Disusun oleh :
NIM : PO.62.24.2.21.526
LAPORAN KASUS
Disusun oleh :
Nama : Natasha Priskila
NIM : PO.62.24.2.21.518
Kelas : Pendidikan Profesi Bidan Angkatan III Semester I
Disetujui :
Pembimbing Lapangan
Tanggal :
Di : Yullies Eka F., STr. Keb. Bdn
NIP. 19800706 200604 2 032
Pembimbing Institusi
Tanggal :
Di : Riny Natalina, SST., M. Kes
NIP.19791225 200212 2 001
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Kebidanan Fisiologi Holistik Pada Pra Konsepsi dan
Perencanaan Kehamilan Sehat
Telah disahkan tanggal :
Mengesahkan,
Pembimbing Institusi,
Mengetahui,
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri dengan usia istri
berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun atau usia istri berumur kurang dari
15 tahun dan sudah haid atau usia istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi
masih haid (BKKBN, 2013). Pada pasangan suami istri usia subur yang baru
menikah atau ingin mendapatkan anak lagi, kehamilan merupakan saat-saat
yang paling ditunggu. Hal itu juga merupakan saat yang menegangkan ketika
sebuah kehidupan baru bertumbuh dan berkembang di dalam rahim (Sunarsih,
2011).
Kehamilan merupakan suatu keadaan membahagiakan bagi seorang wanita
karena didalam kandungannya ada embrio yang dinantikan hingga kelak
lahirnya janin, yang diperkirakan sekitar 40 minggu kemudian (Kuswanti,
2014). Ketika seorang wanita menginginkan kehamilan, disitulah dimulainya
sebuah komitmen untuk menjalani hidup sehat. Pola hidup sehat ketika hamil
menjadi perhatian serius karena akan berpengaruh terhadap kelangsungan
kesehatan ibu, pertumbuhan dan perkembangan janin, proses persalinan, serta
mengurangi resiko kelahiran abnormal pada janin. Kehamilan yang sehat
didukung dengan adanya pemeriksaan kesehatan sebelum kehamilan.
Pemeriksaan ini penting karena akan membantu mengatasi kemungkinan
terjadinya kelainan genetik pada janin dalam kandungan (Pujiastuti, 2014).
Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan
mempengaruhi kesehatan kehamilan serta kondisi status kesehatan calon bayi
yang masih didalam rahim, sehingga selama masa prakonsepsi disarankan
agar calon ibu dapat menjaga pola hidup sehat (Johnson, 2016). Prakonsepsi
adalah perawatan sebelum terjadi kehamilan dengan rentang waktu dari tiga
bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup
waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi
bagi seorang ibu. Sangatlah penting untuk mempersiapkan kehamilan,
khususnya pengetahuan calon ibu terkait nutrisi, kebiasaan yang dapat
menganggu kehamilan seperti merokok, minuman keras, polusi, lingkungan
sehari- hari, pekerjaan ibu, olahraga yang dilakukan, dan tingkat stress.
Kesiapan ibu dalam menghadapi kehamilan sangat bermanfaat untuk
mencegah malnutrisi, menyiapkan tubuh pada perubahan-perubahan pada saat
hamil, mencegah obesitas, mencegah risiko keguguran, persalinan premature,
berat bayi lahir rendah, menghindari stress, kematian janin mendadak, dan
mencegah efek dari kondisi kesehatan yang bermasalah pada saat hamil
(Chandranipapongse dan Koren, 2013).
Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum kehamilan. Periode
prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum
konsepsi dan idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur,
yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi. Status gizi WUS atau wanita pranikah
selama tiga sampai enam bulan pada masa prakonsepsi akan menentukan
kondisi bayi yang dilahirkan. Prasayarat gizi sempurna pada masa prakonsepsi
merupakan kunci kelahiran bayi normal dan sehat (Susilowati dkk. 2016).
Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan mempengaruhi
kesehatan kehamilan serta kondisi status kesehatan calon bayi yang masih
didalam rahim, sehingga selama masa prakonsepsi disarankan agar calon ibu
dapat menjaga pola hidup sehat (Johnson, 2016).
Adapun pentingnya menjaga kecukupan gizi bagi wanita pranikah sebelum
kehamilan disebabkan karena gizi yang baik akan menunjang fungsi optimal
alat-alat reproduksi seperti lancarnya proses pematangan telur, produksi sel
telur dengan kualitas baik, dan proses pembuahan yang sempurna. Gizi yang
baik juga dapat berperan penting dalam penyediaan cadangan gizi untuk
tumbuh-kembang janin. Bagi calon ibu, gizi yang cukup dan seimbang akan
memengaruhi kondisi kesehatan secara menyeluruh pada masa konsepsi dan
kehamilan serta akan dapat memutuskan mata rantai masalah kekurangan gizi
pada masa kehamilan (Susilowati dkk. 2016).
Beberapa Studi di Eropa dan AS menunjukkan bahwa wanita yang
merencanakannya kehamilan lebih cenderung mengadopsi perilaku
prakonsepsi yang lebih sehat,termasuk asupan asam folat, berhenti merokok,
dan mengurangi konsumsi alkohol (Backhausen et al, 2014). Sebuah
penelitian cross-sectional Denmark dengan 258 wanita hamil menemukan
bahwa wanita dengan kehamilan yang terencana lebih mungkin untuk
mengkonsumsi asam folat (57% berbanding 2%) dan melaporkan lebih sedikit
mengkonsumsi minuman keras (20% berbanding 31%). Studi ini menemukan
perbedaan yang signifikan dalam perilaku kesehatan prakonsepsi antara
kehamilan yang direncanakan dan tidak direncanakan (Stern et al, 2016).
Pada prosedur prakonsepsi, tenaga medis/bidan akan melakukan tanya
jawab, pemeriksaan dan pemeriksaan penunjang untuk mengidentifikasi
resiko-resiko yang ada, guna untuk melakukan upaya preventif, kuratif, dan
rehabilitatif. Untuk kehamilan tanpa komplikasi, dan kelahiran bayi yang
sehat, persiapan harus dimulai sebelum kehamilan. Perawatan prakonsepsi
menjadi semakin penting karena banyak pasangan menunda usia untuk
mengandung sampai memasuki usia tiga puluhan. Status kesehatan
prakehamilan dan gaya hidup memiliki dampak pada kelangsungan dan hasil
kehamilan.
Perawatan prakonsepsi bertujuan untuk mengenali dan memodifikasi
risiko medis, perilaku dan sosial pada kesehatan atau hasil kehamilan Anda.
Perawatan biasanya mencakup pemeriksaan risiko (skrining), penilaian fisik,
vaksinasi dan konseling. Kunjungan konseling yang dilakukan tenaga
kesehatan/bidan pada prakonsepsi adalah waktu yang ideal untuk
mengevaluasi pasien dan kehamilan (Lanik, 2012). Public Health Service
Expert Panel on the Content of Prenatal Care menyatakan bahwa kunjungan
prakonsepsi mungkin merupakan satu-satunya kunjungan perawatan kesehatan
terpenting. Hal tersebut dilihat dari konteks dampaknya terhadap kehamilan.
Pelaksanaan skrining prakonsepsi di Indonesia di atur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan No 97 Tahun 2014 Tentang pelayanan kesehatan masa
sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan,
penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual.
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk mempersiapkan
perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat
serta memperoleh bayi yang sehat.
Sasaran pelayanan kesehatan masa sebelum hamil berdasarkan Permenkes
No.97 Tahun 2014 adalah remaja, calon pengantin dan pasangan usia subur.
Berdasarkan hasil pengkajian di Puskesmas Tegalrejo, pelayanan skrining
prakonsepsi di Puskesmas Tegalrejo terutama di tekankan kepada calon
pengantin untuk mempersiapkan kesehatan calon pengantin secara fisik dan
mental dalam menghadapi kehamilan sebagai upaya menyiapkan ibu hamil
sehat, menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian dari Dean, et al (2014) bahwa fungsi dari skrining prakonsepsi
adalah untuk mengetahui status kesehatan fisik dan emosional ibu dan
pasangan sehingga dapat menjadi dasar dalam pemberian intervensi untuk
menyiapkan kehamilan yang optimal. Mayoritas pasangan yang memang
merencanakan kehamilan dapat merasakan manfaat skrining prakonsepsi, baik
bagi mereka yang hanya ingin memberikan yang terbaik bagi bayinya maupun
sebagai upaya mengurangi kondisi yang dapat membahayakan kehamilan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan dalam latar belakang yang telah
diuraikan, maka rumusan masalah dalam laporan ini adalah “ Bagaimana
menerapkan pola hidup sehat dalam perencanaan kehamilan ? ”
C. TUJUAN
1. Umum
Adapun tujuan penyusunan laporan ini adalah mahasiswa diharapkan
mampu untuk menerapkan pengetahuan dalam Praktik Fisiologi Holistik
Pada Pra Konsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat
2. Khusus
Diharapkan mampu untuk menerapkan pengetahuan dalam Praktik
Fisiologi Holistik terutama dalam asuhan kebidanan pada Pra Konsepsi
dan Perencanaan Kehamilan Sehat
D. MANFAAT
1. Bagi Klien
Hasil laporan ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan
klien akan pentingnya penerapan pola hidup sehat sebelum masa
kehamilan
2. Bagi Mahasiswa
Manfaat laporan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
membuka wawasan berpikir mahasiswa mengenai Praktik Fisiologi
Holistik pada Pra Konsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat
3. Bagi Lahan Praktik
Hasil laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi lahan praktik sebagai
masukan dan pertimbangan dalam menyikapi masalah yang berhubungan
dengan Praktik Fisiologi Holistik pada Pra Konsepsi dan Perencanaan
Kehamilan Sehat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Perencanaan Kehamilan
a. Resiko Tinggi Kehamilan Usia Kurang dari 20 tahun
1) Mengalami perdarahan
Perdarahan pada saat melahirkn antara lain disebabkan
karena otot rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi. Selain
itu juga dosebabkan selaput ketuban stosel (bekuan darah yang
tertinggal didalam rahim). Kemudian proses pembekuan darah yang
lambat dan juga dipengaruhi oleh adanya sobekan pada jalan lahir
(Herizasyam, 2016).
2) Kemungkinan keguguran / abortus
Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi
keguguran. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor alamiah dan juga
abortus yang disengaja, baik dengan obat-obatan maupun memakai
alat (Herizasyam, 2016).
3) Persalinan yang lama dan sulit
Persalinan yang disertai komplikasi ibu maupun janin.
Penyebab dari persalinan lama sendiri dipengaruhi oleh kelainan
letak janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan his dan mengejan
serta pimpinan persalinan yang salah dapat mengakibatkan
kematian ibu (Herizasyam, 2016).
4) Mudah terjadi infeksi
Keadaan gizi buruk, tingkat social ekonomi rendah, dan
stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas
(Herizasyam, 2016).
5) Anemia kehamilan / kekurangan zat besi
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan
kurang pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia
muda. Karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu mengalami
anemia. Tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah
merahjanin dan plasenta. Lama kelamaan seorang yang kehilangan
sel darah merah akan menjadi anemis (Herizasyam, 2016).
6) Kanker leher rahim
Yaitu kanker yang terdapat dalam rahim, hal ini erat
kaitannya dngan belum sempurnanya perkembangan dinding
rahim. Pada usia remaja (12-20 tahun) organ reproduksi wanita
sedang aktif berkembang. Rangsangan penis/sperma dapat memicu
perubahan sifat sel mnjadi tidak normal, apalagi bila terjadi luka
saat berhubungan seksual dan kemudian infeksi virus HPV. Sel
abnormal yang berpotensi tinggi menyebabkan kanker servik.
Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah 17 tahun hampir
selalu 2x lebih mungkin terkena kanker servik di usia tuanya,
daripada wanita yang menunda kehamilan hingga usia 25 tahun atau
lebih tua. Berhubungan seksual sebelum umur 20 tahun, akan
meningkatkan risiko kanker leher rahim (BKKBN, 2015).
b. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam perencaan kehamilan sehat
1) Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan sangat penting bagi calon ibu
sebelum hamil. Masa ini disebut prakonsepsi. Waktunya adalah
antara 3 – 6 bulan sebelum hamil. Dengan demikian, insya Allah,
calon ibu siap menerima kehadiran janin dan sehat selama
kehamilannya. Pemeriksaan kesehatan secara teratur termasuk
pengobatan penyakit yang diderita sebelum hamil sampai
dinyatakan sembuh atau diperbolehkan hamil oleh dokter dan
dalam pengawasan. Pemeriksaan kesehatan ini juga bisa meliputi
diantaranya , (Herizasyam, 2016) pemeriksaan Penyakit dan Virus :
Pemeriksaan virus rubella, sitomeglovirus, herpes, varicella
zoster untuk menghindari terjadinya kecacatan pada janin.
Pemeriksaan virus hepatitis dan virus HIV untuk
menghindari diturunkan penyakit akibat virus-virus tersebut
kepada janin.
Pemeriksaan penyakit toksoplasmosis, karena penyakit ini
dapat menyebabkan kecacatan dan keguguran.
Pemeriksaan penyakit seksual menular, karena hal ini
dapat menyebabkan kematian ibu, janin, maupun bayi yang akan
dilahirkan. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan terhadap
penyakit yang sedang diderita seperti asthma, diabetes mellitus
dan jantung. Pada Wanita hamil penyakit-penyakit seperti ini
dapat, bertambah berat dan membahayakan jika tidak dilakukan
perawatan dan pengobatan yang teratur. Untuk menghindari
kondisi yang membahayakan, dokter biasanya akan memantau
pasiennya dan menentukan kapan waktu yang paling tepat untuk
hamil.
Pemeriksaan penyakit akibat kekurangan zat-zat tertentu
seperti kekurangan zat besi. kekurangan zat besi dapat
menyebabkan anemia. Hal ini dapat menyebabkan kelahiran
prematur dan keguguran (Herizasyam, 2016).
2) Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan golongan darah dan rhesus/Rh darah (unsur
yang mempengaruhi antibodi yang terkandung di dalam sel darah
merah) pada pasangan suami isteri dilakukan untuk mengantisipasi
perbedaan golongan darah dan rhesus antara darah ibu dan bayinya.
Perbedaan golongan darah dan rhesus darah ini dapat mengancam
janin dalam kandungan (Herizasyam, 2016).
3) Pemeriksaan Faktor Genetika
Inti dari pemeriksaan atau tes genetika ini adalah untuk
mengetahui penyakit dan cacat bawaan yang mungkin akan
dialami bayi akibat secara genetis dari salah satu atau kedua
orangtuanya. Khususnya apabila pasangan suami isteri masih
terkait hubungan persaudaraan. Tes ini idealnya dilakukan sebelum
kehamilan untuk mendapatkan informasi yang selengkap-
lengkapnya. Jikalau diperlukan, anda harus mengumpulkan suluruh
catatan-catatan medis yang dimiliki oleh pihak suami maupun
isteri, termasuk keluarga. Sehingga jika telah diketahui data medis
secara lengkap, dapat diketahui secara dini apabila memang ada
kelainan pada janin atau calon orang tua, sehingga bisa membuat
keputusan yang lebih bijak (Herizasyam, 2016).
4) Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh
Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh dengan olahraga
teratur. Selama masa prakonsepsi, pastikan Anda cukup berolahraga.
Aktivitas fisik ini tidak perlu dilakukan selama berjam-jam. Cukup 3
kali dalam seminggu selama 1/2 jam, dan lakukan secara rutin. Olah
raga selain menyehatkan, juga mencegah terjadinya kelebihan berat
badan. Fisik seorang wanita sehat saat akan hamil dan pada waktu
hamil diharapkan tidak terlalu gemuk maupun tidak terlalu kurus
alias normal. Berusaha untuk menurunkan berat badan bila obesitas
(kegemukan) dan menambah berat badan bila terlalu kurus. Anda
bisa berkonsultasi dengan bidan dan dokter untuk dilakukan
penilaian BMI atau indeks massa tubuh. Untuk menemukan berat
tubuh yang ideal juga harus dengan memperhitungkan faktor tinggi
badan. Berat badan ideal dapat dihitung dengan menggunakan rumus
90% dikali dengan (tinggi badan seseorang lalu dikurangi 100).
Namun, apabila tinggi badan perempuan tersebut kurang dari 150
sentimeter, maka rumusnya tinggi badannya dikurangi 100. Selain
berat badan, hal lain dari persiapan fisik sang ibu adalah soal Indeks
Massa Tubuh (Herizasyam, 2016).
Pastikan IMT normal sebelum hamil atau saat
mempersiapkan kehamilan. Adapun cara yang digunakan untuk
menghitung IMT tersebut yakni berat badan dibagi dengan tinggi
badan dalam ukuran satuan meter kuadrat (BMI = (BB) / [(TB) x
(TB)]. Apabila hasil dari IMT antara 18,5-22,9, maka bisa
dikatakan IMT Anda normal. Misalnya: BB = 45 kg dan TB = 165
cm, maka BMI = (45) / [(1.65) x (1.65)] = 16.5. Apakah Anda
termasuk kurus, normal, atau overwight? Lihat patokan di bawah ini:
BMI < 18.5 = berat badan kurang (underweight)
BMI 18.5 – 24 = normal
BMI 25 – 29 = kelebihan berat badan (overweight)
BMI > 30 = obesitas
Berat badan yang sehat membantu pembuahan dan
kehamilan membuat lebih nyaman. Diet penurunan berat badan
harus benar-benar dikontrol agar dapat aman selama kehamilan,
terutama disarankan untuk wanita yang mengalami kelebihan
berat badan serius, tetapi harus disertai dengan selalu
berkonsultasi dengan dokter Anda yang mungkin menyarankan
rujukan ke ahli gizi.Berat badan kurang bisa membuat Anda
kurang subur, orang terlalu kurus karena kekurangan lemak
yang dapat mendukung. Sementara kelebihan berat badan
menempatkan Anda pada risiko lebih besar untuk mengalami
komplikasi, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes selama
kehamilan. Ada juga risiko tinggi komplikasi selama
persalinan dan kelahiran dan orang yang terlalu gemuk akan
mengalami proses ovulasi tidak teratur (Herizasyam, 2016).
5) Menghentikan kebiasaan buruk
Menghentikan kebiasaan buruk misalnya perokok berat,
morfinis, pecandu narkotika dan obat terlarang lainnya, kecanduan
alkohol, gaya hidup dengan perilaku seks bebas. Kebiasaan
merokok, minum alkohol, atau bahkan menggunakan narkoba, dapat
menyebabkan berbagai masalah selama kehamilan, juga janin yang
dikandung, Bayi dapat lahir prematur, lahir dengan cacat bawaan
hingga kematian janin. Penelitian menyebutkan kebiasaan
mengkonsumsi alkohol akan mengganggu kesuburan oleh karena
itu mengkonsumsi alkohol sebelum dan selama kehamilan akan
memperburuk kondisi kesehatan ibu dan janin. Perempuan yang
minum alkohol memiliki kemungkinan rendah untuk bisa hamil.
Sedangkan untuk kaum pria, minum alkohol dapat
mempengaruhi kualitas sperma dengan menurunkan tingkat
testosteron dan bisa menyebabkan testis layu. Hentikan kebiasaan
merokok secara total ketika merencanakan kehamilan dan juga
selama kehamilan. Perokok pasif sama bahayanya dengan perokok
aktif oleh karena itu sebaiknya minta suami anda untuk
menghentikan kebiasaan merokok. Perempuan merokok secara
langsung menurunkan kesuburan. Racun pada rokok sangat
berbahaya bagi tuba falopi, dapat mengakibatkan kerusakan
kromosom telur, dan melemahkan kemampuan untuk menghasilkan
estrogen yang sangat diperlukan untuk menyiapkan lapisan rahim
menjelang kehamilan. Sebuah studi di Finlandia menemukan,
bahwa 41,9% pria perokok tidak subur dibandingkan dengan
27,8% pria yang tidak merokok (Herizasyam, 2016).
Pria perokok memiliki lebih sedikit sperma ketika
ejakulasi. Dan secara medis, merokok terbukti menyebabkan
impotensi. Orang tua perokok juga memiliki kemungkinan untuk
menghasilkan anak cacat genetik dan memiliki dua kali risiko
lebih besar untuk mengidap kanker anak. Tentu saja Anda tidak
bisa menggantikan alkohol dan rokok dengan ganja atau kokain.
Karena narkoba jauh lebih berbahaya dampaknya bagi pemakai dan
janin yang akan dikandungnya kelak. Yang tidak kalah penting
adalah biasakan berhubungan seks. Selalu melakukan seks aman.
Kecuali jika Anda yakin bahwa pasangan terhindar dari penyakit
menular seksual, kondom adalah alat pengaman yang baik untuk
mencegah ancaman pada kesuburan, seperti Chlamydia/jamur yang
dapat menyebabkan kemandulan. Selain itu lakukanlah hubungan
seks di saat yang tepat. Tentu saja ini sudah jelas, akan tetapi yang
perlu dicatat adalah bahwa seks yang teratur meningkatkan
kesempatan untuk hamil. Manfaatkan waktu yang paling subur dan
pastikan Anda bercinta secara teratur sekitar tanggal tersebut.
Wanita kebanyakan berovulasi satu kali selama setiap siklus, dan
waktu yang paling mungkin untuk konsepsi/pembuahan adalah 14
hari sebelum menstruasi berikutnya. Juga periksa cairan
vagina/kemaluan Anda, ia akan memiliki konsistensi yang
berbeda ketika berada di masa paling subur. Anda akan mengetahui
apa yang terlihat dan terasa normal bagi Anda, dan bisa melihat
perubahannya, jika Anda melakukan ini secara teratur (Herizasyam,
2016).
2. Ana Permata Sari tahun 2018 tentang Konseling Pra Konsepsi Pada
Calon Suami Berpengaruh Terhadap Dukungan Persiapan
Kehamilan Di Kecamatan Sedayu
Pada penelitian yang dilakukan oleh Ana Permata Sari (2018),
Berdasarkan SDKI Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2012 yaitu
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup dan berdasarkan data Survey
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) menunjukan penurunan pada tahun
2015 yaitu menjadi 305/100.000 kelahiran hidup. Hal ini masih jauh dari
target Sustainable Development Goals (SDGs) 2015-2030 yaitu dengan
target menurunkan AKI menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup. AKI di
Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2013 yaitu sebanyak 46
kematian ibu dan terjadi penurunan pada tahun 2014 yaitu menjadi 40
kematian ibu. Di Kabupaten Bantul pada tahun 2016 terjadi kenaikan
dibandingkan tahun 2015 yaitu dari 87,5/100.000 kelahiran hidup
sebanyak 11 kasus menjadi 97,65/100.000 kelahiran hidup yaitu 12
kasus. Di kabupaten Bantul penyebaran kasus kematian ibu terjadi pada
beberapa wilayah kecamatan, dengan jumlah kasus terbanyak dilaporkan
terjadi di Banguntapan 1, Jetis 1, dan dipuskesmas Sedayu II. Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia di sebabkan oleh perdarahan (28%),
eklamsi (24%), infeksi (11%), abortus (5%), partus lama (5%), emboli
(3%) dan komplikasi nifas (8%) dimana penyebab tersebut dapat dicegah
jauh- jauh hari dengan cara mempersiapkan kehamilan baik untuk calon
ayah maupun calon ibu yaitu melalui konseling pra konsepsi. Calon
suami juga mempunyai peran penting dalam mempersiapkan kehamilan,
guna mendukung calon istri dan memenuhi segala kebutuhan istri saat
hamil. Namun, pada kenyataannya suami sering kali kurang
memperhatikan kesehatan istri sebelum hamil dan selama hamil.
Konseling pra konsepsi merupakan suatu konseling yang diberikan
sebelum terjadinya kehamilan untuk pasangan usia subur. Konseling pra
konsepsi berisi tentang saran dan anjuran mengenai segala sesuatu yang
perlu diupayakan untuk persiapan menuju terjadinya proses konsepsi atau
pembuahan. Persiapan kehamilan merupakan segala persiapan
pemeliharaan hidup sehat sebelum terjadinya kehamilan diperkirakan 3-
6 bulan sebelum terjadi kehamilan. Persiapan fisik dan mental
merupakan suatu hal yang penting yang harus dipersiapkan sebelum
terjadinya kehamilan, untuk mencegah terjadinya komplikasi-komplikasi
obstetrik yang membahayakan keadaan ibu maupun janin, persiapan fisik
yang harus dipersiapkan adalah menentukan usia reproduksi yang sehat,
melakukan imunisasi TT, mengkonsumsi tablet penambah darah dan
asam folat, serta menjaga pola nutrisi yaitu mengkonsumsi makan-
makanan yang mengandung gizi tinggi.
Subjek dalam penelitian ini adalah calon suami atau calon
pengantin laki-laki yang memiliki kriteria inklusi yaitu calon pengantin
laki-laki yang mendaftarkan diri untik menikah di KUA Sedayu, calon
pengantin laki-laki yang calon istrinya tidak betempat tinggal di Sedayu
dan kriteria ekslusi yaitu calon pengantin laki-laki yang sudah pernah
menikah, calon pengantin laki-laki yang calon istrinya sudah hamil.
Penelitian ini merupakan penelitian payungan yang meneliti tentang
persiapan kehamilan adapaun yang diteliti meliputi, tinggat
pengetahuannya, perilakunya, kepuasannya dan dukungannya.
Penelitian ini dengan cara memberikan konseling persipan pra
konsepsi selama 1 minggu pertama sekaligus memberikan pretest dan
memberikan posttest 2 minggu kemudian. Alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner Dukungan Persiapan Kehamilan yang
dibuat oleh peneliti dengan uji validitas menggunakan uji pakar 7 dosen
Universitas Alma Ata. Rekomendasi Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan diharapkan dapat memberikan informasi, pengetahuan,
wawasan dan tambahan refrensi untuk perkembangan ilmu kesehatan
khususnya ilmu kebidanan tentang pengaruh konseling pra konsepsi pada
calon suami terhadap dukungan persiapan kehamilan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Judul Kasus
Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik Pada Ny. W umur 27 tahun dan Tn. T
umur 29 tahun Pasangan Usia Subur.
B. Pelaksanaan Asuhan
Hari : Selasa
Tanggal : 14 September 2021
Tempat : PMB Yullies Eka F., S.Tr. Keb. Bdn
Pemberian Asuhan : Praktik Fisiologi Holistik Pada Pra Konsepsi dan
Perencanaan Kehamilan Sehat
C. Identitas Pasien
Nama Istri : Ny. W Nama Suami : Tn. T
Umur : 27 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Kecipir Alamat : Jl. Kecipir
D. Subjektif
- Ny. W umur 27 tahun dan Tn. T umur 29 tahun Pasangan Usia Subur.
- Pasangan usia subur mengatakan ingin merencanakan kehamilan.
- Menikah : 1 tahun
E. Objektif
1. K/U : baik,
2. kesadaran : Composmentis
3. TTV :
TD : 120/80 mmHg N : 87x / menit
R : 20x/ menit S : 36,6 0 C
BB istri : 60 kg BB suami : 76 kg
TB : 155 cm TB : 170 cm
IMT : 25 IMT : 26,29
3. Pemeriksaan fisik : head to toe tidak ditemukan kelainan
4. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan
F. Assesment
- Ny. W usia 27 tahun dan Tn. T umur 29 tahun Pasangan Usia Subur
- Kebutuhan : KIE tentang persiapan perencanaan kehamilan
G. Planning
1. Menjelaskan pada klien tentang hasil pemeriksaan.
Rasional : Menurut UU No. 44 (2009 pasal 32) Salah satu hak pasien
adalah mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis, tatacara tindakan
medis, tujuan tindakan, alternatif Tindakan, resiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi.
2. Memberikan KIE tentang persiapan perencanaan kehamilan.
Rasional: Asulan pra konsepsi adalah program yang dicanangkan oleh
WHO pada tahun 2012 bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu,
bayi dan kecacatan, asuhan pra konsepsi berguna mengidentifikasi hal-hal
yang berkaitan dengan masalah kesehatan, kebiasaan gaya hidup atau
masalah yang kurang baik yang mungkin mempengaruhi kehamilan.
Jurnal : Pengembangan Poccet Pengaruh Sebagai Media Informasi Dalam
Perencanaan Kesehatan Unter Calon Pengantin (Gita Kusuma dkk, 2020)
3. Melakukan Skrining Pra Konsepsi pada PUS.
Rasional : pelaksanaan skrining prakonsepsi di Indonesia di atur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No 97 Tahun 2014 Tentang pelayanan
kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah
melahirkan, penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan
kesehatan seksual. Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan
untuk mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan
persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat.
Sasaran pelayanan kesehatan masa sebelum hamil berdasarkan Permenkes
No.97 Tahun 2014 adalah remaja, calon pengantin dan pasangan usia
subur.
4. Memberikan KIE tentang persiapan fisik, psikologis dan finansial.
Rasional : Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan
mental. Oleh karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum
masa kehamilan. Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik maka
akan berdampak positif pada kondisi janin dan adaptasi fisik dan
psikologis dari perempuan dan pasangannya. Persiapan finansial yaitu
perencanaan keuangan untuk mencukupi keperluan anak sejak masih
berada dalam kandungan hingga lahir.
Jurnal: Juli Octarina, dkk. 2015. Kesiapan Ibu Menghadapi Kehamilan
Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.
5. Memberikan KIE tentang kebutuhan gizi pada klien untuk persiapan
kehamilan.
Rasional : Pentingnya menjaga gizi bagi wanita pra konsepsi sebelum
kehamilan disebabkan karena gizi yang baik akan menunjang fungsi-
fungsi alat reproduksi seperti lancarnya proses pematangan telur, produksi
sel telur dengan kualitas yang baik dan proses pembuahan yang sempurna.
Gizi yang baik juga penting dalam penyediaan cadangan gizi untuk
tumbuh kembang janin.
Jurnal : Pengaruh Konseling Gizi Prakonsepsi Terhadap Pengetahuan Dan
Sikap Wanita Pranikah di kecamatan Basang Luis (Lusiana, dkk. 2019).
6. Memberikan KIE tentang cara menghitung masa subur.
Rasional : Melihat pentingnya melakukan penghitungan terhadap siklus
menstruasi dan untuk mengetahui tentang kesehatan yang harus
dikhususkan sudah sepatutnya setiap wanita melakukan penghitungan dan
mengetahui informasi- informasi tentang kapan masa subur pada wanita.
Dengan tujuan agar wanita usia subur dapat menentukan masa subur yaitu
menilai kejadian dan waktu terjadinya ovulasi (Pembuahan). Memprediksi
hari-hari subur yang maksimum, mengoptimalkan waktu untuk
berhubungan sesuai untuk mendapatkan kehamilan.
Jurnal : Erma Retnoningtias, dkk. 2020. Analisis Kemampuan Aplikasi
Metode Kalender Keluarga Berencana Wanita Usia Subur (WUS) Dalam
Menentukan Masa Subur Di Puskesmas Balowem Kotu Kediri.
7. Anjurkan untuk mengkonsumsi asam folat.
Rasional : Untuk mengurangi resiko kecacatan pada bayi para ahli
menyarankan mengkonsumsi 0,4 mg asam folat perhari, dimulai satu
bulan sebelum dan setelah konsepsi, dan selama trimester pertama
kehamilan. Telah direkomendasikan bahwa untuk mencegah terjadinya
kecacatan kongenital, sebelum prakonsepsi dan awal trimester,
penambahan suplemen multivitamin yang mengandung asam folat dapat
diberikan jika akan merencanakan kehamilan, Penambahan tersebut
sebanyak 5 mg perhari dimulai 3 bulan sebelum pra konsepsi dan
dianjurkan sampai 10-12 minggu post konsepsi dan selama hamil selama
periode post partum (4-6 minggu) dan harus konsisten dengan
penambahan asam folat.
Jurnal : Emi Sutrisminah. 2019. Dampak Defisiasi Asam Folat Pada
Wanita Hamil Dengan Cacat Janin.
8. Berikan KIE tentang penyakit menular seksual pada pasangan usia subur.
Rasional : Penyakit menular seksual adalah penyakit infeksi yang
ditularkan terutama melalui hubungan seksual. Cara penularannya melalui
hubungan Penetrasi tidak terlindung baik vaginal maupun hubungan
seksual secara genitor genital. Insiden kasus PMS saal ini diyakini tinggi
di Indonesia. Kegagalan dalam mendiagnosis dan memberikan pengobatan
pada stadium dini akan menimbulkan komplikasi serius seperti infertilitas,
kehamilan diluar rahim, dan kematian dini.
Jurnal : Rini Hananti, dkk. 2016. Karakteristik Pengetahuan Dan Sikap
Pasangan Usia Subur Tentang PMS.
9. Jelaskan tentang Tanda-tanda kehamilan.
Rasional : Tanda-tanda kehamilan memang sangat dibutuhkan untuk
mengetahui bahwa kita sedang hamil, oleh karena itu wanita usia subur
memang sangat rentan pada awal kehamilan dan membutuhkan perlakuan
yang benar pada awal kehamilannya adalah salah satu kunci keberhasilan
dalam persalinan nanti serta mempengaruhi perkembangan janin didalam
tubuh sang Ibu (Sukaryanto, 2011).
10. Menganjurkan Untuk Beristirahat yang Cukup
Rasional : Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah istirahat dan tidur.
Istirahat dan tidur diperlukan otot dan tubuh untuk dapat memperbaiki
dirinya sendiri. Pada saat tidur kerja tubuh melambat, sehingga membuat
sel-sel penyembuh untuk memperbaiki sel-sel yang rusak.
Jurnal : Maryam. 2017. Hubungan Gangguan Kenyamanan Fisik Dan
Penyakit Dengan Kualitas Tidur
11. Menganjurkan untuk kunjungan ulang apabila ada keluhan dan
berkolaborasi dengan dokter untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan
reproduksi.
Rasional : Pemeriksaan kesehatan organ reproduksi ini sangat berguna
untuk membantu mendeteksi adanya masalah kesuburan sehingga dapat
segera langsung diobati. USG program hamil adalah prosedur pemeriksaan
yang dilakukan untuk melihat kondisi organ reproduksi pada pasien yang
sedang menjalani program kehamilan. Wanita akan menjalani pemeriksaan
USG untuk mengetahui kondisi rahim, saluran telur, dan indung telur.
Setelah itu, ada permeriksaan HSG (Hysterosalpingogram) dengan
menggunakan sinar x untuk mengetahui kondisi tuba falopi (saluran telur)
dan memeriksa bentuk, ukuran, dan struktur rongga rahim. Juga ada
pemeriksaan mengenai hormon-hormon yang berpengaruh terhadap
kesuburan. Sementara pada pria, pemeriksaan ini meliputi kondisi sperma,
skrotum, prostat dan hormone FSH dalam produksi sperma (Damar
Upahita, 2021)
12. Melakukan dokumentasi hasil pemeriksaan.
Jurnal : Menurut Permenkes no 28 tahun 2017 pada pasal 28 huruf (e)
yaitu bidan dalam melaksanakan praktek / kerja, bidan berkewajiban
melakukan pencatatan dokumentasi secara sistematis pencatatan asuhan
kebidanan harus dicatat sesuai dengan standar pelayanan kebidanan sesuai
dengan Permenkes No 369 Tahun 2007 tentang Standar Profesi Bidan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan data subjektif pada Ny. W dan Tn. T pasangan usia subur di
dapatkan dari hasil wawancara langsung yaitu PUS mengatakan ingin
merencanakan kehamilan dan ingin berkonsultasi mengenai perencanaan
kehamilan yang sehat. Dari pengkajian data objektif hasil tanda-tanda vital
normal, pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan.
Bila ditinjau dari evidence based, intervensi yang dapat diberikan kepada
pasangan usia subur yaitu KIE tentang persiapan perencanaan kehamilan yang
bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu, bayi dan kecacatan, asuhan pra
konsepsi berguna mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan masalah
kesehatan, kebiasaan gaya hidup atau masalah yang kurang baik yang mungkin
mempengaruhi kehamilan. Kemudian persiapan fisik, psikologis dan finansial
yaitu perencanaan keuangan untuk mencukupi keperluan anak sejak masih berada
dalam kandungan hingga lahir. Selain itu kebutuhan gizi juga tidak kalah penting
pada klien untuk persiapan kehamilan karena gizi yang baik akan menunjang
fungsi-fungsi alat reproduksi seperti lancarnya proses pematangan telur, produksi
sel telur dengan kualitas yang baik dan proses pembuahan yang sempurna. Gizi
yang baik juga penting dalam penyediaan cadangan gizi untuk tumbuh kembang
janin. Memberikan KIE tentang cara menghitung masa subur, menganjurkan
untuk mengkonsumsi asam folat 0,4 mg asam folat perhari, dimulai satu bulan
sebelum dan setelah konsepsi, dan selama trimester pertama kehamilan. Sumber
makanan yang kaya akan asam folat adalah ikan dan berbagai macam produk
olahan susu, seperti yogurt, keju, dan sebagainya. Kemudian memberikan KIE
tentang penyakit menular seksual pada pasangan usia subur seperti gonore (GO),
sifilis, human papillomavirus (HPV), HIV, Hepatitis dll. Menjelaskan tentang
tanda-tanda kehamilan seperti mual muntah, lebih cepat Lelah, sensitive terhadap
bau, hilangnya nafsu makan, konstipasi, dll. Dan menganjurkan klien untuk
beristirahat yang cukup.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilaksanakan asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan
menggunakan manajemen kebidanan menurut SOAP maka penulis dapat
menyimpulkan. Pada pengkajian pasangan usia subur dengan perencanaan
kehamilan didapatkan data subjektif dan data objektif. Data subjektif di
peroleh dari wawancara dengan klien dimana klien ingin merencanakan
kehamilan sehat. Dalam teori dan praktek terdapat kesenjangan dalam
melakukan pengkajian data subjektif dan objektif karena pada pengkajian
data subjektif terdapat hambatan pada waktu yang terbatas.
Dalam evaluasi pada Ny. W dan Tn. T pasangan usia subur didapatkan
hasil yaitu bahwa klien sudah mengerti persiapan apa saja yang dibutuhkan
sebelum masa kehamilan.
B. Saran
Menganjurkan Ny. W untuk menjaga pola hidup sehat dan mengkonsumsi
makanan yang bergizi seperti nasi, lauk, ikan, daging, sayur-sayuran, buah-
buahan, beristirahat yang cukup, serta mempersiapkan fisik, psikologis dan
finansial untuk persiapan kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Backhausen, M. G., Ekstrand, M., Tyden, T., Magnussen, B.K., Shawe, J., Stern, J.,
Hegaard, H.K., ( 2014). Pregnancy planning and lifestyle prior to conception
and during early pregnancy among Danish women. The European Journal of
Contraception & Reproductive Health Care 19, 57–65.
Badriah, DL. (2011). Gizi dalam kesehatan reproduksi. Bandung: Refika Aditama