah, 2005 :
7).
6) Umurmenikah
Penyakit pada kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan kurun
waktu reproduksi sehat antara umur 20 sampai 30 tahun
(Prawirohardjo, 2006: 23).
7) Alamat
Radiasi pada janin sebelum umur 18 minggu kehamilan dapat
menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau
cacat bawaan lainnya. Seperti yang terjadi pada eristiwaa Hirosima,
Nagasaki, dan Chernobyl. Efek radiasi pada orang laki-laki dapat
menyebabkan cacat bawaan pada anaknya (Ngastiyah, 2005: 3).
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
(Anggraini, 2010: 135).
b. Riwayat Kesehatan AnakSekarang
Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu
tumbuhnya dan pendidikannya disamping itu anak juga mengalami
stress yang berkepanjangan akibat dari penyakitnya (Soetjiningsih,
1995 : 7).
c. Riwayat kesehatanibu
Gizi ibu yang jelek sebelum hamil maupun saat hamil lebih sering
mengakibatkan berat badan lahir rendah (BBLR) atau lahir mati, tapi
jarang menyebabkan kelainan bawaan. Selain itu, dapat juga
mnyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi
baru lahir, BBLR mudah mendapat infeksi, abortus dan sebagainya.
Anak yang lahir dari ibu kurang gizi pula dan anak mudak mendapat
infeksi. Jika bayi tersebut wanita, akan menghasilkan wanita dewasa
yang berat dan tingginya kurang pula. Ini merupakan lingkaran setan
di negara yang miskin. Radiasi pada janin sebelum umur 18 minggu
kehamilan dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak,
mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya. Seperti yang terjadi pada
peristiwa Hirosima, Nagasaki, dan Chernobyl. Efek radiasi pada orang
laki-laki dapat menyebabkan cacat bawaan pada anaknya. Bila ibu
saat pranatal mengalami trauma dan cairan ketuban yng kurang dapat
menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. Juga posisi
janin dala uterus dapat mengakibatkan talipes, dislokasi panggul,
tortikolis kongenital, paralisis fasialis atau tabung otak. Masa
organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat
teratogen. Misalnya seperti obat-obatan sperti taladomid, fentoin,
metadion, dan obat-obatan anti kanker yang menyebabkan kelainan
bawaan. Demikian ibu hamil yang perokok berat/peminum alkohol
kronis sering melahirkan bayi berat badan lahir rendah, lahir mati,
cacat atau retardasi mental. Keracunan logam berat misalnya makan
ikan yang terkontaminasi merkuri dapat menyebakan mikrosefali dan
aralisis serebralis seperti di jepang yang disebut penyakit Minamata.
Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah
TORCH (toksoplasmosis, rubella, sitomegalovirus, herpes simpleks).
Sedangkan infeksi lain yang juga menyebabkan penyakit pada janin
ialah: varisela, coxsackie echovirus, malaria, lues, HIV, polio,
campak, leptospira, listeriosis, mikoplasma, virus influenza dan virus
hepatitis. Diduga stiap hiperpireksia pada ibu hamil dapat merusak
janin. Ibu hamil yang mengalami stres dapat mempengaruhi tumbuh
kembang janin seperti cacat bawaan, kelainan kejiwaan, dan lain-lain.
Rhesus atau ABO inkompatibilitas sering menyebabkan abortus,
hidrops fetalis, kernikterus (atau lahir mati). Akibat gangguan pada
plasenta atau tali pusat yang menyebabkan menurunnya oksigenasi
janin dapat menyebabkan berat badan lahir rendah (Ngastiyah, 2005 :
3-4).
d. RiwayatPerinatal
Trauma kepala akibat pesalinan akan berpengaruh besar dan dapat
meninggalkan cacat permanen. BBLR yang disertai asfiksia berat
dapat terjadi paralisis serebralis, hiperbilirubinemiadisertai
kernikterus, IRDS (idiophatic respiratory distress syndrome) asidosis
metabolik, dan meningitis atau ensefalitis (Ngastiyah, 2005 : 4).
e. RiwayatPostnatal
Pemberian ASI sedini mungkin segera bayi setelah lahir
merupakan stimulus dini terhadap tumbuh kembang anak. Keuntungan
bagi bayi selain nilai gizi yang tinggi ASI juga mengandung zat anti
yang melindungi bayi dari berbagai macam infeksi. Di samping itu,
bayi juga merasakan sentuhan, kata-kata, dan tatapan kasih sayang dari
ibunya serta mendapatkan kehangatan yang penting untuk tumbang
bayi. Keuntungan bagi ibu, juga adanya sekresi hormon oksitosin yang
mempercepat berhentinya pendarahan setelah melahirkan, dan
prolaktin akan mencegah terjadinya ovulasi yang mempunyai efek
menarangkan kehamilan. Makanan memegang peranan penting dalam
tumbuh kembang anak. Kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa
karena makanan diperlukan juga untuk prtumbuhan. Dalam hal ini,
diperlukan kecukupan tersedianya makanan dan keamanan pangan
(food safety) ialah terbebasnya makanan dari berbagai racun fisika,
kimia, dan biologis yang dapat mengancam kesehatan anak. Untuk
mempertahankan agar bayi/anak tetap sehat dilakukan pemeriksaan
dan penimbangan berat badan secara rutin setiap bulan dipelayanan
kesehatan (dokter, puskesmas). Dengan pemberian imunisasi
diharapkan anak terhindar dari penyakit. Dianjurkan agar sebelum bayi
umur satu tahun mendapat imunisasi BCG, polio 3 kali, DPT 3x,
hepatitis B 3 kali dan campak 3 kali. Selain itu gizi juga penting untuk
mennjang ketahanan tubuh. Anak yang menderita sakit kronis akan
terganggu tumbuh kembang dan pendidikannya. Disamping itu anak
juga menderita stres akibat penyakit yang berkepanjangan. Karena ada
perbedaan yang mendasar dalam proses metabolisme anak dalam
berbagai umur, maka kebutuhan nutrien harus diperhitungkan dengan
tepat. Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak adalah hormon pertubuhan, tiroid, hormon sek, insulin IGF dan
hormonyang dihasilkan oleh kelenjar andrenal. Kemarau panjang dan
bencana alam yang menyebabkan gagal panen menyebabkan anak
kurang gizi. Gondok endemik terdapat di daerah pegunungan yang air
tanahnya kurang mengandung iodium. Kebersihan yang krang baik,
lingkungn maupun perorangan dapat menyebabkan gangguan tumbuh
kembang karena anak mudah mendapat infeksi. Rumah perlu cukup
ventilasi agar pertukaran udara baik dan sinar mata hari perlu untuk
kesehatan pula. Penghuni yang banyak kurang menjamin kesehatan.
Akibat radiasi yang tinggi dapat menggangu tumbuh kembang anak.
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak.
Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih
cepat berkembang dibanding anak yang tidak atau kurang mendapat
stimulasi. Motivasi belajar dapat diciptakan sjak dini dengan
meyediakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Ganjaran
diberikan pada anak jika berbuat kebajikan atau mencapai
keberhasilan. Ganjaran berupa pujian, ciuman, belaian, tepuk tangan,
dsb. Akan tetapi menghukum dengan wajar pada anak yang salah dapat
dibenarkan. Menghukum tidak boleh dilakukan dengan melampiaskan
kebenjian atau kejengkelan pada anak. Hukuman harus bersifat
objektif dengan memberikan pengertian tujuan hukuman tersebut agar
anak tidak mengulangi lagi. Untuk proses sosialisasi dengan
lingkungan, anak memerlukan teman sebaya. Orang tua harus tetap
memperhatikan dan memantau dengan siapa anak bergaul. Stres pada
anak juga berpegaruh pada tumbuh kembangnya karena dapat
menyebabkan anak menarik diri, rendah hati, terlambat bicara, dsb.
Salah satu hak anak adalah untuk dicintai dan dilindungi kasih sayang
dan perlakuan yang adil dari orang tuanya sangat diperlukan untuk
anak agar dikemudian hari tidak menjadi anak yang sombong dan akan
memberikan kasih sayangnya pada sesama. Jika penghasilan tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan anak, misalnya pemenuhangizi,
pendidikan, dan lainnya tentu mengakibatkan ganguan tumbuh
kembang anak (Ngastiyah, 2005 : 4-7).
f. Riwayat KesehatanKeluarga
Dalam keluarga bila ada yang menderita sakit menular dapat
menularkan pada bayinya, juga factor genetic merupakan modal dasar
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang (Soetjiningsih, 1995 : 2).
Ada juga berbagai penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan
kromosom seperti sindrom down, sindrom turner, dll (Ngastiyah, 2005
: 2).
Pada anak yang menderita jantung bawaan didapatkan anak terlihat
pucat, banyak berkeringat bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik.
g. Riwayat TumbuhKembang
Dengan mengetahui tumbuh kembang, dapat mendeteksi berbagai
hal yang berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan
mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental dan sosial,
juga menegakkan diagnosa dini setiap kelainan tumbuh kembang dan
kemungkinan penanganan yang efektif serta mencegah dan mencari
penyebabnya (Soetjiningsih, 1995 : 7).
h. Riwayatimunisasi
Dengan pemberian imunisasi diharapkan anak terhindar dari penyakit-
penyakit tertentu yang bisa menyebabkan kecacatan dan kematian.
Dianjurkan sebelum anak berumur 1 tahun sudah mendapat imunisasi
lengkap. (Soetjiningsih, 2012: 7)
Umur Jenis Imunisasi
0-7 hari HB 1
1 bulan BCG
2 bulan HB2, DPT1, polio 1
3 bulan HB3, DPT2, polio 2
4 bulan DPT3, polio 3
9 bulan Campak, polio 4
(Depkes RI, 1997:27)
i. Pola kebiasaansehari-hari
1) Nutrisi
Pemberian nutrisi pada anak harus cukup baik dari segi kuantitas
maupun kualitasnya, seperti : protein, lemak, karbohidrat dan
mineral serta vitamin. (Pusdiknakes, 1992 : 10 – 11)
a) Kebutuhan
Kebutuhan zat gizi menurut poedyasmoro, DKK
Kebutuhan energi
1000 + (100 x 2,25) =1225kalori
Kebutuhan protein
10 % x 1225 = 122,5 kal
Kebutuhan lemak
20 x 1225 = 245kal

b) Kualitas / komposisi
Karbohidrat :nasi, roti, ubi.
Protein : hewani, meliputi: ayam, telur, daging, ikan. Dan
nabati, meliputi: tempe, tahu.
Vitamin : sayuran dan buah-buahan.
Mineral : sayuran.
Lemak : diperoleh dari sumber protein.
Air / ditambah 1 gelas susu.
c) Kuantitas
Berikan makanan pada anak 3 kali sehari dengan komposisi
nasi, sayur, lauk-pauk, buah-buahan dan air atau satu gelas
susu.
 Waktupemberian
Berikan makan pada anak pada saat pagi, siang dan sore.
Pagi sekitar pukul 06.00 – 07.00, siang 12.00 – 13.00 dan
malam hari pukul 18.00 – 20.00.
 Makanan tambahan /selingan
Berikan makanan selingan antara makan pagi dan makan siang
antara pukul 10.00 dan antara makan siang dan makan malam
sekitar pukul 16.00. Makanan yang diberikan bisa berupa
makanan yang disukai anak tanpa mengesampingkan
kebutuhangizinya.
2) Pola eliminasiBAB/BAK
Anak umur 1 ½ - 2 tahun berhenti mengompol pada siang hari 2 ½
- 3 tahun berhenti mengompol pada malam hari. Anak perempuan
lebih dulu berhenti mengompol, bila umur 3 – 4 tahun masih
mengompol. Dicari penyebabnya. Toilet training (latihan defekasi
perlu dimulai penyebabnya agar evakuasi sisa makanan dilakukan
secara teratur yang mempermudah kelancaran pemberian
makanan).
3) Istirahat dantidur
Anak yang sudah mulai besar akan berkurang waktu istirahatnya,
karena kegiatan fisiknya meningkat seperti bermain.
Kebutuhan tidur : 2 -3 jam tidur siang, 7 – 8 jam tidur malam
(Suryanah, 1996 : 80)
4) Olahraga danrekreasi
Olahraga akan meningkatkan sirkulasi, aktivitas fisiologis dan
stimulasi perkembangan otot-otot. (Pusdiknakes, 1993 : 16)
5) Personalhygiene
Anak mandi 2x sehari, keramas 3x seminggu potong kuku 1x,
membersihkan mulut dan gigi untuk bayi yang sudah tumbuh
giginya dengan pasta gigi dan sikat sesuai umur.Kebersihan
lingkungan perlu diperhatikan karena anak suka bermain di lantai.
6) Riwayatketergantungan
a) Menghisap jempol merupakan salah satu bentuk manipulasi
atas tubuh yang normal yang terjadi pada usiadini. Hal ini dapat
menjadi berlebihan pada keadaan akibat aktivitasdalam
usia yang masih dini atau karena suatu regrasi bila anak sedang
lelah atau tegang.
b) Menggunakan empeng/kempongan akan mengganggurahang.
2. Data Subyektif
a. Pemeriksaanfisik
1) Tanda-tanda vital
a) Suhu
Nilai normal suhu anak rata-rata
Usia Nilai suhu derajat (oC)
3bulan 37,5
6bulan 37,5
1 tahun 37,7
3 tahun 37,2
5 tahun 37
7 tahun 36,8
9 tahun 36,7
11 tahun 36,7
13 tahun 36,6
Keterangan
Frekuensi kenaikan suhu pada bayi sering berbeda sekitar 0,5-
1oC, masih dalam batas normal (Pusdiknakes, 1993 : 8).
b) Nadi
 Dapat diukur pada arteri radialis dan arteri femoralis bagi
anak umur lebih 1 tahun, sedangkan pada bayi
menggunakan stetoskop pada apex jantung. Nadi dihitung
dengan waktu satu menit, dan kemungkinan iramanya
kurangteratur.
 Nilai nadi pada anak (denyutpermenit)
Usia Waktu bangun Tidur Demam
Bayi baru lahir 100-180 80-160 > 220
1 minggu -3 bln 100-220 80-200 >220
3 bln-2 tahun 80-150 70-120 >200
2-10 tahun 70-110 60-90 >200
10 thn-dewasa 50-90 50-90 >200
(Pusdiknakes, 1993 : 9)
c) Pernafasan
Pernafasan anak dihitung sama dengan pada orang dewasa,
kecuali pada bayi dhitung dari gerakan diafragma, atau gerakan
abdominal, pernafasan tersebut dihitung dalam waktu 1 menit
Nilai pernafasan rata-rata setiap menit sesuai umur :
Umur Nilai pernafasan/menit
Bayi baru lahir 35
1-11 bulan 30
2 tahun 25
4 tahun 23
6 tahun 21
8 tahun 20
10-12 tahun 19
14 tahun 18
16 tahun 17
18 tahun 16-18
(Pusdiknakes, 1993 : 9)
d) Tekanan darah
Merupakan pengukuran tanda-tanda vital yang biasanya diukur
pada anak 3 tahun keatas. Pada pengukuran tekanan darah anak
harus tenang dan rileks, pada bayi dan anak-anak lebih tenang
bila dipasang oleh orang tuanya. Akurat tidaknya pengukuran
tekanan darah tergantung dari ukuran manset tensi meternya.
Lebar manset harus mencukupi 2/3 lengan atas, sedangkan
panjang manset harus cukup melingkari lengan (Pusdiknakes,
1993 : 9)
Dalam periode neonatal rata-rata tekanan darah sistolik adalah
70 mmHg. Sejak usia enam minggu hingga usia 10 tahun, rata-
rata tekanan darah sistolik tetap berada di sekitar 95 mm Hg,
dan sebagian besaranak-anak akan memiliki tekanan darah
sistolik kurang dari 115 mm Hg. Rata-rata tekanan darah
sistolik adalah 125 mm Hg saat usia mencapai 16 tahun.
(Meadow, 2005:39)
2) Ukuran pertumbuhananak
BB: disesuaikan dengan usiaanak
TB: disesuaikan dengan usia anak
LK: disesuaikan dengan usiaanak
b. Pemeriksaanumum
1) Kepala :Rambut diperiksa pertumbuhannya,warna,
diameter (tebal atau tipis), sifat (lurus atau
keriting) dan akar rambut (mudah dicabut atau
tidak) (Moersintowarti, 2002: 60).
2) Mata : Konjungtiva tidak anemis, berwarnamerah
muda, sclera putih, simetris, tidak ada rabun
senja akibat kurang vitamin A.
3) Hidung :TampakBersih,Tidakadapolip,tidakada
secret/cairan.
4) Mulut dan gigi : Tidak ada luka atau sakit di sekitar bibir,Tidak
ada caries, bibir tidak pecah-pecah, tidak ada
stomatitis, mulut tidak berbau (Meadow, 2005:
39)
5) Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen, tidakada
edema, dan sekresi kelenjar mukosa (Meadow,
2005: 37)
6) Leher : Tidak ada pembengkakan pada kelenjartyroid,
vena jugularis dan kelenjar limfe.
7) Dada : Dada simetris, tidak ada retraksi interkosta,
wheezing dan ronchi(-).
8) Abdomen : Abdomen tidak buncit, hernia (-), tidakada
nyeri tekan,
9) Kulit : Bersih, turgor baik, elastis dan tidakcyanosis.
10) Ekstremitas
a) Atas : Bentuk simetris, gerak aktif, kuku tampak
bersih, tidak ada kelainan seperti sindaktili,
polidaktili.
b) Bawah : Bentuk simetris, tidak ada kelainan, gerakan
aktif.
11) Genetalia :Bersih
a) Pada anak laki-laki : penis bentuknya normal, uretra berada
pada ujung penis, testis sudah turun, tidak ada pembengkakan
pada scrotum (Meadow, 2005: 40-41).
b) Pada anak perempuan: labia mayor sudah menutupi labia
minor, pada vulva tidak ada rasa sakit, luka, pengeluaran cairan
atau abnormalitas. (Meadow, 2005:41)
12) Anus : Bersih, terdapat lubang anus, tidak adaluka
pada anus
3. Analisa Data
Menurut Depkes RI (1995 : 29) Data yang terkumpul kemudian dianalisa
dengan metode sebagai berikut :
a. Menentukan hubungan antara fakta yang satu denganlainnya.
b. Untuk mencari hubungan sebabakibat
c. Menentukan masalah yangterjadi
d. Menentukan penyebabutamanya
e. Menentukan tingkatmasalah
3.2 Diagnosa Kebidanan
Anak sehat, umur tahun, jenis kelamin, status gizi ..., fase tumbuh kembang
sesuai umur, keadaan umum baik,.
Dengan kemungkinan masalah :
1. Bertambahnya perkembangan motorik sehubungan dengan kurangnya
kesempatan anakbelajar.
2. Resiko sakit sehubungan dengan penurunan daya tahantubuh.
3. Potensial cidera sehubungan dengan tumbuh kembanganak
3.3 Perencanaan
1. Diagnosa : Anak sehat, umur……, jenis kelamin…….., status gizi………,
pertumbuhan…….,perkembangan……..
Tujuan : Tumbuh kembang anakoptimal
Kriteria : a) Anak sehat, bertambah umur bertambah tinggi danbesar
b) Tumbuh kembang anak sesuai dengan umurnya
Intervensi
a. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik
R/ ibu merasa dihargai dan bangga karena mampu mengasuh

anaknya.
b. Anjurkan pada ibu untuk meneruskan pola asuh anak sesuai dengan
tahap perkembangananak
R/ mengetahui tumbuh kembang anak sesuai umurnya
c. Anjurkan ibu untuk memberi stimulasi perkembangan anak setiap saat,
sesering mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapananak
R/ ibu memantau secara dini tumbuh kembang anak sesuai umurnya.
3.4 Pelaksanaan
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh dilaksanakan secara efisien dan
aman. Realisasi dari perencanaan dapat dilakukan oleh bidan, pasien atau
anggota keluarga yang lain. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap
memikul tanggung jawab atas terlaksananya seluruh perencanaan. Manajemen
yang efisien akan menyingkat waktu, biaya dan meningkatkan mutu asuhan
(Purwanti, 2012: 97).
3.5 Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi, keefektifan dan asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi
didalam diagnosa dan masalah.
Langkah evaluasi dalam asuhan kebidanan didokumentasikan dalam bentuk
SOAP (Pusdiknakes-WHO-JPIEGO, 2001 : 1-41)
S : Data Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data
melaluianamnese.
O : Data Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil lab dan tes diagnostic
lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung
assessment
A : Assessment
Menggambarkan pendukomentasian hasil analisa data dan
interprestasi S dan O dalam suatuidentifikasi
- Diagnosamasalah
- Antisipasi diagnosa lain/masalahpotensial
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assessment
BAB 3
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN DATA
Tempat Pengkajian: PUSKESMAS WILANGAN
Tanggal Pengkajian: 26 Juli 2021 pukul 09.00 WIB
1. Pengumpulan Data
a. Data Subyektif
1) Biodata Anak
Nama : An.“N”
Umur : 21 bulan
TTL :06-10-2019
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak ke 1
Biodata Orang tua
Ibu Ayah
Nama : Ny.“T” Tn.“M”
Umur :27 tahun 29 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa :Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan :S1 S1
Pekerjaan :PNS Wiraswasta
Alamat : Ds/Kec Wilangan
2) KeluhanUtama
Ibu mengatakan anak dalam kondisi sehat dan tidak mempunyai
keluhan apapun.
3) RiwayatKesehatan
a) Riwayat KesehatanDulu
Ibu mengatakan sejak lahir sampai sekarang anak tidak
pernah menderita sakit yang menganggu pertumbuhan dan
perkembangannya. Anak pernah menderita pernah
mengalami batuk,flu,demam. Bila, batuk, flu ibu biasanya
membawanya ke bidan.
b) Riwayat Prenatal
Ibu mengatakan selama hamil ibu rutin periksa ke
bidan.Ibu tidak ada pantangan makanan. Ibu tidak
mengalami penyulit apapun hanya mual saat hamil muda.
Selama hamil ibu mendapat multivitamin dan tablet tambah
darah diminum sesuai petunjuk. Ibu juga tidak pernah
mengalami trauma fisik (benturan pada perutnya) seperti
terpeleset, benturan karena kecelakaan yang bisa
mengganggu kehamilannya. Dan juga tidak pernah
mengalami kekerasan psikologi seperti KDRT selama
hamil. Ibu juga tidak pernah menderita penyakit TORCH,
PMS, DM. Ibu pernah melakukan pemeriksaan dengan
USG3 kali selamahamil.
c) RiwayatNatal
Ibu mengatakan saat melahirkan usia kehamilan ibu 9
bulan. Ibu melahirkan anak ”F”pada tanggal 29-06-2017
ditolong oleh bidan. Bayi lahir sontan langsung menangis
BB lahir 3300 gram, PB 50 cm. Plasenta lahir spontan,
lengkap, tidak mengalami perdarahan yang hebat setelah
melahirkan.
d) Riwayat postnatal
Nifas ibu dilalui normal tanpa adanya penyulit dan tidak
mengalami post partum blues. Masa nifas dilalui dalam
waktu 40 hari, lochea keluar sesuai harinya ibu tidak
mengalami komplikasi. Bayi setelah persalinan tidak
mengalami ikterus, tidak mengalami asfiksia, tidak
mengalami hipoglikemi, tidak ada cephal dan caput, tidak
hipotermi, tidak mengalami trauma kepala. Tidak
meningitis/encefalitis yang terjadi 6 bulan pertama
kehidupan. Setelah lahir bayi diberi ASI secara ekslusif.
e) Riwayat kesehatansekarang
Ibu mengatakan anaknya tidak sedang menderita penyakit
demam, batuk, pilek, tidak sedang menderita penyakit
dengan gejala batuk yang lama tidak sembuh dalam 1
bulan, berkeringat dimalam hari (TBC), nafsu makan
berkurang, kencing berwarna kuning keclokatan seperti teh,
mata kuning (Hepatitis), nafsu makan berkurang, berat
badan berkurang drastis, mudah sakit dan lam sembuhnya
(AIDS), sering kencing, banyak makan dan minum (DM).
Mudah lelah, konjungtiva palpebra pucat (Anemia), bila
terluka darah sulit membeku (Hemofillia) dan ibu tidak
pernah mempunyai bunatang peliharaan kucing dirumah
(TORCH). Anak dalam keadaansehat.
f) Riwayat kesehatankeluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menular seperti TBC, hepatitis, tidak ada yang
menderita penyakit menurun seperti hipertensi dan penyakit
kencing manis, tidak ada yang menderita penyakit menahun
seperti penyakit jantung
g) Riwayat tumbuhkembang
Ibu mengatakan anaknya sudah bisa:
 Pada umur 3 bulan, bayi bias miring.
 Pada umur 4 bulan, bayi bisa ngoceh
 Pada umur 5 bulan, bayi bisatengkurap
 Pada umur 7 bulan, bayi bisaduduk
h) Riwayatimunisasi
Ibu mengatakan anaknya sudah mendapatkan imunisasi
lengkap.
i) Kebutuhansehari-hari
 Nutrisi
Saat ini anak masih masih dibiasakan untuk minum susu
formula. Anak makan 3 x sehari dengan komposisi nasi,
sayur (sop, bobor,oseng kangkung, sayur bening) lauk
(tempe, tahu, daging, ayam,telur) dan minum air putih 5-
6 gelas perhari.
 Eliminasi
BAB 1x sehari, konsistensi lunak, warna kuning
trengguli, bau khas. BAK 4-5 kali sehari, warna kuning
jerami, bau khas, tidak ada keluhan.
 Istirahat dantidur
Anak jarang tidur siang, jika mau tidur biasanya anak
tidur 1-2 jam. mulai pukul 12.00-14.00 WIB, tidur
malam pukul 21.00-06.00 WIB. Dan anak jarang
terbangun pada malamhari.
 Personalhygiene
Anak mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 2
hari sekali, ganti baju tiap kali mandi, ibu selalu
memotong kukunya bila kuku sudah mulai panjang.
j) Riwayatketergantungan
Ibu mengatakan anak tidak mempunyai ketergantungan
terhadap obat-obatan tertentu
k) Riwayat spiritual danpsikososial
Anak tumbuh dalam lingkungan keluarga yang
menyayanginya, anak tinggal bersama orang tua,kakek dan
neneknya.
b. Data Obyektif
1) PemeriksaanUmum
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis
2) Pemeriksaan
AntropometriBB :
10,5kg
TB : 80,1cm
LIKA : 48cm
Status gizi (BB/TB) : baik/ normal
3) Tanda-tanda vital
S :36,7oC
N : 110 x/menit, teratur.
R : 24 x/menit,teratur.
4) Pemeriksaanfisik
Kepala :Rambut bersih, warna hitam, penyebaranmerata,
tidak mudah rontok, tidak mudahdicabut, tidak ada
benjolan di kepala, tidak adabekas luka, kulit
kepalabersih.
Muka :Tidak sembab, tidakpucat.
Mata :Simetris, konjungtiva palpebra merahmuda,
sklera putih, penglihatanbaik.
Hidung :Simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip.
Telinga :Simetris, tidak ada seruman, pendengaranbaik,
tidak otitis mediafurulenta.
Mulut dan Gigi: Tidak sianosis, bibir lembab, tidak ada stomatitis,
bersih, terdapat tidak ada caries pada gigi, lidah
bersih, mulut tidakberbau.
Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, limfe
danpembendungan venajugularis.
Dada :Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar
limfediketiak, pernafasan teratur, denyut
jantungteratur, tidak ada wheezing danronchi.
Abdomen :Tidak kembung, tidak ada benjolan.
Punggung : Tidak adakelainan
Kulit :Warna kulit sawo matang, lembab, tidak

kering,turgorbaik
Genetalia :Tidak terkaji.
Anus : Tidak terkaji.
Ekstremitas
Atas :Simetris, tidak ada odem pada jari-jari
tangan,tidak ada kelainan bawaan seperti
polidaktili,sindaktili, adaktili, kuku pendek dan
bersih.
Bawah : Simetris, tidak odem, tidak ada pas varus dan pas
vagus, kuku pendek danbersih.
5) Pemeriksaanpenunjang
Denver Development Skrining Test(DDST)
- Personal sosial :normal
- Motorik halus :normal
- Bahasa :normal
- Motorikkasar :normal
6) Pemeriksaanpertumbuhan
BB/TB: 10,5 kg/ 80,2 cm, interpretasi normal atau gizi normal

LK : 48 cm interpretasinormal

KPSP : jawaban “YA” = 9 dari 9 pertanyaan, interpretasi sesuai

TDD : jawaban “YA” = 3 dari 3 pertanyaan, interpretasinormal

TDL : interpretasinormal

LK : 48 cm, interpretasinormal
4.2 Interpretasi DataDasar
No Diagnosa/masalah Data dasar
1. Anak sehat, usia 21 DS :
bulan, jenis kelamin - Ibu mengatakan anak dalam keadaan
laki-laki, status gizi sehat
baik, pertumbuhan - Ibu mengatakan anaknya lahir pada
normal, perkembangan tanggal 06-10-2019
normal,keadaan umum DO:
baik. Ukuran antropometri
BB : 10,5 kg
TB : 80,2 cm
LIKA : 48cm
Hasil pemeriksaan
KPSP : jawaban “YA” = 9 dari 9
pertanyaan, interpretasi sesuai

TDD : jawaban “YA” = 3 dari 3


pertanyaan, interpretasi normal

TDL : interpretasi normal

4.3 Diagnosa Kebidanan


Anak sehat, usia 21 bulan, laki-laki, status gizi normal, perkembangan normal,
keadaan umum baik, prognosa baik.
4.4 KebutuhanSegera
-
4.5 Intervensi
Tgl 26-7-2021 pukul 11.20WIB
Diagnosa :Anak sehat, usia 21 bulan, laki-laki, status gizi normal,
perkembangan normal, keadaan umum baik, prognosa baik.
Tujuan : Tumbuh kembang anak optimal dansesuai
Kriteria : a) Anak sehat, bertambah umur bertambah tinggi danbesar
b) Tumbuh kembang anak sesuai dengan umurnya
Intervensi:
1. Jelaskan tentang SDIDTK.
Rasional:Ibu menjadi tidak khawatir lagi jika anak mengalami
kegagalan saat dites, tapi sebaiknya diberi rangsangan atau stimulasi.
2. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik
Rasional:Ibu merasa dihargai dan bangga karena mampu mengasuh
anaknya.
3. Anjurkan pada ibu untuk meneruskan pola asuh anak sesuai dengan
tahap perkembangananak
Rasional:Mengetahui tumbuh kembang anak sesuai umurnya
4. Anjurkan ibu untuk memberi stimulasi perkembangan anak setiap saat,
sesering mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapananak
Rasional:Ibu memantau secara dini tumbuh kembang anak sesuai
umurnya
5. Anjurkan ibu untuk mengikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan
pelayanan kesehatan di Posyandu secara teratur setiap sebulan 1 kali
sampai usia 72 bulan. Anjurkan ibu untuk selalu mengikutkan anaknya
ke tempat pendidikannya yaitu Taman Kanak -Kanak.
Rasional: perkembangan anak terpantau
6. Anjurkan ibu untuk melakukan stimulasi pada anaknya dan melakukan
pemeriksaan kembali 6 bulan lagi pada usia 31 bulan.
Rasional:Memantau dan deteksi dini tumbuh kembanganak

7. Jelaskan pada ibu tentang gizi padaanak.


Rasional:Ibu bisa meningkatkan kebutuhan gizi anaknya
4.6 Implementasi
Tgl 26-7-2021 pukul 11.30WIB
Diagnosa :Anak sehat, usia 21 bulan, laki-laki, status gizi normal
perkembangan normal, keadaan umum baik, prognosa baik.
Implementasi:
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan SDIDTK, bahwa
perkembangan anaksesuai
2. Memberi pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya denganbaik
3. Menganjurkan ibu untuk meneruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap
perkembangananak
4. Menganjurkan ibu untuk memberi stimulasi perkembangan anak setiap
saat, sesering mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapananak
5. Menganjurkan ibu untuk mengikutkan anak pada kegiatan penimbangan
dan pelayanan kesehatan di Posyandu secara teratur setiap sebulan 1 kali
sampai usia 72 bulan. Anjurkan ibu untuk selalu mengikutkan anaknya ke
tempat pendidikannya yaitu TamanKanak-Kanak.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan stimulasi pada anaknya dan
melakukan pemeriksaan kembali 6 bulan lagi pada usia 31bulan.
7. Menjelaskan pentingnya makanan bergizi dan seimbang untuk anak.
Seperti makanan yang mengandung karbohidrat (nasi, roti, ubi, jagung),
protein (telur, daging, ikan, kacang-kacangan, tempe tahu, susu), lemak
(daging, telur, ikan, kelapa), vitamin (sayuran hijau dan Ibuah), danair.
4.7 Evaluasi
Tgl 26-7-2021 pukul 11.30WIB
Diagnosa : Anak sehat, usia 21 bulan, laki-laki, status gizi normal,
perkembangan normal, keadaan umum baik, prognosa baik.
S :- Ibu mengatakan mengerti tentang tujuan pengkajian tumbuh kembang
anaknya.
- Ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh
petugas dan ibu akan melaksanakan semua anjuran dari petugas.
P : - Ibu dan anak bisa diajakkerjasama
- Ibu dapat mengulang kembali penjelasan yang telah diberikan
- Hasil SDIDTK semua normal dan sesuai dengan perkembangananak
A : Masalahsebagian
Q : - Pantau tumbuh kembang anakberikutnya.
- Anjurkan tetap memberikan stimulasi pada anak seseringmungkin.
- Anjurkan ibu untuk memberikan makanan bergizi dan seimbang pada
anak.
- Anjurkan ibu untuk membawa anak ke posyandu tiapbulan.

Anda mungkin juga menyukai