Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN CASE BASED DISCUSSION (CBD)

STASE IV ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR BALITA


DAN PRASEKOLAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN


PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BAYI NY. F DI PUSKESMAS
MANGUNHARJO
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Dosen Pembimbing Pendidikan : Tria Nopi Herdianti, SST, M.Kes

DISUSUN OLEH :

Debby Putry Natalia


NPM. 2226060014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


STIKES TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN CASE BASED DISCUSSION (CBD)
STASE IV ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR BALITA DAN
ANAK PRASEKOLAH
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN
PERAWATAN TALI PUSAT TERHADAP BAYI NY. F DI PUSKESMAS
MANGUN HARJO
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Bengkulu, Oktober 2022

Perseptor Akademik Perceptor Lahan Mahasiswa

Mika Oktarina, SST, M.Kes Emilia Kontesa, SST Debby putry


natalia

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................................ 2
BAB II. TINJAUAN TEORI................................................................................... 3
BAB III. DOKUMENTASI SOAP DAN RENCANA TINDAK LANJUT......... 12
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................... 17
BAB V SIMPULAN................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan

(Morbilitas ) dan angka kematian ( mortalitas ) adalah dengan memberikan

pelayanankesehatan yang efektif pada masyarakat tentang perawatan tali pusat

bayi, dalam melaksanakan upaya tersebut diperlukan sumberdaya manusia

yang mempunyai kemampuanuntuk memberikan pelayanan yang berkualitas

yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang kesehatan kepada masyarakat

sehingga pengetahuan yang dimiliki olehmasyarakat diharapkan dapat

mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap kesehatan.Kemampuan hidup

sehat dimulai sejak bayi karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan

perkembangan yang menentukan kualitas otak pada masa dewasa.Supaya

terciptanya bayi yang sehat maka dalam perawatan tali pusat pada bayi baru

lahir dilakukan dengan benar benar sesuai dengan prosedur kesehatan.

Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan peningkatan tali

pusat yangmenyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi. Dan kemudian tali

pusat dirawat dalamkeadaan steril, bersih dan terhindar dari infeksi tali

pusat.Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak

positif yaitu tali pusat akan pupus pada hari ke 5 dan hari 7 tanpa ada

komplikasi, sedangkan dampaknegative dari perawatan tali pusat yang tidak

benar adalah bayi akan mengalami penyakitTetanus Neonaturum dan dapat

mengakibatkan kematian.Tujuan Perawatan Tali pusat adalah untuk mencegah

1
2

terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir penyakit ini disebabkan

karena masuknya spora kuman tetanus kedalamtubuh melalui tali pusat, baik

dari alat steril, pemakaian obat obatan, bubuk atau daun daun yang ditaburkan

ketali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi

B. Tujuan

Adapun tujuan penyusunan laporan case base discussion ini adalah

untuk melatih penalaran klinis dan menekankan pemecahan masalah yang

terdapat pada kasus yang ditemukan saat melaksanakan praktik klinik

kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Nn.E Usia 25 Tahun

Dengan perawatan dan pemotongan tali pusat bayi baru lahir”


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Tali pusat atau Umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama

dalamkandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang

selama 9 bulan 10 harimenyuplai zat zat gizi dan oksigen janin.Tetapi begitu

bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong

dandiikat atau dijepit.

Letak : Funiculus umbilicalis terbentang dari permukaan fetal plasenta sampai

daerahumbilicalis fetus dan berlanjut sebagai kulit fetus pada perbatasan

tersebut. Funiculusumbilicalis secara normal berinersi dibagian tengah

plasenta.

Bentuk : Funiculus umbilicalis berbentuk seperti tali yang memanjang dari

tengah plasenta sampai ke umbilicalis fetus dan mempunyai sekitar 40

puntiran spiral.

Ukuran : Pada saat aterm funiculus umbilicalis panjangnya 40

50 cm dandiameternya 12 cm, hal ini cukup untuk kelahiran bayi tanpa

menarik plasentakeluar dari rahim ibu. Tali pusat menjadi lebih panjang jika

jumlah air ketuban padakehamilan trimester pertama dan kedua relative

banyak. Jika oligohidromnion dan janin kurang gerak ( pada kelainan motorik

janin ), maka umumnya tali pusat lebih pendek. Kerugian tali pusat terlalu

3
4

panjang adalah dapat terjadi lilitan disekitar leheratau tubuh janin atau

menjadi ikatan yang dapat menyebabkan oklusi pembuluh darahkhususnya

pada saat persalinan.

B. Patofisiologis Pada tali pusat

Proses Pembentukan Tali Pusat Pada Janin Mesoderm connecting

stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudianakan berkembang

menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat.

Pada tahap awal perkembangan, rongga perut masih terlalu kecil untuk usus

yang berkembang, sehingga sebagian usus terdesak ke dalam rongga selom

ekstraembrional padatali pusat. Pada sekitar akhir bulan ketiga, penonjolan

lengkung usus (intestional loop) inimasuk kembali ke dalam rongga abdomen

janin yang telah membesar.Kandung kuning telur(yolk-sac) dan tangkai

kandung kuning telur (ductus vitellinus) yang terletak dalam ronggakorion,

yang juga tercakup dalam connecting stalk, juga tertutup bersamaan dengan

prosessemakin bersatunya amnion dengan korion

C. Perawatan Tali Pusat

Perawatan Tali Pusat Perawatan adalah proses perbuatan, cara merawat,

pemeliharaan, penyelenggaraan(Kamisa, 1997). Perawatan tali pusat tersebut

sebenarnya juga sederhana. Hal yang palingterpenting dalam membersihkan

tali pusat adalah :1.

Pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering.1.
5

Selalu cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun

sebelummembersihkan tali pusat.Selama belum tali pusatnya puput, sebaiknya

bayi tidak dimandikan dengancara dicelupkan ke dalam air. Cukup dilap saja

dengan air hangat. Alasannya,untuk menjaga tali pusat tetap kering. Bagian

yang harus selalu dibersihkanadalah pangkal tali pusat, bukan atasnya. Untuk

membersihkan pangkal ini,Anda harus sedikit mengangkat (bukan menarik)

tali pusat. Tali pusat harusdibersihkan sedikitnya dua kali dalam sehari.

3.Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena

akanmembuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat,

juga menimbulkan resiko infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup tutup atau ikat

denganlonggar pada bagian atas tali pusat dengan kain kasa steril. Pastikan

bagian pangkal tali pusat dapat terkena udara dengan leluasa.


BAB III
DOKUMENTASI SOAP
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL PADA NY. E USIA 25 TAHUN DENGAN PERAWATAN DAN
PEMOTONGAN TALI PUSAT BAYI BARU LAHIR DI PUSKESMAS MANGUNHARJO

Tanggal Deksripsi Kegiatan Responden TTD


Pembimbing CI
Tanggal : 15 Desember 2022 S : NY datang ke Puskesmas mengaku keluar darah Baik TTD Mahasiswa
Waktu : 09.00 WIB bercampur lender dan ingin ada rasa ingin meneran
Tempat : Puskesmas Mangunhadjo Nama : Ny. E
Pengkaji : Dwi Rentisiah Umur : 25 tahun Dwi Rentisiah
Suku : Sumatera
Agama : Islam Tanda Tangan Perceptor
Pendidikan terakhir :SMA
Lahan
Golongan darah : B
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Mangunhardjo
Emilia Kontesa, SST
O:
Riwayat persalinan :
1) Jenis persalinan : partus spontan letak belakang kepala Tanda Tangan Pembimbing
2) Ditolong oleh : Bidan
3) Ketuban : warna jernih, tidak berbau
4) Komplikasi ibu dan janin : tidak ada2. Data Objektifa. Mika Oktarina, SST, M.Kes
Nilai APGAR1 menit pertama 8 ;
5 menit kedua 9. b. AntropometriBB : 3400 gr, PB : 49
cm.Pemeriksaan Fisik1) TTVS : 36,8°C Nadi : 130
x/menitR : 48 x/menit.2) KepalaTidak terdapat caput
9

succedenum.Lingkar kepala :
• Fronto occipitalis : 34 cm.

• Mento occipitalis : 35 cm.

• Sub occipito bregmatika : 32 cm


3) Mata : Simetris, tidak ada perdarahan dan kotoran.
Sklera putih dan konjungtiva merah mudadan reflek
mengedip positif.4) Hidung : Tidak ada pernafasan cuping
hidung.

5) MulutTidak ada labio palatoskizis.Reflek


rooting :positif,Reflek sucking :positifRefleks
swallowing :positif
.6) Telinga : Simetris, sedikit kotor karena belum
dimandikan.
7) Leher: Tidak ada pembengkakan dan reflek tonicneck
positif
8) Dada : Simetris tidak ada bunyi mur-mur dan
wheezing.
9) Perut : Normal, bentuknya cembung bising,usus ada,
tidak ada pembesaran hepar.
10) Tali pusat : basah namun tidak ada perdarahan.
11) Kulit : Kemerahan, turgor baik.
12) Punggung : Tidak ada spinabifida.
13) Ekstremitas atas : Tidak ada polidaktili dan
Sindaktili,refleks grasping positif.
14) Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada
kelainan.refleks plantar positif dan reflek babinski positif.
15) Genitalia : Labia mayora menutupi labia minora.
10

16) Anus : Berlubang, tidak ada kelainan. Eliminasi : Bayi


sudah BAK dan belum BAB
A :
By ny Y. dengan perawatan tali pusat dan pemotongan
tali pusat
P :
1) Mempertahankan suhu tubuh tetap hangat, dengan
cara memastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak
antara kulit bayi dengan kulit ibu, mengganti
handuk/kain basah dan bungkus bayi dengan selimut
yang kering dan bersih
2) Memberikan obat mata eritromisin 0,5 % atau
tetrasiklin 1% di anjurkan untuk mencegah penyakit
mata karena clamidia.obat mata perlu di berikan pada
jam pertama setelah persalinan.
3) Memberikan identitas bayi
Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi
perlu di pasang segera setelah lahir.
4) Memberikan suntikan vit K untuk mencegah
perdarahan, dengan dosis 0,1 mg IM
5) Memberitahu ibu konseling tentang menjaga
kehangatan bayi agar bayi tidak kehilangan panas
6) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada
bayinya agar adanya keterikatan emosional ibu dan
bayi, sebagai kekebalan pasif (kolostrum) untuk bayi
dan meransang kontraksi uterus
7) Memberitahu ibu tentang perawatan tali pusat yaitu
sisa tali pusat harus di pertahankan dalam keadaan
terbuka dandi tutupi kain bersih secara longgar ,
pemakaian popok sebaiknya popok dilipat di bawah
tali pusat,jika tali pusat terkena kotoran /feses, maka
tali pusat harus dicuci dengan sabun dan air bersih,
11

kemudian di keringkan.
BAB IV

PEMBAHASAN

Hasil asuhan kebidanan didapatkan bahwa Hasil pemeriksaan data obyektif

didapatkan bahwa Keadaan umum : Baik, Kesadaran umum : Composmentis

Tekanan Darah : 120/80 mmHg Denyut Nadi : 84 /menit, Suhu Tubuh : 36 °C

Pernafasan : 20 /menit

Penatalaksanaan yang diberikan yaitu Mempertahankan suhu tubuh tetap hangat,

dengan cara memastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi

dengan kulit ibu, mengganti handuk/kain basah dan bungkus bayi dengan selimut

yang kering dan bersih Memberikan obat mata eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin

1% di anjurkan untuk mencegah penyakit mata karena clamidia.obat mata perlu di

berikan pada jam pertama setelah persalinan. Memberikan identitas bayi

Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu di pasang segera setelah

lahir. Memberikan suntikan vit K untuk mencegah perdarahan, dengan dosis 0,1

mg IM Memberitahu ibu konseling tentang menjaga kehangatan bayi agar bayi

tidak kehilangan panas Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada bayinya

agar adanya keterikatan emosional ibu dan bayi, sebagai kekebalan pasif

(kolostrum) untuk bayi dan meransang kontraksi uterus Memberitahu ibu tentang

perawatan tali pusat yaitu sisa tali pusat harus di pertahankan dalam keadaan

terbuka dandi tutupi kain bersih secara longgar , pemakaian popok sebaiknya

popok dilipat di bawah tali pusat,jika tali pusat terkena kotoran /feses, maka tali

pusat harus dicuci dengan sabun dan air bersih, kemudian di keringkan.
BAB V

SIMPULAN

Setelah dilakukan pengkajian, pemeriksaan dan penyusunan laporan case

base discussion didapatkan kesimpulan Ny. E usia 25 tahun dengan pemotongan

tali pusat dan perawatan tali pusat berupa memberikan konseling bahwa

perawatan tali pusat tidak boleh dikasi obat obatan apapun selain dibungkus sama

kasa kering dengan tujuan agar tidak terinfeksi

Anda mungkin juga menyukai