DI POSYANDU
DISUSUN OLEH :
INDAH SETYAWATI
P1337424118028
TAHUN 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : P1337424118028
Laporan ilmiah berjudul “LAPORAN ILMIAH ASUHAN BAYI PADA BY/ ANAK NY.H
UMUR 9 BULAN DENGAN KEBUTUHAN IMUNISASI MR”
Dalam Rangka Praktik Klinik Kebidanan I yang telah diperiksa dan disetujui oleh
pembimbing akademik Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Semarang Tahun 2020.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat – Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penulisan Asuhan Keidanan Pra Praktik Kilinik.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk penyelesaian tugas
mata kuliah Praktek Klinik Kebidanan I, DIII Kebidanan Jurusan Kebidanan Semarang
Politeknik Kesehatan Kemeterian Kesehatan Semarang.
Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari adanya bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu penulisan menyampaikan terima kasih kepada :
Semarang, 2020
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Bagaimana Asuhan Kebidanan pada bayi C usia 2 bulan dengan kebutuhan imunisasi
BCG dan Polio 1 di Puskesmas Bangetayu?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Laporan ini dibuat agar penulis dapat mengerti, memahami dan melakukan Asuhan
Kebidanan pada bayi C usia 2 bulan dengan kebutuhan imunisasi BCG dan Polio 1
di Puskesmas Bangetayu dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada bayi bayi
C usia 2 bulan dengan kebutuhan imunisasi BCG dan Polio 1 di Puskesmas
Bangetayu
b. Mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan identifikasi diagnose atau masalah
aktual Asuhan Kebidanan pada bayi bayi C usia 2 bulan dengan kebutuhan
imunisasi BCG dan Polio 1 di Puskesmas Bangetayu
c. Mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan antisipasi masalah potensial
Asuhan Kebidanan pada bayi C usia 2 bulan dengan kebutuhan imunisasi BCG
dan Polio 1 di Puskesmas Bangetayu
d. Mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi
Asuhan Kebidanan pada bayi C usia 2 bulan dengan kebutuhan imunisasi BCG
dan Polio 1 di Puskesmas Bangetayu
e. Mahasiswa diharapkan dapat merencanakan tindakan Asuhan Kebidanan pada
bayi C usia 2 bulan dengan kebutuhan imunisasi BCG dan Polio 1 di
Puskesmas Bangetayu .
f. Mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan tindakan Asuhan Kebidanan pada
bayi C usia 2 bulan dengan kebutuhan imunisasi BCG dan Polio 1 di
Puskesmas Bangetayu.
g. Mahasiswa diharapkan dapat mengevaluasi Asuhan Kebidanan pada bayi C
usia 2 bulan dengan kebutuhan imunisasi BCG dan Polio 1 di Puskesmas
Bangetayu
D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai dokumen dan bahan perbandingan untuk study kasus selanjutnya.
2. Bagi Lahan Praktik
Study kasus ini dapat dijadikan gambaran informasi serta bahan untuk meningkatkan
manajemen kebidanan yang diharapkan oleh lahan praktik.
3. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan serta dapat
mengaplikasikan pada penanganan bayi normal.
4. Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan dapat lebih meningkatkan pendidikan kesehatan berupa
penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil agar dapat mengurangi angka kematian ibu
dan anak.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi bayi
Bayi adalah seorang makhluk hidup yang belum lama lahir (Muchtar, 2002).
Menurut Soejiningsih (2004), bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan
pembagian sebagi berikut :
a. Masa neonatal, yaitu usia 0-28 hari
1) Masa neonatal dini, yaitu usia 0-7 hari.
2) Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8-28 hari.
b. Masa pasca neonatal, yaitu usia 29 hari-1 tahun
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun, namun tidak ada
batasan yang pasti.
Pada masa ini bayi rentan terhadap kematian. Kematian bayi dibagi menjadi 2,
yaitu kematian neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup) dan post natal (setelah 27
hari).
e. Dosis vaksin
Tinggi hambatan respon, menimbulkan efek samping; Jika rendah, maka tidak
merangsang sel imunokompeten
f. Frekuensi pemberian.
Respon imun sekunder Sel efektor aktif lebih cepat, lebih tinggi produksinya,
afinitas lebih tinggi. Frekuensi pemberian mempengaruhi respon imun yang
terjadi. Bila vaksin berikutnya diberikan pada saat kadar antibodi spesifik masih
tinggi, sedangkan antigen dinetralkan oleh antibodi spesifik maka tidak
merangsang sel imunokompeten.
g. Ajuvan
1) Zat yang meningkatkan respon imun terhadap antigen
2) Mempertahankan antigen agar tidak cepat hilang;
3) Mengaktifkan sel imunokompeten
h. Jenis vaksin
Vaksin hidup menimbulkan respon imun lebih baik.
i. Kandungan vaksin
1) Antigen virus
2) Bakteri
3) Vaksin yang dilemahkan seperti polio, campak, BCG
4) .Vaksin mati : pertusis.
5) Eksotoksin : toksoid, difteri, tetanus.
6) Ajuvan : persenyawaan aluminium
7) .Cairan pelarut : air, cairan garam fisiologis, kultur jaringan, telur.
7. Faktor Yang Dapat Merusak Vaksin Dan Komposisi Vaksin
a. Panas dapat merusak semua vaksin.
b. Sinar matahari dapat merusak BCG.
c. Pembekuan toxoid.
d. Desinfeksi / antiseptik : sabun. (Marimbi, 2010)
8. Tatacara Pemberian Imunisasi
Sebelum melakukan vaksinasi, dianjurkan dianjurkan mengikuti tata cara seperti
berikut:
a. Memberitahukan secara rinci tentang risiko imunisasi dan risiko apabila tidak
divaksinasi.
b. Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan secepatnya bila terjadi
reaksi ikutan yang tidak diharapkan.
c. Baca dengan teliti informasi tentang yang akan diberikan dan jangan lupa
mendapat persetujuan orang tua. Melakukan tanya jawab dengan orang tua atau
pengasuhnya sebelum melakukan imunisasi.
d. Tinjau kembali apakah ada kontraindikasi terhadap vaksin yang akan diberikan.
e. Periksa identitas penerima vaksin dan berikan antipiretik bila diperlukan.
f. Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut telah disimpan dengan baik.
g. Periksa vaksin yang akan diberikan apakah tampak tanda-tanda perubahan.
Periksa tanggal kadaluarsa dan catat hal-hal istimewa, misalnya adanya perubahan
warna yang menunjukkan adanya kerusakan.
h. Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal dan ditawarkan pula
vaksin lain untuk mengejar imunisasi yang tertinggal (catch up vaccination) bila
diperlukan.
i. Berikan vaksin dengan teknik yang benar. Lihat uraian mengenai pemilihan jarum
suntik, sudut arah jarum suntik, lokasi suntikan, dan posisi penerima vaksin.
j. Setelah pemberian vaksin, kerjakan hal-hal seperti berikut:
k. Berilah petunjuk (sebaiknya tertulis) kepada orang tua atau pengasuh, apa yang
harus dikerjakan dalam kejadian reaksi yang biasa atau reaksi ikutan yang lebih
berat.
l. Catat imunisasi dalam rekam medis pribadi dan dalam catatan klinis.
m. Catatan imunisasi secara rinci harus disampaikan kepada Dinas Kesehatan bidang
P2M.
n. Periksa status imunisasi anggota keluarga lainnya dan tawarkan vaksinasi untuk
mengejar ketinggalan, bila diperlukan.
Dalam situasi vaksinasi yang dilaksanakan untuk kelompok besar,
pelaksanaannya dapat bervariasi, namun rekomendasi tetap seperti di atas yang
berpegang pada prinsip-prinsip higienis, surat persetujuan yang valid, dan
pemeriksaan/penilaian sebelum imunisasi harus dikerjakan.
a. Penyimpanan
Vaksin yang disimpan dan diangkut secara tidak benar akan kehilangan
potensinya. Instruksi pada lembar penyuluhan (brosur) informasi produk harus
disertakan. Aturan umum untuk sebagian besar vaksin, bahwa vaksin harus
didinginkan pada temperatur 2-8oC dan tidak membeku. Sejumlah vaksin (DPT
dan hepatitis B) menjadi tidak aktif bila beku. Pengguna dinasehatkan untuk
melakukan konsultasi guna mendapatkan informasi khusus vaksin-vaksin
individual, karena beberapa vaksin (polio) dapat disimpan dalam keadaan beku.
b. Pengenceran
Vaksin kering yang beku harus diencerkan dengan cairan pelarut khusus dan
digunakan dalam periode waktu tertentu. Apabila vaksin telah diencerkan, harus
diperiksa terhadap tanda-tanda kerusakan (warna dan kejernihan).
Perlu diperhatikan bahwa vaksin campak yang telah diencerkan cepat
mengalami perubahan pada suhu kamar. Jarum ukuran 21 yang steril dianjurkan
untuk mengencerkan dan jarum ukuran 23 dengan panjang 25 mm digunakan
untuk menyuntikkan vaksin.
c. Pembersihan Kulit
Tempat suntikan harus dibersihkan sebelum imunisasi dilakukan namun
apabila kulit telah bersih, antiseptik kulit tidak diperlukan.
d. Pemberian Suntikan
Sebagian besar vaksin diberikan melalui suntikan intramuskular atau
subkutan dalam. Terdapat perkecualian pada dua jenis vaksin yaitu polio
diberikan per-oral dan BCG diberikan dengan suntikan intradermal.
e. Teknik dan Ukuran Jarum
Para petugas yang melaksanakan vaksinasi harus memahami teknik dasar
dan petunjuk keamanan pemberian vaksin, untuk mengurangi risiko penyebaran
infeksi dan trauma akibat suntikan yang salah. Pada tiap suntikan harus digunakan
tabung suntikan dan jarum baru, sekali pakai dan steril. Sebaiknya tidak
digunakan botol vaksin yang multidosis, karena risiko infeksi. Apabila memakai
botol multidosis (karena tidak ada laternatif vaksin dalam sediaan lain) maka
jarum suntik yang telah digunakan menyuntikkan tidak boleh dipakai lagi
mengambil vaksin.
Tabung suntik dan jarum harus dibuang dalam tempat tertutup yang diberi
tanda (label) tidak mudah robek dan bocor, untuk menghindari luka tusukan atau
pemakaian ulang. Tempat pembuangan jarum suntik bekas harus dijauhkan dari
jangkauan anak-anak.
Sebagian besar vaksin harus disuntikkan ke dalam otot. Penggunaan jarum
yang pendek meningkatkan risiko terjadi suntikan subkutan yang kurang dalam.
Standar jarum suntik ialah ukuran 23 dengan panjang 25 mm, tetapi ada
perkecualian lain dalam beberapa hal seperti berikut :
1) Pada bayi-bayi kurang bulan, umur dua bulan atau yang lebih muda dan bayi-
bayi kecil lainnya, dapat pula dipakai jarum ukuran 26 dengan panjang 16 mm.
2) Untuk suntikan subkutan pada lengan atas, dapakai jarum ukuran 25 dengan
panjang 16 mm, untuk bayi-bayi kecil dipakai jarum ukuran 27 dengan panjang
12 mm.
3) Untuk suntikan intradermal pada vaksin BCG dipakai jarum ukuran 25-27
dengan panjang 10 mm.
c. DPT
1) Imunisasi DPT primer diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan (DPT tidak boleh
diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan interval 4-8 minggu. Interval
terbaik diberikan 8 minggu, jadi DPT-1 diberikan pada umur 2 bulan, DPT-2
pada umur 4 bulan dan DPT-3 pada umur 6 bulan.
2) Dosis DPT adalah 0,5 ml, intramuskular, baik untuk imunisasi dasar maupun
ulangan.
3) Vaksin DPT dapat diberikan secara kombinasi dengan vaksin lain yaitu
DPT/Hepatitis B dan DPT/IPV.
d. Polio
1) Terdapat 2 kemasan vaksin polio yang berisi virus polio -1, 2, dan 3. (1.OPV,
hidup dilemahkan, tetes, oral.; 2.IPV, in-aktif, suntikan.)
2) Polio-0 diberikan saat bayi lahir sesuai pedoman PPI sebagai tambahan untuk
mendapatkan cakupan imunisasi yang tinggi.
3) Untuk imunisasi dasar (polio-2, 3, 4) diberikan pada umur 2,4, dan 6 bulan,
interval antara dua imunisasi tidak kurang dari 4 minggu.
4) OPV diberikan 2 tetes per-oral.
5) IPV dalam kemasan 0,5 ml, intramuscular. Vaksin IPV dapat diberikan
tersendiri atau dalam kemasan kombinasi (DPT/IPV).
e. Campak
Vaksin campak rutin dianjurkan diberikan dalam satu dosis 0,5 ml secara subkutan
dalam, pada umur 9 bulan. (IDAI, 2008)
10. Kontraindikasi Imunisasi
Anafilaksis atau reaksi hipersensitifitas yang hebat merupakan kontraindikasi
mutlak terhadap dosis vaksin berikutnya. Riwayat kejang demam dan panas lebih dari
38℃ merupakan kontraindikasi pemberian DPT, hepatitis B-1 dan campak.
Jangan berikan vaksin BCG kepada bayi yang menunjukkan tanda dan gejala
AIDS, sedangkan vaksin yang lain sebaiknya diberikan.
Jika orang tua sangat berkeberatan terhadap pemberian imunisasi kepada bayi
yang sakit, lebih baik jangan diberikan vaksin, tetapi mintalah ibu kembali lagi ketika
bayi sudah sehat. (Proverawati, 2010)
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN:
Tanggal : 23-04-2020 Jam : 08.30 WIB
IDENTITAS PASIEN:
a. Identitas Anak
Nama : Bayi C
Tanggal/Jam lahir : 13-02-2020/ 11.00 WIB
Jenis kelamin : Perempuan
b. Identitas Orang tua
Nama ibu : NY.H Nama ayah : TN.B
Umur : 24 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan :Wiraswasta
Alamat : Ngagel 1/1 Alamat : Ngagel 1/1
A. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG:
Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan anaknya
2. KELUHAN UTAMA:
Ibu mengatakan bahwa anaknya sehat dan tidak mempunyai keluhan apapun
Uraian keluhan utama: ibu mengatakan tidak ada keluhan
RIWAYAT KESEHATAN:
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita
Dahulu: Ibu mengatakan anaknya tidak pernah sakit hingga di rawat di RS
Sekarang: Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak sedang menderita sakit
Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit
menular maupun menurun
3. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS:
a. Riwayat kehamilan ibu :
G1P0A0
1) Umur kehamilan: 38 mgg
2) Riwayat penyakit dalam hamil : tidak ada
3) Kebiasaan selama hamil :
Merokok, frekuensi : Ibu mengatakan tidak pernah merokok
Konsumsi alcohol, frekuensi : Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi
alkohol
Jamu-jamuan, Frekuensi : Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu-
jamuan Jenis : -
Narkoba, frekuensi : Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi
narkoba
obat-obatan bebas : Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi
obat-obatan bebas
b. Riwayat Natal :
1) Tanggal lahir : 13-02-2020
2) Jenis Kelamin : Perempuan
3) Tunggal/ Gemeli : Tunggal
4) Lama kala I : 3 jam
5) Lama kala II : 30 menit
6) Komplikasi persalinan:
Tidak ada komplikasi dalam persalinan
c. Riwayat Perinatal : Penilaian Apgar Score
Appearanc Pulse Grimac Activit Respirator Score
e e y y
1 Menit 2 2 1 1 1 7
5 Menit ke- 2 2 2 1 2 9
1
5 Menit ke- 2 2 2 2 2 10
2
4. RIWAYAT TUMBANG:
a. Pertumbuhan BB : Anak mengalami kenaikan berat badan, BB: 3.200 gr, BB
sekarang: 5,4 kg
b. Perkembangan anak
Bayi dapat tersenyum, bayi bergerak aktif
c. Kelainan bawaan
Tidak ada kelainan bawaan, tidak mengalami polidaktili
d. Riwayat Imunisasi
Imunisasi: -
5. POLA KEBIASAAN SEHARI- HARI:
Pola nutrisi : Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI saja
Pola eliminasi : Ibu mengatakan bayinya BAB 2 – 3 x/hari, kuning
lembek, dan BAK 5 – 6 x/hari, kuning jernih
Pola istirahat : Ibu mengatakan bayinya tidur pagi 3 – 4 jam/hari,
tidur siang 2 jam, tidur malam 7 – 8 jam/hari
Pola aktifitas : Ibu mengatakan bayi dapat tangan,kaki secara aktif
Personal hygiene : Ibu mengatakan bayinya mandi 2x /hari, ganti baju
minimal 2x.
Pola Sosial Ekonomi : Ibu mengatakan bayinya diasuh olehnya dan keluarga
dan yang menjadi tulang punggung keluarga adalah suaminya,
penghasilan keluarga mampu untuk mencukupi kebutuhan
keluarga dan anaknya.
B. DATA OBYEKTIF:
1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum: baik Tensi :-
2) Kesadaran : composmentis Nadi : 180x/ menit
0
3) Suhu /T : 36,5 C RR : 40x/ menit
4) IMT : 1,55 kg/m2
b. Pengukuran antropometri :
1) BB : 5,4 kg
2) PB : 59 cm
3) Lingkar Kepala : 34,5 cm
4) Lingkar dada : 40,1 cm
5) Lingkar lengan : 13,0 cm
2. Status Present
Kepala : Mesocephal, rambut tidak mudah dicabut, kulit kepala bersih
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik
Hidung : Bersih, tidak ada polip
Mulut : Bersih, tidak ada kelainanlabiopatatoclasis
Telinga : Bersih, tidak ada serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
Dada : Simetris, tidak ada reteraksi dinding dada
Pulmo/jantung: Normal, tidak ada wheezing
Abdomen : Tidak kembung, tidak ada kelainan
Genetalia : Bersih, tidak ada kelainan
Punggung : Tidak ada spina bifida
Anus : Tidak ada atresia ani
Ekstremitas : Gerak aktif, turgor kulit baik, jari lengkap
Kulit : Turgor kulit baik
Reflek :
Rooting reflex : Baik, bayi mencari benda yang ditempelkan dipipinya (+)
Sucking reflek : Bayi mampu menghisap (+)
Grasp reflek : Bayi menggenggam dengan kuat (+)
Moro reflek : Baik, bila bayi diangkat dia memperhatikan gerakan memeluk
(+)
Tonic neck reflek: Ada, bayi berusaha menolehkan kepala (+)
Babinski reflek : Jari kaki ekstensi saat telapak kaki disentuh (+)
IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal 23-04-2020 Jam 08.30 WIB
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa bayinya dalam keadaan sehat dan
memenuhi syarat imunisasi.
Hasil : Ibu tampak senang karena mengetahui bahwa anaknya dalam keadaan sehat
dan memenuhi syarat untuk imunisasi.
2. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang DPT Pentabio yang berfungsi
untuk mnecegah penyakit difteri, tetanus, batuk rejan, hepatitis B, dan infeksi
haemophilus Influenzae tipe B secara simultan dan polio yang berfungsi untuk
mencegah penyakit polio.
Hasil : Ibu mengerti dan mampu menjelaskannya kembali fungsi dari DPT Pentabio
dan polio.
3. Menjelaskan efek samping dari imunisasi DPT Pentabio dan polio seperti bengkak,
nyeri, kemerahan pada daerah suntikan serta demam.
Hasil : Ibu mengerti dan mampu menjelaskannya kembali.
4. Mengatur posisi bayi.
Hasil : Bayi dalam posisi tidur, tangan dan kaki dipegangi Ibu, bayi siap diimunisasi.
5. Memberikan obat penurun demam (paracetamol 100 mg) dan menganjurkan Ibu agar
tetap memberikan ASI kepada anaknya.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran bidan.
6. Menganjurkan Ibu untuk datang kembali bulan depan untuk mendapatkan imunisasi
selanjutnaya.
Hasil: Ibu mengerti dan bersedia datang kembali bulan depan untuk imunisasi
selanjutnya.
9. Melakukan dokumentasi di buku KIA
Hasil : Imunisasi telah di dokumentasikan
........................, .......................2020
Mengetahui
Pembimbing Prodi
-------------------------------------
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan kepada Bayi C jenis kelamin perempuan i usia 2
bulan dengan kebutuhan imunisasi BCG dan Polio 1 di Posyandu Desa Ngagel penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dengan praktik yang dilakukan. Asuhan yang diberikan
sesuai dengan teori, tindakan dilakukan sesuai standar.
Pengkajian data dilakukan sesuai dengan teori. Pengkajian dilakukan dengan lengkap
mulai dari data subyektif dan data obyektif klien.
Data subyektif diperoleh dari anamnesa langsung dengan klien. Anamnesa juga
dilakukan untuk mengetahui apakah bayi benar-benar dalam kondisi sehat atau tidak.
Berdasarkan teori, bayi yang akan diimunisasi harus benar-benar dalam keadaan sehat.
Data obyektif pasien diperoleh dari pemeriksaan fisik. Data obyektif merupakan salah
satu data yang mendukung untuk menegakkan diagnosa masalah. Dari pemeriksaan fisik ini
dapat diketahui kondisi bayi benar-benar dalam keadaan sehat atau tidak. Penentuan diagnosa
masalah dibuat sesuai dengan data yang diperoleh dari pengkajian, sesuai dengan teori yang
diajarkan di institusi pendidikan.
Penatalaksanaan asuhan diaksanakan sesuai dengan kebutuhan klien dan keluhan atau
masalah yang dialami klien.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Bayi C usia 2 bulan dengan
kebutuhan imunisasi BCG dan Polio 1 di Posyandu Desa Ngagel, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik yang dilakukan di
lapangan. Tujuan dari penulisan laporan telah tercapai, meskipun masih perlu bimbingan
dan latihan kembali.
B. Saran
1. Disarankan untuk mahasiswa praktik agar lebih memperhatikan teknik penyuntikan
yang benar dan aman, karena kesalahan sedikit saja akan membuat efektivitas vaksin
berkurang dan bayi menjadi sakit.
2. Disarankan untuk mahasiswa praktik agar lebih memperhatikan dosis vaksin serta
mengerti kapan jadwal ibu harus kembali untuk imunisasi bayinya kembali.
3. Disarankan untuk petugas kesehatan agar memakai spuit yang dapat mengisi sesuai
dosis agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan dosis pemberian vaksin.
4. Disarankan petugas kesehatan setempat untuk memberikan informasi lebih kepada
masyarakat agar masyarakat mengetahui lebih banyak tentang imunisasi.
5. Sebaiknya dalam memberikan pelayanan terhadap bayi, tetap harus memperhatikan
aspek humaniora. Meskipun bayi belum bisa bicara tapi tetap harus diajak
berkomunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2015. Buku Ajar Imunisasi. Jakarta : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI
DI POSYANDU
V. PENGKAJIAN:
Tanggal : 23-04-2020 Jam : 08.30 WIB
IDENTITAS PASIEN:
c. Identitas Anak
Nama : Bayi C
C. DATA SUBYEKTIF
6. ALASAN DATANG:
Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan anaknya
7. KELUHAN UTAMA:
Ibu mengatakan bahwa anaknya sehat dan tidak mempunyai keluhan apapun
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit
menular maupun menurun
e. Riwayat Natal :
7) Tanggal lahir : 13-07-2019
8) Jenis Kelamin : Perempuan
9) Tunggal/ Gemeli : Tunggal
10) Lama kala I : 3 jam
11) Lama kala II : 30 menit
12) Komplikasi persalinan:
Tidak ada komplikasi dalam persalinan
1 Menit 2 2 1 1 1 7
5 Menit ke- 2 2 2 1 2 9
1
5 Menit ke- 2 2 2 2 2 10
2
9. RIWAYAT TUMBANG:
e. Pertumbuhan BB : Anak mengalami kenaikan berat badan, BB: 3.200 gr, BB
sekarang: 8 kg
f. Perkembangan anak
Bayi dapat tersenyum, bayi bergerak aktif
g. Kelainan bawaan
Tidak ada kelainan bawaan, tidak mengalami polidaktili
h. Riwayat Imunisasi
Imunisasi: HB0, BCG, DPT1, DPTII, DPTIII, POLIO 1,2,3,4, CAMPAK
D. DATA OBYEKTIF:
3. PEMERIKSAAN FISIK:
c. Pemeriksaan Umum:
5) Keadaan umum: baik Tensi :-
6) Kesadaran : composmentis Nadi : 120x/ menit
7) Suhu /T : 36,5 0C RR : 40x/ menit
8) IMT : 1,63 kg/m2
d. Pengukuran antropometri :
6) BB :8 kg
7) PB : 70 cm
8) Lingkar Kepala : 43,8 cm
9) Lingkar dada : 70,1 cm
10) Lingkar lengan : 14,1 cm
4. Status Present
Kepala : Mesocephal, rambut tidak mudah dicabut, kulit kepala bersih
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik
Hidung : Bersih, tidak ada polip
Mulut : Bersih, tidak ada kelainanlabiopatatoclasis
Telinga : Bersih, tidak ada serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
Dada : Simetris, tidak ada reteraksi dinding dada
Pulmo/jantung: Normal, tidak ada wheezing
Abdomen : Tidak kembung, tidak ada kelainan
Genetalia : Bersih, tidak ada kelainan
Punggung : Tidak ada spina bifida
Anus : Tidak ada atresia ani
Ekstremitas : Gerak aktif, turgor kulit baik, jari lengkap
Kulit : Turgor kulit baik
Reflek :
Rooting reflex : Baik, bayi mencari benda yang ditempelkan dipipinya (+)
Sucking reflek : Bayi mampu menghisap (+)
Grasp reflek : Bayi menggenggam dengan kuat (+)
Moro reflek : Baik, bila bayi diangkat dia memperhatikan gerakan memeluk
(+)
Tonic neck reflek: Ada, bayi berusaha menolehkan kepala (+)
Babinski reflek : Jari kaki ekstensi saat telapak kaki disentuh (+)
VII. ANALISA
BY.C umur 9 bulan dengan kebutuhan imunisasi MR
VIII. PENATALAKSANAAN
Tanggal 23-04-2020 Jam 08.30 WIB
3. Memberikan imunisasi MR
Hasil : Anak telah mendapatkan imunisasi MR
4. Memberikan obat Paracetamol untuk diberikan pada bayi jika badannya panas
Hasil : Ibu bersedia memberikan obat pada bayinya jika panas
5. Melakukan dokumentasi di buku KIA
Hasil : Imunisasi telah di dokumentasikan
........................, .......................2020
P1337424118028
Mengetahui
Pembimbing Prodi
-------------------------------------