Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir yang melewati masa

penyesuaian pada minggu pertama kehidupannya. Sedangkan waktu di

dalam uterus ibu bayi aman, hangat dan makan dengan baik. Setelah lahir

bayi harus menyesuaikan pada pola untuk makan, bernapas dan tetap

hangat (Asuhan Bayi Baru Lahir, 2000).

Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2002, angka kematian bayi baru lahir sebesar 45/1000 kelahiran hidup

dan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: infeksi, asfiksia

neonatorum, trauma kelahiran, cacat bawaan (seperti labio plato skisis),

penyakit yang berhubungan dengan prematuritas dan dismaturitas,

imaturitas dan lain-lain.

Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode

neonatal merupakan periode yang paling kritis. Kasus labio palato skisis

merupakan salah satu bentuk kelainan kongenital pada bayi baru lahir.

Labio palate skisis sering dijumpai pada anak laki-laki dibandingkan

anak perempuan (Randwick, 2002). Kelainan ini merupakan kelainan

yang disebabkan faktor herediter, lingkungan, trauma, virus (Sjamsul

Hidayat, 1997), tetapi dapat diperbaiki dengan pembedahan.

Secara umum, perawatan bayi baru lahir berpusat pada ibu dan

keluarga agar pemberian asuhan keperawatan aman dan berkualitas

1
dalam mengenali fokus dan adaptasi yang berorientasi terhadap

kebutuhan fisik dan psikososial bayi baru lahir. Riset menunjukkan

bahwa kontak dini yang diperpanjang antara orangtua-bayi baru lahir

lebih besar secara signifikan dibandingkan dengan risiko infeksi (Stright,

2005).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Bayi Baru Lahir Normal ?

2. Bagaimana cara menentukan kriteria Bayi Baru Lahir Normal ?

3. Apa saja tanda bahaya Bayi Baru Lahir Normal ?

4. Bagaimana penanganan Bayi Baru lahir Normal ?

C. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Normal diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang keadaan

dan masalah-masalah yang mungkin terjadi pada bayi baru lahir

dengan pendekatan Managemen Kebidanan menurut Varney dan

melaksanakan asuhan secara komprehensif.

b. Tujuan Khusus

Mampu melaksanakan:

1. Pengkajian data baik subjektif maupun objektif bayi baru lahir

normal pada Bayi Ny.A umur 2 jam

2. Interpretasi data dasar pada bayi baru lahir normal pada Bayi Ny.A

umur 2 jam

2
3. Diagnosa potensial pada bayi baru lahir normal pada Bayi Ny.A umur

2 jam

4. Tindakan segera pada bayi baru lahir normal pada Bayi Ny.A umur 2

jam

5. Perencanaan tindakan pada bayi baru lahir normal pada Bayi Ny.A

umur 2 jam

6. Pelaksanaan tindakan pada bayi baru lahir normal pada Bayi Ny.A

umur 2 jam

7. Evaluasi tindakan pada bayi baru lahir normal pada bayi Ny.A umur 2

jam

D. MANFAAT

1. Bagi Institusi

Sebagai bahan evaluasi dan memberi sumbangan teoritis dalam

memberikan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal

2. Bagi puskesmas

Sebagai sumbangan teoritis dalam memberikan Asuhan Kebidanan

pada Bayi Baru Lahir Normal

3. Bagi mahasiswa

Menambah wawasan dan pengetahuan yang luas tentang asuhan

kebidanan bayi baru lahir normal sebagai penerapan ilmu yang didapat

selama praktik lapangan

4. Bagi masyarakat

Memberi edukasi mengenai asuhan kebidanan dan perawatan bayi baru

lahir selama di rumah

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TEORI MEDIS

1. Pengertian Bayi Baru Lahir Normal

BBL Normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu

sampai 42 minggu dengan berat badan 2500-4000 gram. (Asuhan

Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, 1993)

BBL Normal adalah bayi yang dikeluarkan hasoil konsepsi

melalui jalan lahir dan dapat hidup diluar dengan berat 2500-4000

gram, dengan usia kehamilan 36-42 minggu, menangis spontan dan

bernafas spontan, teratur dan tonus otot baik. (Asuhan Persalinan

Normal, 2003)

BBL Normal adalah adaptasi fisiologi yang sangat berguna

bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus, artinya

nantinya bayi harus dapat melakukan sendiri segala kegiatan untuk

mempertahankan hidupnya. (Perawatan Ibu Bersalin, Fitramaya 2000)

BBL Normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 2500-4000

gram. (Depkes, RI 1998 hal 93)

2. Kriteria Bayi Baru lahir Normal

a. Berat badan : 2500-4000 gram

b. Panjang badan : 48-52 cm

c. Lingkar dada : 30-35 cm

4
d. Lingkar kepala : 33-35 cm

e. Masa kehamilan 37-42 minggu

f. Detak jantung menit-menit pertama 180x/menit, kemudian

menurun 120-140x/menit

g. Pernafasan pada menit pertama 80x/menit, kemudian menurun

46x/menit

h. Warna kulit kemerahan

i. Kuku agak panjang dan lemas

j. Genetalia

1. Wanita labia mayora sudah menutupi labia minora

2. Laki-laki testis sudah turun

k. Reflek hisap dan menelan, reflek moro sudah baik

l. Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama

m. Suhu 36,5o C-37,5o C.

3. Tanda Bahaya Bayi Baru lahir Normal

Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai,

dideteksi lebih dini untuk segera dilakukan penanganan agar tidak

mengancam nyawa bayi. Tanda-tanda bahaya baru lahir yang harus

diwaspadai pada bayi baru lahir, yaitu:

1. Hipotermi/Suhu Tubuh Dingin

Pengertian

Hipotermi yaitu dimana suhu tubuh bayi di bawah 36 oC serta

kedua tangan dan kaki teraba dingin, sedang suhu normal adalah

36,5oC - 37,5oC. Hipotermi pada bayi baru lahir dapat berakhir

5
dengan kematian karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh

darah dan dapat berujung kematian. Hipotermi dapat dibedakan

menjadi 2 bagian yaitu: hipotermi sedang, dimana suhu badan bayi

berkisar 32oC-36oC dan hipotermi berat yaitu dimana suhu badan

bayi mencapai dibawah 32oC.

Gejala Hipotermi

Hipotermi pada bayi baru lahir dapat diketahui dari gejala-

gejala sebagai berikut yaitu bayi tidak mau minum/menyusu, tampak

lesu dan mengantuk, tubuh bayi teraba dingin, dan dalam keadaan

berat denyut jantung bayi bisa menurun dan kulit tubuh bayi

mengeras

Penyebab Hipotermi

Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat

disebabkan karena lingkungan, udara yang terlalu dingin, pakaian

yang basah, dan sebagainya. Mekanisme kehilangan panas pada bayi

baru lahir adalah sebagai berikut:

a. Radiasi yaitu dari objek ke panas bayi misalnya bayi ditimbang

tanpa alas

b. Evaporasi yaitu penguapan cairan yang melekat pada kulit

misalnya pada air ketuban yang melekat pada tubuh bayi dan

tidak cepat dikeringkan.

c. Konduksi yaitu sesuatu yang melekat ditubuh bayi misalnya

pakaian bayi yang basah tidak langsung diganti.

6
d. Konveksi yaitu penguapan dari tubuh ke udara contohnya angin

disekitar tubuh bayi.

Penanganan Hipotermi

a. Segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui

penyinaran lampu.

b. Menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu dan Bayi

diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit

langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga agar bayi tetap hangat,

tubuh ibu dan bayi harus berada dalam satu pakaian. Sebaiknya

ibu menggunakan pakaian longgar berkancing depan.

c. Bila tubuh bayi masih dingin dapat juga menggunakan selimut

atau kain hangat yang disetrika terlebih dahulu, yang digunakan

untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukanlah berulang kali

sampai tubuh bayi hangat.

d. Selalu menjaga kehangatan bayi, bungkus bayi dengan kain

kering kemudian diselimuti dan pakaikan topi agar terhindar dari

kehilangan panas.

e. Beri ASI sesering mungkin dan jangan dijadwalkan dalam

pemberian ASI. ASI peras sebagai salah satu alternatif lainnya

agar bayi tidak kekurangan cairan atau dehidrasi.

f. Pantau terus suhu tubuh bayi setiap jam sampai normal.

g. Ibu harus selalu mengamati tanda kegawatan pada bayi, bila

terlihat bayi sakit berat segera bawa ke tempat pelayan kesehatan

7
2. Hipertermi / Demam

Pengertian

Demam adalah suhu tubuh yang meningkat, dimana tubuh

terasa panas dan suhunya naik sampai 38oC, sementara suhu normal

berkisar 36,5oC-37,5oC. Demam pada suhu 37,8oC-40oC tidak

berbahaya dan tidak mengakibatkan kerusakan otak, kecuali jika

suhunya melebihi 41,7oC yang berlangsung dalam jangka lama.

Lebih lanjut, demam yang disebabkan oleh infeksi tidak cepat naik

dan suhu tidak akan melebihi 41,2oC

Gejala

Sebelumnya kita sudah banyak mengetahui tentang demam

yang sering terjadi. Kalau demam tubuh teraba panas, bayi agak

rewel, dan biasanya minum kurang. Gejala /demam pada bayi baru

lahir yaitu: suhu tubuh bayi lebih dari 37,5°C, Frekuensi pernafasan

bayi lebih dari 60/menit, terlihatnya tanda-tanda dehidrasi yaitu berat

badan menurun, turgor kulit kurang, banyaknya air kemih berkurang.

Penanganan Hipertermi/Demam

Penanganan demam dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Bayi dipindahkan ke ruangan yang sejuk dengan suhu kamar

berkisar 26oC-28°C.

b. Tanggalkan seluruh pakaian dan jangan menggunakan selimut.

c. Kompres dengan cara mencelup handuk kecil ke air hangat

terlebih dahulu, tambahkan kehangatan air jika suhu tubuh bayi

semakin tinggi. Dengan demikian perbedaan air kompres dengan

8
suhu tubuh tidak terlalu berbeda. Jika air kompres terlalu dingin,

hal ini justru akan mengerutkan pembuluh darah bayi akibatnya

panas tubuh tidak mau keluar. Bayi jadi semakin menggigil untuk

mempertahankan suhu tubuhnya.

d. Memberi ASI sebanyak-banyaknya dan sesering mungkin,

masuknya cairan yang banyak kemudian dikeluarkan lagi dalam

bentuk urine merupakan salah satu cara untuk menurunkan suhu

tubuh.

3. Kejang

Pengertian

Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang terjadinya

pada usia bayi 0-28 hari. Kejang pada bayi baru lahir disebabkan

karena gangguan sistem saraf pusat, kelainan metabolik atau

penyakit lain yang dapat menyebabkan kerusakan otak. Kejang

bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan gejala dari gangguan

saraf pusat, lokal atau sistemik

Gejala

Bentuk kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor,

hiperaktif, kejang-kejang, tiba-tiba menangis melengking, tonus otot

menghilang disertai atau tidak dengan hilangnya kesadaran, gerakan

tidak menentu, mengedip-ngedipkan mata, gerakan mulut seperti

mengunyah dan menelan. Setiap gerakan yang tidak biasa pada bayi

baru lahir apabila berlangsung berulang-ulang dan periodik, harus

dicurigai kemungkinan merupakan bentuk dari kejang

9
Penyebab Kejang

Beberapa yang dapat menyebabkan kejang, yaitu:

a. Gangguan vaskular seperti perdarahan.

b. Gangguan metabolisme.

c. Infeksi seperti meningitis dan sepsis

Penanganan Kejang

Kejang pada neonatus suatu keadaan darurat dan memerlukan

tindakan cepat untuk mencegah bertambahnya kerusakan susunan

saraf yang dapat menimbulkan gejala sisa dikemudian hari. Untuk

itu sebaiknya bayi harus segera dirawat di rumah sakit dengan sarana

yang lengkap

Jika bayi kejang jangan tunggu lama, segera bawa ke dokter.

Penanganan pertama yang bisa dilakukan yaitu:

a. Buka seluruh pakaian untuk memudahkan sirkulasi panas tubuh

bayi.

b. Perlu dilakukan tindakan secepatnya untuk mencegah kerusakan

otak lebih lanjut.

c. Orangtua sudah seharusnya perlu lebih mendapat informasi

mengenai kondisi bayinya ketika kejang dan sebaiknya segera

dirawat di rumah sakit dengan fasilitas yang lengkap.

4. Ikterus/Bayi Kuning

Pengertian

Ikterus adalah kuning pada kulit atau pada bagian putih

matanya yang disebabkan oleh kadar bilirubin yang tinggi dalam

10
darah bayi. Ikterus fisiologis timbul pada hari kedua dan ketiga serta

tidak mempunyai dasar patologis atau tidak ada potensi menjadi kern

ikterus. Ikterus dianggap patologis jika terdapat salah satu keadaan

berikut: Ikterus pada hari pertama kehidupan, kadar bilirubin

meningkat lebih cepat dari 5 mg/hari, pada bayi cukup bulan ikterus

memanjang hingga melebihi minggu pertama atau lebih dari dua

minggu pada bayi prematur.

Gejala

Gejala ikterus yaitu: kulit tubuh tampak kuning, bisa diamati

dengan cahaya matahari dan menekan sedikit kulit untuk

menghilangkan warna karena pengaruh sirkulasi darah.

Penyebab

Ikterus disebabkan oleh kadar billirubin yang tinggi dalam

darah bayi. Bilirubin berasal dari pemecahan sel-sel darah merah

yang tidak diperlukan yang terjadi secara normal pada bayi baru

lahir, billirubin diekskresikan dari tubuh bayi melalui tinja. Jika tidak

dikeluarkan dapat menyebabkan ikterus.

Penanganan

Pada bayi baru lahir dengan warna kekuningan karena proses

alami (fisiologis), tidak berbahaya dan akan hilang tanpa

pengobatan. Prinsip pengobatan warna kekuningan pada bayi baru

lahir adalah menghilangkan penyebabnya. Cara lain untuk upaya

mencegah peningkatan kadar pigmen empedu (bilirubin) dalam

darah, hal ini dapat dilakukan dengan:

11
a. Susui sesering mungkin sesuai kebutuhannya, ini akan

membuatnya sering buang air kecil, membuang sisa kimia dan

membersihkan dari sistem tubuhnya.

b. Beri ASI eksklusif

c. Beri paparan sinar matahari pagi di bawah pukul 09.00 sesering

mungkin tanpa mengenakan pakaian maksimal 1 jam, ini dapat

membantu tubuh bayi mengurai bilirubin.

5. Muntah

Pengertian

Muntah ada beberapa macam yaitu ada muntah karena

kekenyangan susu atau di masyarakat sering disebut ’gumoh’,

muntah seperti ini yang keluar hanya sejumlah kecil cairan susu.

Namun ada muntah yang cukup serius karena gangguan lambung.

Muntah adalah pengeluaran isi lambung melalui mulut dengan

bantuan kontraksi otot perut.

Gejala

Gejala pada muntah biasa atau gumoh yaitu bayi terlihat

sehat, baru selesai menyusui dan muntah hanya berupa cairan susu

dalam jumlah kecil. Sebenarnya gumoh adalah bukan muntah jadi

tidak perlu dicemaskan pada bayi yang sehat, karena ini hanya

disebabkan kekenyangan dan udara yang menyebabkan bayi

kembung. Bila bayi terus muntah maka ini akan dapat mengancam

kesehatannya, bayi dapat kekurangan cairan, semua isi lambung

keluar, kurang gizi, dan sebagainya.

12
Penyebab

Ada beberapa penyebab muntah pada bayi yaitu dapat

disebabkan karena bayi kekenyangan atau kembung. Penyebab ini

hal yang biasa dan tidak perlu di khawatirkan. Namun penyebab lain

dari muntah yang mengkhawatirkan dan perlu penanganan segera

yaitu muntah yang penyebabnya adalah infeksi. Selain itu penyebab

lazim muntah pada bayi disebabkan karena obstruksi anatomik,

gangguan metabolik, infeksi dan makan berlebihan.

Penanganan

Penanganan muntah atau gumoh pada bayi yaitu:

memperhatikan dalam pemberian susu, kemudian bayi disendawakan

setiap selesai menyusui dengan meletakkan kepalanya di bahu atau

di atas lutut, atau di pangkuan. Sedang penanganan muntah pada

bayi yang dicurigai karena infeksi saluran pencernaan atau adanya

penyakit lain maka segera bawa ke tempat pelayanan kesehatan

terdekat.

4. Penanganan Bayi Baru Lahir

Menurut Prawirohardjo, (2002) tujuan utama perawatan bayi segera

sesudah lahir adalah:

1. Membersihkan jalan nafas

Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila

bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan

nafas dengan cara sebagai berikut:

13
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan

hangat

b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah kebelakang

c. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan

jari tangan yang dibungkus kassa steril

d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok

kulit bayi dengan kain

2. Memotong dan merawat Tali Pusat

Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir

tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi,

kecuali pada bayi kurang bulan. Klem tali pusat 3 cm dari perut bayi

kemudian mengurut tali pusat ke arah perut ibu dan klem 2 cm dari

klem yang pertama kemudian lindungi tali pusat dengan tangan kiri

dan tangan yang lain menggunting tali pusat dengan gunting tali

pusat.

3. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi

Pada waktu bayi lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu

badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk

membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus diselimuti dengan

kain hangat dan kering.

4. Memberi Vitamin K

Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir

normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K dengan dosis 0,5mg

secara IM pada 1/3 paha kiri.

14
5. Memberi Obat Tetes Mata atau salep Mata

Obat mata eritromisin 0,5% atau tetra siklin 1% dianjurkan untuk

pencegahan penyakit mata karena klamida (penyakit menular

seksual). Obat mata perlu diberikan pada jam pertama setelah

persalinan.

6. Identifikasi bayi

a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di

tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat

bayi.

b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang

halus dan tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak

mudah lepas.

c. Pada alat identifikasi harus tercantum : nama (bayi, Ny,) tanggal

lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap.

d. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan

nama, tanggal lahir dan nomor identifikasi.

7. Pemantauan Bayi Baru Lahir

Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui

aktifitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan

bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong

persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.

2 jam pertama sesudah lahir meliputi :

a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah

b. Bayi tampak aktif atau lunglai

15
c. Bayi kemerahan atau kebiruan

B. TEORI MANAJEMEN

1. Managemen Kebidanan 7 langkah Varney

Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh Bidan

kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan

dengan cara bertahap dan sistematis, melalui suatu proses yang disebut

Managemen Kebidanan. Managemen Kebidanan menurut Varney

merupakan suatu proses pemecahan masalah, digunakan sebagai

metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan

teori ilmiah, penemuan-penemuan ketrampilan dalam rangkaian atau

tahapan yang logis dan berfokus pada pasien. Langkah-langkah dari

asuhan kebidanan yaitu:

1. Langkah 1 Pengumpulan Data Dasar

Mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua

sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Pada langkah ini

dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan

untuk mengevaluasi keadaan pasien secara lengkap.

1) Identitas pasien

2) Riwayat kesehatan

3) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan

4) Meninjau data laboratorium

16
2. Langkah 2 Interpretasi Data

Identifikasi yang benar terhadap diagnosis/ masalah dan

kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar

data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah

dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan

masalah/diagnosis yang spesifik. Diagnosis kebidanan adalah

diagnosis yang telah ditegakkan oleh Bidan dalam lingkup praktek

kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama)

diagnosis kebidanan.

Standar nomenklatur diagnosis kebidanan tersebut adalah :

1) Diagnosis dan telah disyahkan oleh profesi

2) Berhubungan langsung dengan praktis kebidanan

3) Memiliki ciri khas kebidanan

4) Didukung oleh Clinical Judgement dalam praktek kebidanan

5) Dapat diselesaikan dengan pendekatan managemen kebidanan

3. Langkah 3 Mengidentifikasi Diagnosis/Masalah Potensial

Mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan, bidan dapat bersiap-siap

bila diagnosis/ masalah potensial benar-benar terjadi.

17
4. Langkah 4 Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan Yang

Memerlukan Penanganan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh Bidan /

dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan

anggota tim kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi pasien. Data

baru dikumpulkan dan dievaluasi kemungkinan bisa terjadi

kegawatdaruratan dimana bidan harus bertindak segera untuk

kepentingan keselamatan jiwa ibu dan anak.

5. Langkah 5 Merencanakan asuhan yang Menyeluruh

Melakukan perencanaan menyeluruh yang merupakan

kelanjutan dari manajemen terhadap diagnosis yang telah

diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh

tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi

pasien/ masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman

antisipasi terhadap wanita tersebut apakah dibutuhkan penyuluhan,

konseling dan apakan merujuk pasien atau masalah yang lain.

6. Langkah 6 Melaksanakan perencanaan

Rencana yang menyeluruh dilakukan dengan efisien dan

aman. Pada saat bidan berkolaborasi dengan dokter untuk

menangani pasien yang mengalami komplikasi, maka bertanggung

jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan yang menyeluruh

tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan

biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan pasien.

18
7. Langkah 7 Evaluasi

Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan sesuai sengan kebutuhan

sebagaimana yang telah teridentifikasi di dalam masalah dan

diagnosis.

19
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

PADA BAYI NY. A UMUR 2 JAM DI PUSKESMAS GROGOL

SUKOHARJO

I. PENGKAJIAN DATA

Tanggal : 10 September 2016

Jam : 05.00 WIB

Tempat : Poned

A. Data Subjektif

1. Identitas

a. Bayi

Nama : By. Ny. “A’

Umur : 2 jam

Jenis kelamin : laki-laki

Tanggal lahir : 10 september 2016

Jam : 04.00 WIB

b. Orang tua

Nama ibu : Ny. A

20
Umur : 20 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kutu 01/08, Telukan, Grogol, Sukoharjo

Nama ayah : Tn. D

Umur : 22 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kutu 01/08, Telukan, Grogol, Sukoharjo

2. Riwayat kehamilan sekarang

a. Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama dan

tidak pernah keguguran.

HPHT : 16 Desember 2015

HPL : 25 September 2016

Umur kehamilan : 37 +5 minggu

b. Ibu melakukan ANC sebanyak 7 kali

Trimester I : ANC 2 kali

Keluhan : mual, muntah, pusing

Nasehat : makan sedikit tapi sering

Trimester II : ANC 2 kali

Keluhan : pusing

Nasehat : makan makanan bergizi ct: sayuran hijau,

21
buah-buahan dan istirahat yang cukup

Trimester III : ANC 3 kali

Keluhan : sering BAK dan pegal-pegal bagian

pinggang

Tempat ANC : Bidan

Kenaikan BB : 10kg

3. Riwayat persalinan sekarang

a. Kala I

Mulai pukul 23.00 sampai 03.45 WIB

DJJ : 150x/menit

Ketuban pecah jam 03.45 WIB warna jernih

b. Kala II

Jenis persalinan spontan normal dengan presentasi kepala dan di

tolong oleh Bidan. Bayi lahir pukul 04.00 WIB bayi menangis

kuat, gerakan aktif dan warna kulit kemerahan, anus (+), cacat

bawaan (-).

BB : 2500 gram

PB : 47 cm

LK : 31 cm

LD : 30 cm

JK : laki-laki

22
c. Kala III

Plasenta lahir spontan jam 04.10 WIB lengkap dengan berat

500 gram dan panjang tali pusat 50cm.

d. Kala IV

Dilakukan pemantauan jam 04.10 WIB hingga 2jam berikutnya

dengan perdarahan 150cc, TFU 2 jari dibawah pusat.

e. Lama Persalinan

Kala I : 4 jam 30 menit

Kala II : 15 menit

Kala III : 10 menit

Kala IV : 2 jam

Jumlah 8 jam 55 menit

1 5 10

APGAR SCORE menit Menit menit


A: Appearance colour (warna kulit) 2 2 2
P: Pulse/Heart rate (frekuensi jantung) 2 2 2
G: Grimace (reaksi terhadap rangsang) 2 2 2
A: Activity (tonus otot) 1 2 2
R: Respiration (usaha nafas) 1 1 2
Jumlah 8 9 10

4. Riwayat kehamilan, persalinan nifas yang lalu

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama dan belum

pernah mengalami keguguran.

5. Riwayat penyakit dalam keluarga

23
Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita

penyakit menular seperti Hepatitis, TBC, menurun seperti

Hipertensi, Asma, DM dan menahun seperti jantung.

6. Kebutuhan Dasar

a. Nutrisi

Makan/minum : ASI

Jenis : ASI colostrum

Porsi : On Demand

Cara pemberian : menyusu langsung ke puting susu ibu

setelah bayi dibersihkan

Keluhan : ASI belum keluar dengan lancar

b. Eliminasi

BAK : pertama kali tanggal 10 september 2016

jam 06. 15 WIB

Warna : kuning jernih

Bau : khas urin

Jumlah : 1x ganti popok

BAB : pertama kali tanggal 10 september 2016

jam 06.00 WIB

Warna : hijau kehitaman

Bau : khas mekonium

Jumlah : 1x ganti popok

Konsistensi : lembek

c. Istirahat

24
Tidur : bayi dapat tidur nyenyak 1jam

Keluhan : tidak ada

B. Data Objektif

1. Keadaan umum : baik

2. Vital Sign

S : 36,5 oC

RR : 46x/menit

N : 136x/menit

3. Antropometri

BB : 2500 gram PB : 47cm

LD : 31cm LK : 30cm

4. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : bentuk kepala mesochepal, tidak ada caput

sucedanum, dan cepal hematoma, rambut merata

UUB lunak.

b. Muka : bersih, bentuk simetris, tidak odema

c. Mata : simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih,

ada reflek berkedip

d. Hidung : bersih, simetris, tidak ada pernafasan cuping

hidung

e. Mulut : warna merah muda, bibir normal, lidah bersih

f. Telinga : bersih, simetris, tidak ada serumen abnormal

g. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, tyroid

h. Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada,

25
pernafasan teratur

i. Abdomen : bentuk bulat, tidak ada perdarahan sekitar tali

pusat

j. Genetalia : kulit menutupi gland penis, ada lubang uretra,

testis sudah turun pada skrotum

k. Ekstremitas

Atas : simetris, tidak ada odema, jumlah jari lengkap

Bawah : simetris, tidak ada odema, jumlah jari lengkap

l. Anus : ada, tidak ada kelainan pada anus

5. Gerak Reflek

a. Rooting : terdapat reflek mencari puting susu saat diberi

rangsangan dengan kelingking di dekat mulut

b. Sucking : terdapat reflek mengisap saat bayi menyusu

c. Swallowing: terdapat reflek menelan saan bayi minum ASI

d. Moro : terdapat reaksi akan memeluk karena terdapat

rangsangan seperti mengubah posisi bayi tiba-tiba

e. Tonic neck : terdapat reaksi perubahan posisi kepala bila

kepala dimiringkan ke satu sisi

f. Gaspring : terdapat reaksi menggenggam ketika jari

diletakkan ditelapak tangan bayi

g. Babinski : terdapat reaksi menggerakkan kaki saat telapak

kaki bayi diberi goresan dari bawah ke atas

II. INTERPRETASI DATA

26
Tanggal : 10 September 2016

Jam : 05.30 WIB

A. Diagnosa Kebidanan

Bayi Ny.A umur 2 jam neonatus normal, cukup bulan sesuai dengan

masa kehamilan.

B. Dasar

1. Data Subjektif

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya dengan normal pada

tanggal 10 september 2016 jam 04.00 WIB.

2. Data Objektif

a. Keadaan umum : baik

b. Kesadaran : composmentis

c. Vital sign

Suhu : 36,5oC

Nadi : 140x/menit

Respirasi : 44x/menit

d. Apgar Score : 1 menit 8; 5 menit 9; 10 menit 10

e. Antropometri

BB : 2500 gram

PB : 47 cm

LD : 31 cm

LK : 30 cm

f. Warna kulit : kemerahan

g. Tali pusat : masih basah

27
h. Cacat bawaan : tidak ada

i. Anus : berlubang

3. Masalah

Tidak ada

III. DIAGNOSA POTENSIAL

Tidak ada

IV. ANTISIPASI

Tidak ada

V. RENCANA TINDAKAN

Tanggal : 10 september 2016

Jam : 05.33 WIB

1. Observasi keadaan umum dan Vital sign

Rasionalisasi : untuk mengetahui keadaan umum dan kesadaran bayi

baru lahir

2. Memberikan imunisasi Hb0 dan Vitamin K dan salep mata pada bayi

Rasionalisasi : mencegah penyakit hepatitis dan mencegah infeksi pada

mata serta mencegah rabun senja

3. Mempertahankan kehangatan bayi

Rasionalisasi : mencegah hipotermi dan menjaga kondisi bayi agar tetap

hangat

4. Penuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman bagi bayi

Rasionalisasi : agar bayi terhindar dari berbagai infeksi dan menjaga

bayi tidak rewel

28
5. Penuhi kebutuhan nutrisi dan eliminasi bayi

Rasionalisasi : agar bayi tidak hipoglikemi dan memantau proses

eliminasi

6. Beritahu ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir dan segera datang ke

petugas kesehatan apabila bayi mengalami salah satu tanda bahaya

tersebut.

Rasionalisasi : agar ibu mengetahui apa saja tanda bahaya bayi baru

lahir, dan ssegera mendapatkan tindakan apabila bayinya mengalami

tanda bahaya tersebut.

VI. IMPLEMENTASI

Tanggal : 10 September 2016

Jam : 05.35 WIB

1. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign dengan hasil

Keadaan umum : baik

VS S: 36,5oC

R: 44x/menit

N: 140x/menit

2. Melakukan vaksin Hb0 dengan dosis 0,5ml di paha kanan anterolateral

dan Vitamin K dengan dosis 1mg di paha kiri anterolateral serta

memberikan salep mata pada mata kanan kiri bayi

3. Mempertahankan kehangatan tubuh bayi dengan cara:

a. Memberikan pakaian yang mudah menyerap keringat dan selimuti

dengan kain yang kering dan hangat

b. Menjauhkan bayi dari paparan suhu dingin seperti AC

29
4. Memenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman :

a. Memenuhi kebutuhan rasa aman dengan cara cuci tangan sebelum

memegang bayi dan setelah memegang bayi

b. Memandikan bayi minimal 6jam setelah lahir

c. Segera mengganti popok dan pakaian apabila basah karena BAB,

BAK, maupun keringat

d. Menjaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih dan kering

e. Mendekatkan bayi dengan ibu agar bayi merasa aman dan nyaman

5. Memberikan ASI Eksklusif pada bayi minimal selama 6 bulan dan

disarankan pada ibu untuk menyusui setiap 2-3jam sekali atau menyusui

sesering mungkin dan tidak dijadwalkan (On Demand) dan memantau

eliminasi BAB dan BAK

6. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir :

a. Bayi tampak lemah dan tidak mau menyusu

b. Bayi sulit bernafas atau lebih dari 60x/menit

c. Tali pusat berdarah, nanah, dan mengeluarkan cairan berbau busuk

d. Suhu bayi dibawah 36,5oC atau diatas 37,5oC

e. Kulit bayi berwarna kekuningan atau kebiruan pada 24jam pertama

setelah lahir

f. Bayi tidak buang air besar selama 3hari atau tidak berkemih dalam

24jam

VII. EVALUASI

Tanggal : 10 september 2016

Jam : 05. 40 WIB

30
1. Hasil pemeriksaan didapatkan

VS S: 36,5oC

R: 44x/menit

N: 140x/menit

2. Bayi telah diberikan vaksin Hb0, vitamin K, dan salep mata

3. Bayi telah dibedong dengan menggunakan kain bersih dan kering

sehingga bayi dalam keadaan hangat

4. Bayi sudah terasa aman dan nyaman

5. Bayi sudah terpenuhi nutrisinya dengan diberikan ASI

6. Ibu mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir dan mengerti akan segera

menghubungi tenaga kesehatan terdekat apabila bayi mengalami salah

satu tanda bahaya tersebut.

DATA PENGEMBANGAN

31
Tanggal : 10 september 2016

Jam : 16.00 WIB

I. Data Subjektif

a. Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu dengan kuat

b. Ibu mengatakan ASInya belum keluar dengan lancar

c. Ibu mengatakan bayinya BAB 1x berupa mekonium konsistensi lunak

warna hijau kehitaman dan BAK 2x konsistensi cair warna kuning jernih

d. Ibu mengatakan bayinya dapat tidur nyenyak 2jam

II. Data Objektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : composmentis

3. Vital Sign S: 36,5oC N: 136x/menit R: 46x/menit

4. Warna kulit : kemerahan

5. Tangis bayi : kuat

6. Tali pusat terbungkus kasa, tidak berbau, tidak berdarah, dan tidak

mengeluarkan cairan.

III. Assesment

Bayi Ny. A umur 12 jam lahir normal, spontan, langsung menangis, gerakan

aktif, warna kulit kemerahan, anus positif dan tidak ada cacat bawaan.

IV. Planning

Tanggal : 10 september 2016

Jam : 16.05 WIB

32
1. Observasi keadaan umum dan vital sign

Rasionalisasi : mengetahui keadaan umum dan kondisi bayi saat ini

2. Beritahu ibu cara merawat bayi sehari-hari

Rasionalisasi : memberi pengetahuan dan ketrampilan pada orang tua bayi

untuk merawat bayinya dengan benar

3. Memandikan bayi dengan menggunakan air hangat dan menggunakan

sabun

Rasionalisasi : untuk menjaga kebersihan bayi agar tetap bersih, segar dan

terhindar dari kuman yang menyebabkan infeksi

4. Beritahu ibu bahwa ibu boleh pulang

V. Implementasi

Tanggal : 10 september 2016

Jam : 16.10 WIB

1. Mengobservasi KU dan vital sign

2. Memberitahu ibu cara merawat bayi sehari-hari

a. Memberikan ASI sesuai kebutuhan 2-3jam sekali, bisa dimulai hari

pertama

b. Menjaga bayi dalam keadaan hangat dan kering dengan mengganti

popok dan selimut sesuai keperluan

c. Menjaga tali pusat tetap kering dan ditutup dengan kasa steril

d. Menjaga keamanan bayi dengan selalu mendekatkan bayi dengan ibu

atau keluarganya

3. Memandikan bayi dengan menggunakan air hangat dan menggunakan

sabun

33
4. Memberitahu ibu dan bayi boleh pulang jam 16.30 WIB

VI. Evaluasi

Tanggal : 10 september 2016

Jam : 16.35 WIB

1. Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

Vital sign S: 36,5oC N: 136x/menit R: 46x/menit

2. Ibu sudah mengerti dan bersedia mengikuti anjuran cara merawat bayi

sehari-hari

3. Bayi sudah dimandikan

4. Ibu dan bayi pulang jam 16.45 WIB

BAB IV

PEMBAHASAN

34
Pada pembahasan ini kami akan mengevaluasi tindakan yang dilakukan di

lahan praktik dengan teori yang ada. Dalam menjelaskan hal tersebut, kami

menggunakan langkah-langkah manajemen kebidanan atau 7 Langkah varney

yang meliputi pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan segera,

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

A. PENGKAJIAN DATA

Pada kasus ini pengkajian dilakukan pada tanggal 10 September 2016

pukul 05.00 WIB pada Bayi Ny.A lahir pada tanggal 10 September 2016

pukul 04.00 WIB jenis kelamin laki-laki umur 2 jam.

Data objektif yang didapatkan adalah keadaan bayi baru lahir baik,

langsung menangis kuat, warna kulit kemerahan, gerakan aktif dan tidak ada

tanda bahaya umum. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil yaitu suhu

badan 36,5oC yang menunjukkan suhu bayi normal. Kemudian frekuensi

pernafasan bayi 46x/menit, tidak terdapat tarikan dinding dada, pernafasan

teratur, kemudian Nadi bayi 136x/menit yang menunjukkan normal, anus

positif dan tidak ada cacat bawaan.

B. INTERPRETASI DATA

Dalam kasus ini didapatkan diagnosa kebidanan bahwa Bayi Ny.A

umur 2 normal, cukup bulan sesuai dengan masa kehamilan. Dengan data

dasar yang diperoleh dari data subjektif yaitu Bayi Ny.A umur 2 jam normal

tanpa kelainan. Sedangkan data objektif ditemukan hasil pemeriksaan pada

bayi Ny.A tidak terdapat tanda bahaya umum, bayi lahir menangis kuat,

gerakan aktif dan warna kulit kemerahan, tidak ada cacat bawaan. Menurut

35
diagnosa yang diberikan, tidak ditemukan masalah yang menyertai hingga

membutuhkan antisipasi pencegahan maupun tindakan segera lebih lanjut.

C. DIAGNOSA POTENSIAL

Pada kasus ini tidak terdapat diagnosa potensial karena tidak ada data

yang mendasari bahwa bayi membutuhkan tindakan antisipasi atau

pencegahan. Sehingga langkah penentuan diagnosa potensial tidak terdapat

perbedaan dengan teori yang ada.

D. TINDAKAN SEGERA

Pada kasus ini tidak terdapat tindakan yang harus segera dilakukan

karena tidak ada data yang mendasari bahwa bayi membutuhkan tindakan

segera seperti kolaborasi maupun melakukan rujukan. Sehingga langkah

penentuan tindakan segera tidak terdapat perbedaan dengan teori.

E. RENCANA TINDAKAN

Berdasarkan diagnosa, maka rencana tindakan yang ditentukan adalah

rencana tindakan untuk memberikan Asuhan Kebidanan pada Bayi Lahir

Normal. Rencana yang diberikan adalah memberitahu ibu mengenai keadaan

bayinya kemudian memberikan asuhan kebidanan mengenai cara menjaga

rasa aman, nyaman, dan menjaga kehangatan bayi serta cara pemberian

nutrisi bayi. Kemudian memberi konseling kepada ibu mengenai tanda

bahaya bayi baru lahir normal.

Pada praktek di lapangan, penentuan rencana tindakan sudah sesuai

dengan teori yaitu memberikan asuahn kebidanan mengenai cara merawat

36
bayi baru lahir serta memberikan konseling mengenai tanda bahaya bayi baru

lahir.

F. PELAKSANAAN

Langkah pelaksanaan merupakan melaksanakan suatu tindakan sesuai

dengan rencana tindakan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan,

maka tindakan yang dilakukan pada kasus bayi baru lahir normal adalah

memberitahu ibu bahwa keadaan bayi sehat dan normal. Selanjutnya

memberikan Asuhan Kebidanan mengenai cara merawat bayi baru lahir

sehari-hari seperti menjaga rasa aman, nyaman, dan menjaga kehangatan

bayi, cara pemberian ASI sebaiknya tidak dijadwalkan dan memberikan ASI

sesering mungkin. Kemudian memberikan konseling mengenai tanda bahaya

bayi baru lahir seperti bayi tidak mau menyusu kemungkinan bayi mengalami

kelainan pada bibir dan langit-langit, bayi mengantuk dan tidak sadar

kemungkinan bayi mengalami infeksi atau gangguan sistem syaraf, bayi sulit

bernafas (>60x/menit) dan terjadi retraksi dinding dada, bayi merintih dan

kurang aktif, warna kulit bayi membiru atau sangat kuning dari muka sampai

seluruh tubuh, bayi muntah atau kembung kemungkinan saluran pencernaan

bagian atas buntu dan apabila bayi tidak mengeluarkan mekonium

kemungkinan saluran pencernaan bawah buntu (ada kelainan), dan tali pusat

berwarna kemerahan, berbau busuk terdapat nanah (pus) bahkan keluar darah.

Selanjutnya memberitahu ibu apabila bayi mengalami salah satu tanda bahaya

tersebut segera datang ke tenaga kesehatan agar bayi mendapat tindakan.

G. EVALUASI

37
Evaluasi merupakan langkah untuk menilai seberapa efektif asuhan

telah diberikan. Menurut Rukiah, dkk (2013) evaluasi merupakan langkah

untuk mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi

pemenuhan kebutuhan pada klien apakan benar-benar telah terpenuhi sesuai

dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan

masalah rencana tersebut.

Dalam kasus ini, ibu dapat bersikap kooperatif dengan asuhan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan bayinya.

Selain itu ibu memahami dan bersedia merawat bayinya sesuai dengan asuhan

yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan. Kemudian ibu akan datang ke

tenaga kesehatan apabila bayinya mengalami salah satu tanda bahaya bayi

baru lahir.

BAB V

38
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan kasus diatas, asuhan kebidanan yang diberikan pada Bayi

Baru Lahir Normal Ny.A umur 2jam bayi lahir normal, spontan langsung

menangis kuat, gerakan aktif, dan warna kulit kemerahan. ibu mengetahui

keadaan bayinya saat ini dan bersedia mengikuti anjuran unruk merawat

bayinya sehari-hari sesuai dengan asuhan yang sudah diberikan oleh tenaga

kesehatan. Kemudian ibu sudah mengerti tanda bahaya bayi baru lahir dan

bersedia kembali ke tenaga kesehatan apabila bayinya mengalami salah satu

tanda bahaya tersebut.

B. SARAN

1. Bagi Pasien

Diharapkan pasien dapat bersikap kooperatif agar asuhan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan dapat berjalan dengan lancar dan

dapat dipraktikkan oleh ibu sendiri di rumah

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan asuhan yang tepat

kepada pasien dengan menggabungkan pengetahuan, pengalaman dan

teori teori hasil penelitian yang dapayt dipertanggungjawabkan

kebenarannya. Diperlukan juga ketrampilan komunikasi yang baik

agar terjalin komunikasi yang baik dengan pasien.

3. Bagi Mahasiswa

39
Mahasiswa diharapkan mampu mengkaji ulang asuhan yang diberikan

di lahan praktik sehingga dapat dijadikan pembelajaran di dalam

institusi dan di lahan praktik selanjutnya.

40
DAFTAR PUSTAKA

Stright, B. R. (2005) Keperawatan ibu-bayi baru lahir. Jakarta: EGC.

BARBARA. 2005. PANDUAN Belajarkeperawatan Ibu Bayi Baru Lahir.

Jakarta: EGC.

Winknjsastro, Hanifa. (2005.Ilmu Kebidanan Ed 3. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka

Staf Pengajar IKA-FKUI, (1Ilmu Kesehatan Anak). Jakarta : EGC

Behrman, dkk.(2000). Ilmu kesehatan Anak Nelson Vol 3. Jakarta: EGC

41

Anda mungkin juga menyukai